Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat 10710
Telepon (021) 3811244 - 3811642 - 3811658 - 3811679 - 3811779 - 3812216
(Hunting) (021) 34833004 -34833005 Website: pendis.kemenag.go.id

Yth.
1. Rektor UIN dan IAIN;
2. Ketua STAIN;
3. Koordinator Kopertais.
Se Indonesia

SURAT EDARAN
Nomor: o w 7DJ.I/PP.00.9/01/2019

TENTANG
PEMBERIAN GELAR DOKTOR KEHORMATAN PADA PERGURUAN TINGGI
KEAGAMAAAN ISLAM

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Terkait dengan permohonan pengajuan pemberian Dr. HC oleh kampus PTKI, diharapkan
kepada Saudara pimpinan PTKI untuk dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemberian Dr. HC tersebut harus diprioritaskan diberikan kepada mereka yang memenuhi
jasa yang luar biasa dalam bidang keilmuan keislaman, menebarkan Islam wasathiyyah,
serta jasa yang mengagumkan di bidang ilmu dan pengetahuan;
2. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Rl
Nomor 65 Tahun 2016 tentang Gelar Doktor Kehormatan (terlampir), perguruan tinggi
yang hendak menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada perseorangan
disyaratkan memiliki program doktor dengan peringkat terakreditasi A;
3. Penganugerahan gelar doktor kehormatan oleh PTKI mulai tahun 2019 ini mesti mengikuti
ketentuan dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dimaksud.

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
SALINAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 65 TAHUN 2016
TENTANG
GELAR DOKTOR KEHORMATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa u n tu k melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2)


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi, perlu menetapkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi tentang Gelar Doktor Kehormatan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang


Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
- 2 -

3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang


Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
14);
4. Keputusan Presiden Nomor 1 2 1 /P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi (Lembaran Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 889);
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1952);

MEMUTUSKAN:
Men etapkan PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI TENTANG GELAR DOKTOR
KEHORMATAN.

Pasal 1
Gelar doktor kehormatan (Doctor Honoris Causa) merupakan
gelar kehorm atan yang diberikan oleh perguruan tinggi yang
m em iliki program Doktor dengan peringkat terakreditasi A
atau unggul kepada perseorangan yang layak memperoleh
penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa
dalam llm u Pengetahuan dan Teknologi da n /a ta u berjasa
dalam bidang kemanusiaan.
- 3 -

Pasal 2
(1) Perguruan tinggi sebagaimana dim aksud dalam Pasal 1
menyelenggarakan program doktor yang terkait dengan
jasa dan/a tau karya calon penerima gelar doktor
kehorm atan.
(2) Calon penerima gelar doktor kehormatan
berkewarganegaraan asing telah m enunjukkan jasa
da n /a ta u karya yang bermanfaat bagi kemajuan,
kem akm uran, dan/a tau kesejahteraan bangsa dan
negara Indonesia.
(3) Tata cara dan syarat pemberian gelar doktor kehormatan
dia tur oleh masing-masing perguruan tinggi.

Pasal 3
Gelar doktor kehormatan yang selanjutnya disingkat Dr.
(H.C.), ditem patkan di depan nama penerima.

Pasal 4
Menteri dapat mencabut gelar doktor kehormatan apabila
tidak memenuhi persyaratan berdasarkan Peraturan Menteri
ini.

Pasal 5
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2013
tentang Gelar Doktor Kehormatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 410) dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Pasal 6
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 4 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Oktober 2016

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN


PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMAD NASIR

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 Oktober 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 1539

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro H u k u m dan O rganisasi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,

TTD.

Ani Nurdiani Azizah


NIP. 195812011985032001

Anda mungkin juga menyukai