ABSTRAK
Biogeokimia adalah pertukaran yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dan
yang tidak hidup. Proses terjadinya daur karbon berawal dari diikatnya CO2 dalam fotosintesa, kemudian
dilepaskan kembali ke udara atau melalui proses respirasi oleh hewan dan perombakan bahan organik.
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari daur biogeokimia pada ekosistem, khususnya
daur karbon. Praktikum daur karbon menggunakan beberapa alat dan bahan dalam proses
pengamatannya, antara lain 8 buah botol penutup, DO meter, Hydrilla sp., Lymnea sp., air, dan bromtimol
biru sebagai indikatornya. Pada praktikum daur karbon digunakan sistem daur karbon pada ekosistem air.
Perubahan warna mengindikasikan bahwa larutan tersebut bersifat asam berarti pada larutan tersebut
terlarut kadar karbondioksida yang lebih banyak dibandingkan dengan oksigen terlarutnya. Aliran energi
pada ekosistem tersebut adalah cahaya matahari dan karbondioksida yang keduanya diserap oleh Hydrilla
sp. untuk melakukan fotosintesis. Hasil dari fotosintesis tersebut yang kemudian dikonsumsi oleh Lymnea
sp., untuk melakukan respirasi, dan begitu seterusnya.
1
membuat keberadaan sumber materi di sebanyak 100 ml atau sampai di bawah
ekosistem tetap seimbang. mulut botol.
Daur karbon merupakan bagian Kemudian kadar oksigen awal
dari daur energi. Reaksi fotosintesis diukur menggunakan DO meter. Setelah
sangat esensial untuk daur karbon itu ditambahkan 5 tetes brom timol biru
maupun daur energi, melalui proses pada masing-masing botol. Botol A1
fotosintesis tersebut. Karbon maupun dan B1 diisi dengan Lymnea sp., botol
daur energi, melalui proses fotosintesis A2 dan B2 diisi dengan Hydrilla sp.,
tersebut karbondioksida hubungan botol A3 dan B3 diisi dengan Lymnea
sebagai mahluk hidup. Melalui proses sp. dan Hydrilla sp., botol A4 dan B4
fotosintesisnya tumbuhan hijau sebagai kontrol atau tidak diisi dengan
berperan dalam siklus karbon, karbon hewan maupun tumbuhan. Botol ditutup
diubah menjadi karbondioksida rapat kemudian ditempatkan di ruang
kemudian diubah menjadi karbohidrat gelap untuk yang A dan di ruang yang
dengan bantuan energi matahari dan terkena cahaya untuk botol B.
pigmen klorofil. Proses terjadinya daur Dilakukan pengamatan setelah 24 jam.
karbon berawal dari diikatnya CO2 Diamati semua tabung dan dihitung
dalam fotosintesa, kemudian dilepaskan kadar oksigen akhirnya dengan DO
kembali ke udara atau melalui proses meter.
respirasi oleh hewan dan perombakan
bahan organik (Muslimin, 1996). HASIL DAN PEMBAHASAN
2
.Tabel 1. Kompilasi data daur karbon pada ruang gelap dan terang
DO Perubahan
Kondisi
Botol (mg/L)
tempat Warna air Lymnea sp. Hydrilla sp.
Awal Akhir
A1 7.9 7.1 Kuning Normal -
A2 7.9 7.6 Kuning - Buruk
Gelap
A3 7.9 7.7 Kuning Normal Buruk
A4 7.9 7.6 Biru - -
B1 7.8 7.7 Kuning Buruk -
B2 7.8 4.5 Kuning - Normal
Terang
B3 7.8 0.8 Kuning Mati Normal
B4 7.8 7.1 Biru - -
3
matahari yang masuk dan kebutuhan selama percobaan mengalami
CO2 masih belum berlebih untuk proses penurunan. Perubahan warna dari biru
fotosintesisnya. menjadi kuning juga menunjukan
Botol A4 dan B4 digunakan bahwa air bersifat asam. Kadar oksigen
sebagai kontrol. Mulai dari pengamatan terlarut di dalam air mempengaruhi
pertama sampai terakhir, kedua botol ini aktivitas organisme dalam
tidak menunjukan adanya perubahan melaksanakan perannya pada suatu
warna. Hanya ada sedikit penurunan ekosistem.
pada oksigen terlarut. Oksigen terlarut Cahaya matahari mempengaruhi
pada A4 adalah 7.6 mg/L, yang berarti siklus karbon dalam hal perolehan
mengalami penurunan kadar oksigen energi yang digunakan oleh organisme
sebanyak 0.3 mg/L. Sedangkan botol autotrof untuk melaksanakan
B4 yang memiliki DO awal 7.8 mg/L fotosintesis. Aliran energi pada
turun sebanyak 0.7 mg/L, sehingga ekosistem tersebut adalah cahaya
oksigen terlarutnya menjadi 7.1 mg/L. matahari dan karbondioksida. Keduanya
Adanya perubahan warna yang diserap oleh Hydrilla sp. untuk
terjadi menunjukan adanya siklus melakukan fotosintesis. Hasil dari
karbon. Selain itu, perubahan warna fotosintesis tersebut yang kemudian
yang terjadi dapat disebabkan oleh dikonsumsi oleh Lymnea sp., untuk
meningkatnya konsentrasi karbon melakukan respirasi, dan begitu
dioksida (CO2) ataupun oksigen (O2) seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, A. 2001. Biologi Umum. PT Gramedia. Jakarta
Campbell dan Reece. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Erlangga. Jakarta
Hadiotomo, 2003. Mikrobiologi Dasar. PT Gramedia. Jakarta
Muslimin. L. W. 1996. Mikrobiologi Lingkungan. UI Press. Jakarta
Salmin. 2005. Oksigen Terlarit Sebagai Indikator Kualitas Air. Oseana. Vol. XXX