Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya para ahli Manajemen mengatakan bahwa seorang manajemen akan berhasil
bila bekerja melalui orang lain/kelompok dalam mencapai tujuan. Disebut juga proses
mengumpulkan dan mengorganisir sumber-sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam mencapai tujuan seorang menejer harus memperhatikan visi,misi dan filosofi suatu
organisasi agar tidak menyimpang atau melewati rambu-rambuyang telah digariskan oleh The
founding father of organization. Tahapan umum suatu manajemen yang banyak diikuti para ahli
yaitu perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),Pelaksanaan (Directing), dan
pengendalian (Controlling).
Proses menejemen keperawatan mengalami perkembangan pesat di awal tahun 1990-an
Ketika program pasca sarjana Fakultas Ilmu keperawatan Universitas Indonesia membuka
jurusan kepemimpinan dan menejemen keperawatan dimana akan mengikuti pola perubahan
pelayanan kesehatan secara umum.Mengingat semakin terbukanya informasi dari segala segi
maka kepuasan pelanggan akan pelayanan keperawatan yang bermutu,semakin menyita waktu
para manajer keperawatan mencari cara untuk menghadapinya.Perubahan-perubahan yang harus
dilakukan oleh menajemen rumah sakit Misalnya:
a. Pelayanan kesehatan yang dulunya mengarah kepada tindakan kuratif (Pengobatan) harus
diubah kearah preventif. Disamaping itu, perlu mengantisipasi semakin tingginya
keinginan pelanggan untuk mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat serta biaya
murah.
b. Akibat permintaan pelayanan prima tersebut maka peran dan fungsi perawat yang selama
ini menunggu instruksi dokter akan berubah menjadi proaktif dan inovatip menerapkan
asuhan keperawatan di USA Atau Eropa yang berhak memulangkan pasien adalah
perawat primer.Sehingga nantinya wewenang dan tanggung jawab antara perawat dan
dokter akan teralihat lebih jelas.
c. Pelayanan kesehatan yang dulu banyak didominasi oleh kebijakan pemilik institusi/Share
Holder (Sentralisasi) akan berubah kearah desentralisasidimana tenaga kesehatan
dibolehkan mengelola pelaayanan yang terbaik bagi pasien berdasarkan keilmuan dan
keterampilan yang ilmiah. Misalnya antar bagian sudah berusaha melakukan integrasi
dan koordinasi yang saling menguntungkan pasien.
d. Adanya masa transisi yang melihat bahwa semua tenaga kesehatan adalah sama-sama
bermanfaat, Tidak ada yang lebih (tinggi kedudukanya dari yang lain karena saling
melengkapi sebagai tim kesehatan untuk meningkatkan kesehatan pasien dan keluarganya
setinggi-tingginya). (Anwar kurniadi 2013)

Dengan adanya beberapa perubahan mendasar dalam perkembangan ilmu keperawatan yang
tidak bisa dihindari oleh semua institusi pelayanan Kesehatan antara lain :
1. Periode transisi dari pelayanan yang sifatnya kuratif menjadi prefentif, dan kemajuan
teknologi yang memungkinkan pasien memilih sistem pelayanan.
2. Transisi peran dan fungsi perawat dari mengendalikan peraan kolaborasi kearah mandiri
(Asuhan keperawatan sifatnya promosi,prefentif),Tanggungjawab/Akuntabilitas
nyata,meningkatnya peran kepala ruangan dari fungsi pengarahan,
pengendalian,mengambil keputusan menjadi lebih kearah fungsi fasilitator, koordinator,
dan pelayanan yang integrative/penunjang.
3. Karakteristik tim keperawatan yang semakin mampu menerima tanggung jawab dan
tanggung gugat,saling percaya, saling menghargai, ikut berperan aktif, mandiri, dan
komunikatif, meningkatnya kemampuan professional,bekerja lebih terintegrasi,
standarisasi,bisa berbagi peran dengan profesi lain serta adanya perilaku lux perawat
seperti memilih kerja dengan gaji lebih tinggi dan kondisi kerja yang kondusif.
Menurut Hersey & Blanchard (1977, dalam La monica,1998) menyatakan menejemen adalah
bekerja dengan dan melalui individu dan kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan Hasibuan
(2003) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan
melalui pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasian,pengaturan ketenagaan, pengarahan,
evaluasi dan pengendalian mutu keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruangan penerapan praktik keperawatan memiliki
pedoman dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bukan atas dasar kehendak perawat
sendiri dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah klien sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi pada
klien. Asuhan keperawatan yang diberikan pada klien yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari klien tersebut baik dari kesehatan
fisik/jasmaninya,pikiranya,interaksi sosialnya maupun keagamannya (Rosyidi 2013)

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Tujuan
pembangunan kesehatan Mendorong pihak Rumah Sakit Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
membentuk suatu sistem Pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP) yang
merupakan pengembangan dari model praktik keperawatan proafesional (MPKP) yang
sebelumnya sudah dirintis sejak tahun 2006. Sebagai perawat professional Dituntut untuk
mengetahui tentang Menejemen Keperawatan sehingga dapat mewujudkan suatu standar.
Praktek keperawatan professional. Perawat professional mempunyai wewenang dan tanggung
jawab melaksanakan praktek keperawatan dirumah sakit dengan sikap dan kemampuannya.
Untuk itu perlu, dikembangkan praktek professional diruang lingkup cukupnya proses dan
prosedur registrasi dan legislasi keperawatan.

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktek manajemen keperawatan, dalam proses praktek dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen sesuai dengan Asuhan pelayanan kesehatan yang berlaku
di ruangan (Asuhan Keperawatan) secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap
kepemimpinan yang professional serta langkah-langkah manajemen.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen, dapat mampu :
a. Melaksanakan pengkajian di ruang neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto
Kabupaten Gorontalo.
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan Di
ruang neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo.
c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk:
1. Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan professional di
ruangan antara lain :
a). Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan
professional diruangan.
b). Mampu mengembangkan sistem informasi manajemen keperawatan
diruangan dalam menerapkan model praktek keperawatan professional.
2. Mampu melaksanakan Fungsi pengorganisasian diruang model praktek
keperawatan professional antara lain :
a). Membuat struktur organisasi di ruang model Praktek keperawatan
professional.
b). Menyediakan sarana dan prasarana yang belum lengkap di ruang neuro
RSUD DR. MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo.
3. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a) Mampu menerapkan pemberian motivasi.
b) Mampu membentuk manajemen konflik.
c) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik.
d) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain:
1) Operan
2) Preconference
3) Post conference
4) Ronde keperawatan
5) Supervisi keperawatan
6) Discharge planning
7) Dokumentasi keperawatan
4. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil diruangan model
praktek keperawatan professional antara lain:
a) Mampu memperhitungkan (BOR: Bed occupancy rate), yaitu pemakaian
tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu
b) Mampu menghitung (ALOS: Avarrage length of stay), Yaitu rata-rata lama
rawat seorang klien.
c) Mampu menghitung (TOI: Turn Over interval), Rata-rata hari tempat tidur
tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya.
d) Mampu melakukan survey maslah baru.
e) Mampu menganalisis kepuasan klien dan keluarga.

1.3. Manfaat
1.3.1 Klien
Dengan adanya praktek manajemen diruang neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto
Kabupaten Gorontalo. Diharapkan klien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapatkan
kenyamanan dalam pemberian asuhan (Asuhan Keperawatan) sehingga tercapai kepuasan klien
yang optimal.

1.3.2 Perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat,perawat dengan tim kesehatan yang
lain, dan perawat dengan klien serta keluarga.
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
4. Meningkatkan Profesionalisme Keperawatan.

1.3.3 Rumah sakit


1. Mengetahui masalah-masalah yang ada diruang perawatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode Sederhana serta menyusun rencana
strategi.
3. Mempelajari penerapan asuhan keperawatan professional secara optimal.

1.3.4 Bagi mahasiswa


Mengerti dan memahami penerapan kepemimpinan dan manajemen keperawatan atau
aplikasi asuhan keperawatan professional di ruanga neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto
Kabupaten Gorontalo.
BAB II
TINJAUAN LAHAN

2.1 Gambaran umum rumah sakit dan ruang praktik


2.1.1 Sejarah singkat

RSUD dr. M.M. Dunda Limboto didirikan pada tanggal 25 November 1963 dengan
kapasitas awal tempat tidur adalah 29 buah. Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
171/Menkes/SK/III/1994 RSU Dr. M.M. Dunda ditetapkan menjadi RSU Kelas C yang
peresmiannya pada tanggal 19 September 1994 bersamaan dengan penggunaan nama Dr.
Mansyoer Mohamad Dunda, Nama RUmah Sakit tersebut diambil dari nama seorang putra
daerah perintis kemerdekaan yang telah mengabdikan dirinya dibidang kesehatan sehingga
diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Gorontalo dengan berkedudukan sebagai unit pelaksana pemerintah Kabupaten Gorontalo
dibidang pelayanan kesehatan masyarakat.

Dalam perkembangannya RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto menjadi Badan Pengelola
berdasarkan SK. Bupati Gorontalo Nomor 171 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.M. Dunda Kab. Gorontalo.

Dengan ditetapkannya sebagai Badan Layanan Umum Daerah maka sejak Tahun
Anggaran 2001, RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto mulai dikembangkan secara bertahap, dan
hingga kini mempunyai kapasitas 235 tempat tidur dengan rata-rata penderita dirawat ± 166
pasien perhari. Seiring dengan tuntutan masyarakat yang semakin membutuhkan pelayanan
kesehatan bermutu, lebih mudah, lebih cepat maka berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor: HK.03.05/I/1077/2011, RSUD Dr. M.M Dunda Limboto berubah tipe menjadi Kelas B.

2.1.2 Visi
Menjadi rumah sakit yang terbaik di provinsi gorontalo

2.1.3 Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional, bermutu, tepat waktu dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
2. Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia melalui ppendidikan dan
pelatihan
3. Meningkatkan pendapatan rumah sakit dan mandiri dalam pendanaan
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
5. Mengembangkan penelitian dan penggembangan dalam tekhnologi kesehatan

2.1.4 Motto
Bekerja ikhlas untuk pelayanan yang lebih berkualitas

2.1.5 Filosofi
Kesehatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah kebanggan kami

2.1.6 Gambaran Umum Ruangan


Ruangan neurologi merupakan ruang rawat inap pasien laki-laki dan perempuan. ruangan
neurologi merupakan ruangan khusus pasien penyakit sistem syaraf. ruangan neurologi terbagi
atas 2 yaitu ruangan neurologi kelas 1,2,3 dan isolasi. ruangan ini terdiri dari beberapa ruangan
yaitu nurse station, kamar perawat, ruang/kamar rawatan, kamar mandi dan wc.
ruang neurologi memiliki kapasitas ruangan 19 bed yang terdiri dari ruang neurologi kelas
1 memiliki 4 bed (R.anggur 2 bed,dan R.manggis 2 bed) , kelas 2 memiliki 4 bed( R. apel 2 bed
dan durian 2 bed), kelas 3 neuro memiliki 10 bed dan ruang isolasi (strawberry) 1 bed.
ruang neurologi terdapat 15 orang perawat, administrasi 1 orang, dengan tingkat
pendidikan D III keperawatan sebanyak 9 orang, s1 keperawatan ners sebanyak 4 orang, serta 1
orang tenaga administrasi. ruang neurologi menggunakan metode tim. perawat dibagi dalam 2
tim yaitu tim 1 ruang …….di tiap ruangan mempunyai kamar mandi dan wc. di ruang isolasi
terdapat 1 bed,di tiap ruangan mempunyai kamar mandi dan WC.

2.2. Pengumpulan data


2.2.1 Data umum ruangan :
a. Tenaga dan pasien (M1-Man)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 M1 (Man/Tenaga)
A. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN RUANGAN
NEUROLOGI
RSUD DR. MM DUNDA LIMBOTO
DI RUANGAN INTERNA II
DIREKTUR

Dr.MOH NATSIR M ABDUL, M.Kes

WADIR PELAYANAN
KEPERAWATAN
KABID KEPERAWATAN
dr. TITIEN AG PADJUHI
ULFA TH. DOMILI SKM, M.Kes

KEPALA RUANGAN

SILSIANENG NUSA, A.Md.Kep

KASIE PELAYANAN & KASIE ETIKA & MUTU

ASKEP PELAYANAN

Ns. FAHMI LIHU, S.Kep, Ns.RAMANG SAID HASAN,


M.Kes S.Kep, M.Kep
KETUA TIM I KETUA TIM II
ADMINISTRASI
Ns YUNIKE SILVIA MEYLIN AHMAD , S.KEP,
MENENGKEI, S.Kep NS

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA 1. Rosnita Husain


TIM I TIM II

1. Ferlin Noho, S.Kep 1. Gecky Angella Ali, S.Kep


2. Gima Sriyanti, S.Kep, Ns 2. Riskawati Mohamad ,
3. Yeni Rukmayanti,
B. Jumlah Tenaga S.Kep
A.Md.Kep 3. Yunita Polamolo,
1) Tenaga Keperawatan
4. Mercy Irwan Ano, A.Md.Kep
A.Md.Kep 4. Yohanes Mulyadi , A.Md
5. Fatma Dewi Daud, 5. Meyke Domili, S.Kep,Ns
A.Md.Kep 6. Yuyun Dano, S.Kep, Ns
6. Ronal Bobihoe,
Tabel 3.1.1
Tenaga Keperawatan di Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango

Pendidikan Lama
No Nama Jabatan
Umur Pelatihan
Terakhir Kerja
1 SILSIANENG NUSA, A.Md.Kep KARU 39 thn A.Md 8.1 thn BHD
BTCLS,
Ns YUNIKE SILVIA
2 Katim I 34 thn Ners 12 thn Perceptor
MENENGKEI, S.Kep
Klinik, ENLS
3 Meylin Ahmad , S.Kep, Ns Katim II thn Ners 7.2 thn BHD
4 Ferlin Noho, A.Md.Kep PP 35 thn D III 10 thn BHD
5 Gima Sriyanti, S.Kep, Ns PP 40 thn Ners 12 thn BHD
6 Yeni Rukmayanti, A.Md.Kep PP 30 thn D III 8.9thn BHD
7 Mercy Irwan Ano, A.Md.Kep PP 30 thn D III 11 thn BHD
8 Fatma Dewi Daud, A.Md.Kep PP 26 thn DIII 6 bln BHD
9 Ronal Bobihoe, A.Md.Kep PP 29 thn DIII 5 thn BHD
10 Gecky Angelia, S.Kep PP 30 thn S.Kep 8 thn BHD
11 Riskawati Mohamad , S.Kep PP 32 thn S.Kep 13 thn BHD
12 Yunita Polamolo, A.Md.Kep PP 26 thn D III 9 thn BTCLS,BHD
13 Yohanes Mulyadi, A.Md.Kep PP 40 thn DIII 14 thn ,BHD
14 Meyke Domili, S.Kep, Ns PP 25 thn Ners 2 thn BTCLS, BHD

15 Yuyun Dano, S.Kep, Ns PP 26 thn Ners 6,1 thn BHD

Berdasarkan tabel 3.1.1 Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruangan Neuro RSUD DR.
MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo.sebanyak 15 orang, 1 orang bertugas sebagai Karu, 2
orang bertugas sebagai Katim, dan 12 orang bertugas sebagai anggota.`
2) Tenaga Non Keperawatan
Tabel 3.1.2
Tenaga Non Keperawatan di Ruangan Interna II Toto Kabila
Pendidikan Lama
No Nama Jabatan Umur Pelatihan
Terakhir Kerja
1 Rosnita Husain Admin 34 thn D1 6 thn BHD

Berdasarkan tabel 3.1.2 Jumlah Tenaga Non Keperawata di Ruangan Neuro RSUD MM.
Dunda Limboto berjumlah 1 orang berugas sebagai administrasi.

Pengaturan Ketenagaan
1. Perhitungan Ketenagaan (selasa 30 April 2019)
Di ruangan Neuro yang berkapasitas 19 tempat tidur pada hari selasa rata-rata klien
diberikan perawatan minimal, orang perawatan parsial , dan perwatan total.
a. Perhitungan Ketenagaan Menurut Douglas (selasa 30 April 2019)
Perhitungan ketenagaan menurut Douglas
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketenagaan Klien
Minimal 2 2x0,17=0,34 2x0,14=0,28 2x0,07=0,14
Parsial 4 4x0,27=1,08 4x0,15=0,6 4x0,10=0,4
Total 5 5x0,36=1.8 5x0,30=1.5 5x0,20=1
11 3,22 2,38 1,54
3 2 1

Berdasarkan tabel diatas jumlah secara keseluruhan perawat perhari 6 orang. Untuk
antisipasi cuti, libur dan tidak terduga +25% sehingga kebutuhan dalam sehari adalah 7.
Perhitungan Ketenagaan Menurut Douglas (Rabu 1 Mei 2019)

Perhitungan ketenagaan menurut Douglas


Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketenagaan Klien
Minimal 2 2x0,17=0,34 2x0,14=0,28 2x0,07=0,14
Parsial 4 4x0,27=1,08 4x0,15=0,6 4x0,10=0,4
Total 5 5x0,36=1.8 5x0,30=1.5 5x0,20=1
11 3,22 2,38 1,54
3 2 1

Berdasarkan tabel diatas jumlah secara keseluruhan perawat perhari 6 orang. Untuk
antisipasi cuti, libur dan tidak terduga +25% sehingga kebutuhan dalam sehari adalah 7.

Perhitungan Ketenagaan Menurut Douglas (kamis 2 Mei 2019)

Perhitungan ketenagaan menurut Douglas


Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketenagaan Klien
Minimal 2 2x0,17=0,34 2x0,14=0,28 2x0,07=0,14
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 5 5x0,36=1.8 5x0,30=1.5 5x0,20=1
11 2,68 2,08 1,34
3 2 1

Berdasarkan tabel diatas jumlah secara keseluruhan perawat perhari 6 orang. Untuk
antisipasi cuti, libur dan tidak terduga +25% sehingga kebutuhan dalam sehari adalah 7.

a. Perhitungan ketenagaan menurut Gillies


Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumah klien dan tingkat
ketergantungannya. Jumlah tenaga yang dibutuhkan menggunakan rumus Gillies 1989. Waktu
perawatan menurut Gillies dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Waktu perawatan langsung:


 Self Care: 2 jam
 Partial Care: 3 jam
 Total Care: 4-6 jam
 Intensive Care: 8 jam
2. Waktu perawatan tak langsung 38 mnt/psn/hr
3. Waktu Penyuluhan 15 mnt/psn/hr

a) Menentukan jam keperawatan yang di butuhkan klien perhari, yaitu :


Perhitungan Ketenagaan Menurut Gillies (selasa 30 April 2019)
1. Perawatan langsung
1). Keperawatan mandiri (self care) 2 orang klien : 2x2 jam = 4 jam
2). Keperawatan sebagian (partial care) 4 orang klien : 4x3 jam = 12 jam
3). Keperawatan total 5 orang klien : 5x6 jam = 30 jam
4). Total waktu perawatan langsung : 46 jam

2. Keperawatan tidak langsung : 11 orang klien x 38mnt

= 7 jam

3. Penyuluhan Kesehatan : 11 orang klien x 15 mnt

= 3,15 jam

Total jam secara keseluruhan adalah = 56,15 jam

b). menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perklien perhari adalah
56,15 jam : 11 orang klien = 5,10 jam/klien/hari.
Perhitungan Ketenagaan Menurut Gillies (Rabu 1 Mei 2019)
2. Perawatan langsung
1). Keperawatan mandiri (self care) 2 orang klien : 2x2 jam = 4 jam
2). Keperawatan sebagian (partial care) 4 orang klien : 4x3 jam = 12 jam
3). Keperawatan total 5 orang klien : 5x6 jam = 30 jam
4). Total waktu perawatan langsung : 46 jam

2. Keperawatan tidak langsung : 11 orang klien x 38mnt

= 7 jam

3. Penyuluhan Kesehatan : 11 orang klien x 15 mnt

= 3,15 jam

Total jam secara keseluruhan adalah = 56,15 jam

b). menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perklien perhari adalah
56,15 jam : 11 orang klien = 5,10 jam/klien/hari.

Perhitungan Ketenagaan Menurut Gillies (Kamis 2 Mei 2019)


3. Perawatan langsung
1). Keperawatan mandiri (self care) 2 orang klien : 2x2 jam = 4 jam
2). Keperawatan sebagian (partial care) 2 orang klien : 2x3 jam = 6 jam
3). Keperawatan total 5 orang klien : 5x6 jam = 30 jam
4). Total waktu perawatan langsung : 46 jam

2. Keperawatan tidak langsung : 9 orang klien x 38mnt

= 6,1 jam

3. Penyuluhan Kesehatan : 9 orang klien x 15 mnt

=2,25 jam

Total jam secara keseluruhan adalah = 54,35 jam


b). menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perklien perhari adalah
54,35 jam : 9 orang klien = 6,03 jam/klien/hari.

c). Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan Neuro dengan
menggunakan rumus GILLIES yaitu :

𝐴 𝑥𝐵 𝑥𝐶 𝐹
Rumus=
(𝐶−𝐷)𝐸
= H
𝐺

5,10 jam perklien perhari x 11 orang perhari x 365 hari 20,476.5


= =12,34
365- 128 x 7 jam 1659

(9)

Keterangan :

 Jam kerja efektif =5,10 jam


 Jumlah klien =11orang
Jadi berdasarkan rumus gilies maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang
Neuro RSUD MM DUNDA LIMBOTO adalah 12 orang di tambah, 2 orang ketua tim, dan 1
orang kepala ruangan sehingga menjadi 15 orang.

System yang digunakan di lahan praktek di ruang neuro RSUD Dr MM Dunda Limboto
menggunakan rumus Depkes RI 2005. Adapun kebutuhan perawat di Ruang neuro dari hasil
pengkajian adalah sebagai berikut.

c). Perhitungan DEPKES 2005

Bor = 41,36%
Tempat tidur = 19
Rata-rata jam efektif perawatan = 16,23
Jam kerja perhari = 7 jam

1. Kebutuhan Tenaga Keperawatan 05 Oktober 2015


jumlah jam perawatan =
jam kerja efektif pershift
84 = 11,2 = 11 perawat
7.5
Faktor koreksi (loss day)
(jumlah hari minggu 1tahun + cuti + hari besar) x jumlah perawat tersedia
jumlah hari kerja efektif
(52+12+14) x 11 = 3perawat
286
Non-nursing job :
(jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25% = (11+3) x 25% = 3.5
= 4 orang
Jadi, tenaga perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di Instalasi Rawat Inap Lt 4 RSUA
Surabaya adalah= tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 11+ 3 = 14 perawat. Total jumlah
tenaga keperawatan per hari di IRNA lt.4 RSUA pada tanggal 05 Oktober 2015 adalah 9 orang
+ 2 orang pekerja struktural. Berdasarkan data tersebut maka terdapat kekurangan tenaga
keperawatan sebanyak 3 orang.

1) Jumlah jam perawat yang tersedia


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
=𝐴
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡

𝐵𝑂𝑅 × 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 × 𝑗𝑎𝑚 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 41,36% × 19 × 5,10 40,07


= = = 5,72
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 7 7
= 6 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
2) Tambahan dengan factor koreksi hari libur/cuti/hari besar dan tugas-tugas
keperawatan
𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 (𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟 𝑐𝑢𝑡𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟) × ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
1×6
= 0,85 = 1
7

3) Tugas non keperawatan


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 + 𝐵 × 25
=𝐶
100

15+1 𝑥 25
= 3.75 = 4.
100

Jadi jika menggunakan rumus depkes 2005 jumlah tenaga yang diperlukan di ruang
Neuro RSUD DR MM Dunda Limboto Kabila adalah 11 orang.

A. BOR (Bed Occupacy Rate)


Distribusi BOR Klien di ruang Neuro
RSUD DR MM DUNDA LIMBOTO
No Periode Jumlah Hari Rawat Jumlah Bed BOR
1. Februari 240 19 240 hari 240
BOR= x100% = x100%
19TT x 28 hari 532

= 45,11%
2. Maret 238 19 238 ℎ𝑎𝑟𝑖 238
BOR= 𝑥100% = 𝑥100%
19𝑇𝑇 𝑥 31 ℎ𝑎𝑟𝑖 589

= 40,40 %
3. April 230 19 230 ℎ𝑎𝑟𝑖 230
BOR= 𝑥100% = 𝑥100%
19𝑇𝑇 𝑥 30 ℎ𝑎𝑟𝑖 570
= 40,35%
Total 1452 19 808 708
BOR= x100% = x100%
19TT x 89 hari 1691
= 41,86%

Sumber : Data Rekam Medik


B. Diagnosis Penyakit Terbanyak

no Nama penyakit
1 SNH
2 Vertigo Central
3 Ins 4. Basiar
4 Hemiparesa
5 CKR
6 Cluster Headache
7 Varcular Headache
8 Poli neuropati
9 ST. MIgrenosus
10 LBP
Alur klien Masuk Di Ruang Rawat Inap neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto Kabupaten
Gorontalo.
Perawat IRD / Ruangan Sebelumnya
menghubungi Ruangan Yang Akan Di Tempati

Perawat Ruangan Mengundang Keluarga Klien Untuk:


 Orientasi pasien
 Penyampaian hak dan kewajiban pasien
 Penyampaian peraturan rumah sakit
 Penyampian fasilitas Ruangan
 Tarif Ruangan

Administrasi :
PEKARYA :
1. Mengisi Registrasi KLIEN
2. Pengurusan MASUK Menyiapkan tempat tidur
Jaminan Perawatan dan fasilitas lainnya
Selambat-lambatnya
3x 24 jam

Diterima oleh PP/Leader (pada


pagi, sore, malam hari)

 Orientasi Klien
 Pengkajian
 Buat Rencana Keperawatan

PERAWAT ASOCIATE

Implementasi sesuasi rencana yang


dibuat oleh PP
g. Hasil Tabulasi Kuisioner Angket M1 (Man)
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Perawat Pelaksana di Ruang Neuro RSUD DR MM
DUNDA LIMBOTO TAHUN 2019
Umur Jumlah Presentasi(%)
20-25 Tahun 3 21,43%

26-30 Tahun 5 35,71%

31-35 Tahun 4 28,57%

36-40 Tahun 2 14,29%

41-45 Tahun - 0%
46-50 Tahun - 0%
51-55 Tahun - 0%
56-60 Tahun - 0%
Total 14 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah perawat terbanyak dengan rentang umur 26-30 tahun 4
orang (37 %)

Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat Pelaksana di Neuro RSUD DR MM
DUNDA LIMBOTO TAHUN 2019 TAHUN 2019
Jenis Kelamin Jumlah Presentasi(%)
Laki-laki 2 14,29%

Perempuan 12 73,30%

Total 14 100%

Tabel diatas menunjukkan 2 orang perawat laki-laki (14,29%) dan 12 orang perempuan (73,3%)
Tabel .1.3
Distribusi Pendidikan Terakhir Perawat Pelaksana di Ruang Neuro RSUD DR MM DUNDA
LIMBOTO TAHUN 2019 TAHUN 2019
PENDIDIKAN JUMLAH PRESENTASI
D III 7 50%
SI ners 7 50%
S2 0%
TOTAL 14 100%

Tabel diatas menunjukkan total 14 orang perawat, memiliki pendidikan terakhir


D III Keperawatan terdapat 7 orang (50%) dan 7 orang (50%)

Tabel 1.4
Distribusi Frekuensi Lama Kerja Sebagai Perawat di Ruang Neuro RSUD DR MM DUNDA
LIMBOTO TAHUN 2019 TAHUN 2019
Lama Kerja Jumlah Presentasi(%)
< 5 Tahun 7 50 %
≥5 Tahun 7 50 %
Total 14 100 %

Tabel diatas menunjukkan lama kerja sebagai perawat < 5 tahun adalah 5 orang perawat (50%)
dan ≥ 5 tahun adalah orang (50 %).

Tabel 1.5
Distribusi Pelatihan yang Pernah Diikuti Perawat Pelaksana di Unit Ruang Neuro RSUD DR
MM DUNDA LIMBOTO TAHUN 2019 TAHUN 2019
Pelatihan yang Pernah diikuti Jumlah Presentasi (%)
BTCLS 6 42,6 %
BHD 14 100 %
BELUM IKUT -
Total 100%

Tabel diatas menunjukkan pelatihan yang diikuti perawat pelaksana paling banyak mengikuti
BHD 14 orang perawat (100 %)

ANGKET M1 KETENAGAAN

Distribusi Struktur Organisasi Yang Telah Berjalan & Perawat Merasa Puas Dan Sesuai Dengan
Kemampuan Perawat Dibidangnya
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 1 7,14%

Puas 6 42,86%

Cukup Puas 5 35,71%

Tidak Puas 2 14,29%

Total 14 100%

Tabel diatas menunjukan Distribusi Struktur Organisasi Yang Telah Berjalan & Perawat Merasa
Puas Dan Sesuai Dengan Kemampuan Perawat Dibidangnya yakni mengatakan puas sebanyak 6
orang (42,86%)

Tabel 3.2
Distribusi Kesesuaian Pembagian Tugas Yang Dilakukan Diruangan
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 2 14,29%

Puas 6 42,86%

Cukup Puas 4 28,57%

Tidak Puas 2 14,29%

Total 14 100%
Tabel diatas menunjukan Distribusi Kesesuaian Pembagian Tugas Yang Dilakukan Diruangan,
perawat sebagian besar mengatakan Puas yakni ada 6 orang (42,86%)

Tabel 3.3
Distribusi Kinerja Kepala Ruangan Dalam Melakukan Tugas-Tugasnya
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 3 21,43%

Puas 7 50,00%

Cukup Puas 3 21,43%

Tidak Puas 1 7,14%

Total 14 100%

Tabel diatas menunjukan Distribusi Kinerja Kepala Ruangan Dalam Melakukan Tugas-Tugasnya
sebagian besar perawat mengatakan Puas yakni ada 7 orang (50 %)

Tabel 3.4
Distribusi Kinerja Ketua Tim / PP yang Berkompetensi Sesuai Dengan Tugasnya
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 2 14%

Puas 4 29%

Cukup Puas 6 43%

Tidak Puas 2 14%

Total 14 100%

Tabel diatas menunjukan Distribusi Kinerja Ketua Tim / PP yang Berkompetensi Sesuai Dengan
Tugasnya, sebagian besar perawat mengatakan cukup puas yakni ada 6 orang (43%)
Tabel 3.5
Distribusi Kebijakan Rumah Sakit Mengenai Beasiswa Atau Pelatihan Pendidikan Keperawatan
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas - 0%
Puas 5 35,71%

Cukup Puas 5 35,71%

Tidak Puas 4 28,57%

Total 14 100%

Tabel diatas menunjukan Distribusi Kebijakan Rumah Sakit Mengenai Beasiswa Atau Pelatihan
Pendidikan Keperawatan.Sebagian Perawat mengatakan puas yakni ada 5 orang (35,71%)

Tabel 3.6
Distribusi Jumah Pendapatan Yang Anda Terima Sesuai Dengan Latar Pendidikan
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas - 0%
Puas 7 50%

Cukup Puas 2 14%

Tidak Puas 4 29%

Total 14 100%

Tabel diatas menunjukan Distribusi Jumah Pendapatan Yang Anda Terima Sesuai Dengan Latar
Pendidikan, sebagian besar perawat mengatakan puas yakni ada 7 orang
(50%)
Tabel 3:7
Peran post/pembantu perawat di ruangan,apakah membantu meringankan pekerjaan anda
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas - 0%
Puas 5 36%

Cukup Puas 5 36%

Tidak Puas 4 29%

Total 14 100%

b. Bangunan, Sarana, dan Prasarana (M2-Material)


a. Lokasi dan Denah
Lokasi dan penerapan proses manajerial keperawatan dilakukan pada ruang Interna II
RSUD Toto Kabila kabupaten Bonebolango dengan uraian denah sebagai berikut.
 Sebelah utara berbatasan dengan Ruang Hemodialisa
 Sebelah selatan berbatasan dengan Ruang IBS
 Sebelah barat berbatasan dengan Irina D
 Sebelah timur berbatasan dengan Gudang

Denah Ruangan Neuro :

b. Peralatan
Peralatan yang di gunakan diruangan Neuro sebagai berikut
Tabel
Inventaris alat medik dan keperawatan diruang Interna II
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango
No. Fasilitas Jumlah Kondisi Ideal Usulan

1. Stetoskop 2 Baik 1:1/10


2. Tensi meter 2 Baik 1:1/10
3. Bak instrument besar/kecil 2 Baik 1:1/10
4. Nebulizer 1 Baik 1/R
5. Kom 1 - 2/R 2
6. Timbangan 1 - 1/R 1
7. Thermometer 1 Baik 1/R
8. Nal feoder - - 2/R 1
9. Gunting verban 1 Baik 1/R
10. Gunting tajam 1 Baik 1/R
11. Tromol sedang 1 Baik 2/R
12. Bengkok 1 - 1/R
13. Masker O2 - - 2/R 2
14. Masker N95 - Baik 5/R
15. Tabung O2 - Baik -
16. Pispot - - 2/R 2
17. Standar infuse 19 Baik 1/P
18. Humifider - Baik -
19. Meja troli 1 Baik 1/R
20. Kursi roda 3 Baik 2/R 1
21. Ekg 1 - 1/R 1
22. Pen light 1 Baik 1/R 1
23. Suction 2 Baik 2/R 1
24. Branchart 19 - 1/R 1
Table 3.1.2.2
Inventaris alat rumah tangga di ruang Neuro
RSUD DR MM DUNDA LIMBOTO
No. Fasilitas Jumlah Kondisi Ideal

1. Wastafel 1 Baik 1/R


2. Bak sampah non medis 1 Baik 4/R
3. Bak sampah medis 1 Baik 3/R
4. Tabung pemadam kecil 1 - 3/R
5. Keranjang dispo 6 Baik 1/R
6. Meja klien - - 1:1
7. Lemari obat emergency 1 - 1/R
8. Dispenser - Baik 1/R
9. Struktur Oganisasi 1 Baik 1/R
10 Papan informasi 1 - 1/R
11. Banner 2 Baik 2/R
12. Alur klien masuk 1 Baik 1:4
13. Denah ruangan - - 1/R
14. Alur hand Dover - - 1/R
15. Meja nurse station 1 Baik 1/R
16. Bangku panjang 2 Baik 1/R
17. Matras 20 Baik 1:1
19. Meja perawat panjang 1 Baik
21. Lemari klien 19 Baik
Table 3.1.2.3
Daftar alat kantor diruang Neuro RSUD Dunda Limboto

No. Nama Barang Jumlah Alat Ideal


Baik
1. Loker perawat 1/R
2. Lemari arsip besi - 2/R
3. Lemari obat 1 2/R
4. Telepon/ HT 1 1/R
5. Kursi besi 1 set 1 4/R
6. Lemari kayu - 1/R
7. Meja kerja 1 4/R
8. Kalkulator 2 1/R
9. Lampu emergency - 4/R
10. Printer - 1/R
11. Computer 1 1/R

c. Fasilitas
1) Fasilitas untuk petugas kesehatan meliputi
 Tidak terdapat ruang kepala ruangan
 Kamar mandi dan wc berada di luar kamar perawat
 Ruang konsultasi dokter gabung dengan nurse station
 Nurse station berada pada bagian tengah ruangan
 Ruangan administrasi berada di sebelah ruang perawat
2) Fasilitas untuk klien, meliputi :
 Ruang rawat inap
 Kamar mandi dan wc berada dalam masing-masing ruangan
 Terdapat lemari klien dalam masing-masing ruangan
 Tidak terdapat ruang tindakan di ruang Neuro
3) Administrasi penunjang
 Format perencanaan pulang/discharge planing
 Pada ruangan neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto belum terdapat format
perencanaan pulang jadi belum di jalankan akan tetapi terdapat reume pulang yang
digunakan
 format timbang terima dengan metode SBAR
 Pada ruangan neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto terdapat format timbang
terima yang digunakan untuk melakukan timbang terima. Timbang terima juga
hanya dilakukan di nurse station tapi tidak dilakukan di ruang pasien.
 KPO
 Pada ruangan neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo.
terdapat buku injeksi yang disediakan ruangan yang berisi daftar obat klien.
 Format visite perawat
 Format visite perawat digunakan oleh perawat untuk menanyakan keluhan-keluhan
pada jam dinas berlangsung.
 SOP
 Pada neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto terdapat format kumpulan standar
operasional prosedur (SOP) yang digunakan oleh perawat dalam memberikan
tindakan keperawatan kepada klien.
 SAK
 Terdapat format Standar Asuhan Keperawatan yang digunakan di ruangan Neuro
ini.
d. Hasil Tabulasi Kuisioner Angket M2 (Material)

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah lokasi dan denah ruangan Anda baik? Tidak

2 Apakah Anda berencana untuk merenovasi ruangan? Ya

3 Apakah peralatan di runangan Anda sudah lengkap untuk Tidak


perawatan pasien?

4 Apakah Anda berencana untuk menambah peralatan Ya


perawatan?

5 Apakah jumlah alat yang tersedia sesuai rasio pasien? Tidak

6 Apakah fasilitas diruangan Anda sudah lengkap untuk Tidak


perawatan pasien?

7 Apakah semua perawat mengerti cara menggunakan Ya


semua alat-alat perawatan pasien?

8 Apakah administrasi penunjang yang dimiliki sudah Ya


memadai?

9 Apakah persedia alat habis pakai(consumable) selalu Ya


tersedia yang dibutuhkan pasien?

c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Methode)


1. Penerapan MAKP
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Neuro jenis metode pemberian asuhan
keperawatan di ruangan neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo
menggunakan metode TIM dalam hal ini dibagi menjadi 2 TIM yang terdiri dari perawat
profesional dan perawat pelaksana yang di pimpin oleh KATIM, dan pada pelaksanaan
dilapangan sudah sesuai/optimal antara peran KATIM dan Perawat Pelaksana (PA), hal ini
nampak pada pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang didokumentasikan oleh KATIM.
2. Operan/hand over
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan dan perawat yang diruangan yang
dilkukan pada tanggal 29 April 2019 didapatkan operan di ruangan neuro RSUD DR. MM.
Dunda Limboto Kabupaten Gorontal dilaksanakan 3 kali dalam sehari yaitu pergantian shift
malam ke pagi ( Pukul 08.00), pagi ke sore ( Pukul 14.00), dan sore ke malam ( Pukul 21.00)
dan juga operan dilakukan di ruangan pasien.
Berdasarkan observasi operan timbang terima pada tanggal 29 April 2019 pada pukul 08.00 (
shift malam ke shift pagi ) dilaksanakan setiap hari dengan optimal. Tetapi pukul 14.00 dan
21.00 operan timbang terima belum dilakukan secara optimal.
3. Pre dan Post Comferance
Berdasarkan observasi di ruangan Pelaksanaan pre dan post confrence jarang dilakukan
perawat
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pelaksanaan pre dan post confrence
sudah dilakukan oleh perawat
4. Ronde Keperawatan dan observasi
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pelaksanaan ronde keperawatan sudah
dilakukan di ruangan neuro RSUD DR. MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo oleh perawat
5. Sentralisasi Obat
Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan seluruh jenis obat-obatan pasien di kelola
oleh perawat (tidak dipegang oleh pasien atau keluarga). Pada setiap laci rak obat dan telah
diberi nama pasien. Pelaksanaan sentralisasi obat sudah berjalan dengan baik.
6. Supervisi
Supervisi atau pengawasan adalah proses pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai tujuan organisasi dan standar yang
telah ditetapkan.

Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Adapun alur supervisi di neuro RSUD DR.
MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo. meliputi Kepala Seksi Keperawatan melakukan
pengawasan terhadap Kepala Ruangan, Ketua TIM dan Perawat Pelaksana. Kepala Ruangan
melakukan pengawasan terhadap Ketua TIM dan Perawat Pelakasana, dan ketua TIM melakukan
pengawasan terhadap Perawat Pelaksana.
7. Penerimaan pasien baru
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat diruangan pada saat
melakukan penerimaan pasien baru perawat diruangan akan memberikan informasi tentang tata
tertib ruangan, fasilitas apa yang ada diruangan.
Berdasarkan observasi Pelaksanaan penerimaan pasien baru belum optimal, Orientasi pasien
baru jarang dilaksanakan dan Perawat belum optimal dalam pendokumentasian penerimaan
pasien baru
8. Discharge Planning
Berdasarkan observasi Pelaksanaan discharge planing belum optimal, Perawat hanya
melakukan penyuluhan secara lisan tanpa memberikan lefleat.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan dan perawat discharge palaning sudah
dilakukan secara optimal.
9. Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan dan perawat ruangan
Neuro Sistem Pendokumentasian melakukan sistem ceklist tetapi Sebagian perawat belum
melakukan pengkajian secara komprehensif

d. Pembiayaan (M4-Money)
Ruangan Neuro memiliki sistem keuangan yang diatur langsung oleh pihak rumah sakit baik,
untuk pelayanan maupun penggajian ruangan, berdasarkan peraturan daerah (PERDA) provinsi
gorontalo
Untuk tenaga perawat yang PNS memperoleh gaji sesuai dengan golongan masing-masing
yang diberikan serta tunjangan-tunjangan beserta jasa, sedangkan untukpegawai honor/kontrak
memperoleh gaji beserta jasa.

No Jenisketerangan Jumlah gaji dan jasa


1. PNS Disesuaiakan dengan golongan
2. Honorer D3 Rp.800.000,00
3. Honorer S1 Rp.1.150.000,00
4. JumlahJasa Rp.2.000.000,00
Kemudian sistem pembayaran klien juga dikelola langsung oleh bagian keuangan rumah
sakit, dan jenis pembayaran juga tergantung jaminan apa yang digunakan oleh klien.
a. Untuk klien BPJS/JKN
Biaya perawatan ditanggung oleh jaminan tersebut dengan mengikuti prosedur yang berlaku
dimana batas waktu untuk pengurusan jaminan kesehatan diberiwaktu 3x24 jam.
b. Untuk klien umum
Seluruh biaya perawatan ditanggung sepenuhnya oleh klien/keluarga sesuai dengan lamanya
perawatan tersebut.
c. Biaya perawatan disesuaikan dengan jaminan kelas yang ditentukan oleh BPJS atau JKN.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh baik melalui wawancara maupun
observasi kepada kepala ruangan dan bagian administrasi bahwa perencanaan anggaran untuk
ruangan, seperti perencanaan fasilitas dan sarana dalam menunjang kegiatan pelayanan
keperawatan telah dibuat dan diajukan kepada bidang keuangan, bidang pelayanan, sarana dan
prasarana. Namun, tidak ada alokasi dana bulanan maupun tahunan yang khusus diberikan untuk
ruangan neuro RSUD DR MM DUNDA LIMBOTO.
Tabel
Biaya Perawatan Di Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Dunda Limboto
NO JENIS KEGIATAN TOTAL HARGA
1 Ruangan Rp.45.000,00
2 IVFD Rp.21.000,00
3 Nebulizer 2x Rp.42.500,00
4 Kateter Rp.21.000,00
5 Resusitasi Rp.42.000,00
6 Bids lambung/NGT Rp. 21.000,00
7 Gantiperban Rp.10.500,00
8 Ekg Rp.50.000,00
9 Self care Rp.4.000,00
10 Patial care Rp.5.000,00
11 Total care Rp.7.000,00
12 Adm Rp. 5.000,00
13 Gizi Rp.1.000,00
14 O2/jam Rp.10.000,00
15 Darah rutin Rp.50,000,00
16 Widal Rp.35.000,00
17 Analisa Rp.20.000,00
18 Gds Rp.20,000,00
19 Photo thorax Rp.85.000,00
20 Feses rutin Rp.50.000,00
21 NaKCL Rp.120,000,00
Sumber : Bagian Administrasi Ruangan Neuro RSUD DR MM Dunda Limboto Kabupaten
Gorontalo 2019
e. Kualitas (M5-Mutu)
RSUD DR. MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo sebagai badan layanan umum
menerima dan memberikan pelayanan bagi peserta asuransi kesehatan seperti BPJS dan jaminan
asuransi lainya serta melayani pasien umum. Dari hasil pengkajian pasien rawat inap diruangan
interna II dari bulan januari-maret didapatkan sebagai berikut :

a. Rekapitulasi kunjungan rawat inap di ruangan Neuro


Bulan
No Urain Total
Februari Maret April
1 Total dirawat 45 63 34 142
2 Jumlah hari rawat 240 238 230 708
3 Pasien keluar 45 63 34 142
Hidup 45 63 34 142
Mati

b. Efisiensi pelayanan ruangan Neuro


1. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian BOR di ruangan dalam 3 periode pada bulan januari- maret di
RSUD MM Dunda Limboto ruangan neuro adalah , gambaran kapasitas tempat tidur Ruang
Neuro yaitu tempat tidur dengan rincian pada table berikut :
Tabel 7

Distribusi BOR Pasien Ruangan Neuro

No Periode Jumlah Pasien Jumlah Bed BOR

45
1. 1 Februari 19 bed 45,11 %

63
2. 2 Maret 19 bed 40,40 %

34
3. 3 April 19 bed 40,35 %

Total 142 19 bed 41,86 %

Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan jumlah pasien pada bulan februari yaitu
sebanyak 45 pasien, dan pada bulan Maret sebanyak 63 pasien, serta pada bulan april sebanyak
34 pasien. Adapun jumlah tempat tidur 19 TT. Periode = 3 bulan sehingga :
Rumus yang digunakan untuk mengitung BOR
 Menghitung BOR dalam satu bulan
Jmlh Hari Rawat
BOR = x 100%
Jmlh TT x Jmlh Hari/Periode

Pada Bulan Februari


240
BOR = x 100% = 45,11 %
19 x 28

Pada Bulan maret :


238
BOR = x 100% =40,40 %
19 x 31
Pada Bulan april :
230
BOR = x 100% = 40,35 %
39 x 31

Sehingga dapat di simpulkan untuk periode Februari-Maret :

708
BOR = x 100 % = 41,86 %
19x 89

Sehingga dapat disimpulkan untuk 3 periode pada bulan februari-april BOR yang
didapatkan adalah 41,86 %, dan menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk BOR adalah 60-85 %.
Dengan kategori jika <60 % tempat tidur belum dapat di manfaatkan sebagaimana mestinya atau
kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat, sedangkan jika >85%
kemungkinan terjadi infeksi nosokomial tinggi atau menunjukkan tingkat pemanfaatkan tempat
tidur yang tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk BOR 3 bulan terakhir januari-maret
di ruangan NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO adalah rendah yaitu dengan hasil 41,86 %
sehingga <60 %.

2. Mutu PelayananKeperawatan
Secara umum, semua rumah sakit berupaya untuk menerapkan penjaminan mutu
pelayanan dan perawatan pasien. Hal tersebut dilakukan oleh RSUD Dunda dimana RSUD
Dunda telah menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan pasien, dengan adanya beberapa
aspek penilaian penting di dalamnya, diantaranya :
 Meningkatkan mutu pelayanan
Indikator peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :
a. Pada bulan Februari tidak terdapat pasien yang mengalami dekubitus, pada bulan Maret tidak
terdapat pasien yang mengalami dekubitus dan pada bulan April tidak terdapat pasien yang
mengalami dekubitus di ruangan Neuro. Hal ini di peroleh berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dimana setiap hari pasien yang dirawat di ruang Neuro selalu dilakukan mobilisasi.
b. Dari hasil data Kematian pasien didapatkan pada bulan Januari terdapat 2 pasien yang meninggal
di Neuro. Hal ini didapatkan berdasarkan hasil wawancara pada perawat yang bertugas di
ruangan Neuro dan data dari rekam medik.

 Upaya pengurangan infeksi Nosokomial (Inos) pada periode Februari, Maret, dan April
RS. DUNDA LIMBOTO sudah berupaya untuk mengurangi infeksi nasokomial
termasuk diruangan Neuro .Karena pada bulan Februari-april ruangan Neuro tidak ditemukan
data tentang INOS. Namun untuk lebih mengurangi INOS diharapkan perawat diruangan harus
tetap menerapkan 5 moment mencuci tangan, yaitu 2 sebelum dan 3 sesudah: sebelum kontak
dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, sesudah terkena cairan tubuh paisen,
sesudah kontak dengan pasien, dan sesudah kontak dengan lingkungan pasien.

 IndikatorMutu
a) Tingkat KepuasanPasien
Tingkat kepuasan dari pasien terhadap pelayanan perawatan di ruang INTERNA II
RS TOTO KABILA, di peroleh dari kuesioner yang telah diedarkan pada sampel dari tanggal
27-28 Maret 2016. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel.

Tabel Kepuasan Pelayanan Perawatan Pasien di NEURO


RSUD DUNDA LIMBOTO
Kategori Jumlah %
Tidak Puas 1 9%
Puas 10 91 %
Total 13 100 %
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa semua pasien yang dirawat di ruangan
Neuro 92% paisen merasa puas terhadap pelayanan perawatan perawat diruang Neuro.
b) Keamanan Pasien
Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan pada keamanan pasien dapat dilihat dari angka
kejadian Dekubitus, kejadian flebitis, angka kejadian kesalahan pemberian obat, kejadian jatuh,
serta sikap perawat terhadap patient safety.
Dari pengukuran indikator mutu pelayanan keperawatan klinik yang di lakukan pada
bulan Februari-April 2019 di dapatkan :
- Pada Kejadian Dekubitus, dari bulan Februari-April tidak ada yang mengalami kejadian
decubitus di ruangan Neuro
- Pada Kejadian Flebitis dari bulan Februari-April ada pasien yang mengalami kejadian flebitis di
ruangan Neuro
- Pada Kejadian kesalahan pemberian obat, tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat karena
pemberian obat dilakukan secara benar dan sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh dokter
- Pada Kejadian Jatuh tidak terjadi, didapatkan bahwa 100 % pasien tidak mengalami jatuh selama
dilakukan perawatan oleh mahasiswa praktik manajemen di ruangan Neuro
- Berdasarkan hasil observasi sikap perawat terhadap patient safety, didapatkan bahwa diruangan
Neuro RS.Dunda Limboto sudah menerapkan patient safety namun belum secara optimal.

3. ALOS ( Average Long Of Stay )


Berdasarkan data selama 3 periode pada Bulan Februari-April 2019 untuk perhitungan
ALOS adalah hari (jumlah hari perawatan ) dengan jumlah total pasien pasien, sehingga dari
perhitungan didapatkan rata-rata lama rawat inap adalah 5 hari, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel Distribusi ALOS Pasien Ruang Neuro RSUD DUNDA LIMBOTO


Jumlah Hari
No Periode Jumlah Pasien ALOS
Perawatan
1 Februari 240 45 240/45 = 5
2 Maret 238 63 238/63 = 4
3 April 230 34 230/34 = 7
Total 708 142 708/142 = 5
Angka ALOS yang tinggi > 9 hari menunjukan ketidakefisiennya suatu pelayanan rumah
sakit. Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk ALOS yaitu 6-9 hari, sedangkan diruang
Neuro RS Dunda Limboto didapatkan rata-rata lama hari perawatan pasien adalah 4 hari.

4. TOI ( Turn Over Interval = Tenggang Perputaran )


Berdasarkan hasil yang didapatkan selama 3 bulan dari bulan Februari-April untuk TOI
diruang NURO RSUD DUNDA LIMBOTO adalah sebagai berikut :
Jumlah tempat tidur , periode hari, hari perawatan , dengan jumlah pasien keluar (Hidup, Mati) .
Dengan rincian sebagai berikut :

Tabel Distribusi TOI Pasien Ruang NURO RSUD DUNDA LIMBOTO


Jumlah Jumlah Jumlah Pasien
No Periode TOI
TT HariPerawatan Keluar (PP/M)
1 Februari 19 ((19x28) -240)/45= 6,48 = 6
240 45
hari
2 Maret 19 ((19x31) -238)/63= 5,57 = 6
238 63
hari
3 April 19 ((19x30) -230)/34= 10 = 10
230 34
hari
Total 2 Periode 708 142
7 hari

Angka TOI yang tinggi (> 3 hari) menunjukan tingkat ketidakefisiennya penggunaan
tempat tidur Rumah Sakit. Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk TOI yaitu 1-3 hari,
sedangkan diruang Neuro didapatkan rata-rata ideal tempat tidur kosong adalah 7 hari, sehingga
untuk Ruang Neuro dikategorikan tidak ideal.

5. BTO ( Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur)


Berdasarkan hasil data yang diperoleh selama 3 periode dari bulan Januari -maret
untuk BTO diruang NEURO RS DUNDA LIMBOTO adalah sebagai berikut :
Jumlah pasien dirawat (Hidup + Mati) adalah , dan jumlah tempat tidur . Dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut

Tabel Distribusi BTO Pasien Ruang NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO


Jumlah Pasien
No Periode Jumlah TT yang dirawat BTO
(Hidup + Mati)
1 Februari 19 45 45/19 = 3,15 = 2 kali
2 Maret 19 63 63/19 = 3,20 = 3 kali
3 April 19 34 34/19 = 2,94 = 2 kali
Total 2 Periode 142 7 kali

Angka BTO yang tinggi menunjukan tingkat ketidakefisiennya penggunaan tempat tidur
Rumah Sakit. Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk BTO selama 1 tahun 1 tempat
tidur dipakai 40-50 kali.Sehingga ideal dalam sebulan adalah 3 kali pemakaian dalam sebulan.
Jadi untuk 3 bulan terakhir adalah 7 kali pemakaian, dan dari hasil yang diperoleh diruang
NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO didapatkan rata-rata ideal pemakaian tempat tidur dalam 3
bulan terakhir adalah 9 Kali pemakaian. Sehingga untuk ruangan NEURO dikategorikan ideal.

6. NDR
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari bulan Februari-April 2018 untuk NDR
diruang NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO adalah sebagai berikut :
Jumlah pasien mati > 48 jam adalah pasien, sedangkan jumlah pasien keluar (Hidup+Mati)
adalah pasien. Hasil dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Distribusi NDR Pasien Ruang NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO
Jumlah Pasien Jumlah Pasien (Hidup +
No Periode NDR
Mati > 48 Jam Mati )> 48 jam
1 Februari 0 45 0/45 x 100% = 0.00%
2 Maret 0 63 0/63 x 100% = 0.00%
2 April 0 34 0/34 x 100% = 0.00 %
Total 0 142 142
Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk NDR yaitu standar < 4.5 %, semaikn
rendah NDR suatu Rumah Sakit berarti mutu pelayanannya semaikn baik, sedangkan diruang
NEURO didapatkan rata-rata ideal untuk NDR adalah 0,00%, sehingga untuk ruang NEURO
RSUD DUNDA LIMBOTO termasuk dalam kategori Baik

7. GDR (Gross Death Rate)


Dari hasil data yang diperoleh Februari - April 2019 untuk GDR di ruangan NEURO
adalah sebagai berikut :
Jumlah pasien Mati selurunnya adalah

Tabel Distribusi GDR Pasien Ruangan NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO


Jumlah Pasien (
No Periode Jumlah Pasien Mati GDR
Hidup + Mati )
1 Februari 0 45 0/45 x 100% = 0.00%
2 Maret 0 63 0/63 x 100% = 0.00%
2 April 0 34 0/34 x 100% = 0.00 %
Total 0 142 0/363 x 100% = 0,00 %

Menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk GDR yaitu standar < 2.5 %, semaikn rendah
GDR suatu Rumah Sakit berarti mutu pelayanannya semakin baik, angka ini bisa digunakan
untuk menilai mutu pelayanan jika angka kematian kurang dari 48 Jam tinggi. Sedangkan
diruang NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO didapatkan rata-rata ideal untuk GDR adalah
0,00%, sehingga untuk ruang NEURO RSUD DUNDA LIMBOTO dikategorikan Baik.

2.2.2 Data umum ruangan :


a. Fungsi perencanaan
1) Visi Ruangan
2) Misi Ruangan
3) Standar Operasional Prosedur
4) Standar Asuhan Keperawatan
5) Standar Kinerja
b. Fungsi perorganisasian
1) Struktur organisasi
2) Uraian tugas
3) Pengaturan jadwal dinas
4) Pengaturan daftar pasien
5) Sistem perhitungan tenaga
c. Fungsi pengarahan
1) Operan
2) Pre dan Post conferent
3) Motivasi kepada perawat
4) Pendelegasian
5) Supervise
6) Ronde keperawatan
d. Pengendalian
1) Indikator mutu
2) Audit dokumentasi Asuhan Keperawatan
3) Survei kepuasan
4) Survei masalah pasien
2.2.3 Analisa masalah (SWOT)
ANALISA SWOT

1. Sterngth / kekuatan
a. Terdapat visi dan misi RS di dalam ruangan untuk meningkatkan mutu pelayanan
b. neurologi memiliki ruangan perawatan dan memiliki kapasitas tempat tidur terdiri dari
ruang 19 bed yang terdiri dari ruang neurologi kelas 1 memiliki 4 bed (R.anggur 2
bed,dan R.manggis 2 bed) , kelas 2 memiliki 4 bed( R. apel 2 bed dan durian 2 bed),
kelas 3 neuro memiliki 10 bed dan ruang isolasi (strawberry) 1 bed.
c. tenaga keperawatan diruang neurologi dengan pendidikan d3 sebanyak 4 orang, s1 ners 4
d. Ruangan memiliki sarana dan prasara yang cukup memadai
e. Ronde keperawatan dilakukan setiap bulan
f. optimalnya timbang terima diruang perawatan pasien oleh perawat ruangan
g. optimalnya pemberian informasi obat setiap melakukan instruksi pemberian obat pada
pasien
h. Di ruangan sudah ada CI
i. Memiliki cleaning service 2 orang
j. Untuk sarana pra sarana tersedianya panduan SOP (Standar Operasional Prosedur)
diruangan
k. discharge planning dilakukan tapi tidak di dokumentasikan

2. Weakness / Kelemahan
a. Belum maksimalnya orientasi pasien baru
b. Belum adanya visi dan misi ruangan
c. Belum tersedianya leaflet tentang penyakit yang merupakan salah satu sarana untuk
membaca atau mencari informasi tentang penyakit
d. Perawat ruangan neurologi masih sebagian besar D III
e. Perawat masih banyak yang belum mengikuti pelatihan/ seminar tentang BTCLS. Hanya
ada orang yang pernah mengikuti pelatihan (47%) dan yang tidak mengikuti pelatihan
sebanyak orang (53%).
f. Belum optimalnya discharge planning
3. Opportunity / Peluang
a. Di RSUD dr.MM dunda limboto merupakan salah satu Rumah Sakit yang menjadi lahan
praktek bagi mahasiswa keperawatan maupun mahasiswa jurusan kesehatan yang lainnya
program pelatihan/ seminar khusus tentang manajemen keperawatan, terutama pada
ruang neurologi merupakan salah satu lahan praktek sehingga memungkinkan transfer
ilmu pengetahuan yang baru di dalam dunia keperawatan
b. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
c. Adanya kebijakan pemerintah mengenai profesionalisasi perawat

4. Threat / Ancaman
a. Meningkatnya sikap kritis dari masyarakat dan sikap menggugat tenaga medis atas
kesalahan maupun tindakan praktek yang salah sehingga mempengaruhi mutu pelayanan
b. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional
c. Makin tinggi kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan
d. Persaingan antara RS yang semakin kuat
2.2.4 Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka
kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Perawat masih banyak yang belum mengikuti pelatihan/ seminar tentang BTCLS. Hanya
ada orang yang pernah mengikuti pelatihan (47%) dan yang tidak mengikuti pelatihan
sebanyak orang (53%).
2. Perawat ruangan neurologi masih sebagian besar D III
3. belum tersedianya leaflet tentang penyakit yang merupakan salah satu sarana untuk
membaca atau mencari informasi tentang penyakit
4. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional
5. Belum optimalnya discharge planning
6. Belum maksimalnya prosedur orientasi pasien baru

2.2.5 Prioritas masalah


1. belum tersedianya leaflet tentang penyakit yang merupakan salah satu sarana untuk
membaca atau mencari informasi tentang penyakit
2. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional
3. Belum optimalnya discharge planning
4. Belum maksimalnya prosedur orientasi pasien baru

2.2.6 Rencana strategi


1. Menusun leaflet mengenai penyakit yang berada di ruang neuro4
2. Melakukan pelayanan lebih professional
3. Melakukan penjelasan untuk pasien yang berencana pulang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Management adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan melalui pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan,
pengarahan, evaluasi, dan pengendalian mutu keperawatan. (Hasibuan 2003)

3.2 Saran
1. Pihak Rumah Sakit
a. Diharapkan Pihak Rumah Sakit dapat duduk bersama perawat ruangan untuk
mensosialisasikan pelaksanaan Pre/Post Conference, Supervisi, dan belum Optimalnya
pelaksanaan Operan, Ronde Keperawatan
b. Diharapkan pihak Rumah Sakit lebih peduli terhadap kinerja dan mutu pelayanan Rumah
Sakit.
2. PihakInstitusi
a. Diharapkan Pihak Institusi bekerja sama dengan pihak Rumah sakit untuk membentuk
tim SP2KP.
b. Bila SP2KP sudah diterapkan maka diharapkan control yang intensif terhadap
pelaksanaan diruangan sehingga program SP2KP dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ernie Tisnawati Suledan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen .Jakarta :Kencana

Nurrsalam. 2002. Managemen keperawatan : apliksi dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta : salemba Medika

.2007. Managemen keperawatan : apliksi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi


2. Jakarta : salemba Medika

. 2011. Managemen keperawatan : apliksi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi


3. Jakarta : salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai