Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GLAUKOMA
DI POLI MATA RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 15 – 20 April 2019

Oleh:

Ariany Dhesi Puspitasari, S. Kep


NIM. 1830913320022

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Ariany Dhesi Puspitasari, S.Kep

NIM : 1830913320022

JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan Penyakit Glaukoma

- Asuhan Keperawatan Klien Dengan Glaukoma di Poli


Mata RSUD Ulin Banjarmasin

- Resume Pasien di Poli Mata RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, April 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Hasby Pri Choiruna, S.Kep., Ns., M.Kep. Efnita, SKM, MM


NIK. 1990 2014 1 156 NIP. 19640604 199101 2 001
GLAUKOMA

Definisi Etiologi Klasifikasi Tanda dan gejala Pemeriksaan


Sekelompok - Primer: trauma, 1. Glaukoma Primer - Penurunan lapang 1. Anamnesa
kelainan/kerusakan diabetes mellitus, - Glaukoma sudut pandang 2. Pemeriksaan fisik
mata yang ditandai arteriosklerosis terbuka - Timbulnya halo di 3. Tonometri
dengan - Sekunder: - Glaukoma sudut sekitar lapang 4. Pengukuran lapang
berkurangnya lapang komplikasi penyakit tertutup pandang pandang
pandang akibat mata lain seperti 2. Glaukoma sekunder - Nyeri hebat di dalam 5. oftalmoskop
kerusakan saraf katarak, 3. Glaukoma dan di sekitar mata
optikus karena pembedahan. kongenitalis. - Pembesaran bola
peningkatakan mata
tekanan intraokuler.

Komplikasi Penatalaksanaan
Kontrol tekanan 1. Medikamentosa
intraokuler yang jelek - Timolol, Betaxolol,
akan menyebabkan Levobunolol,
semakin rusaknya Carteolol,
nervus optik dan metipranolol
semakin menurunnya 2. Bedah konvensional
visus sampai terjadi - trabeculectomy
kebutaan. 3. Bedah laser
- trabeculoplasty
Pathway

Glaukoma Glaukoma Penyakit mata Kegagalan


sudut terbuka sudut tertutup lain (mis. perkembangan
Trauma, uveitis) organ mata,
Herediter, Perubahan kelainan anatomis
degeneratif anatomis (iris Penyempitan
terlalu ke depan) sudut mata atau Gangguan aliran
Sklerosa badan obstruksi aliran drainase
silier dan jaringan Obstruksi pada drainase aqueus
trabekel, miopi yg kanal schlemn humor
progresif

Drainase aqueus
Ruang posterior humor terganggu
menyempit

Obstruksi aliran Peningkatan Tekanan Intra Nyeri


aqueus humor Okuler (TIO) >23 mmHg akut

Tekanan pada Tekanan pd sel ganglion Tekanan pembuluh


saraf vagus dan saraf optik darah di retina

Mual muntah Kerusakan retina, Suplai O2 ke


gangguan fungsi mata menurun
penglihatan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari iskemik
kebutuhan tubuh Fotopobia, penurunan Resiko retinopati
penglihatan, penurunan
lapang pandang

kebutaan

Resiko jatuh
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit sekarang, dahulu dan keluarga)
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan diagnostik
Nyeri akut Ketidakseimbangan nutrisi: kurang Risiko Jatuh
NOC: dari kebutuhan tubuh NOC :
Pain Level NOC: Fall Prevention Behavior
Pain control Nutritional Status Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien tidak mengalami
keperawatan selama 1 x 60 menit klien selama 3x24 jam kebutuhan nutrisi klien risiko jatuh dengan kriteria hasil:
menunjukkan tanda penurunan nyeri terpenuhi dengan kriteria hasil:
1. Menggunakan alat bantu penglihatan
dengan kriteria hasil: 1. Intake nutrisi adekuat
dengan benar
1. Menggunakan analgesik yang 2. Intake makanan adekuat
direkomendasikan 3. Intake minuman adekuat 2. Tidak jatuh saat beraktivitas
2. Melaporkan nyeri berkurang
3. Ekspresi wajah menunjukkan nyeri
berkurang
NIC NIC: NIC :
Pain Management Nutrition Management Fall Prevention
1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 1. Identifikasikan defisiensi kognitif atau
komprehensif. menentukan jumlah kalori dan tipe fisik dari klien yang bisa
2. Observasi tanda-tanda nyeri secara nutrisi yang dibutuhkan. meningkatkan kemungkinan jatuh di
nonverbal 2. Tanyakan alergi yang dimiliki klien suatu lingkungan.
3. Ajarkan penggunaan teknik 3. Pastikan makanan mengandung 2. Identifikasikan perilaku dan faktor-
nonfarmakologi (relaksasi, terapi tinggi serat untuk mencegah
faktor yang memberi efek risiko untuk
musik, distraksi, kompres konstipasi
4. Monitor intake makanan dan jatuh.
hangat/dingin, dan massage) 3. Instruksikan klien untuk memanggil
Analgesic Administration minuman
Anjurkan untuk mengonsumsi asisten jika ingin bergerak, bila
1. Cek order medis untuk obat, dosis
makanan dengan porsi sedikit tapi diperlukan.
dan frekuensi analgesik yang
sering 4. Ajarkan klien bagaimana cara jatuh
diberikan
2. Cek adanya alergi obat untuk meminimalisir luka.
3. Monitor TTV sebelum dan sesudah Sediakan alat bantu untuk menstabilkan
memberikan analgesik narkotik gaya berjalan.
4. Dokumentasikan respon klien
terhadap penggunaan analgesik
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.
Mansjoer Arif. 2000. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Medis Aesculapius.
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai