Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya perubahan untuk
mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Berdasarkan
kepentingannya, maka pendidikan nasional ditujukan untuk merubah
bangsa Indonesia menjadi cerdas. Seperti yang diamanatkan dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini
diperjelas oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, mengamanatkan bahwa: ”Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Dewasa ini telah terjadi pergeseran prilaku sebagian besar
bangsa Indonesia dari tradisional ke-era digital atau dari perilaku lokal
dan nasional menjadi prilaku global. Hal ini sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.Dimana peran
informasi dan kemunikasi mendominasi kehidupan sebagian besar
bangsa Indonesia. Akibatnya, arus informasi dari luar negeri berupa
ilmu pengetahuan dan budaya akan mudah terserap oleh bangsa
Indonesia sekaligus menggeser prilaku budaya dan karakter bangsa
yang sudah tertanam sejak ratusan tahun.
Perkembangan dunia global tidak dapat dibendung atau
dihindari.Upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana mengambil
manfaat dari perkembangan dunia global ini. Upaya lainnya adalah

1
mempersiapkan generasi bangsa agar dapat mengambil bagian dari
perkembangan dunia global.khususnya melalui jalur pendidikan.
Dunia pendidikan perlu mempersipkan peserta didik dengan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan perkembangan
dunia global.
SD Negeri 4 Genggelang sebagai lembaga penyelenggara
pendidikan formal berusaha keras menyelenggarakan pendidikan
yang bermutu. SD Negeri 4 Genggelang menyusun program
pendidikan yang mengacu kepada Standar Nasional.
Pendidikan meliputi: Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana
Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Proses, Standar
Pembiayaan, dan Standar Penilaian. Selanjutnya Standar Nasional
dikemas dalam kurikulum SD Negeri 4 Genggelang. Penyusunan
Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang berorientasi kedepan dengan
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu
kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang
dimaksud di antaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-
nilai melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan
sebagai budaya sekolah. Upaya ini dilakukan mengantisifasi segala
kemungkinan perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat,
negara dan dunia global. Hal ini dimaksudkan agar lulusan SD Negeri
4 Genggelang dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan
kehidupan di masa sekarang dan yang akan datang tanpa melupakan
identitas diri sebagai pribadi yang berbudaya dan berkarakter bangsa.
Untuk mewujudkan persiapan diri menghadapi tantangan
tersebut, diperlukan penataan kurikulum. Kurikulum adalah

2
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
SD Negeri 4 Genggelang disusun untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
Lombok Utara khususnya dan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada
umumnya.
Pengembangan kurikulum sepenuhnya diserahkan kepada
manajemen sekolah.Pemerintah sebagai regulator mengeluarkan
peraturan dan gambaran umum pencapaian target pendidikan.
Selanjutnya,satuan pendidikan menyusun dan mengorganisir
kurikulum sesuai kemampuan dan kebutuhan sekolah. Segenap
kemampuan dan potensi yang dimiliki SD Negeri 4 Genggelang
seperti Infrastruktur, sosial ekonomi orang tua dan sumber daya
pendidik dan tenaga kependidikan menjadi modal awal dalam
pengembangan kurikulum.
Keterbatasan jangkauan pemikiran dunia luar sekolah dan
untuk menampung kebutuhan pendidikan orang tua bagi putra –
putrinya, menajemen sekolah senantiasa mengadakan dengar
pendapat dengan orang tua dari peserta didik pada setiap tahapan
penyusunan kurikulum. Keberadaan orang tua yang memiliki
keragaman latar belakang diharapkan dapat mewarnai kurikulum SD
Negeri 4 Genggelang.

3
2. LANDASAN PENYUSUNAN KURIKULUM
a. Landasan Filosofis

SD Negeri 4 Genggelang dikembangkan sebagai lembaga


pendidikan yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa
tidak terlepas dari nilai-nilai budaya yang dianut oleh suatu bangsa.
Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang bersumber dari
Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang
mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam
pengembangan kurikulum sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari
fokus, kewaktuan, kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan
kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan dalam
penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini.

b. Landasan Yuridis
Secara yuridis kurikulum SD Negeri 4 Genggelang
dikembangkan berdasarkan:
1) Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan
Pasal 32 ayat (1). “Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam
mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
4
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”.
Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota
untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
menengah”.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat
setempat, peserta didik”.
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007
tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan
nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan, “Satuan pendidikan dapat
mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat
Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional bersama unit terkait.
5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 54 Tahun
2013 tentang Standar Kelulusan.

5
6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 64 Tahun
2013 tentang Standar Isi.
7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses.
8) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 66 Tahun
2013 tentang Penilaian.
9) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 81A
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum khususnya pada
lampiran 1 tentang “Implementasi Kurikulum”.

c. Landasan Teoritis
Kurikulum dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun
kemampuan tersebut. Hasil dari pengalaman belajar tersebut
adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia
dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang
menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar
yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional
dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar
Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu
jenjang atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19
tahun 2005).
Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD,
SMP, SMA, SMK. Standar Kompetensi Lulusan satuan pendidikan
berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan proses, konten, dan
ruang lingkup penerapan komponen proses dan konten. Komponen

6
proses adalah kemampuan minimal untuk mengkaji dan
memproses konten menjadi kompetensi. Komponen konten adalah
dimensi kemampuan yang menjadi sosok manusia yang dihasilkan
dari pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah keluasan
lingkungan minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan
menunjukkan gradasi antara satu satuan pendidikan dengan satuan
pendidikan di atasnya serta jalur satuan pendidikan khusus (SMK,
SDLB, SMPLB, SMALB).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU
nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum
berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik dalam
bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada
pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta
penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar
Kompetensi Lulusan.
Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk
kurikulum satuan pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu
rencana tertulis (dokumen) dan kurikulum sebagai proses
(implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum
harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang
berasal dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa
kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Dalam dimensi rencana tertulis, konten kurikulum tersebut
dikemas dalam berbagai mata pelajaran sebagai unit organisasi
konten terkecil. Dalam setiap mata pelajaran terdapat konten
spesifik yaitu pengetahuan dan konten berbagi dengan mata
pelajaran lain yaitu sikap dan keterampilan. Secara langsung mata

7
pelajaran menjadi sumber bahan ajar yang spesifik dan berbagi
untuk dikembangkan dalam dimensi proses suatu kurikulum
Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan
rancangan kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Guru
adalah tenaga kependidikan utama yang mengembangkan ide dan
rancangan tersebut menjadi proses pembelajaran. Pemahaman
guru tentang kurikulum akan menentukan rancangan guru
(Rencana Program Pembelajaran/RPP) dan diterjemahkan ke
dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Peserta didik berhubungan
langsung dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan
pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik.
Apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada
dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu proses
pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil
belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam
Standar Kompetensi Lulusan.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based
curriculum” dan oleh karena itu pengembangan kurikulum
diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL.
Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari
pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai
pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum
oleh seluruh peserta didik.
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:
(1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan
dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci
lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD). (2) Kompetensi
Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu

8
jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran
(2) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari
peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
(3) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif,
keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu
satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya
KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap
menjadi kepedulian utama kurikulum.
(4) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan
konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari
pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau “content-based
curriculum”.
(5) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata
pelajaran.
(6) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai
kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan
memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana
pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).
Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan
penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap
adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit
dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak
langsung.
Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian
kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh
peserta didik.
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:
(1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan
dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci

9
lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD). (2) Kompetensi
Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran
(2) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari
peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
(3) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif,
keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu
satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya
KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap
menjadi kepedulian utama kurikulum.
(4) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan
konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari
pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau “content-based
curriculum”.
(5) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata
pelajaran.
(6) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai
kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan
memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana
pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).
Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan
penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap
adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit
dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak
langsung.
(7) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi,
bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan
pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan

10
kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan
Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).

d. Landasan Empiris
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku
bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan
pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun
ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Kurikulum harus
mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu
menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk
memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan
kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa
Indonesia.
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan
dengan kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul
di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda,
misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum
ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut bersumber dari
kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat
menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah
implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif
dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya dengan
kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu,
kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban
belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab
kebutuhan ini.
Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan,
komentar, dan saran berkaitan dengan beban belajar siswa,
khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini bahkan secara
kasat mata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa

11
ke sekolah. Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya
mata pelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar. Oleh karena itu
kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada
peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan
hitung serta pembentukan karakter Berbagai kasus yang berkaitan
dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk masih
adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional/UN menunjukkan
mendesaknya upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi
melalui kegiatan pembelajaran di dalam satuan pendidikan. Maka
kurikulum harus mampu memandu upaya karakterisasi nilai-nilai
kejujuran pada peserta didik.
Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah
secara nyata mempengaruhi secara negatif lingkungan alam.
Pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih, adanya
potensi rawan pangan pada berbagai belahan dunia, dan
pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi
generasi muda di masa kini dan di masa yang akan datang.
Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun
kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan
alam dan menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan
pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan
ketahanan pangan.
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu
pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil studi PISA
(Program for International Student Assessment), yaitu studi yang
memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA,
menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar
terbawah dari 65 negara. Hasil studi TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia
berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1)

12
memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan
pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan
masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan
perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani
peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan
esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperanserta
dalam membangun negara pada masa mendatang.

3. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM SEKOLAH DASAR NEGERI


4 GENGGELANG
Pengembangan Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang sebagai
pedoman operasional dalam menentukan arah kebijakan pendidikan di
SD Negeri 4 Genggelang Tahun Pelajaran 2018/2019, dan bertujuan:
1) Menjabarkan standar pendidikan nasional ke dalam kurikulum SD
Negeri 4 Genggelang Tahun Pelajaran 2018/2019 secara cermat
dan sistematik
2) Menginformasikan pelaksanaan program pembelajaran Tahun
Pelajaran 2018/ 2019
3) Menjelaskan peraturan akdemik
4) Memberikan gambaran umum berbagai kegiatan kesiswaan dan
kurikulum melalui kalender akademik
5) Menawarkan pilihan program pengembangan diri sesuai bakat
dan minat peserta didik.
6) Agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
7) Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah;
8) Menjadikan kurikulum lebih sesuai dengan kebutuhan setempat;
9) Menciptakan suasana pembelajaran di sekolah yang bersifat
mendidik, mencerdaskan dan mengembangkan kreativitas anak.

13
10) Menciptakan pembelajaran yang efektif, demokratis, menantang,
menyenangkan, dan mengasyikkan.

4. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM SD NEGERI 4


GENGGELANG
Pengembangan Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang
mengacu pada Standar Isi dan Standar Kelulusan dan berpedoman
pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah.
Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral
berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang dikembangkan
dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai
dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan

14
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar
substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni
Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang dikembangkan atas
dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan
isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang diarahkan kepada
proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum SD
Negeri 4 Genggelang mencerminkan keterkaitan antara unsur-
unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan

15
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Selaras antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang dikembangkan
dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto
Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

16
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Dasar


Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan mengacu
pada tujuan umum pendidikan. Adapun tujuan umum pendidikan dasar
adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Mengacu pada tujuan umum tersebut, dapat
dijabarkan tujuan pendidikan sebagai berikut :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia;
2. Meningkatkan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik;
3. Membekali peserta didik dengan pengetahuan yang memadai agar
dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
4. Mengembangkan keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberi
kontribusi bagi pengembangan daerah;
5. Mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan nasional;
6. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
7. Mendukung peningkatan rasa toleransi dan kerukunan antar umat
beragama;
8. Mendorong peserta didik agar mampu bersaing secara global
sehingga dapat hidup berdampingan dengan anggota masyarakat
bangsa lain;
9. Mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
10. Menunjang kelestarian dan keragaman budaya;
11. Mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender;

17
12. Mengembangkan visi, misi, tujuan sekolah, kondisi dan ciri khas
sekolah.

B. Visi dan Misi SD Negeri 4 Genggelang


1. VISI
Visi adalah masa depan yang diinginkan oleh
sekolah, agar sekolah yang bersangkutan dapat
menjalankan kelangsungan hidup dalam perkembangan,
atau kondisi yang diharapkan dalam jangka panjang. Visi
berfungsi sebagai imajinasi moral untuk menumbuhkan
aspirasi, semangat dan komitmen warga sekolah.
Visi SD Negeri 4 Genggelang adalah :
”BERIMAN, CERDAS, TERAMPIL, DAN BERBUDAYA”

2. MISI
Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan
visi, atau penjabaran dari visi dalam bentuk rumusan
tugas, kewajiban dan rancangan tindakan yang dijadikan
arahan untuk mewujudkan visi.
Misi SD Negeri 4 Genggelang adalah :
a. Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama
yang dianut sehingga menjadi insan yang beriman
b. Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, menyenangkan dan informatif untuk
mencapai prestasi akademik yang tinggi.
c. Mengembangkan olahraga dan seni budaya sesuai
bakat, minat dan potensi peserta didik untuk meraih
prestasi.

18
d. Melaksanakan kegiatan keterampilan sesuai bakat dan
mampu menciptakan berbagai karya seni sesuai dengan
kearifan lokal
e. Melaksanakan bimbingan terhadap sikap dan perilaku
peserta didik sesuai dengan norma budaya dan akhlak
mulia sehingga menjadi pribadi yang arif dalam bertindak
maupun berperilaku

C. Tujuan Pendidikan SD Negeri 4 Genggelang


Tujuan sekolah dijabarkan berdasarkan tujuan umum
pendidikan, visi dan misi sekolah. Berdasarkan tiga hal
tersebut, dapat dijabarkan tujuan SD Negeri 4 Genggelang
adalah sebagai berikut :
1. Bidang Keagamaan
a. Siswa mampu menjalankan ajaran agama yang dianut
sesuai dengan tahap perkembangan anak;
b. Siswa mampu memperoleh kejuaraan dalam lomba
keagamaan baik tingkat Gugus, Kecamatan maupun
tingkat Kabupaten;
c. Kelas IV sampai kelas VI dapat membaca Al Qur’an
secara baik dan benar;
d. Siswa dapat menunjukkan kecintaan dan kepedulian
terhadap sesama manusia dan lingkungan sebagai
makhluk ciptaan Tuhan.
2. Bidang Akademik
a. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik setiap
tahun;
b. Jumlah lulusan sekolah yang dapat diterima di SMP
Negeri 100%;

19
c. Menjuarai lomba mata pelajaran tingkat gugus sampai
kabupaten.
3. Bidang Olahraga dan kesenian
a. Menjuarai salah satu cabang olahraga tingkat gugus
sampai kabupaten;
b. Mengikutsertakan siswa yang berprsetasi atletik sebagai
wakil gugus/kecamatan yang bersifat beregu/kelompok;
c. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar,
aman dan memanfaatkan waktu luang.
4. Bidang Kebudayaan
a. Melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional;
b. Siswa dapat menggunakan Bahasa daerah (Bahasa
Sasak) dengan baik dan benar serta berbudi pekerti
luhur sesuai dengan adat dan budaya Lombok;
c. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan
seni dan budaya lokal.
Secara berkelanjutan, tujuan sekolah tersebut akan
dimonitor, dievaluasi dan dikendalikan dalam kurun waktu
tertentu untuk mencapai hasil yang optimal.

20
B A B III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang pada masa transisi


menerapkan model kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 dan
Kurikulum 2013.

A. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 2006


1. Struktur Kurikulum
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa
Struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Pendidikan Dasar (KTSP)
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi lima
kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian.
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
(4) Kelompok mata pelajaran estetika.
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran untuk jenjang
SD/MI/SDLB disajikan pada Tabel berikut
Table A-1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

21
Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
1. Agama dan Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
Akhlak Mulia mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan
dari pendidikan agam.
2. Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan Kepribadian dan kepribadian dimaksudkan untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta peningkatan kuulitas dirinya
sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi dan nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi dan Teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A
dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasikan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.
22
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan dan
kemampuan mengapresiasikan keindahan dan
harmoni. Kemampuan mengekspresikan dan
kemampuan mengapresiasikan keindahan
serta harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan individual
sehingga mampu menikmati dan mensyukuri
hidup, maupun dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
5 Jasmani, Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
Olahraga dan dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A
Kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta menanamkan sportipitas dan kesadaran
hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran,
sikap, dan prilaku hidup sehat yang bersifat
individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti kebebasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

a. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum


Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
23
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan . Muatan lokal dan kegiatan pengembangan
diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada
jenjang pendidikan dasar.
b. Struktur Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang Untuk Kelas 3 dan 6
Struktur kurikulum SD Negeri 4 Genggelang untuk kelas 3
dan 6 pada tahun pelajaran 2018/2019 masih mengacu pada
struktur pada KTSP 2006 yang pada saatnya nanti akan berubah
ke kurikulum 2013
Struktur kurikulum SD/MI pada KTSP meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan
selama enam tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI.
Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri seperti tertera pada tabel 2.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran
yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri

24
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegitan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan
karir peserta didik.
2) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan
“IPA Terpadu” dan ”IPS Terpadu”.
3) Pembelajaran pada kelas I s.d. III ( pada kurikulum KTSP dan
Kurikulum 2013) dilaksanakan melalui pendekatan Tematik,
sedangkan pada kelas V s.d. VI dilaksanakan melalui
pendekatan mata Pelajaran.
4) Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
5) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit, dan
satu kali istirahat 15 menit.
6) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester)
adalah 34-38 minggu.
Selanjutnya pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan pula bahwa:
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika,
jasmani, olah raga, dan kesehatan.
(2) Kelompok mata Pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia,

25
kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan
jasmani.
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilan/kejuran, dan muatan lokal yang relevan.
(4) Kelompok mata pelajaran estetika pada
SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan
muatan lokal yang relevan
(5) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga,
pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan
lokal yang relevan.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka struktur
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Negeri 4
Genggelang adalah sebagai berikut:

Tabel A-2. Struktur Kurikulum SD Negeri 4 Genggelang berdasarkan KTSP


Kelas/Alokasi waktu
No Komponen
perminggu
A Mata Pelajaran III VI
1 Pendidikan Agama 3 3
2 Pendidikan 26
4
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 6
4 Matematika 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3

26
7 Seni Budaya dan
4
Keterampilan
8 Pendidikan Jasmani,
3 4
Olahraga dan kesehatan
B Mulok :
Bahasa Inggris 2 2
C Pengembangan Diri
 Pramuka
 Seni Bercerita 2*) 2*)
(Mendongeng)
 Olah Raga Prestasi
(Atletik dan Lari)
Jumlah 34 36
2*) Ekuivalen 2 Jam Pembelajaran
Keterangan :
1 (satu) jam pelajaran alokasi waktu 35 menit dan 2 kali istirahat 15
menit. Kelas 3 pembelajaran menggunakan pendekatan Tematik.
Sedangkan Kelas 6 pembelajaran menggunakan pendekatan mata
pelajaran.
2. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum meliputi mata pelajaran pokok, muatan
lokal, pengembangan diri, dan pengembangan pendidikan budaya
dan karakter bangsa.

a. Mata Pelajaran Pokok


1) Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk:
 menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus

27
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT;
 mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama
dan berakhlak mulia yaitu manusia yang
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh),
menjaga keharmonisan secara personal dan sosial
serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-
aspek sebagai berikut.
o Al-Qur’an dan Hadits
o Aqidah
o Akhlak
o Fiqih
o Tarikh dan Kebudayaan Islam
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan,
keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia
dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
2) Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan
 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-
korupsi
28
 Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lainnya
 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
o Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup
rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan,
Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah
Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara,
Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
o Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib
dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah,
Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-
peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan
peradilannasional, Hukum dan peradilan
internasional
o Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban
anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat,
Instrumen nasional dan internasional HAM,
Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

29
o Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong
royong, Harga diri sebagai warga masyarakat,
Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan
bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan
warga negara
o Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi
kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, Hubungan dasar negara dengan
konstitusi
o Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa
dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan
otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem
politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju
masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers
dalam masyarakat demokrasi
o Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara dan ideologi negara, Proses
perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
o Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya,
Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi,
Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.
3) Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
30
 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis
 Menghargai dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara
 Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional
dan sosial
 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa
 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia
mencakup komponen kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
o Mendengarkan
o Berbicara
o Membaca
o Menulis
Pada akhir pendidikan peserta didik telah membaca
sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan nonsastra.
4) Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
31
 Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah
 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh
 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan
atau masalah
 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan
SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
o Bilangan
o Geometri dan pengukuran
o Pengolahan data.

5) Ilmu Pengetahuan Alam


Mata Pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.

32
 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan
dan keteraturan alam ciptaan-Nya
 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat
 Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan
 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam
 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan
 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk meliputi aspek-
aspek berikut.
o Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu
manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan
o Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi:
cair, padat dan gas

33
o Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi,
panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat
sederhana
o Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata
surya, dan benda-benda langit lainnya.
6) Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,
dan keterampilan dalam kehidupan sosial
 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan
 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di
tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-
aspek sebagai berikut.
o Manusia, Tempat, dan Lingkungan
o Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
o Sistem Sosial dan Budaya
o Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
7) Seni Budaya dan Keterampilan
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
 Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan
keterampilan

34
 Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan
keterampilan
 Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan
keterampilan
 Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan
keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun
global.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
o Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan,
dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa
lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan
sebagainya
o Seni musik, mencakup kemampuan untuk
menguasai olah vokal, memainkan alat musik,
apresiasi karya musik
o Seni tari, mencakup keterampilan gerak
berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa
rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari
o Seni drama, mencakup keterampilan pementasan
dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran
o Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan
hidup ( life skills ) yang meliputi keterampilan
personal, keterampilan sosial, keterampilan
vokasional dan keterampilan akademik.
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan,
minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan
kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang
tersedia. Pada sekolah yang mampu
menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang
35
seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih
bidang seni yang akan diikutinya.

8) Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan


Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam
upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan
psikis yang lebih baik.
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak
dasar
 Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan
demokratis
 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk
mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang positif.

36
Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
o Permainan dan olahraga meliputi: olahraga
tradisional, permainan. eksplorasi gerak,
keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak
bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis
lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas
lainnya
o Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap
tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk
postur tubuh serta aktivitas lainnya
o Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana,
ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat,
dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
o Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi,
SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya
o Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan
air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta
aktivitas lainnya
o Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata,
pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan
mendaki gunung.
o Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup
sehat dalam kehidupan sehari- hari, khususnya
yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih
makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan
merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang
37
tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan
UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek
tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam
semua aspek.

B. KURIKULUM 2013
1. Struktur Kurikulum
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya
usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti,
integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang
berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel B-1: Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS I KELAS II KELAS III
1. Menerima dan 1. Menerima dan 1. Menerima dan
menjalankan ajaran menjalankan ajaran menjalankan ajaran
agama yang agama yang agama yang
dianutnya dianutnya dianutnya
2. Memiliki perilaku 2. Menunjukkan 2. Menunjukkan
jujur, disiplin, perilaku jujur, perilaku jujur,
tanggung jawab, disiplin, tanggung disiplin, tanggung
santun, peduli, dan jawab, santun, jawab, santun,
percaya diri dalam peduli, dan percaya peduli, dan percaya
38
berinteraksi dengan diri dalam diri dalam
keluarga, teman, berinteraksi dengan berinteraksi dengan
dan guru keluarga, teman, keluarga, teman,
dan guru guru dan
tetangganya

3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami


pengetahuan pengetahuan pengetahuan
faktual dengan cara faktual dengan cara faktual dengan cara
mengamati mengamati mengamati
[mendengar, [mendengar, [mendengar,
melihat, membaca] melihat, membaca] melihat, membaca]
dan menanya dan menanya dan menanya
berdasarkan rasa berdasarkan rasa berdasarkan rasa
ingin tahu tentang ingin tahu tentang ingin tahu tentang
dirinya, makhluk dirinya, makhluk dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan kegiatannya, dan kegiatannya, dan
benda-benda yang benda-benda yang benda-benda yang
dijumpainya di dijumpainya di dijumpainya di
rumah dan di rumah dan di rumah dan di
sekolah sekolah sekolah
4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan
pengetahuan pengetahuan pengetahuan
faktual dalam faktual dalam faktual dalam
bahasa yang jelas bahasa yang jelas bahasa yang jelas,
dan logis, dalam dan logis, dalam sistematis dan
karya yang estetis, karya yang estetis, logis, dalam karya
dalam gerakan dalam gerakan yang estetis, dalam
yang yang gerakan yang
mencerminkan mencerminkan mencerminkan
anak sehat, dan anak sehat, dan anak sehat, dan
dalam tindakan dalam tindakan dalam tindakan
yang yang yang
mencerminkan mencerminkan mencerminkan
perilaku anak perilaku anak perilaku anak
beriman dan beriman dan beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia berakhlak mulia
39
Tabel B-2. Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS IV KELAS V KELAS VI
1. Menerima, 1. Menerima, 1. Menerima,
menjalankan, dan menjalankan, dan menjalankan, dan
menghargai ajaran menghargai ajaran menghargai ajaran
agama yang agama yang agama yang
dianutnya dianutnya. dianutnya.

2. Menunjukkan 2. Menunjukkan 2. Menunjukkan


perilaku jujur, perilaku jujur, perilaku jujur,
disiplin, tanggung disiplin, tanggung disiplin, tanggung
jawab, santun, jawab, santun, jawab, santun,
peduli, dan percaya peduli, dan percaya peduli, dan percaya
diri dalam diri dalam diri dalam
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, keluarga, teman, keluarga, teman,
guru, dan guru, dan guru, dan
tetangganya tetangganya serta tetangganya serta
cinta tanah air. cinta tanah air.
3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami
pengetahuan pengetahuan pengetahuan
faktual dengan cara faktual dan faktual dan
mengamati dan konseptual dengan konseptual dengan
menanya cara mengamati, cara mengamati,
berdasarkan rasa menanya dan menanya dan
ingin tahu tentang mencoba mencoba
dirinya, makhluk berdasarkan rasa berdasarkan rasa
ciptaan Tuhan dan ingin tentang ingin tahu tentang
kegiatannya, dan dirinya, makhluk dirinya, makhluk
benda-benda yang ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
dijumpainya di kegiatannya, dan kegiatannya, dan
rumah, di sekolah benda-benda yang benda-benda yang
dan tempat bermain dijumpainya di dijumpainya di
rumah, di sekolah rumah, di sekolah
dan tempat bermain dan tempat bermain
4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan
40
pengetahuan pengetahuan pengetahuan
faktual dalam faktual dan faktual dan
bahasa yang jelas, konseptual dalam konseptual dalam
sistematis dan bahasa yang jelas, bahasa yang jelas,
logis, dalam karya sistematis, logis sistematis, logis
yang estetis, dalam dan kritis, dalam dan kritis, dalam
gerakan yang karya yang estetis, karya yang estetis,
mencerminkan dalam gerakan dalam gerakan
anak sehat, dan yang yang
dalam tindakan mencerminkan mencerminkan
yang anak sehat, dan anak sehat, dan
mencerminkan dalam tindakan dalam tindakan
perilaku anak yang yang
beriman dan mencerminkan mencerminkan
berakhlak mulia perilaku anak perilaku anak
beriman dan beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia

2. Muatan Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun muatan pelajaran
dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan. Susunan muatan pelajaran dan alokasi waktu untuk
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut.
Struktur Kurikulum SD adalah sebagai berikut:

Tabel B-3. Muatan Pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah


ALOKASI WAKTU BELAJAR
MATA PELAJARAN PER MINGGU
I II III IV V VI
KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama dan 4 4 4 4 4 4
Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan 5 5 5 5 5 5
Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
KELOMPOK B

41
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2. Pendidikan Jasmani, 4 4 4 4 4 4
Olahraga, dan Kesehatan
JUMLAH 30 32 34 36 36 36

Keterangan:
 Muatan pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat
Bahasa Daerah.
 Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam
struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan
ekstrakurikuler Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah antara lain
Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang
Merah Remaja.
 Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (wajib bagi peserta
didik), Unit Kesehatan Sekolah, Palang Merah Remaja, dan
yang lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan
kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah
sikap peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai
wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan
maupun dalam usaha memperkuat kompetensi
keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian
kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai
pendukung kegiatan kurikuler.
 Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok matapelajaran
yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran
Kelompok B yang terdiri atas matapelajaran Seni Budaya dan
Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
adalah kelompok matapelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

42
 Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara
terintegrasi dengan matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya
atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu
untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah
jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan
pendidikan tersebut.
 Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam
pelajaran per minggu untuk tiap matapelajaran adalah relatif.
Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik
dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
 Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas
merupakan jumlah minimal yang dapat ditambah sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
 Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah
Ibtidaiyah dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.
 Pelajaran Mulok terintegrasi ke Mata Pelajaran Seni Budaya
dan Prkarya
 Pembelajaran menggunakan Pembelajaran Tematik-Terpadu
3. Beban Belajar Kurikulum 2013
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang
harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan
satu tahun pembelajaran.
a. Beban belajar di SD Negeri 4 Genggelang dinyatakan dalam
jam pembelajaran per minggu.
1) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam
pembelajaran.

2) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam


pembelajaran.

3) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam


43
pembelajaran.

4) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam


pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah
35 menit.

b. Beban belajar di Kelas I dan IV dalam satu semester paling


sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
c. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
d. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit
14 minggu dan paling banyak 16 minggu.
e. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36
minggu dan paling banyak 40 minggu.

4. Daftar Tema dalam Kurikulum 2013


Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan
melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu pada
kelas I, II, IV dan V. Di kelas I dan II mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan
pembelajaran tematik-terpadu, sedangkan di kelas IV dan V, mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Matematika, dan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dikecualikan untuk
tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema seperti yang
terdapat dalam tabel berikut ini.

44
Tabel B-4. Daftar Tema Kelas I, II, IV dan V
KELAS I KELAS II KELAS IV KELAS IV

Semester
Semester

Semester

Semester
Tema

Tema

Tema

Tema
Indahnya Gerak
Indahnya
Diriku Kebersam hewan dan
kebersamaan aan manusia
Selalu Selalu Udara
Kegemaranku berhemat berhemat bersih bagi
energi kesehatan
energi

Semester I
Semester I

Semester I

Semester I
Peduli Peduli
terhadap terhadap Makanan
Kegiatanku
lingkungan makhluk sehat
hidup
hidup
Berbagai Berbagi Sehat itu
Keluargaku
pekerjaan pekerjaan penting
Pahlawan
Pahlawanku Ekosistem
ku
Panas dan
Indahnya Cita-
Pengalamanku perpindhan
negeriku citaku
nya
Lingkungan Indahnya
Peristiwa
bersih, keragama
Cita-citaku dalam
sehat, dan n di
kehidupan
Semester II

Semester II

Semester II

Semester II
asri negeri ku
Benda,
hewan, Lingkungan
Tempat Kayanya
dan sahabat
tinggalku negeriku
tanaman kita
di sekitarku
Benda-
Makananku
benda
Peristiwa alam sehat dan disekitar
bergizi kita

45
5. Pengembangan Nilai Karakter
Pengembangan nilai karakter SD NEGERI 4 GENGGELANG
adalah sebagai berikut :
a. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Nasionalis
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa.
c. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
d. Gotong royong
Memupuk sikap rela berkorban, setia kawan, kerja keras,
dalam kehidupan sehari-hari
e. Integritas
Menumbuhkembangkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab,
dan demokratis.

C. MUATAN LOKAL
a. Landasan Pengembangan
Landasan penyusunan pelajaran Muatan Lokal pada
Kurikulum 2013 mengacu pada permen nomor 79 tahun 2016. Di
dalamnya dijelaskan bahwa Muatan lokal merupakan bahan
kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi
muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan
lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman
peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah
tempat tinggalnya.

46
Muatan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajarkan dengan tujuan membekali peserta didik dengan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk :
a. mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya,
dan spiritual di daerahnya; dan
b. melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan
kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya
dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Muatan lokal dikembangkan atas prinsip :
a. kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
b. keutuhan kompetensi;
c. fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu
penyelenggaraan; dan
d. kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan
menghadapi tantangan global.
Muatan lokal dapat berupa antara lain:

a. seni budaya,

b. prakarya,

c. pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan,

d. bahasa, dan/atau

e. teknologi.
Muatan pembelajaran terkait muatan lokal berupa
bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat
tinggalnya.
Muatan pembelajaran terkait muatan lokal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diintegrasikan antara lain dalam mata
pelajaran seni budaya, prakarya, dan/atau pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan. Dalam hal pengintegrasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat dilakukan,
47
muatan pembelajaran terkait muatan lokal dapat dijadikan
mata pelajaran yang berdiri sendiri. Dalam hal muatan lokal
ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, satuan
pendidikan dapat menambah beban belajar muatan lokal paling
banyak 2 (dua) jam per minggu.
Berdasarkan landasan di atas maka di SD Negeri 4
Genggelang akan mengembangkan muatan lokal berupa
pembelajaran Bahasa Sasak.
b. Muatan Lokal Bahasa Inggris
Pemilihan bahasa inggris sebagai muatan lokal di SDN 4
Genggelang dikarenakan lokasi tempat sekolah ini berada
merupakan tempat yang dekat dengan lokasi-lokasi pariwisata.
Oleh karenya muatan lokal bahasa inggris memiliki tujuan,
yaitu :
1. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan
berkomunikasi siswa dengan menggunakan bahasa
Inggris.
2. Mampu mengaplikasikan bahasa inggris di lingkungan
setempat, sebagai daya tarik daerah pariwisata
D. PENGEMBANGAN DIRI
1. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:
a. Kewiraan
1) Pramuka
b. Kesenian
1) Bercerita (Mendongeng)
c. Olahraga dan Kesehatan
1) Atletik
2) Sepak Bola
2. Kegiatan Pembiasaan
a. Pembiasaan Rutin
1) Upacara Bendera setiap hari Senin

48
2) Berbaris di depan kelas sebelum masuk
3) Berdoa sebelum memulai dan mengakhiri kegiatan belajar
4) Senam pagi setiap hari sabtu
b. Pembiasaan Terprogram
1) Kultum pada bulan Ramadhan
2) Kegiatan Imtaq setiap hari Jumat
3) Pemberian reward kepada siswa-siswa berprestasi (juara
kelas) pada akhir semester II
4) Pemberian reward kepada guru disiplin dan berprestasi
yang diberikan pada hari guru nasional
c. Kegiatan Keteladanan
1) Pembinaan Ketertiban Pakaian Seragam Anak Sekolah
(PSAS)
2) Pembinaan Kedisiplinan
3) Penanaman Budaya Minat Baca (literasi)
4) Penanaman Budaya Keteladanan
5) Penanaman Budaya Bersih Diri
6) Penanaman Budaya Bersih Lingkungan Kelas dan
Sekolah
7) Penanaman Budaya Lingkungan Hijau
d. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
1) Peringatan Hari Kemerdekaan RI
2) Peringatan Hari Pahlawan
3) Peringatan Hari Pendidikan Nasional
4) Peringatan Hari Guru Nasional
E. PENGATURAN BEBAN BELAJAR
Beban belajar yang digunakan adalah sistem paket
sebagaimana yang diatur pada dalam sistem paket pada jenjang
pendidikan dasar. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti

49
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar pada setiap mata
pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran
melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkemmbangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban
belajar kegiatan tatap muka per-jam pembelajaran pada satuan
pendidikan SD/MI berlangsung 35 menit. Beban belajar kegiatan
tatap muka per minggu di SD Negeri 4 Genggelang adalah :
-Kelas I s/d III adalah 30 – 34 jam pembelajaran.
-Kelas IV s/d VI adalah 36 jam pembelajaran.
Berikut adalah pengaturan beban belajar dengan
menggunakan sistem paket yang diselenggarakan SD Negeri 4
Genggelang:

Tabel E-1. Pengaturan Beban Belajar SD Negeri 4 Genggelang


Satu Jam Jumlah Jumlah
Jumlah Jam Jumlah Jam
Pembelajaran Minggu Jam (60
Kelas

Pembelajaran Pelajaran
Tatap Muka Efektif TP. menit) per-
Per-minggu per-Tahun
(menit) 2018/2019 Tahun
1 35 30 35 1.050 613
50
2 35 32 35 1.120 653
3 35 34 35 1.190 694
4 35 36 35 1.260 735
5 35 36 35 1.260 735
6 35 36 35 1.260 735

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang


berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu
penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh
peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian diatur sendiri oleh peserta didik.
Porsi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur adalah 40 % dari jumlah waktu tatap muka
dari mata pelajaran yang bersangkutan.

F. KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Tabel F-1. Tabel Kriteria Ketuntasan Minimal


Ketuntasan Belajar
NO KOMPONEN
I II III IV V VI Sekolah
A Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 60 60 60 60 60 60 60
2. Pendidikan Kewarganegaraan 62 62 62 62 62 62 62

51
3. Bahasa Indonesia 60 58 58 58 58 58 58
4. Matematika 57 57 57 57 57 57 57
5. Ilmu Pengetahuan Alam 58 60 60 60 60 60 60
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 58 58 58 58 58 58 58
7. Seni Budaya dan Keterampilan 62 62 62 62 62 62 62
8. Pend.Jasmani, Olahraga dan 62 62 62 62 62 62 62
Kesehatan

B
Muatan Lokal
C Bahasa Inggris 60 62 62 60 62 62 61
Pengembangan Diri
1. Pramuka - - - B B B B
2. Olahraga :
a. Atletik - - - B B B B
b. Sepak Bola - - - B B B B
3. Bercerita (Mendongeng) - - - B B B B

G. KRITERIA KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN


1. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
a. Kriteria Kenaikan Kelas:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
dan memiliki nilai pada dua semester di kelas yang
diikuti.
2) Maksimal 3 mata pelajaran yang nilainya di
bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
3) Tingkat kehadiran minimal 75 %.
4) Mentaati Tata Tertib Sekolah
5) Memiliki nilai minimal Cukup untuk aspek
kepribadian pada semester 2.
6) Nilai raport diperoleh dengan
memperhitungkan nilai pengamatan, nilai ulangan
52
harian, nilai tugas/PR, nilai ulangan pertengahan
semester dan nilai ulangan semester dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
N = Nilai Raport.
R = Nilai Semester
X = Nilai rata-rata ulangan harian
Y = Nilai rata-rata
tugas/PR/portofolio

b. Penentuan Kenaikan Kelas


1) Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan
oleh sekolah dalam suatu rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan KKM, sikap/penilaian/budi pekerti
dan kehadiran siswa yang bersangkutan.
2) Siswa yang dinyatakan naik kelas, raportnya
ditulis naik ke kelas . . . .
3) Siswa yang tidak naik kelas rapotnya ditulis
tinggal di kelas . . . dan harus mengulang di kelasnya
semula.

2. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 72 ayat (1), peserta
didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan
dasar dan menengah setelah :
- Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
- Memperoleh nilai baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran.
- Lulus ujian akhir sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi.

53
- Lulus ujian akhir sekolah berstandar nasional sesuai dengan
peraturan Pendidikan Kepumudaan dan Olahraga Kabupaten
Lombok Utara yang berlaku.
- Tidak terdapat nilai di bawah KKM.
a. Kriteria Kelulusan
Hasil ujian dituangkan ke dalam blanko daftar nilai ujian.
Hasil ujian dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan
sekolah untuk penentuan kelulusan dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Peserta didik memiliki
raport dari kelas I s/d kelas VI semester I sampai
terakhir.
2) Telah mengikuti ujian
sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran
yang diujikan, dan memperoleh nilai minimal yang
ditetapkan tingkat kecamatan.
3) Kehadiran di kelas
mencapai 75%.
4) Mempunyai nilai
kepribadian minimal cukup.
b. Penentuan Kelulusan
1) Penentuan siswa yang
lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan
guru dengan mempertimbangkan nilai raport, nilai ujian
sekolah, sikap/prilaku/budi pekerti siswa yang
bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
2) Siswa yang dinyatakan
lulus diberi ijazah, dan raport sampai dengan semester
2 kelas VI sekolah dasar.
3) Siswa yang tidak lulus
tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas
terakhir.

54
H. PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN
GLOBAL
1. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Kabupaten Lombok Utara adalah daerah yang memiliki potensi
sangat besar di bidang pariwisata. Setiap tahunnya banyak
turis domestik maupun asing yang datang di daerah-daerah
wisata yang berada di Kabupaten Lombok Utara. Untuk
menghadapi keunggulan lokal, maka pendidikan berwawasan
lokal yang dikembangkan dan diberikan pada peserta didik
khususnya siswa SD Negeri 4 Genggelang antara lain, bidang
keterampilan dengan meningkatkan kemampuan siswa dalam
menghasilkan karya yang diarahkan pada pembuatan cindera
mata/souvenir.
2. Pendidikan Berbasis Keunggulan Global
Menyikapi tantangan arus globalisasi yang semakin besar,
informasi yang semakin cepat dan persaingan yang semakin
ketat, maka perlu dipersiapkan berbagai kegiatan sejak dini
sebagai langkah antisipatif. Mengingat SD Negeri 4
Genggelang yang berada di daerah pariwisata, maka hal yang
di tanamkan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman dampak positif dan negatif dari
informasi yang diperoleh dari media yang pelaksanaan
diintegrasikan pada mata pelajaran wajib;
b. Memberikan peningkatan dan pemantapan ajaran agama,
yang dilaksanakan melalui mata pelajaran maupun kegiatan
terprogram, misalnya kegiatan imtaq setiap Jumat pagi;
c. Menanam sikap dan mental sesuai dengan kepribadian
bangsa Indoneisa melalui pengintegrasian budi pekerti pada
semua mata pelajaran.

55
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kurikulum satuan tingkat pendidikan disusun dengan


mempertimbangkan kalender pendidikan pada setiap tahun pelajaran.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender
pendidikan mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan
yang berjumlah sekurang-kurangnya 34 minggu dan sebanyak-banyaknya
38 minggu.

56
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran
setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,
libur akir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidikan
dan lingkungan.

57
B. Jadwal Libur dan Kegiatan Penting SD NEGERI 4 GENGGELANG
1. Jadwal Libur Umum
No. Hari Tanggal Libur
1. Jum’at Hari Proklamasi
17 Agustus 2018
Kemerdekaan RI
2. Rabu 22 Agustus 2018 Hari Raya Idul Adha
3. Selasa 11 September 2018 Tahun Baru 1440 Hijriyah
4. Senin Maulid Nabi Muhamad
20 Nop. 2018
SAW
5. Selasa 25 Desember 2018 Hari Raya Natal
6. Selasa 1 Januari 2019 Tahun Baru Masehi
7. Selasa 5 Februari 2019 Tahun Baru Imlek
8. Kamis Hari Raya Nyepi ( Th. Baru
7 Maret 2019
Saka)
9. Rabu Isra Mi’raj Nabi Muhammad
3 April 2019
SAW
10 Jum’at 19 April 2019 Wafat Isa Al-Masih
11. Minggu 21 April 2019 Hari Raya Paskah
12. Rabu 1 Mei 2019 Hari Buruh Nasional
13. Kamis 30 Mei 2019 Kenaikan Isa Al-Masih
14. Minggu 19 Mei 2019 Hari Raya Waisak
15. Sabtu 1 Juni 2019 Hari Kesaktian Pancasila
58
16. Rabu-Kamis Hari Raya Idul Fitri
5-6 Juni 2019
( perkiraan )

2. Jadwal Libur Khusus


Libur khusus menjelang dan sesudah Idul Fitri dari tanggal 3 s.d.
15 Mei 2019

3. Jadwal Libur Semester


a. Libur semester ganjil selama 7 ( tujuh ) hari kerja yaitu tanggal
24 s.d 31 Desember 2018;
b. Libur semester genap/kenaikan kelas selama 18 ( delapan
belas hari ) hari kerja yaitu tanggal 24 Juni s.d 13 Juli 2019.
c. Hari pertama masuk sekolah tahun pelajaran 2019/2020 pada
hari senin tanggal 15 Juli 2019.

59

Anda mungkin juga menyukai