Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

1. Defenisi Bidan

Seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh

negara serta memperoleh kualifikasi daj diberi ijin untuk menjalankan praktek kebidanan di

negara itu. (Sofyan, m, 2003).Bidan adalah orang yang pertama melakukan menyelamatkan

kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. (Wahyuningsih, 2005)

Macam-macam peran

1. Peran Sebagai Pelaksana

Bidan sebagai pelaksana memberikan pelayanan kebidanan pada wanita dalm siklus

kehidupannya, asuhan neonatus, bayi, dan anak balita. Sebagai pelaksana bidan

mempunyai tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi dan tugas

ketergantungan.

2. Peran Sebagai Pengelolah

Bidan mengelolah asuhan dan pelayanan kebidanan disetiap tatanan pelayanan kesehatan

di institusi dan komunitas

a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kesehatan untuk

individu, keluarga kelompok khusus, dan masyarakay di wilayah kerja dengan

melibatkan masyarakat/klien

7
b. Berpartisipasi dalam tim unyuk melaksanakan program kesehatan dengan sektor lain di

wilayah kerjanyamelalui peningkatan kemampuan dengan dukun bayi, kader kesehatan,

dan tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah kerjanya.

3. Peran Sebagai Pendidik

Bidan memberikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan

disetiap tatanan kesehatan di institusi dan komunitas, mentorsip, preseptorsip terhadap calon

tenaga kesehatan dan bidan baru.

a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan di masyarakat,

khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan Ibu, Anak , dan KB

b. Melatih dan mendidik kader termasuk siswa bidan dan perawat serta membina dukun

di wilayah tempat kerjanya.

4. Peran Seabagai Peneliti

Peran melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik

secara mandiri maupun secara kelompok.

a. Mengindentifikasikan kebutuhan investigasi yang akan dilakukan

b. Menyusun rencana kerja pelatihan

c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana

d. Mengelola dan mengterprestasikan data hasil investigasi

e. Menyusun laporan dan investigasi dan tindak lanjut

f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan

program kerja atau pelayanan kesehatan.


C. Peran Bidan Sebagai Pemberi Pelayanan

1. Peran bidan dalam memberi pelayanan ANC

Antenatal care merupakan yang dibeikan pada ibu hamil untuk memonitor,

mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil

normal atau bermasalah (saifudin,2001).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan

Sosial dalam keluarga,memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang

dialami ibu serta tubuh kembang janin,juga mendeteksi dan serta menatalaksana

kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal

Dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun

kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (saifudin,2001)

Oleh karna itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memomito

Dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan

Normal. Ibu hamil dianjurkan mengunjungi doter atau bidan sedini mungki semejak ia

merasa drinya hamil mendpatkan pelayanan/asuhan antenatal

care(JNPKKR/POGI,2002)

Standar Pelayanan Antenatal

Nurmawati (2010)

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna sebagai

batas penerimaan minimal. Standar pelayanan kebidanan dapat digunakan untuk

menentukan kompetensi yang diperlukan oleh bidan dalam menjalankan praktek

sehari-hari. Menurut Kemenkes RI (2011), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan

standar pelayanan antenatal dimulai dengan :

a. Ukur tinggi badan

b. Timbang berat badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA)


c. Ukur Tekanan Darah

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

e. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

f. Pemberian Tablet besi (fe)

g. Tentukan perentasi janin

h. Test labiratorium

i. Tatalaksana kasus

j. Tanya/Temu wicara

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) terdapat enam standar dalam pelayanan

asuhan antenatal. Standar tersebut merupakan bagian dari lingkup standar pelayanan

kebidanan:

a. Standar 1

Identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara

berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota

keluarganya agarmendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini

secara teratur.

b. Standar 2

Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Bidan memberikan sedikitnya 4 kali

pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis, perkembangan janin,

mengenal kehamilan resiko tinggi, imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan.

c. Standar 3

Palpasi Abdominal
Bidan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, memeriksa

posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga

panggul untuk mencari kelainan.

d. Standar 4

Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan,

penemuan, penanganan, dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan.

e. Standar 5

Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan Bidan menemukan secara dini

setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan, mengenali tanda dan gejala

preeklamsia lainnya, mengambil

tindakan yang tepat, dan merujuknya.

f. Standar 6

Persiapan Persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

suami, dan keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan

persalinan bersih dan aman, serta suasana yang menyenangkan.

2. Peran bidan dalam memberi pelayanan pada ibu bersalin

Bidan harus berperan dalam memberikan pelayanan pada ibu bersalin mencegah

terjadinya depresi saat atau setelah melahirkan. Cemas menghadapi persalinan adalah hal

yang wajar tetapi seorang idan harus mampu mengahadapi hal tersebut (Friska,2012)

Standar pertolongan persalinan

a. Asuhan persalinan kala I

bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai kemudian memberikan

asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selana

proses persalinan berlangsung

b. Asuhan persalinan kala II


Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopan dan

penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat

c. Penatalaksanaan aktif kala III

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran

plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

d. Penanganan gawat janin melalui episiotomy

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama dan

segera melakukan opisiotomi dengan aman untuk memper lancar persalinan diikuti

dengan penjahitan perinium

3. Peran bidan dalam memberi pelayanan pada bayi baru lahir

Asuhan bayi baru lahir diberikan dengan tujuan agar bidan dapat memberi asuhan

komprensip kepada bayi baru lahir saat masih berada diruang rawat serta mengajarkan

kepada orang tua dan memberi motivasi agar menjadi orang tua yang percaya diri.

Setelah kelahiran, akan menjadi serangkaian pembuahan tanda-tanda vital dan tampilan

klinis jika bayi reaktif terhadap proses kehamilan (milda 2013)

Standar pelayanan bayi baru lahir

a. Bidan memeriksa dan dan menilai BBL untuk memeriksa pernafasan dan

mencegah terjadinya hipotermi

b. Penanganan pada 2 jam setelah persalinan

c. Melakukan pemantauan terhadap ibu dan bayi akan terjadinya komplikasi pada 2

jam pertama

d. Melakukan kunjungan rumah pada hari ketiga minggu kedua dan minggu keenam

setelah persalinan, mencakup, tali pusat, komplikasi yang terjadi pada masas nifas,

gizi dan kebersihan.


4. Peran bidan dalam memberi pelayanan pada ibu nifas

Bidan mendampingi ibu selama 2 jam setelah persalinan. Dalam masa nifas ibu

dianjurkan menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lema. Ibu

dan bayi diberi kesempatan untuk beristirahat.Baru setelah ibu merasa lebih baik dan

bersedia di berikan pendidikan bidan dianjurkan untuk memberikan pendidikan

kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan ibu (tresnawati,2012)

Standar pelayanan ibu nifas

a. Memberikan pelayanan kepda ibu dan bayi selama 42 hari setelah persalihan dan

memberikan penyuluhan tentang ASI ekslusif

b. Penanganan pada 2 jam setelah persalinan

c. Melakukan pemantauan terhadap ibu dan bayi akan terjadinya komplikasi pada 2

jam pertama

d. Melakukan kunjungan rumah pada hari ketiga minggu kedua dan minggu keenam

setelah persalinan, mencakup, tali pusat, komplikasi yang terjadi pada masas nifas,

gizi dan kebersihan

5. Peran bidan dalam memberi pelayanan KB

Pelayanan keluarga berencana yang merupakan salah satu di dalam paket pelayanan

kesehatan reproduksi esensi perlu mendapatkan perhatian yang serius , karena dengan

mutu pelayanan keluarga berencana berkualitas dengan telah perubahan paradigma

dalam pengolahan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan

pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus

pada kesehatan produksi sertahak reproduksi . maka pelayanan keluarga berencana

harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien /

masyarakat dalam mmemilih metode kontrasepsi yang di inginkan (Tresnawati,2012)


6. Peran bidan dalam mamberi pelayanan rujukan kebidanan

Sistem rujukan dalam makanisme pelayanan obsetetri adalah sesuatu pelimpahan

tanggung jawab timbal-balik atas kasus atatu masalah kebidanan yang timbul baik secara

vertikal maupun herizontal Rujukan vertikal , maksudnya adalah rujukan dan komunikasi

antara satu unit yang telah lengkap . misalnya dari rumah sakit kabupaten kerumah sakit

provinsi atau rumah sakit tipe C kerumah sakit B yang lebih spesialistik fasilitas dan

personalianya . Rujukan herizontal adalah konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada

dalam satu rumah sakit , misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak

(Mujiwati,2011)

Standar pelayanan Rujukan kebidanan

a. Pengkajian

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, releven dan lengkap dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

b. Perumusan diognosa atau masalah kebidanan

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikannya secara

akurat dan logis untuk menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat

c. Perencanaan

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang

ditegakan

d. Implementasi

Bidan melaksanakan asuhan kebidanan secara komperhensif, efektif, efisien, dan aman

berdasarkan, avidence based kepad klien/ pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan


e. Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifandari asuhan yang diberikan sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi

klien

f. Pencatatan asuhan kebidanan

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap akurat, dan jelas dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan

D . Pengertian Bidan

Definisi bidan menurut international confederation of midwivies (ICM) yang dianut

oleh dan diadopsi seluruh organisasi bidan diseluruh dunia, dan diakui oleh WHO federation

of internatioanl gynecologist obstetrition (FIGO). Defenisi tersebut disusun melalui kongres

ICM ke 27, pada bulan juli tahun 2005 di Brisbane Australia di tetapkan sebagai berikut:

bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui negaranya,

telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan

atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.

Menurut kep. Menkes RI NO. 900/MENKES/VII/2002, bidan adalah seorang wanita yang

telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku.

Bidan adalah seorang yang telah mendapatkan lisensi untuk melaksanakan praktik kebidanan

(wahyuningsih, 2005)

Bidan (midwife/pendamping istri) berasal dari bahasa sansekerta “wirdhan” yang

artinya wanita bijaksana, bidan adalah sebuah profesi yang khusus, di nyatakan sebagai

pengertian bahwa bidan adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran

sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Tugas yang diemban bidan berguna untuk

kesejahteraan manusia.
E. Pelayanan Kebidanan Berkualitas

Pelayanan kebidanan adalah integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan

oleh bidan yang telah terdaftar (teregistrasi) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi

atau rujukan. Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang integral dari pelayanan kesehatan,

yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam

rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (Rahmawati, 2012)

Pelayanan kebidanan yang berkualitas adalah pelayanan yang diberikan sesuai tugas

dan tanggung jawab praktik profesi bidan dalam memberikan pelayanan secara komprehensif

untuk meningkatkan kesehatan ibu, anak, kuluarga dan masyarakat yang memberikan

kepuasan pelanggan baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

F. Pelayanan Kebidanan

Seperti peningkatan pelayanan yang dilakukan bidan didesa dengan wadah

polindes.Wiyono (1999) menerangkan bahwa pelayanan dapat dilihat dari berbagai perspektif

1. Untuk pasien dan masyarakat, pelayanan berarti suati empati, respek mdan tanggap

akan kebutuhanya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka dan diberikan

dengan cara yang ramah waktu mereka berkunjung

2. Untuk petugas kesehatan, pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara

profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai

dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, pelayanan peralatan yang

baik, dan memenuhi standart yang baik.

3. Untuk menager dan administrator pelayanan tidak terlalu berhubungan langsung

dengan tugas mereka sehari-hari, namun tetap sama pentingnya. Untuk menager,
fokus pada pelayanan akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan

masyarakat dengan baik.

4. Untuk yayasan atau pemilik rumah sakit, pelayanan dapat berarti memiliki tenaga

profesional yang bermutu dan cukup. Pada umumnya para manager dan pemilik

institusi mengharapkan efisiensi dan kewajiban penyelenggaraan, minimal tidak

merugikan jika di pandang dari berbagai aspek seperti tidak adanya pemborosan

tenaga, peralatan, biaya, waktu, dan sebagainya.

G. Tipe Pelayanan

Tipe pelayanan adlah asuhan kebidanan meliputi layanan kebidanan primer, layanan

kebidanan kolaborasi dan layanan kebidanan rujukan.

1. Layanan primer merupakan merupakan pelayanan bidan yang sepenuhnya menjadi

tanggung jawab bidan

2. Layanan kebidanan kolaborasi meruoakan layanan bidan sebagai anggota tim yang

kegiatannya dilakukan secara bersama atau salah satu sebagai urutan proses kegiatan

layanan

3. Layanan kebidanan rujukan adalah layananan bidan dalam rangka rujukan dalam

sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaiknya bida menerima rujukan dari dukun,

juga layanan horisontal maupun vertikal ke propesi kesehatan lain.

H. Upaya Bidan Menurunkan AKI Pada Ibu Hamil


Sejak dilakukan konferensi internasional Safe Motherhood di Nairobi tahun 1987,

hampir setiap negara berkembang berusaha sekuat tenaga untuk menurunkan angka

kematian ibu. Maine dkk. Mengindentifikasi “rantai penyebab” kematian ibu dan

menghubungkannya dengan strategi intervensi yang dikelompokan dalam tiga

kategori sebagai berikut.

1. Mencegah/memperkecil kemungkinan wanita untuk menjadi hamil dengan

keikutsertaan KB

2. Mencegah/memperkecil wanita hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan

persalinan

3. Mencegah/ memperkecil wanita yang mengalami komplikasi dalam

kehamilan/persalinan

Anda mungkin juga menyukai