Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PRICING DECISION, ANALISIS FIVE’S PORTER, DAN BALANCED

SCORECARD STUDI KASUS PADA PT. KFC

PAPER AKUNTANSI MANAJEMEN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dosen Akutansi Manajemen

pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Padjajaran

Disusun oleh:

Dhila Gania Raras – 120110170099


Feby Nuraeni – 120110170082
Fuji Lestari Juliadareka – 120110170005
Hesni Salwari – 120110170006
Rizkiyati Wahyuni Rumata – 120110170113

UNIVERSITAS PADJAJARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BANDUNG

2019
Profile Perusahaan
KFC

PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh
Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk
Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di
Jalan Melawai, Jakarta, dan sukses outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet
selanjutnya di Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia
antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado. Keberhasilan yang
terus diraih dalam pengembangan merek menjadikan KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji yang
dikenal luas dan dominan di Indonesia.

Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan pengembangan
Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta
sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya. Kepemilikan saham mayoritas pada
saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group,
dan 35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20,4%)
didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.

Salah satu menu dari KFC


Profile Perusahaan Kompetitor

McD

McDonald's Corporation NYSE: MCD (di Indonesia terkenal dengan sebutan McD, dibaca Mekdi)
adalah waralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia. Hidangan utama di restoran-restoran
McDonald's adalah hamburger, namun mereka juga menyajikan minuman ringan, kentang goreng
dan hidangan-hidangan lokal yang disesuaikan dengan tempat restoran itu berada. Lambang
McDonald's adalah dua busur berwarna kuning yang biasanya dipajang di luar rumah-rumah
makan mereka dan dapat segera dikenali oleh masyarakat luas.

Restoran McDonald's pertama didirikan pada tahun 1940 oleh dua bersaudara Dick dan Mac
McDonald, namun kemudian dibelinya oleh Ray Kroc dan diperluas ke seluruh dunia.

Sampai pada tahun 2004, McDonald's memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan
jumlah pengunjung rata-rata 50.000.000 orang dan pengunjung per hari dan rumah makan 1.700
orang.

Restoran McDonald's pertama di Indonesia terletak di Sarinah, Jakarta dan dibuka pada 23
Februari 1991. Berbeda dari kebanyakan restoran McDonald's di luar negeri, McDonald's juga
menjual ayam goreng dan nasi di restoran-restorannya di Indonesia.

Pada 1 Oktober 2009 McDonald's berubah menjadi Tony Jack's Indonesia tetapi tidak seluruh gerai
McDonald's. Terdapat 13 gerai McDonald’s milik Bambang Rachmadi yang berubah antara lain
berlokasi di Sarinah (Thamrin), Melawai Plaza, Blok M Plaza, Arion, Kelapa Gading, Sunter,
Bandung Indah Plaza, Plaza Surabaya, Bandara Soekarno-Hatta, ITC Mangga Dua, Citra Land,
Gajah Mada Plaza, dan Kebon Jeruk. Sayang, keberadaan Tony Jack's Indonesia tidak berlangsung
lama. Beberapa bulan kemudian, Tony Jack's Indonesia bangkrut dan diambil alih kembali oleh
McDonald's.
McDonald's menawarkan menu yang berbeda-beda di berbagai negara. Di Norwegia terdapat
McLaks, yaitu sandwich salmon, di India terdapat Maharaja Macs dengan daging kambing dan
McAloo Tikki burger untuk umat Hindu vegetarian.

Bisnis perusahaan ini dimulai pada tahun 1940 dengan dibukanya sebuah restoran oleh Dick dan
Mac McDonald, di San Bernardino, California. Mereka memperkenalkan "Speedee Service
System" pada tahun 1948, yang kemudian menjadi pinsip dasar restoran siap-saji modern. Maskot
awal McDonald's yang bernama Speede, adalah seorang pria dengan kepala berbentuk hamburger
yang menggunakan topi koki. Speede kemudian digantikan oleh Ronald McDonald pada tahun
1963.

McDonald's saat ini tidak menjadikan tahun 1940 sebagai tahun kelahiran restoran McDonald's.
Mereka memilih 15 April 1955, ketika Ray Kroc membeli lisensi waralaba McDonald's dari Dick
dan Mac di Des Plaines, Illinois, sebagai hari kelahirannya. Kroc kemudian membeli saham dari
McDonald's bersaudara dan memimpin perusahaan ini melakukan ekspansi ke seluruh dunia.
Saham McDonald's mulai dijual kepada publik tahun 1965.

Sifat agresif yang dimiliki Kroc bertentangan dengan keinginan McDonald bersaudara. Kroc dan
McDonald bersaudara bertikai untuk mengontrol bisnis ini, namun akhirnya McDonald
bersaudaralah yang pergi meninggalkan perusahaan. Pertikaian ini didokumentasikan baik dalam
otobiografi Kroc maupun otobiografi McDonald bersaudara. Situs di mana McDonald bersaudara
pertama kali mendirikan restoran kini dijadikan monumen.

Dengan ekspansi agresifnya ke seluruh penjuru dunia, McDonald's dijadikan sebagai simbol
globalisasi dan penyebar gaya hidup orang Amerika.

Salah satu menu McD

PANAS 1
A. Analisis Strategi Bisnis

Strategi bisnis unggulan KFC yang secara konsisten terus menerus dilakukan dan dikembangkan
untuk menghadapi persaingan bisnis waralaba yang semakin ketat.

1. Keunikan Produk: Resep Rahasia Ayam Goreng Sanders

KFC yang dijuluki Colonel Sanders tadinya baru memulai usaha penjualan ayam gorengnya di
pompa bensin, namun kemudian kelezatan ayamnya menyebar dari mulut ke mulut karena resep
ayam gorengnya yang terdiri dari 11 macam bumbu. Ini merupakan salah satu langkah yang
paling sering disarankan dalam strategi bisnis yaitu menonjolkan keunikan produk yang tak
dimiliki produk serupa.

Bahkan, hingga kini, resep rahasia ayam goreng KFC dijaga dengan ketat hingga sampai
disediakan tempat penyimpanan khusus untuk catatannya. Menjaga keunikan rasa menu serta
konsistensinya selama bertahun-tahun akan membentuk jaringan pelanggan baru sambil terus
merangkul pelanggan setia.

2. Pemilihan Strategi Harga Produk

Salah satu keunikan KFC adalah di tiap lokasi restorannya selalu ada paket makanan atau menu
murah, misalnya paket nasi dan lauk yang hanya sekian ribu rupiah, menu super murah dan
sebagainya. Paket harga istimewa ini ada yang dijadikan paket tetap dan ada yang dirotasi aatu
terus dimodifikasi. Dengan demikian, setiap pembeli akan selalu memiliki alternatif menu murah
setiap kali makan.

3. Lokasi yang Tepat

Setiap lokasi waralaba KFC selalu dipilih sedemikian rupa sehingga bisa dengan mudah
dijangkau masyarakat, terlihat dengan jelas dari tempat-tempat umum dan dapat diakses siapa
saja. Lokasi yang tepat akan selalu menentukan kesuksesan sebuah bisnis, terutama bisnis yang
memiliki tingkat persaingan tinggi seperti bisnis penjualan makanan.

4. Memiliki Diversifikasi Produk

Diversifikasi atau keberagaman produk mutlak dimiliki agar suatu bisnis makanan tidak
menjemukan sekaligus dapat menjangkau berbagai lapisan konsumen. Misalnya, KFC tidak
hanya menjual ayam goreng, namun juga produk sampingan yang cocok dengan hidangan ayam
seperti kentang goreng, nasi, sup dan perkedel. KFC juga bahkan menambahkan produk variasi
yang tidak melenceng dari menu utamanya, misalnya spaghetti, hamburger dan roti isi yang tetap
menggunakan potongan ayam KFC.

Diversifikasi produk ini bisa terlihat dari cabang KFC di negara lain. Di India yang banyak
komunitas vegetariannya, KFC membuat produk roti isi vegetarian. Di negara Timur Tengah,
ada falafel isi ayam. Jadi, variasi produk disesuaikan dengan konsumennya. Yang tak kalah
pentingnya, strategi bisnis KFC tidak mengandalkan saling jegal. KFC bahkan tak ragu
mengeluarkan modal untuk bermitra dengan pebisnis dan usaha lain, misalnya dengan Pepsi, 7-
Up, Mirinda dan Milo agar bisa memperluas jangkauan pemasaran sekaligus mendapat
keuntungan ekstra.

B. Analisis Marketing

Dalam meningkatkan sales perusahaan , KFC melirik dunia music Indonesia sebagai salah satu
sarana promosi Franchise KFC. Langkah ini menarik minat para remaja dan anak muda yang
mengidolakan salah satu penyanyi ataupun band favoritnya yang bekerja sama.

Program KFC Music Factory ini mendapat sambutan baik dsri YUM! Brand International yang
berpusat diDallas pada tahun 2008.

C. Porter’s Five Forces Analysis & Business Strategy dari KFC

a. Bargaining Power of Supplier (Low-Moderate)

Kfc merupakan sebuah restoran fast food yang sebagian besar menjual ayam goreng. Menurut
kami Kfc termasuk kedalam bergain low karena yang memproduksi dan menjual ayam goreng
banyak sehingga kekuatan supliernya low, sehingga supplier atau kfc tidak bisa memainkan
harga karena banyak saingan yang menjual ayam goreng, sehingga pembeli bisa memilih dimana
ia akan membeli ayam goreng yang murah dan enak.
b. Bargaining Power of Buyer (High)

Menurut kami Kfc masuk kedalam bargaining high, karena restoran fast food yang menyediakan
ayam goreng di Indonesia tidak hanya kfc saja tetapi ada banyak restoran fast food yang
menyediakan ayam goreng diantanya yaitu McD, Richeese Factory, Quick Chicken, De’Chick
Fried Chicken, dan lain – lain. Sehingga pembeli bisa saja pindah ke restoran lain yang harganya
lebih murah dan rasanya yang enak.

c. Threat of Subtitutes (High)

Menurut kami ancaman akan barang subtitusi tinggi. Karena jika seorang customer ingin
memakan daging ayam maka seorang customer tidak akan selalu ingin makan daging ayam Kfc,
bisa saja customer ingin memakan ayam geprek ataupun ayam penyet yang sekarang sedang
banyak diminati oleh masyarakat.

d. Threat of New Entrants (Low-Moderate)

Meskipun pasar rantai makanan cepat saji sulit ditembus karena banyak pesaing. Merek lain dari
ayam goreng telah menjadi populer karena menawarkan menu yang baru dan menu tersebut telah
menarik banyak klien. Namun, Kfc memiliki keuntungan mempunyai nama yang sudah dikenal
banyak orang sehingga terkenal dan sangat populer dalam usaha di dalam negeri maupun luar
negeri. Sehingga lebih mudah bagi klien untuk memilih kfc dibandingkan dengan restoran cepat
saji baru lainnya.

e. Competitive Rivalry Among The Firms (High)

Kfc memiliki pesaing yang besar yaitu McD. Mereka saling berkompetisi menawarkan ayam
goreng yang menarik dan enak untuk dinikmati oleh pelanggan. Untuk setiap menunya mereka
menawarkan menu yang hemat, Kfc dengan menu hemat “Super Besar 1”, sedangkan McD
dengan menu hemat “PANAS 1”.

D. Analisis SWOT

1. Kekuatan
• Sebagai pelopor penyedia makanan cepat saji.
• Memiliki cabang di seluruh Indonesia,sehingga daerah pemasarannya cukup luas.
• Memiliki manajemen produksi yang cukup baik.
• Memiliki brand resmi yang terkenal di seluruh dunia.
• Pelayanan yang cepat dan ramah.
• Disukai oleh banyak kalangan masyarakat.
• Rasa yang khas dan lezat.
• Dibuat dari ayam kualitas terbaik.

2. Kelemahan
• Harga yang kurang terjangkau bagi kalangan masyarakat bawah.
• Kurang memperhatikan nilai gizi.

3. Peluang
• Mengembangkan jenis varian yang lain,antara lain dalam bentuk penyajian dan rasa yang
baru.
• Bisa dijadikan bisnis waralaba yang bisa menjadi pemasukan dari menjual brand dan
sistem manajemennya.

4. Ancaman
• Banyak pesaing lain yang menciptakan jenis makanan cepat saji lain seperti
burger,pizza,dll.
• Kelangkaan bahan baku ayam berkualitas.
• Masyarakat merasa takut mengkonsumsi ayam akibat merebaknya virus flu burung.
• Banyak masyarakat yang beralih ke jenis makanan yang lebih sehat dan mulai
meninggalkan mengkonsumsi “junk food”.
• Pedagang kaki lima yang menjual fried chicken dengan harga yang lebih terjangkau.
• Banyak bermunculan produk tepung bumbu ayam goreng yang memungkinkan
masayarakat lebih suka membuat fried chicken sendiri daripada membeli.
E. Bsc Financial

1. Return on sales (ROS)

OI / Revenue

Rp 154.966.340 / Rp 5.302.683.924

= 2,92 %

2. Return on investment

*gross profit margin approach

OI / Investment

Rp 154.966.340 / Rp 2.749.422.391

= 5, 6%

3. Residual Income

Asumsi=

Cost of debt 5%

Cost of equity 8%

% Investment LTD = LTD / TA = Rp 791.842.877 / Rp 2.749.422.391 = 28,8%

% Investment equity = Equity / TA = Rp 1.293.570.812 / Rp 2.749.422.391= 47%

ROR = ( % Investment LTD X Cost of debt) + ( % Investment equity X % Cost of equity)

= ( 28,8% X 5%) + ( 47% X 8% )

= 5,2%
OI - ( ROR X Investment )

Rp 154.966.340 - ( 5,2% X Rp 2.749.422.391 )

= Rp 11.996.375,67

4. Economic Value Added

Asumsi:

WACC 20%

=After tax OI - (WACC X ( TA - CL )

=Rp 120.238.289 - ( 20% X ( Rp 2.749.422.391 - Rp 664.008.702)

=-Rp 296.844.448,8

F. Non Financial BSC

Strategy Map KFC


KFC Balance Score Card

Strategic Target Actual


Measures Initiatives
Objectives Performance Performance

Financial Perspective

Mengendalikan
biaya agar
Meningkatkan Operating
efisien dan
Operating Income pada Rp150.000.000 Rp154.966.340
mengendalikan
Income produk
kapasitas yang
tidak digunakan

Meningkatkan Earnings per Meningkatkan Rp80 per lembar Rp84 per lembar
nilai shareholder Share laba bersih saham saham

Customer perspective

80% dari jumlah 85% dari jumlah


Rating
Kepuasan Melakukan pelanggan yang pelanggan yang
kepuasan
pelanggan market research ada memberikan ada memberikan
pelanggan
rating 3☺ rating 3☺

Persentase dari
Mendapatkan Melakukan iklan 10% dari jumlah 15% dari jumlah
jumlah
pelanggan yang dan program pelanggan yang pelanggan yang
pelanggan
baru promosi ada ada
yang baru

Internal Business Process Perspective

Menjaga rasa
Meningkatkan Persentase dari
yang enak 10% 8%
kualitas produk produk sisa
terhadap produk
Mengidentifikasi
Menambah Jumlah dari
kebutuhan 2-3 menu baru 2-3 menu baru
menu baru menu baru
pelanggan

Mengurangi Memperbaharui
Waktu
waktu proses
pengiriman 30 menit 20 menit
pengiriman pemesanan
pesanan
pesan antar pesan antar

Persentase
Pengiriman yang pengiriman Selektif dalam
tepat waktu oleh yang tepat memilih 80% 85%
suppliers waktu oleh suppliers
suppliers

Learning and Growth Perspective

Persentase dari
Meningkatkan Melakukan 85% pegawai 90% pegawai
pegawai yang
skill pegawai training pegawai berpartisipasi berpartisipas
di-training

Meningkatkan Persentase Meng-update


kapabilitas prose terhadap proses sistem 70% 75%
sistem informasi feedback informasi

Anda mungkin juga menyukai