ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan penting bagi
masyarakat di dunia hingga saat ini, termasuk Indonesia. Alasan utama gagalnya pengobatan tuberkulosis
adalah pasien tidak mau minum obatnya secara teratur dalam waktu yang diharuskan. Kepatuhan berobat
pasien merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan pengobatan tuberkulosis. Kepatuhan
berobat penderita tuberkulosis dipengaruhi oleh dukungan keluarga dan dorongan petugas kesehatan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan dorongan petugas kesehatan dengan
kepatuhan berobat penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Likupang Kabupaten Minahasa Utara. Metode
penelitian yang digunakan yaitu survey analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini yaitu total sampling dengan jumlah 41 sampel. Pengumpulan data digunakan menggunakan
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan responden yang menerima dukungan keluarga dalam kategori
mendukung sebagian besar patuh berobat dan responden yang menerima dorongan petugas kesehatan dalam
kategori baik sebagian besar patuh berobat. Hasil uji statistik dengan menggunakan fisher exact test dengan
tingkat kepercayaan 95% didapatkan hasil dukungan keluarga berhubungan dengan kepatuhan berobat dengan
nilai p value= 0,014 dan terdapat hubungan antara dorongan petugas kesehatan dengan kepatuhan berobat
pasien tuberkulosis dengan nilai p value = 0,012. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara dukungan keluarga dan dorongan petugas kesehatan dengan kepatuhan berobat pasien
tuberkulosis di Puskesmas Likupang Kabupaten Minahasa Utara.
ABSTRACT
Tuberculosis (TB) is an infectious disease which is still an important health problem for people in the world to
date, including Indonesia. The main reason for failing tuberculosis treatment is that patients do not want to take
their medication regularly in the required time. Patient medication adherence is one of the factors that
determine the success of tuberculosis treatment. Compliance treatment for tuberculosis patients is influenced by
family support and encouragement from health workers. The purpose of this study was to determine the
relationship of family support and encouragement of health workers with adherence to treatment for pulmonary
tuberculosis patients in Likupang Health Center, North Minahasa Regency. The research method used is
analytic survey with cross sectional design. The sampling technique in this study is total sampling with a total of
41 samples. Data collection is used using a questionnaire. The results showed that respondents who received
family support in the support category were mostly obedient to treatment and respondents who received health
worker encouragement in good categories mostly obeyed treatment. The results of statistical tests using fisher
exact test with a 95% confidence level obtained the results of family support related to treatment compliance
with p value = 0.014 and there was a relationship between the encouragement of health workers with adherence
to treatment of tuberculosis patients with p value = 0.012. The conclusion of this study shows that there is a
relationship between family support and encouragement of health workers with adherence to treatment of
tuberculosis patients in Likupang Health Center North Minahasa Regency.
dari luar individu, dan 3) Faktor religiusitas. menganjurkan mereka segera melaporkan
Faktor dari dalam individu dapat berasal dari kondisinya kepada petugas kesehatan. Selain
keinginan seseorang untuk sembuh karena daripada hal tersebut, petugas kesehatan harus
adanya dorongan untuk melepaskan diri dari selalu melakukan pemeriksaan dan aktif
rasa sakit yang dideritanya (Notoatmodjo, menanyakan keluhan pasien pada saat mereka
2010). datang ke fasyankes untuk mengambil obat.
Dukungan keluarga berpengaruh pada Seorang petugas kesehatan harus memberikan
kepatuhan minum obat pada pasien dorongan motivasi kepada penderita
tuberkulosis dalam fase intensif. tuberkulosis paru untuk teratur berobat
Kecenderungan penderita untuk bosan dan (Kemenkes, 2014).
putus berobat saat pengobatan karena sudah Penelitian terkait yaitu penelitian Maulidia
memakan waktu yang lama merupakan salah (2014) menunjukan bahwa dukungan keluarga
satu faktor ketidakpatuhan itu sendiri. sangat berpengaruh dalam tingkat kepatuhan
Dukungan keluarga merupakan bagian dari berobat penderita yang terlihat dari data
dukungan sosial. Individu yang termasuk mencapai 60,9% dari 69 responden. Penelitian
dalam memberikan dukungan sosial meliputi lainnya yaitu penelitian Sormin (2014) yang
pasangan (suami/istri), orang tua, anak dan menyatakan bahwa petugas kesehatan
sanak keluarga. Secara fungsional dukungan mempunyai peran terhadap kepatuhan berobat
sosial mencakup dukungan emosional dengan penderita tuberkulosis paru di Kelurahan
mendorong adanya ungkapan perasaan, Gambir.
