Mencari Jejak Khidr Pada Akhir Zaman PDF
Mencari Jejak Khidr Pada Akhir Zaman PDF
IMRAN N. HOSEIN
2
Imran N. Hosein 1436 (Hijri): 2015 (Gregory XIII)
Email : inhosein@hotmail.com
Website : www.imranhosein.org
Bookstore : www.imranhosein.com
Printed in
PERCETAKAN ZAFAR SDN. BHD
Let 18, jalan 4/10B,
Spring Crest Industrial park,
Batu Caves, 68100
Kuala Lumpur
3
َ َﻗ
َ ﺎل إِ ﱠﻧ َﻚ َﻟ ْﻦ َﺗ ْﺴ َﺘ ِﻄ ْﯿ َﻊ َﻣﻌ
ِﻲ َﺻ ْﺒ ًﺮا
“Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup sabar bersamaku -
4
Untuk Alouette
dengan cinta
5
ISI
PENGANTAR 7
KATA PERTAMA 10
DI MANA KHIDR DAPAT DITEMUKAN? 15
Mengangkat hijab yang memisahkan Dua Lautan Ilmu 20
Dzikr dan Fikr 20
Dua Lautan dalam Al-Qur’an 22
Ilmu Batin Internal dan interpretasi Mutashābihāt 23
Ilmu Batin Internal dan kemampuan melihat dan memperkirakan
peristiwa masa depan 24
Ilmu Batin Internal dan kemampuan menghubungkan berbagai
peristiwa sehingga membaca sejarah dengan tepat 26
BAGAIMANA KHIDR DAN MURIDNYA BERHUBUNGAN SATU SAMA
LAIN? 28
Murid harus mencari Khidrnya 28
6
Murid harus berendah hati saat berusaha diterima sebagai murid
Khidr 28
Guru atau pembimbing tidak sempurna 31
Pesan peringatan 31
Buku-buku karya IMRAN N. HOSEIN 33
PENGANTAR
7
untuk istri baru saya, dan sebagai ungkapan syukur kepada Allah
Ta’ala, sehingga buku ini ditulis.
Biarkan saya memulai membuka kepada para pembaca yang
terhormat bahwa saya baru berusia 18 tahun saat saya menemui
Khidr duduk di atas batu. Maulānā Dr. Muhammad Fadlur Rahmān
Ansāri (rahimahullah), yang adalah seorang Sufi shaikh Qāderiah, dan
guru saya dengan ingatan yang diberkahi pada akhirnya menjadi
Khidr saya, dan saya tidak pernah lagi sejak umur 18 tahun ‘melihat
kembali’ dalam hidup untuk mencari arah atau tujuan hidup baru.
Sebenarnya saya sangat beruntung karena dia mengajarkan dan
membimbing saya seakan barangkali, tidak ada lagi ulama Islam yang
hidup punya metodologi mempelajari Al-Qur’an, serta
mengidentifikasi hadits buatan.
Ada orang-orang yang akan membaca esai ini dan menangisi
kenyataan karena bertahun-tahun hidupnya telah berlalu, sementara
mereka masih mencari Khidr. Esai ini ditulis untuk menawarkan
harapan kepada orang-orang tersebut, dan untuk menguatkan tekad
engingatkan
mereka agar tidak berhenti mencari. Sūrah al-Kahf m
mereka mengenai pernyataan Mūsa (‘alaihi al-Salāam) t entang
pertemuan dua lautan – bahkan jika dia harus melanjutkan
perjalannya tanpa akhir:
8
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya:
“Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan
dua lautan; atau aku akan terus berjalan entah sampai berapa tahun
lamanya.” (Al-Qur’an Surat Al-Kahf, 18:60).
Biarkan saya juga menjelaskan kepada para pembaca tersebut,
juga kepada yang lain, bahwa saya bukan Khidr zaman ini, dan saya
tidak mengaku diri saya sebagai siapa pun. Apa yang saya lakukan,
bagaimana pun, adalah menjelaskan profil guru hebat yang menjadi
model satu-satunya ulama yang bisa menanggapi tantangan zaman
modern dengan berhasil, dan untuk mendorong orang-orang yang
mencari Khidr agar menemukannya dengan mencari jejak-jejak yang
mirip dengan jejaknya.
Saya berdoa semoga booklet ini bisa membantu mereka dalam
pencarian itu. Amin!
Imran N. Hosein
Di Pulau Karibia, Trinidad
Jumadil al-Awwal 1436/April 2015
9
BAB SATU
KATA PERTAMA
UJI bagi Allah Maha Bijaksana, dan shalawat serta salam atas
baginda Rasulullah (sallalahu ‘alaihi wa sallam) yang menyesali karena
Mūsa ( ‘alaihi al-Salām) tidak lebih bersabar saat bersama Khidr (‘alaihi
al-Salām), guru dan pembimbing tertinggi Ākhir al-Zamān, jika Mūsa
lebih bersabar kita bisa belajar lebih banyak dari Khidr melalui Sūrah
al-Kahf dalam Al-Quran yang diberkahi:
ُ ﺺ
اﷲ َ َو ِد ْد َﻧﺎ َأ ْن ُﻣ ْﻮ َﺳﻰ َﻛ
ﺎن َﺻ َﺒ َﺮ َﺣ ﱠﺘﻰ َﯾ ُﻘ ﱠ
َﻋَﻠ ْﯿ َﻨﺎ ِﻣ ْﻦ َﺧ َﺒ ِﺮ ِﻫ َﻤﺎ
10
“Kita berharap Mūsa lebih bersabar sehingga Allah bisa
menceritakan kepada kita lebih banyak tentang keduanya”.
(Sahih Bukhāri)
Dunia saat ini seperti kulit pisang yang dilempar ke tempat
sampah dan membusuk. Orang-orang yang memiliki hati yang bisa
mendalami kenyataan dunia saat ini, adalah orang-orang yang terus
menerus merasa kehilangan, dunia aneh yang secara simbolis di
mata mereka telah tereduksi menjadi hanya sebagai tanah tandus
karena dunia ini menolak nur (atau cahaya).
11
bahagia mengunjungi mall mewah di kota untuk membelanjakan
lebih dan lebih uang kertas, plastik, dan elektronik dengan membeli
jeans biru, perangkat elektronik terbaru, dan kulit pisang busuk
lainnya:
12
َ ﺎو َزا َﻗ
َ ﺎل ِﻟ َﻔ َﺘﺎ ُه َا ِﺗ َﻨﺎ َﻏﺪ
َاء َﻧﺎ َﻟ َﻘ ْﺪ َﻟ ِﻘ ْﯿ َﻨﺎ ِﻣ ْﻦ َ َﻓَﻠ ﱠﻤﺎ َﺟ
ﺎﻫ َﺬا َﻧ َﺼ َﺒﺎَ َﺳ َﻔ ِﺮ َﻧ
“Maka tatkala mereka berjalan semakin jauh (dari batu itu),
berkatalah Musa kepada muridnya: Bawalah ke mari
makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih
karena perjalanan kita ini.”
(Qur’ān, Sūrah al-Kahf, 18:62)
Kehidupan pada Ākhir al-Zamān tepat seperti itu. Saat kita
kehilangan jalan di dunia tandus ini, hidup menjadi meletihkan,
tanpa pesona dan kebahagiaan.
Sūrah Al-Kahf melanjutkan dengan menyampaikan pesan bahwa
orang-orang tersebut harus berbalik dan menyusuri jejak mereka
dalam kehidupan untuk mencari batu itu sebagai tempat duduk
ulama dan pembimbing tertinggi zaman ini:
13
Hanya pembimbing itu yang bisa menjelaskan kenyataan
dunia Ākhir al-Zamān, dan hanya pembimbing itu yang bisa
memberikan petunjuk ke jalan keluar dari bahaya yang menunggu
mereka ke mana pun mereka pergi. Ini karena dia adalah manusia
yang paling berilmu.
Allah Ta’ala langsung mengingatkan bahaya hebat terhadap
keimanan yang akan menembus dunia Akhir Zaman ketika Dia
menyatakan, dalam Hadits al-Qudsi di buku Sahih al-Bukhāri, bahwa
999 dari setiap 1000 orang (pada Ā khir al-Zamān) akan memasuki
api neraka.
Sūrah al-Kahf juga memberikan petunjuk penting saat berkata
kepada orang-orang tersebut bahwa mereka seharusnya:
14
hatinya telah Kami lalaikan dari Dzikr (mengingati)
Kami, serta menuruti hawa nafsunya sehingga
keadaannya itu tidak bermanfaat.”
BAB DUA
15
mengikuti ke mana pun arah angin yang bertiup di London, New
York, Paris, dll.
16
ini mensyaratkan mereka agar mengkhianati Nabi Muhammad
(sallalahu ‘alaihi wa sallam).
Pembimbing dan guru Akhir Zaman dapat ditemukan di Majma’a
al-Bahrain ( yakni, tempat bertemunya dua lautan):
17
Penulis ini tidak punya ilmu pengatahuan tentang siapa Khidr
dalam Qur’ān, tidak pula dia mencari tahu tentang hal itu. Apa pun
informasi yang disampaikan dalam Qur’ān dan Hadits mengenai
Khidr sudah cukup bagi penulis ini – dan dia tidak mencari informasi
tambahan.
Sama seperti dia membawa tanah yang mati kembali hidup,
bagitu pula dia mampu membawa hati yang mati kembali hidup
dengan memberikan makna dan tujuan hidup. Dia adalah gembala
terbaik yang bisa mengenali serigala zaman ini, dan yang tahu
bagaimana melindungi domba dari serigala – khususnya kawanan
serigala sistem perbankan yang dikuasai Zionis dan sistem keuangan
petro-dolar yang telah memberikan nyawa baru kepada uang
elektronik, plastik, dan kertas modern yang penuh dengan tipu daya
dan jelas Harām.
Khidr zaman ini dapat dikenali karena dia punya dua kualitas.
18
(Qur’ān, Sūrah al-Kahf, 18:65)
Pertama, dia selalu seorang manusia lelaki (tidak pernah wanita
atau malaikat, dll.) dengan rahmat,kebaikan dan kasih tertinggi. Dan
kedua, dia diberkahi dengan ilmu batin intuitif spiritual karena
menerima ilmu langsung dari Allah. Ilmu spiritual itu memberinya
kemampuan untuk mengenali dan menginterpretasi ilmu yang
datang dari atas dalam bentuk eksternal (‘perahu’, ‘anak lelaki’, dan
‘dinding hampir roboh’) yang memerlukan interpretasi agar
kenyataan internalnya bisa didalami sehingga dengan benar
dipahami.
Apakah mungkin bagi ulama untuk mengintegrasi ilmu yang
didapat secara eksternal dengan ilmu yang diterima secara internal?
Penulis ini sadar akan fakta bahwa pembatas yang tak terlihat
(Barzakh) memisahkan lautan air asin dari lautan air segar.
19
ِ َﻣ َﺮ َج ا ْﻟ َﺒ ْﺤ َﺮ ْﯾ ِﻦ َﯾ ْﻠ َﺘ ِﻘ َﯿ
ﺎن )( َﺑ ْﯿ َﻨ ُﻬ َﻤﺎ َﺑ ْﺮ َز ٌخ َﻻ
() ﺎن ِ َﯾ ْﺒ ِﻐ َﯿ
“Dia telah memberikan kebebasan kepada dua bagian besar air,
kemudian keduanya bertemu: [tapi] di antara keduanya
ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.”
(Qur’ān, al-Rahmān, 55:19-20)
Penulis ini mengenali dua lautan ilmu analog dengan dua bagian
air – yang segar dan yang asin. Ilmu yang didapat secara eksternal
analog dengan air asin, dan ilmu yang diterima secara internal analog
dengan air segar. Sama seperti dua bagian air, yang asin dan yang
segar, begitu pula dua lautan ilmu, ada Hijāb atau pembatas yang
ditentukan Tuhan yang memisahkan keduanya. Hanya saat Allah
mengangkat atau menghilangkan Hijāb yang memisahkan dua lautan
ilmu sehingga ulama Al-Qur’ān dapat berhasil menyatukan lautan
ilmu yang didapat secara eksternal dengan lautan ilmu yang diterima
secara internal.
20
implikasinya adalah bahwa Nūr-N ya menembus semua ciptaan;
sehingga dengan Nūr Allah, Hijāb a tau pembatas yang memisahkan
dua lautan bisa ditembus atau diangkat. Kunci rahasia agar ulama
bisa mendapatkan Nūr Allah sehingga pembatas tak terlihat bisa
ditembus atau diangkat, adalah Rahmah h arus menembus
kehidupannya. Karena alasan inilah Allah pun menyebutkan Rahmah
saat memberitahu kita bahwa Dia menganugerahkan ilmu secara
langsung dari-Nya kepada Khidr (‘alaihi al-Salām).
21
َ ﻼ ُﺳ ْﺒ َﺤﺎ َﻧ َﻚ َﻓ ِﻘ َﻨﺎ َﻋ َﺬ
اب ِ َر ﱠﺑ َﻨﺎ َﻣﺎ َﺧَﻠ ْﻘ َﺖ َﻫ َﺬا َﺑ
ً ﺎﻃ
ِ اﻟ ﱠﻨ
ﺎر
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, [dan] yang
mengingat Allah saat mereka berdiri, duduk, atau dalam
keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan
kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini tanpa makna
dan tujuan; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab
api neraka.”
(Qur’ān, Ali-`Imran, 3:190-191)
Kita seharusnya dengan hati-hati memperhatikan bahwa saat
Dzikr dan Fikr dilakukan secara simultan, Dzikr harus mendahului
dan menembus Fikr.
Dengan demikian Fikr yang tepat tidak mungkin bisa dilakukan tanpa
Dzikr.
Seharusnya menjadi masalah yang sangat menyedihkan bagi
para pembaca kami bahwa saat ini penggabungan Dzikr t ampaknya
telah meninggalkan Fikr. Sama mengganggunya dengan hasil
sekulerisasi pendidikan karena Dzikr sekarang telah dipisahkan dari
Fikr.
22
Ilmu yang datang dari Allah Ta’ala pertama-tama ada di dalam
Al-Qur`ān yang diberkahi yang terdiri dari dua lautan Ayāt. Ada
lautan Ayāt Mukhkamāt, yakni yang jelas dan sederhana, lautan ini
dikenal sebagai Umm al-Kitāb – ibu (atau jantungnya) Kitab. Ada lagi,
lautan Ayāt kedua dalam Al-Qur’ān yang Mutasyābihāt, yakni harus
melalui Ta’wil atau interpretasi agar bisa dipahami dengan tepat.
Sūrat al-Kahf menyampaikan pesan melalui narasi pertemuan
alam Al-Qur’an yang
Musā dengan Khidr ini, bahwa dua lautan Ayāt d
diberkahi tentang apa pun yang dipelajari, harus secara harmonis
diintegrasikan agar ulama, guru, dan pembimbing menembus
kenyataan dunia pada Ā khir al-Zamān.
Ulama Islam yang masyhur, dan guru dan pembimbing saya
dengan ingatan yang diberkahi, Maulānā Dr. Muhammad Fadlur
Rahmān Ansāri (rahimahullāh) telah menjelaskan dalam karya
besarnya ’The Quranic Foundation and Structure of Muslim Society’
[Dasar dan Struktur Masyarakat Muslim menurut Al-Qur’an] ( dalam 2
volume) bahwa penyatuan ilmu yang disampaikan dalam semua ayat
Al-Qur`ān khususnya berkaitan dengan hal tertentu menjadi
harmonis secara keseluruhan tidak mungkin bisa dilakukan tanpa
menentukan sistem makna Al-Qur`ān tentang hal tersebut. Tapi
pikiran manusia dengan alat rasionalnya tidak cukup untuk
menembus sistem makna tersebut. Melainkan dua lautan harus
bergabung bersama sebagai keseluruhan yang harmonis agar sistem
makna Al-Qur’ān dapat ditemukan dan dipahami. Dua lautan itu
adalah kepala dan hati, yakni kesadaran rasional dan kesadaran
spiritual emosional. Pembacaan Al-Qur’ān secara terus menerus dan
23
bacaan Dzikr lainnya memungkinkan kesadaran spiritual emosional
teraktivasi dan berkembang sampai bisa menyatukan dua lautan ini
menjadi satu keseluruhan yang harmonis.
Bahaya bagi ulama yang mencari ilmu jika hanya berbekal satu
dari dua lautan, atau dengan keadaan tidak seimbang antara dua
lautan ini. Contohnya Iblis, kepalanya menguasai hatinya dan dia
menyatakan bahwa dia lebih baik daripada Adam ( ‘alaihi al-Salām) saat
menolak mematuhi perintah Allah untuk bersujud di hadapan Adam.
Dan contohnya terjadi pada Mansur al-Hallāj, hatinya menguasai
kepalanya sehingga dia menyatakan, suatu perbuatan syirik, Ana
al-Haq – yakni, “Akulah Tuhan”.
24
secara langsung dari Allah Ta’ala dan Allah Maha Bijaksana memilih
kapan menurunkan ilmu tersebut kepada hamba-Nya. Barangkali
karena alasan ini sehingga Eskatologi Islam (yakni “Ilmu Ākhir
al-Zamān) tidak bisa dikembangkan sebagai suatu cabang ilmu
sebelum zaman ini, karena hanya pada zaman inilah Dia menurunkan
ilmu batin tersebut sehingga dua lautan bisa bergabung bersama
menjadi terintegrasi secara harmonis.
Khidr pada Ā khir al-Zamān, yang duduk di atas batu, mampu, dengan
izin Allah, melihat ke depan peristiwa-peristiwa yang belum
terungkap pada proses sejarah. Ilmu melihat masa depan tersebut di
luar jangkauan pemikiran konvensional, sehingga Mūsa (‘alaihi al-Salām) ,
yang secara simbolis mewakili Banū Isrāil d alam Sūrat al-Khaf,
sepenuhnya tidak peduli pada fakta bahwa seorang Raja akan datang
untuk merompak perahu itu, atau bahwa anak lelaki itu akan tumbuh
menjadi sesat sehingga akan menjadi ancaman bagi keimanan orang
tuanya.
Penolakan Ilmu batin tersebut bisa, contohnya membuat orang
menari pada setiap nada yang dimainkan Dajjāl dan pada akhirnya
25
menjadi bagian dari pasukan Dajjal yang sekarang dikenal sebagai
ISIS.
Ilmu yang memungkinkan melihat berbagai peristiwa masa
depan akan menjadi sangat penting pada Ā khir al-Zamān saat
tatanan-dunia Ya’juj dan Ma’juj (yakni tatanan-dunia Kristen-Yahudi
Zionis) berusaha mengatur krisis kekayaan dan harta masyarakat
luas untuk mereduksi mereka sampai pada keadaan fakir dan miskin
sehingga sama saja dengan perbudakan. Kondisi perbudakan
tersebut akan menjadi penting jika Dajjāl berhasil mendirikan
kekuasaannya di seluruh dunia. Allah Ta’ala mengizinkan proses
krisis di Yunani dan sebagai akibatnya, Alhamdu lillāh, Yunani kini
kembali bergabung bersama Rūm (yang dipimpin Kristen Ortodoks
Rusia).
Ilmu tersebut juga memungkinkan orang-orang beriman
memahami strategi Dajjāl saat dia menargetkan kaum muda pada
Ākhir al-Zamān, dan kemudian memperalat mereka di ISIS dan di
mana pun untuk menghancurkan bukan saja iman orang tua mereka
dan orang tua lainnya, namun juga mengancam integritas Ummah.
Orang-orang beriman tahu cara menanggapi dengan tepat dengan
melepaskan diri saat kaum muda yang tersesat pada Ā khir al-Zamān
yang bisa mengikutsertakan anak-anak mereka, dan cucu-cucu
mereka, mengancam Imān o rang tua mereka, kakek-nenek mereka,
dan orang tua lainnya, juga integritas Ummah:
26
seperti anak panah lepas dari busurnya, keimanan mereka
tidak melebihi tenggorokan mereka. Maka, di mana pun
kalian menemukan mereka, bunuhlah mereka, karena akan
ada penghargaan untuk pembunuh mereka pada Hari
Kebangkitan.” (Mohon diperhatikan hanyalah mereka yang
membunuh manusia lain dengan zalim yang seharusnya
dibunuh.)
(Sahih Bukāri)
27
BAB TIGA
28
BERHUBUNGAN SATU SAMA LAIN?
29
murid tidak boleh bertanya atau berargumen saat menantang
gurunya, melainkan dengan rendah hati dan sopan mencari
klarifikasi atau penjelasan yang lebih jauh. Sang murid tidak
mendebat gurunya. Melainkan sang murid menunggu dengan sabar
datangnya pemahaman tentang apa yang diajarkan, atau apa yang
ditawarkan guru sebagai klarifikasi atau penjelasan lebih jauh.
Mungkin dalam ayat paling kuat dalam Sūrat a l-Kahf, Khidr
menanggapi permintaan Mūsa agar diterima sebagai murid dengan
pernyataan sangat kuat berikut ini:
َ َﻗ
َ ﺎل ِإ ﱠﻧ َﻚ َﻟ ْﻦ َﺗ ْﺴ َﺘ ِﻄ ْﯿ َﻊ َﻣﻌ
ِﻲ َﺻ ْﺒ ًﺮا
[Khidr] menjawab,”Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup
sabar bersamaku –
30
bahkan seorang nabi seperti Musa tidak sepenuhnya
memahami kenyataan hakiki dari berbagai hal (haga’iq
al-asya’ kama hiya): dan, terlebih pada umumnya,
kurangnya ketenangan hati manusia kapan pun dia
berhadapan dengan sesuatu yang belim pernah dialami
atau tidak bisa dengan cepat dipahami. Dalam analisis
terakhir ayat di atas maknanya – seiring dengan
pengalaman berikutnya yang sepenuhnya dihadapi Musa –
bahwa penampilan dan kenyataan tidak selalu bertepatan;
lebih dari itu, menyentuh secara halus atas kenyataan
dalam bahwa manusia tidak bisa benar-benar memahami
atau bahkan membayangkan apa pun yang tidak ada
imbangannya – setidaknya dalam unsur komponennya –
dalam pengalaman intelektualnya sendiri; dan inilah alasan
Al-Qur’an menggunakan metafora atau alegori
berhubungan dengan “segala hal di luar jangkauan persepsi
indera makhluk” (al-ghaib), (Qur’ān; 18:68)
Pandangan pribadi saya adalah bahwa dunia akan berubah pesat
pada Ā khir al-Zamān sehingga tidak bisa dipahami oleh ulama
konvensional. Hanya ulama sangat spesial yang diperkaya dengan
ilmu spiritual, yakni Khidr a dalah contoh terbaiknya, m ampu
mendalami, memahami, dan menjelaskan dunia pada Ā khir al-Zamān.
Mungkin saya diizinkan berbagi dengan para pembaca yang
terhormat mengenai informasi yang sangat pribadi ini bahwa Allah
Maha Pengasih memberikan ilmu kepada ayah saya dengan ingatan
yang diberkahi, Ibrahim Nazar Hosein, yang pernah menjadi Kepala
Sekolah, dan saya diberkahi di antara anak-anaknya, mewarisi
darinya anugerah ilmu itu.
31
Guru atau pembimbing tidak sempurna
Guru tidak sempurna. Jika murid tidak merasa yakin sang guru
mendapat petunjuk yang benar maka dia seharusnya
meninggalkannya dan mencari guru lain. Tapi murid tidak boleh
berargumen atau berdebat dengan Khidr.
Pesan Peringatan
Khidr t idak menoleransi orang-orang yang mengaku paling berilmu
atau paling tinggi derajatnya dari umat manusia lainnya. Dia
memperingatkan mereka bahwa mereka tidak akan mempunyai
kesabaran yang mereka butuhkan untuk mendapatkan ilmu darinya,
- ilmu yang akan tetap di luar jangkauan mereka.
Dia mendiamkan mereka (karena kesombongan mereka) dengan
melarang mereka mengajukan pertanyaan.
Jika murid yang tidak sabar tetap berdebat dengannya, murid itu
pada akhirnya akan berpisah darinya:
َ ِﻲ َو َﺑ ْﯿﻨ
ِﻚ َ ﺎل َﻫ َﺬا ﻓ
ُ ِﺮ
ْ اق َﺑ ْﯿﻨ َ َﻗ
“(Khidhir) berkata: Inilah (tempat dan waktu) kita saling
berpisah – aku dan kamu!”
(Qur’ān, Sūrah, al-Kahf, 18:78)
32
Buku-buku Karya IMRAN N.
HOSEIN
33
(untuk informasi harga dan pemesanan, kunjungi
www.imranhosein.com)
34
● THE PROHIBITION OF RIBA IN THE QUR’AN AND
SUNNAH (English and Malay); Larangan Riba dalam Al-Qur’an
dan Sunah
● THE CALIPHATE, THE HEJAZ AND THE SAUDI-WAHHABI
NATION-STATE – 2ND edition; Khilafah, Hijaz, dan
Negara-Bangsa Saudi-Wahabi
● ONE JAMAAT – ONE AMEER: THE ORGANIZATION OF A
MUSLIM COMMUNITY IN THE AGE OF FITAN; Satu Jama’ah
– Satu Amir: Organisasi Masyarakat Muslim pada Zaman Fitan
● THE RELIGION OF ABRAHAM AND THE STATE OF ISRAEL
(now being revised); Agama Ibrahim dan Negara Israel
● THE STRATEGIC IMPORTANCE OF DREAM AND VISIONS
IN ISLAM 2ND edition; Kepentingan Strategis Mimpi dan
Penglihatan dalam Islam
● FASTING AND POWER; Puasa dan Kekuatan
● THE QURANIC METHOD OF CURING ALCOHOLISM AND
DRUG ADDICTION (2ND edition); Metode Al-Qur’an dalam
Menyembuhkan Kecanduan Alkohol dan Narkoba
● GEORGE BERNARD SHAW AND THE ISLAMIC SCHOLAR;
George Bernard Shaw dan Ulama Islam
● A MUSLIM RESPONSE TO THE 9/11 ATTACK ON AMERICA;
Tanggapan Muslim terhadap Serangan 9/11 di Amerika
35
● THE ISLAMIC TREVELOGUE – TRAVELING THOUGH THE
SOUTH IN THE EMISSION OF ISLAM; Catatan Perjalanan
Islami – Perjalanan ke Selatan dengan Misi Da’wah Islam
● AN ISLAMIC VIEW OF GOG AND MAGOG IN THE MODERN
WORLD 2ND edition (English, Arabic and Malay); Pandangan
Islam tentang Ya’juj dan Ma’juj di Dunia Modern
● IQBAL AND PAKISTAN’S MOMENT OF TRUTH; Iqbal dan
Momen Kebenaran Pakistan
● EXPLAINING ISRAEL’S MYSTERIOUS IMPERIAL AGENDA;
Menjelaskan Agenda Imperial Misterius Israel
● THE IMPORTANCE OF THE PROHIBITION OF RIBA IN
ISLAM (English and Malay); Pentingnya Larangan Riba dalam
Islam
● THE QURANIC FOUNDATION AND STRUCTURE OF
MUSLIM SOCIETY (in 2 volumes) by MAULANA DR.
MUHAMMAD FAZLUR RAHMAN ANSARI. Dasar dan Struktur
Masyarakat Muslim menurut Al-Qur’an (dalam 2 volume) oleh
Maulana DR. Muhammad Fazlur Rahman Ansari
36
sehingga dapat memahami kenyataan zaman modern. Di antara
buku-buku itu sebagai best-seller-nya berjudul 'Jerusalem dalam
Al-Qur’an', 'Pandangan Islam mengenai Ya’juj dan Ma’juj di Dunia
Modern', 'Surat al-Kahf dan Zaman Modern', ‘Dinar Emas dan Dirham
Perak – Islam dan Uang Masa Depan’, dll (Tersedia di toko bukunya
www.imranhosein.com).
IMRAN N. HOSEIN
PUBLICATIONS
37