SKRIPSI
IKHTIARI SURYADHARMA
0606042645
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
DEPOK
DESEMBER 2008
UNIVERSITAS INDONESIA
SKRIPSI
IKHTIARI SURYADHARMA
0606042645
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
DEPOK
DESEMBER 2008
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NPM : 0606042645
Tanda tangan :
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Laporan ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Jurusan Elektro pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia serta sebagai
tambahan informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui tentang kontrol elektro
mekanis dan perancangan sistem distribusi air bersih.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Budi Sudiarto M.T selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi
ini;
2. Bapak Martino dan Bapak Eko selaku manajer teknik dan wakil manajer
teknik Hotel Novotel Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk dapat memahami sistem kerja distribusi air bersih di Hotel
Novotel Bogor;
3. Orang tua serta keluarga saya yang telah memberikan bantuan baik berupa
moral serta material; dan
4. Rekan – rekan satu angkatan yang banyak memberikan informasi serta
dukungan semangat dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Sebagai manuasia penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam laporan tugas akhir ini untuk itu penulis dengan senang hati menerima
kritik serta saran yang bersifat objektif dan membangun guna hasil yang lebih
baik di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 1 Desember 2008
Yang menyatakan
Ikhtiari Suryadharma
Laporan tugas akhir ini membahas bagaimana cara membuat suatu sistem
distribusi air bersih dengan kontrol elektro mekanis. Hal ini sangat penting karena
air bersih merupakan suatu kebutuhan dasar yang menunjang seluruh aktifitas
manuasia yang saat ini sudah sangat sulit untuk ditemukan dikota – kota besar.
Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang bisa mengatur distribusi air bersih
sehingga pemanfaatannya bisa dilakukan secara efisien. Dengan sistem disribusi
air bersih ini diharapkan bisa menjaga kestabilan alam ( siklus air ) dan bisa
menekan biaya untuk penggunaan air bersih
Kata kunci :
Perancangan, elektro mekanis, distribusi air bersih
ABSTRACT
This final job report is studying about how to planning a clean water distribution
system with electro mechanic control. This is very important because clean water
is a primary requirement that support all human activity that very difficult to find
in big cities at this time. Therefore it is need system that can arrange clean water
distribution so that we can use it efficiently. We hope with this clean water
distribution system we can take care with nature stability ( water cycle ) and can
save our money for clean water consumtion.
Key word :
Planning, electro mechanic, clean water distribution
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH v
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI vii
1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang masalah 1
1.2 Permasalahan 1
1.3 Batasan masalah 2
1.4 Tujuan penulisan 2
1.5 Metedologi penulisan 2
1.6 Sistematika penulisan 3
2. TEORI DASAR PERANCANGAN KONTROL
ELEKTRO MEKANIS 4
2.1 Pengertian kontrol elektro mekanis 4
2.2 Konsep dasar perancangan kontrol elektro mekanis 5
2.2.1 Deskripsi kerja 5
2.2.2 Penentuan input dan output rangkaian 6
2.2.3 Pembuatan dan penggambaran rangkaian kontrol 17
2.2.4 Pemilihan peralatan kontrol dan pengaman 18
2.2.5 Perangkaian kontrol 22
2.2.6 Pengetesan 23
2.2.7 Penginstalan kontrol dengan beban 23
3. PERANCANGAN KONTROL SISTEM DISTRIBUSI
AIR BERSIH BERBASIS ELEKTRO MEKANIS 26
3.1 Sistem kontrol distribusi air bersih lama 26
3.2 Sistem kontrol distribusi air bersih baru 28
3.2.1 Deskripsi kerja 28
3.3 Peralatan input, proses, output dan beban 42
3.3.1 Peralatan input 42
3.3.2 Peralatan proses 43
3.3.3 Peralatan output dan beban 43
3.4 Perancangan dan penggambaran kontrol deskripsi kerja 44
3.4 .1 Deskripsi kerja manual 44
3.4 .2 Deskripsi kerja otomatis pengisian dengan pompa 45
3.4 .3 Deskripsi kerja otomatis pengisian dengan PAM 46
3.4 .4 Deskripsi kerja otomatis pengeluaran 47
3.4 .5 Deskripsi gangguan 48
4. ANALISIS DATA HASIL PERCOBAAN 50
4.1 Deskripsi kerja manual 50
4.2 Deskripsi kerja otomatis 52
4.3 Deskripsi kerja gangguan 58
1.2 Permasalahan
Dalam menciptakan sebuah sistem kerja yang diinginkan ( distribusi air
bersih ) akan banyak sekali permasalahan yang akan timbul diantaranya adalah :
1. Membuat deskripsi kerja yang efisien
2. Mengubah deskripsi kerja kedalam bahasa kontrol.
3. Menentukan peralatan kontrol dan pengaman yang akan digunakan.
4. Menganalisa rancangan kontrol bila ternyata hasil kerja tidak sesuai dengan
deskripsi kerja yang ada.
Seperti halnya alat kontrol yang lain pada WLC pun terdapat beberapa
jenis kontak yang dapat digunakan untuk melakukan kontrol. Diantaranya adalah
NO (Normally open), NC (Normally closed) dan CO (Change over).
Q Q Q
NO NC CO
Gambar 2.6 simbol kontak pada WLC
NO adalah sebuah kondisi dimana kontak akan on bila dialiri arus dan
akan off bila arus yang mengalir terputus. NC adalah sebuah kondisi dimana
kontak akan off bila dialiri arus dan akan on bila arus yang mengalir terputus.
Sedangkan CO adalah kombinasi dari kedua kontak diatas dan penggunaan kontak
on dan offnya dapat dilakukan secara bersamaan.
NO NC NO - NC
Gambar 2.8 simbol tombol tekan momentary
Pada pengoperasiannya tombol ini memiliki dua fungsi logika yaitu logika
mekanik dan logika elektrik. Logika mekanik adalah logika yang berkaitan
dengan fungsi mekanik sedangkan logika elektrik adalah logika yang berkaitan
dengan fungsi elektrik.
1
Fungsi elektrik CO 0
1
1
Fungsi elektrik NC 0
1
Fungsi elektrik NO 0
1
Fungsi mekanik 0
1
Fungsi elektrik 0
1
Fungsi mekanik 0
NO NC CO
1
Kontak CO 0
1
1
Kontak NC 0
1
Kontak NO 0
1
Fungsi mekanik 0
NO NC CO
1. Kontaktor
Kontaktor adalah peralatan kontrol yang terdiri dari koil, kontak utama
dan kontak bantu. Kontak utama pada kontaktor berjumlah tiga buah dan biasanya
NO, sedangkan kontak bantu yang dimiliki sangat bervariasi dan jenisnya pun
bisa berupa kontak NO, NC atau kombinasi antara keduanya.
1
Kontak NC 0
1
Kontak NO 0
1
koil 0
1. Lampu tanda
Lampu tanda ( indicator lamp ) adalah lampu yang berfungsi sebagai
penanda operasi kerja suatu sistem seperti on atau off, otomatis atau manual dan
lain sebagainya. Selain itu lampu tanda juga biasa digunakan untuk mengetahui
jenis tegangan yang sedang aktif ( R, S, T ). Lampu tanda juga memiliki banyak
pilihan warna dan biasanya ini menjadi standar tersendiri seperti merah
meyatakan kondisi off, hijau menyatakan kondisi on sedangkan kuning
menyatakan kondisi gangguan.
2. Bel listrik
Bel listrik adalah sebuah alat yang digunakan untuk memperingatkan
terjadinya suatu kejadian dengan bunyi yang berdering. Alat ini biasa digunakan
untuk memperingati terjadinya kebakaran, gempa, waktu istirahat, keadaan
darurat, keadaan gangguan dan lain sebagainya.
3. Motorized valve
Motorized valve adalah sebuah katup ( valve ) yang proses membuka dan
menutupnya menggunakan motor. Ada beberapa jenis motorized valve yang bisa
disesuaikan dengan kegunannya. Contoh penggunaan motorized valve adalah
untuk distribusi air bersih, gas, hydrant, pendingin dan lain – lain.
P P
1~ 3~
1. Rele ( relay )
Rele adalah peralatan kontrol ( proses ) yang mempunyai kontak change
over ( CO). Jumlah kontak yang dimiliki setiap rele sangat bervariasi tergantung
dari tipe rele itu sendiri.
Koil Kontak
1
Kontak 0
1
1
Koil 0
Cara kerja rele adalah ketika koil diberi tegangan maka kontak akan
bekerja, kita dapat memilih kontak keluaran pada rele sesuai dengan kebutuhan
( karena rele mempunyai kontak on dan off bersamaan baik ketika koil mendapat
tegangan ataupun tidak ) dan ketika tegangan ke koil terputus maka kontak pun
akan kembali keposisi awal.
Cara kerja timer adalah ketika koil diberi tegangan maka timer akan mulai
bekerja, Kontak CO akan bekerja sesuai pengesetan waktu on dan offnya. Ketika
tegangan ke koil terputus maka kontak CO akan kembali ke posisi semula dan
timer akan mati ( timer tanpa cadangan daya ). Bila timer memiliki cadangan daya
maka ia akan bertahan selama waktu tertentu (sesuai kapasitas cadangan
dayanya).
1
Kontak CO 0
1
1
Setting waktu 0
1
Tegangan koil 0
Kontak CO 0
1
1
Setting waktu 0
1
Tegangan koil 0
Gambar 2.29 simbol timer on delay Gambar 2.30 simbol kontak NO timer on delay
1
Kontak CO
0
( tunda )
1
Kontak langsung 1
NO 0
1
Setting waktu 0
1
Tegangan koil 0
Gambar 2.32 simbol timer off delay Gambar 2.33simbol kontak NO timer off delay
Kontak CO 1
0
( tunda )
1
Kontak langsung 1
NO 0
1
Setting waktu
0
1
Tegangan koil
0
a. Keamanan ( safety )
Keamanan merupakan dasar instalasi listrik yang paling utama dan
terpenting dibanding prinsip dasar listrik yang lain. Prinsip keamanan ini
ditujukan untuk melindungi beberapa faktor diantaranya :
Keamanan terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya.
Keamanan terhadap peralatan
Keamanan terhadap lingkungan
b. Kehandalan ( reability )
Yang meliputi kehandalan disini meliputi :
Kehandalan deskripsi kerja, dalam hal ini deskripsi kerja harus jelas, ringkas
dan tepat guna.
Kehandalan operasi kerja kontrol yaitu perancang harus membuat kontrol
sesuai dengan deskripsi kerja.
Kehandalan instalasi, sebagai contoh penyambungan pada terminal harus
kokoh, baut – baut harus dikencangkan dengan benar, penggunaan isolasi
yang sesuai dan lain – lain.
c. Kemudahan ( accesbility )
Kemudahan disini maksudnya adalah kemudahan dalam pengoperasian,
pemasangan dan pemeliharaan. Hal ini akan tercapai bila tata letak peralatan
input, proses dan output dilakukan dengan rapi dan sesuai.
g. Keindahan ( esthetic )
Keindahan merupakan faktor terakhir dari prinsip dasar instalasi listrik,
keindahan diperlukan agar instalasi yang kita buat terkesan rapi dan enak
dipandang,
2. Kodisi otomatis
Proses pengisian
a. Proses pengisian hanya dilakukan oleh sebuah pompa incoming dan motorized
valve PAM.
b. Motorized valve PAM akan bekerja jika kondisi pompa incoming rusak.
c. Ketinggian air pada ground tank di kontrol oleh sebuah radar yang membagi
ketinggian air menjadi tingkat rendah dan tingkat tinggi.
Adapun kelemahan dari sistem ini adalah :
a) Pompa yang digunakan untuk memompakan air hanya satu. Bila digunakan
secara terus menerus pompa akan cepat panas dan ini akan mengurangi umur
hidup dari pompa.
b) Bila pompa incoming rusak yang menggantikan adalah motorized valve PAM.
Ini berarti sumber air berasal dari PAM sedangkan harga air dari PAM lebih
mahal dari pada deep well. Hal ini akan menambah biaya untuk penggunaan
air.
c) Pada pipa distribusi tidak dilengkapi dengan flow switch sehingga sangat sulit
untuk memonitor air yang ada didalam pipa.
Proses Pengeluaran
a. Proses pengeluaran air dilakukan oleh tiga buah pompa outgoing.
b. Proses kerja pompa diatur oleh dua buah pressure switch.
Besarnya tekanan air ditetapkan sebagai berikut :
1. Tekanan rendah 1 bar
2. Tekanan menengah 3 bar
3. Tekanan tinggi 5 bar
Pressure switch 1 (PS 1) akan bekerja jika tekanan air 1 bar dan akan mati jika
tekanan air 3 bar.
Pressure switch 2 (PS 2) akan bekerja jika tekanan air 3 bar dan akan mati jika
tekanan air 5 bar.
c. Pada tekanan rendah seluruh pompa akan bekerja. Bila telah mencapai
tekanan menengah dua buah pompa akan berhenti bekerja dan hanya satu
buah pompa yang bekerja, pompa ini akan mati jika air mencapai tekanan
tinggi. Dari tekanan menengah sampai tekanan tinggi dua buah pompa akan
bekerja secara bergantian.
Adapun kelemahan dari sistem ini adalah :
a) Pada pipa distribusi tidak dilengkapi dengan flow switch sehingga sangat sulit
untuk memonitor air yang ada didalam pipa.
b) Dari tingkat menengah sampai tingkat tinggi dua buah pompa bekerja secara
bergantian hanya berdasarkan tekanan air. Bila tekanan air selalu stabil dan
tidak mencapai tingkat tinggi maka satu buah pompa akan bekerja secara terus
– menerus. Hali ini akan mengurangi umur hidup pompa dan jadwal
perawatan ( maintenance ) akan berantakan.
T
K ontrol manual S elector switch
tidak jalan di posisi manual
Push button NO on
Push button NC on
E nd
S tart
P I 1 off
P I 2 on
T Y
Selector switch
di posisi otomatis
Gound tank
level menengah
Y
T
K ontrol otomatis Deep well
P I 1 on
tidak jalan level tinggi
P I 2 on
Y rendah
tinggi
Y
P I 1 on P I 1 off E nd
P I 2 on P I 2 off
rendah
Y Y
P I 1 on Level air pada P I 1 on
P I 2 off ground tank P I 2 off
tinggi
Gound tank
level tinggi
Y
P I 1 off
E nd P I 2 off
Y
Gound tank P I 1 off
level menengah P I 2 on
Gambar 3.2 Diagram alir deskripsi kerja otomatis pengisian dengan pompa ( deep well )
T Se lecto r switch
di p o sisi oto ma tis
Y Y
T G ro u n d ta n k
le ve l re n d ah ata u
me n en g a h
Se le no id va lve PA M
on
PI 1 o n
De e p we ll Grou n d tan k
ata u
eve l tin g g i leve l tin g g i
PI 2 o n
Y Y Y
Se len o id valve P AM
o ff
End
Gambar 3.3 Diagram alir deskripsi kerja otomatis pengisian dengan PAM
T
Selector switch
di posisi otomatis
Y
T
Kontrol otomatis Ground tank
tidak jalan level menengah
Y
T
Tekanan air
level rendah
Y
PO 1 on
PO 2 on
PO 3 on
Tekanan air
level menengah
PO 1 off
PO 2 off
PO 3 on
Y
Tekanan air Tekanan air
level rendah level menengah
T
PO 1 off PO 1 on
PO 3 beroperasi PO 2 on
PO 2 on
selama 2 jam PO 3 on
PO 3 off
Tekanan air
T Tekanan air
level tinggi level rendah
Y T
PO 1 off
PO 2 beroperasi
PO 2 off
selama 2 jam
PO 3 off
4. Phase loss ( hilang fase ) atau voltage imbalance ( tegangan tak seimbang )
Phase loss adalah sebuah gangguan yang diakibatakan karena hilangnya
phase pada rangkaian tiga fase sedangkan voltage imbalance adalah gangguan
yang diakibatkan karena ketidak seimbangan tegangan dari tegangan sumber. Bila
hal ini terjadi maka peralatan tidak dapat bekerja karena tegangan sumber tidak
sesuai dengan tegangan peralatan.
T Pompa tidak
Syarat terpenuhi
berfungsi
PI 1 on PI 2 on
Gangguan sudah
PI 1 off diperbaiki PI 2 off
T Selenoid valve T
PI 2 normal PI 1 normal
PAM on
Y Y
PI 2 on PI 1 on
PI 2 off PI 1 off
Gambar 3.5 Diagram alir deskripsi kerja gangguan pada proses pengisian
T Pompa tidak
Syarat terpenuhi
berfungsi
PO 3 on PO 1 on PO 2 on
Y Y Y
PO 1 normal Gangguan sudah
PO 1 normal
diperbaiki
T
T T
PO 2 on PO 1 on PO 1 on PO 3 on
PO 1 off PO 1 off
PO 2 off PO 3 off
Gambar 3.6 Diagram alir deskripsi kerja gangguan pada proses pengeluaran
S1 K 1A
SO 1 K1 A
K 1A K 1M
( pompa / selenoid valve )
W LC 1 W LC 2 W LC 3
Q Q Q
K7A
N
W LC ground tank
W LC deep weell W LC ground tank
rendah - menengah menengah - tinggi
K7A K1 M K2 M
N
P o mp a in co min g 1 Po mp a in co min g 2
( PI 1 ) ( PI 2 )
Gambar 3.8 Gambar kontrol elektro mekanis deskrispsi otomatis pengisian dengan pompa
Pompa incoming 1
K1M ( PI 1 )
K1A
W LC 1 W LC 2 W LC 3 Pompa incoming 2
K2M
( PI 2 )
Q Q Q
K2A K3A
W LC W LC
W LC ground tank ground tank Motorized valve
deep weell rendah - menengah menengah - tinggi valve PAM
Gambar 3.9 Gambar kontrol elektro mekanis deskrispsi otomatis pengisian dengan PAM
K2 A K 2A K4 A K 5A K3 A K6 A
PS 1 PS 2 K1 T
P> P>
K5 A K 1T K2 T K7 A
K 5A K9 A
K1 A K2 A K1 T K3 A K2 T K4 A K 5A K6 A
N
Pre ssu re switch Pre ssu re switch
Time r Time r o f de la y
re n da h - me ne n ga h me ne n ga h - tin gg i
K6 A K7 A K8 A K8 A K9 A K9 A K1 A K6 A K1 A
K1 A
W LC 2
K3 A K1 0 A K1 0 A K10 A
K9 A
K7 A K8 A K9 A K1 0 A K1 M K2 M K3 M
N
W L C g rou n d tan k Po mpa o u tgo in g 1 P omp a o u tg oin g 2 Po mp a o utg o in g 3
ren d a h - men e n g ah ( PO 1 ) ( PO 2 ) ( PO 3 )
L
MCB
u ta ma K1 A K2 A K3A K4A
Po mp a a ta u
mo to rized valve O n
MCB FF 1 FS 1 FF 1 K1T F1 R
beban
Q>
P h ase fa ilu re
re le
K 1M
F1 R
P K1A K1 T K2 A K3 A K4 A K5A
3 ~
N
Gangguan G a n g g u a n G a n g g u a n G a n g gu a n P e ng o n tro l
trip p in g p h a se fa ilu re n o flo w the rma l gangguan
o ve rloa d
K3 A K2A K4 A K1 A
Phase failure, tripping, no flow, over load
Phase failure, tripping, no flow, over load
K1 M
K1 A K2 A
K2 M
K1 A K 2A K1 M K2M K3 M
N
Ga ng gu a n Ga ng g ua n PI 1 PI 2 PA M
PI 1 PI 2
N
Gangguan Gangguan Gangguan PO 1 PO 2 PO 3
PO 1 PO 2 PO 3
Dari data hasil percobaan diketahui bahwa kontrol manual untuk pompa
incoming 1 berjalan dengan benar. Ini terbukti dengan pompa akan on bila tombol
tekan S21 diaktifkan dan akan off bila SO21 diaktifkan.
Dari data hasil percobaan diketahui bahwa kontrol manual untuk pompa
incoming 2 berjalan dengan benar. Ini terbukti dengan pompa akan on bila tombol
tekan S23 diaktifkan dan akan off bila SO23 diaktifkan.
Dari data hasil percobaan diketahui bahwa kontrol manual untuk pompa
outgoing 1 berjalan dengan benar. Ini terbukti dengan pompa akan on bila tombol
tekan S51 diaktifkan dan akan off bila SO51 diaktifkan.
Dari data hasil percobaan diketahui bahwa kontrol manual untuk pompa
outgoing 2 berjalan dengan benar. Ini terbukti dengan pompa akan on bila tombol
tekan S53 diaktifkan dan akan off bila SO53 diaktifkan.
Dari data hasil percobaan diketahui bahwa kontrol manual untuk pompa
outgoing 3 berjalan dengan benar. Ini terbukti dengan pompa akan on bila tombol
tekan S55 diaktifkan dan akan off bila SO55 diaktifkan.
Proses pengisian
Pada proses pengisian kontrol dilakukan oleh pendeteksi ketinggian air
yang dipasang pada bak penampung air dan sumur sedangkan alat yang dikontrol
adalah dua buah pompa dan sebuah motorized valve.
Proses pengeluaran.
Pada proses pengeluaran, kontrol dilakukan oleh pendeteksi ketinggian air
yang dipasang pada bak penampung air, pressure switch dan timer sedangkan alat
yang dikontrol adalah tiga buah pompa.
Percobaan 20
Tekanan air berada pada tingkat menengah ( 3 bar ) sedangkan
ketinggian air pada bak penampung berada pada tingkat menengah atau tinggi
seharusnya PO 3 on tetapi karena terjadi gangguan pada PO 3 dan PO 1 maka PO
2 yang menggantikan kerja PO 3 ( PO 2 on sedangkan PO 1 dan PO 3 off )
Percobaan 23
Tekanan air berada pada tingkat rendah ( 1 bar ) sedangkan ketinggian
air pada bak penampung berada pada tingkat menengah atau tinggi seharusnya
seluruh pompa bekerja secara bersama – sama tetapi karena terjadi gangguan pada
PO 2 dan PO 3 maka hanya PO 1yang bekerja.
Percobaan 24
Tekanan air berada pada tingkat menengah ( 3 bar ) sedangkan
ketinggian air pada bak penampung berada pada tingkat menengah atau tinggi
seharusnya PO 3 on tetapi karena terjadi gangguan pada PO 1 dan PO 3 maka
yang menggantikan kerja PO 3 adalah PO 1 ( PO 2 on sedangkan PO 1 dan PO 3
off )
Dari tugas akhir yang telah dibuat tentang perancangan kontrol sistem
distribusi air bersih berbasis elektro mekanis ada beberapa perubahan yang
dilakukan pada sistem lama untuk meningkatkan kualitas pada sistem baru
diantaranya adalah :
1. Menggunakan dua buah pompa pada saat pengisian yang bisa bekerja secara
serempak dan bergantian.
2. Menggunakan water level controller ( WLC ) sebagai pendeteksi ketinggian
air pada sumur ( deep well ).
3. Pemasangan saklar alir ( flow switch ) pada pipa distribusi ( incoming dan
outgoing ) untuk mendeteksi aliran air.
4. Ketinggian air pada bak penampung ( ground tank ) di bagi menjadi tiga
tingkatan ( rendah, menengah dan tinggi ) dengan menggunakan WLC.
5. Proses kontrol pengeluaran air tidak hanya bergantung pada besarnya tekanan
air tapi juga lama kerja pompa.
6. Penggunaan pendeteksi kegagalan fase ( phase failure relay ) pada sistem
keamanan kontrol.
www.omron.com
www. telemecanique.com
www.wikipedia.co.id
d 3
PF06
3
e 10a
f
F01 F04 F07 F09
g
h
1 1
i 3 3 20a
j K143M
K135M K141M
k
l
F01R F04R F07R
m
r
Pom pa inco m ing 1
Ga ng gu an trip ping
p om pa incom ing 2
M C B ko ntro l
G an gg ua n trip p in g
po m p a inco m ing 1
Po m pa incom ing 2
b
SS21
c
M A 30a
d
i
SO21 SO23 SO25
j
l
K21A K23A K2 5A
m
p
Pom pa Incom ing 1
K ontrol m anua l
q
Kon trol m anua l
b
K33A K34A K34A K35A K36A K36A K38A
c
e W LC 1 W LC 2 W LC 3
Q Q Q
f
g K33A
j K38A
b
K34 A K3 2A K38A K32 A
K31A K105A
c
e K11 1A
g K31A K31A
K32A K33A
h
l
K41 A K42A W LC 1 W LC 2 W LC 3 K47A
m E3 E3 E3
E2 WLC E2 WLC E2 WLC
E1 E1 E1
n
o
p om pa in com ing 1
W LC d ee p w ee ll
po m p a in co m in g 2
p
re nd ah - m e n en ga h
W L C g ro un d ta nk
K o ntro l o to m a tis
W L C gr ou nd tan k
K o ntro l o to m a tis
b
SS51
c
M A 60a
d
i
SO51 SO53 SO55
j
l
K51A K53A K55A
m
p
Po m p a o utg oin g 3
Po m pa ou tg o ing 1
Po m pa ou tg o ing 2
Ko n tro l m a n ua l
Ko n tro l m a n ua l
Ko ntrol m an u al
b
K62A K62A K67A K68A
c
e PS 1 PS 2 K63T
P> P>
f
g
K68A K63T K66T
h
j
K68A
o
settin g tim e 1 0 detik
p
re nd a h - m en en ga h
Tim er o ff de lay
q
Tim er
b
K 64A K71A K71A K73A K74A K74A K76A K61A
c
g K64A
j K76A
Pom pa outgoing 1
p
Kontrol otomatis
q
b
K76A K61 A K71A K61A PF06 K135M K141M
c
f
FS 1 K86T
g K3 2A K32A
Q>
o
Pompa outgoing 2
p
Flow switch pengisian
Gangguan phase
Kontrol otomatis
K ontrol otomatis
q
failure
l
j
i
y
x
v
s
k
c
u
q
p
o
n
h
g
e
d
b
a
w
m
09
0
89a
Q>
Flow switch pengis ian
FS 2
K143M
K91T
dengan PAM
1
Gangguan no flow
K92A
K91T
pengisian dengan P AM
setting waktu 60 detik
2
K145M
Q>
3
K151M
K93T
FS 3
Flow switch
pengeluaran
K154M
4
G angguan no flow
UNIVERSITAS INDONESIA
K95A
pengeluaran
K93T
5
K96A
pompa incoming 1
K97A
F07R
K98A
IKHTIARI SURYADHARMA
motorized valve PAM
22 - 09 2008
9
100a
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
99a 110a
a
b
K85A K02A K88A K96A
c
o
p om pa in co m in g 1
Kon trol g a n gg u an
p
G an g g ua n the rm a l o verlo a d
G an g g ua n the rm a l o verlo a d
G an g g ua n the rm a l o verlo a d
p om p a o u tg o in g 1
p om p a o u tg o in g 2
p om p a o u tg o in g 3
b
K85A K05A K88A K97A K85A K08A K92A K98A
c
m K111A K115A
o
p o m pa in co m ing 2
Ko n tro l g an g gu a n
p
m o to rized v alve PAM
Ko n tro l g a ng g ua n
b
K 85A K12 A K 95A K 10 1A K 85A K 15A K95 A K 102A
c
l
K 121A K 125A
m
o
p o m p a o ut go ing 1
K o n tro l g an g gu a n
p
po m p a o u tg oin g 2
Ko n tro l g a ng g ua n
b
K 85A K18 A K 95A K 10 3A K 21A K4 1A K 111A
c
h
K 105A
i
l
K 131A K13 5M
m
o
p o m p a o ut go ing 3
K o n tro l g an g gu a n
p
p o m pa in co m in g 1
q
Ko n tro l
b
K23A K42A K105A K25A K47A K51A K78A K131A K125A
c
h
K111A K115A K121A
i
p
p o m pa outg o ing 1
m otorize d va lve PA M
p o m pa in co m ing 2
q
Kon tro l
Kon tro l
Kon tro l
b
K 53A K 81A K 121A K5 5A K 83A K1 21A S S2 1M S S2 1A
c
h
K 125A K13 1A
i
o
p o m p a o ut go ing 2
p en g isia n ko nd isi m a nu a l
q
Kon tro l
L a m p u ta n da
La m p u ta n da
l
j
i
y
x
v
s
k
c
u
q
p
o
n
h
g
e
d
b
a
w
m
16
0
159a
H1 61
SS 51M
L am pu t an d a
1
H162
K 121A
L a m p u ta n da
2
p e ng e lu a ra n kon d isi ot o m at is
H163
K 135 M
L a m p u ta nd a o n
3
po m p a inco m in g 1
H164
K 135M
L a m p u ta nd a o ff
4
po m p a inco m in g 1
UNIVERSITAS INDONESIA
H165
K 141M
L a m pu t a nd a o n
5
p o m p a in co m ing 2
H1 66
K 141M
L a m pu t a nd a o ff
6
p o m p a in co m ing 2
L a m p u ta nd a o n
7
m o to riz ed va lve PA M
H168
L a m p u ta n da o ff
8
m o to rized v alve P AM
l
j
i
y
x
v
s
k
c
u
q
p
o
n
h
g
e
d
b
a
w
m
17
0
169a
H171
K145M
L a m pu tand a o n
1
po m p a outgoing 1
H172
K145M
L a m pu tand a o ff
2
po m p a outgoing 1
H173
K151M
L a m pu tand a o n
3
po m p a outgoing 2
H174
K151M
L a m pu tand a o ff
4
po m p a outgoing 2
UNIVERSITAS INDONESIA
H175
K154M
La m p u tan d a on
5
p om pa ou tg o ing 3
H176
K154M
La m p u tan d a off
6
p om pa ou tg o ing 3
Lm a p u ta nd a
7
ga ng g ua n n o flo w
8
pen gisian d e ng a n p om p a
IKHTIARI SURYADHARMA
22 - 09 2008
9
180a
t
f
l
j
i
y
x
v
s
k
c
u
q
p
o
n
h
g
e
d
b
a
w
m
18
0
179a
H
La m p u ta n d a
K 92A
1
g a ng g u an n o flo w
p e n gisian de n ga n P AM
H
L am p u t an d a
K 95A
2
g a n gg u an no f lo w
pe n ge lu ara n
H
La m p u ta n d a
K 96A
3
g a n gg u an th erm a l o ve rlo a d
po m p a inco m in g 1
H
L am p u t an d a
K 97A
4
ga n gg u a n th e rm al o ve rloa d
po m p a in com in g 2
UNIVERSITAS INDONESIA
H
La m p u ta n d a
K 98A
5
g a n gg u an th erm a l o ve rlo a d
po m p a inco m in g 3
L a m pu ta nd a H
K10 1A
6
g an g g ua n th e rm a l o verlo ad
Tugas A khir
K10 2A
L a m p u ta n da
7
g a ng g ua n t he rm a l o verlo a d
p o m p a ou tg o ing 2
H
L a m pu ta nd a
g an g g ua n th e rm a l o verlo ad
p o m pa o u tg o in g 3
l
j
i
y
x
v
s
k
c
u
q
p
o
n
h
g
e
d
b
a
w
m
19
0
118a
H1 91
L am p u tan d a
K 02A
1
g an g gu a n trip p in g
p om p a in com in g 1
H192
L a m pu t a nd a
K 05A
2
g an g g ua n t rip p in g
p om pa in co m in g 2
H193
L a m p u ta n da
K08 A
3
g a n gg u an tripp ing
m ot o rize d va lve PA M
H194
L a m pu t a nd a
K 12A
4
g an g g ua n t rip p in g
p om pa o u tg o in g 1
UNIVERSITAS INDONESIA
H195
L am p u tan d a
K 15A
5
g an g gu a n trip p in g
p om p a o u tg oin g 2
L am p u tan d a H1 96
K 18A
6
g an g gu a n trip p in g
Tugas A khir
7
b
K105A K111A K115A K121A K125A K131A
c
f
SO201
g
l
B201
m
p
ko nd isi g an gg ua n
Be l listrik
P Pompa 3 phase
3~
Q Kontak NO WLC
21 Simbol Peralatan
IKHTIARI SURYADHARMA
UNIVERSITAS INDONESIA Tugas Akhir 22 - 09 2008
Timer on delay
Timer off delay
Timer
( time clock switch0
Kontak NO
Flow switch
Kontak NO
pressure switch
Emergency switch
22 Simbol Peralatan
IK HTIA RI S URY A DHA RMA
UNIVERSITAS INDONESIA Tu g a s A kh ir 22 - 09 2008
M
Elektroda water level
controller 3 Non return valve
PO 2
E1
Debit meter M
E2 E1 Flow switch
PO 3 FS 3
Level tinggi E3 E2 M
E3
Elektroda water level
controller 2
Level tinggi
Level rendah
Level menengah
Ground tank
Level rendah
( Penampungan air ) output
Deep well
( Sumur dalam )
IKHTIARI SURYADHARMA
UNIVERSITAS INDONESIA Lay Out Distribusi Air Bersih Baru Tugas Akhir 22 - 09 - 2008
PI 1
M Pressure me te r
M De bit meter Mo torize d valve
Pompa in coming
W a te r filter
M
Non return va lve
PO 2
Debit me ter M
Saklar p elampu ng PO 3
( ra dar )
M
Le vel tingg i
Ground tank
Level ren dah
( Penampungan air ) output
Deep well
( Sumur dalam )
IKHTIA RI S URYA DHA RMA
UNIVERSITAS INDONESIA Lay Out Distribusi Air Bersih Lama Tu gas Akhir 2 2 - 09 - 200 8