Okok
Okok
Di sebuah rumah yang kecil dan kumuh, tinggallah seorang janda dan dua anaknya.
Mereka hidup bertiga di gubuk tersebut. Tetapi, ada salah seorang anaknya yang sangat
durhaka kepada ibunya. Sungguh malang hidup keluarga ini.
(Ibu Gea baru pulang dari jualan jamu).
Lita : “Bu, Ibu kenapa? Apa yang terjadi pada ibu?”(Mengangkat ibunya)
Ibu : “Ibu tidak apa-apa nak.”
Lita : “Ini pasti ulah kakak kan bu?”
Ibu : “Tidak nak, ibu tadi jatuh sendiri.”
Lita : “Yaudah kalau ibu tidak apa-apa, sini biar Lita antarkan ibu ke kamar untuk
istirahat.”
Ibu : “Terima kasih nak.”
Lukita dan temannya pergi ke tempat dugem, di sana sudah menunggu seseorang.
Niswatul : “Dari mana aja kalian guys? Gue udah lama nungguin kalian.”
Lukita : “Hehe maaf ya, eh mana barangnya? Ada kan?”
Niswatul : “Nih barangnya (Mengasih pil koplo dan barang terlarang pada mereka)”
(Musik DJ).
Lukita : “Thank you ya bray!”
Niswatul : “Yaudah guys, gue pulang duluan ya.”
Dechy : “Eh jangan pulang dulu dong, sini foya foya dulu sama kita bray.”
Niswatul : “Sorry guys, gue ada pelanggan yang mau ketemu nih di club depan.”
Sinta : "lagi laris banget nih ya"
Lukita : “Yaudah deh bray, kita nikmatin sendiri pil koplo ini, sedeppp.”
Mereka pun berdugem dan berfoya-foya serta memakan obat-obatan terlarang hingga
larut malam. Sementara di rumah sang ibu terlihat khawatir akan keberadaan anaknya yang
belum juga pulang.
Ibu : “Mana kakak mu Lit? Kok udah jam segini nggak pulang-pulang?”
Lita : “Lita tidak tau bu, dari tadi Lita tidak melihat kakak.”
Ibu : “Kemana perginya ya kakakmu itu.” (Dengan muka khawatir).
Ibu : “Dari mana saja kamu Luk? Kok jam segini kamu baru pulang?”
Lukita : “Ahh!!! Berisik! (Sambil menutup telinga) Jangan ikut campur lo orang tua!
Ini urusan gue!”
Ibu : “Kata adikmu tadi kamu tidak mengaji. Kenapa nak? Kamu kan udah besar,
jadi berikanlah contoh yang baik kepada adikmu nak dan cobalah buat ibumu
bangga.”
Lukita : “Bacot banget sih lu orang tua, udah deh minggir sana!!” (Sambil menutup
pintu kamar dengan keras)
Ibu : “Mau kemana lagi kamu Lukita?! Ibu liat-liat kamu suka pulang larut malam
seperti perempuan liar”
Lukita : “Kalau emang iya trus kenapa lo?! Lo nggak suka? Suka-suka gue dong mau
ngapain.”
Lita : “Kak, jangan bentak-bentak ibu kak. Dosa kak ingat itu.”
Lukita : “Ahh!!! Masa bodo!”
Lukita pun pergi ke tempat dugem lagi. Di sana sudah ada teman-temannya yang
sedang menunggunya. Mereka pun dugem dengan memakan obat-obatan terlarang.
Lukita : “Eh guys nyokap gue tuh ya, udah seneng banget nyeramahain gue ditambah
lagi gue gak dikasih duit lagi, anjir.”
Sinta : “Eh kok gitu banget sih nyokap lu!”
Lukita : “Iya sih guys gue juga kesel sendiri. Eh btw, gimana sih biar gue bisa cepet
kaya, gue kesel miskin mulu. Kasih saran dong guys.”
Dechy : “Gimana kalo lo pergi ke dukun aja! Dukun tuh serba tau kalo tentang
masalah kekayaaan gitu. Ntar gue kasih alamat, gimana?”
Lukita : “Eh ide lo bener juga deh, yaudah deh besok gua langsung kesana.” (Dengan
perasaan senang)
Keesokan harinya pada saat cuaca hujan lebat dan berangin Lukita pun pergi ke
rumah Mbah Dukun.
Lita : “Kebiasaan kakak ini selalu pulang pagi. Mana barang-barangnya gak
diberesin lagi.”
Lita : “Apa ini? Kok kak Lukita menyimpan barang seperti ini?!”
Tak lama kemudian Lukita bangun dari tidurnya dan memergoki Lita sedang
memegang jimatnya.
Lita : “Benda apa itu ya? Kok seperti benda pusaka? Apa jangan-jangan yang
disimpan Kak Lukita itu jimat? Jadi selama ini Kak Lukita bermain dukun
makanya uangnya banyak.”
Setelah itu pada malam harinya, Ibu dan Lita sedang pergi keluar rumah, Lukita
berada di rumah sendirian. Ketika Lukita sedang asyik bermain handphone di kamar, tiba-tiba
datanglah sosok hantu yang keluar dari jimat milik Lukita, hantu tersebut marah karena
jimatnya telah diketahui oleh orang lain. Lukita merasa ketakutan yang luar biasa. Hantu
tersebut semakin mendekati Lukita dan mencekik leher Lukita.
Lukita : “Arghhhh.”
Tiba-tiba saja Ibu dan Lita datang dan kebingungan melihat Lukita yang kesakitan.
Lalu mereka berdua datang menghampiri Lukita yang kesakitan.
Lukita tidak menjawab pertanyaan Ibu dan Lita, dia hanya bisa menangis ketakutan
dan berlari memeluk Ibunya. Keesokan harinya, Lukita memutuskan untuk menemui dukun
yang memberi jimat kepadanya.
Lukita : “Mbah, kemarin malam saya hampir saja dibunuh sama hantu penghuni jimat
ini mbah, hantu itu marah sama saya mbah, hantu itu mau membunuh saya,
saya takut mbah, tolong bantu saya.”
Mbah Dukun : “Loh, gimana ceritanya? Apa kamu melanggar perjanjiannya? Apa ada orang
lain yang melihat jimat ini?”
Lukita : “Ada mbah, adik saya sendiri yang telah melihat jimat ini. Lalu apa yang
harus saya lakukan mbah agar hantu tersebut tidak marah lagi kepada saya?”
Mbah Dukun : “Saya tidak bisa membantu kamu karena kamu sudah melanggar
perjanjiannya.”
Lukita : “Saya mohon mbah, tolong bantu saya, saya masih ingin hidup mbah”
Mbah Dukun : “Maaf saya tidak bisa, silahkan keluar dari ruangan ini. Semoga hantu itu
mau memaafkanmu.”
Akhirnya, Lukita keluar dari ruangan tersebut dan kembali ke rumah. Sesampainya di
rumah, Lukita memilih berada di dalam kamar dan bermain handphone. Pada waktu ia
membuka salah satu sosial media, ia menemukan bahwa terdapat situs yang berisi berita
peramal yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit dalam atau ruqyah. Keesokan
harinya ia pergi ke peramal tersebut. Peramal tersebut bernama Roy Kimoshi.
Host : “Kembali lagi dengan saya di acara Kurma. Semua masalah akan
diselesaikan disini. Kita sambut pembawa acara kita Roy Kimoshi”(Tepuk
tangan dari penonton).
Roy : (Datang ke panggung sambil melambaikan tangannya ke penonton). “Jadi
ada seorang partisipan kita yang sedang mengalami syok berat. Karena dia
terus dihantui oleh sosok hantu. Kita panggil partisipan kita.”
Tiba-tiba saat Lukita mengeluarkan jimat tersebut Lukita merasakan badannya terasa
sakit dan pandangannya kabur. Ia juga menjerit-jerit kepanasan.
Tak lama kemudian Lukita pun tersadar dari pingsannya. Dan diberi minum oleh Host
Kurma.
Roy : “Akhirnya kamu sadar juga. Saya tadi melihat dalam bayangan saya bahwa
kamu telah durhaka terhadap ibu kamu. Kamu pun sering pergi ke club untuk
minum-minuman keras dan mengonsumsi obat obatan terlarang. Segeralah
bertaubat dan meminta ampun terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Jangan
mengulangi hal-hal tercela tersebut.”
Lukita : (Sambil menangis Intan pun merenungi perbuatan yang sudah ia lakukan
sebelumnya). “Baik Kak Roy saya akan segera bertaubat dan tidak akan
mengulangi perbuatan itu lagi.
Lukita : “Teman-teman, aku rasa perbuatan kita selama ini itu membuat Allah
marah.”
Dechy : “Idih kesambet apa lo! Tiba – tiba ngomong begituan.”
Sinta : “Eh.. apa jangan – jangan lo kena pengaruh dukun ya?!” (Teman-temannya
tertawa).
Lukita : “Enggak guys beneran, kemarin gue dapet azab diteror hantu. Perbuatan
seperti itu tuh menyesatkan, kita bisa masuk neraka. Mending kita semua
mengakhiri perbuatan kita yang kayak biasanya pergi ke club itu.” (Wajahnya
memelas).
Dechy : “Waduhhh serem amat azab lo!”
Sinta : “Hmm... Betul juga kata lo Luk. Jadi kita harus gimana?”
Lukita : “Gimana kita minta pencerahan sama Ustadzah, kebetulan deket rumah gue
ada tuh.”
Akhirnya Lukita mengajak teman-temannya untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu
pergi ke Bu Ustadzah di Masjid.
Kesimpulan:
Hormatilah orang tuamu,sayangilah mereka,cintailah dan jangan pernah kamu menyakitinya
sedikitpun. Karena sesungguhnya mereka lah yang bisa membuat kalian hidup dan ada di
dunia ini, tanpa jasa mereka kalian tidak berarti apa-apa di dunia ini. Dan janganlah kamu
melakukan perbuatan yang salah demi untuk kesenangan sesaat. Sesungguhnya azab Allah
sangatlah pedih.