Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Biaya jual suatu produk ditentukan dari perhitungan biaya pokok produksi. Jika perhitungan
pokok produksi tidak tepat maka akan mempengaruhi penentuan biaya jual produk yang tidak
tepat juga. Misalnya perhitungan biaya pokok produksi yang tinggi akan menghasilkan
penentuan biaya jual yang terlalu tinggi pula. Akibatnya suatu produk tidak mampu bersaing di
pasar. Begitu juga sebaliknya, dari perhitungan biaya pokok produksi rendah akan menghasilkan
penentuan biaya jual yang rendah pula, hal ini mengakibatkan perusahaan tidak mampu
mencapai laba yang maksimal walaupun biaya jual dapat bersaing di pasar. Dengan demikian
perhitungan biaya pokok produksi suatu produk menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk
menentukan biaya jual dari produk yang dihasilkan. Jika terdapat kesalahan dalam
memperhitungkan biaya pokok produksi akan membawa pengaruh yang besar untuk penentuan
biaya jual. Selama ini PR. “Rafindo Jaya” yang bergerak di bidang industri rokok, dengan
produksinya yang bermerk Rave Star, melakukan penentuan biaya pokok produksi 3 bulan
sebelum mulai melakukan produksi dengan menggunakan metode biaya pokok pesanan. Metode
tersebut digunakan dengan alasan disesuaikan dengan sistem penerimaan bahan baku yang masih
diperoleh dengan cara pemesanan, yaitu memesan bahan baku tembakau dan cengkeh pada
perusahaan rekanan karena perusahaan ini belum mampu untuk memproduksi bahan baku
sendiri, misalnya dari perkebunan milik perusahaan. Penentuan biaya pokok produksi tersebut
menghasilkan ketentuan biaya pokok produksi rokok yang dihasilkan sebesar Rp. 100 per
batang. Hal ini akan mengakibatkan perhitungan biaya pokok produksi yang kurang akurat
karena penentuan biaya pokok produksi tersebut merupakan biaya pokok produksi yang bersifat
prediksi (perkiraan). Dan perkiraan tersebut bisa saja terlalu tinggi sehingga membawa dampak
pada biaya jual yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Begitu juga sebaliknya
dengan penentuan biaya-biaya produksi yang rendah akan membawa pengaruh pada biaya jual
yang rendah, karena biaya pokok tersebut ditentukan dengan menyesuaikan biaya perolehan
bahan baku yang berbeda pada setiap periode produksi. Tetapi setelah melakukan produksi biaya
produksi mengalami kenaikan, akibat melonjaknya biaya tembakau atau cengkeh sehingga
perusahaan akan mengalami kerugian. Selain itu perusahaan harus memperhatikan perhitungan
biaya yang terjadi dari tiap departemen dalam memproduksi suatu produk apabila dalam satu
departemen menghasilkan produk yang rusak. Dengan adanya perhitungan biaya pada produk
rusak dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup perusahaan. Dalam hal ini sesuai dengan kebijakan yang diambil
manajemen untuk mendapatkan laba sebesar 75% dari biaya pokok per produk. Kelemahan dari
penggunaan metode biaya pokok pesanan yang diterapkan PR. “Rafindo Jaya” adalah walaupun
perolehan bahan baku berdasarkan pesanan, tetapi proses pengolahan produk dan produk yang
dihasilkan tidak sesuai (terpengaruh) dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan dan
produksi tidak ditujukan untuk memenuhi pesanan. Sehingga perhitungan dan perlakuan
terhadap biaya-biaya yang melekat pada produk tidak tersaji secara lebih detail. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka digunakan metode rata-rata tertimbang (weighted average cost
method) sebagai alat penghitung biaya pokok produksi yang digunakan untuk menentukan biaya
jual produk, karena metode biaya pesanan yang selama ini digunakan dirasa kurang sesuai
dengan karakteristik perusahaan dan kurang aktual terutama apabila terjadi fluktuasi biaya
perolehan bahan baku yang sering terjadi dan cenderung selalu berubah pada saat PR. “Rafindo
Jaya” melakukan pembelian bahan baku. Disamping itu disesuaikan dengan jenis perusahaan PR.
“Rafindo Jaya” yang merupakan jenis perusahaan manufaktur yang berproduksi masa yang
berkesinambungan dan bukan berproduksi berdasarkan pesanan.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana melakukan perhitungan biaya pokok produksi dengan menggunakan metode rata rata
tertimbang (weight average cost method) untuk menentukan biaya jual produk?

C. TUJUAN
Untuk menentukan dan menganalisis biaya pokok produksi dengan menggunakan metode biaya
pokok proses rata rata tertimbang (weight average cost method) untuk menentukan biaya jual
produk pada PR.Rafindo Jaya
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN BIAYA POKOK
Produksi Biaya Pokok Produksi menurut Bustami, Bastian (2007): “Beban Pokok Produksi
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang dimuai dari
bahan baku, bahan baku tambahan, yang diproses sampai menjadi barang jadi.” Adapun
pengertian dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik sebagai berikut :

1. Biaya bahan baku langsung (Direct Materials) Yaitu semua biaya bahan baku yang
membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam
kalkulasi biaya produk.
2. Biaya tenaga kerja (Direct Labor) Yaitu karyawan atau karyawati yang dikerahkan untuk
mengubah bahan langsung menjadi barang jadi.
3. Biaya overhead pabrik (Factory Overhead) Yaitu disebut overhead pabrik atau “beban”
pabrik dapat didefinisikan sebagai biaya dari bahan tidak langsung, pekerja tidak
langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke
produk tertentu.
Manfaat Informasi Biaya Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2002 : 71) informasi biaya pokok
produksi sangat bermanfaat bagi manajemen dalam :
1. Menentukan biaya jual produk Perusahaan yang berproduksi massa memperoses
produknua untuk memenuhi persediaan di gudang.
2. Memantau realisasi biaya Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah
diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan didalam pelaksanaan rencana produksi tersebut.
3. Menghitung laba/rugi bruto periode tertentu Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi
dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau
mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah
dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu.
4. Menentukan biaya pokok produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam
neraca. Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan
periodic, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi
laba
Metode Pengumpulan Biaya Pokok
Menurut Nafarin (2004 :17) secara extrim pola pengumpulan beban pokok dapat di kelompokkan
menjadi 2, yaitu: 1. Metode Beban Pokok Pesanan. Metode ini digunakan untuk perusahaan yang
berproduksi atas dasar pesanan, bentuk dan kualitas produk yang dibuat sesuai dengan keinginan
pemesan. 2. Metode Beban Pokok Proses. Metode ini digunakan untuk perusahaan yang
berproduksi terus menerus dan secara massal. Produk yang dihasilkan merupakan produk
standart, artinya bentuk dan kualitas produk sudah ditentukan perusahaan.
Tabel 1
Perbedaan Metode Beban Pokok Pesanan Dengan Metode Beban Pokok Proses
Perbedaan
Metode beban pokok pesanan Metode beban pokok proses
Untuk menghitung beban pokok Untuk menghitung beban pokok suatu atau
produk/pekerjaan yang berbeda-beda beberapa produk yang sama secara terus
menerus untuk jangka waktu lama
Biaya dikumpulkan per pesanan Biaya dikumpulkan per departemen

Menggunakan kartu biaya per pesanan Menggunakan laporan biaya departemen


sebagai dasar untuk menghitung beban sebagai dasar untuk menghitung beban
pokok pesanan pokok per unit

Metode Biaya Pokok Proses

Menurut Horngren (2000 : 110) “Metode Biaya Pokok Proses adalah suatu metode untuk
membebankan biaya ke produk sejenis yang diproduksi secara masa dan berkesinambungan
melalui serangkaian langkah produksi yang disebut proses.”

Produksi Unit Ekuvalen

Horngren (2008) menjelaskan bahwa output unit ekuivalen adalah unit telah terselesaikan yang
dapat diproduksi dengan jumlah usaha manufaktur yanbg telah dilakukan dalam periode acuan.
Penentuan unit ekuivalen untuk unit yang ditransfer keluar merupakan hal yang mudah : suatu
unit tidak akan ditransfer keluar kecuali jika telah selesai.

Metode Penentuan Biaya Pokok

Berdasarkan Henry (1999 : 123) “ Dalam suatu department produksi, produk yang belum selesai
di proses pada akhir periode menjadi persediaan produk dalam proses awal periode berikutnya”.
Produk dalam proses awal periode ini membawa biaya pokok poduksi pesatuan yang berasal dari
periode sebelumny yang kemungkinan akan berbeda dengan biaya pokok produksi persatuan
yang di keluarkan oleh department produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang. Adanya
berbagai anggapan ini menimbulkan berbagai metodse penentuan biaya pokok bahan baku yang
di pakai yaitu : 1. Metode biaya pokok masuk pertama, keluar pertama (first in first out cost
method) 2. Metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method) Metode Biaya Pokok
Rata-Rata Tertimbang (Weighted average cost method) Berdasarkan Mulyadi (1999 : 110)
dalam metode ini, biaya pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya
produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian di bagi dengan unit ekuivalensi produk untuk
mendapatkan biaya pokok ratarata tertimbang.
Laporan Biaya Produksi

Dalam kalkulasi biaya pokok proses, semua biaya yang dibebankan ke sebuah departemen akan
diiktisarkan dalam laporan biaya produksi untuk departemen tersebut. Menurut Adolph Mats
(1997 : 79) laporan biaya produksi untuk sebuah departemen akan memperlihatkan : 1. Biaya
total dan biaya per unit yang ditransfer dari departemen sebelumnya. 2. Biaya bahan baku,
tenaga kerja, dan overhead pabrik yang ditambahkan di departemen tersebut. 3. Biaya per unit
yang ditambahkan di departemen tersebut. 4. Biaya total dan biaya per unit yang diakumulasikan
pada akhir operasi departemen tersebut. Dengan perbedaan pendekatan tersebut, maka penyajian
laporan laba rugi menurut kedua metode berbeda. Metode Harga Pokok Penuh, laporan laba rugi
disajikan berdasar fungsi,sedangkan laporan laba rugi menurut metode Variable Costing
disajikan berdasar tingkah laku.

Penentuan Biaya Jual

Dengan demikian dalam penetapan biaya jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah
satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lainnya. Selain itu taksiran biaya operasi
produksi per unit dapat dijadikan sebagai salah satu dasar penentuan biaya jual produk yang akan
dibebankan kepada konsumen.

Definisi Operasi Variabel

Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian, maka variabelvariabel yang digunakan oleh
peneliti adalah:

1. Variable Independen : variable yang dapat berdiri sendiri, dalam penelitian ini yang
berperan sebagai variable independen adalah perhitungan biaya pokok produksi. Biaya
produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang
siap untuk dijual, yang termasuk komponen biaya produksi adalah :
a. Biaya bahan baku langsung
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya overhead pabrik
2. Variable Dependen : variable yang nilainya bergantung pada variable independen, dalam
penilitian ini yang menjadi variable dependen adalah rata – rata tertimbang. Metode
perhitungan rata rata tertimbang memperlakukan biaya awal persediaan dan output
ekuivalen yang mengikutinya, sebagai milik periode waktu berjalan. Hal ini dilakukan
dengan menambahkan biaya produksi yang muncul selama periode berjalan. Total biaya
diperlakukan sebagai total biaya produksi periode berjalan. Begitu juga persediaan awal
dan output periode berjalan, digabungkan dengan perhitungan unit ekuivalen.
Populasi Penelitian Dan Sampel
a. Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang dipergunakan adalah metode rata-rata tertimbang (weighted
average cost method) dalam menghitung biaya pokok produksi.
b. Sampel
Sampel data pada penelitian tahun 2013. data pendukungnya adalah biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah peneitian yang menjelaskan atau menggambarkan aspek aspek yang relevan dengan
fenomena atau populasi tertentu yang ada dalam bentuk studi kasus. Penelitian ini difokuskan
pada perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode rata rata terimbnang(weigth
average cost method) untuk menerangkan biaya jual produk. Dalam metode ini mengolah dan
melaporkan data yang diperoleh dari lapangan dengan apa adanya sesuai dengan data asli yang
diperoleh dari tempat penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002:23)

Metode Pengumpulan Data

1. Tekhnik Pengumpulan Data


a. Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari atau menggunakan
catatan-catatan yang berkaitan dengan data-data masa lalu untuk meneliti masalah
yang ada, misalnya gambaran umum dari perusahaan, data produksi, data penjualan
dan lain-lain
b. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan melalui wawancara dan Tanya
jawab langsung kepada pihak yang berkepentingan untuk memperoleh obyek yang
diteliti.
c. Observasi Yaitu pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap
obyek yang diteliti atau yang berkaitan langsung dengan biaya produksi.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data eksternal, yaitu data yang berupa catatan,
dokumen, arsip, laporan keuangan perusahaan yang diteliti yang diperoleh di PR.
“Rafindo Jaya”.
3. Jenis data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif
melalui perantara orang atau sumber lain yang diperoleh dari PR. Rafindo Jaya. Dalam hal
ini biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik

Anda mungkin juga menyukai