Bab 5 Variabel Costing
Bab 5 Variabel Costing
VARIABEL COSTING
Sebagai alat untuk penetuan harga pokok Sebagai alat untuk penentuan harga pokok
produksi produksi
Perbedaan Perbedaan
1) Biaya tetap diperhitungkan dalam unsure 1) Biaya tetap tidak diperhitungkan dalam
harga pokok (biaya tetap = period costs) unsure harga pokok.
2) Untuk periodic cost, perhitungannya ke 2) Untuk periodic cost, perhitungannya ke
dalam R/L ditunda sampai dengan dalam R/L dilakukan pada akhir periode
barang dijual. akuntansi
3) Harga pokok produksi akan lebih besar 3) Harga pokok produksi lebih kecil
4) Penyajian dalam laporan R/L berbeda 4) Penyajian dalam laporan R/L berbeda
dengan variable cost. Dengan full costing
5) BOP dipisahkan menjadi tetap dan 5) BOP dipisahkan menjadi tetap dan
variable, dibebankan ke harga pokok Variable, tetapi BOP tetap tidak
produksi berdasarkan pengeluaran dimasukan ke HP. Jadi tidak melekat
sebenarnya atau tariff yang ditentukan dalam harga pokok produksi. BOP
dimuka berdasarkan kapasitas normal. tetap digolongkan dalam periodikc cost.
6) Akan terjadi perbedaan antara biaya 6) Tidak terjadi seperti pada full costing
BOP yang dibebankan dengan BOP yang
sesungguhnya, dalam jumlah yang lebih
besar atau lebih kecil.
7) Selama persediaan masih ada yang 7) Tidak seperti full costing
belum terjual, selisih BOP antara tariff
yang ditentukan dimuka dengan
sesungguhnya, dibebankan kepersediaan
yang masih ada tersebut.
8) Memasukkan ke dalam harga pokok 8) Dimasukkan ke dalam harga pokok
semua biaya yang dikeluarkan, baik hanya biaya yang berfungsi produksi,
yang berfungsi produksi maupun yang yang berfungsi waktu (period cost) tidak
berfungsi waktu dimasukkan.
9) Biaya produksi adalah biaya yang dapat 9) Biaya produksi hanya biaya yang
diidentifikasikan dengan produk yang berfungsi produksi.
dihasilkan, sedangkan periodic cost
adalah biaya-biaya yang tidak ada
hubungannya dengan produksi dan
dibebankan dalam periode berjalan.
10) Periodic cost adalah biaya-biaya yang 10) Periodic cost adalah biaya yang
tidak ada hubungannya dengan proses dikeluarkan untuk mempertahankan
produksi dan dibebankan dalam periode tingkat kapasitas tertentu guna
berjalan ke laporan L/R. Contohnya : memproduksi dan menjual produk.
biaya pemasaran, biaya administrasi (seluruh biaya tetap : BOP tetap, B.
dan umum. Pemasaran tetap, Biaya
admininstrasi & umum tetap)
1
BBB Rp. xxx BBB Rp. xxx
BTK langsung Rp. xxx BTK variable Rp. xxx
BOP tetap Rp. xxx BOP variable Rp. xxx
BOP variable Rp. xxx
Harga pokok produksi Rp. ….. Harga pokok produksi Rp. xxx
Contoh : 1
PT. El Sari memproduksi satu jenis produk. Data produksi dan biaya bulan Januari, Februari, dan Maret
20X1 sbb. :
2
Gambar 5.3
Data produksi dan biaya bulan Januari, Februari dan Maret 20X1 sbb. :
Harga jual per unit Rp. 100 Rp. 100 Rp. 100
BBB per unit 20 20 20
BTK per unit 10 10 10
BOP tetap sesungguhnya 1.700 1.700 1.700 Rp.5.100
BOP variable sesunggunya 800 660 660 2.100
Biaya Pemasaran :
- Variabel per unit yang di jual 10 10 10 6.150
- Tetap 1.000 1.000 1.000 3.000
BOP dibebankan kepada produk atas dasar unit produk yang dihasilkan
Tarif BOP dihitung atas dasar kapasitas prouksi normal per bulan 200 kg, dengan taksiran BOP variable
Rp. 800 dan BOP tetap Rp. 1.600 sebulan.
Tarif BOP tersebut berasald ari perhitungan sbb. :
Tarif BOP variable = Rp. 800 : 200 kg. = Rp. 4 per kg.
Tarif BOP tetap = Rp. 1.600 : 200 kg = Rp. 8 per kg.
Gambar 5.4
Harga pokok per unit produksi menurut metode Full Costing dan variable costing :
Perbedaan pokok antara metode full costing dengan variable costing terletak pada perlakuan BOP
tetap :
3
1) Bila volume penjualan sama dengan volume produksi, maka hasilnya sama dengan 0. Dengan
demikian laba atau rugi yang dihitung dengn full costing sama dengan variable costing.
2) Jika volume penjualan lebih besar dari volume produksi, berarti metode full costing
membebankan biaya BOP tetap lebih besar dibandingkan dengan variable costing,
mengakibatkan laba full costing lebih rendah dari variable costing.
3) Jika volume penjualan lebih kecil dari volume produksi , berarti metode vull costing
membebankan BOP tetap lebih kecil dibandingkan variable costing, mengakibatkan laba full
costing lebih besar dari variable costing.
Menurut perilaku dalam hubungannya dengan prubahan kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga
golongan :
1) BIAYA TETAP
Biaya tetap adalah yang dalam kisar perubahan kegiatan tertentu tidak berubah dengan
adanya perubahan volume kegiatan.
2) BIAYA VARIABEL
Biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volulume kegiatan.
Jika perusahaan menggunakan variable costing, dalam akuntansi biaya produksinya, biaya produksi dan
non produksinya perlu dipisahkan menurut perilakunya, dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan.
Biaya Pemasaran
Biaya Pemasaran Variabel
Biaya Pemasaran Tetap
Jurnal yang dibuat selama proses produksi berjalan, untuk BOP Variabel sbb. :
BOP sesungguhnya yang terjadi, dicatat pertama kali dalam rekening BOP sesungguhnya.
Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya terjadi :
Pada akhir periode akuntansi, BOP dianalisis perilakunya, misalnya dengn menggunakan metode
regresi, untuk memisahkan ke dalam BOP tetp dan variable.
Berdasarkan hasil analisis tersebut lalu diuat jurnal sbb. :
4
BOP variable sesungguhnya Rp. xx
BOP tetap sesungguhnya Rp. xx
BOP sesungguhnya Rp. xxx
Pencatatan Biaya Pemasaran, Biaya Administrasi & Umum, serupa dengan pencatatan BOP
sesungguhnya, sbb. :
Pada kahir periode akuntansi, biaya pemasaran dan Administrasi umum dianalisis perilakunya
(misalnya menggunakan metode regresi), untuk dipisahkan ke dalam tetap dan variable.
Jurnalnya :
Gambar : 5.6
Berbagai Rekening
Yang di Kredit
Contoh 2.
Gambar 5.7.
5
Pesanan # 134 Rp. 6.000
Jumlah Rp. 12.000
Jurnal # 1 :
BTK variable :
BTK tetap :
Jurnal # 2 :
6
(2) operating leverage.
Gambar 5.18
Rasio
Laba = 40 : 100 = 40 %
Hasil penjualan Rp. 100 Kontribusi
Biaya variable Rp. 60
Laba kontribusi Rp. 40
Biaya tetap Rp. 30 Operating = 40 : 10 = 4
Leverage
Laba bersih Rp. 10
Operating laverage, merupakan suatu ukuran, pada tingkat volume penjualan tertentu, prosentase
perubahan laba bersih yang diakibatkan oleh prosentase perubahan volume penjualan.
Jika operating leverage sebesar 4, maka setiap 1 % perubahan volume penjualan akan
mengakibatkan perubahan laba bersih sebesar 4 % (1% X 4)