Anda di halaman 1dari 25

1

A.Judul Usulan Penelitian


Pembuatan ASETOR (Alat Lampu Sein Menyala secara otomatis
menggunakan sensor ) pada Kendaraan Bermotor.

B. Latar Belakang Masalah


Di Indonesia terjadi peningkatan jumlah transportasi terutama pada
kendaraan bermotor yang dipergunakan oleh manusia dalam rangka memenuhi
salah satu kebutuhan hidupnya. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor
setiap tahun semakin bertambah dan semakin meningkat pesat. Jumlah volume
kendaraan bermotor yang ada di Indonesia meningkat 7 juta unit setiap
tahunnya (Atmojo dan Pujiati,2016).

Peningkatan kendaraan bermotor berdasarkan data statistika terhitung pada


bulan Juli 2016 di Indonesia mencapai 124 juta unit dengan 10-15% adalah
kendaraan mobil (Saragih,F.A, 2016). Angka tersebut merupakan angka yang
sangat menakjubkan bagi perkembangan transportasi di Indonesia.
Perkembangan kendaraan motor tersebut diimbangi dengan bertambahnya
penduduk yang semakin meningkat di setiap tahunnya (Saragih.F.A,2017).

Semakin meningkat jumlah penduduk semakin meningkat kebutuhan akan


transportasi. Peningkatan jumlah kendaraan jenis sepeda motor memiliki angka
paling tinggi di antara jenis kendaraan bermotor lainnya (Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat,2013). Hal tersebut dikarenakan kendaraan bermotor
merupakan kendaraan yang dapat dijangkau harganya oleh semua kalangan
masyarakat dibandingkan mobil yang hanya kalangan menengah ke atas.

Jumlah kendaraan yang meningkat pesat akan berpeluang terjadinya angka


kecelakaan di jalan raya (Sugiyanto,dkk,2014) terutama pada kendaraan
bermotor. Faktor lain disebabkan karena kurangnya disiplin salah menggunakan
isyarat dalam berlalu lintas sehingga kecelakaan sering terjadi. Dewasa ini
banyak bermunculan kendaraan bermotor yang sudah di lengkapi dengan alat
2

otomotif yang sudah di standarkan (berstandar) untuk mengurangi tingkat


kecelakaan di jalan raya.

Kendaraan bermotor yang sudah dilengkapi standar adalah yang sudah


memiliki SNI (Standar Nasional Indonesia) yang ditetapkan oleh Badan
Standardisasi Nasional (Strategi BSN,2009) untuk mengurangi angka kecelakaan
berlalu lintas. SNI merupakan salah satu syarat utama dalam izin kendaraan
bermotor yang layak digunakan sebagai alat transportasi. Namun, masih ada
masyarakat yang belum menggunakan kendaraan bermotor sesuai dengan
peraturan dan standar yang telah ditetapkan dalam berlalu lintas di jalan raya
sehingga sering mengakibatkan terjadinya kecelakaan berlalu lintas.

Kecelakaan akibat tidak mematuhi aturan lalu lintas telah menelan korban
jiwa sekitar 2,4 juta jiwa manusia setiap tahunnya (WHO,2017). Jumlah angka
kematian yang diakibatkan karena kecelakaan telah menduduki peringkat ketiga
sebagai penyebab kematian manusia setelah penyakit HIV/AIDS dan
TBC.Kecelakaan lalu lintas terbanyak dialami oleh sepeda motor kemudian
disusul oleh mobil (Korlantas Polri,2017).Kecelakaan tersebut terjadi akibat salah
komunikasi atau kelalaian dalam memberikan isyarat berkendara.

Menurut UU Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009 pasal 294, pengendara


diwajibkan memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan
jika ingin berbelok atau berbalik arah, jika melanggar akan dikenakan sanksi
kurungan paling banyak 1 bulan atau denda sebesar Rp. 250.000,00. Meskipun
peraturan sudah dibuat dengan jelas dan baik, namun kalangan masyarakat
masih mengabaikan peraturan tersebut. Pengendara masih saja banyak yang
lalai terutama saat mempergunakan lampu sein di jalan raya. Kejadian hal ini
banyak terjadi pada kaum wanita dan anak-anak di bawah umur sering lalai dan
salah menggunakan isyarat berkendara.
3

Hal tersebut sesuai dengan penelitian Hidayati (2015) yang menunjukan


bahwa sebanyak satu dari empat siswa SMP (25%) menjadi pengendara aktif.
Pada tahun 2014, data Polrestabes Surabaya menunjukkan bahwa kecelakaan
lalu lintas di Surabaya tertinggi yakni sebanyak 147 kejadian (20,5%). Data
tersebut juga menunjukkan kecelakaan lalu lintas pengendara sepeda motor
dengan usia 10–15 tahun yakni 22 pelaku pada tahun 2013 sedangkan 21 pelaku
pada tahun 2014. Tingkat tertinggi kecelakaan pada siswa SMP yang melakukan
pelanggaran terhadap UU No. 22 Tahun 2009 dengan mengendarai sepeda
motor sebelum cukup usia dan menjadi pelaku dalam kecelakaan lalu lintas
terutama dalam kurang tepatnya penggunaan isyarat lampu sein.

Penggunaan pada lampu sein yang tidak tepat dapat menimbulkan


terjadinya kecelakaan di jalan raya. Dewasa ini telah banyak alat yang telah
dirancang untuk membantu masyarakat dalam berkendara terutama sepeda
motor agar tidak lalai dan salah dalam memberikan isyarat di jalan raya. Alat
pendukung keselamatan berkendara menggunakan sensor otomatis dalam
menanggulangi dan mengurangi terjadinya kecelakaan sangat dibutuhkan pada
sepeda motor dan mobil.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu di rancang sebuah alat yang
meminimalkan kesalahan dalam pengendara sepeda motor dalam memberikan
isyarat di jalan raya. ASETOR (Alat Lampu Sein menyala secara otomatis
menggunakan sensor) merupakan inovasi baru yang dapat mewujudkan dan
mengurangi tingkat kecelakaan berkendara. Alat ini dapat menghidupkan lampu
sein sesuai dengan arah yang benar secara otomatis. Dengan mendeteksi
kemana arah motor agar sesuai dengan lampu sein yang dihidupkan
menggunakan sensor. Sensor yang digunakan adalah Sensor Limit Switch. Jika
pengendara motor ingin berbelok kiri, maka ASETOR akan menghidupkan lampu
sein tersebut kearah kiri secara otomatis. Dengan adanya alat ASETOR tersebut,
diharapkan dapat mengurangi dan meminimalkan tingkat kecelakaan yang terjadi
di Indonesia akibat kelalaian pengendara motor dalam memberikan isyarat yaitu
menentukan arah lampu sein.
4

Rumusan Masalah
Apakah Pembuatan ASETOR (Alat Lampu Sein menyala secara otomatis
menggunakan sensor) pada Kendaraan Bermotor dapat mengurangi kecelakaan
lalu lintas akibat kelalaian pengendara motor dalam memberikan isyarat yaitu
menentukan arah lampu sein?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan adalah Pembuatan ASETOR (Alat Lampu Sein menyala secara
otomatis menggunakan sensor) pada Kendaraan Bermotor yaitu mengurangi dan
meminimalkan kecelakaan lalu lintas pada kendaraan bermotor di Indonesia yang
disebabkan oleh kelalaian pengendara motor dalam memberikan isyarat yaitu
menentukan arah lampu sein.

Manfaat Penelitian
1. Mengurangi dan meminimalkan tingkat kecelakaan lalu lintas akibat
kelalaian pengendara motor dalam memberikan isyarat yaitu menentukan
arah lampu sein bagi pengendara.
2. Memberikan wacana baru kepada masyarakat bahwa dengan
menggunakan lampu sein otomatis dengan sensor dapat mengurangi
tingkat kecelakaan karena tidak akan salah dalam memberi isyarat dan
pengendara merasa aman.
3. Membantu pemerintah untuk mengurangi dan meminimalkan tingkat
kecelakaan dijalan raya dengan menggunakan lampu sein otomatis
dengan sensor sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam memberikan
isyarat. Sehingga kemacetan yang terjadi terutama di kota besar dapat
diminimalkan.
5

D. Gambaran Umum
1. Kendaraan Bermotor
Dahulu orang mengandalkan kendaraan dengan tradisioanl yaitu
dengan hewan seperti kuda, namun seiring tekhnologi yang meningkat
hal tersebut ditinggalkan. Masyarakat banyak memilih menggunakan
transportasi darat dengan menggunakan tenaga mesin seperti
transportasi darat kereta,udara pesawat terbang darat kereta api, mobil
dan sepeda motor. Salah satu jenis perangkutan darat selain kereta api
dan angkutan umum yang membutuhkan bantuan manusia atau hewan
adalah (sepeda, becak, gerobak dorong, dll)(Warpani,2002). Jenis
kendaraan bermotor yang berkembang di Indonesia beragam wujudnya,
seperti 1) Sepeda Motor; 2) Mobil Pribadi; 3) Mobil umum (angkutan
publik); 4) Bus Pribadi; 5) Bus Umum (angkutan publik); dan 6) Truk.
Seperti yang terlihat dalam (Gambar.1). Berdasarkan gambar trerlihat
yang mendominasi kendaraan di jalan raya adalah sepeda motor.

Gambar 1. Kendaraan Bermotor


Sumber : tempo.co

Kendaraan bermotor sebagai pemberi umpan bagi jenis angkutan rel,


air, maupun udara, sebab kendaraan bermotor merupakan mata rantai
awal dan akhir dari sistem perangkutan (Warpani,2002). Selain itu
kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang mudah dijangkau untuk
dimiliki oleh masyarakat dengan mudah.

Pernyataan tersebut memperkuat bahwa kendaraan bermotor selalu


dibutuhkan dan dpakai oleh semua jenis angkutan yang lain. Kelebihan
6

lain dari kendaraan bermotor dapat dimiliki secara luas dan dijalankan
secara perorangan. Hal ini berbeda dengan angkutan rel, air, dan udara
yang harus memiliki keahlian khusus saat mengendarai dan tidak semua
orang bisa memiliki angkutan tersebut.
Masyarakat cenderung banyak memilih transportasi darat karena
disebabkan adanya aktivitas masyarakat yang lebih banyak di darat dari
pada di laut maupun udara. Berdasarkan dari segi biaya lebih murah pada
transport darat.
Kebutuhan akan sarana transportasi membuat masyarakat Indonesia
berbondong-bondong memilih transportasi yang nyaman untuk digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Wawancara yang dilakukan Saragih.F.A.
kepada kepala Kakorlantas Polri, Irjen Pol Agung Budi Maryoto
mengatakan bahwa populasi kendaraan bermotor di Indonesia mencapai
lebih dari 124 juta unit sesuai data pendaftaraan registrasi kendaraan
terhitung sampai Juli 2016, dengan pertumbuhan kendaraan 6 juta unit
per tahun. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa masyarakat Indonesia
lebih memilih transportasi pribadi daripada transportasi umum.
Menurut data yang diperoleh dari Mabes Polri. Jumlah kendaraan
yang terdata di Indonesia per 1 Januari 2018 mencapai 3 juta. Tepatnya
3.571.329 unit kendaraan. Angka tersebut termasuk jumlah sepeda motor
yang memberikan kontribusi terbesar sebesar 82% atau 91.085.532 unit
sepeda motor. Menyusul mobil pribadi dengan kontribusi 12% atau
sebanyak 13.253.143 unit mobil. Sisanya kontribusi dari mobil bus, mobil
barang, dan kendaraan khusus.
Peningkatan jumlah kendaraan yang sangat pesat mengakibatkan
kendaraan yang berada di jalan sangat banyak sehingga timbul kemacetan
dan berdesakan sehingga akan menimbulkan tingkat kecelakaan yang
tinggi. Perhatikan pada tabel. 1 data dari mabespolri per 1 januari 2018.
Kalimantan menduduki urutan ke-3 pada kepemilikan kendaraan bermotor,
data tersebut berbeda dengan di pulai jawa yang menduduki urutan
pertama dalam kepemilikan kendaraan. Haal tersebut disebabkan di pulau
jawa peningkatan jumlah penduduk sangat banyak sehingga populasi
7

meningkat. Jika populasi meningkat maka kebutuhan akan transportasi


meningkat.

Tabel 1. Jumlah Kendaraan Per Pulau 2017-2018


Sumber : Mabes Polri, 1 Januari 2018

Dari data diatas, dapat dilihat populasi kendaraan khususnya mobil di


Pulau Jawa yang hampir mencapai 72% dari jumlah mobil secara nasional.
Urutan kedua yaitu Pulau Sumatra dengan populasi kendaraan sebesar
21,44%. Dan urutan ketiga yaitu Pulau Kalimantan dengan populasi
kendaraan sebesar 5,72%. Data tersebut dapat di katakana bahwa
seseorang belum memiliki kesadaran dalam menggunakan angkutan umum.
Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi yang dianggap
memiliki privasi sendiri. Jika demikian maka angkutan umum sperti bis, oplet
dan sejenisnya akan gulung tikar karena kebutuhan masyarakat akan
kendaraan umum tidak dibutuhkan lagi.
Tabel 2. Jumlah Kendaraan Per Provinsi 2017-2018
Sumber : Mabes Polri, 1 Januari 2018
8

Menurut data provinsi, Jawa Timur memiliki jumlah sepeda motor


terbanyak dan urutan ke-1 dari 33 provinsi sedangkan Jawa Barat memiliki
jumlah mobil pribadi terbanyak dan urutan ke-4 dari 33 provinsi. Dari data
tersebut juga dapat dilihat, Kalimantan Barat memiliki jumlah sepeda motor
urutan ke-18 dan jumlah mobil pribadi urutan ke-22.

2. Kecelakaan Lalu Lintas

Gambar 2.Ilustrasi Kecelakaan Lalu Lintas


Sumber : Google

Menurut Undang-Undang No.22 tahun 2009, kecelakaan lalu lintas


merupakan peristiwa yang tidak terduga melibatkan kendaraan dengan atau
tanpa pemakai jalan lainnya, yang mengakibatkan korban manusia
(mengalami luka ringan, luka berat, dan meninggal) dan kerugian harta
benda. UU tersebut menjelaskan bahwa peran transportasi bertujuan untuk
mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat,
lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan moda
transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk
menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong,
penggerak serta penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang
terjangkau oleh daya beli masyarakat. Berdasarkan uraian UU tersebut,
menunjukkan bahwa aspek keselamatan merupakan perhatian yang utama.
Jumlah kendaraan yang tidak terkendali disertai timbulnya kemacetan
lalu lintas, memberikan peluang yang lebih besar terjadinya kecelakaan di
jalan raya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa faktor
utama yang menjadi penyebab semakin tingginya jumlah kecelakaan lalu
lintas yaitu pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor terutama sepeda
9

motor (Sugiyanto.G.,dkk.,2014). Sementara dalam penelitian lainnya


menunjukkan faktor lain tingginya kecelakaan lalu lintas disebabkan masih
rendahnya tingkat kedisiplinan dari pengguna jalan dalam berlalu lintas di
jalan (Sugiyanto dan Malkhamah,S.2008).
Kecelakaan lalu lintas merupakan indikator utama tingkat keselamatan
jalan raya, negara maju sangat memperhatikan masalah keselamatan jalan
guna mereduksi kuantitas kecelakaan yang terjadi agar dapat memahami
pentingnya karakteristik kecelakaan (Simamora, M.A.2011).
Menurut data dari Mabes Polri, angka kecelakaan lalu lintas di
Indonesia pada tahun 2018 mengalami penurunan hingga 37%. Hal itu
dapat dilihat dari Hasil Operasi Keselamatan yang digelar secara serentak di
seluruh Indonesia selama 21 hari. Pada tahun 2017 selama 21 hari terjadi
3.646 kecelakaan, sedangkan pada tahun 2018 terjadi sebanyak 2.310
sehingga dapat disimpulkan kecelakaan yang terjadi turun sebanyak 1.136
kecelakaan.
Jumlah korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas juga
mengalami penurunan sebesar 28% atau 200 orang. Tercatat pada tahun
2017, korban tewas akibat kecelakaan mencapai 703 jiwa. Sedangkan pada
tahun 2018, korban tewas mencapai 503 jiwa. Jumlah korban luka berat
juga mengalami penurunan sebesar 37% atau 458 orang. Sedangkan
korban luka ringan mengalami penurunan sebanyak 38% atau 1.654 orang
(Setyo.2018). Karena operasi keselamatan yang digelar adalah bagiamana
pengendara memliki criteria sebagai pengendara yang baik terutama pada
sepeda motor. Biasanya operasi keselamatan yang dilakukan adalah dengan
mengecek fisik kendaraan, surat-surat kendaraan dan kesehatan
pengendara. Jika salah satu diantara tersebut tidak ada maka akan di denda
karena dianggap lalai dalam berkendara. Kalau hal itu dilakukan secara
berkala maka tingkat kecelakaan dapat dicegah. Tingkat kecelakaan tertinggi
terdapat pada kendaraan sepeda motor.
Sepeda motor merupakan transportasi yang tidak memerlukan keahlian
sehingga siapa saja dapat menggunakan tdak terkecuali anak dibawah
umur. Dewasa ini anak SMP sudah diajarkan mengendarai sepeda motor,
10

sedangkan secara psikologis belum layak karena belum paham rambu yang
ada di jalan. Sedangkan dari segi kedisplinan masih sangat kurang sekali
krena mereka belum memiliki tanggung jawab yang baik. Maka angka
kecelakaan tertinggi terdapat pada sepeda motor dengan pengendara di
bawah 10-15 tahun.
Selain itu juga pengendara belum banyak yang hafal tentang peraturan
rambu lalulintas di jalan, bahkan hampir sebagian besar tidak perduli, salah
satunya adalah penggunaan lampu sein yang danggap sepele. Penggunaan
lampu isyarat yang salah juga membahayakan keselamatan di jalan raya
selain untuk diri sendiri juga bagi orang lain. Maka dari itu harus dibuat
kendaraan tersebut yang memiliki isyarat dengan angka akurasi yang tinggi
seperti otomatis lampu sein karena pengaruh sensor. Sensor yang
digunakan adalah limit switch.
Penggunaan kendaraan dengan menggunakan sensor tersebut
diharapkan pengendara tidak salah lagi dalam memberikan sinyal lampu
sein. Jika stang yang di belokan kekiri maka lampu sein kiri akan menyala
maka sipengendara dapat belok ke kiri dengan aman. Tanpa lupa
memberikan isyarat pada waktu berbelok. Penggunaan isyarat yang salah
juga dapat meningkatkan jumlah kecelakaan di jalan raya.
11

3. Lampu sein

Gambar 3.Lampu Sein


Sumber : Google

Lampu sein merupakan salah satu komponen wajib dari sebuah


kendaraan yang merupakan alat yang melekat pada kendaraan. Lampu
sein berfungsi sebagai indikator pada kendaraan ketika berbelok yang
dibuat dengan tujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan. Lampu sein
sekarang ini menjadi salah satu kelengkapan yang harus dimiliki oleh
semua kendaraan. Lampu ini umumnya berwarna kuning yang akan
menyala berkedip-kedip ketika dihidupkan. Dipiih warna kuning sebagai
warna lampu sein karena warna kuning kelihatan dari jauh di siang hari
atau pun malam hari. Selain itu ketika hujan warna kuning juga tetap dapat
dilihat dengan jelas. Akhir-akhir ini pengendara motor khususnya juga
harus menyalakan lampu sepanjang perjalanan untuk mencegah
kecelakaan di jalan mengingat pencemaran udara yang sangat tinggi
karena meningkat kendaraan maka meningkat gas CO2 yang dihasilkan ke
udara sehingga udara tidak sejernih yang dulu.
Komponen Pendukung dalam pembuatan lampu sein adalah:

a) Flasher adalah komponen pemberi sinyal positif (+) yang memiliki


frekuensi tetap, misalnya 2,5 kali per detik. Karena flasher memberikan
sinyal positif (+), maka bohlam yang mendapat sinyal positif (+)
dari flasher tersebut akan hidup dengan sendirinya. Pada
umumnya flasher memiliki dua tipe:
12

 Flasher elektronik

Dalam prosesnya flasher electronic memanfaatkan rangkaian


timer/rangkaian flip-flop yang dapat memberikan sinyal on/off.

 Flasher bimetal

Flasher bimetal memanfaatkan pemuaian metal akibat dari


pemanasan. Cara kerjanya cukup sederhana, plat warna merah
mengalami pemanasan akibat adanya kumparan yang melilit plat
warna merah tersebut. Ketika memuai maka plat akan
melengkung yang mengakibatkan terminal kontak berpisah. Ketika
terminal kontak berpisah maka plat akan mengalami pendinginan
dan mulai menyusut. Ketika plat menyusut, terminal kontak akan
kembali bersentuhan yang mengakibatkan terjadi arus pemanasan
lagi. Begitu terus berulang-ulang hingga dimatikan.

b) Saklar merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk memutuskan


atau menghubungkan aliran listrik. Saklar pada sein bertugas untuk
membagi sinyal positif (+) dari flasher yang akan ditujukan untuk bohlam
kanan atau kiri. Saklar sein pada umumnya terdiri atas tiga terminal, yaitu
satu terminal yang berada di tengah dan dua terminal pembagi yang
berada di kiri dan kanan. Alat ini bekerja sesuai dengan perintah, ketika
saklar di geser ke kanan maka terminal yang berada di tengah akan
menyalurkan sinyal positif (+) ke terminal sebelah kanan yang kemudian
diteruskan ke bohlam kanan. Sehingga lampu sein sebelah kanan akan
menyala berkedip-kedip. Begitu juga sebaliknya, jika saklar di geser ke
kiri maka terminal yang berada di tengah akan menyalurkan sinyal positif
(+) ke terminal sebelah kiri yang kemudian diteruskan ke bohlam bagian
kiri. Sehingga menyalalah lampu sein sebelah kiri.

c) Bohlam merupakan satu dari komponen lampu sein. Karena jika tidak
ada bohlam maka lampu sein tidak akan menyala walau saklarnya
dihidupkan. Setiap bohlam memiiliki spesifikasi yang berbeda. Jadi
seandainya bohlam rusak atau mati, diganti dengan bohlam yang
memiliki spesifikasi yang sama. Karena jika watt dari bohlam yang diganti
13

lebih kecil akan terjadi kedipan yang lebih cepat dari biasanya. Atau jika
diganti dengan watt yang lebih besar maka akan merusak flasher.

d) Kegunaan Lampu Sein antara lain :

 Sebagai tanda belok

Ketika berada dalam tikungan, pertigaan, atau perempatan pengguna


kendaraan wajib memberikan tanda sein kemana mereka akan menuju
selanjutnya. Ini berfungsi untuk memberitahu atau memberikan suatu isyarat
kepada pengendara lain baik yang di depan, belakang, maupun yang di samping
agar tidak menyalip dari arah tertentu

 Sebagai tanda untuk mendahului kendaraan di depan

Ketika pengguna kendaraan ingin menyalip kendaraan lain di depan yang


lebih lambat, maka wajib memberikan tanda sein agar pengguna kendaraan yang
di depan bisa melihat isyarat yang dimaksudkan.
 Sebagai tanda informasi untuk kendaraan dari arah berlawanan
Ketika pengguna kendaraan melihat kendaraan lain dari arah berlawanan
sedang berada dalam jalurnya dan berada dalam jarak yang cukup dekat maka
pengguna kendaraan wajib memberikan tanda sein kepada kendaraan lain dari
arah berlawanan tersebut untuk segera keluar dari jalurnya. sehingga tidak
terjadi kecelakaan akibat tabrakan dari arah berlawanan.
 Sebagai tanda pindah jalur
Ketika pengguna kendaraan sedang berada dalam jalur dari jalan yang
mempunyai beberapa jalur, dan akan pindah ke jalur lainnya di jalan yang sama
maka wajib memberikan tanda sein agar pengguna kendaraan lainnya yang ada
di belakang maupun yang dari arah berlawanan tahu dan tidak menyalip terlebih
dahulu. Ini sangat penting agar tidak terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh
kesalahpahaman antar pengguna kendaraan.
14

4. Sensor
Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu
menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi
sinyal elektrik baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang
mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan sinyal elektrik meliputi
temperatur, tekanan, gaya, medan magnet cahaya, pergerakan dan
sebagainya.
Sensor adalah komponen yang digunakan untuk mendeteksi suatu
besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan
rangkaian listrik tentu. Hampir seluruh peralatan elektronik yang ada
mempunyai sensor didalamnya. Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat
denan ukuran sangat kecil. Ukuran yang sangat kecil ini sangat
memudahkan pemakaian dan menghemat energi

5. Sensor Limit Switch

Gambar 4. Limit Switch


Sumber : Google

Limit Switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang
berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja Limit Switch sama seperti
saklar “Push On” yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan
pada batas penekanan tertentu yang telah di tentukan dan akan memutus
saat katup tidak ditekan. Limit Switch termasuk dalam kategori sensor
mekanis yaitu sensor yang memberikan perubahan elektrik saat terjadi
15

perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah
sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak.
Limit Switch umumnya digunakan untuk :
a. Memutuskan dan menghubungkan rangkaian
menggunakan objek atau benda lain.
b. Menghidupkan daya yang besar, dengan sarana yang kecil
c. Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek.
Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada
batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan
atau penghubungan rangkaian tersebut. Limit Switch memiliki 2 kontak yaitu
NO (Normallly Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu
kontak akan aktif jika tombolnya tertekan.

6. Rangkaian Flip – Flop

Gambar 5. Rangkaian Flip – Flop


Sumber : Google
Pada elektronik, Flip – Flop atau latch merupakan sirkuit elektronik yang
memilki dua arus stabil dan dapat digunakan untuk menyimpan informasi.
Sebuah Flip – Flop merupakan multivibrator – dwistabil. Sirkuit dapat dibuat
untuk mengubah arus dengan sinyal yang dimasukkan pada 1 atau lebih.
Input kontrol dan akan memiliki 1 atau 2 output. Ini merupakan elemen
penyimpanan dasar pada logika sekuensial. Flip – flop dan latch merupakan
16

bangunan penting dalam sistem elektronik digital yang digunakan pada


komputer, komunikasi dan tipe lain dari sistem.
Flip – flop dan latch digunakan sebagai elemen penyimpanan data,
seperti penyimpan data yang dapat digunakan untuk menyimpan memori.
Seperti sirkuit yang dijelaskan pada logika sekuensial. Ketika menggunakan
Read-only Memory. Output dan keadaan selanjutnya tidak hanya bergantung
pada input awalnya saja, namun pula pada keadaan yang sekarang. Flip –
flop juga dapat digunakan untuk menghitung detak dan untuk
mengsinkronisasikan input sinyal waktu variabel untuk beberapa sinyal
waktu yang direferensi.
Flip – flop dapat digunakan secara sederhana yaitu dengan
menggunakan clock, sedangkan yang paling sederhana dinamakan latch.
Kata latch lebih biasa digunakan untuk menyimpan data yang ada,
sementara clocked devices dapat dikategorikan sebagai Flip – Flop.
Komponen Flip Flop
a. Transistor

Gambar 6. Transistor BC547


Sumber : Google
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan
arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B),
Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya
17

misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan


yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran
tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam
dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor
digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat
dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate,
memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
b. Resistor

Gambar 7. Resistor 10K Gambar 8. Resistor 470 Ohm


Sumber : Google Sumber : Google

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin


dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor
mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai
tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus
yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm :

V = IR
I=V/R

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan


sirkuit elektronik, serta merupakan salah satu komponen yang paling
sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam
komponen dan film, bahkan kawat resistansi ( kawat yang dibuat dari
18

paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium). Karakteristik utama


dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan
papan sirkuit cetak,bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki
bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup
dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
c. Lampu LED (Lighting Emitting Diode)

Gambar 9. Lampu LED


Sumber : Google

Teknologi LED sekarang cukup berkembang disetiap bidang dan


berbagai jenis LED banyak di aplikasi di berbagai bidang. Dengan
berkembangnya jenis – jenis LED sehingga banyak bidang baru
menggunakan LED. Beberapa tahun ini, perkembangan LED cukup
berkembang sehingga banyak pabrik yang meproduksi LED. Mengingat
banyaknya defisit energi listrik diberbagai tempat sehingga isu untuk
efisiensikan energi atau hemat energi banyak dilakukan salah satunya
menggunakan LED.
LED termasuk dalam kelompok dioda, merupakan salah satu
yang umum digunakan dan paling banyak terlihat dari jenis kelompok
diode dari semua jenis semikonduktor diode tersedia saat ini tetapi
bisa menghasilkan cahaya. LED memilki dua terminal dan kutub,
posisi pertama bias maju yang mana dapat mengalirkan arus dan
posisi kedua adalah bias mundur merupakan kebalikan dari posisi
pertama sedangkan kutub positif disebut anoda dan kutub negatif
disebut katoda, LED mendatang merupakan dioda yang dapat
memancarkan bandwidth yang cukup sempit, baik cahaya tampak
19

pada panjang gelombang warna yang berbeda, atau terlihat cahaya


inframerah untuk remote control atau cahaya laser ketika arus maju
mengalir. Prinsip emisi cahaya adalah rekombinasi spontan pasangan
electron lubang, dimana efisien bila bahan yang digunakan fabrikasi
adalah semikonduktor celah pita langsung. Ini berarti bahwa, ketika
dioperasikan dalam mode bias maju, LED mengubah energi listrik
menjadi energi cahaya.
d. Kapasitor

Gambar 10. Kapasitor Elco 100 Mikrofarad


Sumber : Google
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di
dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dan muatan listrik. Kapasitor memiliki satuan yang disebut
Farad dari nama Michael Faraday. Kapasitor juga dikenal dengan nama
kondensator.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub
yaitu positif dan negative serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya
berbentuk tabung.
Lambang kapasitor (mempunyai kutub) pada skema
elektronika.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih
rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya,
kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau, dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema


elektronika.
20

E. Analisa dan Pemecahan Masalah


1. Analisa
Menurut Undang-Undang No.22 tahun 2009, kecelakaan lalu lintas
merupakan peristiwa yang tidak terduga melibatkan kendaraan dengan
atau tanpa pemakai jalan lainnya, yang mengakibatkan korban manusia
(mengalami luka ringan, luka berat, dan meninggal) dan kerugian harta
benda. Kecelakaan lalu lintas merupakan indikator utama tingkat
keselamatan jalan raya, negara maju sangat memperhatikan masalah
keselamatan jalan guna mereduksi kuantitas kecelakaan yang terjadi agar
dapat memahami pentingnya karakteristik kecelakaan (Simamora,
M.A.2011).
Kecelakaan lalu lintas lainnya terjadi akibat salah komunikasi atau
kelalaian memberikan isyarat saat ingin berbelok. Menurut UU Lalu Lintas
No. 22 Tahun 2009 pasal 284, pengendara diwajibkan memberikan
isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan jika ingin
berbelok atau berbalik arah, jika melanggar akan dikenakan sanksi
kurungan paling banyak 1 bulan atau denda sebesar Rp. 250.000,00.
Walaupun peraturan sudah ditetapkan dengan jelas, masyarakat tetap
saja mengabaikan peringatan tersebut. Masyarakat masih saja lalai
terutama saat menggunakan lampu sein.
Penggunaan lampu sein yang tidak sesuai dapat memicu terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Untuk mengatasi hal tersebut, sekarang ini telah
banyak alat yang dirancang untuk membantu pengendara motor agar
lebih efisien dalam berkendara dan tidak lalai dalam menggunakan lampu
sein. Selain itu, alat pendukung keselamatan berkendara secara otomatis
untuk menanggulangi terjadinya kecelakaan juga sangat dibutuhkan saat
ini baik pada mobil maupun motor. ASETOR (Alat Lampu Sein menyala
secara otomatis menggunakan sensor) merupakan inovasi baru yang
dapat mewujudkan hal tersebut. . Alat ini dapat menghidupkan lampu
sein dengan arah yang benar secara otomatis. Dengan mendeteksi
kemana arah motor agar sesuai dengan lampu sein yang dihidupkan
menggunakan sensor.
21

Sensor yang digunakan adalah Sensor Limit Switch. Jika pengendara


motor ingin berbelok kiri, maka alat perubahan lampu sein akan
menghidupkan lampu sein tersebut kearah kiri secara otomatis. Dengan
adanya Alat Perubahan Lampu Sein secara otomatis dapat mengurangi
kecelakaan yang terjadi di Indonesia akibat kesalahan pengendara motor
dalam menentukan arah lampu sein.

2. Pemecahan Masalah
Penggunaan lampu sein yang tidak sesuai dapat memicu terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Untuk mengatasi hal tersebut, sekarang ini telah
banyak alat yang dirancang untuk membantu pengendara motor agar
lebih efisien dalam berkendara dan tidak lalai dalam menggunakan lampu
sein.
ASETOR (Alat Lampu Sein menyala secara otomatis menggunakan
sensor) merupakan inovasi baru yang dapat mewujudkan hal tersebut. .
Alat ini dapat menghidupkan lampu sein dengan arah yang benar secara
otomatis. Dengan mendeteksi kemana arah motor agar sesuai dengan
lampu sein yang dihidupkan menggunakan sensor.
Sensor yang digunakan adalah Sensor Limit Switch. Jika pengendara
motor ingin berbelok kiri, maka alat perubahan lampu sein akan
menghidupkan lampu sein tersebut kearah kiri secara otomatis. Dengan
adanya Alat Perubahan Lampu Sein secara otomatis dapat mengurangi
kecelakaan yang terjadi di Indonesia akibat kesalahan pengendara motor
dalam menentukan arah lampu sein.lihat gambar 11
22

ASETOR

Gambar 11. Letak Asetor

Motor berbelok Kanan / Kiri

Limit Switch ditekan sebelah Kanan / Kiri

Menghidupkan Flip - Flop

Lampu Sein hidup berkedap - kedip

Gambar 12. Cara Kerja ASETOR


23

Rangkaian Flip - Flop

Limit Switch Limit Switch

Lampu Sein Lampu Sein

Gambar 13. Rancangan ASETOR

Transistor BC547

Elco 100 Mikrofarad

Rangkaian Flip - Flop


Resistor 470 Ohm

Resistor 10K

Power Supply 9 Volt

Gambar 14. Komponen Rangkaian Flip - Flop


24

F. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Pembuatan ASETOR (Alat Lampu Sein menyala secara otomatis
menggunakan sensor) dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas akibat
kelalaian pengendara motor dalam memberikan isyarat yaitu menentukan
arah lampu sein. Dengan mendeteksi kemana arah motor agar sesuai dengan
lampu sein yang dihidupkan menggunakan sensor Limit Switch. Pengendara
motor akan selamat sampai ke tujuan tanpa adanya hambatan dari kesalahan
menentukan arah lampu sein yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.

Saran
1. Mengurangi kecelakaan lalu lintas akibat kelalaian pengendara motor
dalam memberikan isyarat yaitu menentukan arah lampu sein dapat
dilakukan dengan cara menggunakan alat pendukung keselamatan
berkendara secara otomatis agar lebih efisien dalam berkendara dan
tidak lalai dalam menggunakan lampu sein. Contohnya ASETOR (Alat
Lampu Sein menyala secara otomatis menggunakan sensor). Alat
tersebut dapat meningkatkan kesadaran pengendara motor agar lebih
cermat dalam menentukan arah lampu sein dengan benar sehingga
tercipta keteraturan lalu lintas tanpa adanya kesalahan maupun
kelalaian dalam berkendaraan.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menentukan arah lampu sein
secara otomatis dengan sensor limit switch sehingga jarak yang
digunakan untuk memberikan isyarat dapat ditempuh dari jarak yang
sangat jauh tanpa kendala kesalahan memberi isyarat.
3. Di lakukan penelitian lebih lanjut dengan memberi suara yang keras
pada lampu sein selain lampu yang menyala.
25

DAFTAR PUSTAKA
Annisa H dan Lucia Yovita.2016. Analisis Risiko Kecelakaan Lalu Lintas berdasar
Pengetahuan, Penggunaan Jalur, dan Kecepatan Berkendara. Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga,
Surabaya.[21 Desember 2016]

Blima.O dan Handika S.2017. Urgensi pengendalian kendaraan bermotor Di


Indonesia. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana
Tunggadewi,Malang.[1 Juni 2017]

Emilia Hesti.2012. Rancang Bangun Sistem Kamera Pemantau Bergerak dengan


Sensor PIR (Transmitter). Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Sriwijaya,Palembang[3 September 2012]

Heri Andrianto.2013.Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMega 16


Menggunakan Bahasa C (Code Vision AVR). Bandung.[22 Mei 2013]

Hidayati, A. 2015. Hubungan Jenis Kelamin danFaktor Perilaku Pengendara


Sepeda Motor dengan Kecelakaan Lalu Lintas di Kecamatan Wonokromo
Surabaya pada Siswa SMP Tahun 2015. Skripsi. Surabaya: Universitas
Airlangga.

M. Sagita.2015. LED. Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri


Sriwijaya,Palembang [3 September 2015]

M. Sagita.2015. Limit Switch. Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik


Negeri Sriwijaya,Palembang [3 September 2015]

Polri.2010. UU Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009.


http://teknohere.com/peraturan-lalu-lintas-terbaru-kendaraan-
bermotor/[11 Januari 2010]

Roy Pardamean.2017. Otomatis Lampu Sein pada Sepeda Motor. Program Studi
Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam.[24 Februari 2017]

Saragih, F.A. 2016. Anda Tahu Populasi Kendaraan di Indonesia?,


(Online)(http://otomotif.kompas.com,diakses 25 April 2017).

Wikipedia.2018.KendaraanBermotor.https://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_ber
motor[13 April 2018]

Wikipedia.2018. Lampu Sein. https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_sein[23


Agustus 2018]

Wikipedia.2017. Kapasitor. https://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator[23 Januari


2017]

Wikipedia.2018. Resistor. https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor[21 Juni 2018]

Anda mungkin juga menyukai