memberi nasihat atau informasi dan pemberi
bantuan material. Peneliti ingin meneliti METODE PENELITIAN
apakah keluarga benar-benar mendukung Jenis penelitian yang dilakukan adalah
proses pengobatan penderita baik yang sedang penelitian survey analitik dengan pendekatan
dalam fase intensif maupun fase lanjutan cross sectional study. penelitian ini
sehingga tidak hanya keberadaan keluarga dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2018.
yang dilihat namun dukungan serta kepedulian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
keluarga akan menjadi salah satu Likupang Kecamatan Likupang Timur
pertimbangan saat penderita akan memulai Kabupaten Minahasa Utara. Populasi dalam
rencana pengobatan. penelitian ini adalah seluruh penderita TB paru
Petugas kesehatan dapat memantau BTA positif yang tercatat di formulir TB-01
terjadinya efek samping dengan cara Puskesmas Likupang pada tahun 2017
mengajarkan kepada pasien unuk mengenal sebanyak 41 orang. Sampel dalam penelitian
keluhan dan gejala umum efek samping serta ini adalah total sampling. Instrument
penelitian ini menggunakan kuesioner dengan terbanyak adalah berjenis laki-laki yang
jumlah 16 pertanyaan. Analisis data berjumlah 28 orang dan tingkat pendidikan
menggunakan analisis univariat dan analisis responden terbanyak ada di kelompok Tamat
bivariat. Analisis statistik menggunakan uji SD/Sederajat yang berjumlah 18 orang dan
fisher exact test dengan tingkat kepercayaan paling sedikit di kelompok Tidak
95% (α=0,05). Sekolah/Tidak Tamat SD yang berjumlah 1
orang.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Tabel 3. Distribusi Kategori Dorongan Petugas
umur responden paling banyak adalah pada Kesehatan
kelompok usia 36-45 tahun sebanyak 10 No dorongan
responden dan kelompok usia 56-65 tahun petugas n (%)
1 Baik 39 95,1
sebanyak 10 responden, sedangkan paling
2 Tidak baik
2 4,9
sedikit yaitu pada kelompok usia 17-25 Tahun
Jumlah 41 100
sebanyak 1 responden, jumlah responden
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui 29 responden yang termasuk dalam kategori
bahwa distribusi berdasarkan kategori keluarga mendukung, 96,7% patuh berobat.
dorongan petugas kesehatahan dengan jumlah Berdasarkan hasil uji fisher’s exact test dengan
pertanyaan 5 dan nilai median 10, responden nilai p value = 0,014 dengan tingkat
yang mendapatkan dorongan petugas kepercayaan 95% dapat dinyatakan bahwa
kesehatan dalam kategori baik lebih banyak terdapat hubungan yang signifikan antara
dari yang tidak baik. dukungan antara dukungan keluarga dengan
kepatuhan berobat penderita.
Tabel 4. Distribusi Kategori Kepatuhan
Penderita
No Kepatuhan
Penderita n (%)
1 Patuh 36 87,8
2 Tidak Patuh
5 12,2
Jumlah 41 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui
Tabel 6. Hubungan antara Dorongan Petugas
bahwa distribusi berdasarkan kategori
Kesehatan dengan Kepatuhan Berobat
kepatuhan penderita dengan jumlah pertanyaan
Penderita
6 dan nilai median 12, responden yang masuk
dalam kategori patuh lebih banyak dari yang
Doronga Kepatuhan
tidak patuh. n Berobat Tota
petugas Tidak l P
Patuh Patuh
Tabel 5. Hubungan antara Dukungan Keluarga Val
ue
dengan Kepatuhan Berobat Penderita n % n % n %
Baik 36 92,3 3 7,7 39 100
Kepatuha Tidak 0,0
Dukungan n Berobat Tota baik 0 0 2 100 2 100 12
keluarga Tidak l P
Total 36 87,8 5 12,2 41 100
Patuh Patuh
Val
ue
Berdasarkan hasil tabel analisis di tersebut,
Menduku n % n % n %
ng 29 96,7 1 3,3 30 100 dapat diketahui bahwa sebanyak 36 responden
Kurang
menerima dorongan petugas kesehatan dalam
Menduku 0,0
ng 7 63,6 4 36,4 11 100 14 kategori baik, 92,3% patuh berobat.
Total 36 87,8 5 12,2 41 100 Berdasarkan hasil uji fisher’s exact test dengan
nilai p value = 0,012 dengan tingkat
Berdasarkan tabel hasil analisis diatas, dapat
kepercayaan 95% dapat dinyatakan bahwa
diketahui bahwa dari 41 responden, sebanyak
terdapat hubungan yang signifikan antara
dorongan petugas kesehatan dengan kepatuhan dapat bekerja dengan maksimal karena efek
berobat penderita. samping dari OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
yang dikonsumsi penderita selama masa
PEMBAHASAN pengobatan. Efek samping yang dirasakan
Dukungan keluarga pada penderita penderita seperti badan terasa lemas, sakit
tuberkulosis paru sangat di butuhkan karena kepala, cepat merasa lelah, kurang nafsu
tugas keluarga adalah memberikan dorongan makan, dsb. Hal tersebut secara tidak langsung
kepada penderita agar mau berobat secara mempengaruhi keadaan finansial penderita,
teratur dan mengingatkan penderita untuk bahkan ada beberapa penderita yang berjenis
periksa ulang dahak pada waktu yang telah kelamin perempuan, sudah tidak bekerja lagi.
ditentukan. Dengan dukungan keluarga yang Sebagian besar penderita mengatakan bahwa
baik, penderita tuberkulosis paru lebih bantuan finansial dari keluarga dipakai untuk
termotivasi untuk patuh berobat secara teratur. meringankan biaya hidup sehari-hari.
Jenis dukungan keluarga ada empat yaitu Berdasarkan hasil wawancara dengan
pertama adalah dukungan instrumental yaitu penderita tuberkulosis paru, (17,1%) penderita
keluarga merupakan sumber pertolongan yang menyatakan bahwa keluarga tidak pernah
praktis dan konkrit. Pemberian dukungan memberikan dukungan finansial kepada
instrumental meliputi penyediaan pertolongan penderita penyebabnya adalah karena
finansial maupun penyedian barang atau jasa keterbatasan finansial dari keluarga terdekat
lainnya (Prasetyawati, 2011). Teori tersebut penderita, sehingga tidak memungkinkan
sejalan dengan hasil penelitian yang dbuktikan memberikan bantuan.
dengan salah satu pertanyaan dalam kueisoner Dukungan keluarga yang kedua adalah
tentang apakah selama pengobatan keluarga dukungan informasional yaitu keluarga
pernah memberikan bantuan finansial. Hasil berfungsi sebagai sebuah kolektor dan
penelitian membuktikan sebagian besar disseminator (Prasetyawati, 2011). Aspek-
responden (82,9%) menyatakan bahwa aspek dalam dukungan ini adalah memberikan
keluarga penderita tuberkulosis pernah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian
memberikan bantuan finansial berupa uang informasi. Menurut Friedman (dalam
kepada penderita tuberkulosis untuk Sudiharto, 2012) masalah-masalah kesehatan
meringankan beban penderita selama masa dalam keluarga saling berkaitan. Apabila salah
pengobatan. Selama masa pengobatan, satu anggota keluarga memiliki masalah
sebagian besar penderita tetap menjalankan kesehatan, anggota keluarga lainnya akan
aktivitas seperti melakukan pekerjaan sehari- berpengaruh. Teori tersebut sejalan dengan
hari, namun sebagian besar penderita tidak hasil penelitian yang dibuktikan dengan salah
satu pertanyaan dalam kuesioner tentang yang dibuktikan dengan salah satu pertanyaan
apakah selalu mengawasi minum obat dan dalam kuesioner tentang apakah selama
memberikan dorongan agar minum obat secara menjalani pengobatan, keluarga pernah
teratur kepada penderita. Hasil penelitian menganjurkan untuk istirahat dan makan
membuktikan bahwa sebagian besar keluarga makanan bergizi. Hasil penelitian
penderita tuberkulosis sangat memperhatikan membuktikan bahwa sebagian besar penderita
keadaan penderita selama masa pengobatan. (87,8%) menyatakan bahwa keluarga pernah
Sebagian besar responden (97,6%) menganjurkan untuk istirahat dan makan
menyatakan bahwa keluarga selalu makanan bergizi dan sisanya (12,2%)
memberikan dukungan seperti memberikan penderita menyatakan bahwa keluarga tidak
dorongan kepada penderita tuberkulosis paru pernah menganjurkan untuk istirahat dan
untuk minum obat secara teratur. Berdasarkan makan makanan bergizi.
hasil wawancara dengan penderita Dukungan keluarga yang ketiga adalah
tuberkulosis, dan sisanya (2,4%) penderita dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga
yang menyatakan bahwa keluarga tidak pernah bertindak sebagai sebuah umpan balik,
memberikan dorongan untuk meminum obat membimbing dan menengah pemecahan
secara teratur adalah karena penderita tersebut masalah sebagai sumber validitas identitas
hanya tinggal seorang diri sehingga tidak ada keluarga. Jenis dukungan ini terjadi lewat
orang yang memberikan dorongan kepada ungkapan penghargaan yang positif untuk
dirinya. Teori tersebut juga sejalan dengan individu, dorongan maju atau persetujuan
hasil penelitian yang dibuktikan dengan salah dengan gagasan atau perasaan individu lain.
satu pertanyaan dalam kuesioner tentang Contoh dukungan ini adalah keluarga
apakah keluarga pernah mengingatkan untuk membuat perasaan pasien tuberkulosis di
berobat atau periksa ulang dahak pada waktu dukung oleh karena berbagai gagasan dan
yang ditentukan. Hasil penelitian perasaan (Prasetyawati, 2011). Menurut
membuktikan bahwa sebagian besar penderita Friedman (dalam Sudiharto, 2012) keluarga
(75,6%) menyatakan bahwa keluarga pernah merupakan perantara yang aktif dan mudah
mengingatkan kepada penderita untuk berobat untuk berbagai upaya kesehatan. Teori tersebut
dan periksa dahak pada waktu yang telah di sejalan dengan hasil penelitian yang
tentukan dan sisanya (24,4%) penderita dibuktikan dengan salah satu pertanyaan
menyatakan bahwa keluarga tidak pernah dalam kuesioner tentang apakah selama
mengingatkan untuk berobat atau periksa pengobatan anggota keluarga pernah
dahak pada waktu yang ditentukan. Teori menggantikan penderita untuk mengambil obat
tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian ke puskesmas. Hasil penelitian membuktikan
mempengaruhi perilaku minum obat pasien menyatakan bahwa petugas kesehatan pernah
sehingga dapat mendukung jalannya memberikan penyuluhan tuberkulosis kepada
pengobatan secara teratur sampai pasien penderita. Penyuluhan didapatkan ketika
dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan. penderita bertemu dengan petugas kesehatan
Namun masih ada anggota keluarga yang tidak di Puskesmas maupun saat kunjungan petugas
memperhatikan hal ini sehingga peran kesehatan di rumah penderita. Pertanyaan
keluarga kurang dalam mendukung jalannya kedua tentang apakah petugas kesehatan
pengobatan. pernah menanyakan keadaan/kemajuan
Dorongan petugas kesehatan adalah suatu penderita, hasil penelitian membuktikan
sistem pendukung bagi pasien dengan bahwa sebagian besar penderita (92,7%)
memberikan bantuan berupa informasi atau menyatakan bahwa petugas kesehatan pernah
nasehat, banyuan nyata atau tindakan yang menanyakan keadaan/kemajuan mereka dalam
mempunyai manfaat emosional atau menjalani pengobatan. Petugas kesehatan
berpengaruh pada perilaku penerimanya. menanyakan keadaan/kemajuan penderita saat
Dukungan emosional sehingga merasa mereka bertemu saat penderita mengambil
nyaman, merasa diperhatikan, empati, merasa obat di puskesmas maupun saat petugas
diterima dan ada kepedulian. Peran petugas kesehatan melakukan kunjungan di rumah
kesehatan yang memberikan pelayanan penderita dan sisanya (7,3%) penderita
kesehatan kepada masyarakat untuk menyatakan bahwa petugas kesehatan tidak
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pernah menanyakan keadaan/kemajuan
(Setiadi, 2008). penderita.
Dukungan kognitif dimana pasien Pertanyaan ketiga tentang apakah petugas
memperoleh informasi, petunjuk, saran atau kesehatan pernah mengingatkan kepada
nasehat. Interaksi petugas kesehatan dengan penderita akibat bila tidak mengonsumsi obat
penderita tuberkulosis terjadi di beberapa titik secara teratur, hasil penelitian membuktikan
pelayanan yaitu di puskesmas, laboratorium, bahwa sebagian besar (97,6%) penderita
tempat pengambilan obat dan pada waktu menyatakan bahwa petugas kesehatan pernah
kunjungan di rumah penderita tuberkulosis. mengingatkan akibat bila penderita tidak
Alat ukur kuesioner tentang dorongan petugas minum obat secara teratur. Berdasarkan hasil
kesehatan mempunyai 5 butir pertanyaan. wawancara, sebagian besar penderita
Pertanyaan pertama tentang apakah petugas tuberkulosis menyatakan bahwa petugas
kesehatan pernah memberikan penyuluhan kesehatan selalu menekankan kepada penderita
tuberkulosis, dan hasil penelitian untuk tidak putus berobat, karena apabila itu
membuktikan bahwa semua penderita (100%) terjadi maka penderita akan mengalami Multi
mengganggu aktivitas mereka setiap hari, Widyastuti (2016) yang menyatakan bahwa
sehingga membuat para penderita tersebut dukungan keluarga adalah salah satu faktor
putus berobat. Akibat dari putus berobat yang berhubungan dengan kepatuhan berobat
adalah penderita bisa kebal terhadap obat atau pasien tuberkulosis paru di balai kesehatan
Multi Drugs Resisten (MDR) sehingga bakteri paru masyarakat kota Pekalongan. Hasil
Mycobacterium yang menyebabkan penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
tuberkulosis akan kebal terhadap obat. Muhardiani, dkk (2014) yang menyatakan
Hasil peneltian ini menunjukan bahwa bahwa ada hubungan antara dukungan
sebagian besar penderita tuberkulosis (87,8%) keluarga dengan kepatuhan pengobatan
masuk dalam kategori patuh berobat dan terhadapa penderita tuberkulosis paru di
sisanya (12,2%) penderita masuk dalam wilayah kerja puskesmas gang sehat.
kategori tidak patuh berobat. Hasil penelitian menunjukan bahwa dorongan
Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan petugas kesehatan yang baik berhubungan
keluarga yang baik berhubungan dengan dengan kepatuhan berobat penderita. Hasil uji
kepatuhan berobat penderita. Hasil analisis uji statistik bivariat fisher exact test dalam
statistik bivariat fisher exact test dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
penelitian ini menunujukkan bahwa variabel dorongan petugas kesehatan mempunyai
dukungan keluarga mempunyai hubungan hubungan secara signifikan dengan kepatuhan
secara signifikan terhadap kepatuhan berobat berobat penderita tuberkulosis paru di
penderita karena nilai karena nilai p=0,014 < Puskesmas Likupang, karena nilai p=0,012 <
0,05. 0,05.
Hasil penelitian tentang dukungan keluarga Hasil peneitian ini sesuai dengan hasil
ini sejalan dengan penelitian Septia, dkk penelitian Sormin, dkk (2014) yang
(2013) yang menunjukkan bahwa ada menyatakan bahwa petugas kesehatan
hubungan dukungan keluarga dengan mempunyai peran terhadap kepatuhan berobat
kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis penderita tuberkulosis paru di Kelurahan
paru di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Gambir. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Achmad. Hasil penelitian ini juga sesuai petugas kesehatan yang menangani masalah
dengan penelitian Maulidia (2014) yang tuberkulosis di Puskesmas Likupang
menunjukkan bahwa sebagian besar responden Kecamatan Likupang Timur, petugas
yang memiliki dukungan keluarga yang baik, menyatakan bahwa Obat Anti Tuberkulosis
menunjukkan tingkat kepatuhan yang baik (OAT) selalu tersedia di puskesmas.
pada penderita tuberkulosis di wilayah Ciputat. Peningkatan komunikasi dan perhatian dari
Penelitian penunjang lainnya adalah penelitian petugas kesehatan dapat meningkatkan