Anda di halaman 1dari 28

Tinjauan Pustaka

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pompa
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
fluida yang berbentuk cair dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu
media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan
dan berlangsung secara terus menerus. Dengan kata lain, pompa berfungsi
mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga
kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini digunakan untuk mengalirkan cairan dan
melawan hambatan yang ada sepanjang aliran fluida.

2.2 Klasifikasi Pompa

Gambar 2.1 Klasifikasi pompa

Pompa diklasifikasikan menurut prinsip dan cara kerjanya. Dapat dilihat


pada Gambar 2.1 Pompa tersebut secara umum dibagi menjadi dua kelompok
yaitu pompa positive displacement dan dinamic pump. Selanjutnya
diklasifikasikan lagi jenis pompa menjadi pompa reciprocating, rotary,
sentrifugal, aksial, dan spesial effect. Untuk pompa jenis rotary memilki beberapa

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 2


Tinjauan Pustaka

tipe yaitu gear pump, screw pump, dan rotary vane pump. Dan untuk pompa jenis
spesial effect memiliki beberapa tipe yaitu pompa jet eductor, gas lift pump,
hydraulic pump, dan pompa electromagnetic.
2.2.1 Pompa Positive Displacement

Pompa Positive Displacement bekerja dengan memberikan gaya tertentu pada


volume fluida tetap dari sisi inlet menuju sisi outlet pompa. Kelebihan dari
penggunaan pompa jenis ini adalah dapat menghasilkan power density (gaya per
satuan berat) yang lebih berat. Dan juga memberikan perpindahan fluida yang
tetap atau stabil di setiap putarannya.

A. Pompa Reciprocating
Pada pompa jenis reciprocating, sejumlah volume fluida masuk kedalam
silinder melalui valve inlet pada saat langkah masuk dan selanjutnya dipompa
keluar dibawah tekanan positif melalui valve outlet pada langkah maju.
Kelebihan Pompa Reciprocating:
1. Mempunyai tekanan yang tinggi, sehingga bisa dioperasikan pada sistem
dengan head yang tinggi.
Kekurangan Pompa Reciprocating:
1. Aliran tidak kontinu (berpulsa).
2. Aliran tidak steady.
3. Apabila perpindahan dilakukan oleh maju mundurnya jarum piston,
pompa ini hanya digunakan untuk pemompaan cairan kental dan sumur
minyak.
B. Pompa Rotary
Pompa rotary adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan menggunakan
prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap
fluida masuk. Pompa rotary dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa tipe,
yaitu:

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 3


Tinjauan Pustaka

a. Gear Pumps
Sebuah pompa rotary yang simpel dimana fluida ditekan dengan
menggunakan dua roda gigi. Dapat dilihat pada Gambar 2.2, prinsip kerjanya
saat antar roda gigi bertemu terjadi penghisapan fluida kemudian berputar dan
diakhiri saat roda gigi terpisah sehingga fluida terlempar keluar.

Gambar 2.2 Gear Pump

Keuntungan Gear Pumps:


1. Self priming (menghisap sendiri).
2. Kapasitas konstan pada putaran tertentu.
3. Aliran hampir kontinyu.
4. Arah pemompaan dapat dibalik.
5. Ringan, menghemat tempat.
6. Dapat memompa cairan yang mengandung uap dan gas.
Kekurangan Gear Pumps:
1. Cairan harus relatif bersih.
2. Poros harus diberi seal.
3. Clearence antar bagian-bagian yang berputar harus sekecil-kecilnya.
4. Tidak diijinkan fluida benda padat.

b. Screw Pumps
Pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk
menghasilkan aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan dapat dilihat pada
Gambar 2.3. Pompa screw ini digunakan untuk menangani cairan yang
mempunyai viskositas tinggi, heterogen, sensitif terhadap geseran dan cairan yang

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 4


Tinjauan Pustaka

mudah berbusa. Cara kerja screw pumps adalah zat cair masuk pada lubang isap,
kemudian ditekan di ulir yang mempunyai bentuk khusus. Dengan bentuk ulir
tersebut, zat cair masuk ke ruang antara ulir-ulir, ketika ulir berputar, zat cair
terdorong ke arah lubang pengeluaran.

Gambar 2.3 Screw Pump

Keuntungan Screw Pumps:


1. Efisiensi total tinggi.
2. Kemampuan hisap tinggi.
3. Aliran konstan dan lancar.
4. Desain sederhana.
5. Pompa dapat beroperasi tanpa valve.
Kekurangan Screw Pumps:
1. Harga relative lebih mahal.
2. Untuk tekanan tinggi, memerlukan elemen pompa yang panjang.
3. Desain dilengkapi dengan sebuah screw pemaksa dan gurdi (bor).
4. Dilengkapi dengan hopper dengan panjang hingga 3 meter.

c. Vane Rotary Pump


Vane rotary pump seperti pada Gambar 2.4 memiliki prinsip yang serupa
dengan kompresor scroll, yang menggunakan rotor silindrik yang berputar secar
harmonis menghasilkan tekanan fluida tertentu. Prinsip kerjanya baling-baling
menekan lubang rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila motor diputar. Fluida

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 5


Tinjauan Pustaka

yang terjebak diantara dua bolang-baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari
sisi buang pompa.

Gambar 2.4 Vane Rotary Pump

Keutungan Vane Rotary Pumps:


1. Mengkompensasi keausan melalui perpanjangan baling-baling.

Kerugian Vane Rotary Pumps:


1. Tidak cocok untuk fluida dengan viskositas tinggi.
2. Tidak cocok untuk tekanan yang tinggi.

2.2.2 Dynamic Pump


A. Pompa Sentrifugal (pompa rotor-dinamik)
Pompa sentrifugal lihat merupakan peralatan dengan komponen yang
paling sederhana pada pembangkit. Tujuannya adalah mengubah energi penggerak
utama (motor listrik atau turbin) menjadi kecepatan atau energi kinetik dan
kemudian energi tekan pada fluida yang sedang dipompakan. Perubahan energi
terjadi karena dua bagian utama pompa, impeller dan volute atau difuser. Impeller
adalah bagian berputar yang mengubah energi dari penggerak menjadi energi
kinetik. Volute atau difuser adalah bagian tak bergerak yang mengubah energi
kinetik menjadi energi tekan. Dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 6


Tinjauan Pustaka

Gambar 2.5 Pompa Sentrifugal

B. Pompa Aksial
Pompa aksial lihat adalah salah satu pompa yang berfungsi untuk
mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan
menggunakan gerak putaran dari blades dan mempunyai arah aliran yang sejajar
dengan sumbu porosnya. Prinsip kerja pompa aksial adalah energi mekanik yang
dihasilkan oleh sumber penggerak ditansmisikan melalui poros impeller untuk
menggerakkan impeller pompa. Putaran impeller memberikan gaya aksial yang
mendorong fluida sehingga menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja
tersebut.

Gambar 2.6 Pompa Aksial

C. Special-Effect Pump
a. Pompa Jet-Eductor (injector)
Pompa Jet-Eductor (injector) seperti pada Gambar 2.7 adalah sebuah pompa
yang menggunakan efek venturi dan nozzle konvergen-divergen untuk
mengkonversi energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga
menciptakan area bertekanan rendah, dan dapat menghisap fluida di sisi suction.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 7


Tinjauan Pustaka

Prinsip kerja pompa Jet-Eductor menggunakan nozzel yang bekerja sesuai efek
venturi sehingga mengkonversi energi tekan pada fluida menjadi energi gerak dan
sisi suction (hisap) bertekanan rendah dan sehingga fluida dapat mengalir.

Gambar 2.7 Pompa Jet Eductor

b. Gas Lift Pump


Gas Lift Pump adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan yang
lazim digunakan untuk mengangkut fluida dari sumur-sumur minyak bumi.
Sistem ini bekerja dengan menginjeksikan gas bertekanan tinggi kedalam anulus
(ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam tubing produksi
sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat
kolom fluida dan tubing. Sehingga tekanan recervoir mampu mengalirkan fluida
dari lubang sumur menuju fasilitas produksi dipermukaan. Dapat dilihat pada
Gambar 2.8 berikut ini

Gambar 2.8 Gas Lift Pump

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 8


Tinjauan Pustaka

Kelebihan Gas Lift Pump:


1. Umur peralatan lebih lama.
2. Biaya operasi lebih kecil.
3. Gas Lift tidak dipengaruhi oleh desain sumur.

Kekurangan Gas Lift Pump:


1. Gas harus tersedia
2. Sentralisasi kompresor sulit untuk sumur-sumur dengan jarak jauh.
3. Gas injeksi yang tersedia sangat korosif, kecuali diolah sebelum
digunakan.

c. Pompa Hydraulic Ram


Pompa Hydraulic Ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga
hidro (hydropower). Dapat dilihat pada Gambar 2.9 Prinsip kerja dari Hydraulic
Ram adalah dengan menggunakan energi kinetik dari cairan dan energi tersebut
diubah menjadi energi tekan dengan memberikan tekanan dengan tiba-tiba.

Gambar 2.9 Hydraulic Ram Pump

Kekurangan pompa Hydraulic Ram:


1. Klep pembuangan membuka karena beban klep terlalu ringan
2. Klep pembungan menutup karena beban klep berlebihan.
3. Perawatan harus rutin.
4. Masih tergantung dari keadaan alam yang berubah-ubah.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 9


Tinjauan Pustaka

d. Pompa Elektromagnetik
Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam
dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik. Dapat dilihat pada Gambar
2.10 Prinsip kerja nya menggerakan fluida dengan gaya elektromagnetik yang
disebabkan medan magnetik yang dialirkan.

Gambar 2.10 Electromagnetic Pump

Keuntungan pompa elektromagnetik:


1. Tidak memiliki bagian yang bergerak, ventilasi, seal dan lainnya.
2. Tidak bersuara dan bergetar.
3. Kinerjanya tidak habis dimakan waktu.
4. Menghasilkan output yang besar dengan input yang kecil.

2.3 Pompa Reciprocating


Reciprocating pump adalah suatu jenis dari Positive Displacement Pump
dengan menggunakan aksi displacement. Dimana energi mekanik dari penggerak
pompa diubah menjadi energi aliran dengan menggunakan elemen bolak‐balik
(resiprocating) yang ada didalam silinder. Umumnya menggunakan head yang
rendah dan digunakan pada perbedaaan ketinggian yang tidak terlalu besar antara
suction dan discharge. Perpindahan fluida disebabkan oleh adanya perubahan
volume ruang kerja pompa yang terjadi karena gerakan maju mundurnya piston.
Fluida masuk melalui katup isap dan keluar melalui katup buang dengan
tekanan yang tinggi. Pompa ini mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas
dengan debit yang dihasilkan tergantung pada putaran dan panjang langkah torak.
Volume cairan yang dipindahkan selama satu langkah piston atau plunyer akan

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 10


Tinjauan Pustaka

sama dengan perkalian luas piston dengan panjang langkah. Pompa torak adalah
salah satu dari jenis positive diplacement pump dengan menggunakan aksi
diplacement.
Pompa torak digunakan untuk :
1. ·Kapasitas fluida yang rendah
2. Viskositas liquid (liquid yang kental) dan slurrie (lumpur)
3. Liquid yang mudah menguap (high volatile liquid)
4. Proses yang memerlukan head tinggi
5. Beroperasi pada tekanan tinggi (outlet)

2.4 Jenis-jenis Pompa Torak


Pada dasarnya ada dua jenis pompa torak yaitu unit aksi langsung (direct-
acting) yang digerakkan oleh uap dan pompa tenaga. Akan tetapi banyak
modifikasi desain dasar yang dibuat untuk keperluan khusus di dalam berbagai
bidang beberapa diantaranya diklasifikasikan sebagai pompa rotari oleh
pembuatnya. Namun pada kenyataannya memakai gerakan piston atau plunyer
yang bolak balik juga baru dapat melaksanakan aksi pemompaannya.
1. Pompa-Aksi Langsung
Pada pompa jenis aksi langsung (direct acting pump) ini, sebuah batang
piston bersama menghubungkan piston untuk uap dan piston untuk cairan atau
plunyer. Pompa aksi langsung dibuat dengan sistem simpleks (masing masing satu
piston uap dan satu piston cairan) dan dupleks ( dua piston uap dan dua piston
cairan).
2. Pompa Tenaga
Pompa tenaga (power pump) ini mempunyai poros engkol yang digerkkan
dari sumber penggerak luar, umumnya motor listrik, sabuk mesin atau rantai.
Roda roda gigi sering dipakai antara penggerak dan poros engkol untuk
mengurangi kecepatan keluaran penggerak. Bila digerakkan dalam kecepatan
konstan, pompa tenaga mengalirkan kapasitas yang hampir konstan dan
mempunyai efisiensi yang bagus. Pompa tenaga baik dipakai khususnya untuk
keperluan tekanan tinggi dan dipakai pengisian air ketel, pemompaan jaringan
pipa, pemrosesan petroleum dan penggunaan jenis serupa.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 11


Tinjauan Pustaka

3. Pompa Jenis Tenaga Kapasitas Kecil


Unit ini juga dikenal sebagai pompa kapasitas variabel, volume terkontrol
dan pengukur. Pemakaian yang terutama untuk mengontrol aliran sejumlah kecil
cairan cairan yang dimasukkan kedalam ketel ketel, peralatan proses dan unit unit
yang serupa. Oleh karena pompa ini menduduki tempat yang penting dalam
banyak oprasi industri pada semua jenis pabrik.
4. Pompa Jenis Diafragma
Pompa gabungan piston diafragma pada umumnya dipakai hanya untuk
kapasitas lebih kecil. Pompa diafragma (dapat dilihat pada Gambar 2.11) dipakai
untuk aliran jernih atau yang mengandung bahan padat yang berkapasitas lebih
besar. Pompa ini juga sesuai untuk bubur kertas yang kental, air selokan (sewege),
sludge, larutan asam atau basa, dan campuran air dan bahan padat yang
menyerupai pasir. Diafragma yang terbuat dari bahan baku logam yang fleksibel
akan lebih tahan erosi atau korosi dibandingkan dengan bagian logam beberapa
pompa torak. Pompa semprot diafagma kecepatan tinggi dengan langkah pendek
dilengkapi dengan katup katup hisap dan buang jenis cakra. Pompa jenis itu
didesain untuk memompakan bahan kimia. Pompa torak merupakan pompa yang
banyak digunakan dalam kelompok pompa desak gerak bolak-balik. Menurut cara
kerjanya pompa torak dapat dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja ganda.
Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam
pompa torak sinder tunggal dan pompa torak silinder banyak.

Gambar 2.11 Diafragma Pump

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 12


Tinjauan Pustaka

2.5 Bagian Pompa Recyprocating

Gambar 2.12 Bagian Pompa Recyprocating

 Torak
Torak mengatur perpindahan tempat zat cair. Pada Gambar 2.12 Torak
terdiri dari sejumlah cakra yang biasanya terbuat dari besi tuang dan diantaranya
dipasang sebuah atau lebih gelang perapat, yang bertugas merapatkan ruang antara
antara torak dan silinder. Gelang perapat dapat berupa manset atau gelang torak.
Kadang-kadang torak pada penggunaannya tidak diperlengkapi dengan gelang
perapat khusus. Untuk mengurangi rugi bocor biasanya torak dibuat lebih panjang
dan disekelilingnya diberi alur labirin. Oleh karena torak tidak atau hampir tidak
menyinggung silinder maka rugi gesekan tidak besar, sehingga dapat diperoleh
penghematan kerja
 Silinder
Silinder biasanya dilapisi dengan perunggu atau lapisan lain yang dapat
diganti. Bagian sebelah dalam harus dibuat sebulat dan selicin mungkin. Sehingga
bila aus pelapis silinder dapat diganti dengan mudah.
 Katup
Katup gunanya untuk membuka dan menutup lubang pemasukkan dan
lubang pengeluaran ke dan dari silinder pada saat yang tepat dan bekerja secara
otomatis karena adanya perbedaan tekanan di atas dan di bawah katup. Sering kali

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 13


Tinjauan Pustaka

katup diperlengkapi dengan pegas katup guna menutup katup menurut cara dan
pada saat yang tepat. Macam-macam katup dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Tipe Katup

 Mekanik Engkol
Mekanik engkol dan mekanik batang penggerak mengatur supaya gerak
putar motor diubah menjadi gerak bolak-balik torak.
 Lemari Roda Gigi
Jumlah putaran motor diperlambat oleh suatu transmisi tali. Pada pompa
torak yang berjalan lambat, jumlah putaran cakra-tali yang tinggi diperlambat
sampai ke jumlah putaran poros engkol yang sesuai melalui suatu transmisi roda
gigi. Lemari roda gigi harus diisi minyak sampai ketinggian tertentu. Minyak
tidak hanya mengatur pelumasan roda gigi tetapi juga mengatur pelumasan
mekanik engkol.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 14


Tinjauan Pustaka

 Sungkup Udara
Sungkup udara digunakan agar aliran zat cair stabil (tetap). Tanpa sungkup
udara aliran zat cair sering berubah-ubah hal ini disebabkan karena kecepatan
torak sulit dipertahankan stabil. Ada dua sungkup udara yaitu sungkup udara isap
dan sungkup udara kempa. Pada saat langkah kempa bila ada kenaikkan kecepatan
torak sebagian zat cair dikempakan kedalam sungkup udara kempa. Dengan
demikian udara yang ada didalam sungkup terdesak sehingga tekanannya
meningkat, bila kecepatan torak turun kembali maka air dapat mengalir keluar
dari sungkup udara dengan sendirinya. Jika pompa sudah beroperasi pada waktu
yang cukup lama ada kemungkinan pompa berbunyi gaduh, hal ini disebabkan
karena udara sebagian besar telah hilang dari sungkup udara. Pada saat seperti ini
perlu dilakukan penambahan udara ke dalam sungkup dengan cara membiarkan
sebentar pompa menghisap udara atau mengeluarkan air dari dalam sungkup.

2.6 Cara Kerja Pompa Reciprocating


Adapun cara kerja dari pompa reciprocating ialah :
 Komponen yang disebut torak akan bekerja atau bergerak bolak-balik
untuk menggerakkan komponen piston.
 Gerakan ini akan membuat cairan minyak masuk melalui komponen katup
isap atau sunction valve untuk masuk ke silinder.
 Saat silinder berisi cairan minyak akan ditekan oleh piston ke bagian
mulut pompa atau discharge valve.
 Fluida akan bisa naik ke permukaan untuk kemudian diolah.

Gambar 2.14 Pompa Saat Fluida Masuk

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 15


Tinjauan Pustaka

Gambar 2.15 Pompa Saat Fluida Keluar

Gambar 2.16 Skema Pompa Recyprocating

2.7 Sistem Seal


Seal adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang
berfungsi untuk sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan, baik itu
fluida proses maupun pelumas.
Pompa terdiri dari dua bagian utama yang menyusunnya yaitu bagian
stasioner (diam) dalam hal ini adalah casing pompa, serta bagian yang berputar
yakni poros dan impeller (dapat dilihat pada Gambar 2.17). Di antara kedua
bagian tersebut terdapat area yang mempertemukan secara langsung fluida kerja
yang dipompa dengan atmosfer. Pada titik inilah keberadaan sistem seal pada
pompa diperlukan. Sistem seal pada pompa berfungsi untuk mengurangi

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 16


Tinjauan Pustaka

seminimal mungkin terjadinya kebocoran fluida kerja di area pertemuan antara


sisi casing pompa dengan rotornya.

Gambar 2.17 Pompa


Ada dua tipe seal pompa yang lazim kita temui di dunia industri, tipe
mechanical seal dan gland packing seal.

2.7.1 Mechanical Seal


Mechanical seal menjadi tipe yang saat ini paling banyak digunakan pada
pompa. Perawatannya yang sangat mudah bahkan hampir zero-maintenance
menjadi alasan utamanya. Selain itu sistem ini juga benar-benar men-seal sistem
pompa sehingga kebocoran fluida kerja menjadi sangat-sangat kecil dan dapat
diabaikan jumlahnya.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 17


Tinjauan Pustaka

Gambar 2.18 Mechanical Seal

Komponen-komponen mechanical seal dikelompokkan menjadi dua


bagian yaitu bagian yang berputar dan bagian yang stasioner.

1. Komponen Berputar
Bagian dari mechanical seal yang berputar, terkoneksi secara langsung
ke poros pompa dan ikut berputar pada saat pompa bekerja. Komponen yang
terhubung langsung dengan shaft adalah rubber bellows (8) dapat dilihat pada
Gambar 2.18. Tekanan dari pegas (6) yang diteruskan oleh torque transmission
ring (7), menjaga agar rubber bellows selalu menempel ke sisi shaft dan ikut
berputar.
Pegas (6) berfungsi untuk mentransfer tekanan ke torque transmission
ring sisi atas dan bawah (5 dan 7). Tekanan yang didistribusikan melalui torque
transmission ring sisi atas (5) akan diteruskan ke rotating seal ring (4). Rotating
seal ring adalah komponen mechanical seal yang terpasang dan ikut berputar
bersama rubber bellows. Komponen ini bergesekan langsung dengan bagian yang
stasioner.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 18


Tinjauan Pustaka

Sifat rubber bellows yang elastis dan fleksibel secara aksial, berfungsi
untuk mencegah kebocoran fluida kerja di antara shaft (9) dengan rotating seal
ring (4). Tekanan dari pegas serta sifat rubber bellows yang dapat berdeformasi
secara aksial, akan menjaga semua komponen seal saling menekan sehingga tidak
terjadi kebocoran pada saat pompa beroperasi maupun tidak.

2. Komponen Stasioner
Komponen-komponen mechanical seal yang diam terkoneksi dengan
casing/housing pompa (1). Komponen tersebut terdiri atas sebuah
dudukan/stationery seat (3) dan secondary rubber seal (2). Secondary rubber seal
berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran di antara dudukan dengan casing
pompa. Sedangkan stationery seat menjadi komponen yang bergesekan langsung
dengan rotating seal ring. Oleh karena itu, secondary rubber (karet) seal juga
berfungsi untuk menjaga stationery seat agar tidak berputar mengikuti putaran
rotating seal ring tersebut.
Pada saat pompa bekerja, di antara dua komponen mechanical seal yang
saling bergesekan yakni stationery seat dan rotating seal didesain terbentuk
sebuah lapisan film. Lapisan ini terbentuk dari fluida kerja yang sangat sedikit
jumlahnya keluar melalui sela-sela komponen-komponen mechanical seal.
Lapisan film tersebut berfungsi sebagai pelumas dan secara alami akan menguap
akibat temperatur gesekan yang tinggi. Penguapan tersebut tidak kasat mata, dan
karena jumlahnya yang sangat sedikit maka dapat diabaikan. Namun apabila
komponen-komponen mechanical seal tidak bekerja dengan baik, maka dapat
menimbulkan kebocoran yang lebih besar.

2.7.2 Gland Packing Seal System


Sistem seal ini cukup sederhana dengan hanya melibatkan beberapa
komponen penting. Komponen utamanya adalah sebuah packing/gland yang
menjadi titik pertemuan antara sisi casing pompa dengan poros pompa. Packing
ini ditahan oleh sebuah komponen bernama gland follower yang posisinya dapat
diatur untuk memberikan tekanan tertentu terhadap packing. Besar tekanan gland
follower diatur oleh beberapa buah sekrup (gland bolts). Semakin kuat tekanan

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 19


Tinjauan Pustaka

yang diberikan oleh gland follower terhadap packing ini maka akan semakin
sedikit fluida yang bocor melalui sela-sela antara poros dengan packing. Akan
tetapi jika gesekan antara packing dengan poros terlalu besar, akan lebih cepat
mengurangi umur packing karena temperatur kerja nya yang terlalu tinggi. Untuk
mengatasinya maka dibutuhkan sistem pendinginan pada packing tersebut, hal ini
umumnya didapatkan dengan sedikit membocorkan fluida kerja ke sela-sela poros
dengan packing. Sehingga keketatan gland bolts harus tepat agar didapatkan
pendinginan yang optimal pada packing.
Penggunaan sistem gland packing ini membutuhkan perhatian khusus
dalam hal perawatannya. Dalam interval tertentu, tekanan gland follower terhadap
gland perlu diatur sedemikian rupa sehingga kebocoran fluida tidak terlalu besar
ataupun tidak terlalu kecil. Dan dalam interval tertentu pula, komponen gland
perlu diganti dengan yang baru.
Tabel 2.1 Jenis Material Packing

Dibawah ini adalah kurva 8 mechanical pressure packing. Lima packing


pertama adalah yang paling besar berperan dalam melakukan sealing, kemudian
tiga packing terakhir boleh digunakan atau tidak untuk mengisi ruang tersisa.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 20


Tinjauan Pustaka

Gambar 2.19 Kurva Kekuatan Packing

2.8 Mengatasi Kerusakan Gland Packing

Banyak faktor: hindari vibrasi, cegah temperatur agar tidak terlalu tinggi,
jika gland packing pengaturan kekencangan baut harus pas tidak kurang tidak
lebih dan fluida yang dipompa juga harus sesuai dengan spesifikasi pompa.

Untuk mengurangi agar tidak cepat rusak pada gland packing, bisa di
tambahkan option GSW/Gland Seal water pada area stifing box. Dimana
sistemnya ialah dengan menginjeksi lubricant/water pada port GSW dengan
harapan dapat melumasi gland packing. terutama untuk fluida abrasive.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 21


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Flowchart Penelitian
1. Diagram Alir

Pembuatan laporan diawali dengan membaca dan mempelajari jenis-jenis


peralatan yang ada di pabrik dan juga dengan diskusi dengan pembimbing kerja
praktek di pabrik, kemudian dilakukan pemilihan topik yang diikuti dengan
pengumpulan data yang berhubungan dengan topik, lalu pembuatan laporan dan
perbaikannya. Diagram alir pembuatan laporan ini dapat dilihat pada Gambar
3.1a dan Gambar 3.1b.

Start

Studi literatur

Penentuan topik

Pengumpulan data

TIDAK

Data
Sesuai

YA

Gambar 3.1a Diagram Alir


Hasil dan Pembahsan

Pembuatan
laporan

Selesai

Gambar 3.1b Diagram Alir

2. Pengumpulan Data
Cara mengumpulkan sumber data pada laporan ini yaitu dilakukan dengan
cara diskusi langsung dengan pembina dan mengumpulkan data-data terkait yang
ada pada kantor maintenance.
Pemilihan topik dilakukan dengan melakukan diskusi langsung dengan
pembimbing KP lapangan dengan mempertanyakan kelebihan dan kekurangan
dari suatu alat utilitas yang ada di Pusri II, dari hasil tersebut dipilihlah suatu topik
yang memungkinkan untuk dikaji dengan mempertimbangkan tingkat resiko
kerusakan dan dampaknya.
Setelah itu data-data yang diperlukan dalam hal perbaikan suatu alat yang
telah ditentukan dapat ditanyakan langsung kepada pembimbing seperti kriteria
alat dan standar yang harus dipenuhi alat agar dapat beroperasi normal. Hal ini
dikarenakan tidak semua data penting dimiliki oleh perusahaan.
3.2 Alat dan Bahan
1. Packing
Packing yang digunakan adalah packing tipe 1724 PTFE Chesterton.
Bahan dasar dari packing ini adalah Poly Tetra Fluoro Ethylene (PTFE).

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 23


Hasil dan Pembahsan

Technical Data
Size 9.5 mm
Temperatur Limit 260 C (500 F)
Pressure Limit 210 barg (3000 psig)
Chemical Resistance pH 0-14

Gambar 3.2 Packing


2. Kunci Inggris
3. Gunting
3.3 Prosedur Repacking
Pembongkaran pompa dilakukan sesuai prosedur umum yang telah
ditentukan. Selama proses pembongkaran hindari terjadinya kerusakan pada
bagian-bagian pompa.
A. Pembongkaran
1. Persiapan Alat-alat pembongkaran pompa
2. Buka cover coupling.
3. Buka nut coupling.
4. Buka coupling.
5. Buka gland nut.
6. Lepas spacer ring.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 24


Hasil dan Pembahsan

7. Lepaskan packing yang akan diganti.


B. Pemasangan Packing
1. Potong packing sesuai yang dibutuhkan. Pastikan tidak ada celah
antar ujung packing.
2. Pasang spacer ring. Spacer ring ini digunakan untuk menekan
packing agar merata di seluruh permukaan.
3. Pasangkan stuffing box.
4. Pasangkan gland nut.
5. Pasangkan plunger.
6. Pasangkan gland nut
7. Kencangkan ikatan gland nut.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 25


Hasil dan Pembahsan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 4.1 Packing

Setelah dilakukan pembongkaran pada pompa reciprocating 201 LCA,


didapatkan packing yang telah menghitam dan terjadi penyusutan ukuran. Pada
bagian sisi packing juga terjadi kerusakan serta jalinan pada packing ada yang
rusak bahkan terputus.

4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil packing yang ditemui di lapangan saat dilakukannya
pergantian, dapat dianalisa sebagai berikut :
1. Vibrasi
Adanya vibrasi yang berlebihan pada pompa sehingga menyebabkan
kerusakan pada sisi-sisi packing dan posisi packing bergeser

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 26


Hasil dan Pembahsan

2. Pengaturan Kekencangan Baut


Kekencangan baut juga tidak bisa dilepaskan dari pengaruh vibrasi.
Vibrasi yang berlebihan dan kekencangan baut yang tidak pas (terlalu
sempit atau terlalu longgar) bisa mengindikasikan kebocoran yang
berlebihan. Jika terlalu sempit, maka gesekan yang diterima packing akan
menjadi besar dan mengurangi umur pakai packing. Jika terlalu longgar,
kebocoran bisa melebihi dari batas yang dibolehkan.
3. Pelumasan packing yang tidak secara berkala.
Pelumasan yang kurang pada packing akan menyebabkan umur packing
berkurang dari yang seharusnya.
4. Gesekan
Gesekan yang terjadi antara packing dengan poros membuat packing
menjadi aus. Dapat dilihat pada jalinan packing yang telah rusak dan
adanya jalinan yang terputus.

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 27


BAB V

PENUTUP
5. 1 Kesimpulan

Dari kegiatan kerja praktek yang dilakukan di PT. Pupuk Sriwidjaja


Palembang khususnya dibidang Mekanikal Pabrik Ammonia III dan hasil analisis
dari masalah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Beberapa penyebab kebocoran pompa pada gland packing adalah karena
packing yang telah mengalami perubahan sifat, adanya vibrasi yang terjadi
pada pompa, gesekan yang dialami oleh packing saat pompa bekerja,
pemasangan packing yang kurang tepat dan packing yang tidak diberikan
pelumas.

5.2 Saran

1. Sebaiknya packing diganti secara berkala agar tidak mempengaruhi


performa pompa dalam mendistribusikan fluida.
2. Perlunya penambahan pelumas pada packing sehingga packing tidak cepat
aus dan rusak yang nantinya akan menyebabkan kebocoran pada fluida.
Hasil dan Pembahsan

DAFTAR PUSTAKA
Redi Sujianto. 2010. Gland Packing vs Mechanical seal di
http://aseantehnikrubber.com (di akses 25 Januari 2018)
Roy Beadmore. 2013. Packing Seals. http://www.roymech.co.uk (di akses 25
Januari 2018)
Onny Apriyahanda.2015. Sistem Seal Pada Pompa. https://artikel-teknologi.com
(di akses 25 Januari 2018)
Soemarno. 2009. Gland Packing Pompa. http://soemarno.org (diakses 31 Januari
2018)

Ardan Hasnur Pranata (1410912048) 29

Anda mungkin juga menyukai