Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ASUPAN GIZI IBU HAMIL

TRIMESTER III DENGAN PANJANG BAYI LAHIR


DI PUSKESMAS BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


Pada Program Studi Gizi FIK UMS

Disusun Oleh:

HANISSA SYAFA’AH
J 310 141 008

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ASUPAN GIZI IBU HAMIL


TRIMESTER III DENGAN PANJANG BAYI LAHIR
DI PUSKESMAS BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

HANISSA SYAFA’AH
J 310 141 008

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing I

(Muwakhidah, SKM.,M.Kes)
NIK/NIDN : 865/06-2701-7302

Dosen Pembimbing II

(Dwi Sarbini, S.ST., M.Kes)


NIK/NIDN : 747/06-1406-7204

i
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ASUPAN GIZI IBU HAMIL


TRIMESTER III DENGAN PANJANG BAYI LAHIR
DI PUSKESMAS BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

OLEH:

HANISSA SYAFA’AH
J 310 141 008

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan Gizi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Rabu, 25 Mei 2016

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Muwakhidah, SKM., M.Kes ( )


(Ketua Dewan Penguji)
2. dr. Listiana D.S., M.Si ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Luluk Ria R., S.Gz., M.Gizi ( )
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Suwaji, M.Kes


NIP/NIDN : 19531123 198303 1002/00-2311-5301

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya

pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 4 Juni 2016

Penulis

HANISSA SYAFA’AH
J 310 141 008

iii
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ASUPAN GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III
DENGAN PANJANG BAYI LAHIR
DI PUSKESMAS BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

ABSTRAK

Pendahuluan : Panjang bayi lahir merupakan salah satu indikator yang


digunakan dalam menilai keberhasilan pemenuhan kebutuhan janin dalam
kandungan. Status gizi dan asupan gizi ibu hamil memilki peranan penting
terhadap tumbuh kembang janin dalam kandungan yang akan terlihat pada ukuran
bayi saat dilahirkan.
Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status gizi dan
asupan gizi ibu hamil trimester III dengan panjang bayi lahir di Puskesmas
Bendosari Kabupaten Sukoharjo.
Metode Penelitian : Rancangan penelitian cross sectional study. Populasi
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas
Bendosari. Sampel penelitian adalah ibu hamil trimester III sejumlah 36 orang
yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dan diperoleh dengan cara consecutive
sampling. Data status gizi diperoleh dari pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
dan kadar Hb menggunakan hemocue. Data asupan gizi (energi, protein dan Fe)
diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner FFQ (Food Frequency
Questioner) Semi-kuantitatif. Data panjang bayi lahir diperoleh dari catatan
kelahiran bayi. Data dianalisis dengan korelasi Pearson Product Moment dan
regresi linier tunggal.
Hasil : Rerata lingkar lengan atas ibu hamil (26,73±2,39) cm dan kadar Hb ibu
hamil (10,70±1,13) g/dl. Rerata asupan energi (2103,05±264,33) Kkal, protein
(72,95±16,45) gr, dan Fe (28,69±7,11) mg. Rerata panjang bayi lahir adalah
47,88±2,17 cm. Tidak ada hubungan lingkar lengan atas dan kadar Hb ibu hamil
dengan panjang bayi lahir. Ada hubungan asupan energi (p=0,000, r=0,450),
asupan protein (p=0,001, r=0,302), dan asupan Fe (p=0,000, r=0,567) dengan
panjang bayi lahir. Asupan Fe merupakan variabel yang paling berpengaruh
terhadap panjang bayi lahir di Puskesmas Bendosari yaitu sebesar 56,7%.
Kesimpulan : Asupan energi, asupan protein dan asupan Fe ibu hamil
berhubungan dengan panjang bayi lahir.

Kata Kunci : Nilai LILA, Kadar Hb, Asupan Energi, Asupan Protein, Asupan Fe,
Panjang Bayi Lahir

1
ABSTRACT

Introduction : Infant birth length is one of the indicators to evaluate the


acquirement fetal needs during pregnancy. Nutritional status and maternal intake
of pregnant women have an impact on the fetal growth during the pregnancy. This
may affect on infant birth size especially on birth length.
Objective : The aim of the study was to determine the association between
nutritional status and maternal intake of third trimester pregnancy with infant birth
length at Puskesmas Bendosari, Sukoharjo.
Research Methods : This study was an observational analitic research with cross
sectional design. The population was all of the pregnant women in the third
trimester at Puskesmas Bendosari. Subjets were 36 third trimester pregnant
women that comply the inclusive and eksclusive criterias and were selected by
consecutive sampling method. MUAC (Mid Upper Arm Circumference) was
measured with MUAC tape and hemoglobin level was measured by hemocue.
Maternal intakes were measured with Semi-Quantitative Food Frequency
Quesioner (SQ-FFQ). Infant birth length was obtained by checking the birth
record. Data analysis was done by correlation test (Pearson Product Moment test)
and single linier regression method.
Results : The average of MUAC was 26,73±2,39 cm and hemoglobin level was
10,70±1,13 g/dl. The average of maternal intake of energy, protein, and iron were
2103,05±264,33 Kkal, 72,95±16,45 gr, and 28,69±7,11 mg; respectively, the
average of infant birth length was 47,88±2,17 cm. Factors associated to infant
birth length were energy intake (p=0,000, r=0,450), protein intake (p=0,001,
r=0,302), and iron intake (p=0,000, r=0,567). The linier regresion showed that
iron intake of pregnant women was the determinant factor of infant birth length
(56,7%).
Conclusion: Maternal intake of energy, protein and iron were associated to infant
birth length.

Keywords: MUAC, hemoglobin level, energy intake, protein intake, iron intake,
and infant birth length.

2
1. PENDAHULUAN
Peranan gizi dalam penentuan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang
sangatlah penting. Dalam program pemerintah mengenai 1000 hari pertama kehidupan, status
gizi dan kesehatan ibu dan anak menjadi fokus utamanya. Seribu hari pertama kehidupan
disebut juga sebagai periode emas yang dimulai sejak masa kehamilan (270 hari) sampai
anak berusia 2 tahun (Direktorat Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2012). Pada masa
kehamilan, kebutuhan gizi ibu hamil mengalami peningkatan untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam kandungannya. Status gizi ibu hamil yang baik akan
berdampak positif terhadap status kesehatan, penurunan resiko kematian saat kehamilan dan
kondisi janin dalam kandungan. Janin yang mengalami malnutrisi sejak dalam kandungan
akan lebih beresiko mengalami perlambatan atau retardasi pertumbuhan (Achadi, 2010).
Panjang lahir pendek merupakan suatu keadaan tubuh yang pendek ditentukan
berdasarkan indeks panjang badan menurut umur (PB/U). Bayi yang dikatakan memiliki
panjang lahir pendek adalah jika panjangnya kurang dari 48 cm (Kemenkes, 2010). Faktor
yang mempengaruhi panjang lahir bayi antara lain usia kehamilan, pertambahan berat badan
ibu hamil, tingkat pendidikan, tinggi badan orang tua, paritas, status sosial ekonomi,
pekerjaan, dan lingkungan tempat tinggal. Selain itu, faktor dari janin sendiri seperti berat
badan lahir dan jenis kelamin (Dwiverdi dan Verma, 2012).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi
panjang lahir pendek di Indonesia sebesar 20,2%. Sementara itu, prevalensi balita yang
mengalami stunting (pendek) di Indonesia sebesar 37,2%. Angka tersebut lebih tinggi jika
dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu 35,7%. Sedangkan prevalensi stunting
pada balita di Jawa Tengah sebesar 33,9% pada tahun 2010 dan menunjukkan peningkatan
peningkatan pada tahun 2013 dengan prevalensi sebesar 36%.
Berdasarkan uraian tersebut, menjadikan alasan penulis untuk melakukan penelitian
tentang hubungan status gizi dan asupan gizi ibu hamil trimester III dengan panjang bayi lahir
di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Adapun faktor status gizi ibu hamil dilihat
melalui nilai LILA dan kadar Hb, sedangkan asupan gizi ibu hamil yang diteliti meliputi
asupan energi, protein dan besi (Fe).

2. METODE
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bendosari. Penelitian ini merupakan
penelitian observasional dengan rancangan penelitian Cross Sectional Study dengan
pendekatan Prospective. Data diambil bulan Desember 2015 – Februari 2016.
Populasi dari penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas
Bendosari sejumlah 57 orang. Jumlah subyek dalam penelitian ini dihitung menggunakan
rumus besar sampel sehingga didapatkan jumlah subyek minimal sejumlah 35 orang.
Pengambilan sampel secara consecutive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Subyek
penelitian adalah ibu hamil trimester III yang akan melahirkan pada bulan Januari- Februari
2016 sampai memenuhi jumlah subyek minimal. Kriteria inklusi pada sampel penelitian ini
antara lain : kehamilan tidak kembar, memasuki trimester III yang akan melahirkan di
Puskesmas maupun tenaga kesehatan di Bendosari, memiliki catatan kehamilan/buku KIA,
tidak menderita penyakit kronik, tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bendosari, bersedia

3
menjadi sampel dengan mengisi informes consent dan kehamilan normal dibantu oleh tenaga
kesehatan. Kriteria ekslusi antara lain : mengundurkan diri dari penelitian, pindah tempat
tinggal, dirawat di rumah sakit karena sakit, ibu hamil meninggal dunia, bayi lahir prematur,
mengalami keguguran, dan proses persalinan tidak dibantu tenaga kesehatan.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah panjang bayi lahir. Panjang bayi lahir diukur
menggunakan alat infantometer dan dikelahiran dibantu oleh tenaga kesehatan yang diambil
dari catatan kelahiran bayi. Variabel bebas meliputi status gizi (nilai LILA/ Lingkar Lengan
Atas dan kadar Hb) dan asupan gizi (asupan energi, protein dan zat besi atau Fe).
Data antropometri meliputi : data lingkar lengan atas (LILA) ibu yang diukur
menggunakan pita LILA dengan ketelitian 0,1 cm tepat pada titik tengah lengan, dan tinggi
badan (TB) ibu diukur menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Data tinggi badan
ibu hamil digunakan dalam perhitungan kebutuhan individu ibu hamil berdasarkan AKG
2013. Kadar hemoglobin (Hb) ibu diukur menggunakan Hemocue oleh petugas laboratorium
dan dinyatakan dalam satuan g/dL.
Data asupan energi, protein, dan Fe diperoleh menggunakan form Semi-Quantitative
Food Frequency Questioner (SQ-FFQ). Kebutuhan energi dan protein dihitung berdasarkan
kebutuhan individu ibu hamil trimester III yang berdasarkan pada AKG 2013 dengan
pembanding yaitu tinggi badan ibu hamil. Data asupan Fe dibandingkan dengan rata-rata
kebutuhan Fe ibu hamil per hari yaitu > 39 mg.
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Analisis
bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel nilai LILA,
kadar Hb, asupan energi, asupan protein dan asupan Fe dengan panjang bayi lahir. Uji
kenormalan data yang digunakan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Jika p value < 0,05 maka
datanya berdistribusi tidak normal dan jika p value ≥ 0,05 maka datanya berdistribusi normal.
Data yang berdistribusi normal adalah nilai LILA, kadar Hb, asupan energi, asupan protein,
asupan Fe, dan panjang bayi lahir. Uji korelasi menggunakan Pearson Product Noment,
kemudian dilanjutkan dengan uji regresi linier tunggal.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Berdasarkan Umur
Subyek penelitian ini adalah ibu hamil trimeseter III yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi di wilayah kerja Puskesmas Bendosari. Jumlah subyek penelitian ini sebesar 36
subyek.

Gambar 1. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Umur


Sebagian besar usia subyek penelitian termasuk dalam kategori aman dalam kehamilan
yaitu berusia 20 – 35 tahun sebesar 83%

4
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Semakin rendah tingkat pendidikan ibu hamil, semakin besar resiko ibu melahirkan bayi kecil
(Zhong-Cheng, Wilkins dan Kramer , 2006). Tingkat pendidikan subyek sebagian besar
adalah tamat SLTA sebesar 61,1%.

Gambar 2. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Berdasarkan Pekerjaan
Jenis pekerjaan ibu hamil juga dapat dikaitkan dengan aktivitas fisik ibu selama kehamilan.
Jika ibu hamil memiliki aktivitas fisik yang tinggi dan tidak diimbangi dengan asupan gizi
yang baik selama kehamilan maka dapat mempengaruhi pertambahan berat badan ibu hamil
yang kemungkinan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan
(Kliranayungie, 2012). Sebagian besar subyek peneltian adalah ibu rumah tangga sebesar
52,8%..

Gambar 3. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Pekerjaan


Berdasarkan Paritas
Paritas merupakan istilah untuk menyatakan jumlah kehamilan yang pernah dialami ibu.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar subyek termasuk dalam kategori
kehamilan pertama sebesar 55,6%. Bayi yang dilahirkan oleh ibu primiparas memiliki
kemungkinan lahir dengan berat lahir 184 gram lebih ringan dibandingkan bayi yang lahir
dari ibu multiparas. Selain itu, bayi dari ibu primiparas juga kemungkinan lahir dengan
panjang lahir 0,6 cm lebih pendek dibandingkan bayi dari ibu multiparas (Klinarayungie,
2012).

Gambar 4. Distribusi Subyek Berdasarkan Berdasarkan Paritas


Berdasarkan Jenis Kelamin Bayi

5
Distribusi jenis kelamin bayi subyek dalam penelitian ini adalah sama yaitu sebesar 50% baik
laki-laki dan perempuan.

Gambar 5. Distribusi Subyek Penelitan Berdasarkan Jenis Kelamin Bayi


3.2 Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan Variabel Penelitian
Karakteristik sampel berdasakan variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Distribusi Subyek Berdasarkan Variabel Penelitian
Variabel Minimal Maksimal Rata-rata Std.Deviasi
LILA 21 30 26,73 2,39
Kadar Hb 8,3 13,2 10,70 1,13
Asupan Energi 1576,7 2532,2 2103,05 264,33
Asupan Protein 46,5 102,5 72,95 16,45
Asupan Fe 13,2 39,6 28,69 7,11
PB Bayi 44,0 54,0 47,88 2,17
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata nilai LILA subyek adalah 26,73±2,39 cm dan
termasuk kategori normal (>23,5 cm). Kadar Hb rata-rata subyek adalah 10,7±1,13 g/dl, yaitu
termasuk dalam kategori anemia (< 11 g/dl). Asupan energi subyek rata-rata adalah
2103,05±264,33 kkal. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (2013) diketahui bahwa rata-rata
ibu hamil membutuhkan 2200 – 2600 kkal per hari. Rata-rata asupan protein subyek sebesar
72,95±16,45 gram per hari. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (2013), ibu hamil
membutuhkan penambahan asupan protein sebesar 20 gram per hari. Asupan protein yang
diperlukan dalam sehari sebanyak 67 – 70 gram (Arisman, 2010). Nilai rata-rata asupan Fe
subyek adalah 28,69±7,11 mg per hari. Ibu hamil memerlukan asupan zat besi sekitar 40
mg/hari atau dua kali lipat dari kondisi tidak hamil (Khomsan, 2003). Rata-rata panjang bayi
lahir subyek 47,88±2,17 cm sedangkan menurut Kemenkes tahun 2010 bayi yang memiliki
panjang lahir pendek yaitu < 48 cm. Berdasarkan pemaparan tersebut diketahui bahwa rata-
rata asupan Fe subyek belum memenuhi kecukupan yang dianjurkan sedangkan rata-rata
asupan energi dan protein subyek telah memenuhi kecukupan yang dianjurkan.

6
3.3 Pembahasan Hubungan Antar Variabel Penelitian
Tabel 3
Distribusi Panjang Bayi Lahir Berdasarkan Variabel Penelitian
Panjang Bayi Lahir Jumlah
Uji
Variabel Pendek Normal
Statistik
n % n % n %
Nilai LILA
p=
1. KEK 3 100 0 0 3 100
0,060*
2. Tidak KEK 11 33,3 22 66,7 33 100
Kadar Hb
1. Anemia 9 47,4 10 52,6 19 100 p=
2. Tidak 5 29,4 12 70,6 17 100 0,775*
Anemia
Asupan p=
Energi 11 78,6 3 21,4 14 100 0,000*
1. Kurang 3 13,6 19 86,4 22 100 r=
2. Baik 0,450**
Asupan p=
Protein 7 100 0 0 7 100 0,001*
1. Kurang 7 24,1 22 75,9 29 100 r=
2. Baik 0,302**
Asupan Fe p=
1. Kurang 14 41,2 20 58,8 34 100 0,000*
2. Baik 0 0 2 100 2 100 r=
0,567**
Keterangan : * = Uji korelasi Pearson Product Moment
** = Uji Regresi Linier Tunggal
Hubungan Nilai LILA Ibu Hamil dengan Panjang Bayi Lahir
Hasil uji statistik dengan Pearson Product Moment menunjukkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara KEK pada ibu hamil dengan panjang bayi lahir dengan nilai p=0,060. Hal
ini kemungkinan tidak dapat terlihat dikarenakan variasi, jumlah dan komposisi data yang
diperoleh dalam penelitian ini tidak terlalu banyak yang dapat terlihat pada Tabel 3 dimana
terdapat 100% ibu hamil KEK yang melahirkan bayi dengan panjang lahir pendek sedangkan
tidak ada data yang menunjukkan bayi lahir dengan panjang lahir yang normal. Sehingga
setelah diuji statistik tidak menunjukkan adanya hubungan antara nilai LILA ibu hamil
dengan panjang bayi lahir. Selain itu, kemungkinan juga dikarenakan selama kehamilan
subyek dapat memenuhi kebutuhan gizi ibu dan janin dalam kandungan. Pada masa
kehamilan, ibu hamil KEK yang dapat mencukupi asupan gizi selama kehamilan memiliki
kesempatan mengurangi resiko ketidakoptimalan pertumbuhan dan perkembangan janin
(Achadi, 2010).
Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil dengan Panjang Bayi Lahir
Tidak ada hubungan yang signifikan antara kategori kadar Hb dengan panjang bayi lahir
dengan nilai p= 0,775. Pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa bayi yang lahir dengan panjang
badan pendek yang dilahirkan oleh ibu dengan kadar Hb < 11 gr/dL terdapat 47,4%
sedangkan bayi lahir pendek yang dilahirkan oleh ibu yang kadar Hb 11 gr/dL atau lebih
sebesar 29,4%. Persentase ini menunjukkan adanya selisih sebesar 18%. Perbedaan ini

7
tergolong kecil sehingga tidak terlihat hubungan yang bermakna antara kadar Hb trimester III
ibu hamil dengan panjang bayi lahir sehingga menunjukkan tidak ada hubungan antara kadar
Hb ibu hamil dan panjang lahir bayi.
Hubungan Asupan Energi dengan Panjang Bayi Lahir
Terdapat hubungan yang signifikan anatara asupan energi dengan panjang bayi lahir. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi asupan energi ibu hamil semakin bertambah pula
panjang bayi lahirnya (p=0,000, r=0,450). Kaitan antara asupan energi dan panjang bayi lahir
adalah pemenuhan asupan ibu dan janin dalam kandungan. Jika kebutuhan terpenuhi maka
penyediaan energi untuk aktivitas fisik, pembentukan serta perbaikan jaringan dan pengatur
metabolisme berjalan secara optimal. Janin memenuhi kebutuhannya melalui plasenta.
Plasenta mensintesis asam lemak, kolesterol, dan glikogen yang kemudian digunakan untuk
mememuhi kebutuhan energi janin serta petumbuhan dan perkembangan janin dalam
kandungan (Byrd, 2009).
Hubungan Asupan Protein dengan Panjang Bayi Lahir
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan
protein dengan panjang bayi lahir (p=0,001, r=0,302), dapat diartikan bahwa asupan protein
berhubungan dengan panjang bayi lahir. Semakin tinggi asupan protein ibu hamil semakin
bertambah pula panjang bayi lahirnya. Selama masa kehamilan, plasenta membutuhkan
protein untuk mentransportasikan makanan dari ibu ke janin, pembentuk hormon dan enzim
ibu dan janin.
Kekurangan energi dan protein dapat menyebabkan terbentuknya organ yang lebih kecil
dengan jumlah sel yang cukup dan ukuraan sel yang kecil sehingga plasenta berukuran kecil.
Plasenta yang kecil akan menghambat volume darah ibu yang membawa suplai makanan dan
oksigen. Selain itu cardiac output menjadi tidak adekuat. Terhambatnya suplai darah dari ibu
ke janin yang membawa suplai oksigen dan zat gizi tidak optimal. Hal ini berdampak pada
proses metabolisme janin serta pertumbuhan dan perkembangan janin tidak optimal sehingga
ukuran bayi lebih rendah dari normal (Nelms et.al, 2007).
Hubungan Asupan Fe dengan Panjang Bayi Lahir
Hasil uji statistik dengan Pearson Product Moment antara variabel asupan Fe dengan panjang
bayi lahir diperoleh p=0,000, r=0,567 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara
asupan Fe dengan panjang bayi lahir. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya
yang menyatakan bahwa asupan Fe ibu hamil berpengaruh terhadap ukuran bayi lahir baik
berat dan panjang bayi lahir (Ruchayati, 2012; Rukmana, 2013 dan Lee et.al, 2006).
Setelah dilakukan uji regresi tunggal, diketahui bahwa asupan Fe lebih besar
memberikan pengaruh terhadap panjang bayi lahir yaitu sebesar 56,7%. Menurut Rukmana
(2013), diketahui bahwa tingkat kecukupan protein dan asupan Fe mempunyai pengaruh
terhadap berat badan lahir bayi sebesar 46%. Kekurangan zat besi akan menyebabkan
terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin rendah. Kadar
hemoglobin yang rendah ini akan mengakibatkan suplai oksigen yang digunakan dalam
proses metabolisme tidak optimal (Murray, 2009). Kadar hemoglobin selama kehamilan
digunakan sebagai salah satu indikator untuk menilai kesehatan ibu dan janin yang
dikandung. Pemeriksaan kadar Hb sebaiknya dilakukan sejak awal kehamilan sehingga dapat

8
dilakukan pencegahan penurunan kadar Hb atau anemia. Dalam penelitian ini diketahui
sebagian besar subyek (52,8%) mengalami anemia yang kemungkinan dipengaruhi oleh
rendahnya konsumsi bahan makanan sumber zat besi (Fe).
3.4 Penerapan Asupan Gizi Menurut Islam
Selama kehamilan seorang ibu hamil membutuhkan nutrisi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri selama proses kehamilan dan untuk janin yang ada dalam
kandungannya. Allah berfirman dalam QS. Al A’raf ayat 31 yang berbunyi “… Makan dan
minumlah, tetapi jangan berlebih. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan”. Intervensi nutrisi yang baik akan menurunkan resiko kematian janin,
keguguran, gangguan tumbuh kembang janin, dan kematian ibu.
3.5 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini belum mencakup data asupan Fe ibu hamil yang berasal dari tablet tambah
darah (TTD) dan data kepatuhan konsumsi TTD. Selain itu, data asupan makan hanya
menggunakan FFQ semikuantitatif, akan lebih baik juga dilakukan menggunakan recall 24
jam sebagai pembanding gambaran asupan makan ibu hamil.
4. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara asupan energi, asupan
protein dan asupan zat besi (Fe) ibu hamil dengan panjang bayi lahir di Puskesmas Bendosari
Kabupaten Sukoharjo. Asupan Fe ibu hamil memberikan pengaruh paling besar terhadap
panjang bayi lahir yaitu sebesar 56,7%.
4.2 SARAN
Sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap cakupan pemberian tablet tambah darah (TTD),
memotivasi ibu hamil untuk rutin mengkonsumsi TTD. Perlukan upaya peningkatan
pengetahuan ibu melalui penyuluhan mengenai konsumsi Fe dan pemilihan bahan makanan
sumber Fe yang tepat selama kehamilan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Achadi. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia (UI). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Anugraheni HS, Kartasurya MI. 2012. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12 –
36 bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Skripsi. Semarang : Program Studi Ilmu
Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Journal of Nutrition College,
volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.
Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Astari LD. 2006. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Stunting Anak Usia 6
– 12 Bulan Di Kabupaten Bogor. Tesis. Bogor : Program Pasca Sarjana Gizi
Masyarakat Dan Sumberdaya Keluarga Institut Pertanian Bogor. Diunduh dari :
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47083/2006lda.pdf?sequence=1
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2013. Laporan
Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2012. Kerangka Kebijakan :
Gerakan Nasional Sadar Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan
(Gerakan 1000 HPK)”. Jakarta : BAPPENAS.
Byrd C, Moe G, Beshgetoor D, Berning J. 2009. Wardlaw’s : Perspectives in Nutrition, Ninth
Ed. New York: Mc Graw Hill.
Davies L, Sharon Mc Donald. Editor. 2011. Pemeriksan Kesehatan Bayi : Pendekatan
Multidimensi. Jakarta : EGC.
Dinas Kesehatan Kota Sukoharjo. Seksi Gizi DKK Sukoharjo. 2014. Hasil Pemantauan
Status Gizi Balita Bulan Agustus 2014. Laporan. Sukoharjo : DKK Sukoharjo.
Dinas Kesehatan Kota Sukoharjo. Seksi Gizi DKK Sukoharjo. 2015. Hasil Penimbangan
Balita Puskesmas Bendosari Bulan Juli 2015. Laporan. Sukoharjo : DKK Sukoharjo.
Dinas Kesehatan Kota Sukoharjo. Seksi Gizi DKK Sukoharjo. 2015. Cakupan Bumil, KEK,
Anemia, dan Tablet Fe Bumil Puskesmas Bendosari Bulan Juli 2015. Laporan.
Sukoharjo : DKK Sukoharjo.
Gaw A., Murphy MJ., Cowan RA., O’Reilly DS., Stewart MJ., Shepherd J. 2012. Biokimia
Klinis : Teks Bergambar Edisi 4. Jakarta : EGC
Gibney, Michael J. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Gibson, Rosalind S. 2005. Principles of Nutritional Assessment. New York : Oxfort
University Press.
Hartriyanti. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia (UI). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

10
Husnah N., Indriasari R., Jafar N. 2014. Hubungan Makanan Sumber Heme dan Non Heme
Terhadap Kadar Hb Remaja Putri SMA 10 Makassar Tahun 2014. Skripsi. Makassar :
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Kemenkes RI. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan
Anak. Jakarta.
Kliranayungie, CB. 2012. Hubungan Status Gizi dan Faktor Lain dengan Berat dan Panjang
Lahir Bayi di Rumah Sakit Sint Carolus Jakarta bulan Juli – September 2011. Skripsi.
Depok : Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Kusharisupeni. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia (UI). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lee HS., Kim MS., Kim MH., Kim YJ., Kim WY. 2006. Iron Status and Its Association with
Pregnancy Outcome in Korean Pregnant Women. European Journal of Clinical
Nutrition , 60 : 1130 – 1135
Muchtadi, D. 2009. Gizi Anti Penuaan Dini. Bandung : ALFABETA
Murray RK., Granner DK., Rodwell VW.. Alih Bahasa : Brahm UP. 2009. Biokimia Harper
Edisi 27. Jakarta : EGC.
Najahah, I. 2014. Faktor Resiko Panjang Lahir Bayi Pendek di Ruang Bersalin RSUD Patut
Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat. Media Bina Ilmiah Vol. 8 No. 1
Nasyiatul I, L. 2013. Hubungan Kelengkapan Imunisasi Dasar Dan Berat Badan Lahir Serta
Pola Pemberian MP-ASI Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-24 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bugangan Semarang Timur. Karya Tulis Ilmiah. Semarang :
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
Naufeld LM, Haas JD, Grajeda R, Martorell R. 2004. Changes in Maternal Weight From The
First to Second Trimester of Pregnancy are Associated With Fetal Growth and Infant
Length at Birth. The American Journal of Clinical Nutrition.
Nelms M, Sucher KP, Lacey K, Roth SL. 2007. Nutrition Theraphy and Pathophysiology. 2nd
edition. USA : Wadsworth.
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Ruchayati F. 2012. Hubungan Kadar Hemoglobin dan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil
Trimester III dengan Panjang Bayi Lahir di Puskesmas Halmahera Kota Semarang.
Skripsi. Semarang : Peminatan Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro. Jurnal Kesehatan Masyarakat, volume 1, Nomor 2, Tahun 2012.
Rukmana CS. 2013. Hubungan Asupan Gizi Dan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Dengan
Berat Badan Lahir Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Suruh. Skripsi. Semarang :
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Sarwono, P. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

11
Shajari H., Marsoosy V., Aslani M., Mohammady MR., dan Heshmaty P. 2006. The Effect of
Maternal Age, Gestational Age and Parity on The Size of Newborn. Acta Medica
Iranica Vol. 44, No.6.
Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Supariasa. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
World Health Organization (WHO). 2011. World Health Statistics 2011 : Indicator
Compendium. Geneva, Switzerland.
Yustiana K. 2013. Perbedaan Panjang Badan Bayi Baru Lahir Antara Ibu Hamil KEK dan
Tidak KEK. Skripsi. Semarang : Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Zhong-Chen Lou, Wilkin, R. dan Michael S. 2006. Effect of Neighborhood Income and
Maternal Education on Birth Outcomes : A Population-based Study. Canadian
Medical Association Journal. 174 (10), 1415 – 1421.

12

Anda mungkin juga menyukai