PENDAHULUAN
Dengan adanya beberapa perubahan mendasar dalam perkembangan ilmu keperawatan yang
tidak bisa dihindari oleh semua institusi pelayanan Kesehatan antara lain :
1. Periode transisi dari pelayanan yang sifatnya kuratif menjadi prefentif, dan kemajuan
teknologi yang memungkinkan pasien memilih sistem pelayanan.
2. Transisi peran dan fungsi perawat dari mengendalikan peraan kolaborasi kearah mandiri
(Asuhan keperawatan sifatnya promosi,prefentif),Tanggungjawab/Akuntabilitas
nyata,meningkatnya peran kepala ruangan dari fungsi pengarahan,
pengendalian,mengambil keputusan menjadi lebih kearah fungsi fasilitator, koordinator,
dan pelayanan yang integrative/penunjang.
3. Karakteristik tim keperawatan yang semakin mampu menerima tanggung jawab dan
tanggung gugat,saling percaya, saling menghargai, ikut berperan aktif, mandiri, dan
komunikatif, meningkatnya kemampuan professional,bekerja lebih terintegrasi,
standarisasi,bisa berbagi peran dengan profesi lain serta adanya perilaku lux perawat
seperti memilih kerja dengan gaji lebih tinggi dan kondisi kerja yang kondusif.
Menurut Hersey & Blanchard (1977, dalam La monica,1998) menyatakan menejemen adalah
bekerja dengan dan melalui individu dan kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan Hasibuan
(2003) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan
melalui pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasian,pengaturan ketenagaan, pengarahan,
evaluasi dan pengendalian mutu keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruangan penerapan praktik keperawatan memiliki
pedoman dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bukan atas dasar kehendak perawat
sendiri dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah klien sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi pada
klien. Asuhan keperawatan yang diberikan pada klien yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari klien tersebut baik dari kesehatan
fisik/jasmaninya,pikiranya,interaksi sosialnya maupun keagamannya (Rosyidi 2013)
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Tujuan
pembangunan kesehatan Mendorong pihak Rumah Sakit Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
membentuk suatu sistem Pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP) yang
merupakan pengembangan dari model praktik keperawatan proafesional (MPKP) yang
sebelumnya sudah dirintis sejak tahun 2006. Sebagai perawat professional Dituntut untuk
mengetahui tentang Menejemen Keperawatan sehingga dapat mewujudkan suatu standar.
Praktek keperawatan professional. Perawat professional mempunyai wewenang dan tanggung
jawab melaksanakan praktek keperawatan dirumah sakit dengan sikap dan kemampuannya.
Untuk itu perlu, dikembangkan praktek professional diruang lingkup cukupnya proses dan
prosedur registrasi dan legislasi keperawatan.
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktek manajemen keperawatan, dalam proses praktek dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen sesuai dengan Asuhan pelayanan kesehatan yang berlaku
di ruangan (Asuhan Keperawatan) secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap
kepemimpinan yang professional serta langkah-langkah manajemen.
1.3. Manfaat
1.3.1 Klien
Dengan adanya praktek manajemen diruang neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto
Kabupaten Gorontalo. Diharapkan klien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapatkan
kenyamanan dalam pemberian asuhan (Asuhan Keperawatan) sehingga tercapai kepuasan klien
yang optimal.
1.3.2 Perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat,perawat dengan tim kesehatan yang
lain, dan perawat dengan klien serta keluarga.
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
4. Meningkatkan Profesionalisme Keperawatan.
RSUD dr. M.M. Dunda Limboto didirikan pada tanggal 25 November 1963 dengan
kapasitas awal tempat tidur adalah 29 buah. Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
171/Menkes/SK/III/1994 RSU Dr. M.M. Dunda ditetapkan menjadi RSU Kelas C yang
peresmiannya pada tanggal 19 September 1994 bersamaan dengan penggunaan nama Dr.
Mansyoer Mohamad Dunda, Nama RUmah Sakit tersebut diambil dari nama seorang putra
daerah perintis kemerdekaan yang telah mengabdikan dirinya dibidang kesehatan sehingga
diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Gorontalo dengan berkedudukan sebagai unit pelaksana pemerintah Kabupaten Gorontalo
dibidang pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam perkembangannya RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto menjadi Badan Pengelola
berdasarkan SK. Bupati Gorontalo Nomor 171 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.M. Dunda Kab. Gorontalo.
Dengan ditetapkannya sebagai Badan Layanan Umum Daerah maka sejak Tahun
Anggaran 2001, RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto mulai dikembangkan secara bertahap, dan
hingga kini mempunyai kapasitas 235 tempat tidur dengan rata-rata penderita dirawat ± 166
pasien perhari. Seiring dengan tuntutan masyarakat yang semakin membutuhkan pelayanan
kesehatan bermutu, lebih mudah, lebih cepat maka berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor: HK.03.05/I/1077/2011, RSUD Dr. M.M Dunda Limboto berubah tipe menjadi Kelas B.
2.1.2 Visi
Menjadi rumah sakit yang terbaik di provinsi gorontalo
2.1.3 Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional, bermutu, tepat waktu dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
2. Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia melalui ppendidikan dan
pelatihan
3. Meningkatkan pendapatan rumah sakit dan mandiri dalam pendanaan
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
5. Mengembangkan penelitian dan penggembangan dalam tekhnologi kesehatan
2.1.4 Motto
Bekerja ikhlas untuk pelayanan yang lebih berkualitas
2.1.5 Filosofi
Kesehatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah kebanggan kami
WADIR PELAYANAN
KEPERAWATAN
KABID KEPERAWATAN
dr. TITIEN AG PADJUHI
ULFA TH. DOMILI SKM, M.Kes
KEPALA RUANGAN
ASKEP PELAYANAN
Pendidikan Lama
No Nama Jabatan
Umur Pelatihan
Terakhir Kerja
1 SILSIANENG NUSA, A.Md.Kep KARU 39 thn A.Md 8.1 thn BHD
BTCLS,
Ns YUNIKE SILVIA
2 Katim I 34 thn Ners 12 thn Perceptor
MENENGKEI, S.Kep
Klinik, ENLS
3 Meylin Ahmad , S.Kep, Ns Katim II thn Ners 7.2 thn BHD
4 Ferlin Noho, A.Md.Kep PP 35 thn D III 10 thn BHD
5 Gima Sriyanti, S.Kep, Ns PP 40 thn Ners 12 thn BHD
6 Yeni Rukmayanti, A.Md.Kep PP 30 thn D III 8.9thn BHD
7 Mercy Irwan Ano, A.Md.Kep PP 30 thn D III 11 thn BHD
8 Fatma Dewi Daud, A.Md.Kep PP 26 thn DIII 6 bln BHD
9 Ronal Bobihoe, A.Md.Kep PP 29 thn DIII 5 thn BHD
10 Gecky Angelia, S.Kep PP 30 thn S.Kep 8 thn BHD
11 Riskawati Mohamad , S.Kep PP 32 thn S.Kep 13 thn BHD
12 Yunita Polamolo, A.Md.Kep PP 26 thn D III 9 thn BTCLS,BHD
13 Yohanes Mulyadi, A.Md.Kep PP 40 thn DIII 14 thn ,BHD
14 Meyke Domili, S.Kep, Ns PP 25 thn Ners 2 thn BTCLS, BHD
Berdasarkan tabel 3.1.1 Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruangan Neuro RSUD DR.
MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo.sebanyak 15 orang, 1 orang bertugas sebagai Karu, 2
orang bertugas sebagai Katim, dan 12 orang bertugas sebagai anggota.`
2) Tenaga Non Keperawatan
Tabel 3.1.2
Tenaga Non Keperawatan di Ruangan Interna II Toto Kabila
Pendidikan Lama
No Nama Jabatan Umur Pelatihan
Terakhir Kerja
1 Rosnita Husain Admin 34 thn D1 6 thn BHD
Berdasarkan tabel 3.1.2 Jumlah Tenaga Non Keperawata di Ruangan Neuro RSUD MM.
Dunda Limboto berjumlah 1 orang berugas sebagai administrasi.
Pengaturan Ketenagaan
1. Perhitungan Ketenagaan (selasa 30 April 2019)
Di ruangan Neuro yang berkapasitas 19 tempat tidur pada hari selasa rata-rata klien
diberikan perawatan minimal, orang perawatan parsial , dan perwatan total.
a. Perhitungan Ketenagaan Menurut Douglas (selasa 30 April 2019)
Perhitungan ketenagaan menurut Douglas
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketenagaan Klien
Minimal 2 2x0,17=0,34 2x0,14=0,28 2x0,07=0,14
Parsial 4 4x0,27=1,08 4x0,15=0,6 4x0,10=0,4
Total 5 5x0,36=1.8 5x0,30=1.5 5x0,20=1
11 3,22 2,38 1,54
3 2 1
Berdasarkan tabel diatas jumlah secara keseluruhan perawat perhari 6 orang. Untuk
antisipasi cuti, libur dan tidak terduga +25% sehingga kebutuhan dalam sehari adalah 7.
Perhitungan Ketenagaan Menurut Douglas (Rabu 1 Mei 2019)
Berdasarkan tabel diatas jumlah secara keseluruhan perawat perhari 6 orang. Untuk
antisipasi cuti, libur dan tidak terduga +25% sehingga kebutuhan dalam sehari adalah 7.
Berdasarkan tabel diatas jumlah secara keseluruhan perawat perhari 6 orang. Untuk
antisipasi cuti, libur dan tidak terduga +25% sehingga kebutuhan dalam sehari adalah 7.
= 7 jam
= 3,15 jam
b). menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perklien perhari adalah
56,15 jam : 11 orang klien = 5,10 jam/klien/hari.
Perhitungan Ketenagaan Menurut Gillies (Rabu 1 Mei 2019)
2. Perawatan langsung
1). Keperawatan mandiri (self care) 2 orang klien : 2x2 jam = 4 jam
2). Keperawatan sebagian (partial care) 4 orang klien : 4x3 jam = 12 jam
3). Keperawatan total 5 orang klien : 5x6 jam = 30 jam
4). Total waktu perawatan langsung : 46 jam
= 7 jam
= 3,15 jam
b). menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perklien perhari adalah
56,15 jam : 11 orang klien = 5,10 jam/klien/hari.
= 6,1 jam
=2,25 jam
c). Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan Neuro dengan
menggunakan rumus GILLIES yaitu :
𝐴 𝑥𝐵 𝑥𝐶 𝐹
Rumus=
(𝐶−𝐷)𝐸
= H
𝐺
(9)
Keterangan :
System yang digunakan di lahan praktek di ruang neuro RSUD Dr MM Dunda Limboto
menggunakan rumus Depkes RI 2005. Adapun kebutuhan perawat di Ruang neuro dari hasil
pengkajian adalah sebagai berikut.
Bor = 41,36%
Tempat tidur = 19
Rata-rata jam efektif perawatan = 16,23
Jam kerja perhari = 7 jam
15+1 𝑥 25
= 3.75 = 4.
100
Jadi jika menggunakan rumus depkes 2005 jumlah tenaga yang diperlukan di ruang
Neuro RSUD DR MM Dunda Limboto Kabila adalah 11 orang.
= 45,11%
2. Maret 238 19 238 ℎ𝑎𝑟𝑖 238
BOR= 𝑥100% = 𝑥100%
19𝑇𝑇 𝑥 31 ℎ𝑎𝑟𝑖 589
= 40,40 %
3. April 230 19 230 ℎ𝑎𝑟𝑖 230
BOR= 𝑥100% = 𝑥100%
19𝑇𝑇 𝑥 30 ℎ𝑎𝑟𝑖 570
= 40,35%
Total 1452 19 808 708
BOR= x100% = x100%
19TT x 89 hari 1691
= 41,86%
no Nama penyakit
1 SNH
2 Vertigo Central
3 Ins 4. Basiar
4 Hemiparesa
5 CKR
6 Cluster Headache
7 Varcular Headache
8 Poli neuropati
9 ST. MIgrenosus
10 LBP
Alur klien Masuk Di Ruang Rawat Inap neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto Kabupaten
Gorontalo.
Perawat IRD / Ruangan Sebelumnya
menghubungi Ruangan Yang Akan Di Tempati
Administrasi :
PEKARYA :
1. Mengisi Registrasi KLIEN
2. Pengurusan MASUK Menyiapkan tempat tidur
Jaminan Perawatan dan fasilitas lainnya
Selambat-lambatnya
3x 24 jam
Orientasi Klien
Pengkajian
Buat Rencana Keperawatan
PERAWAT ASOCIATE
41-45 Tahun - 0%
46-50 Tahun - 0%
51-55 Tahun - 0%
56-60 Tahun - 0%
Total 14 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah perawat terbanyak dengan rentang umur 26-30 tahun 4
orang (37 %)
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat Pelaksana di Neuro RSUD DR MM
DUNDA LIMBOTO TAHUN 2019 TAHUN 2019
Jenis Kelamin Jumlah Presentasi(%)
Laki-laki 2 14,29%
Perempuan 12 73,30%
Total 14 100%
Tabel diatas menunjukkan 2 orang perawat laki-laki (14,29%) dan 12 orang perempuan (73,3%)
Tabel .1.3
Distribusi Pendidikan Terakhir Perawat Pelaksana di Ruang Neuro RSUD DR MM DUNDA
LIMBOTO TAHUN 2019 TAHUN 2019
PENDIDIKAN JUMLAH PRESENTASI
D III 7 50%
SI ners 7 50%
S2 0%
TOTAL 14 100%
Tabel 1.4
Distribusi Frekuensi Lama Kerja Sebagai Perawat di Ruang Neuro RSUD DR MM DUNDA
LIMBOTO TAHUN 2019 TAHUN 2019
Lama Kerja Jumlah Presentasi(%)
< 5 Tahun 7 50 %
≥5 Tahun 7 50 %
Total 14 100 %
Tabel diatas menunjukkan lama kerja sebagai perawat < 5 tahun adalah 5 orang perawat (50%)
dan ≥ 5 tahun adalah orang (50 %).
Tabel 1.5
Distribusi Pelatihan yang Pernah Diikuti Perawat Pelaksana di Unit Ruang Neuro RSUD DR
MM DUNDA LIMBOTO TAHUN 2019 TAHUN 2019
Pelatihan yang Pernah diikuti Jumlah Presentasi (%)
BTCLS 6 42,6 %
BHD 14 100 %
BELUM IKUT -
Total 100%
Tabel diatas menunjukkan pelatihan yang diikuti perawat pelaksana paling banyak mengikuti
BHD 14 orang perawat (100 %)
ANGKET M1 KETENAGAAN
Distribusi Struktur Organisasi Yang Telah Berjalan & Perawat Merasa Puas Dan Sesuai Dengan
Kemampuan Perawat Dibidangnya
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 1 7,14%
Puas 6 42,86%
Total 14 100%
Tabel diatas menunjukan Distribusi Struktur Organisasi Yang Telah Berjalan & Perawat Merasa
Puas Dan Sesuai Dengan Kemampuan Perawat Dibidangnya yakni mengatakan puas sebanyak 6
orang (42,86%)
Tabel 3.2
Distribusi Kesesuaian Pembagian Tugas Yang Dilakukan Diruangan
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 2 14,29%
Puas 6 42,86%
Total 14 100%
Tabel diatas menunjukan Distribusi Kesesuaian Pembagian Tugas Yang Dilakukan Diruangan,
perawat sebagian besar mengatakan Puas yakni ada 6 orang (42,86%)
Tabel 3.3
Distribusi Kinerja Kepala Ruangan Dalam Melakukan Tugas-Tugasnya
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 3 21,43%
Puas 7 50,00%
Total 14 100%
Tabel diatas menunjukan Distribusi Kinerja Kepala Ruangan Dalam Melakukan Tugas-Tugasnya
sebagian besar perawat mengatakan Puas yakni ada 7 orang (50 %)
Tabel 3.4
Distribusi Kinerja Ketua Tim / PP yang Berkompetensi Sesuai Dengan Tugasnya
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 2 14%
Puas 4 29%
Total 14 100%
Tabel diatas menunjukan Distribusi Kinerja Ketua Tim / PP yang Berkompetensi Sesuai Dengan
Tugasnya, sebagian besar perawat mengatakan cukup puas yakni ada 6 orang (43%)
Tabel 3.5
Distribusi Kebijakan Rumah Sakit Mengenai Beasiswa Atau Pelatihan Pendidikan Keperawatan
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas - 0%
Puas 5 35,71%
Total 14 100%
Tabel diatas menunjukan Distribusi Kebijakan Rumah Sakit Mengenai Beasiswa Atau Pelatihan
Pendidikan Keperawatan.Sebagian Perawat mengatakan puas yakni ada 5 orang (35,71%)
Tabel 3.6
Distribusi Jumah Pendapatan Yang Anda Terima Sesuai Dengan Latar Pendidikan
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas - 0%
Puas 7 50%
Total 14 100%
Tabel diatas menunjukan Distribusi Jumah Pendapatan Yang Anda Terima Sesuai Dengan Latar
Pendidikan, sebagian besar perawat mengatakan puas yakni ada 7 orang
(50%)
Tabel 3:7
Peran post/pembantu perawat di ruangan,apakah membantu meringankan pekerjaan anda
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas - 0%
Puas 5 36%
Total 14 100%
b. Peralatan
Peralatan yang di gunakan diruangan Neuro sebagai berikut
Tabel
Inventaris alat medik dan keperawatan diruang Interna II
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango
No. Fasilitas Jumlah Kondisi Ideal Usulan
c. Fasilitas
1) Fasilitas untuk petugas kesehatan meliputi
Tidak terdapat ruang kepala ruangan
Kamar mandi dan wc berada di luar kamar perawat
Ruang konsultasi dokter gabung dengan nurse station
Nurse station berada pada bagian tengah ruangan
Ruangan administrasi berada di sebelah ruang perawat
2) Fasilitas untuk klien, meliputi :
Ruang rawat inap
Kamar mandi dan wc berada dalam masing-masing ruangan
Terdapat lemari klien dalam masing-masing ruangan
Tidak terdapat ruang tindakan di ruang Neuro
3) Administrasi penunjang
Format perencanaan pulang/discharge planing
Pada ruangan neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto belum terdapat format
perencanaan pulang jadi belum di jalankan akan tetapi terdapat reume pulang yang
digunakan
format timbang terima dengan metode SBAR
Pada ruangan neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto terdapat format timbang
terima yang digunakan untuk melakukan timbang terima. Timbang terima juga
hanya dilakukan di nurse station tapi tidak dilakukan di ruang pasien.
KPO
Pada ruangan neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo.
terdapat buku injeksi yang disediakan ruangan yang berisi daftar obat klien.
Format visite perawat
Format visite perawat digunakan oleh perawat untuk menanyakan keluhan-keluhan
pada jam dinas berlangsung.
SOP
Pada neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto terdapat format kumpulan standar
operasional prosedur (SOP) yang digunakan oleh perawat dalam memberikan
tindakan keperawatan kepada klien.
SAK
Terdapat format Standar Asuhan Keperawatan yang digunakan di ruangan Neuro
ini.
d. Hasil Tabulasi Kuisioner Angket M2 (Material)
No Pertanyaan Ya Tidak
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Adapun alur supervisi di neuro RSUD DR.
MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo. meliputi Kepala Seksi Keperawatan melakukan
pengawasan terhadap Kepala Ruangan, Ketua TIM dan Perawat Pelaksana. Kepala Ruangan
melakukan pengawasan terhadap Ketua TIM dan Perawat Pelakasana, dan ketua TIM melakukan
pengawasan terhadap Perawat Pelaksana.
7. Penerimaan pasien baru
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat diruangan pada saat
melakukan penerimaan pasien baru perawat diruangan akan memberikan informasi tentang tata
tertib ruangan, fasilitas apa yang ada diruangan.
Berdasarkan observasi Pelaksanaan penerimaan pasien baru belum optimal, Orientasi pasien
baru jarang dilaksanakan dan Perawat belum optimal dalam pendokumentasian penerimaan
pasien baru
8. Discharge Planning
Berdasarkan observasi Pelaksanaan discharge planing belum optimal, Perawat hanya
melakukan penyuluhan secara lisan tanpa memberikan lefleat.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan dan perawat discharge palaning sudah
dilakukan secara optimal.
9. Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan dan perawat ruangan
Neuro Sistem Pendokumentasian melakukan sistem ceklist tetapi Sebagian perawat belum
melakukan pengkajian secara komprehensif
d. Pembiayaan (M4-Money)
Ruangan Neuro memiliki sistem keuangan yang diatur langsung oleh pihak rumah sakit baik,
untuk pelayanan maupun penggajian ruangan, berdasarkan peraturan daerah (PERDA) provinsi
gorontalo
Untuk tenaga perawat yang PNS memperoleh gaji sesuai dengan golongan masing-masing
yang diberikan serta tunjangan-tunjangan beserta jasa, sedangkan untukpegawai honor/kontrak
memperoleh gaji beserta jasa.
45
1. 1 Februari 19 bed 45,11 %
63
2. 2 Maret 19 bed 40,40 %
34
3. 3 April 19 bed 40,35 %
Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan jumlah pasien pada bulan februari yaitu
sebanyak 45 pasien, dan pada bulan Maret sebanyak 63 pasien, serta pada bulan april sebanyak
34 pasien. Adapun jumlah tempat tidur 19 TT. Periode = 3 bulan sehingga :
Rumus yang digunakan untuk mengitung BOR
Menghitung BOR dalam satu bulan
Jmlh Hari Rawat
BOR = x 100%
Jmlh TT x Jmlh Hari/Periode
708
BOR = x 100 % = 41,86 %
19x 89
Sehingga dapat disimpulkan untuk 3 periode pada bulan februari-april BOR yang
didapatkan adalah 41,86 %, dan menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk BOR adalah 60-85 %.
Dengan kategori jika <60 % tempat tidur belum dapat di manfaatkan sebagaimana mestinya atau
kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat, sedangkan jika >85%
kemungkinan terjadi infeksi nosokomial tinggi atau menunjukkan tingkat pemanfaatkan tempat
tidur yang tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk BOR 3 bulan terakhir januari-maret
di ruangan NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO adalah rendah yaitu dengan hasil 41,86 %
sehingga <60 %.
2. Mutu PelayananKeperawatan
Secara umum, semua rumah sakit berupaya untuk menerapkan penjaminan mutu
pelayanan dan perawatan pasien. Hal tersebut dilakukan oleh RSUD Dunda dimana RSUD
Dunda telah menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan pasien, dengan adanya beberapa
aspek penilaian penting di dalamnya, diantaranya :
Meningkatkan mutu pelayanan
Indikator peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :
a. Pada bulan Februari tidak terdapat pasien yang mengalami dekubitus, pada bulan Maret tidak
terdapat pasien yang mengalami dekubitus dan pada bulan April tidak terdapat pasien yang
mengalami dekubitus di ruangan Neuro. Hal ini di peroleh berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dimana setiap hari pasien yang dirawat di ruang Neuro selalu dilakukan mobilisasi.
b. Dari hasil data Kematian pasien didapatkan pada bulan Januari terdapat 2 pasien yang meninggal
di Neuro. Hal ini didapatkan berdasarkan hasil wawancara pada perawat yang bertugas di
ruangan Neuro dan data dari rekam medik.
Upaya pengurangan infeksi Nosokomial (Inos) pada periode Februari, Maret, dan April
RS. DUNDA LIMBOTO sudah berupaya untuk mengurangi infeksi nasokomial
termasuk diruangan Neuro .Karena pada bulan Februari-april ruangan Neuro tidak ditemukan
data tentang INOS. Namun untuk lebih mengurangi INOS diharapkan perawat diruangan harus
tetap menerapkan 5 moment mencuci tangan, yaitu 2 sebelum dan 3 sesudah: sebelum kontak
dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, sesudah terkena cairan tubuh paisen,
sesudah kontak dengan pasien, dan sesudah kontak dengan lingkungan pasien.
IndikatorMutu
a) Tingkat KepuasanPasien
Tingkat kepuasan dari pasien terhadap pelayanan perawatan di ruang INTERNA II
RS TOTO KABILA, di peroleh dari kuesioner yang telah diedarkan pada sampel dari tanggal
27-28 Maret 2016. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel.
Angka TOI yang tinggi (> 3 hari) menunjukan tingkat ketidakefisiennya penggunaan
tempat tidur Rumah Sakit. Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk TOI yaitu 1-3 hari,
sedangkan diruang Neuro didapatkan rata-rata ideal tempat tidur kosong adalah 7 hari, sehingga
untuk Ruang Neuro dikategorikan tidak ideal.
Angka BTO yang tinggi menunjukan tingkat ketidakefisiennya penggunaan tempat tidur
Rumah Sakit. Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk BTO selama 1 tahun 1 tempat
tidur dipakai 40-50 kali.Sehingga ideal dalam sebulan adalah 3 kali pemakaian dalam sebulan.
Jadi untuk 3 bulan terakhir adalah 7 kali pemakaian, dan dari hasil yang diperoleh diruang
NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO didapatkan rata-rata ideal pemakaian tempat tidur dalam 3
bulan terakhir adalah 9 Kali pemakaian. Sehingga untuk ruangan NEURO dikategorikan ideal.
6. NDR
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari bulan Februari-April 2018 untuk NDR
diruang NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO adalah sebagai berikut :
Jumlah pasien mati > 48 jam adalah pasien, sedangkan jumlah pasien keluar (Hidup+Mati)
adalah pasien. Hasil dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Distribusi NDR Pasien Ruang NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO
Jumlah Pasien Jumlah Pasien (Hidup +
No Periode NDR
Mati > 48 Jam Mati )> 48 jam
1 Februari 0 45 0/45 x 100% = 0.00%
2 Maret 0 63 0/63 x 100% = 0.00%
2 April 0 34 0/34 x 100% = 0.00 %
Total 0 142 142
Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk NDR yaitu standar < 4.5 %, semaikn
rendah NDR suatu Rumah Sakit berarti mutu pelayanannya semaikn baik, sedangkan diruang
NEURO didapatkan rata-rata ideal untuk NDR adalah 0,00%, sehingga untuk ruang NEURO
RSUD DUNDA LIMBOTO termasuk dalam kategori Baik
Menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk GDR yaitu standar < 2.5 %, semaikn rendah
GDR suatu Rumah Sakit berarti mutu pelayanannya semakin baik, angka ini bisa digunakan
untuk menilai mutu pelayanan jika angka kematian kurang dari 48 Jam tinggi. Sedangkan
diruang NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO didapatkan rata-rata ideal untuk GDR adalah
0,00%, sehingga untuk ruang NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO dikategorikan Baik.
1. Sterngth / kekuatan
a. Terdapat visi dan misi RS di dalam ruangan untuk meningkatkan mutu pelayanan
b. neurologi memiliki ruangan perawatan dan memiliki kapasitas tempat tidur terdiri dari
ruang 19 bed yang terdiri dari ruang neurologi kelas 1 memiliki 4 bed (R.anggur 2
bed,dan R.manggis 2 bed) , kelas 2 memiliki 4 bed( R. apel 2 bed dan durian 2 bed),
kelas 3 neuro memiliki 10 bed dan ruang isolasi (strawberry) 1 bed.
c. tenaga keperawatan diruang neurologi dengan pendidikan d3 sebanyak 4 orang, s1 ners 4
d. Ruangan memiliki sarana dan prasara yang cukup memadai
e. Ronde keperawatan dilakukan setiap bulan
f. optimalnya timbang terima diruang perawatan pasien oleh perawat ruangan
g. optimalnya pemberian informasi obat setiap melakukan instruksi pemberian obat pada
pasien
h. Di ruangan sudah ada CI
i. Memiliki cleaning service 2 orang
j. Untuk sarana pra sarana tersedianya panduan SOP (Standar Operasional Prosedur)
diruangan
k. discharge planning dilakukan tapi tidak di dokumentasikan
2. Weakness / Kelemahan
a. Belum maksimalnya orientasi pasien baru
b. Belum adanya visi dan misi ruangan
c. Belum tersedianya leaflet tentang penyakit yang merupakan salah satu sarana untuk
membaca atau mencari informasi tentang penyakit
d. Perawat ruangan neurologi masih sebagian besar D III
e. Perawat masih banyak yang belum mengikuti pelatihan/ seminar tentang BTCLS. Hanya
ada orang yang pernah mengikuti pelatihan (47%) dan yang tidak mengikuti pelatihan
sebanyak orang (53%).
f. Belum optimalnya discharge planning
3. Opportunity / Peluang
a. Di RSUD dr.MM dunda limboto merupakan salah satu Rumah Sakit yang menjadi lahan
praktek bagi mahasiswa keperawatan maupun mahasiswa jurusan kesehatan yang lainnya
program pelatihan/ seminar khusus tentang manajemen keperawatan, terutama pada
ruang neurologi merupakan salah satu lahan praktek sehingga memungkinkan transfer
ilmu pengetahuan yang baru di dalam dunia keperawatan
b. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
c. Adanya kebijakan pemerintah mengenai profesionalisasi perawat
4. Threat / Ancaman
a. Meningkatnya sikap kritis dari masyarakat dan sikap menggugat tenaga medis atas
kesalahan maupun tindakan praktek yang salah sehingga mempengaruhi mutu pelayanan
b. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional
c. Makin tinggi kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan
d. Persaingan antara RS yang semakin kuat
2.2.4 Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka
kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Perawat masih banyak yang belum mengikuti pelatihan/ seminar tentang BTCLS. Hanya
ada orang yang pernah mengikuti pelatihan (47%) dan yang tidak mengikuti pelatihan
sebanyak orang (53%).
2. Perawat ruangan neurologi masih sebagian besar D III
3. belum tersedianya leaflet tentang penyakit yang merupakan salah satu sarana untuk
membaca atau mencari informasi tentang penyakit
4. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional
5. Belum optimalnya discharge planning
6. Belum maksimalnya prosedur orientasi pasien baru
3.2 Saran
1. Pihak Rumah Sakit
a. Diharapkan Pihak Rumah Sakit dapat duduk bersama perawat ruangan untuk
mensosialisasikan pelaksanaan Pre/Post Conference, Supervisi, dan belum Optimalnya
pelaksanaan Operan, Ronde Keperawatan
b. Diharapkan pihak Rumah Sakit lebih peduli terhadap kinerja dan mutu pelayanan Rumah
Sakit.
2. PihakInstitusi
a. Diharapkan Pihak Institusi bekerja sama dengan pihak Rumah sakit untuk membentuk
tim SP2KP.
b. Bila SP2KP sudah diterapkan maka diharapkan control yang intensif terhadap
pelaksanaan diruangan sehingga program SP2KP dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ernie Tisnawati Suledan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen .Jakarta :Kencana