Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkah dan inayahnya
penulis masih dapat diberikan kesehatan dan yang berlimpah. Salawat serta salam penulis
hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah yang membawa kita
dari zaman kebodohan ke zaman yang berpendidikan seperti saat ini.

Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih atas partisipasi, kerjasama, dan usaha
teman-teman dalam membantu penulis untuk menyusun makalah ini. Penulis berharap
masukan dan kritikan bagi pembaca.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca khususnya
mahasiswa yang mengambil mata kuliah Penganggaran Bisnis. Serta bisa menjadi bahan
referensi untuk penelitian ataupun publikasi. Karena penulis sadar bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.

Tanjungpinang, 22 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................................3

2.1. Manfaat Anggaran Piutang......................................................................................3

2.2. Beban yang Timbul Akibat Memberikan Kredit......................................................5

2.3. Kebijaksanaan Piutang.............................................................................................8

2.4. Ilustrasi Kasus Keputusan Tentang Piutang...........................................................12

2.5. Pengaruh Penjualan Kredit Terhadap Arus Kas.....................................................21

BAB III.....................................................................................................................................23

PENUTUP............................................................................................................................23

Kesimpulan.......................................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebuah perusahaan yang besar pasti selalu melakukan transaksi penjualan kredit.

Penjualan kredit yang menimpulkan akun piutang menjadi keharusan sebagai bentuk strategi

dalam persaingan dunia bisnis dan memaksa perusahaan untuk tidak hanya sekedar bersaing

namun juga tetap harus mengelolanya dengan baik. dalam memberikan atau menjual barang

secara angsuran sangat rentan terjadinya ketertundaan ataupun keterlambatan pembayaran

oleh debitur sehingga perusahaan pemberi perlu adanya beberapa kebijakan yang harus

dilakukan berupa standar kredit dengan menganalisis kredit agar dapat diketahui kemampuan

nasabah dalam membayar utang, persyaratan penjualan kredit, kebijakan dalam pengumpulan

piutang, serta menilai kinerja oleh manajemen dari sisi piutangnya. Meski demikian piutang

tetap mempunyai dampak yang merugikan dalam kejadian tersebut. Piutang dagang memiliki

berbagai jenis beban dan biaya yang timbul akibat menjual produk secara kredit,diantaranya

yaitu : 1) Biaya modal, 2) Biaya administrasi piutang, seperti biaya penagihan piutang dan

biaya organisasi perunit kerja yang deserahi tugas mengelola piutang, dan 3) Piutang

mungkin tidak seluruhnya dapat ditagih karena adanya resiko debitor tidak bertanggung

jawab (melarikan diri) atau bangkrut.

Anggaran Piutang adalah anggaran yang dibuat dengan rinci terkait dengan rencana

jumlah piutang selama periode akuntansi yang mengalami perubahan sebagai akibat dari

faktor-faktor tertentu.Anggaran jenis ini menunjukan besarnya piutang dari transaksi-

transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan. Fungsi anggaran piutang juga

menerangkan mengenai jumlah piutang yang tertagih dari waktu ke waktu, serta menunjukan

pula sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

makalah ini adalah :

1. Bagaimana solusi dari permasalahan yang timbul dari akibat adanya

transaksi penjualan kredit?

2. Bagaimana dampak anggaran piutang terhadap piutang perusahaan?

3. Bagaimana pengaruh piutang terhadap arus kas?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Memaparkan definisi piutang dan anggaran piutang.

2. Menjelaskan manfaat anggaran piutang serta metode yang digunakan

untuk mengetahui jumlah beban piutang.

3. Menyampaikan kebijaksanaan dalam menerapkan transaksi piutang.

4. Memberikan ilustrasi kasus keputusan tentang piutang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Manfaat Anggaran Piutang

Sebelum mengetahui apa saja manfaat dari pengggaran piutang ada baiknya

mengetahui terlebih dahulu apa itu penganggaran piutang. Penganggara piutang adalah

anggaran yang dibuat untuk merencanakan jumlah piutang perusahaan secara rinci dan

perubahan-perubahan dari waktu ke waktu selama periode akuntansi yang akan datang.

Piutang sendiri merupakan salah satu aset lancar yang timbul akibat adanya penjualan kredit.

Biasanya perusahaan yang menerapkan sistem penjualan kredit ingin meningkatkan

penjualannya sehingga nantinya keuntungan atau laba pun akan meningkat.

Namun, piutang juga memiliki dampak lain bagi perusahaan yakni timbul biaya

modal, biaya administrasi utang, dan akan lebih parah sampai adanya piutang tak tertagih

(bad debt). Agar terjadi hal yang tidak diinginkan, sebaiknya perusahaan mengelola

piutangnya dengan baik. Salah satu caranya adalah membuat anggaran piutang.

Manfaat anggaran piutang bisa dilihat dari dua sisi, yaitu secara umum dan secara

khusus. Secara umum anggaran piutang mempunyai 3 kegunaan pokok yaitu :

1. Sebagai pedoman kerja

Sebagai dasar penyusunan anggaran piutang untuk tahun yang akan datang karena telah

diketahui jumlah tingkat penerimaan pelunasan piutang bulan- bulan sebelumnya.

2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja

Sebagi alat untuk mengendalikan jumlah piutang dalam jangka waktu tagihan supaya tidak

terjadi keterlambatan pembayaran kredit penjualan.\

3
3. Sebagai alat pengawas kerja
Untuk menilai kinerja perusahaan dalam mengelola perputaran piutang yang nantinya

akan berakibat pada jumlah kas yang ada diperusahaan.

Sedangkan secara khusus tujuan dari Anggaran Piutang adalah sebagai dasar

penyusunan Anggaran Kas, karena piutang yang tertagih akan berakibat penambahan

terhadap kas. Setelah melihat manfaat anggaran secara umum dan khusus maka manfaat

yang dirasakan perusahaan setelahnya adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan omzet penjualan

Jadi dengan adanya penganggaran piutang pada sebuah perusahaan, maka dengan itu

omzet penjualan akan bertambah sehingga keuntungan juga dapat ditingkatkan.

Sebagai contoh apabila kita memberi piutang pada perusahaan yang menjadi

customer, maka client kita tersebut akan rajin membeli produk-produk yang kita jual,

secara tidak langsung perusahaan lain yang belum menjadi pelanggan tetap kita juga

akan membeli produk yang kita hasilkan. Nah dengan demikian omzet penjualan kita

akan bertambah dan tentunya dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

2. Penambahan keuntungan pada perusahaan

Pada jenis usaha tertentu, contohnya dalam pembelian obligasi. kredit jangka panjang

dapat menciptakan keuntungan tambahan tertentu bagi perusahaan.

3. Mempererat hubungan dagang antara perusahaan dan relasinya.

Dalam hal ini, apabila perusahaan melakukan penganggaran piutang terlebuh dahulu,

atau telah mempersiapkan berapa ambang batas maksimal seorang customer

berhutang, maka dengan ini akan memberikan dampak baik bagi perusahaan yakni

mempererat relasi antar keduanya.

Setelah manfaat diatas Dengan anggaran piutang dapat ditunjukkan hal-hal berikut ini :
4
1. Menunjukkan besarnya putang yang terjadi dari waktu ke waktu.

Nah dengan adanya anggaran piutang maka akan memudahkan untuk

perusahaan dan perusahaan customer mengetahui berapa besarnya piutang yang

terjadi dari waktu ke waktu.

2. Menunjukkan jumlah piutang yang tertagih dari waktu ke waktu.

Setelah mengetahui berapa besaran piutang yang terjadi pada suatu waktu

pembelian, maka selanjutnya adalah untuk melihat berapa jumlah piutang yang

tertagih pada suatu waktu. Dengan adanya anggran piutang ini maka akan

mempermudah untuk menghitungnya.

3. Menunjukkan sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu selama periode

yang akan datang

Ketika sudah mengetahui berapa jumlah piutang yang tertagih maka akan

gampang untuk nmelihat berapa saldo piutang belum tertagih untuk dimasa yang akan

datang.

Dengan demikian anggaran piutang ini mempunyai manfaat mempermudah dalam

peyampaian informasi besaran piutang, berapa jumlah piutang yang tertagih lalu berapa

jumlah piutang yang belum tertagih pada suatu periode tertentu.

2.2. Beban yang Timbul Akibat Memberikan Kredit

Penjualan sebetulnya akan lebih suka melakukan transaksi dagang secara tunai karena

uang hasil penjualan dapat segera di terima dan diputarkan kembali. Tetapi adanya persaingan

usaha memaksa perusahaan memberikan berbagai macam kemudahan kepada pembeli seperti

penjualan dengan kredit dengan maksud untuk menarik semakin banyak nasabahnya untuk
5
membeli produk perusahan tersebut. Kebijakan penjulan kredit yang akan menimbulkan

piutang sebenamya akan menimbulkan biaya bagi perusahaan, seperti biaya administrasi

piutang, biaya penagihan dan biaya piutang yang mungkin tidak tertagih.

Biaya Administrasi

Biaya atas transaksi administrasi seperti Biaya yang dikenakan kepada Debitur yang

melakukan pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo sesuai dengan yang ditentukan, Biaya

keterlambatan (Denda) yang dibebankan kepada debitur yang terlambat membayar angsuran

atau lebih dari tanggal jatuh tempo.

Biaya Pengumpulan Piutang

Biaya yang dikeluarkan perusahaan atas usaha yang dilakukan untuk mengumpulkan

atau menagih piutang dari penjualan kredit yang diberikannya dalam waktu yang singkat

(Syahyunan, 2005 : 66) Teknik penagihan piutang yang biasanya dilakukan oleh perusahaan

apabila pelanggan belum membayar sampai waktu yang telah di tentukan salah satu nya ialah

kunjungan personal kepada Pelanggan.

Biaya Piutang Tidak Tertagih

Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Pada

kenyataannya, perusahaan pasti memiliki beberapa pelanggan yang tidak sanggup membayar

atau akan melunasi hutang mereka. Rekening pelangggan seperti itu umumnya disebut

piutang tidak tertagih. Piutang Tak Tertagih (Bad Debt) Menurut Warren,Reeve, dan Fees

(2005 : 395) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan

pengertian dari piutang tak tertagih (bad debt) adalah: Beban operasi yang muncul karena

tidak tertagihnya piutang. Piutang yang ditimbulkan dari penjualan secara kredit ini akan

menimbulkan keuntungan sekaligus kerugian.


6
Penerimaan dan keuntungan perusahaan akan meningkat karena penjualan meningkat,

tetapi kerugian yang dialami perusahaan dapat pula meningkat apabila banyaknya jumlah

piutang yang tak tertagih. Kerugian ini biasa kita sebut beban piutang tak tertagih. Untuk

perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit, beban piutang tak tertagih merupakan

beban yang memang timbul karena kegiatan bisnis perusahaan. Sebagai beban usaha tentunya

beban piutang tak tertagih harus diketahui jumlahnya. Metode yang dapat digunakan untuk

mengetahui jumlah beban piutang tak tertagih yaitu :

1.Metode Cadangan

Untuk metode cadangan penaksiran jumlah piutang yang tidak dapat

ditagih dilakukan pada akhir periode ketika perusahaan akan menyusun laporan keuangan

untuk digunakan pada periode tersebut membuat akun beban piutang tak tertagih sebelum piutang

tersebut dihapus. Metode ini digunakan apabila kerugian piutang cukup besar jumlahnya.

2.Metode Langsung atau Metode Penghapusan.

Mengakui beban bahwa hanya pada saat piutang dianggap benar-benar tidak dapat

ditagih lagi dengan mendebit Biaya Piutang Tak Tertagih dan mengkredit Piutang Usaha.

Hanya akan dicatat atau diakui apabila b e n a r b e n a r t e l a h t e r j a d i p e l a n g g a n

tertentu yang menyatakan tidak bisa m e m b a y a r. Jadi pada

s a a t perusahaan mendapati bah!a pelanggan tertentunya tidak bisa membayar makapada saat itulah

perusahaan akan menghapus langsung piutang usahanya ataspelanggan tertentu

disebelah kredit &tanpa melakukan pencadangan terlebihdahulu) dan

membebankannya di sebelah debet sebagai beban piutang yang tidak dapat ditagih

Agar tujuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui piutang terwujud, maka

perusahaan harus benar-benar melakukan pengelolaan piutang yang baik sehingga tidak

7
muncul kerugian. Abdul (2002, h.45-47), kredit macet atau piutang tak tertagih dapat

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak kreditur yang terdiri dari :

a. Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit

b. Lemahnya sistem informasi kredit

c. Pemnyimpangan dalam pelaksanaan prosedur pemberian kredit.

2. Faktor Eksternal, merupakan factor-faktor yang berasal dari pihak debitur yang terdiri dari:

a. Penurunan kegiatan ekonomi

b. Kegagalan usaha debitur

c. Debitur mengalami musibah

2.3. Kebijaksanaan Piutang

Penjualan barang di mana pembayarannya dilakukan secara angsuran (cicilan)

sesuai kesepakatan yang dibuat antara penjual dan pembeli untuk jangka waktu tertentu

dengan masing-masing hak dan kewajibannya. menurut Kasmir (2013: 243-250)

Dari pengertian ini terkandung bahwa dalam transaksi penjualan secara kredit adanya

suatu kesepakatan untuk melakukan transaksi. Di dalam kesepakatan tersebut tertuang hak

dan kewajiban masing-masing pihak. Misalnya, jumlah yang harus dibayar pihak penerima

berikut jangka waktu pembayaran. Di samping itu, adanya kebijakan terhadap penjualan

kredit tersebut apabila misalnya dilunasi sebelum jangka waktunya. Untuk perusahaan

dagang pengaruh dari hasil penjualan kredit ini akan terlihat komponen pos piutang di aktiva

lancar bagi perusahaan yang menjual barang.

Dalam rangka meningkatkan penjualan secara kredit, maka perusahaan dagang perlu

menetapkan kebijakan kredit (credit policy). Tujuannya agar penjualan kredit yang diberikan

akan memberikan keuntungan seperti yang diinginkan. Penundaan atau keterlambatan


8
pembayaran oleh debitur akan merugikan perusahaan pemberi, apalagi debitur yang tidak

mampu untuk mengembalikannya. Oleh karena itu, dalam memberikan atau menjual barang

secara angsuran ada beberapa kebijakan yang harus dilakukan. Kebijakan Penjualan kredit ini

meliputi:

A. Standar Kredit
Penjualan barang atau jasa yang diberikan ke pelanggan mengandung suatu risiko

bagi perusahaan yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan entah keterlambatan waktu

pembayaran atau kerugian karena nasabah tidak mampu lagi membayar barang yang sudah

dibelinya. Dalam praktiknya risiko yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan penjualan

kredit adalah:
- Pelanggan terlambat untuk membayar tagihannya kepada perusahaan, misalnya

melewati batas tanggal jatuh tempo. Hanya saja walaupun terlambat atau tersendat-

sendat pelanggan masih mau dan mampu untuk membayar tagihannya


- Perjalanannya terkadang pelanggan tidak memiliki kemampuan untuk membayar

sesuai kesepakatan, sehingga kredit benar-benar macet, sekalipun pelanggan masih

berusaha untuk membayar.


- Pelanggan kabur sehingga tidak dapat ditagih sama sekali dan ini benar-benar macet,

alias tidak tertagih.

Untuk menghindari atau meminimalkan risiko yang dihadapi perusahaan, maka

sebelum penjualan kredit diberikan, maka perlu dilakukan analisis kredit. tujuannya adalah

untuk mengetahui kemauan dan kemampuan pelanggan dalam membayar kewajibannya.

Analisis kredit yang diberikan tidak jauh berbeda dengan pinjaman yang diberikan bank,

misalnya dengan analisis “the Five C’s of Credit” (dibahas dalam analisis kebijakan terhadap

investasi). Dengan alat analisis ini paling tidak perusahaan mampu melihat kemauan dan

kemampuan nasabah sebelum penjualan kredit diberikan.

B. Persyaratan Penjualan Kredit

9
Kebijakan Penjualan kredit juga berkaitan erat dengan persyaratan kredit yang

diberikan. Persyaratan kredit ini berguna untuk meningkatkan penjualan kredit dan

merangsang pelanggan untuk segera membayar tagihannya. Di samping itu, jangka waktu

kredit yang diberikan juga memberikan ruang gerak pelanggan untuk membayar kredit yang

diterimanya. Sebagai contoh, perusahaan memberikan persyaratan kredit 2/10, net 30 yang

artinya pelanggan akan diberikan potongan pembayaran 2% dari total penjualan apabila

perusahaan membayar dalam waktu 10 hari. Sedangkan jangka waktu kredit adalah 30 hari

yang artinya kredit harus dibayarkan dalam jangka waktu 30 hari. Bila perusahaan

memberikan persyaratan kredit 2/10, net 60 yang artinya pelanggan akan diberikan potongan

pembayaran 2% dari penjualan apabila perusahaan membayar dalam waktu 10 hari.


Sedangkan jangka waktu kredit adalah 60 hari yang artinya kredit harus dibayar dalam

jangka waktu 60 hari. Selanjutnya, perusahaan dapat memperpanjang jangka waktu kredit

guna meningkatkan penjualan. Akan tetapi memperpanjang jangka waktu kredit mengandung

suatu risiko tertanamnya dana dalam piutang, makin besar dan makin berpotensi membuat

kredit tersebut macet. Kemudian untuk merangsang kecepatan pembayaran kredit dapat pula

dilakukan dengan potongan kas (cash discount). Pemberian potongan ini dapat dilakukan

dengan menaikkan potongan seperti 2/10, net 30 menjadi 3/10, net 30 atau sesuai dengan

kebijakan perusahaan.
C. Kebijakan Pengumpulan Piutang
Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang menurut Sartono (2014: 435-436)

mencakup beberapa keputusan: (1) kualitas account accepted, (2) periode kredit, (3) potongan

tunai, (4) persyaratan khusus dan (5) tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang.
Apabila pelanggan terlambat untuk membayar tagihannya, maka perusahaan perlu

mengambil tindakan nyata untuk menyelamatkan kredit tersebut agar tidak macet. Tindakan

atau kebijakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:


Pertama, melalui teguran yang dilakukan melalui surat atau telepon. Teguran ini

dapat bersifat mengingatkan, misalnya sebelum kredit jatuh tempo pelanggan ditelpon

10
dengan teguran halus. Kemudian teguran dapat pula bersifat menyuruh nasabah untuk segera

membayar dan memastikan tanggal kapan pelanggan akan dibayar.


Kedua, apabila melalui teguran baik surat maupun telepon sudah tidak ditanggapi,

maka perusahaan dapat menyerahkannya ke badan penagih (collection agency) semacam debt

collector untuk menagih kredit tersebut hingga tertagih.


D. Rasio yang Berhubungan dengan Piutang
Penjualan secara kredit akan mengakibatkan atau mempengaruhi kinerja keuangan

perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, manajemen perlu menilai kinerja dari sisi

piutangnya. Alat ukur untuk menilai kinerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan

rasiorasio keuangan yang berhubungan dengan piutang tersebut. Sedangkan rasio-rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang tersebut adalah sebagai berikut:


1. Perputaran Piutang
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang

selama satu periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam

satu periode. Makin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam

piutang makin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini

bagi perusahaan makin baik. Sebaliknya jika rasio makin rendah, maka ada over investment

dalam piutang. Yang jelas bahwa rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang

kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang.


Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan kredit dengan

rata-rata piutang.
Rumusan untuk mencari receivable turnover adalah sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = Penjualan Kredit / Rata Rata Piutang
Atau
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = Penjualan Kredit / Piutang
2. Hari rata-rata penagihan piutang
Bagi bank yang akan memberikan kredit perlu juga menghitung hari rata-rata

penagihan piutang (days of receivable). Hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari

(berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih dan rasio ini juga sering disebut

days sales uncollected.


Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable) dapat

digunakan rumus sebagai berikut:


11
𝐷𝑎𝑦� 𝑜� 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 = Piutang Rata Rata x 360 / Penjualan Kredit

2.4. Ilustrasi Kasus Keputusan Tentang Piutang

Kasus hipotesis sebagai berikut: Perusahaan dagang berikut salama ini melaksanakan

transaksi secara tunai seluruhnya. Pada saat terakhir perusahaan merasa terancam karena

perusahaan pesaingnya menawarkan fasilitas kredit pada para langganan mereka. Sehingga

para langganan yang biasanya membayar tunai mulai menanyakan kemungkinan pembelian

kredit seperti yang dilakukan pesaing.

Data keuangan setahun terakhir menunjukkan angka-angka seperti berikut:

Struktur kekayaan Struktur Modal

Aktiva Lancar Rp. 16.000.000,- Modal Asing Rp. 6.000.000,-

Aktiva Tetap Rp. 4.000.000,- Modal sendiri Rp. 14.000.000,-

Rp. 20.000.000,- Rp. 20.000.000,-

Modal asing berupa pnjaman jangka panjang dnegan bunga 20% setahun.

Laporan Laba/Rugi Usaha, setahun

Penjualan Tunai Rp. 50.000.000,-

Harga pokok penjualan (80%) Rp. 40.000.000,-

Laba Kotor Rp. 10.000.000,-

Biaya Usaha:

· Biaya Penjualan Rp 2.500.000,-

· Biaya Umum & Administrasi Rp 2.500.000,-

Rp. 5.000.000,-

Laba Usaha (EBIT) Rp. 5.000.000,-

Bunga 20% x Rp. 6.000.000,- Rp. 1.200.000,-

Laba Sebelum pajak (EBT) Rp. 3.800.000,-


12
Pajak 15% Rp. 570.000,-

Laba setelah pajak Rp. 3.230.000,-

Catatan: Biaya Penjualan 50% fixed

Biaya umum dan administrasi 100% fixed

Keputusan yang sedang dipertimbangkan perusahaan:

1) Perusahaan akan menawarkan penualan kredit dengan jangka 2 minggu atau 15 hari kerja

kepada semua pembelinya. Akibat yang diperkirakan adalah:

a. Penjualan keseluruhan akan meningkat 20% yang akan diikuti dengan kenaikan harga

pokok penjualan yang seimbang.

b. Kebutuhan dana modal kerja akan meningkat sesuai jangka waktu kredit yang diberikan.

Tambahan dana ini akan dibelanjai dengan kredit bank pad tingkat bunga yang sama

sperti sebelumnya.

c. Akan ada biaya administrasi kredit sebesar Rp 500.000,- seluruhnya fixed

d. Jumlah bad debts diperkirakan sebesar 1% dari penjualan kredit keseluruhan.

2) Bilamana hal diatas harus diperoleh dengan kredit 30 hari kerja.

3) Seandainya seperti pada (a) harus dicapai pada tingkat bad debts 2%.

Apakah keputusan pemberian piutang ini harus diterima?

SEMULA Alternati 1 Alternatif2 Alternatif

Penjualan Tunai Rp. 50.000 Rp. 60.000 Rp. 60.000 Rp. 60.000

Harga pokok penjualan (80%) Rp. 40.000 Rp. 48.000 Rp. 48.000 Rp.

48.000

Laba Kotor Rp. 10.000 Rp. 12.000 Rp. 12.000 Rp. 12.000

13
Biaya Usaha:

· Biaya Penjualan Rp 2.500 Rp. 2.750 Rp. 2.750 Rp. 2.750

· Biaya Administrasi piutang - Rp. 500 Rp. 500 Rp. 500

· Biaya Umum & Administrasi Rp 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500

· Bad Debts - Rp. 600 Rp. 600 Rp. 1.200

Rp.5.000 Rp. 6.350 Rp. 6.350 Rp. 6.950

Laba Usaha (EBIT) Rp. 5.000 Rp. 5.650 Rp. 5.650 Rp. 5.050

Bunga Rp. 1.500 Rp. 1.8001) Rp. 2.4002)

Rp. 1.800

Laba Sebelum pajak (EBT) Rp. 3.500 Rp. 3.850 Rp. 3.250

Rp. 3.250

Pajak 15% Rp. 525

Rp. 577,5 Rp. 487,5 Rp. 487,5

Laba setelah pajak Rp. 2.975 Rp. 3.272,5 Rp. 2.762,5 Rp.

2.762,5

Tambahan pinjaman/modal yang dibutuhkan:

Alternatif 1 = (60.000.000 : 300 HK) x 15 Hk = 3.000.000

Bunga = 20% x (6.000.000 + 3.000.000) = 1.800.000

Alternatif 2 = (60.000.000 : 300 HK) x 30 Hk = 6.000.000

Bunga = 20% x (6.000.000 + 6.000.000) = 2.400.000

Keputusan yang benar adalah alternatif 1, yaitu dengan memberikan kredit 2 minggu dan

terjadi peningkatan keseluruhan sebanyak 20%. Dan keuntungan meningkat Rp. 42.500.

14
Contoh 1

Rencana penjualan perusahaan selama semester II tahun 2010 sebagai berikut:

Bulan Penjualan (Rp)


Juli 18.000.000
Agustus 17.000.000
September 16.000.000
Oktober 19.000.000
Nopember 19.000.000
Desember 20.000.000
Syarat pembayaran ditentukan 5/10, n/30 dengan pola pembayaran sebagai berikut:

§ Sebanyak 40% penjualan dilakukan tunai

§ Sebanyak 30% penjualan dilakukan kredit, dengan pembayaran kurang dari 10 hari dan

dilakukan pada bulan yang sama dengan bulan transaksi penjualan itu

§ Sebanyak 15% penjualan dilakukan secara kredit , dengan pembayaran setelah 10 hari, dan

dilakukan pada bulan yang sama dengan bulan transaksi penjualan itu.

§ Sebanyak 10% penjualan dilakukan secara kredit, dengan pembayaran setelah 10 hari, dan

dilakukan pada bulan berikutnya dari bulan transaksi penjualan itu

§ Sisanya merupakan penjualan kredit dengan pembayaran setelah 10 hari , dan dilakukan dua

bulan dari bulan transaksi penjualan

Dengan data diatas, Saudara di minta untuk:

a. Menyusun penerimaan dari penjualan tunai

b. Menyusun anggaran penerimaan dari mereka yang menggunakan hak discount

c. Menyusun anggaran penerimaan dari mereka yang tidak menggunakan hak discount
15
d. Menyususn anggaran penerimaaan kas keseluruhan

Jawab :

Perhitungan dari penerimaan dari penjualan tunai

Bulan Penjualan tunai Potongan harga Penerimaan neto


Juli 7.200.000 360.000 6.840.000
Agustus 6.800.000 340.000 6.460.000
September 6.400.000 320.000 6.080.000
Oktober 7.600.000 380.000 7.220.000
Nopember 7.600.000 380.000 7.220.000
Desember 8.000.000 400.000 7.600.000

Anggaran penerimaan dari penjualan kredit dengan discount

Bulan Penjualan dg disc. Discount Penerimaan neto


Juli 5.400.000 270.000 5.130.000
Agustus 5.100.000 255.000 4.845.000
September 4.800.000 240.000 4.560.000
Oktober 5.700.000 285.000 5.415.000
Nopember 5.700.000 285.000 5.415.000
Desember 6.000.000 300.000 5.700.000
Jumlah 32.700.000 1.635.000 31.065.000

Anggaran penerimaan dari penjualan tanpa discount

Bulan Juli Agustus September Oktober Nopember Desember


Juli 2.700.000 1.800.000 900.000
Agustus - 2.550.000 1.700.000 850.000
September - - 2.400.000 1.600.000 800.000
Oktober - - - 2.850.000 1.900.000 950.000
Nopember - - - - 2.850.000 1.900.000
Desember - - - - - 3.000.000
Jumlah 2.700.000 4.350.000 5.000.000 5.300.000 5.550.000 5.850.000

16
Anggaran penerimaan penjualan keseluruhan

Keterangan Juli Agustus September Oktober Nopember Desember


Penj. tunai 6.840.000 6.460.000 6.080.000 7.220.000 7.220.000 7.600.000
Penjualan 5.130.000 4.845.000 4.560.000 5.415.000 5.415.000 5.700.000

kredit

(disc)
Penj. kredit 2.700.000 4.350.000 5.000.000 5.300.000 5.550.000 5.850.000

tanpa disc.
Jumlah 14.670.000 15.655.000 15.640.000 17.935.000 18.185.000 19.150.000

Contoh 2

Rencana penjualan PT ABC untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Triwulan Penjualan
Tw I 85.000.000
Tw II 75.000.000
Tw III 100.000.000
Tw IV 140.000.000
Dari penjualan tersebut 30% merupakan penjualan kredit jangka waktu 1 bulan. Untuk

penjualan tunai perusahaan memberikan potongan harga 5%. Pola penerimaan piutang

berdasarkan pengalaman perusahaan dengan para debitur adalah:

a. 80% diterima pada Triwulan transaksi penjualan

b. 20% diterima pada triwulan berikutnya

c. bad debt diperkirakan sebesar 1%

Data lain yang tersedia adalah:

a. Penjualan pada

TW III tahun 2010 60.000.000

17
TW IV tahhun 2010 64.000.000
pola penerimaan piutang tahun 2010 sama dengan tahun 2011

b. Saldo kas awal tahun 2010 sama dengan tahun 2011

c. Rencana pengeluaran perusahaaan lainnya adalah:

§ Pada triwulan II perusahaan merencanakan membeli mesin senilai Rp 20. juta

§ Pembelian material pada Tw II Rp 75.juta Tw III 120 juta dan pada Tw IV Rp 95 juta

§ Rencana pembayaran deviden pada Tw IV sebesar Rp 40 juta

§ Rencana pelunasan hutang ke bank sebesar Rp 25 juta pada Tw I

Dari data diatas diminta:

1. Menyusun anggaran penagihan piutang tahun 2011

2. Menyusun anggaran penerimaan kas tahun 2011

3. Menyusun anggaran kas sementara tahun 2011

Jawab :

PENERIMAAN DARI PENJUALAN kredit

Tw Penjualan kredit Potongan harga (5%) Penerimaan neto


I 25.500.000 1.275.000 24.225.000
II 22.500.000 1.125.000 21.375.000
III 30.000.000 1.500.000 28.500.000
IV 42.000.000 2.100.000 39.900.000

ANGGARAN PENGUMPULAN PIUTANG (dalam ribuan)

Tw Penj bad Piutang TW I TWII TW III TW IV

Kredit debt neto


IV 10 44.800. 448 44.352 8870,4 - - -
I 11 59.500 595 58.905 47.124 11.781 - -
II 11 52.500 525 51.975 - 41.580 10.395 -
III 11 70.000 700 69.300 - - 55.440 13.860
IV 11 98.000 980 97.020 - - - 77.616
Jml 32.480 3.248 321.552 55.994,4 53.361 65.835 91.476

18
ANGGARAN PNERIMAAN KAS TAHUN 2011

penerimaan Tw I Tw II Tw III Tw IV
Penjualan tunai 24.225.000 21.375.000 28.500.000 39.900.000
Penjualan kredit 55.994.400 53.361.000 65.835.000 91.476.000
Jumlah 80.219.400 74.736.000 94.335.000 131.376.000

ANGGARAN KAS SEMENTARA

keterangan Tw I Tw II Tw III Tw IV
Saldo kas awal 125.000.000 180.219.400 159.955.400 134.290.400
Total penerimaan 80.219.400 74.736.000 94.335.000 131.376.000
Total kas masuk 205.219.400 254.955.400 254.290.400 265.666.400
Pengeluaran
Pembelian mesin - 20.000.000 - -
Pembelian BB - 75.000.000 120.000.000 95.000.000
Pembyr deviden - - - 40.000.000
Pelunasan Ht 250.000.000 - - -
Kas keluar (25.000.000) (95.000.000) (120.000.000) (135.000.000)
Saldo akhir 180.219.400 159.955.400 134.290.400 130.666.400

2.5. Pengaruh Penjualan Kredit Terhadap Arus Kas

Penjualan tunai berakibat arus kas masuk terjadi bersamaan dengan terjadinya

transaksi penjualan. Tidak demikian pula halnya dengan penjualan kredit.

1. Arus kas masuk dari penjualan kredit akan sangat tergantung pada : panjang jarak

antara terjadinya transaki penjualan dengan penerimaan uang kas dari penjualan itu.

2. Kerajinan dari petugas penagih piutang, dalam arti semakin aktif petugas melakukan

tugasnya menagih piutang pada waktunya semakin tepat arus kas masuk ke dalam kas

perusahaan

19
3. Mutu ataupun bonafiditas dari para debitur yang dipercaya membeli barang

perusahaan dengan kredit. Semakin tepat perusahaan memilih calon-calon debiturnya,

semakin bonafid para debitur tersebut semakin kecil kemungkinan mereka menunda

pembayaran atas hutang-hutang dagang mereka

4. Situasi usaha pada umumnya. Dalam arti bila keadaan situasi usaha yang normal

likuiditas perusahaan pada umumnya baik, maka kemungkinan penundaan

pembayaran adalah kecil. Sebaliknya bila mana pasaran lesu, sulit memperoleh uang

tunai, maka kemungkinan terjadinya penundaan menjadi semakin besar.

Oleh karena itu, pertimbangan yang bermacam-macam tadi, perusahaan perlu

membuat perkiraan tentang pola pembayaran piutang oleh para debitur perusahaan. Perkiraan

ini kita namakan anggaran piutang. Manfaat yang dipeoleh perusahaan dengan menyusun

anggaran piutang adalah antara lain:

1.Dapat diperkirakannya posisi piutang pada berbagai waktu.

2.Dapat diketahuinya jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih

3.Dapat diperkirakannya arus kas masuk yang berasal dari penjualan dengan kredit.

20
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tidak banyak manfaat positif yang timbul dari adanya penjualan kredit yang telah

sering dilakukan oleh tiap-tiap perusahaan terutama perusahaan manufaktur. Namun

hubungan ini terus dilakukan oleh perusahaan demi mempertahan posisi yang terancam

akibat persaingan. Piutang yang lebih melibatkan resiko yang tak sedikit tentu mencari cara

bagaimana transaksi lazim ini tetap sesuai dengan cita-cita perusahaan. Dengan adanya

Penggangaran piutang bisa menjadi solusi dari permasalahan perusahaan yang dapat

mengalami kerugian dari adanya transaksi kedua belah pihak yang melakukan hubungan

bisnis yaitu penjual dan costumer. Beban-beban yang timbul bisa dikontrol dengan baik.

Serta pengaruh piutang yang telah dianggarkan dapat membuat arus perputaran kas tetap

stabil.

21

Anda mungkin juga menyukai