Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN SNH (STROKE NON HEMORAGIK)
DI RUANG SYARAF RSUD ULIN BANJARMASIN

TANGGAL 22 - 27 APRIL 2019

Oleh:

Ariany Dhesi Puspitasari, S.Kep


NIM. 1830913320022

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Ariany Dhesi Puspitasari, S. Kep

NIM : 1830913320022

JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan Stroke Non Hemoragik


- Asuhan Keperawatan Klien Dengan Stroke Non
Hemoragik
- Resume Pasien di Ruang Syaraf RSUD Ulin

Banjabaru, April 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Agianto, S.Kep., Ns., MNS, Ph. D …………………………….


NIP. 19820818 200812 1003 2 001 NIP. ………………………..
Definisi: Klasifikasi: Manifestasi klinis:
Stroke non hemoragik merupakan 1. Stroke Trombotik. Stroke trombotik terjadi karena 1. kehilangan motorik
proses terjadinya iskemia akibat 2. kehilangan komunikasi
adanya penggumpalan pada pembuluh darah di otak
emboli dan trombosis serebral 3. deficit lapang pandang
(Arif Muttaqin, 2008) 2. Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari 4. deficit sensori
jantung atau lapisan lemak yang lepas. 5. kerusakan fungsi kognitif dan
efek psikologis
Etiologi 6. disfungsi kantung kemih
Pada tingkatan makroskopik,
stroke non hemoragik paling
sering disebabkan oleh emboli
ektrakranial atau trombosis
intrakranial. Selain itu, stroke non Pemeriksaan penunjang
hemoragik juga dapat diakibatkan 1. CT Scan
oleh penurunan aliran serebral. 2. Angiografi serebral
Pada tingkatan seluler, setiap 3. pungsi lumbal
proses yang mengganggu aliran SNH 4. MRI
darah menuju otak menyebabkan 5. ultrasonografi Dopler
timbulnya kaskade iskemik yang 6. sinar X
berujung pada terjadinya kematian 7. EEG
neuron dan infark serebri.

Penatalaksanaan:
1. Konservatif (diuretika, antikoagulan,
antitrombosit)
Komplikasi: 2. Bedah (endosteroktomi karotis,
1. hipoksia serebral revaskularisasi)
2. penurunan darah serebral
3. luasnya area cedera
Pathway SNH
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
SNH
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
1. Identitas
1. Risiko ketidakefektifan perfusi
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit jaringan otak
4. Pola Fungsional Gordon 2. Hambatan komunikasi verbal
5. Pemeriksaan Fisik 3. Defisit perawatan diri; mandi
4. Hambatan mobilitas fisik

Risiko ketidakefektifan Hambatan komunikasi verbal Defisit perawatan diri; Hambatan mobilitas fisik
perfusi jaringan otak mandi

NOC: NOC: NOC: NOC


Setelah dilakukan tindakan Komunikasi: Mengekspresikan Self care : Activity of Daily Mobility Level
keperawatan selama (3X24 jam) 1. Dapat menjawab pertanyaan Living (ADLs)
diharapakan suplai aliran darah yang diajukan perawat Setelah dilakukan tindakan
keotak lancar dengan kriteria 2. Dapat mengerti dan memahami Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
hasil klien akan: pesan-pesan melalui gambar keperawatan selama 3x 24 jam, diharapkan klien dapat
1. Menndemonstrasikan status 3. Dapat mengekspresikan diharapkan kebutuhan mandiri melakukan pergerakan fisik
sirkulasi yang ditandai dengan perasaannya secara verbal klien terpenuhi, dengan kriteria dengan kriteria hasil :
: maupun nonverbal hasil: 1. Klien meningkat dalam
· a. Tekanan sistol dandiastol aktivitas fisik
dalam rentang yang diharapkan. Setelah dilakukan tindakan 1. Klien terbebas dari bau badan 2. Mengerti tujuan dari
· b. Tidak ada keperawatan selama 3 x 24 jam, 2. Menyatakan kenyamanan peningkatan mobilitas
ortostatikhipertensi. diharapkan klien mampu untuk terhadap kemampuan untuk 3. Memverbalisasikan perasaan
· c. Tidak ada tanda tanda berkomunikasi lagi dengan kriteria melakukan ADLs dalam meningkatkan
peningkatan tekanan intrakranial hasil: 3. Dapat melakukan ADLS kekuatan dan kemampuan
(tidak lebih dari 15 mmHg). NIC: dengan bantuan berpindah
2. Mendemonstrasikan Mendengar Aktif 4. Memperagakan penggunaan
kemampuan kognitif yang 1. Libatkan keluarga untuk NIC : alat bantu untuk mobilisasi
ditandai dengan: membantu memahami atau Self Care assistance : ADLs (walker)
· a. Berkomunikasi dengan jelas memahamkan informasi dari dan 1. Monitor kemempuan klien NIC :
dan sesuai dengan kemampuan. ke klien untuk perawatan diri yang Exercise therapy : ambulation
· b. Menunjukkan perhatian, 2. Dengarkan setiap ucapan klien mandiri. 1. Monitoring vital sign
konsentrasi dan orientasi. dengan penuh perhatian 2. Monitor kebutuhan klien sebelm/sesudah latihan dan
· c. Memproses informasi. 3. Gunakan kata-kata sederhana dan untuk alat-alat bantu untuk lihat respon pasien saat
· d. Membuat keputusan dengan pendek dalam komunikasi kebersihan diri, berpakaian, latihan
benar. dengan klien berhias, toileting dan makan. 2. Konsultasikan dengan terapi
4. Dorong klien untuk mengulang 3. Sediakan bantuan sampai fisik tentang rencana
3. 3. Menunjukkan fungsi sensori kata-kata klien mampu secara utuh ambulasi sesuai dengan
motori cranial yang utuh : tingkat 5. Berikan arahan / perintah yang untuk melakukan self-care. kebutuhan
kesadaran membaik, tidak ada sederhana setiap interaksi dengan 4. Dorong klien untuk 3. Bantu klien untuk
gerakan gerakan involunter klien melakukan aktivitas sehari- menggunakan tongkat saat
NIC: 6. Programkan speech-language hari yang normal sesuai berjalan dan cegah terhadap
Monitoring (Monitor tekanan terapi kemampuan yang dimiliki. cedera
intrakranial) 7. Lakukan speech-language terapi 5. Dorong untuk melakukan 4. Ajarkan pasien atau tenaga
1. Berikan informasi kepada setiap interaksi dengan klien secara mandiri, tapi beri kesehatan lain tentang teknik
keluarga bantuan ketika klien tidak ambulasi
2. Set alarm Peningkatan komunikasi; deficit mampu melakukannya. 5. Kaji kemampuan pasien
3. Monitor tekanan perfusi wicara 6. Ajarkan klien/ keluarga untuk dalam mobilisasi
serebral 1. kaji dan dokumentasi bahasa mendorong kemandirian, 6. Latih pasien dalam
4. Catat respon pasien terhadap utama untuk memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan ADLs
stimuli 2. kaji kemampuan untuk hanya jika pasien tidak secara mandiri sesuai
5. Monitor tekanan intrakranial berbicara, mendengar, mampu untuk melakukannya. kemampuan
pasien dan respon neurology menulis, membaca dan 7. Berikan aktivitas rutin sehari- 7. Dampingi dan Bantu pasien
terhadap aktivitas memahami hari sesuai kemampuan. saat mobilisasi dan bantu
6. Monitor jumlah drainage 3. bimbing 8. Pertimbangkan usia klien jika penuhi kebutuhan ADLs ps.
cairan serebrospinal komunikasisatunarah dengan mendorong pelaksanaan 8. Berikan alat Bantu jika klien
7. Monitor intake dan output tepat lahan diri untuk tidak aktivitas sehari-hari. memerlukan.
cairan berteriak kepada klien yang 9. Ajarkan pasien bagaimana
8. Restrain pasien jika perlu mengalami gangguan Observasi merubah posisi dan berikan
9. Monitor suhu dan angka komunikasi 1. kaji kemampuan untuk bantuan jika diperlukan
WBC 4. dengarkan dengan penuh menggunakan alat bantu
10. Kolaborasi pemberian perhatian 2. kaji membrane mukosa Aktivitas keperawatan tingkat
antibiotik 5. dorong klien untuk oral dankebersihan tubuh 2
11. Posisikan pasien pada posisi berkomunikasi secara setiap hari 1. kaji kebutuhan belajar klien
semifowler perlahan dan untuk 3. dukung kemandirian 2. kaji kenutuhan terhadap
12. Minimalkan stimuli dari mengulangi permintaan dalam melakukan mandi bantuan pelayanan kesehatan
lingkungan dan hygiene oral, bantu dari lembaga kesehatan
klien jika hanya dirumah sakit
Terapi oksigen diperlukan 3. instruksikan klien untuk
1. Bersihkan jalan nafas dari 4. libatkan keluarga dalam menyangga berat badan
secret pemberian asuhan 4. insryksikan dan dukung klien
2. Pertahankan jalan nafas tetap 5. dukung klien untuk untuk menggunakan trapeze
efektif mengatur langkahnya atau pemberay untuk
3. Berikan oksigen sesuai sendiri selama perawatan meningkatkan serta
intruksi mempertahankan kekuatan
4. Monitor aliran oksigen, kanul ekstremitas atas
oksigen dan sistem humidifier 5. instruksikan klien untuk
5. Beri penjelasan kepada klien mempertahankan kesejajaran
tentang pentingnya pemberian tubuh yang benar
oksigen 6. gunakan ahli terapi fisik
6. Observasi tanda-tanda hipo- okupasi sebagai suatu sumber
ventilasi untuk mengembangkan
7. Monitor respon klien terhadap perencanaan dan
pemberian oksigen mempertahankan atau
8. Anjurkan klien untuk tetap meningkatkan mobilitas
memakai oksigen selama
aktifitas dan tidur
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek., dkk. Nursung Intervention Classification (NIC) 2016, edition 6: Mocomedia

Elizabeth, J. Corwin.2008. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECG

Moorhead., dkk. Nursung Outcome Classification (NOC) 2016, edition 6: Mocomedia

Nurjannah, Intansari. 2016. ISDA Intan’s Screening Diagnoses Assesment Versi Bahasa
Indonesia (2016). Yogyakarta: Mocomedia.
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 3. Balai Penerbit
FKUI : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai