Asetor Fix
Asetor Fix
Kecelakaan akibat tidak mematuhi aturan lalu lintas telah menelan korban
jiwa sekitar 2,4 juta jiwa manusia setiap tahunnya (WHO,2017). Jumlah angka
kematian yang diakibatkan karena kecelakaan telah menduduki peringkat ketiga
sebagai penyebab kematian manusia setelah penyakit HIV/AIDS dan
TBC.Kecelakaan lalu lintas terbanyak dialami oleh sepeda motor kemudian
disusul oleh mobil (Korlantas Polri,2017).Kecelakaan tersebut terjadi akibat salah
komunikasi atau kelalaian dalam memberikan isyarat berkendara.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu di rancang sebuah alat yang
meminimalkan kesalahan dalam pengendara sepeda motor dalam memberikan
isyarat di jalan raya. ASETOR (Alat Lampu Sein menyala secara otomatis
menggunakan sensor) merupakan inovasi baru yang dapat mewujudkan dan
mengurangi tingkat kecelakaan berkendara. Alat ini dapat menghidupkan lampu
sein sesuai dengan arah yang benar secara otomatis. Dengan mendeteksi
kemana arah motor agar sesuai dengan lampu sein yang dihidupkan
menggunakan sensor. Sensor yang digunakan adalah Sensor Limit Switch. Jika
pengendara motor ingin berbelok kiri, maka ASETOR akan menghidupkan lampu
sein tersebut kearah kiri secara otomatis. Dengan adanya alat ASETOR tersebut,
diharapkan dapat mengurangi dan meminimalkan tingkat kecelakaan yang terjadi
di Indonesia akibat kelalaian pengendara motor dalam memberikan isyarat yaitu
menentukan arah lampu sein.
4
Rumusan Masalah
Apakah Pembuatan ASETOR (Alat Lampu Sein menyala secara otomatis
menggunakan sensor) pada Kendaraan Bermotor dapat mengurangi kecelakaan
lalu lintas akibat kelalaian pengendara motor dalam memberikan isyarat yaitu
menentukan arah lampu sein?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan adalah Pembuatan ASETOR (Alat Lampu Sein menyala secara
otomatis menggunakan sensor) pada Kendaraan Bermotor yaitu mengurangi dan
meminimalkan kecelakaan lalu lintas pada kendaraan bermotor di Indonesia yang
disebabkan oleh kelalaian pengendara motor dalam memberikan isyarat yaitu
menentukan arah lampu sein.
Manfaat Penelitian
1. Mengurangi dan meminimalkan tingkat kecelakaan lalu lintas akibat
kelalaian pengendara motor dalam memberikan isyarat yaitu menentukan
arah lampu sein bagi pengendara.
2. Memberikan wacana baru kepada masyarakat bahwa dengan
menggunakan lampu sein otomatis dengan sensor dapat mengurangi
tingkat kecelakaan karena tidak akan salah dalam memberi isyarat dan
pengendara merasa aman.
3. Membantu pemerintah untuk mengurangi dan meminimalkan tingkat
kecelakaan dijalan raya dengan menggunakan lampu sein otomatis
dengan sensor sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam memberikan
isyarat. Sehingga kemacetan yang terjadi terutama di kota besar dapat
diminimalkan.
5
D. Gambaran Umum
1. Kendaraan Bermotor
Dahulu orang mengandalkan kendaraan dengan tradisioanl yaitu
dengan hewan seperti kuda, namun seiring tekhnologi yang meningkat
hal tersebut ditinggalkan. Masyarakat banyak memilih menggunakan
transportasi darat dengan menggunakan tenaga mesin seperti
transportasi darat kereta,udara pesawat terbang darat kereta api, mobil
dan sepeda motor. Salah satu jenis perangkutan darat selain kereta api
dan angkutan umum yang membutuhkan bantuan manusia atau hewan
adalah (sepeda, becak, gerobak dorong, dll)(Warpani,2002). Jenis
kendaraan bermotor yang berkembang di Indonesia beragam wujudnya,
seperti 1) Sepeda Motor; 2) Mobil Pribadi; 3) Mobil umum (angkutan
publik); 4) Bus Pribadi; 5) Bus Umum (angkutan publik); dan 6) Truk.
Seperti yang terlihat dalam (Gambar.1). Berdasarkan gambar trerlihat
yang mendominasi kendaraan di jalan raya adalah sepeda motor.
lain dari kendaraan bermotor dapat dimiliki secara luas dan dijalankan
secara perorangan. Hal ini berbeda dengan angkutan rel, air, dan udara
yang harus memiliki keahlian khusus saat mengendarai dan tidak semua
orang bisa memiliki angkutan tersebut.
Masyarakat cenderung banyak memilih transportasi darat karena
disebabkan adanya aktivitas masyarakat yang lebih banyak di darat dari
pada di laut maupun udara. Berdasarkan dari segi biaya lebih murah pada
transport darat.
Kebutuhan akan sarana transportasi membuat masyarakat Indonesia
berbondong-bondong memilih transportasi yang nyaman untuk digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Wawancara yang dilakukan Saragih.F.A.
kepada kepala Kakorlantas Polri, Irjen Pol Agung Budi Maryoto
mengatakan bahwa populasi kendaraan bermotor di Indonesia mencapai
lebih dari 124 juta unit sesuai data pendaftaraan registrasi kendaraan
terhitung sampai Juli 2016, dengan pertumbuhan kendaraan 6 juta unit
per tahun. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa masyarakat Indonesia
lebih memilih transportasi pribadi daripada transportasi umum.
Menurut data yang diperoleh dari Mabes Polri. Jumlah kendaraan
yang terdata di Indonesia per 1 Januari 2018 mencapai 3 juta. Tepatnya
3.571.329 unit kendaraan. Angka tersebut termasuk jumlah sepeda motor
yang memberikan kontribusi terbesar sebesar 82% atau 91.085.532 unit
sepeda motor. Menyusul mobil pribadi dengan kontribusi 12% atau
sebanyak 13.253.143 unit mobil. Sisanya kontribusi dari mobil bus, mobil
barang, dan kendaraan khusus.
Peningkatan jumlah kendaraan yang sangat pesat mengakibatkan
kendaraan yang berada di jalan sangat banyak sehingga timbul kemacetan
dan berdesakan sehingga akan menimbulkan tingkat kecelakaan yang
tinggi. Perhatikan pada tabel. 1 data dari mabespolri per 1 januari 2018.
Kalimantan menduduki urutan ke-3 pada kepemilikan kendaraan bermotor,
data tersebut berbeda dengan di pulai jawa yang menduduki urutan
pertama dalam kepemilikan kendaraan. Haal tersebut disebabkan di pulau
jawa peningkatan jumlah penduduk sangat banyak sehingga populasi
7
sedangkan secara psikologis belum layak karena belum paham rambu yang
ada di jalan. Sedangkan dari segi kedisplinan masih sangat kurang sekali
krena mereka belum memiliki tanggung jawab yang baik. Maka angka
kecelakaan tertinggi terdapat pada sepeda motor dengan pengendara di
bawah 10-15 tahun.
Selain itu juga pengendara belum banyak yang hafal tentang peraturan
rambu lalulintas di jalan, bahkan hampir sebagian besar tidak perduli, salah
satunya adalah penggunaan lampu sein yang danggap sepele. Penggunaan
lampu isyarat yang salah juga membahayakan keselamatan di jalan raya
selain untuk diri sendiri juga bagi orang lain. Maka dari itu harus dibuat
kendaraan tersebut yang memiliki isyarat dengan angka akurasi yang tinggi
seperti otomatis lampu sein karena pengaruh sensor. Sensor yang
digunakan adalah limit switch.
Penggunaan kendaraan dengan menggunakan sensor tersebut
diharapkan pengendara tidak salah lagi dalam memberikan sinyal lampu
sein. Jika stang yang di belokan kekiri maka lampu sein kiri akan menyala
maka sipengendara dapat belok ke kiri dengan aman. Tanpa lupa
memberikan isyarat pada waktu berbelok. Penggunaan isyarat yang salah
juga dapat meningkatkan jumlah kecelakaan di jalan raya.
11
3. Lampu sein
Flasher elektronik
Flasher bimetal
c) Bohlam merupakan satu dari komponen lampu sein. Karena jika tidak
ada bohlam maka lampu sein tidak akan menyala walau saklarnya
dihidupkan. Setiap bohlam memiiliki spesifikasi yang berbeda. Jadi
seandainya bohlam rusak atau mati, diganti dengan bohlam yang
memiliki spesifikasi yang sama. Karena jika watt dari bohlam yang diganti
13
lebih kecil akan terjadi kedipan yang lebih cepat dari biasanya. Atau jika
diganti dengan watt yang lebih besar maka akan merusak flasher.
4. Sensor
Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu
menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi
sinyal elektrik baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang
mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan sinyal elektrik meliputi
temperatur, tekanan, gaya, medan magnet cahaya, pergerakan dan
sebagainya.
Sensor adalah komponen yang digunakan untuk mendeteksi suatu
besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan
rangkaian listrik tentu. Hampir seluruh peralatan elektronik yang ada
mempunyai sensor didalamnya. Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat
denan ukuran sangat kecil. Ukuran yang sangat kecil ini sangat
memudahkan pemakaian dan menghemat energi
Limit Switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang
berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja Limit Switch sama seperti
saklar “Push On” yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan
pada batas penekanan tertentu yang telah di tentukan dan akan memutus
saat katup tidak ditekan. Limit Switch termasuk dalam kategori sensor
mekanis yaitu sensor yang memberikan perubahan elektrik saat terjadi
15
perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah
sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak.
Limit Switch umumnya digunakan untuk :
a. Memutuskan dan menghubungkan rangkaian
menggunakan objek atau benda lain.
b. Menghidupkan daya yang besar, dengan sarana yang kecil
c. Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek.
Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada
batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan
atau penghubungan rangkaian tersebut. Limit Switch memiliki 2 kontak yaitu
NO (Normallly Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu
kontak akan aktif jika tombolnya tertekan.
V = IR
I=V/R
2. Pemecahan Masalah
Penggunaan lampu sein yang tidak sesuai dapat memicu terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Untuk mengatasi hal tersebut, sekarang ini telah
banyak alat yang dirancang untuk membantu pengendara motor agar
lebih efisien dalam berkendara dan tidak lalai dalam menggunakan lampu
sein.
ASETOR (Alat Lampu Sein menyala secara otomatis menggunakan
sensor) merupakan inovasi baru yang dapat mewujudkan hal tersebut. .
Alat ini dapat menghidupkan lampu sein dengan arah yang benar secara
otomatis. Dengan mendeteksi kemana arah motor agar sesuai dengan
lampu sein yang dihidupkan menggunakan sensor.
Sensor yang digunakan adalah Sensor Limit Switch. Jika pengendara
motor ingin berbelok kiri, maka alat perubahan lampu sein akan
menghidupkan lampu sein tersebut kearah kiri secara otomatis. Dengan
adanya Alat Perubahan Lampu Sein secara otomatis dapat mengurangi
kecelakaan yang terjadi di Indonesia akibat kesalahan pengendara motor
dalam menentukan arah lampu sein.lihat gambar 11
22
ASETOR
Transistor BC547
Resistor 10K
Kesimpulan
Pembuatan ASETOR (Alat Lampu Sein menyala secara otomatis
menggunakan sensor) dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas akibat
kelalaian pengendara motor dalam memberikan isyarat yaitu menentukan
arah lampu sein. Dengan mendeteksi kemana arah motor agar sesuai dengan
lampu sein yang dihidupkan menggunakan sensor Limit Switch. Pengendara
motor akan selamat sampai ke tujuan tanpa adanya hambatan dari kesalahan
menentukan arah lampu sein yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Saran
1. Mengurangi kecelakaan lalu lintas akibat kelalaian pengendara motor
dalam memberikan isyarat yaitu menentukan arah lampu sein dapat
dilakukan dengan cara menggunakan alat pendukung keselamatan
berkendara secara otomatis agar lebih efisien dalam berkendara dan
tidak lalai dalam menggunakan lampu sein. Contohnya ASETOR (Alat
Lampu Sein menyala secara otomatis menggunakan sensor). Alat
tersebut dapat meningkatkan kesadaran pengendara motor agar lebih
cermat dalam menentukan arah lampu sein dengan benar sehingga
tercipta keteraturan lalu lintas tanpa adanya kesalahan maupun
kelalaian dalam berkendaraan.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menentukan arah lampu sein
secara otomatis dengan sensor limit switch sehingga jarak yang
digunakan untuk memberikan isyarat dapat ditempuh dari jarak yang
sangat jauh tanpa kendala kesalahan memberi isyarat.
3. Di lakukan penelitian lebih lanjut dengan memberi suara yang keras
pada lampu sein selain lampu yang menyala.
25
DAFTAR PUSTAKA
Annisa H dan Lucia Yovita.2016. Analisis Risiko Kecelakaan Lalu Lintas berdasar
Pengetahuan, Penggunaan Jalur, dan Kecepatan Berkendara. Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga,
Surabaya.[21 Desember 2016]
Roy Pardamean.2017. Otomatis Lampu Sein pada Sepeda Motor. Program Studi
Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam.[24 Februari 2017]
Wikipedia.2018.KendaraanBermotor.https://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_ber
motor[13 April 2018]