Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TAFSIR AYAT AL-QUR’AN


TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu:
DR. H. Mukhtar Muhammad Salam, MA

Disusun Oleh:
KELOMPOK V

1. Muhammad Dhimas Ramadhan (1711101017)


2. Muh. Afdal (1711101239)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan


semesta alam, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tafsir Ayat Al-
Qur’an Tentang Lingkungan Pendidikan Keluarga”, untuk memenuhi tugas mata
kuliah Tafsir Tarbawi yang dibimbing oleh Ustadz DR. H. Mukhtar Muhammad
Salam, MA.
Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangannya, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat
kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Besar harapan kami, makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Samarinda, 18 Maret 2019

Penyusun

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

Judul ..........................................................................................................................i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Pendidikan .............................................................. 2
B. Keluarga Sebagai Lingkungan Pendidikan Islam......................................... 5

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam literatur pendidikan, lingkungan biasanya disamakan dengan institusi
atau lembaga pendidikan. Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an
secara eksplisit, akan tetapi terdapat beberapa isyarat yang menunjukkan adanya
lingkungan pendidikan tersebut. Oleh karenanya, dalam kajian pendidikan Islam
pun, lingkungan pendidikan mendapat perhatian. Untuk memahami lebih jelas
tentang apa dan bagaimana hakikat lingkungan pendidikan yang digali dari ayat-
ayat Al-Qur’an, maka perlu dilakukan kajian yang komprehensif dan mendalam
tentang lingkungan pendidikan menurut Al-Qur’an. Makalah ini sengaja disusun
untuk membahas tentang lingkungan pendidikan keluarga menurut Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian lingkungan pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan keluarga sebagai lingkungan pendidikan islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan pendidikan
2. Untuk mengetahui keluarga sebagai lingkungan pendidikan islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Lingkungan adalah seluruh kondisi dan alam sekitar yang mempengaruhi
tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan hidup manusia. Lingkungan ini
mencakup segala material dan stimulus di dalam diri atau di luar diri manusia,
baik bersifat fisiologis, psikologis, mapun sosial kultural.
Pengertian lingkungan secara harfiah adalah segala sesuatu yang mengitari
kehidupan, baik berupa fisik seperti alam jagat raya dengan segala isinya, maupun
berupa non-fisik, seperti suasana kehidupan beragama, nilainilai dan adat istiadat
yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang,
serta teknologi.1
Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat
tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain
lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan
yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun
benda buatan manusia, atau alam yang bergerak, kejadiankejadian atau hal-hal
yang mempunyai hubungan dengan seseorang. Sejauh mana seseorang
berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya
pengaruh pendidikan kepadanya. Tetapi keadaan itu tidak selamanya bernilai
pendidikan, artinya mempunyai nilai positif bagi perkembangan seseorang, karena
bisa saja malah merusak perkembangannya.2
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
meliputi segala kondisi fisiologis manusia, seperti gizi, syaraf, peredaran darah,
pernafasan, dan sebagainya, kondisi psikologis manusia, mencakup segenap
stimulus yang diterima manusia sejak dalam masa prenatal, kelahiran, sampai

1
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), cet. ke-1, hlm. 291.
2
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet.ke- 8, hlm. 63-
64

2
mati. Kondisi sosial cultural meliputi interaksi dan kondisi yang bersifat social,
adat istiadat, dan juga kondisi alam sekitarnya.
Di dalam Al-Qur’an Allah Swt memerintahkan agar manusia memberikan
perhatian pada lingkungannya, seperti tentang kejadian bumi, gunung-gunung dan
onta-onta. Firman Allah Swt dalam Surat al-Ghasyiyah ayat 17-20

‫( َوالَىا‬١٨)‫ت‬
‫إف ا ُرف َع إا‬ َّ ‫( َوالَى اال‬١٧(‫ت‬
‫س َماءا ا َكي َا‬ ‫ظ ُرونَا اإالَى ا إاْلبلا ا َاكي َا‬
‫إف ا ُخلقَ إ‬ ‫أَفَ َ ا‬
ُ ‫ل ايَن‬
(٢٠)‫تا‬ ‫سط َح إا‬ ‫( َوا َلىااإأل َ إرضاا َكي َا‬١٩) ‫ت‬
‫إفا ُا‬ ‫إفانُص َب إا‬ ‫اإلج َبالاا َكي َا‬
Terjemahnya:
(17). Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,
(18). dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (19). dan gunung-gunung bagaimana
ia ditegakkan? (20). dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
Pendidikan adalah upaya pembinaan, pembentukan, pengarahan,
pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada semua peserta didik secara formal,
in formal maupun non formal. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional pada ketentuan umum,
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3
Pendidikan Islam itu adalah segala usaha untuk memelihara dan
mengembangkan fitrah manusia, serta sumber daya manusia manuju terbentuknya
manusia yang seluruhnya sesuai dengan syari’at Islam.
Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani mendefinisikan pendidikan Islam
adalah proses mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi,

3
Tim Penyusun, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas, Bab I, Pasal 1, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006), hlm. 46

3
masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas
asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.4
Pengertian pendidikan Islam di atas menekankan kepada perubahan tingkah
laku, dari yang buruk kepada yang baik, melalui proses pengajaran. Perubahan
tingkah laku itu bukan saja meliputi kesalehan individu, tetapi juga kesalehan
sosial. Kesalehan ini harus terwujud secara nyata dalam kehidupan manusia.
Lingkungan pendidikan ‫ ئةٌالب ةٌالترب‬adalah suatu institusi atau kelembagaan
di mana pendidikan itu berlangsung. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi
proses pendidikan yang berlangsung.
Menurut Abuddin Nata, kajian lingkungan pendidikan Islam (tarbiyah
Islamiyah) biasanya terintegrasi secara implisit dengan pembahasan mengenai
macam-macam lingkungan pendidikan. Namun dapat dipahami bahwa lingkungan
pendidikan Islam adalah suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri ke-
Islaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.5
Dalam Al-Qur’an tidak dikemukakan penjelasan tentang lingkungan
pendidikan Islam, kecuali lingkungan pendidikan yang terdapat dalam praktek
sejarah yang digunakan sebagai tempat terselenggaranya pendidikan, seperti
masjid, rumah, sanggar para sastrawan, madrasah, dan universitas. Meskipun
lingkungan seperti itu tidak disinggung secara langsung dalam Al-Qur’an, akan
tetapi Al-Qur’an juga menyinggung dan memberikan perhatian terhadap
lingkungan sebagai tempat sesuatu. Seperti dalam menggambarkan tentang tempat
tinggal manusia pada umumnya, dikenal istilah al-qaryah6 yang diulang dalam Al-
Qur’an sebanyak 54 kali.
Semua ini menunjukkan bahwa lingkungan berperan penting sebagai tempat
kegiatan bagi manusia, termasuk kegiatan pendidikan Islam. Lingkungan sangat
berguna untuk menunjang proses suatu kegiatan berlangsung, termasuk kegiatan
pendidikan, karena tidak ada suatu kegiatan pun yang tidak membutuhkan tempat

4
Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan
Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 399
5
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), cet. ke1,
hlm. 163.
6
Ibid., hlm 163-164

4
berlangsungnya kegiatan. Demikian juga lingkungan pendidikan Islam berfungsi
untuk menunjang terlaksananya kegiatan proses belajar mengajar secara
berkesinambungan dalam kondisi aman dan tenteram.

B. KELUARGA SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM


Dalam Al-Qur’an kata keluarga ditunjukkan oleh kata ahl, ‘ali, dan ‘asyir,
namun tidak semua kata tersebut berkaitan dengan makna keluarga, seperti kata
ahl al-kitab, ahl al-injil, ahl al-madinah. Kata ahl dalam Al-Qur’an terdapat pada
127 tempat yang termuat dalam 37 surat.7 Antara lain:
Firman Allah Swt QS. Al- Syu’ara (26) ayat 169

)١٦٩( َ‫ب ن َِج ِني َوأ َ ْه ِلي ِم َّما َي ْع َملُون‬


ِ ‫َر‬
Terjemahnya:
(Luth berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat)
perbuatan yang mereka kerjakan". (QS. Al- Syu’ara (26) :169)

Keluarga dapat diperoleh melalui keturunan (anak, cucu), perkawinan


(suami,isteri), persusuan dan pemerdekaan. Keluarga (kawula dan warga) dalam
pandangan antropologi adalah suatu kesatuan sosial terkecil oleh manusia sebagai
makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerjasama
ekonomi, berkembang, mendidik, melindungi, merawat, dsb. Inti keluarga adalah
ayah, ibu dan anak.8
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama tempat anak
mendapatkan pendidikan. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasardasar
kepribadian anak-anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini
anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidiknya (orangtuanya dan anggota
yang lain).

7
Muhammad fuad ‘Abd Al-Baqi, Mu’jam Al-Muhfahras li Alfazh Al-Quran Al-Karim,
(Beirut: Dar Al-Fikri), hlm. 95.
8
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), cet. ke- 2, hlm. 226.

5
M. Qurays Shihab menyatakan bahwa keluarga adalah sekolah tempat putra-
putri bangsa belajar. Dari sana mereka mempelajari sifat-sifat mulia, seperti
kesetiaan, rahmat, dan kasih sayang, ghirah (kecemburuan positif) dan
sebagainya. Dari kehidupan berkeluarga, seorang ayah dan suami memperoleh
dan memupuk sifat keberanian dan keuletan sikap dan upaya dalam rangka
membela sanak keluarganya dan membahagiakan mereka pada saat hidupnya dan
setelah kematiannya.9
Dalam ajaran-ajaran Al-Qur’an, banyak sekali ayat-ayat yang berhubungan
dengan lingkungan khususnya lingkungan keluarga ini. Al-Qur’an memerintahkan
agar menjaga keluarga dari api neraka sebagaimana yang di sebutkan dalam Al-
Qur’an Surat al-Tahrim (66) ayat 6.

Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan. (QS. Al-Tahrim : 6)

Hasby Ash-Shiddieqy mengungkapkan bahwa cara memelihara anak dari


api neraka adalah dengan memberikan kepada anak-anak pelajaran-pelajaran
akhlak dan menjaganya dari bergaul dengan orang yang buruk pekertinya. 10
Berikutnya Wahbah Zuhaily dalam tafsirnya menyatakan bahwa cara memelihara
diri dengan senantiasa berada dalam ketaatan, dan meninggalkan perbuatan

9
M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), cet.ke-6, hlm. 255.
10
Hasby Ash-Shiddieqy, Al-Islam, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 1998),hlm. 314

6
maksiat. Sedangkan memelihara keluarga adalah dengan memberikan
pendidikan.11
Mendidik anak-anak dalam rumah tangga muslim merupakan permasalahan
utama yang dibicarakan oleh Islam, bahkan sangat penting bagi masa depan umat
Islam. Mereka adalah anak-anak yang harus dididik dengan sungguh-sungguh dan
cermat. Mendidiknya untuk selalu konsekuen, menjelaskan yang halal dan haram,
menggambarkan batasan-batasan kehidupan dalam Islam, serta bermoral baik dan
beretika luhur.12
Nilai-nilai yang ditanamkan oleh seorang ibu di dalam keluarga sangat
berpengaruh terhadap akhlak dan pemikiran anak di masa akan datang.13
Secara umum kewajiban orangtua pada anak-anaknya adalah sebagai berikut:
1) Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik. Firman Allah Swt dalam
Surat. al-Furqan (25) ayat 74
2) Orangtua jangan mengutuk anaknya dengan kutukan yang tidak
manusiawi dan memelihara anak dari api neraka. Firman Allah Swt dalam
Surat al-Tahrim (66) ayat 6
3) Orangtua menyuruh anaknya untuk sholat QS.Thaha (20) ayat 132
4) Orangtua Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga QS. An-Nisa (4)
ayat 128
5) Orangtua memberi pelajaran kepada anaknya yang dapat berbekas pada
jiwanya. Firman Allah dalam Surat Al-Nisa ayat 63
6) Orangtua bersikap hati-hati terhadap anaknya QS. Al-Taghabuun (64) ayat
14
7) Orangtua mendidik anak agar berbakti pada ibu bapaknya. Firman Allah
dalam Surat. al-Isra (17) ayat 23.

11
Wahbah Zuhaily, Al-Tafsir Al-Munir, Juz 3 (Beirut: Dar Al-fikri, tt), hlm. 315
12
Ali Abdul Halim Mahmud, Pendidikan Ruhani, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), cet.
1, hlm. 47
13
Lukman Santoso, Ibu-ibu Pencetak Orang-orang Hebat, (Yogyakarta: Buku Biru, 2011),
cet. ke-1, hlm. 8.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan Al-Qur’an memberikan
isyaratisyarat tentang lingkungan pendidikan baik lingkungan keluarga,
sekolah/madrasah maupun masyarakat. Lingkungan pendidikan sangat berperan
dalam penyelenggaraan pendidikan Islam, sebab lingkungan yang juga dikenal
dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan. Secara umum
lingkungan tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008, cet. ke- 2.
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005,
cet. ke1.
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010, cet. ke-1.
Ali Abdul Halim Mahmud, Pendidikan Ruhani, Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
Hasby Ash-Shiddieqy, Al-Islam, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 1998.
Lukman Santoso, Ibu-ibu Pencetak Orang-orang Hebat, Yogyakarta: Buku Biru,
2011, cet. ke-1.
M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1994, cet.ke-6.

Anda mungkin juga menyukai