H p1
H p1
KONVERTER AC – AC
1
2
Gambar 1.7 (a) Rangkaian converter AC-AC menggunakan 2 buah thyristor yang dipasang
anti-paralel (b) Rangkaian converter AC-AC menggunakan sebuah triac
Jadi mekanisme kerja yang terjadi yaitu ketika arus bolak balik dari sumber
mengalir pada rangkaian maka selama tegangan masukan setengah siklus
positif, aliran dayanya akan dikontrol oleh sudut pemicuan pada salah satu
TRIAC, sedangkan TRIAC yang lain akan mengontrol aliran daya selama
tegangan masukan setengah siklus negatifnya. Pulsa-pulsa yang dihasilkan
pada masing-masing TRIAC terpisah 180o. Sudut picu sangat mempengaruhi
bentuk pulsa yang dihasilkan. Semakin mendekati nilai 180o maka bentuknya
akan membentuk berupa garis lurus sedangkan pada saat mendekati nilai 0o
maka bentuk gelombangnya akan membentuk gelombang sinus sempurna.
Sehingga bentuk gelombangnya sebagai berikut
6
Vo = 212,73 Volt
Diambil nilai sudut pemicuan 80o didapatkan (80o = 1.3962634016rad)
1
1 sin 160 2
Vo = 221 [𝜋 (𝜋 − 1.3962634016 + )]
2
Vo = 178,7 Volt
Diambil nilai sudut pemicuan 120o didapatkan (120o = 2.0943951 rad)
1
1 sin 240 2
Vo = 221 [𝜋 (𝜋 − 2.0943951 + )]
2
Vo = 91 Volt
8
1.5. Kesimpulan
1. TRIAC dapat digunakan sebagai pengganti rangkaian thyristor anti parallel
pada rangkaian AC-AC konverter.
2. Prinsip dasar rangkaian memanfaatkan sifat yang dapat melakukan
konduksi.
3. Semakin besar sudut pemicuan, maka tegangan keluaran akan semakin
kecil.
4. Konverter AC-AC digunakan untuk mengatur tegangan keluaran.
5. Tegangan Keluaran AtMega 8185 berupa sinyal kotak pada kondisi ideal.
6. Ketika sudut picu mendekati nilai 180o maka bentuk keluaran gelombang
akan berbentuk mendekati garis lurus sedangkan pada saat sudut picu
mendekati nilai 0o maka bentuk keluaran gelombang akan berbentuk
mendekati gelombang sinus sempurna.
7. Dari percobaan, didapatkan hasil saat sudut picu sebesar 40° maka
tegangan keluaran hasil pengukuran sebesar 212 V sedangkan hasil
perhitungan sebesar 221,73 V. Perbedaan hasil ini disebabkan kurang
presisinya alat ukur yang digunakan selama pengukuran berlangsung dan
kurangnya ketelitian dalam pengambilan data.
8. Dari percobaan, didapatkan hasil saat sudut picu sebesar 80° maka
tegangan keluaran hasil pengukuran sebesar 175 V sedangkan hasil
perhitungan sebesar 178,7 V. Perbedaan hasil ini disebabkan kurang
presisinya alat ukur yang digunakan selama pengukuran berlangsung dan
kurangnya ketelitian dalam pengambilan data.
9. Dari percobaan, didapatkan hasil saat sudut picu sebesar 120° maka
tegangan keluaran hasil pengukuran sebesar 88,5 V sedangkan hasil
perhitungan sebesar 91 V. Perbedaan hasil ini disebabkan kurang
presisinya alat ukur yang digunakan selama pengukuran berlangsung dan
kurangnya ketelitian dalam pengambilan data.
10
10. Selisih yang terdapat pada hasil pengukuran dan hasil perhitungan
dikarenakan presisinya alat ukur yang digunakan selama pengukuran
berlangsung dan kurangnya ketelitian alat ukur.