Anda di halaman 1dari 14

NAMA : JIHADURRAHMAN

NIM : 15S10008

EPIDEMIOLOGI GIZI

Defenisi Epidemiologi : Ilmu mempelajari tentang frekuensi, distribusi , determinan


penyakit atau masalah kesehatan untuk pembuatan perencanaan dan keputusan yang tepat
mengatasi masalah terseubut.

Defenisi Epidemiologi Gizi : Epidemiologi gizi adalah bagian dari ilmu epidemiologi yang
mempelajari frekuensi, distribusi , determinan masalah gizi dan penyakit yang berhubungan
dengan gizi, serta penerapanya dalam kebijakan dan program pangan dan gizi.

Tujuan dari Epidemiologi Gizi : Tujuan utama dari penelitian epidemiologi gizi untuk
menyediakan fakta ilmiah untuk mendukung pemahaman dan peran gizi dalam timbulnya
penyakit dan pencegahan terjadinya penyakit.

- Secara klasik ada 3 tujuan dari epidemiologi gizi :

1. Menggambarkan distribusi dan ukuran masalah penyakit pada populasi manusia

2. Menjelaskan determinan penyakit berkaitan dengan gizi

3. Menyediakan informasi penting untuk mengelola dan merencanankan pelayanan


untuk pencegahan, pengendalian, dan penanganan penyakit terkait gizi

Prinsip Pendekatan Epidemiologi Gizi: Epidemiologi gizi sangat penting untuk


mempertimbangkan faktor-faktor yang memperngaruhi suplay makanan (kualitas, kuantitas,
dan keseimbangan) dan juga yang mempengaruhi apa yang terjadi terhadap makanan ketika
makanan tersebut telah dimakan. Penelitian epidemiologi mencoba untuk mengambil sudut
pandang yang lebih luas mengenai bagaimana diet mempengaruhi atau memelihara kesehatan
pada tingkat individu dan populasi.
I.Pengantar Epidemiologi Gizi
1. Pengertian
Epidemiologi Gizi adalah ilmu yang mempelajari sebaran, besar, dan determinan
masalah gizi dan penyakit yang berhubungan dengan masalah gizi, serta penerapannya
dalam kebijakan dan program pangan dan gizi untuk mencapai kesehatan penduduk yang
lebih baik. (Albiner, 2010)
Epidemiologi gizi adalah penerapan eknik epidemiologi dalam upaya memahami
penyebab (kausa) penyakit di dalam populasi yang terpajan dengan satu atau lebih faktor
gizi yang diyakini sangat penting. (Gibney, 2008). Sebagian besar epidemiologi gizi
difokuskan kepada upaya menjelaskan penyebab penyakit kronis, khususnya penyakit
jantung dan kanker.
2. Tujuan
Epidemiologi bertujuan untuk: (Gibney, 2008)
- Menguraikan distribusi, pola, dan luas penyakit pada populasi manusia
- Memahami mengapa penyakit lebih sering terjadi pada sebagian kelompok atau
orang dibandingkan lainnya (menjelaskan etiologi penyakit)
- Membeikan informasi yang diperlukan untuk mengelola dan merencanakan
pelayanan bagi pencegahan, pengendalian dan penanganan penyakit.

Prinsip pendekatan epidemiologi gizi :

Menguraikan penyebab dari masalah gizi dan menentukan hubungan sebab-akibat:


Masalah gizi dihubungkan dengan:
 Faktor yang menyebabkan masalah gizi (agent)
 Faktor yang ada pada pejamu (host)
 Faktor yang ada di lingkungan pejamu (environment)

Masalah gizi: Kurang/Kelebihan zat gizi


 Agent: Asupan makanan dan penyakit yang dapat mempengaruhi status gizi serta
faktor2 yang berkaitan
 Host: karakteristik individu yang ada kaitannya dengan masalah gizi (umur, jenis
kelamin, suku bangsa dll)
 Environment: lingkungan (rumah, pekerjaan, pergaulan) yang ada kaitannya dengan
masalah gizi
Penggunaan Epidemiologi Gizi:
Secara deskriptif mempelajari:
 Siapa yang mempunyai masalah gizi
 Kapan dan pada situasi-kondisi apa yang bagaimana masalah gizi tersebut terjadi
(biasanya digunakan data dari klinik,laporan rutin ataupun hasil survey khusus).

Secara analitik mempelajari:


Hubungan kausal tertentu antara faktor penyebab dengan kejadian/kelainan yang
diakibatkannya (biasanya diperlukan penelitian khusus dengan rancangan kohort ataupun
kasus-kontrol).

Secara intervensi mempelajari:


Dampak ataupun efek dari suatu program yang telah dilaksanakan untuk menanggulangi
masalah gizi (biasanya dapat dimanfaatkan untuk memperkuat perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi program/kebijakan gizi)

2.2 Rencana studi epidemiologi gizi


1. Rancangan observasi
a. Deskriptif :
1. Studi ekologi
2. Studi cross sectional

b. Analitik
1. Studi cross-sectional
2. Studi kohort

2. Rancangan eksperimen atau komuniti trial


a. Field trial
b. Clinical trial

Rancangan Studi Epidemiologi Gizi:


 Studi Ekologi, contohnya: Survei rumah tangga (asupan makanan) dikaitkan dengan
data-data kesehatan oleh BPS
 Studi Cross-sectional atau studi prevalensi: Untuk mengetahui hubungan antara
faktor2 penyebab dan kelainan gizi pada suatu waktu dengan cara cepat dan murah
(hubungan kausal)
 Studi case-control: Untuk membandingkan orang yang mengalami kelainan gizi
(kasus) dengan orang yang bebas kelainan gizi (kontrol) berdasarkan faktor penyebab
yang telah lalu

 Studi kohort: Dengan menentukan faktor penyebab terlebih dahulu kemudian


mengikuti individu tersebut untuk waktu tertentu dan diukut akibat dari faktor
penyebab tersebut pada interval waktu tertentu

Studi eksperimen:
Faktor penyebab ditentukan dan dilihat efeknya
Permasalahan pada Epidemiologi Gizi:
1. Gizi atau status gizi sukar untuk ditentukan secara langsung sehingga selama ini
digunakan beberapa indikator status gizi.
2. Indikator status gizi tersebut sering digunakan untuk bermacam tujuan.
3. Masalah gizi merupakan akibat dari banyak faktor sehingga program gizi dan
penelitian gizi berkaitan dengan disiplin ilmu lainnya.
4. Permasalahan pada Epidemiologi Gizi:

Penggunaan Indikator Status Gizi:


1. Untuk melakukan penapisan individual dalam program pencegahan malnutrisi
(indikator untuk memprediksi malnutrisi)
2. Untuk mendiagnosis malnutrisi (indikator untuk memprediksi risiko maupun manfaat
dari intervensi gizi)
3. Untuk membandingkan hasil atau memposisikan suatu populasi terhadap nilai
normal/rujukan tertentu
4. Untuk mengevaluasi terapi/intervensi gizi (indikator yang bereaksi terhadap terapi
gizi) Pemilihan indikator yang terbaik bergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
DESAIN PENELITIAN

Design research atau rancangan penelitian adalah suatu rencana tentang cara
mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan
penelitian.

MACAM – MACAM DESIGN RESEARCH

Berdasarkan rancangan penelitian di bedakan menjadi 4 yaitu :

 Eksploratif : digunakan untuk menelusuri kemungkinan adanya hubungan sebab


akibat antara dua variabel yang belum pernah diketahui.
 Deskriptif : digunakan untuk menggambarkan besarnya masalah (variabel Orang,
Tempat, Waktu).
 Analitik : digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel
secara observasional.
 Eksperimental : digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua
variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi peneliti.

BEDA RANCANGAN PENELITIAN OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL

 Penelitian observasional adalah penelitian dimana peneliti hanya melakukan


observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti.
 Penelitian ekperimental adalah penelitian dimana peneliti melakukan intervensi pada
variabel sebab yang akan diteliti.

JENIS PENELITIAN

 Penelitian Analitik Cross Sectional adalah penelitian observaional dimana cara


pengambilan data variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan sekali waktu pada
saat yang bersamaan. Populasinya adalah semua responden baik yang mempunyai
kriteria variabel bebas dan variabel tergantung maupun tidak.
 Penelitian Analitik dengan pendekatan Cohort adalah penelitian dimana pengambilan
data variabel bebas (sebab) dilakukan terlebih dahulu, setelah beberapa waktu
kemudian baru dilakukan pengambilan data variabel tergantung (akibat) populasi
pada penelitian ini adalah semua responden yang mempunyai kriteria variabel sebab
(sebagai kelompok studi). Pada penelitian Cohort perlu kontrol, yaitu kelompok yang
tidak mempunyai kriteria variabel sebab.
 Penelitian Analitik dengan pendekatan retrospektif adalah penelitian dimana
pengambilan data variabel akibat (dependent) dilakukan terlebih dahulu, kemudian
baru diukur varibel sebab yang telah terjadi pada waktu yang lalu, misalnya setahun
yang lalu, dengan cara menanyakan pada responden.

DESAIN EKSPERIMENTAL

Desain Eksperimental di bagi 3 yaitu :

 Pra Eksperimental : adalah penelitian eksperimen yang hanya menggunakan


kelompok studi tanpa menggunakan kelompok kontrol, serta pengambilan respondon
tidak dilakukan randomisasi.
 Quasy Experiment : adalah penelitian eksperimental dimana pada penelitian ini sudah
ada kelompok studi dan kelompok kontrol, namun pengambilan responden belum
dilakukan secara randomisasi.
 True Experiment : adalah penelitian experimen dimana kelompok studi dan kelompok
kontrol pengambilan sample-nya dilakukan secara randomisasi, serta pada kelompok
studi dilakukan intervensi variabel sebab sedang pada kelompok kontrol tidak
dilakukan intervensi.

POPULASI DAN SAMPEL

POPULASI : Populasi terbagi menjadi 2 yaitu :

 Populasi Target : Merupakan seluruh populasi yang di teliti (N)


 Populasi Terjankau : Merupakan populasi yang akan di teliti di daerah/tempat yang
sudah di tentukan (n)
SAMPEL : Adalah bagian dari populasi yang jenis dan jumlahnya ( dipilih dengan cara
tertentu sehingga dianggap dapat mewakili populasinya ).

CARA PENGAMBILAN SAMPEL

 Nonprobabilty Sampling
 Probabilty Sampling

TINGKAT SIGNIFIKANSI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN

 TINGKAT SIGNIFIKANSI : Tingkat signifikansi dinyatakan dalam persen dan


dilambngkan dengan α. Misalnya, ditetapkan tingkat signifikansi α = 5% atau α =
10%. Artinya, keputusan peneliti untuk menolak atau mendukung hipotesis nol
memiliki probabilitas kesalahan sebesar 5% atau 10%.
 TINGKAT KEPERCAYAAN : Tingkat kepercayaan nilainya berkisar antara 0
sampai 100% dan dilambangkan oleh 1 – α. Secara konvensional, para peneliti dalam
ilmu-ilmu sosial sering menetapkan tingkat kepercayaan berkisar antara 95% – 99%.

REGRESI DAN KORELASI

 REGRESI : Regresi mempelajari bentuk hubungan antar variabel melalui suatu


persamaan. Persamaan yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel adalah
Regresi Linear Sederhana (RLS), Regresi Linear Berganda (RLB), dan Regresi non
Linear.
 KORELASI : Korelasi mempelajari hubungan antar variabel, tetapi digunakan untuk
melihat seberapa erat hubungan antar dua variabel kuantitatif dilihat dari besarnya
angka dan bukan dari tandanya.
UKURAN ASOSIASI

Berfungsi untuk :

 Merefleksikan kekuatan atau besar asosiasi antara suatu eksposur/faktor risiko dan
kejadian suatu penyakit/masalah kesehatan.
 Memasukkan suatu perbandingan frekuensi penyakit antara dua atau lebih kelompok
dengan berbagai derajat eksposur.

UKURAN-UKURAN ASOSIASI

 Ukuran Rasio (perbandingan relatif)


- Rasio dua frekuensi penyakit : membandingkan kelompok terpajan dengan
kelompok tidak terpajan
 Ukuran Perbedaan Efek (perbandingan absolut)
- Perbedaan antara ukuran frekuensi penyakit suatu kelompok terpajan dan
kelompok yang tidak terpajan

RELATIVE RISK (RR)

Mengukur seberapa besar kemungkinan kelompok yang terpapar akan menjadi sakit,
dibandingkan dengan kelompok yang tidak terpapar. Digunakan pada studi kohort dan
eksperimental

ODDS RATIO (OR)

Rasio dua odds yang digunakan dalam studi kasus-kontrol untuk mengestimasi rasio rate
atau rasio risiko. Digunakan pada studi Kasus-Kontrol atau Kross Seksional

ATTRIBUTABLE RISK (AR)

Disebut Attributable Risk (AR), beda resiko yang menunjukkan pengaruh absolut
paparan terhadap terjadinya penyakit. Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau
effectiveness suatu pengobatan dan strategi intervensi pada populasi tertentu. AR digunakan
utk menjumlahkan resiko penyakit pada kelompok terpapar yang dapat berkontribusi
terhadap paparan dengan memindahkan resiko penyakit yang bisa terjadi disebabkan oleh
penyebab lain.

KAUSALITAS

KONSEP TIMBULNYA PENYAKIT

 Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi
tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak normal.
 Faktor yg mempengaruhi timbulnya penyakit adalah interaksi antara agent, host, dan
environment (Gordon dan Le Ricth, 1950).

PERJALANAN PENYAKIT (Merrill, 2011 & Dicker, 2002)

 Fase Rentan
 Fase Presimptomatik
 Fase Klinik
 Fase Terminal

KONSEP KAUSALITAS

Model kausalitas oleh Robert Koch (Friis, 2010):

1. Agen harus selalu dapat diisolasi pd setiap kasus melalui biakan murni (necessary
cause).
2. Agen seharusnya tidak ditemukan pd kasus2 penyakit yg lain (specific effect).
3. Agen yg telah diisolasi dari seorang penderita harus mampu menimbulkan penyakit
yg sama pada binatang percobaan (sufficient cause).
KRITERIA KAUSALITAS OLEH HILL (Friis, 2010)

- Temporalias : sebab>akibat
- Kekuatan Asosiasi : >Hub.kuat >> risiko relatif
- Hub. dosis respon>konsep>>Variabel regresi korelasi
- Plausibilitas>logis/masuk akal
- Konsistensi>Tetap (dalam penelitian/antar penelitian)
- Spesifisitas>khusus hanya pd kelompok - kelompok
- Koherensi>Ellwood>tdk bertentangan
- Bukti2 Eksperimen>lbh kuat membuktikan
- Analogi>persamaan berpikir>jarang dipakai

TIPE KAUSALITAS

 Necessary cause : Pajanan yg HARUS ada agar penyakit dapat terjadi. (Oleckno,
2008 & Merrill, 2011)
 Sufficient cause : pajanan yang cukup untuk menghasilkan penyakit tetapi bukan
penyebab tunggal. (Oleckno, 2008 & Merrill, 2011)
 Necessary and sufficient (Oleckno, 2008)
 Necessary but not sufficient (Oleckno, 2008)
 Not necessary but sufficient (Oleckno, 2008)
 Not necessary and not sufficient (Contributory Cause). (Oleckno, 2008)

BIAS DAN CONFOUNDING

BIAS

 Bias adalah kesalahan sistematik yang mengakibatkan distorsi penaksiran parameter


populasi sasaran berdasarkan parameter sampel, parameter yang dimaksud dapat
berupa ukuran frekuensi penyakit atau ukuran asosiasi paparan dan penyakit (Murti,
1997).
 Bias didefinisikan sebagai kesalahan sistematik dalam desain, perlakuan atau analisis
pada studi penelitian yang menghasilkan perkiraan keliru dari efek paparan terhadap
risiko penyakit (Gordis, 2009).

Hennekens dan Buring (1987) membagi bias dalam 2 kategori besar, yaitu :

 Bias Seleksi : Kesalahan sistematik dalam memilih subyek, dimana pemilihan subyek
menurut status penyakit dipengaruhi oleh status paparannya (case-control) atau
pemilihan subyek menurut status penyakitnya (studi kohort retrospektif).
 Bias Informasi : Bias dalam cara mengamati, melaporkan, mengukur, mencatat,
mengklasifikasi dan menginterpretasi status paparan dan atau penyakit, sehingga
mengakibatkan distorsi penaksiran pengaruh paparan terhadap penyakit. meliputi :
Bias Pengukuran (Measurement Bias), Bias Pengamatan (Observation Bias), Bias
Misklasifikasi (Misclassification Bias).

CONFOUNDING : perancu hubungan paparan dan penyakit.

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

VALIDITAS

Kemampuan dari tes penyaringan untuk memisahkan mereka yg benar-benar sakit


terhadap mereka yang benar-benar sehat atau dengan kata lain besarnya kemungkinan untuk
menempatkan setiap individu pada keadaan yang sebenarnya.

Validitas terdiri dari 2 komponen :

1. Sensitivitas
Kemampuan tes untuk mengidentifikasi orang-orang yang benar sakit.
2. Spesifisitas

Kemampuan tes untuk mengidentifikasi orang-orang yang sehat (tidak sakit).

Untuk kepentingan validitas diperlukan bbrp perhitungan :


1. True Positive
Mereka yang oleh tes skrining dan diagnosis klinik dinyatakan sakit.
2. False Positive
Mereka yang oleh tes skrining dinyatakan sakit tetapi pada diagnosis klinik
dinyatakan sehat.
3. True Negative
Mereka yang pada tes skrining dinyatakan sehat dan pada diagnosis juga dinyatakan
sehat.

4. False Negative
Mereka yang pada tes skrining dinyatakan sehat tetapi oleh diagnosis klinik
dinyatakan sakit.

RELIABILITAS
Kemampuan suatu tes memberikan hasil yg sama/ konsisten bila tes diterapkan lebih dari
satu kali sasaran (objek) sama dan pada kondisi yg sama pula.

Ada 2 faktor yang perlu mendapat perhatian :


1. Variasi dari cara skrining :
- Stabilitas alat tes atau regensi yg digunakan.
- Fluktuasi keadaan dari nilai yg akan diukur (mis : tekanan darah).
2. Kesalahan pengamatan atau perbedaan pengamatan:
- Nilai yang berbeda karena pengamat yg berbeda.
- Nilai yang berbeda oleh pengamat yg sama.

Untuk meningkatkan nilai reliabilitas, dapat dilakukan beberapa usaha tertentu :

a. Pembakuan/ standardisasi cara skrining.


b. Peningkatan dan pemantapan keterampilan pengamatan melalui training.
c. Pengamatan yg cermat pd setiap nilai hasil pengamatan.
d. Menggunakan dua atau lebih pengamatan untuk setiap pengamatan.
e. Memperbesar klasifikasi kategori yg ada terutama bila kondisi penyakit juga
bervariasi/ bertingkat.
SURVEILANS GIZI

SURVEILANS GIZI

Surveilans adalah sistem pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara
terus menerus untuk penyebaran informasi bagi yang memerlukan dalam pengambilan
keputusan atau tindakan.

Kegunaan Surveilans

- Mendeteksi dan memprediksi epidemi (wabah) penyakit/masalah kesehatan.


- Memantau tren penyakit/masalah kesehatan.
- Mengevaluasi intervensi/tindakan.
- Memantau kemajuan menuju tujuan pengendalian.
- Memantau kinerja program.
- Memperkirakan dampak penyakit/masalah kesehatan di masa depan.

Tujuan Surveilans Gizi

- Menentukan status gizi penduduk dan penduduk yang berisiko : tanda, luas & pasang
surutnya kejadian.
- Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk analisa sebab dan faktor terkait.
- Menyediakan informasi bagi pemerintah/pengambil kebijakan untuk menentukan.
prioritas
- Memprediksi perkembangan masalah gizi berdasarkan trend yang ada.
- Melakukan pemantauan program pangan dan gizi serta menilai efektifitasnya.

KEGIATAN SURVEILANS GIZI

1. PENILAIAN PENDAHULUAN
2. PENGUMPULAN DATA
3. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
4. PENYAJIAN DATA
5. PENYEBAR LUASAN HASIL

Langkah-Langkah Surveilans Gizi

a. Tentukan besarnya masalah.


b. Deskripsikan dengan jelas sistem surveilans yang akan dikembangakan.
c. Buat perencanaan sumber daya.
d. Buat perencanaan untuk tindakan dan monitoring - evaluasi.

KEBIJAKAN PROGRAM GIZI

Peran Ahli Gizi

- Ahli gizi adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
akademik dalam bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung
jawab dan wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan fungsional dalam
bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetik baik di masyarakat, individu atau
rumah sakit (Kepmenkes RI Nomor 374/MENKES/SK/III/2007).
- Secara umum ahli gizi memiliki 3 peran penting bagi kesehatan, yaitu sebagai
Dietisien, Konselor gizi dan Penyuluh gizi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai