NIM : 15S10008
EPIDEMIOLOGI GIZI
Defenisi Epidemiologi Gizi : Epidemiologi gizi adalah bagian dari ilmu epidemiologi yang
mempelajari frekuensi, distribusi , determinan masalah gizi dan penyakit yang berhubungan
dengan gizi, serta penerapanya dalam kebijakan dan program pangan dan gizi.
Tujuan dari Epidemiologi Gizi : Tujuan utama dari penelitian epidemiologi gizi untuk
menyediakan fakta ilmiah untuk mendukung pemahaman dan peran gizi dalam timbulnya
penyakit dan pencegahan terjadinya penyakit.
b. Analitik
1. Studi cross-sectional
2. Studi kohort
Studi eksperimen:
Faktor penyebab ditentukan dan dilihat efeknya
Permasalahan pada Epidemiologi Gizi:
1. Gizi atau status gizi sukar untuk ditentukan secara langsung sehingga selama ini
digunakan beberapa indikator status gizi.
2. Indikator status gizi tersebut sering digunakan untuk bermacam tujuan.
3. Masalah gizi merupakan akibat dari banyak faktor sehingga program gizi dan
penelitian gizi berkaitan dengan disiplin ilmu lainnya.
4. Permasalahan pada Epidemiologi Gizi:
Design research atau rancangan penelitian adalah suatu rencana tentang cara
mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan
penelitian.
JENIS PENELITIAN
DESAIN EKSPERIMENTAL
Nonprobabilty Sampling
Probabilty Sampling
Berfungsi untuk :
Merefleksikan kekuatan atau besar asosiasi antara suatu eksposur/faktor risiko dan
kejadian suatu penyakit/masalah kesehatan.
Memasukkan suatu perbandingan frekuensi penyakit antara dua atau lebih kelompok
dengan berbagai derajat eksposur.
UKURAN-UKURAN ASOSIASI
Mengukur seberapa besar kemungkinan kelompok yang terpapar akan menjadi sakit,
dibandingkan dengan kelompok yang tidak terpapar. Digunakan pada studi kohort dan
eksperimental
Rasio dua odds yang digunakan dalam studi kasus-kontrol untuk mengestimasi rasio rate
atau rasio risiko. Digunakan pada studi Kasus-Kontrol atau Kross Seksional
Disebut Attributable Risk (AR), beda resiko yang menunjukkan pengaruh absolut
paparan terhadap terjadinya penyakit. Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau
effectiveness suatu pengobatan dan strategi intervensi pada populasi tertentu. AR digunakan
utk menjumlahkan resiko penyakit pada kelompok terpapar yang dapat berkontribusi
terhadap paparan dengan memindahkan resiko penyakit yang bisa terjadi disebabkan oleh
penyebab lain.
KAUSALITAS
Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi
tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak normal.
Faktor yg mempengaruhi timbulnya penyakit adalah interaksi antara agent, host, dan
environment (Gordon dan Le Ricth, 1950).
Fase Rentan
Fase Presimptomatik
Fase Klinik
Fase Terminal
KONSEP KAUSALITAS
1. Agen harus selalu dapat diisolasi pd setiap kasus melalui biakan murni (necessary
cause).
2. Agen seharusnya tidak ditemukan pd kasus2 penyakit yg lain (specific effect).
3. Agen yg telah diisolasi dari seorang penderita harus mampu menimbulkan penyakit
yg sama pada binatang percobaan (sufficient cause).
KRITERIA KAUSALITAS OLEH HILL (Friis, 2010)
- Temporalias : sebab>akibat
- Kekuatan Asosiasi : >Hub.kuat >> risiko relatif
- Hub. dosis respon>konsep>>Variabel regresi korelasi
- Plausibilitas>logis/masuk akal
- Konsistensi>Tetap (dalam penelitian/antar penelitian)
- Spesifisitas>khusus hanya pd kelompok - kelompok
- Koherensi>Ellwood>tdk bertentangan
- Bukti2 Eksperimen>lbh kuat membuktikan
- Analogi>persamaan berpikir>jarang dipakai
TIPE KAUSALITAS
Necessary cause : Pajanan yg HARUS ada agar penyakit dapat terjadi. (Oleckno,
2008 & Merrill, 2011)
Sufficient cause : pajanan yang cukup untuk menghasilkan penyakit tetapi bukan
penyebab tunggal. (Oleckno, 2008 & Merrill, 2011)
Necessary and sufficient (Oleckno, 2008)
Necessary but not sufficient (Oleckno, 2008)
Not necessary but sufficient (Oleckno, 2008)
Not necessary and not sufficient (Contributory Cause). (Oleckno, 2008)
BIAS
Hennekens dan Buring (1987) membagi bias dalam 2 kategori besar, yaitu :
Bias Seleksi : Kesalahan sistematik dalam memilih subyek, dimana pemilihan subyek
menurut status penyakit dipengaruhi oleh status paparannya (case-control) atau
pemilihan subyek menurut status penyakitnya (studi kohort retrospektif).
Bias Informasi : Bias dalam cara mengamati, melaporkan, mengukur, mencatat,
mengklasifikasi dan menginterpretasi status paparan dan atau penyakit, sehingga
mengakibatkan distorsi penaksiran pengaruh paparan terhadap penyakit. meliputi :
Bias Pengukuran (Measurement Bias), Bias Pengamatan (Observation Bias), Bias
Misklasifikasi (Misclassification Bias).
VALIDITAS
1. Sensitivitas
Kemampuan tes untuk mengidentifikasi orang-orang yang benar sakit.
2. Spesifisitas
4. False Negative
Mereka yang pada tes skrining dinyatakan sehat tetapi oleh diagnosis klinik
dinyatakan sakit.
RELIABILITAS
Kemampuan suatu tes memberikan hasil yg sama/ konsisten bila tes diterapkan lebih dari
satu kali sasaran (objek) sama dan pada kondisi yg sama pula.
SURVEILANS GIZI
Surveilans adalah sistem pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara
terus menerus untuk penyebaran informasi bagi yang memerlukan dalam pengambilan
keputusan atau tindakan.
Kegunaan Surveilans
- Menentukan status gizi penduduk dan penduduk yang berisiko : tanda, luas & pasang
surutnya kejadian.
- Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk analisa sebab dan faktor terkait.
- Menyediakan informasi bagi pemerintah/pengambil kebijakan untuk menentukan.
prioritas
- Memprediksi perkembangan masalah gizi berdasarkan trend yang ada.
- Melakukan pemantauan program pangan dan gizi serta menilai efektifitasnya.
1. PENILAIAN PENDAHULUAN
2. PENGUMPULAN DATA
3. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
4. PENYAJIAN DATA
5. PENYEBAR LUASAN HASIL
- Ahli gizi adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
akademik dalam bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung
jawab dan wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan fungsional dalam
bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetik baik di masyarakat, individu atau
rumah sakit (Kepmenkes RI Nomor 374/MENKES/SK/III/2007).
- Secara umum ahli gizi memiliki 3 peran penting bagi kesehatan, yaitu sebagai
Dietisien, Konselor gizi dan Penyuluh gizi.
TERIMA KASIH