Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR MANAJEMEN

A. Pengertian Manajemen

Proses atau aktivitas manajemen sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehar-hari


yang diperuntukkan untuk mengatur segala pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik
secara sistematis. Manajemen berasal dari kata bahasa inggris yaitu manage yang berarti ,
mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan, memimpin.

Sedangkan pengertian manajemen secara etimologis adalah seni melaksanakan


dan mengatur. Pengertian manajemen juga dipandang sebagai disiplin ilmu yang
mengajarkan proses mendapatkan tujuan organisasi dalam upaya bersama dengan
sejumlah orang atau sumber milik organisasi.

Manajemen diterjemahkan oleh Grant dan Massey (1999), sebagai suatu


pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di dalam
sebuah organisasi.

James A.F Stoner (1982) berpendapat bahwa manajemen merupakan proses


perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan terhadap sumber daya organisasi lainnya
supaya tujuan organisasi dapat tercapai sesuia dengan yang ditetapkan.

Dari beberapa pengertian manajemen diatas , banyak yang memiliki kesamaan


walaupun disampaikan redaksi yang berbeda. Pengertian yang sering digunakan oleh
banyak orang adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, dan
pengendalian sumber daya dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.

Manajemen juga dapat diartikan sebagai proses kerjasama sekelompok orang


untuk mencapai tujuan bersama/organisasi. Artinya, manajemen dapat dipelajari sebagai
proses kerjasama yang berkembang antara pemimpin dengan staf untuk mencapai tujuan
organisasi.
B. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah mencapai target organisasi dengan mengatur atau
mengelola SDM. Melalui proses pengaturan dan pengelolan tersebut, kemudian dapat
dijabarkan fungsi manajemen, yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
1. Perencanaan
Proses perencanaan merupakan fase terpenting dalam manajemen,
karena melalui proses perencanan dapat diketahui peran dan fungsi dari
sumber daya sebuah organisasi.
Melalui proses perencanaan, seorang manajer mampu mengetahui
program dan kegiatan apa saja yang akan dijalankan oleh SDM nya serta
tujuan apa yang hendak dicapai bersama.
a. Tahapan perencanaan
Perencanaan akan dimulai dari sebuah gagasan atau ide untu
dikembangkan secara kolektif bersama para pemegang kepentingan
disebuah organisasi. Sebagai sebuah proses, Kuntoro (2010 : 12)
menyebutkan, tentu perencanan memiliki langkah-langkah yang harus
dilakukan, yakni :
1) Menganalisa kondisi organisasi
Perencanaan berfungsi untuk mengumpulkan informasi / data
dan fakta mengenai organisasi, sehingga seorang manajer bias
menganalisa kondisi organisasi.
2) Mengidentufikasi masalah untuk menetapkan rencana prioritas
Setelah menganalisa kondisi organisasi, maka akan ditemukan
beberapa kendala atau permasalahan. Perencanaan berguna
untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada,
untuk dievaluasi, dan menjadi pertimbangan langkah-langkah
prioritas yang harus dijalankan dikemudian hari.

3) Merumuskan program-program dan tujuannya


Pekerjaan–pekerjaan yang menjadi prioritas kemudian
dibuatkan program kerjanya dan sekaligus menetapkan tujuan
dari setiap program agar tujuan utama organisasi bias dicapai.
4) Mengkaji berbagai kemungkinan hambatan
Tidak berhenti pada menentukan pada menentukan program
kerjanya saja, tetapi setiap program kerja harus dikaji tentang
bagaimana risiko dan hambatan yang akan ditemukan pada saat
proses pelaksanaanya. Hambatan-hambatan yang dialami bias
berupa hambatan teknis dan human error.
5) Menyusun rencana kerja
Untuk melaksanakan program kerja yang telah direncanakan,
kemudian disusunlah rencana kerja sebagai acuan pada tahap
pelaksanaanya.
b. Manfaat Proses Perencanaan
Dengan adanya tahapan perencanan, maka manajer dapat mengetahui :
1) Tujuan organisasi dan proses pencapainnya.
2) Struktur organisasi yang dibutuhkan
3) Jumlah sdm SDM/staf yang diperlukan
4) Program kerja yangdijalankan
5) Standar pengawasan yang dibutuhkan
6) Rencana prioritas yang ingin dicapai
7) Alat ukur mengetahui keberhasilan sebuah program kerja

2. Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian bias juga disebut sebagai
pengelompokkan sumber daya yang tersedia pada suatu organisasi agar
menjadi satu padu untuk mencapai efektivitas pekerjaan. Kuntoro
(2010:12) menyebut pengorganisasian diartikan sebagai suatu langkah
untuk menetapkan berbagai macam kegiatan, penetapan tugas dan
wewenang seseorang, dan pendelegasian wewenang untuk mencapai
tujuan.
a. Tahapan pengorganisasian
1) Manajer dan semua SDM/staf mengetahui tujuan organisasi
yang tertuang pada fungsi perencanaan .
2) Mendelegasikan setiap tugas kepada seluruh SDM/staf kedalam
kegiatan pokok.
3) Mengidentifikasi kegiata-kegiatan pokok yang menjadi tugas
utama SDM/ staf agar menjadi kegiatan yang terkendali dan
terpadu.
4) Menentukan seleksi SDM/staf yang dinilai cakap dan mampu
melaksanakan tugas.
5) Mendelegasikan wewenang kepada SDM/staf yang sudah
ditunjuk.
b. Manfaat pengorganisasian
Dengan melaksanakan fungsi pengorganisasian, manajer dapat
mengetahui :
1) Pembagian tugas dan tangung jawab setiap SDM/staf.
2) Pemanfaatan fasilitas organisasi
3) Pendelegasian wewenang para staf.
4) Hubungan antaraunit kerja/kelompok satu dengan kelompok
lainnya.

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan fungsi selanjutnya setelah rencana lerja
dituangkan kedalam bentuk program-program kerja untuk diaktualisasikan
atau dilaksanakan. Hal pokok lainnya dalam fungsi pelaksanaan adalah
kesiapan SDM, peran pimpinan, motivasi kepada staf dan kerja sama serta
komunikasi antar staf.
Lalu apa saja tujuan dari fungsi pelaksanaan?
a. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.
b. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan.
c. Menciptakan kerja sama yang efisien
d. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf.
e. Mengetahui upaya-upaya menciptakan motivasi dan prestasi kerja.

4. Pengendalian/Pengawasan
Pengendalian atau pengawasan berkaitan dengan fungsi
perencanaan. Melalui fungsi ini manajer dapat mengendalikan sekaligus
mengawasi sejauh mana perkembangan segala aktivitas SDM, apakah
sesuai dengan perencanaan awal atau ada kendala, sehingga perlu adanya
evaluasi.

a. Tahapan pengawasan
1) Mengukur hasil atau prestasi yang dicapai SDM /staf.
2) Memnbandingkan perolehan hasil yang telah tercapai denagn tolak
ukur / rencana awal yang telah dirancang.
3) Mengevaluasi hasil kinerja SDM, jika ditemukan adanya
penyimpangan dari tujuan yang ingin dicapai segera dicari
penyebabnya dan mencari langkah – langkah untuk mengatasi.
b. Objek pengawasan
Gillies (1994) menuliskan, terdapat 5 jenis objek yang pengawasan,
yakni :
1) Objek fisik, yakni meliputi kuantitas dan kualitas barang atau jasa.
2) Finansial.
3) Pelaksanaan program kerja dilapangan
4) Pelaksanaan kerjasama dengan pihak kedua.
5) Dan hal lain yang bersifat strategis bagi organisasi.

c. Manfaat pengawasan
Melalui fungsi pengawasa, organisasi dapat mendapatkan manfaat
sebagai berikut :
1) Mengetahui apakah suatu kegiatan atau program kerja sudah
dilakukan sesuai standar prosedur operasional (SPO) yang
ditetapkan saat proses perencanaan.
2) Mengetahui adanya penyimpangan atau ketidaksesuian staf-staf
dalam melaksanakan tugas-tugas yang mereka emban.
3) Memberikan pengetahuan dan pelatihan agar keterampilan staf
berkembang
4) Mengetahui apakah sumber daya serta fasilitas yang ada sudah
mencukupi untuk kebutuhan pendelegasian tugas kepada para staf.
5) Mengetahui penyebab terjadinya ketidaksesuain target atau hasil
kerja yang diperoleh.
6) Mengetahui SDM atau staf yang diberikan penghargaan ayau
mendapat promosi ketingkat organisasi kerja yang lebih tinggi.
BAB II

KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Pengertian perawat dan keperawatan


Menurut peraturan kementrian kesehatan tahun 2010, definisi perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan baik didalam maupun diluar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan . kemudian (UU. Kesehatan No. 36 tahun 2009) tentang
kesehatan, menjelaskan perawat adalah seseorang yamg memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperwatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang
diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
Dalam keperawatan, terdapat proses keperawatan yang harus dijalani. Proses
keperawatan menurut Carol V.A (1991) merupakan suatu metode yang sistematis untuk
mengkaji respon manusia terhadap masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan
yang bertujuan mengatasi masalah tersebut.
Jadi dalam lingkup keperawatan,m seorang perawat adalh individu yang telah
lulus pendidikan perawat dan memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindak
keperawatan berdasarkan bidang keilmuwan yang dimiliki.

B. Pengertaian Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan menurut nursallam (2002:51) merupakan suatu proses
bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secar
professional.
Menurut Gillies (1994) manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja
melalui upaya anggota staf keperawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan
pengobatan dan bantuan terhadap terhadap para pasien, dan tugas manajer keperawatan
adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengntrol keuangan, material, serta
sumber daya manusia yang ada untuk memberikan pelayanan keperawatan seeftif bagi
pasien dan keluarga nereka, serta masyarakat.
C. Proses manajemen keperawatan
Menurut Gillies (1994) proses manajemen keperawatan dapat memnunjang proses
keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan
evaluasi.
Proses manajemen merupakan suatu satu bagian alur kerja yang tematis. Keduanya
saling terkait dan berpengaruh anatara satu proses dengan proses yang lainnya. Dengan
kata lain jika dalam salah satu proses kerja, baik lingkup keperawatan maupun
manajemen , terganggu karena suatu kendala, maka akan berpengaruh terhadap proses
lainnya. Jika kedua prose berlangsung dengan baik akan tercipta alur organisasi yang
efektif dan efisien. Berikut rincian dari masing-masing proses atau tahapan manajemen
keperawatan.

1. Pengkajian (pengumpulan data)


Tahapan pertama adalah pengkajian dan pengumpulan data didalam proses ini,
maajer diharapakan mampu mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien dan
institusi atau rumah sakit. Sehingga seorang manajer mengumpulkan informasi baik
tentang tenaga keperawatan , administrasi, dan bagian serta fungsi organisasi
keperawatan secara keseluruhan.
Manajer keperawtan juga harus mempunyai kelebihan dalam pengetahuan dan
keterampilan pengumoulan data, sehingga data dan informasi yang didapatkan benar-
benar valid dan menggambrkan permaslah dan diagnosis yang sedang dihadapi.

2. Perencanaan
Tahapan berikutnya adalah perencanaan. Tahapan ini dimaksudkan untuk
menyusun suatu perencanaan yang benar-benar strategis dalam mencapai target
organisasi yang telah ditetapkan bersama. Fungsi dari tahapan perencanaan adalah
menentukan kebutuhan dalam praktik keprawatan kepada semua pasien, mencapi
tujuan, mengalokasikan anggran belanja institusi. Perencanaan merupakan tahapan
strategis untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah disepakati.

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahapan tentang bagaimana menjalankan tindakan yang
telah direncanakan. Dalam tahap ini manajer keperawatan memerlukan sumber daya
manusia untuk menjalanknnya, yang terbagi menjadi staf-staf dan pegawai institusi
dengan tanggung jawab dan kewenangannya masing-masing.
Tahapan pelaksanaan juga berisikan struktur dalam organisasi, sehingga manajer
keperawatan harus mampu menyusun dan membuat struktur organisasi yang efektif
dan mampu melakukan fungsinya masing-masing dengan efektif.
Siagian (2007), dalam bukunya fungsi-fungsi manajerial menyebutkan suatu struktur
organisasi harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Siapa melakukan apa?
b. Siapa bertanggung jawab kepada siapa?
c. Siapa berhubungan dengan siapa dan dalam hal apa?
d. Saluram komunikasi apa yang terdapat dalam organisasi?
e. Bagaimana cara memanfaatkan dan untuk kepentingan apa?
f. Jaringan informasi apa yang terdapat dalam organisasi?

Daftar pertanyaan yang telah dikemukakan diatas dapat dijadikan dasar untuk
melalakukan proses staffing tenaga atau sumber daya manusia yang dibutuhkan
dalam sebuah institusi atau organisai keperawatan.

Kepemimpinan akan memengaruhi keberhasilan dalam proses pelaksanaan.


Sehingga dalam tahapan ini seorang manajer harus mampu menjadi pemimpin yang
efektif.

4. Pengendalian/pengawasan
Tahapan terakhir ini adalah
pengendalian atau pengawasan . tahap ini berfungsi untuk mengendalikan seluruh
kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuannya menilai seberapa jauh SDM mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai peran untuk mencapai tujuan
institusi.
Tahapan pengawasan diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan
suatu institusi keperawatan. Jika terdapat kendala selama proses pelaksanaan, akan
dibahas dan diperbaiki untuk proses pelaksanaan berikutnya.
BAB III

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

A. Pengertian kepemimpinan
Beberapa ahli dibidang manajemen memiliki pandangan masing-masing
mengenai pengertian kepimpinan, anatara lain :
1. Harsey Blancherd dan Jonson
Menurut Harsey, Blanchard dan jonson (1999) dalam Huber (2006),
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktvitas individu atau kelompok
dalam upaya mencapai tujuan pada suatu institusi.
2. Hasibunan
Sedikit berbeda dengan harsey dkk, Hasibunan (2005), memjelaskan bahwa
kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahnnya sehingga mampu bekerja sama produkif agar tujuan organisasi
tercapai.
3. Robbin
Robbin (2003), berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan
mempengaruhi kelompok agar memncapai sasaran yang menjadi tujuan.
4. Stoner

Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan, Stoner (1982), menambahkan


bahwa dalam proses pengarahan tersebut terjadi pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang tugasnya berkaitan.

5. Talbort

Menurut talbort (1971), dalam buku Swansburg (1993) menyatakan bahwa


kepemimpinan adalah bumbu vital yang mngubah sekelompok orang menjadi
suatu organisasi yang berfungsi dan berguna.

Banyak ilmuwan yang mengemukakan tentang pengertian kepemimpinan.


Dari pernyataan diatas dapat diartiakan kepemimpinan erat kaitannya dengan
mengatur dan mengarahkan orang lain, tidak lain yang dimaksud adalah
bawahan. Bawahan merupakan kunci yang menenetukan kedudukan
pemimpin serta jalannya proses kepemimpinan.

B. Sifat – Sfat Kepemimpinan

Sifat – sifat kepemimpinan yang dimiliki seseorang dianggap sebagai pembawaan


sejak lahir dan bukan karena dibuat. Namun demikian banyak keterbatasan
mengenai pendekatan teori kesifatan ini sebagai contohnyan banyak tokoh
(pemimpin) dunia yang memiliki sifat kepimpinan yang berbeda-beda bukan
hanya karena pembawaan sejak lahir.

Edwin Ghiselli (1971) dalM Handoko (1999), berpendapat bahwa seorang


manajer bias menjadi pemimpin yang efektif apabila dapat membangun sifat-sifat
berikut:
1. Mempunyai kemampuan dalam pengawasan (suvervisiory ability) atas
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya dalam pengarahan dan
pengawasan terhadap pekerjaan bawahan.

2. Mengerti kebutuhan prestasi dalam pekerjaan. Pemimpin yang efektif


bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan mempuyai keinginan untuk
maju dan sukses.

3. Mempunayo kecerdasan, pemimpin yang efektif harus mampu merumuskan


dn membuat kebijakan dengan daya pikir yang kreatif.

4. Mempunyai ketegasan (decisiveness), ketegasan adalah kemampuan dalam


membuat keputusan dan memecahkan masalh secara cakap dan tepat.

5. Mempuyai kepercayaan diri, kepercyaan diri adalah kunci seorang pemimpin


dalam memandang dirinya untuk menghadapi masalah.\

6. Mempunyai inisiatif , artinya seorang pemimpin harus mampu bertindak


secara mandiri, mampu memngembangkan berbagai kegiatan dengan cara-
cara baru dan inovatif.

C. Gaya-Gaya Kepemimpinan

Gaya dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai sikap, cara, atau
bentuk. Dalam konteks kepemimpinan, gaya menjadi hal yang diperlukan seorang
pemimpin untuk memahami kondisi tertentu, utamanya mengenai kepemimpinan.
Gillies (1994), mengungkapkan bahwa gaya kepempinn dapat diidentifikasi
menurut perilaku individu yang menjadi pemimpin. Menurut Ronald Lippith dan
Rapph K. Whith dalam Nur salam (2011), terdapat 3 gaya kepemimpinan sebagai
berikut:

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter


merupakan gaya kepemimpinan yang terpusat pada pemimpin. Cirinya antara
lain kewenangan dan keputusan yang mutlak di pegang pemimpin. Ciri yang
lain adalah:

a. Wewenangan sepenuhnya berada di tangan pimpinan.

b. Segala bentuk keputusan ditentukan oleh pimpinan.

c. Kebijakan organisasi/perusahaan diputuskan oleh pimpinan.

d. Komunikasi berlangsung satu arah, dari pimpinan kepada bawahan.

e. Sikap, tingkah laku, kegiatan bawahan diawasi secara ketat oleh pimpinan.

f. Bawahan tidak memiliki kesempatan untuk memberikan saran dan


pertimbangan.

g. Tugas-tugas bawahan diberikan melalui instruksi searah.

h. Lebih sering memberi kritik daripada pujian.

i. Pimpinan menuntut prestasi kerja kepada bawahan .

j. Pimpinan menghendaki komitmen dan kesetiaan.

k. Cenderung kasar dalam bersikap.

l. Tanggung keberhasilan organisasi berada di tangan pimpinan.

2. Gaya Kepemimipinan Demokratis

Pemimpin dengan gaya kepempinan demokratis memiliki kemampuan dalam


mempengaruhi orang lain untuk bersedia bekerja sama mewujudkan tujuan
organisasi. Gaya kepempinan demokratis memiliki ciri seperti:

a. Wewenang sepenuhnnya tidak berada di tangan pimpinan.


b. Segala bentuk keputusan sitentukan melalui diskusi dan musyawarah.

c. Kebijakan organisasi atau perusahaan bersama dengan SDM.

d. Komunikasi berlangsung dua arah atau timbal balik.

e. Sikap, tingkah laku, kegiatan bawahan diawasi secara wajar oleh


pimpinan.

f. Bawahan diberi kesempatan untuk memberikan saran dan pertimbangan.

g. Tugas-tugas bawahan diberikan melalui rapat/musyawarah bersama.

h. Pujian dan kritik diberikan sewajarnya dan seimbang.

i. Pimpinan menuntut prestasi kerja kepada bawahan berdasar kapasitas


bawahan.

j. Pimpinan menghendaki komitmen dan kesetian dengan wajar.

k. Keberhasilan organisasi menjadi tanggung jawab bersama.

3. Gaya Kepemimpinan Liberal

Merupakan gaya kepempinan yang cenderung memberi kebebasan kepada


bawahan. Mempunyai ciri seorang pemimpin yang membebaskan
bawahannya dalam melakukan tugas tanpa pengarahan/bimbingan terhadap
bawahan. Ciri dari gaya kepemimpinan ini adalah:

a. Pimpinan cenderung melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada


bawahannya.

b. Keputusan kerja atau organisasi lebih banyak disusun oleh bawahan.

c. Kebijakan-kebijakan organisasi juga banyak ditentukan oleh bawahan.


d. Tidak ada pengawasan atas kinerja bawahan.

e. Prakarsa dan ide kerja mayoritas muncul dari inisiatif bawahan.

f. Peranan pimpinan sangat minim dalam pekerjaan kelompok.

g. Kepentingan pribadi lebih terlihat menonjol daripada kepentingan


kelompok.

h. Tanggung jawab atas keberhasilan organisasi berada di tangan perorangan.

Selain tiga gaya tersebut, Asmuji (2005) menerangkan terdapat dua jenis
gaya kepempinan berdasar pendekatan tugas, yaitu:

1. Orientasi tugas (taks oriented)

Manajer/pemimpin dengan gaya ini berorentasi pada tugas dalam


melakukan pekerjaannya. Gaya kepempinan ini hanya berorentasi pada
pekerjaan dan cenderung tidak memperhatikan perkembangan dan
pertumbuhan organisasi terutama yang berkaitan dengan karyawan.

2. Orientasi Karyawan (employee oriented)

Gaya kepemimpinan ini mengutamakan cara memimpin dengan


memotivasi bawahan daripada mengawasi. Dalam gaya kepempinan
ini dibangun suasana pertemanan yang akrab, saling menghormati dan
mempercayai antara karyawan.

D. Teori Kepemimpinan

Asmuji (2005) menyebutkan, beberapa ahli membedakan konsep dan metode


kepemimpinan kedalam banyak pendekatan/teori, seperti:
1. Pendekatan kesifatan

Dalam teori ini ditekankan mengenai sifat kepempinan yang sudah dibawa
sejak lahir, bukan dibuat. Seseorang dilahirkan dengan membawa atau tidak
membawa sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Supardi dan Anwar
(2004) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan fungsi kualitas
seseorang dari suatu individu, bukan dari situasi, teknologi, maupun dukungan
masyarakat. Teori ini disebut dengan griet man theory

2. Teori sitoasional (pendekatan situasi)

Teori ini menjelaskan peranan kepemimpinan seorang manajer yang


dipengaruhi oleh situasi-situasi tertentu. Situasi yang menguntungkan akan
meningkatkan efektifitas kepemimpinan. Fiddler berpendapat situasi empiris
tersebut dapat dibagi tiga dimensi: pertama, hubungan pimpinan dengan
anggota; kedua tingkatan dalam struktur tugas dan; ketiga, posisi kekuasaan
pemimpin yang di dapat melalui kewenangan formal. Siagian (2007)
menyatakan beberapa situasi yang mempengaruhi seorang manajer, yaitu (1)
kompleksitas pekerjaan; (2) jenis pekerjaan; (3) teknologi yang digunakan; (4)
presepsi, (5) nilai dan norma yang dianut; (6) rentan kendali yang dianggap
tepat; (7) ancaman, hambatan, dan gangguan; (8) tingkat stress; (9) iklim
organisasi.

3. Teori path-goal

Teori ini cenderung menggunakan pendekatan analisis mengenai pengaruh


kepempinan terhadap motivasi dan pelaksanaan kerja bawahan. Teori ini
diajarkan empat tipe kepemimpinan, sebagai berikut:

a. Directive leadershiv (kepemimpinan direktif)


Model kepemimpinan dengan ciri tidak ada partisipasi bawahan dan hanya
terjadi dalam kepempinan otoratif. Komunikasi yang terjadi hanya satu
arah atau berupa perintah saja.

b. Supportive leadershiv (kepemimpinan suportif)

Ciri model ini adalah pemberian dukungan dan dorongan terhadap


bawahan, seorang pemimpin dengan model ini akan berusaha dekat
dengan bawahan tanpa menjaga jarak dan berusaha mendengarkan
keluhan bawahan.

c. Partisipative leadershiv (kepemimpinan partisipasi)

Model ini menekankan pada partisipasi aktif bawahan meskipun


keputusan tetap dibawah pemimpin. Model ini akan menciptakan
kepuasan kerja bagi bawahan.

d. Achivment oriented leadershiv (kepemimpinan berorientasi prestasi)

Model ini memiliki ciri seorang pemimpin yang memberikan tantangan


dimaksudkan untuk merangsang bawahan melakukan pekerjaannya
sehingga bawahan akan menunjukan kemampuan dengan baik dan
maksimal.
BAB IV

PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Perencanaan sebagai proses

1. Definisi Perencanaan

Perencanaan merupakan tahapan awal dalam proses manajemen.


Perencanaan juga salah satu fungsi dasar manajemen. Dengan
proses perencanaa, maka satu alur kerja manajemen dapat
mengakomodir tujuan organisasi, bagaimana cara mencapai tujuan
tersebut, bagaimana kesiapan sumber daya manusia didalam
organisasi, dan kegiatan apa yang akan dilaksanakan.

Pada proses perencanaan, sebuah organisasi keperawatan dapat


menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan peraturan-
peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat
perkiraan proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta
menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan
berencana.

2. Prinsip Perencanaan

Menurut Siagian (2007), perencanaan yang baik harus memiliki


prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena rencana
merupakan suatu keputusan yang menentukan kegiatan yang
akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan.

2. Dibuat oleh orang-orang yang mengerti organisasi.

3. Dibuat oleh orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik


perencanaan.

4. Adanya suatu perencanaan yang teliti, yang berarti rencana


harus di ikuti oleh program kegiatan terinci.

5. Tidak boleh terlepas dari pemikiran pelaksanaan, artinya harus


tergambar bagaimana rencana tersebut dilaksanakan.

6. Bersifat sederhana, yang berarti disusun secara sistematis dan


prioritasnya jelas terlihat.

7. Bersifat luas yang berarti bias diadakan penyesuaian bila ada


perubahan.

8. Terdapat tempat pengambilan risiko karena tidak ada


seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi dimasa
yang akan datang.

9. Bersifat praktis, yang berarti bias dilaksanakan sesuai dengan


kondisi organisasi.

10. Merupakan prakiraan atau peramalan atas keadaan yang terjadi.

3. Proses Perencanaan
Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian kegiatan
yang harus dijawab dengan memuaskan menggunakan pendekatan
5W1H. berikut penjabarannya :

What Kegiatan apa yang harus dijalankan dalam rangka


pencapaian tujuan yang telah disepakati?

Where Dimana kegiatan akan dilakukan?

When Kapan kegiatan tersebut akan dilakukan?

Who Siapa yang harus melaksanakan kegiatan tersebut?

Whay Mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan?

How Bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut


kearah pencapaian tujuan?

Selain itu, proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus


diselesasikan dengan menggunakan teknik ilmiah. Cara sistematis
dan didasarkan pada langkah sebagai berikut :

1. Mengetahui sifat hakiki dan masalah yang dihadapi

2. Mengetahui data yang akurat sebelum menyusun rencana

3. Menganalisis dan menginterpretasi data yang telah terkumpul

4. Menetapkan data alternative pemecahan masalah

5. Melaksanakan rencana yang telah tersusun

6. Memilih cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah

7. Menilai hasil yang telah dicapai

4. Tujuan dan Manfaat Perencanaan


a. Tujuan :

- Standar pengawasan suatu kegiatan

- Mengetahui kapan pelaksanaannya dan kapan selesainya

- Mengetahui siapa saja yang terlibat mendapatkan kegiatan


yang sistematis termasuk biaya dan kualotas pekerjaan

- Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif

- Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan

- Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui

- Mengarahkan pada pencapaian tujuan

b. Manfaat :

- Standar pelaksanaan dan pengawasan

- Pemilihan alternative yang terbaik\

- Penyusunan skala prioritas

- Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi

- Membantu manajer menyesuiakan diri dengan perubahan


lingkungan

- Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak


terkait

- Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti

B. Perencanaan Dalam Manajemen Keperawatan


1. Perumusan visi, misi dan motto institusi keperawatan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia,visi diartikan sebagai


pandangan atau wawasan kedepan. Yakni tentang bagaimana
sebuah institusi, dalam hal ini institusi keperawatan visi yang baik
dimasa mendatang.

Sedangkan misi merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh


untuk mewujudkan visi diatas. Lalu motto adalah semangat atau
filosofi yang menjadi dasar terlaksananya aktivitas keperawatan
didalam institusi tersebut.

2. Jenis perencanaan dalam manajemen keperawatan

Dalam aktivitas manajemen keperawatan, manajer keperawatn


perlu menyusun rencana jangka pendek, menegah, dan panjang.
Asmuji (2014) didalam buku manajemen keperawatan menuliskan
bahwa perencanaan jangka pendek disebut juga perencanaan
operasional, yakni perencanaan yang dibuat untuk kegiatan jangka
waktu satu tahun. Perencanaan jangka menengah merupakan
perencanaan untuk segala aktiivitas dalam jangka waktu satu
hingga lima tahun. Sedangkan perencanaa jangka panjang dibuat
untuk segala aktivitas berdurasi lebih dari lima tahun.

Keliat (2006) didalam modul keperawatan professional jiwa


menyebut rencana jangka pendek yang dapat diterapkan didalam
lingkup keperawatan antara lain:

a. Rencana harian

Rencana harian ini berisikan kegiatan bagi seluruh SDM


keperawatan sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka
masing-masing. Rencan harian biasanya disusun oleh kepala
ruangan/bangsal, ketua tim perawat, dan perawat pelaksana.

3. Dasar perencanaan sumber daya manusia (SDM) keperawatan\

Dalam buku manajemen keperawatan, konsep dan aplikasi


(2014:25) disebutkan terdapat beberapa dasar dalam membuat
perencanaan SDM keperawatan, yakni :

a. Perencanaan tidak akan timbul dengan sendirinya, tetapi


perencanaan timbul didasari oleh hasil pemikiran yang
bersumber dari hasil-hasil penelitian. Perencanaan tidak boleh
hanya mengandalkan asumsi.

b. Perencanaan mutlak harus memiliki keberanian mengambil


keputusan dengan segala risikonya. Perencanaan yang kita buat
tidak hanya sekedar berupa rencana. Rencana dibuat harus ada
dasarnya.

c. Orientasi suatu rencana adalah masa depan. Artinya, rencana


diibartakan suatu tutuk yang akan kita tuju dan kita capai.
Rencana harus mempunyai arah ke depan, maju, dan realistis.

d. Rencana harus mempunyai makna. Artinya, jangalah membuat


suatu rencana yang tidak jelas arah dan tujuannya, dengan
dukungan data dan fakta yang objektif, akan memunculkan
masalah yang actual sehingga perencanaan yang dibuat akan
bermakna.

4. Tujuan perencanaan sumber daya manusia keperawatan


Hasibunan didalam buku manajemen sumber daya manusia
menyebut perlunya disusun perencanaan sumber daya manusia
antara lain:

a. Menentukan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan

Melalui perencanaan yang terorganisasi, manajer keperawatan


mampu menentukan kualifikasi seperti apa yang menjadi syarat
dibutuhkannya tenaga-tenaga atau SDM keperawatan yang
berkualitas.

b. Efektivitas dan efisiensi

Perencanaan manajemen keperawtan menjadi sarana untuk


mendapatkan para SDM keperawatan sesuai peran, bakat,
minat, dan kemampuanya masing-masing. Hal ini dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan
tugas-tugas keperawatan.

c. Menjamin tersedianya tenaga keperawatan hingga masa


mendatang

Perencanaan sumber daya manusia keperawatan harus benar-


benar dicermati oleh manajer. Supaya SDM keperawatan tetap
komitmen dan konsisten dengan tugas keperawatannya.

d. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas

Perencanaan SDM keperawatan yang cermat tentu tidak akan


menimbulkan tumpang tindih dalam melaksanakan peran dan
tanggung jawab masing-masing SDM.

e. Mempermudah koordinasi\
f. Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan,
seleksi, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan.

g. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi dan pensiunan


tenaga keperawatan.

5. Penghitungan sunber daya manusia keperawatan

Penentuan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh keinginan untuk


menggunakan tenaga keperawatan yang sesuai. Untuk lebih
akuratnya dalam perencanaan tenaga keperawatan maka harus
mempunyai keyakinan tertentu dalam organisasinya seperti :

a. Rasio antar perawat dan klien di dalam perawatan intensif


adalah 1:1 atau 1:2

b. Perbandingan perawat ahli dan terampil diruang medical


bedah, kebidanan, anak, dan psiaktri adalah 2:1 atau 3:1

c. Rasio antara perawat dan klien dan shift pagi atau sore adalah
1:5 untuk malam hari diruang rawat dan lain-lain 1:10

d. Jumlah tenaga terampil ditentukan oleh tingkat ketergantungan


klien. Menurut Abdullah & Levine dalam Gillies (1994),
seharusnya dalam satu unit ada 55% tenaga ahli dan 45%
tenaga terampil.

Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan denga


kategori yang akan dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien
disetiap unit :
Perawatan mandiri (self care), yaitu klien memerlukan bantuan
minimal dalam melakukan tindakan keperawatan dan
pengobatan.

6. Tahap –tahap merencanakan asuhan keperawatan

a. Menetapkan prioritas

Penetapan prioritas sangat dibutuhkan karena hal ini dapat


mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan ketika klien
mempunyai masalah dalam menetapkan prioritas tidak hanya
memperhatikan aspek fisiologis tetapi juga aspek keinginan,
kebutuhan, dan keselamatan klien. Prioritas dklasifikasikan
menjadi tiga yakni tinggi, menengah dan rendah.

- Prioritas tinggi, prioritas yang berdasarkan diagnose


keperawatan dapat mengakibatkan ancaman bagi klien atau
orang lain bila tidak segera ditangani.

- Prioritas menengah, mencakup kebutuhan klien non


emergency tidak mengacam kehidupan

- Prioritas rendah, mencakup kebutuhan yang tidak secara


langsung berhubungan dengan suatu penyakit spesifik.

b. Menetapkan tujuan asuhan keperawatan

Tujuan asuhan keperawatan adalah sasaran yang ingin dicapai


dalam pemberian intervensi terhadap dua tipe tujuan dan harus
dicapai yakni jangka pendek (diarahkan rencana keperawatan
mendesak) dan harus dicapai dalam waktu yang relative
singkat. Biasanya tujuan jangka panjang berfokus pada
pencegahan, pemulangan, rehabilitasi, dan pendidikan
kesehatan.

7. Langkah-langkah perencanaan asuhan keperawatan

Menurut Gillies (1994) meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan


yang diberikan.

b. Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk


melaksanakan pelayanan keperawatan.

c. Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat yang


dibutuhkan.

d. Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada


dengan kebutuhan tenaga perawat

e. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shif.\

f. Melakukan bagi seleksi calon-calon yang ada.\

g. Memeberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas


pelayanan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai