Anda di halaman 1dari 39

SKENARIO

Seorang perempuan usia 26 tahun dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit karena sering marah-
marah tanpa sebab dan bicara kacaukurang lebih 10 hari. Dari pemeriksaan status mental
penderita mengalami waham paranoid, sering melakukan gerakan stereotipik dan halusinasi
akustik phonema.sebelumnya pasien ditinggal menikah oleh calon suaminya. Fungsi Global
pasien mengalami penurunan (Fungsi okupasi dan psikososial). Pasien baru pertama kali
menderita seperti ini, tidak ada riwayat penyakit medis umum dan penggunaan zat psikoaktif.
Dari pemeriksaan fisik dan laboratorium dalam batas normal. Dokter mendiagnosis pasien
tersebut dalam kelompok gangguan jiwa berat (Psikotik) dengan ditemukan stressor psikososial.
Oleh dokter diberikan terapi obat antipsikotik atipikal dan terapi psikososial.

STEP 1
1. Waham paranoid:
waham adalah suatu keyakinan oleh clien yg tidak sesuai denga kenyataan, tetapi mereka
tetap mempertahankan keyakinan tersebut. Waham paranoid adalah menyakini
berlebihan atau mencurigai orangain berlebihan karena berfikiran bahwa orang lain akan
merugikan dirinya sendiri.
2. Halusinasi akustik:
Penderita seolah2 mendengar sesuatu tetapi orang yg disekitarnya tidak mendengar.
Termasuk halusinasi pendengaran yg terdiri dari akoasma dan phonema. Akoasma suara
masih kacau dan masih sulit dibedakan secara tegas, phoneme adalah suara yg berbentuk
tegas contohnya suara manusia dan bersifat ekstrim
3. Gerakan stereotipik:
Merupakan gerakan berulang-ulang non fungsional, menahun dan involunter yg
mengganggu aktivitas normal.
Gerakan-gerakan pas yg tidak disadari seperti menggoyang-goyang tubuh, menekan2
bola mata dan bertepuk-tepuk
4. Fungsi okupasi/Fungsi peran:
Fungsi peran sebagai manusia terhadap pasien gangguan jiwa, fisik atau mental dengan
menggunakan aktivitas bermakna tujuannya agar individu terlibat dalam aktivitas sehari-
hari.
5. Fungsi Psikososial:
Suatu istilah yg menggambarkan yg melibatkan aspek psikologis dan sosial
6. Psikotik:
Gangguan jiwa atau mental yg berat yg ditandai hilangnya daya nilai realita atau
kehilangan rasa kenyataan dan gangguan fungsi mental lain seperti gejala positif
(halusinasi, waham, perilaku yg kacau).
7. Stressor psikososial :
Hal-hal yg berpengaruh pada jiwa dan fisik seseorang dalam bentuk suara visual maupun
verbal.

STEP 7
1. bagaimana definisi gangguan jiwa dan berikan gejalanya?
2. Definisi

Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi
jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,

proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).Gangguan jiwa ini

menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart &

Sundeen, 1998).

Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras,

agama, maupun status sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh

kelemahan pribadi.Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah

mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwadisebabkan oleh

gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan

atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan

penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat

pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).

Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus

dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan

karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya

sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001).

Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition),emosi (affective),
tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).

Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan

pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa,

yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam

melaksanakan peran social.

Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

maladaptive terhadap stressor dari lingkungan dalam/luar ditunjukkan


dengan pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan

norma lokal dan kultural dan mengganggu fungsi sosial, kerja, dan fisik

individu.

Konsep gangguan jiwa dari PPDGJ II yang merujuk ke DSM-III

adalah sindrom atau pola perilaku, atau psikologi seseorang, yang secara

klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu

gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability) di dalam

satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia (Maslim, 2002).

Menurut American Psychiatric Association (1994), gangguan

mental adalah gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang tampak

secara klinis yang terjadi pada seseorang dari berhubungan dengan

keadaan distress (gejala yang menyakitkan) atau ketidakmampuan

(gangguan pada satu area atau lebih dari fungsi-fungsi penting) yang

meningkatkan risiko terhadap kematian, nyeri, ketidakmampuan atau

kehilangan kebebasan yang penting dan tidak jarang respon tersebut dapat

diterima pada kondisi tertentu.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter%20II.pdf)

(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-kharisatun-5764-2-babii.pdf)
 Gejala gangguan jiwa
1) Gangguan Kesadaran/conciousness
Jenis-jenis gangguan kesadaran:
a. gangguan kesadaran kuantitatif
- Suf, kesadarannya seperti orang yang mengantuk.
- Somnolen, kesadarannya seperti orang tidur, tidak acuh terhadap
sekelilingnya, apatis, tetapi masih dapat memberikan jawaban dan
reaksi.
- Sopor, kesadarannya seperti orang yang tidur lelap, dimana ingatan,
orientasi, dan pertimbangannya sudah hilang. Kalau dirangsang hanya
sedikit memberikan respon, dengan tidak acuh atau dengan membuka
mata sebentar kemudian tidur lagi.
- Apati, kesadarannyabaik, bisa berkomunikasi dengan baik tetapi
memerlukan intensitas yang tinggi.
- Koma, keadaan pingsan, tidak memberikan respon sedikitpun terhadap
rangsang dari luar. Refleksi pupil sudah tidak ada.
- Kesadaran yang meninggi, kesadaran dengan respon yang meninggi
terhadap rangsang, suara-suara terdengar lebih keras, warna-warna
kelihatan lebih jelas atau terang.
b. gangguan kesadaran kualitatif
- Stupor, kesadaran yang menyempit.
- Keadaan dini, kesadarannya mengabur, sering disertai dengan halusinasi
lihat dan dengar.
- Bingung/confusion, keadaan yang disifatkan dengan adanya gangguan-
gangguan asosiasi, disorientasi, kesulitan mengerti, dan ketidaktahuan
apa yang harus diperbuat, tercengang dan penuh pertanyaan.
- Disorientasi, kesadaran pemehaman diri dalam lingkungan seperti
disorientasi diri, tempat, waktu, dan situasi.
- Delirium, pengaburan kesadaran, ribut-gelisah, inkoheren, ilusi dan
halusinasi, sering disertai dengan cemas dan takut.
- Disosiasi, pemisahan diri secara psikologik dari kesadarannya, diikuti
dengan amnesia sebagian.
- Kesadaran berubah, kesadarannya tidak normal, tidak menurun, tidak
meninggi, tetapi kemampuan mengadakan hubungan dan pembatasan
terhadap dunia luardan dirinya sendiri sudah terganggu dalam taraf
tidak sesuai dengan kenyataan.
2) Gangguan Perhatian
Jenis-jenis gangguan perhatian:
a. Distractbility, yaitu ketidakmampuan mengarahkan perhatian dirinya,
perhatian mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak berarti.
Biasanya ditemukan pada pasien ADHD.
b. Aprosexia, yaitu ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun
dalam waktu yang singkat terhadap suatu situasi, dengan tidak memandang
pentingnya situasi itu.
c. Selective, yaitu perhatian yang kurang selektif sehingga mudah lupa dan
sulit mengenali.
d. Hipervigilance/hiperprosexia, yaitu konsentrasi yang berlebih-lebihan,
sehingga lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Terjadi pada pasien
paranoid dan cemas.
3) Gangguan Emosi
Jenis-jenis gangguan emosi:
a. Afek
- Inappropiate, yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya
perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukkan dengan situasi yang
minumbulkannya.
- Blunted, yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum, afek/emosinya
datar, tumpul, atau dingin.
- Flat, yaitu datar, tidak ada perubahan roman muka.
- Labil, yaitu mudah berubah terbawa faktor eksternal.
- Restricted, yaitu terbatas/menyempit.
- Depresi, yaitu perasaan sedih tertekan.
b. Mood
- Expansive, yaitu perasaan menguasai lingkungan.
- Irritable, yaitu perasaan mudah tersinggung.
- Elevated
- Euphoria, yaitu emosi yang menyenangkan dalam tingkatan sedang,
mudah melambung.
- Exaltasi, yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan waham
kebesaran.
- Euthymia, yaitu perasaan wajar.
- Dysphoric, yaitu perasaan sedih, bersalah.
- Ectasy, yaitu emosi senang disertai dengan rasa hati yanhg aneh, penuh
kegairahan, perasaan aman, damai, dan tenang. Merasa hidup baru
kembali.
- Anhedonia, yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan,tidak timbul
senang dengan aktivitas yang biasanya menyenangkan.
4) Gangguan Psikomotor
Jenis-jenis gangguan psikomotor:
a. Katatonia
- Katalepsi, yaitu mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu,
sekalipun hendak diubah orang lain.
- Stupor, yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan dan
aktivitas menjadi sangat lambat.
- Rigiditas, yaitu pengkakuan pada bagian tubuh tertentu.
- Posturing
- Fleksibilitas cerea, yaitu kelenturan dalam menggerakkan anggota badan
tetapi masih ada hambatan.
- Kataplexia, yaitu kehilangan tonus otot secara mendadak.
- Stereotipi, yaitu gerakan yang berulang-ulang.
- Echopraxia, yaitu menirukan gerakan orang lain pada saat dilihatnya.
- Echolalia, yaitu menirukan apa yang diucapkan orang lain.
b. Hiperaktif
- TIC, yaitu gerakan-gerakan muncul ketika cemas.
- Grimace
- Akatisia, yaitu gerakan bibir yang muncul ketika cemas.
- Raptus, yaitu mengamuk yang mendadak
- Mannerism, yaitu tangan seperti menghitung uang (jari bergerak-gerak).
- Kompulsi, terdiri dari kleptomania, satriasis, remphormia, trikotilomania
(suka mencabuti rambut sendiri).
c. Negativisme
- Aktif, respon berlebihan.
- Pasif, diam saja.
d. Otomatisme, yaitu menuruti apa yang disuruh tetapi tanpa dikoreksi.
5) Gangguan Proses pikir
Jenis-jenis gangguan proses pikir:
a. Bentuk pikir:
- Autistik, yaitu adanya kegagalan untuk membedakan batas antara
kenyataan dengan fantasi.
- Dereistik, yaitu ketidaksesuaian antara proses mental individu dengan
pengalamannya yang sedang berjalan. Ide-ide yang seakan-akan
cemerlang tetapi tidak mungkin realistis.
- Non-realistik, yaitu bentuk pikiran yang sama sekali tidak sesuai dengan
kenyataan.
b. Isi pikir:
- Waham, yaitu kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan
tentang isi pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan.
Macamnya ada waham sistematis (cemburu, kejar, curiga), bizarre,
nihilistik, kebesaran, magic-mystic, dosa, pengaruh, somatik, hubungan.
- Obsesi, yaitu isi pikiran yang kukuh/persisten dan datang berulang-
ulang, biarpun tak dikehendaki dan diketahui tidak wajar atau tidak
mungkin terjadi.
- Fobia, yaitu rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau
keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan walaupun ia sendiri
menyadari bahwa itu tidak rasional adanya.
- Fantasi, yaitu isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang
diharapkan atau diinginkan, tetapi sebenarnya tidak nyata.
c. Progesi/jalan pikir:
- Flight of ideas, yaitu pikiran yang melayang atau melompat-lompat.
- Assosiasi longgar, yaitu mengatakan sesuatu ide yang tidak ada
hubungannya antara ide satu dengan yang lain.
- Clang association, yaitu berbicara seperti berpantun.
- Circumstantiality, yaitu pikiran yang berbelit-belit, ngomong berputar-
putar tidak sampai isi.
- Tongentiality, yaitu pembicaraan semakin jauh dari pokok
permasalahan.
- Inkoherensi, yaitu keadaan jalan pikiran yang kacau, sehingga satu ide
bercampur dengan ide yang lain.
- Verbigerasi, yaitu kata-kata yang diulang-ulang.
- Neologisme, yaitu membuat kata-kata baru yang tidak dipahami oleh
umum.
- Word salad, yaitu potongan-potongan kata yang tidak ada makna.
- Blocking, yaitu jalan pikirannya tiba-tiba terhenti, tidak tahu kenapa
berhenti.
6) Gangguan Pembicaraan
Jenis-jenis gangguan pembicaraan:
a. Logorhoe, yaitu berbicara terus.
b. Stuttering, yaitu susah berbicara, tetapi sekali berbicara tidak berhenti-
berhenti.
c. Miskin isi pembicaraan.
d. Mutisme, yaitu sejak awal tidak mau berbicara,
e. Remming, yaitu berbicara sangat pelan.
f. Blocking, yaitu tiba-tiba berhenti bicara tanpa sebab.
g. Irrelevan, yaitu jawaban-jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
pertanyaan pemeriksa.
7) Gangguan Persepsi
Jenis-jenis gangguan persepsi:
a. Halusinasi:
- Auditorik
- Olfaktori
- Gustatorik
- Taktil
- Hipnagogik
- Hipnopompik
- Visual
b. Ilusi, yaitu persepsi yang salah.
c. Derealisasi, yaitu perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut
kenyataan.
d. Depersonalisasi, yaitu perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa
dirinya sudah tidak seperti dulu lagi.
8) Gangguan Memori
Jenis-jenis gangguan memori:
a. Amnesia, yaitu keadaan seseorang kehilangan ingatan, mungkin sebagian
atau seluruhnya. Ada dua macam amnesia, yaitu antegrade dan retrograde.
b. Paramnesia, yaitu ingatan yang keliru (ilusi ingatan) karena distorsi
pemanggilan kembali (recall), meliputi: konfabulasi, deja vu, jamais vu,
fausse reconnaissance.
c. Level of memory, terdiri dari intermediate, recent,recent past, remote.
d. Dementia, yaitu lupa dengan pengalaman-pengalaman baru
e. Hypermnesia, yaitu ingatan yang berlebih-lebihan, sehingga seseorang
dapat menggambarkan kejadian-kejadian secara mendetail.
9) Gangguan Insight/tilikan diri
Kemampuan memahami situasi/sakit yang dialami.

Psikiatri II SIMTOMATOLOGI, FK UNDIP SEMARANG

 Konsep gang. Jiwa :


o Adanya gejala klinis yang bermakna, berupa :
 Sindrom atau pola perilaku
 Sindrom atau pola psikologik
o Gejala klinis tersebut menimbulkan ”penderitaan” (distress),
antara lain dapat berupa : rasa nyeri, tidak tentram, disfungsi
organ, terganggu, dll
o Gejala klinis tersebut menimbulkan ”disabilitas” (disability)
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan
diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup
(mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll)
(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)

3. Apa saja klasifikasi dari gangguan jiwa?


A. Klasifikasi

Sedangkan menurut Yosep (2007) penggolongan gangguan jiwa dan dibedakan menjadi :

a. Neurosa

Neurosa ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis dimana tidak ada rangsangan
yang spesifik yang menyebabkan kecemasan tersebut.
b. Psikosa

Psikosis merupakan gangguan penilaian yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang menilai realita
dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat realita baru versi orang psikosis tersebut.Psikosis dapat pula
diartikan sebagai suatu kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan gangguan psikiatri lainnya,
tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut.

(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-kharisatun-5764-2-babii.pdf)

1. Gangguan jiwa psikotik : ditandai hilangnya kemampuan menilai realitas, ditandai waham (delusi) dan
halusinasi, misalnya schizophrenia.

2. Gangguan jiwa neurotik : tanpa ditandai kehilangan kemampuan menilai realitas, terutama dilandasi
konflik intrapsikis atau peristiwa kehidupan yang menyebabkan kecemasan (ansietas), dengan gejala-
gejala obsesi, fobia, dan kompulsif

 Gangguan jiwa fungsional : tanpa kerusakan struktural atau kondisi biologis yang diketahui
dengan jelas sebagai penyebab kinerja yang buruk.

 Gangguan jiwa organik : ketidakberesan kesehatan disebabkan oleh suatu penyebab spesifik
yang membuahkan perubahan struktural di otak, biasanya terkait dengan kinerja kognitif,
delirium, atau demensia, misalnya pada penyakit Pick. Istilah ini tidak digunakan dalam DSM-IV-
TR karena ia merangkum pengetian bahwa beberapa gangguan jiwa tidak mengandung
komponen biologis

o Gangguan jiwa primer : tanpa penyebab yang diketahui disebut pula idiopatik atau
fungsional
o Gangguan jiwa sekunder : diketahui sebagai sutu manifestasi simtomatik dari suatu
gangguan sistemik, medis atau serebral, misalnya delirium yang disebabkan oleh
penyakit infeksi otak.

(http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2012/01/pengertian-gangguan-jiwa1.pdf)

Gangguan mental oragnik : gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sitemik atau
otak yang dapat didiagnosis tersendiri. Termasuk gangguan mental simtomatik, dimana pengaruh
terhadap otak merupakan akibat sekunder dari penyakit/gangguan sistemik diluar otak(extracerebral)

Gambaran umum :

1. Gangguan fungsi kognitif misalnya daya ingat (memory), daya pikir (intellect), daya belajar
(learning)
2. Gangguan sensorium misalnya gangguan kesadaran (consriousness) dan perhatian (attention)
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang :
- Persepsi (halusinasi)
- Isi pikiran (waham/delusi)
- Suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas)

Blok gangguan mental organik menggunaka 2 kode :

1. Sindrom psikopatologik (misalnya, dimensia)


2. Gangguan yang mendasari (misalnya, penyakit alzheimer)
(PPDGJ III)

Klasifikasi kelainan jiwa (PPDGJ III)

• F00-F09 = gangguan mental organik (+ simptomatik); ciri khas: etiologi organik/fisik jelas,
primer/sekunder.

• F10-F19 = gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif; ciri khas: adanya riwayat
penggunaan zat psikoaktif.

• F20-F29 = skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham; ciri khas: gejala psikotik,
etiologi organik tidak jelas.

• F30-F39 = gangguan suasana perasaan (afektif/mood); ciri khas: gejala gangguan afek (psikotik
dan non-psikotik).

• F40-F48 = gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stress; ciri khas:
gejala non-psikotik, etiologi non-organik.

• F50-F59 = sindrom perilaku akibat gangguan fisiologis atau fisik; ciri khas: gejala disfungsi
fisiologis, etiologi non-organik.

• F60-F69 = gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa ; ciri khas: gejala perilaku, etiologi
non-organik.

• F70-F79 = retardasi mental; ciri khas: gejala perkembangan IQ, onset masa kanak. Pembagian
dimulai dari retardasi mental ringan, sedang, berat, sangat berat, dan retardasi mental lainnya
serta retardasi mental yang tidak tergolongkan.

• F80-F89 = gangguan perkembangan psikologis; ciri khas: gejala perkembangan khusus, onset
masa kanak

• F90-F98 = gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja; ciri khas:
gejala perilaku/emosional, onset masa kanak.

4. Apa saja etiologi dari gangguan jiwa?


Umumnya sebab-sebab gangguan jiwa menurut Santrock (1999) dibedakan atas :
a. Sebab-sebab jasmaniah/ biologic
1) Keturunan
Peran yang pasti sebagai penyebab belum jelas, mungkin terbatas dalam mengakibatkan
kepekaan untuk mengalami gangguan jiwa tapi hal tersebut sangat ditunjang dengan faktor
lingkungan kejiwaan yang tidak sehat.
2) Jasmaniah
Beberapa penyelidik berpendapat bentuk tubuh seorang berhubungan dengan gangguan jiwa
tertentu, Misalnya yang bertubuh gemuk / endoform cenderung menderita psikosa manik
depresif, sedang yang kurus/ ectoform cenderung menjadi skizofrenia.
3) Temperamen
Orang yang terlalu peka/ sensitif biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yang
memiliki kecenderungan mengalami gangguan jiwa.
4) Penyakit dan cedera tubuh
Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker dan sebagainya, mungkin
menyebabkan merasa murung dan sedih. Demikian pula cedera/cacat tubuh tertentu dapat
menyebabkan rasa rendah diri.
b. Sebab Psikologik
Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap,
kebiasaan dan sifatnya dikemudian hari. Hidup seorang manusia dapat dibagi atas 7 masa dan
pada keadaan tertentu dapat mendukung terjadinya gangguan jiwa.
1) Masa bayi
Yang dimaksud masa bayi adalah menjelang usia 2 – 3 tahun, dasar perkembangan yang
dibentuk pada masa tersebut adalah sosialisasi dan pada masa ini. Cinta dan kasih sayang ibu
akan memberikan rasa hangat/ aman bagi bayi dan dikemudian hari menyebabkan kepribadian
yang hangat, terbuka dan bersahabat. Sebaliknya, sikap ibu yang dingin acuh tak acuh bahkan
menolak dikemudian hari akan berkembang kepribadian yang bersifat menolak dan menentang
terhadap lingkungan. Sebaiknya dilakukan dengan tenang, hangat yang akan memberi rasa
aman dan terlindungi, sebaliknya, pemberian yang kaku, keras dan tergesa-gesa akan
menimbulkan rasa cemas dan tekanan.
2) Masa anak pra sekolah (antara 2 sampai 7 tahun)
Pada usia ini sosialisasi mulai dijalankan dan telah tumbuh disiplin dan otoritas. Penolakan orang
tua pada masa ini, yang mendalam atau ringan, akan menimbulkan rasa tidak aman dan ia akan
mengembangkan cara penyesuaian yang salah, dia mungkin menurut, menarik diri atau malah
menentang dan memberontak. Anak yang tidak mendapat kasih sayang tidak dapat menghayati
disiplin tak ada panutan, pertengkaran dan keributan membingungkan dan menimbulkan rasa
cemas serta rasa tidak aman. hal-hal ini merupakan dasar yang kuat untuk timbulnya tuntutan
tingkah laku dan gangguan kepribadian pada anak dikemudian hari.
3) Masa Anak sekolah
Masa ini ditandai oleh pertumbuhan jasmaniah dan intelektual yang pesat. Pada masa ini, anak
mulai memperluas lingkungan pergaulannya. Keluar dari batas-batas keluarga. Kekurangan atau
cacat jasmaniah dapat menimbulkan gangguan penyesuaian diri. Dalam hal ini sikap lingkungan
sangat berpengaruh, anak mungkin menjadi rendah diri atau sebaliknya melakukan kompensasi
yang positif atau kompensasi negatif. Sekolah adalah tempat yang baik untuk seorang anak
mengembangkan kemampuan bergaul dan memperluas sosialisasi, menguji kemampuan,
dituntut prestasi, mengekang atau memaksakan kehendaknya meskipun tak disukai oleh si anak.
4) Masa Remaja
Secara jasmaniah, pada masa ini terjadi perubahanperubahan yang penting yaitu timbulnya
tanda-tanda sekunder (ciri-ciri diri kewanitaan atau kelaki-lakian) Sedang secara kejiwaan, pada
masa ini terjadi pergolakan- pergolakan yang hebat. Pada masa ini, seorang remaja mulai
dewasa mencoba kemampuannya, di suatu pihak ia merasa sudah dewasa (hak-hak seperti
orang dewasa), sedang di lain pihak belum sanggup dan belum ingin menerima tanggung jawab
atas semua perbuatannya. Egosentris bersifat menentang terhadap otoritas, senang
berkelompok, idealis adalah sifat-sifat yang sering terlihat. Suatu lingkungan yang baik dan
penuh pengertian akan sangat membantu proses kematangan kepribadian di usia remaja.
5) Masa Dewasa muda
Seorang yang melalui masa-masa sebelumnya dengan aman dan bahagia akan cukup memiliki
kesanggupan dan kepercayaan diri dan umumnya ia akan berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan
pada masa ini. Sebaliknya yang mengalami banyak gangguan pada masa sebelumnya, bila
mengalami masalah pada masa ini mungkin akan mengalami gangguan jiwa.
6) Masa dewasa tua
Sebagai patokan masa ini dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Sebagian orang berpendapat perubahan ini sebagai masalah ringan seperti rendah diri. pesimis.
Keluhan psikomatik sampai berat seperti murung, kesedihan yang mendalam disertai
kegelisahan hebat dan mungkin usaha bunuh diri.
7) Masa Tua
Ada dua hal yang penting yang perlu diperhatikan pada masa ini Berkurangnya daya tanggap,
daya ingat, berkurangnya daya belajar, kemampuan jasmaniah dan kemampuan sosial ekonomi
menimbulkan rasa cemas dan rasa tidak aman serta sering mengakibatkan kesalah pahaman
orang tua terhadap orang di lingkungannya. Perasaan terasing karena kehilangan teman sebaya
keterbatasan gerak dapat menimbulkan kesulitan emosional yang cukup hebat.
c. Sebab Sosio Kultural
Kebudayaan secara teknis adalah ide atau tingkah laku yang dapat dilihat maupun yang tidak
terlihat. Faktor budaya bukan merupakan penyebab langsung menimbulkan gangguan jiwa,
biasanya terbatas menentukan “warna” gejala-gejala. Disamping mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian seseorang misalnya melalui aturan-aturan kebiasaan yang
berlaku dalam kebudayaan tersebut.
Menurut Santrock (1999) Beberapa faktor-faktor kebudayaan tersebut :
1) Cara-cara membesarkan anak
Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter , hubungan orang tua anak menjadi kaku
dan tidak hangat. Anakanak setelah dewasa mungkin bersifat sangat agresif atau pendiam dan
tidak suka bergaul atau justru menjadi penurut yang berlebihan.
2) Sistem Nilai
Perbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan yang satu dengan yang lain, antara
masa lalu dengan sekarang sering menimbulkan masalah-masalah kejiwaan. Begitu pula
perbedaan moral yang diajarkan di rumah / sekolah dengan yang dipraktekkan di masyarakat
sehari-hari.
3) Kepincangan antar keinginan dengan kenyataan yang ada
Iklan-iklan di radio, televisi. Surat kabar, film dan lain-lain menimbulkan bayangan-bayangan
yang menyilaukan tentang kehidupan modern yang mungkin jauh dari kenyataan hidup
seharihari. Akibat rasa kecewa yang timbul, seseorang mencoba mengatasinya dengan khayalan
atau melakukan sesuatu yang merugikan masyarakat.
4) Ketegangan akibat faktor ekonomi dan kemajuan teknologi
Dalam masyarakat modern kebutuhan dan persaingan makin meningkat dan makin ketat untuk
meningkatkan ekonomi hasil-hasil teknologi modern. Memacu orang untuk bekerja lebihkeras
agar dapat memilikinya. Jumlah orang yang ingin bekerja lebih besar dari kebutuhan sehingga
pengangguran meningkat, demikian pula urbanisasi meningkat, mengakibatkan upah menjadi
rendah. Faktor-faktor gaji yang rendah, perumahan yang buruk, waktu istirahat dan berkumpul
dengan keluarga sangat terbatas dan sebagainya merupakan sebagian mengakibatkan
perkembangan kepribadian yang abnormal.
5) Perpindahan kesatuan keluarga
Khusus untuk anak yang sedang berkembang kepribadiannya, perubahan-perubahan lingkungan
(kebudayaan dan pergaulan), sangat cukup mengganggu.
6) Masalah golongan minoritas
Tekanan-tekanan perasaan yang dialami golongan ini dari lingkungan dapat mengakibatkan rasa
pemberontakan yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan
tindakan-tindakan yang merugikan orang banyak.
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-kharisatun-5764-2-babii.pdf)

5. Mengapa pasien sering mrah-marah tanpa sebab dan bicara kacau sejak 10 hari yang
lalu?

6. Apa saja yg termasuk pemeriksaan status mental ?


10 yg dinilai:
1. Deskripsi umum: melihat penampilan pasien (sehat, sakit, kusut) dinilai dari pakaian,
postur dan rambutnya
Dilihat perilaku dan aktivitas psikomotor : cara berjalan dan gerakan yg dilakukan
pasien seperti stereotipik, manerisma.
Dan perhatikan sikap pasien ke pemeriksa apakah mau bekerja sama atau memusuhi
kita.
2. Pemeriksaan mood dan afek: lihat apakah pasien cemas, euphoria ditanyakan
bagaimana perasaanya?
Afek : respon emosional yg tampak, dari pasien menjawab dilihat nada bicara, irama
dan gerakan pasien, melihat keserasian afek dan jawabannya.
3. Pembicaraan: amati produksi bicara pasien, dinilai apakah banyak biacara, irama atau
nada bicara yg tertekan, bicara lambat, kelogisan cara bicara.
4. Gangguan persepsi: ditanyakan apakah pasien merasakan sesuatu. Seperti halusinasi,
mendengar suara tertentu.
5. Pikiran: menilai bentuk pemikirannya realistic atau tidak. Isi pikirannya buisa seperti
waham kejar, waham cemburu.
6. Sensorium dan kognitif : dinilai tingkat kesadaran, orientasi, menilai daya ingat
(jauh,belum lama,sekarang,segera), nilai konsentrasi dan perhatian melakukan dengan
pasiennya untuk menghitung atau mengucapkan 3 angka berurutan, kapasitas
membaca dan menulis, menilai visuospasial dengan cara menggambar jam atau
segilima atau arti peribahasa.
7. Pengendalian impuls seksual dan agresifitas
8. Pertimbangan dan tilikan : bagaimana pasien itu sadar terhadap kondisinya.
9. Realibilitas : nilai kebenaran atau kejujuran dalam melaporkan masalah yg ada
10. GAF : skala numerik 0-100

7. Sebutkan macam-macam waham!


Waham : keyakinan palsu didasarkan pada kesimpulan yg salah ttg sekitarnya.
Sistem limbik (emosi) yg terganggu, ataupun pda lobus frontal
Syarat waham :
1. Percaya 100% akan kebenaran keyakinannya
2. Selalu bertentangan dengan logika
3. Selalu bertentangan dengan realitas
4. Tidak dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dengan jalan yang logis dan rasional
5. Selalu mengenai diri sendiri (egosentris)

Macam Waham :

Jenis waham Contoh


1. Waham kejar / presekutor( seperti  Apakah anda merasa bahwa ada yang
sedang di ikut, suratnya di buka , mau berbuat jahat pada anda?
rumahnya dipasang alat perekam,  Anda merasa di mata-matai?
diamati oleh pemerintah  Ada yang mau membunuh anda?

2. Waham cemburu ( pasangan anda  Apakah anda takut bahwa pasangan


memiliki hubungan gelap) anda tidak jujur?
 Bukti apa yang anda miliki?
3. Waham dosa / bersalah ( Seorang
merasa melakukan dosa yang
menakutkan)
4. Waham kebesaran ( misalnya seseorang  Apakah anda memiliki kekuatan?
telah memiliki kekuatan, kemampuan,  Apakah anda keturunan presiden?
identitas khusus )
5. Waham somatik  Apakah ada gangguan dengan cara
kerja tubuh anda?
 Apakah anda melihat adanya
perubahan dalam penampilan anda?
 Apa penyebabnya?
6. Ideas and delution of reference (  Apakah anda berjalan keruangan dan
seseorang yakin bahwa tanda, berfikir ada orang lain yang
pernyataan, atau peristiwa yang tidak membicarakan anda?
pentingadalah ditunjukan pada dirinya  Apakah ada majalah atau tv yang
atau punya arti khusus membicarakan diri anda atau memiliki
Siar fikiran, penyisipan fikiran, dan arti khusus bagi anda?
penarikan fikiran  Apakah anda telah menerima pesan
khusus dengan suatu cara?
 Apakah anda mendangar pikiran anda
berbicara, seakan-akan ada diluar
kepala anda?

7. Waham referensi (rujukan/curiga)  Apakah anda merasa orang-orang


ditelevisi itu sedang membicarakan diri
anda?
8. Waham pikiran (thought withdrawl)  Apakah anda merasa pikiran anda
sedang habis disedot keluar? Oleh
siapa?
9. Waham penanaman (thought insertion)  Apakah anda merasa isi pikiran orang
lain masuk kedalam pikiran anda?

10. Waham siar ( thought broadcasting)  Apakah anda merasa orang-orang


sekitar anda ini bisa membaca pikiran
anda?
11. Waham pengendalian pikiran /  Apakah anda merasa ada yang
pengendalian diri ( tohught of control / mengendalikan semua pikiran anda dari
delution of control) luar?
Keyakinan yang salah merasa
pikirannya dikendalikan oleh orang lain
12. Waham berserah diri( delution of  Apakah anda merasa diri anda pasrah
passivity) terhadap kekuatan yang mengatur anda
dari luar?
13. Waham nihilistik ( keyakinan yang  Apakah anda merasa dulunya sudah
salah bawa dirinya, orang lain dan mati?
dunia ini berakhir)  Apakah anda merasa dunia ini sudah
kiamat?

Sumber : buku skill lab

8. Apa saja jenis-jenis halusinasi?


a. Jenis2 halusinasi :
1. Halusinasi pendengaran (Akustik)
Sering berbentuk :
 Akoasma : suara2 yg kacau tapi tidak bisa dibedakan secara tegas
 Phonema : suara2 yg berbentuk suara jelas, spt yang berasal dari mns, shg menderita mendengar
kata2 atau kalimat2 ttt.

2. Halusinasi penglihatan (visuil)


 Sering disertai dengan kesadaran menurun atau berkabut
 Khas bnyk dijumpai pd keadaan Delirium ok penyakit infeksi akut atau psikosa organic.

3. Halusinasi olfaktorik (pembauan)


 Sering didapatkan pd keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dr lobus temporalis

4. Halusinasi gustatorif (rasa-lidah/pengecap)


 Halusinasi gustatorif Murni jarang ditemukan, seringnya ditemui bersama dg Halusinasi olfaktorius
5. Halusinasi taktil (perabaan)
 Sering dijumpai pd keadaan toksik, mis : delirium tremens n jg pd adiksi kokain.

6. Halusinasi haptik
 Mrpkan swtu persepsi, seolah2 tbh sndr bersentuhan/bersinggungan scr fisik dg mns lain atau benda
lain

7. Halusinasi kinestetik
 Penderita merasa bhw anggota tubuhnya terlepas dr tbhnya, mengalami perubahan bntk n bergerak
sndr.
 Sering dijmpai pd skizofrenia n keadaan2 toksik. Jg keracunan mescalin psilocybin n d-LSD-25

8. Halusinasi autoskopi
 Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapinya²
Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP

Ilusi
ILUSI

Definisi

Mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli eksternal yang nyata

(Sinopsis Psikiatri, Kapaln-Sadock)

Macam

Intinya semuanya salah.

 Ilusi visual

 Ilusi olfaktoris

 Ilusi taktil

 Ilusi gustatoris

 Ilusi akustik
9. Apa yang menyebabkan terjadinya halusinasi?
10. Perbedaan waham, ilusi dan halusinasi?
11. Bagaimana cara melakukan penilaian fungsi global?
Diagnosis multiaksial
Aksis I : - gangguan klinis
- kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89, F90-
98, F99)
Aksis II : - Ganguan kepribadian F60-61, gambaran kepribadian
maladaptive, mekanisme defensi maladaptif)
-Retardasi mental (F70-79)
Aksis III : Kondisi medik umum
Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan
Aksis V : penilaian fungsi secara global
a) 100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi
b) 90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian
biasa
c) 80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social
d) 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum baik
e) 60-51 gejala dan disabilitas sedang
f) 50-41 gejala dan disabilitas berat
g) 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam
beberapa fungsi
h) 30-21 disabilitas berat dlm komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi
dalam hampir semua bidang
i) 20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi dan mengurus diri
j) 10-01 persisten dan lebih serius
k) 0 informasi tidak adekuat

Tujuannya :
1. Mencangkup informasi yang komperhensif
 Perencanaan terapi
 Meramalkan outcome / prognosis
2. Format yang mudah dan skematis
 Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis
 Menangkap kompleksitas situasi klinis
 Menggambarkan heterogenitas induvidual dengan diagnosis klinis yang sama
3. Memacu pengguanaan ‘’model bio-psiko-sosial” dalam klinis , pendidikan , dan
penelitian.
Terapi
 Farmakoterapi
 Psikoterapi
 Terapi sosial
 Terapi okupasional
 Dll
Tindak lanjut
 Evaluasi terapi
 Evaluasi diagnostik
 dll

Sumber : PPDGJ III


12. Alur diagnosis?
13. Diagnosis dan diagnosis banding?
Skizofrenia
PPDGJ III skizofrenia adalah:
suatudeskripsi sindrom dg variasi penyebab dan per jalanan penyakit
yg luas serta sejumlah akibat yang tergantung pd perimbangan
pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai
oleh pe- nyimpangan yg fundamental dan karakteristik dari pikiran
dan persepsi serta oleh afek yg tidak wajar atau tumpul, kesadaran
yg jernih dan kemampuan intelektual biasanya terpelihara,
kemunduran kognitif tertentu dpt berkembang kemudian.

Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang akan


membebani masyarakat sepanjang hidup penderita, dikarakteristikan
dengan disorganisasi pikiran, perasaan, dan perilaku (Lenzenweger &
Gottesman, 1994)
System limbic (amigdala, hipokampus, gyrus
parahipokampus)pusat patofisiologi skozofrenia
Sejarah :
o Emil Kraepelin
 Demensia prekokssuatu gangguan proses kognitif
yang jelas (demensia) dan onset yang awal
(prekoks)mengalami perjalanan jangka panjang yang
memburuk dan gejala klinis umum berupa halusinasi dan
waham.
o Eugen Bleuler
 Skizofrenia menggantikan demensia
prekoksperpecahan (schism) antara pikiran, emosi,
dan perilaku
 Bedanya : perjalanan yang memburuk tidak diperlukan
dalam konsep skizofrenia, seperti pada demensia
prekoks.
 Gejala fundamental (primer)4 Aasosiasi (asosiasi
longgar), afektif, autism, ambivalensi
 Gejala pelengkap (sekunder)halusinasi, dan waham
o Gabriel Langfeldt
 Pasien dengan gejala psikotik berat dibagi menjadi dua
kelompokskizofrenia sesungguhnya dan psikosis
skizofreniform
 Skizofrenia sesungguhnya (nuclear
skizofrenia)depersonalisasi, autism, penumpulan
emosi, onset yang perlahan-lahan, derealisasi
Etiologi
o Model diastesis-stres
 Integrasi antara factor biologis, psikososial, dan
lingkungan
 Seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik
(diastesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh
lingkungan yang menimbulkan stress, memungkinkan
perkembangan gejala skizofrenia
o Factor biologis
 Daerah otak utama yang terlibat dalam skizofrenia
adalah struktur limbic, lobus frontalis, dan ganglia
basalis
 Hipotesis dopamineskizofrenia disebabkan terlalu
banyaknya aktivitas dopaminergikterlalu banyaknya
pelepasan dopamine, terlalu banyaknya reseptor
dopamine, atau kombinasi mekanisme tsb
 Traktus dopaminergik dalam system saraf pusat :
 Traktus nigrostriatalgejala motorik, mood
 Traktus mesolimbik-mesokortikalemosi
 Traktus tuberoinfundibularinhibisi prolaktin
hipofifi anterior
 Peningkatan aktivitas serotonin, norepinefrin, hilangnya
GABA
 Penurunan ukuran daerah amigdala, hipokampus, gyrus
parahipokampus
 Gangguan pada ganglia basalistimbulnya gerakan-
gerakan aneh
o Genetika
o Factor psikososial
Diagnosis
Simptom skizofernia dibagi dalam 5 dimensi :
1. Simptom positif
Menggambarkan fungsi normal yg berlebihan dan khas, meliputi
waham, halusinasi, disorganisasi pembicaraan dan perilaku katatonia
atau agitasi.
2. Simptom negatif
Ada 5 tipe gejala →
Affective Flattening : ekspresi emosi yg terbatas, dalam rentang dan
intensitas.
Alogia : keterbatasan pembicaraan dan pikiran, dalam kelancaran
dan produktivitas.
Avolition : keterbatasan perilaku dalam menentukan tujuan.
Anhedonia : berkurangnya minat dan menariki diri dari seluruh
aktivitas yg menyenangkan dan biasa dilakukan oleh penderita.
Gangguan atensi : penurunan fungsi normal pada penderita
skizofernia seperti afek tumpul, penarikan emosi (emosional
withdrawal).
3. Simptom kognitif
Yg paling berat dan paling sering →
Ganngguan verbal fluency
Ganngguan serial learning
Ganngguan dalam vigilance
Ganngguan eksekutif
4. Simptom agresif dan hostile
Tumpang tindih dgn simptom positif. Menekankan pd masalah
pengendalian impuls. Hostilitas pd SKZ berupa penyerangan secara
fisik aau verbal terhadap org lain.
5. Simptom depresi dan anxious

Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut DSM IV-TR


A. Terdapat 2 atau lebih gejala di bawah ini selama satu bulan atau kurang
dari sebulan jika pengobatan berhasil.
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara disorganisasi
4. Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas
5. Simptom negatif contohnya afek datar, alogia atau avolition
Dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre atau halusinasi dengar
berupa mengkomentari perilaku pasien (commentary) atau dua atau
lebih suara yang berbicara (voices conversing).
B. Disfungsi sosial atau pekerjaan
C. Durasi: gangguan terus menerus selama 6 bulan
D. Disingkirkan gangguan skizoafektif dan gangguan mood
E. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umum
F. Jika terdapat gangguan perkembangan pervasif, diagnosis tambahan
skizofrenia dibuat bila waham dan halusinasi menonjol.

SUBTIPE SKIZOFRENIA MANURUT DSM-IV TR


1. Tipe Katatonik
Terdapat 2 atau lebih gejala berikut ini:
a. Immobilitas motorik (berupa katalepsi, waxy fleksibilitas, atau
stupor)
b. Aktivitas motorik yang berlebihan, tetapi tidak memiliki tujuan dan
tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal.
c. Negativisme yang ekstrim, mutisme.
d. Gerakan volunter yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh
posturing, gerakan stereotipik, manerisme atau grimacing (seringai)
yang menonjol.
e. Ekolalia atau ekopraksia.

2. Tipe Disorganisasi (Hebrefenik)


Semua criteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Menonjolnya disorganisasi bicara dan perilaku, afek datar atau afek
tidak sesuai.
b. Criteria skizofrenia tipe katatonik tidak terpenuhi.

3. Tipe Paranoid
Semua kriteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Preokupais dengan waham atau halusinasi dengar yang menonjol.
b. Kriteria skizofrenia tipe disorganisasi tidak terpenuhi.

4. Tipe Tidak Tergolongkan (Undifferentiated Typed)


Tidak memenuhi criteria untuk tipe paranoid, disorganisasi, ataupun tipe
katatonik.

5. Tipe Residual
a. Tidak terdapat waham, halusinasi, disorganisasi bicara, perilaku
katatonik atau disorganisasi yang menonjol.
b. Terdapat terus-menerus gangguan seperti yang ditunjukkan oleh
adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala dari criteria a
menuruit DSM IV-TR dari skizofrenia dalam bentuk yang lebih ringan
(misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak
lazim).

6. Skizofrenia Simpleks (Gangguan Deterioratif Sederhana)


Criteria diagnostic menurut DSM-IV TR:
a. Perkembangan yang bersifat progresif dan sudah beerlangsung
minimal 1 tahun, dapat berupa:
1. Penurunan yang nyata dalam fungsi pekerjaan atau akademik
2. Penampakan dan pendalaman secara bertahap dari simpton
negative
3. Rapport interpersonal yang buruk, isolasi social atau penarikan
social
b. Criteria a untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi.

Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut PPDGJ III (F20)


1. Apabila terdapat 1 atau lebih gejala yang amat jelas (biasanya 2 atau
lebih gejala kurang jelas atau kurang tajam), dari gejala-gejala di bawah
ini:
a. Though echo, though insertion atau withdrawal, atau though
broadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence atau delusionof passivity
c. Halusinasi suara (berupa komentar terus-menerus atau
mendiskusikan tentang pasien).
d. Waham menetap jenis lain yang tidak sesuai dengan budaya.
2. Minimal terdapat ua gejala dari gejala-gejala di bawah ini, apabila semua
gejala di atas tidak ditemukan yaitu:
e. Halusinasi yang menetap
f. Arus pikir terputus atau mengalami sisipan sehingga inkoheren atau
pembicaraan yang tidak relevan
g. Perilaku katatonik
h. Gejala negative
3. Gejala-gejala tersebut di atas (gejala a,b,c,d,e,f,g,h) khas dan
berlangsung 1 bulan atau lebih. Kriteria ini tidak dapat digunakan
apabila penderita masih fase prodromal dari skizofrenia.
4. Skizofrenia tidak dapat ditegakkan jika terdapat: gejala-gejala depresif
atau manic secara luas, penyakit otak yang nyata atau epilepsi (penyakit
otak lain), intoksikasi atau withdrawal zat.
5. Apabila gejala skizofrenia dan gejala afektif bekembang bersama-sama
secara seimbang dan sama banyak maka gangguan tersebut dikenal
dengan Gangguan skizoafektif.

Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III


1. Tipe Paranoid (F20.0)
a. Merupakan tipe skizofrenia yang paling sering ditemukan.
b. Gambaran klinisnya didominasi oleh waham stabil disertai halusinasi
dan gangguan persepsi.
c. Kriteria diagnosis:
 halusinasi atau waham harus menonjol
 gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta
gejala katatonik yang tidak nyata
 halusinasi pendengaran (berupa ancaman atau perintah terhadap
pasien), atau halusinasi tanpa bentuk verbal seperti bunyi peluit,
mendenggung atau bunyi tawa. Halusinasi penciuman atau
pengecapan rasa atau bersifat seksual.
 Waham yang berupa dikendalikan, dipengaruhi, passivity atau
kejar.
2. Tipe Hebefrenik (F20.1)
 Perlu observasi selama 2 sampai 3 bulan untuk melihat apakah
gejala-gejala tersebut tetap bertahan atau tidak.
 Terdapat gangguan afektif, dorongan kehaendak, dan gangguan
proses piker yang menonjol.
 Cirri khas adanya perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud (empty of
purpose).
3. Tipe Katatonik (F20.2)
a. Jarang ditemukan
b. Criteria diagnosis:
 Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia
 Terdapat 1 atau lebih gejala berikut: stupor atau mutisme,
kegelisahan, posturing, negativism, rigiditas, waxy fleksibilitas,
atau command outomatisme.
c. Apabila pasien tidak komunikatif sementara diagnosis ditunda dulu.
4. Tipe Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3)
Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia, tetapi tidak memenuhi criteria
tipe paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, atau paska skizofrenia.
5. Tipe Residual (F20.5)
a. Tipe ini merupakan stadium kronis dari skizofrenia.
b. Kriteri diagnosis:
 Gejala negative skizofrenia yang menonjol
 Adanya riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lalu yang
memenuhi criteria skizofrenia
 Paling sedikit melampaui kurun waktu satu tahun, intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata sangat berkurang dan telah
menimbulkan sindrom negative.
 Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organic atau depresi
kronis.
6. Tipe Simpleks (F20.6)
a. Simpton negative bersifat berlahan-lahan tetapi progresif.
b. Tidak terdapat waham atau halusinasi
c. Kurang nyata gejala psikotik jika dibandingkan dengan skizofrenia
tipe lain
d. Simpton negative timbul tanpa didahului oleh gejala-gejala psikotik
yang nyata.
7. Tipe Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)
a. Skizofrenia sudah berlangsung selama 12 bulan (I tahun)
b. Gejala skizofrenia masih tetap ada
c. Terdapat gejala-gejala depresif yang menonjol dan mengganggu,
memenuhi episode depresif dan berlangsung minimal 2 minggu.

14. Apa saja yg termasuk dalam obat antipsikotik atipikal dan terapi psikososial?
Obat Anti-Psikosis

Anti-psikosis disebut juga neuroleptic, dahulu dinamakan major transquilizer.

Salah satunya adalah chlorpromazine (CPZ), yang diperkenalkan pertama kali tahun 1951 sebagai
premedikasi dalam anastesi akibat efeknya yang membuat relaksasi tingkat kewaspadaan
seseorang. CPZ segera dicobakan pada penderita skizofrenia dan ternyata berefek mengurangi
delusi dan halusinasi tanpa efek sedatif yang berlebihan.
Mekanisme Kerja
Semua obat anti-psikosis merupakan obat-obat potensial dalam memblokade
reseptor dopamin dan juga dapat memblokade reseptor kolinergik, adrenergik dan
histamin. Pada obat generasi pertama (fenotiazin dan butirofenon), umumnya tidak
terlalu selektif, sedangkan benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor
dopamine D2. Anti-psikosis “atypical” memblokade reseptor dopamine dan juga
serotonin 5HT2 dan beberapa diantaranya juga dapat memblokade dopamin sistem
limbic, terutama pada striatum.
Cara Penggunaan
Umumnya dikonsumsi secara oral, yang melewati “first-pass metabolism” di
hepar. Beberapa diantaranya dapat diberikan lewat injeksi short-acting Intra
muscular (IM) atau Intra Venous (IV), Untuk beberapa obat anti-psikosis (seperti
haloperidol dan flupenthixol), bisa diberikan larutan ester bersama vegetable oil
dalam bentuk “depot” IM yang diinjeksikan setiap 1-4 minggu. Obat-obatan depot
lebih mudah untuk dimonitor.
Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat. Penggantian obat disesuaikan dengan dosis
ekivalennya. Apabila obat psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam
dosis optimal setelah jangka waktu memadai, dapat diganti dengan obat anti-psikosis
lainnya. Jika obat anti-psikosis tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek
sampingnya dapat ditolerir dengan baik, dapat dipilih kembali untuk pemakaian
sekarang.
Dalam pemberian dosis, perlu dipertimbangkan:
• Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu
• Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam
• Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)
• Dosis pagi dan malam berbeda untuk mengurangi dampak efek samping,
sehingga tidak menganggu kualitas hidup pasien
Mulailah dosis awal dengan dosis anjuran Æ dinaikkan setiap 2-3 hari Æ hingga
dosis efektif (sindroma psikosis reda) Æ dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu
dinaikkan Æ dosis optimal Æ dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) Æ
diturunkan setiap 2 minggu Æ dosis maintenance Æ dipertahankan selama 6 bulan –
2 tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu Æ tapering off (dosis diturunkan tiap
2-4 minggu) Æ stop
Obat anti-psikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun
diberikan dalam jangka waktu lama, sehingga potensi ketergantungan sangat kecil.
Jika dihentikan mendadak timbul gejala cholinergic rebound, yaitu: gangguan
lambung, mual, muntah, diare, pusisng, gemetar dan lain-lain dan akan mereda jika
diberikan anticholinergic agents (injeksi sulfas atropine 0,25 mg IM dan tablet
trihexylfenidil 3x2 mg/hari).
Obat anti-psikosis parenteral berguna untuk pasien yang tidak mau atau sulit
teratur makan obat atau tidak efektif dengan medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5 cc setiap
bulan. Pemberiannya hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan
terhadap skizofrenia.
Penggunaan CPZ sering menimbulkan hipotensi orthostatik pada waktu merubah
posisi tubuh. Hal ini dapat diatasi dengan injeksi nor-adrenalin (effortil IM).
Haloperidol juga dapat menimbulkan sindroma Parkinson, dan diatasi dengan tablet
trihexylfenidil 3-4x2 mg/hari.
Indikasi
Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani skizofreni, untuk
memgurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi pikiran dan juga efektif
dalam mencegah kekambuhan. Major transquilizer juga efektif dalam menangani
mania, Tourette’s syndrome, perilaku kekerasan dan agitasi akibat bingung dan
demensia. Juga dapat dikombinasikan dengan anti-depresan dalam penanganan
depresi delusional.
Efek Samping
1. Extrapiramidal: distonia akut, parkinsonism, akatisia, dikinesia tardiv
2. Endokrin: galactorrhea, amenorrhea
3. Antikolinergik: hiperprolaktinemia
Bila terjadi gejal tersebut, obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan. Bisa
diberikan obat reserpin 2,5 mg/hari. Obat pengganti yang yang paling baik adalah
klozapin 50-100 mg/hari.
Reaksi idiosinkrasi yang timbul dapat berupa diskrasia darah, fotosensitivitas,
jaundice, dan Neuroleptic Malignant Syndrome(NSM). NSM berupa hiperpireksia,
rigiditas, inkontinensia urin, dan perubahan status mental dan kesadaran. Bila terejadi
NSM, hentikan pemakaian obat, perawatan suportif dan berikan agonis dopamin
(bromokriptin 3x 7,5 sampai 60 mg/hari, L-Dopa 2x100 mg atau amantidin 200
mg/hari)
Kontraindikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris yang tinggi,
ketergantungan alkohol, penyakit SSP dan gangguan kesadaran
c. Obat Antimania
Obat anti mania mempunyai beberapa sinonim antara lain mood modulators,
mood stabilizers dan antimanik. Dalam membicarakan obat antimania yang menjadi
acuan adalah litium karbonat.

Cara Penggunaan Obat


Pada mania akut diberikan haloperidol IM atau tablet litium karbonat. Pada
gangguan afektif bipolar dengan serangan episodik mania depresi diberi litium
karbonat sebagai obat profilaks. Daapt mengurangi frekwensi, berat dan lamanya
suatu kekambuahan
Bila penggunaan obat litium karbonat tidak memungkinkaan dapat digunakan
karbamezin. Obat ini terbukti ampuh meredakan sindroma mania akut dan profilaks
srerangan sindroma mania pada gangguan afektif bipolar.
Pada ganguan afektif unipolar, pencegahan kekambuhan dapat juga denagn
obat antidepresi SSRI yang lebih ampuh daripada litium karonat. Dosis awal harus
lebih rendah pada pasien usia lanjut atau pasien gangguan fisik yang mempengaruhi
fungsi ginjal. Pengukuran serum dilakukan dengan mengambil sampeel darah pagi
hari, yaitu sebelum makan obat dan sekitar 12 jam setelah dosis petang.
Mekanisme kerja
Efek antimania lithium disebabkan oleh kemampuannya mengurangi
”dopaminereseptor supersensitivity” meningkatkan ”cholinergic muscarinic activity”
dan menghambat ” cyclic AMP” (adenosine monophospat)
Efek samping
1. Efek samping Lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik pasien
2. Gejala efek samping pada pengobatan jangka lama:
mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah, diare feses lunak),
kelemahan otot, poliuria, tremor halus (fine tremor, lebih nyta pada pasien
usia lanjut dan penggunaan bersamaan dengan neuroleptika dan antidepresan)
Tidak ada efek sedasi dan gangguan akstrapiramidal
3. Efek samping lain : hipotiroidisme, peningkatan berat badan, perubahan
fungsi tiroid, edema pada tungkai metalic taste, leukositosis, gangguan daya
ingat dan kosentrasi pikiran
4. Gejala intoksikasi
- Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, kosentrasi
pikiran menurun, bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, berjalan
tidak stabil
- Dengan semangkin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran
menurun, oliguria, kejang-kejang
- Penting sekali pengawasan kadar lithium dalam darah
5. Faktor predisposisi terjadinya intoksikasi lithium :
- Demam (berkeringat berlebihan)
- Diet rendah garam
- Diare dan muntah-muntah
- Diet untuk menurunkan berat badan
- Pemakaian bersama diuretik, antireumatik, obat anti inflamasi non
steroid
6. Tindakan mengatasi intoksikasi lithium
- Mengurangi faktor predisposisi
- Diuresis paksa dengan garam fisiologis NaCl diberikan secara IV
sebanyak 10 ml
7. Tindakan pencegahan intoksikasi lithium dengan edukasi tentang faktor
predisposisi, minum secukupnya, bila berkeringat dan diuresis banyak harus
diimbangi dengan minum lebih banyak, mengenali gejala dan intoksikasi dan
kontrol rutin
Kontra Indikasi
Wanita hamil

STEP 3
1. Bagaimana definisi gangguan jiwa dan berikan gejalanya?
Gangguan jiwa menurut UU No 3 tahun 1966 adalah kondisi terganggunya fungsi
mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal yang menjelma dalam
kelompok gejala klinis yg disertai penderitaan dan mengakibatkan terjadinya
terganggunya funsi humanistic individual.
Gejala : gangguan kesadaran (consciousness), gangguan perhatian, gangguan emosi,
gangguan psikomotor, proses berpikir, pembicaran, persepsi, memori, dan gg memahami
situasi. Ketegangan (rasa putus asa, gelisah, cemas, takut, berpikiran buruk), gangguan
kognisi (pasien merasakan bisikan yg menyuruh untuk membunuh, melempar, membakar
rumah padahal orang disekitanyatidak mendengar suara tersebut), gangguan kemauan
(kemauan yg lemah seperti susah bangun pagi, mandi, membersihkan diri sehingga
terlihat acak-acakan dan bau), gg emosi (senang dan gembira berlebihan), gg psikomotor
(gerakan yg berlebihan contohnya naik ke atas genting dengan lari
2. Apa saja klasifikasi dari gangguan jiwa?
- Gangguan mental organic dan symptomatic
Gannguan mental organic : gg mental yg berkaitan dengan penyait atau gg systematic
atau otk yg dapat didiagnosis secara tersendiri
Gagnguan simtomatik : gg yg diakibatkan oleh pengaruh otak akibat sekunder dari
penyakit atau gg sistemik diluar otak.
- Gg mental dan perilaku akibat zak psikoaktif : gg disebabkan karena penggunaan 1
atau lebih zat psikoaktif
- Gg skizofrenia dan gg waham:
Gg sikizofrenia adalah gg yg pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang
fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi
Gg waham adalah gg jiwa dimana jalan pikirannya tidak benar tapi pasien tidak mau
dikoreksi bahwa hal tersebut tidak benar

- Gg jiwa ringan/neurosa: tidak ditandai oleh kehilangan kemampuan nilai realita


biasanya dilandasi oleh konflik intrapsikis atau peristiwa kehidupan. Co: pusing,
insomnia, anoreksia, obsesi, phobia. Gg non psikotik yg cenderung kronis yg ditandai
oleh kecemasan yg diekspresikan secara langsung
Dibedakan jadi 3 :
1. Gg cemas
2. Gg somatoform
3. Gg disosiatif
- Gg jiwa berat/psikosa: ditandai oleh kemampuan untuk menilai realitas. Ada yg
organic dan fungsional. Organic ada kelainan di orak bias karena infeksi,trauma, dan
g vaskuler, seperti ada delirium demensia sindroma amnestic dan halusinasi organic
sindrom waham organic afektif, kalua yg fungsional tidak ada gg di otak (idiopatik)
ada sindroma kepribadian, skizofrenia, gg afektif berat, gg paranoid, psikosis
nonorganic lainnya. Disertai gg fungsi mental
3. Apa saja etiologi dari gangguan jiwa?
- perlakuan atau hubungan dengan orang lain (dilakukan semena-mena, kehilangan
seseorang yg berpengaruh dihidupnya)
- organic : kelainan saraf atau gg pd otaknya
- sebab-sebab jasmania dan biologis : factor keturunan, tempramen seseorang yg terlalu
agresif
- sebab psikologis: berhubungan dengan psikologis orangnya, mempunyai suatu tujuan
yg tidak tercapai  stress  tidak tahan  gangguan jiwa
4. Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau sejak 10 hari yang
lalu?
Kadar serotonin yang rendah dalam otak  komunikasi di daerah otak yaitu system
limbik menjadi lemah  daerah otak korteks prefrontal sulit untuk mengontrol emosinya
terhadap kemarahan  cenderung lebih agresif dan paling sensitive.
5. Apa saja yg termasuk pemeriksaan status mental?
10 yg dinilai:
11. Deskripsi umum: melihat penampilan pasien (sehat, sakit, kusut) dinilai dari pakaian,
postur dan rambutnya
Dilihat perilaku dan aktivitas psikomotor : cara berjalan dan gerakan yg dilakukan
pasien seperti stereotipik, manerisma.
Dan perhatikan sikap pasien ke pemeriksa apakah mau bekerja sama atau memusuhi
kita.
12. Pemeriksaan mood dan afek: lihat apakah pasien cemas, euphoria ditanyakan
bagaimana perasaanya?
Afek : respon emosional yg tampak, dari pasien menjawab dilihat nada bicara, irama
dan gerakan pasien, melihat keserasian afek dan jawabannya.
13. Pembicaraan: amati produksi bicara pasien, dinilai apakah banyak biacara, irama atau
nada bicara yg tertekan, bicara lambat, kelogisan cara bicara.
14. Gangguan persepsi: ditanyakan apakah pasien merasakan sesuatu. Seperti halusinasi,
mendengar suara tertentu.
15. Pikiran: menilai bentuk pemikirannya realistic atau tidak. Isi pikirannya buisa seperti
waham kejar, waham cemburu.
16. Sensorium dan kognitif : dinilai tingkat kesadaran, orientasi, menilai daya ingat
(jauh,belum lama,sekarang,segera), nilai konsentrasi dan perhatian melakukan dengan
pasiennya untuk menghitung atau mengucapkan 3 angka berurutan, kapasitas
membaca dan menulis, menilai visuospasial dengan cara menggambar jam atau
segilima atau arti peribahasa.
17. Pengendalian impuls seksual dan agresifitas
18. Pertimbangan dan tilikan : bagaimana pasien itu sadar terhadap kondisinya.
19. Realibilitas : nilai kebenaran atau kejujuran dalam melaporkan masalah yg ada
20. GAF : skala numerik 0-100

6. Sebutkan macam-macam waham!


Waham adalah suatu keyakinan yg tidak sesuai dengan kenyataan tapi tetap
dipertahankan.
1. Waham kebesaran: keyakinan berlebihan bahwa dirinya punya kekuatan atau
kelebihan khusus dan diucapkan berulang2 tapitidak sesuai dengan kenyataan (co:
saya punya perusahaan besar)
2. Waham curiga: keyakinan seseorang atau sekelompok orang yg mau merugikan atau
mencederai dirinya (karena saya sukses, orang2 disekitar saya akan menghancurkan
saya)
3. Waham agama: keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan (dia mengaku
sebagai Tuhan)
4. Waham somatic: keyakinan bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang penyakit.
(saya menderita kanker tapi px labnya normal)
5. Waham nihilistic : keyakinan bahwa dirinya sudah meninggal dunia (saya sudah
dialam kubur, kalian semua roh-rohnya)

Syarat dikatakan waham:


1. Buah pikirnan selalu mengenai diri sendiri/egosentris
2. Selalu bertentangan dengan realita
3. Selalu bertentangan dengan logikaatau pikiran sehat
4. Penderita percaya 100% kebenaran pikirannya
5. Tidak dapat diubah dengan orang lain walaupun diubah oleh jalan yg logis
maupun rasional
7. Apa saja jenis-jenis halusinasi?
1. Halusinasi pendengaran :
-akoasma : suara tidak jelas
-phonema: suara jelas
2. halusinasi penglihatan: dijumpai pada delirium oleh karena penyaki infeksi akut atau
psikosa organik
3. halusinasi taktil : kondisi adiksi kokain
4. halusinasi kinestetik : merasa anggota tubuhnya lepas dr tubuhnya
5. halusinasi autoskopi : melihat dirinya sendiri didepannya
6. halusinasi penghidu: membau-bau ttt seperti darah
7. halusinasi pengecapan
8. halusinasi perabaan: merasa nyeri tapi tidak ada stimulusnya
9. halusinasi hipnagogik: persepsi palsu saat tidur
10. halusinasi hipnopompik: persepsi palsu saat bangun tidur
11, halusinasi haptic : persepsi seolah2 tubuh bersentuhan dengan manusia atau benda
lain

Halusinasi merupakan persepsi panca indera tanpa rangsang pada reseptor2 panca indera
atau persepsi tanpa objek.
8. Apa yang menyebabkan terjadinya halusinasi?

9. Perbedaan waham, ilusi dan halusinasi?

halusinasi ilusi Waham/delusi


Objek Tidak ada ada Tidak ada
Panca indra ada ada Tidak ada
keyakinan Dapat diubah Dapat diubah Tidak dapat diubah
Terjadi pd org Bisa terjadi Bisa terjadi Tidak bisa
normal

10. Bagaimana cara melakukan penilaian fungsi global?


GAF:
1. 100-91 : gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yg tidak
tertanggulangi
2. 90-81 : gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
3. 80-71: gejala sementara dan dpt diatasi
4. 70-61: beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik.
5. 60-51: gejala sedang , disabilitas sedang
6. 50-41: gejalaberat, disabilitas berat
7. 40-31: beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dengan beberapa fungsi
8. 30-21: disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai tidak mampu berfungsi
hamper semua bidang
9. 20-11: bahaya mencederai diri sendiri dan orang lain, disabilitas sangat berat dalam
mengurus diri sendiri
10. 10-1: seperti yg 20-11 tetapi persisten
11. 0: informasi tidak adekuat
11. Alur diagnosis?
Dilihat gejala psikotik (Adakah waham, halusinasi, inkoherensi, katatonia ada/tidak?) 
Ada tanda organic (penurunan kesadaran patologik, disorientasi, gg daya ingat, g fungsi
intelektual)  ada  masuk g mental organic/gg jiwa akibat penyakit umum
Tidak ada  psikosis fungsional (apakah sudah ebih dari 1 bulan/tidak?)  kalo ya
dilihat apakah ada 1 gejala dari pikirn aneh, waham aneh, halusinasi akustik, waham tak
mungkin atau dilihat apakah ada 2 gejala dari halusinasi menetap, inkoherensi, katatonia,
gejala negative  kalua ada 1 atau 2 gejala masuk skizofrenia  kalau tidak ada gejala
tersebut dan tidak lebih dari 1 bulan masuk nonskizofrenia
12. Diagnosis dan diagnosis banding?
Dx :
skizofrenia : biasanya ditandai dengan penyimpangan yang fundamental dan karakteristik
dari pikiran dan persepsi serta afek yg tidak wajar. Kesadaran masih jernih dan
intelektual masih baik tapi lama-kelamaan akan mengalami kemunduran
DD :
13. Apa saja yg termasuk dalam obat antipsikotik atipikal dan terapi psikososial?
Obat antipsikotik ada 2:
Atipikal: lebih menghambat reseptor serotonin (5HT2)
1. Clozapine
2. Quetiapine
3. risperidone
Tipikal : lebih menghambat reseptor dopamine (D2), mengakibatkan efek samping
seperti gg ekstrapiramidal
1. derivate fenotiazin (clorpromazin/CPZ, fluoperazin
2. derivate thioxantine (thiotixen)
3. butirophenone (haloperidol)

gg psikotik lain?LI!!!!!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai