Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN 1

KONVERTER AC – AC

1.1. Tujuan Percobaan


1. Mengetahui dan memahami prinsip kerja konverter AC-AC
2. Mengetahui pengaruh sudut picu pada tegangan keluaran
3. Mengetahui dan memahami fungsi TRIAC

1.2. Gambar Rangkaian

Gambar 1.1 Rangkaian konverter AC – AC

1
2

1.3. Data Percobaan


1.3.1 Gelombang Tegangan Masukan

Gambar 1.2 Gelombang Tegangan Masukan Konverter AC-AC

1.3.2 Gelombang Tegangan Masukan AtMega 8185

Gambar 1.3 Gelombang Tegangan Masukan AtMega 8185


3

1.3.3 Gelombang Tegangan Keluaran pada Sudut Picu 40o

Gambar 1.4 Gelombang Tegangan Keluaran pada Sudut Picu 40o

1.3.4 Gelombang Tegangan Keluaran pada Sudut Picu 80o

Gambar 1.5 Gelombang Tegangan Keluaran pada Sudut Picu 80o


4

1.3.5 Gelombang Tegangan Keluaran pada Sudut Picu 120o

Gambar 1.6 Gelombang Tegangan Keluaran pada Sudut Picu 120o

1.3.6 Tabel Hasil Pecobaan


Tabel 1.1 Data Percobaan AC-AC Konverter
Vin (Volt) Sudut Picu (°) Vout (Volt)
221 40 212
221 80 175
221 120 88,5
5

1.4. Analisa dan Pembahasan


1.4.1 Mekanisme Kerja Rangkaian Konverter AC-AC 1 Fasa Terkontrol
dengan TRIAC
Pada dasarnya prinsip kerja konverter AC-AC menggunakan
triac yang merupakan jenis semikonduktor yang masih dalam kelompok
SCR. Untuk konstruksi penyusunnya, Triac dapat berupa komponen
tersendiri atau dapat disusun menggunakan 2 buah thyristor/SCR yang
dipasang anti-paralel.

Gambar 1.7 (a) Rangkaian converter AC-AC menggunakan 2 buah thyristor yang dipasang
anti-paralel (b) Rangkaian converter AC-AC menggunakan sebuah triac

Jadi mekanisme kerja yang terjadi yaitu ketika arus bolak balik dari sumber
mengalir pada rangkaian maka selama tegangan masukan setengah siklus
positif, aliran dayanya akan dikontrol oleh sudut pemicuan pada salah satu
TRIAC, sedangkan TRIAC yang lain akan mengontrol aliran daya selama
tegangan masukan setengah siklus negatifnya. Pulsa-pulsa yang dihasilkan
pada masing-masing TRIAC terpisah 180o. Sudut picu sangat mempengaruhi
bentuk pulsa yang dihasilkan. Semakin mendekati nilai 180o maka bentuknya
akan membentuk berupa garis lurus sedangkan pada saat mendekati nilai 0o
maka bentuk gelombangnya akan membentuk gelombang sinus sempurna.
Sehingga bentuk gelombangnya sebagai berikut
6

Gambar 1.8 Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus pada Triac


7

1.4.2 Formulasi Tegangan Keluaran Konverter AC-AC 1 Fasa


Terkontrol dengan TRIAC
Untuk menentukan tegangan keluaran pada converter AC-AC 1
fasa terkontrol dengan TRIAC maka digunakan persamaan :
Vs = √2 Vs sin ωt
Sedangkan untuk tegangan keluaran rms didapatkan dari persamaan :
1
1 sin 2𝛼 2
Vo = Vs [𝜋 (𝜋 − 𝛼 + )]
2

1.4.3 Analisa Perbandingan Hasil Perhitungan dan Pengukuran


Dari data percobaan pada tabel 1.1 dapat dicari nilai perhitungan
dari nilai Vin dan sudut pemicuan dengan persamaan :
1
1 sin 2𝛼 2
Vo = Vs [𝜋 (𝜋 − 𝛼 + )]
2

Diambil nilai sudut pemicuan 30o didapatkan (40o = 0.6981317008 rad)


1
1 sin 80 2
Vo = 221 [𝜋 (𝜋 − 0.6981317008 + )]
2

Vo = 212,73 Volt
Diambil nilai sudut pemicuan 80o didapatkan (80o = 1.3962634016rad)
1
1 sin 160 2
Vo = 221 [𝜋 (𝜋 − 1.3962634016 + )]
2

Vo = 178,7 Volt
Diambil nilai sudut pemicuan 120o didapatkan (120o = 2.0943951 rad)
1
1 sin 240 2
Vo = 221 [𝜋 (𝜋 − 2.0943951 + )]
2

Vo = 91 Volt
8

Dari perhitungan pada tabel 1.1 didapatkan perbandingan nilai antara


nilai pengukuran dan perhitungan sebagai berikut :

Tabel 1.2 Perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran

Sudut Picu Sudut Picu Vout (V)


Vin (V)
(°) (Rad) Pengukuran Perhitungan
221 40 0.6981317008 212 212,73
221 80 1.3962634016 175 178,7
221 120 2.0943951 88,5 91

Berdasarkan data pada tabel 1.2, didapatkan nilai pengukuran


dan perhitungan memiliki selisih yang tidak terlampau banyak. Hal ini
disebabkan kurang presisinya alat ukur yang digunakan selama
pengukuran berlangsung dan kurangnya ketelitian dalam pengambilan
data.
9

1.5. Kesimpulan
1. TRIAC dapat digunakan sebagai pengganti rangkaian thyristor anti parallel
pada rangkaian AC-AC konverter.
2. Prinsip dasar rangkaian memanfaatkan sifat yang dapat melakukan
konduksi.
3. Semakin besar sudut pemicuan, maka tegangan keluaran akan semakin
kecil.
4. Konverter AC-AC digunakan untuk mengatur tegangan keluaran.
5. Tegangan Keluaran AtMega 8185 berupa sinyal kotak pada kondisi ideal.
6. Ketika sudut picu mendekati nilai 180o maka bentuk keluaran gelombang
akan berbentuk mendekati garis lurus sedangkan pada saat sudut picu
mendekati nilai 0o maka bentuk keluaran gelombang akan berbentuk
mendekati gelombang sinus sempurna.
7. Dari percobaan, didapatkan hasil saat sudut picu sebesar 40° maka
tegangan keluaran hasil pengukuran sebesar 212 V sedangkan hasil
perhitungan sebesar 221,73 V. Perbedaan hasil ini disebabkan kurang
presisinya alat ukur yang digunakan selama pengukuran berlangsung dan
kurangnya ketelitian dalam pengambilan data.
8. Dari percobaan, didapatkan hasil saat sudut picu sebesar 80° maka
tegangan keluaran hasil pengukuran sebesar 175 V sedangkan hasil
perhitungan sebesar 178,7 V. Perbedaan hasil ini disebabkan kurang
presisinya alat ukur yang digunakan selama pengukuran berlangsung dan
kurangnya ketelitian dalam pengambilan data.
9. Dari percobaan, didapatkan hasil saat sudut picu sebesar 120° maka
tegangan keluaran hasil pengukuran sebesar 88,5 V sedangkan hasil
perhitungan sebesar 91 V. Perbedaan hasil ini disebabkan kurang
presisinya alat ukur yang digunakan selama pengukuran berlangsung dan
kurangnya ketelitian dalam pengambilan data.
10

10. Selisih yang terdapat pada hasil pengukuran dan hasil perhitungan
dikarenakan presisinya alat ukur yang digunakan selama pengukuran
berlangsung dan kurangnya ketelitian alat ukur.

Anda mungkin juga menyukai