1,
ISSN: 2476-9703
OKTOBER, 2017
INFORMASI ARTIKEL A B S T R AK
Penulis: Indonesia
Purniadi Putra Pendahuluan: Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan
Dosen Program Studi PGMI, penerapan pendekatan inkuiri pada mata pelajaran IPA
Institut Agama Islam dalam mengembangkan pendidikan karakter di kelas V
Sultan Muhammad Syafiuddi SDN 01 Kota Bangun Kabupaten Sambas. Penggunaan
Sambas
metode inkuiri dalam pembelajaran IPA terdiri dari
Email: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Metode:
usupurniadi@yahoo.com Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian tindakan kelas. Hasil: Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap karakter siswa diperoleh nilai 46%
Kata Kunci: pada siklus I dan meningkat menjadi 76% pada siklus II.
Pendekatan Inkuiri,
Hasil pengamatan pada siklus I pertemuan I diperoleh
Ilmu Pengetahuan Alam,
Karakter, persentase sebesar 73% dengan kriteria cukup dan
Madrasah Ibtidaiyah meningkat pada pertemuan II menjadi 79%. Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut maka disimpulkan bahwa
penggunaan pendekatan inkuiri dapat mengembangkan
Halaman: 28-47
karakter siswa, seperti karakter kerja sama, rasa ingin tahu,
dan komunikatif.
English
Introduction: This article aims to explain the application of
inquiry approaches in science subjects to develop character
student in grade V SDN 01 Kota Bangun, Sambas District.
The use of inquiry methods in science learning consists of
initial activities, core activities, and end activities. Method:
This research is a qualitative research with type of
classroom action research. Results: Based on observation
results on the student character obtained value 46% in cycle
I and increased to 76% in cycle II. Results of observation in
the first cycle of first meeting obtained a percentage of 73%
with medium criteria and increased at the second meeting
29 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 3, Nomor 1, Oktober 2017
formal merupakan sebuah tuntutan yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
didasarkan pada fenomena sosial yang keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti tanah air, menghargai prestasi, bersahabat
perkelahian massal dan berbagai kasus atau komunikatif, cinta damai, gemar
dekadensi moral lainnya. Bahkan di kota- membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
kota besar tertentu, gejala tersebut telah dan tanggung jawab. (Akhmad Muhaimin
Oleh sebab itu, lembaga pendidikan formal Nilai universal agama yang dijadikan
sebagai wadah resmi pembinaan generasi dasar di dalam pendidikan karakter justru
kepribadian peserta didik melalui dari agamanya bisa menjadi motivasi yang
Nilai karakter mulia berarti manusia karakter berdasarkan nilai universal dari
dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai. Dengan demikian, anak didik akan
Karakter dimaknai sebagai cara proses inquiri. IPA juga merupakan salah
berfikir dan berperilaku yang khas tiap satu pembelajaran yang ada dalam dunia
individu untuk hidup dan bekerja sama pendidikan dari kebanyakan ilmu-ilmu
baik dalam lingkungan keluarga, yang ada pada tingkat Sekolah Dasar.
yang berkarakter baik adalah individu yang dengan lingkungan sekitar sehingga IPA
dapat membuat keputusan dan siap juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk
dari keputusanya. Karakter dapat dianggap peduli terhadap lingkungan. Pada akhirnya
sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang IPA dapat juga menumbuhkan sikap siswa
Esa, diri sendiri, sesama manusia, sekitar. Secara konseptual yang dimaksud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dapat berupa contoh, aplikasi, pemahaman,
dan perbuatan berdasarkan norma-norma analisis, dan evaluasi dalam mata pelajaran
istiadat, dan estetika. (Muchlas Samani, Realita yang terjadi pada SDN 01
proses yang berkesinambungan yang di dengan apa yang telah diungkapkan di atas.
dalamnya sarat akan nilai-nilai kehidupan Proses pembelajaran sains justru tidak aktif
yang berguna bagi kehidupan manusia dan dalam setiap proses pembelajaran IPA
membentuk manusia yang kreatif. Ilmu khususnya di kelas V yang notabene peneliti
Pengetahuan Alam (IPA) juga dikenal adalah sebagai wali kelasnya. Hal ini
dengan istilah sains berhubungan dengan berimbas hingga rendahnya minat siswa
cara mencari tahu tentang alam secara terhadap IPA dan berakibat juga pada hasil
penguasaan kumpulan pengetahuan yang evaluasi. Pada akhirnya terbukti pada hasil
prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu (UASBN) yang rendah pada tahun ajaran
31 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 3, Nomor 1, Oktober 2017
antaranya adalah faktor dari peneliti sendiri pada UASBN tahun ajaran berikutnya.
dan media pembelajaran. Menurut data di akan peneliti gunakan dalam penelitian ini
karakter kurang diterapkan, sehingga nlai proses pembelajaran IPA. Alasan pemilihan
kerja sama, komunikasi dalam pembelajaran pendekatan inkuiri ini adalah karena
tidak sesuai apa yang diinginkan. Nilai pendekatan inkuiri ini lebih tepat
pendidikan karakter juga belum biasa digunakan dalam proses pembelajaran IPA
diterapkan dalam pembelajaran khusus dan metode inkuiri ini bisa menumbuhkan
pada mata pelajaran IPA di kelas V. nilai karakter siswa. Hal ini dijelaskan
dan media dengan tujuan dan standar Pengetahuan Alam (IPA) yang memuat
di atas, peneliti menganggap perlu berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
Tindakan Kelas (PTK) untuk memecahkan penting kecakapan hidup (life skill). Oleh
masalah dan meningkatkan aktivitas siswa karena itu pembelajaran IPA di SD/MI
pembelajaran IPA di kelas sekaligus ingin belajar secara langsung melalui penggunaan
Hal ini perlu segera dilaksanakan agar Berdasarkan uraian di atas, fokus
asumsi yang berkembang pada mayoritas penelitian ini adalah: (1) untuk
sulit dapat segera dihilangkan. Selain itu, IPA dengan pendekatan inkuiri dalam
Penerapan Pendekatan Inkuiri pada Mata Pelajaran IPA..., Oleh:Purniadi Putra: 28-47 32
SDN 01 Kota Bangun, (2) untuk mengkaji suatu proses yang ditandai dengan adanya
pendekatan inkuiri dalam mengembangkan sebagai hasil dari proses belajar dapat
karakter siswa kelas V SDN Kota Bangun, diindikasikan dalam berbagai bentuk
karakter siswa dalam aktifitas belajar siswa pemahaman, sikap, life skill dan
a. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
bisa didapat apabila peserta didik mau pendidikan mendifinisikan belajar dalam
bereaksi terhadap lingkungan. Belajar yang (1) George J. Mouly dalam bukunya yang
berhasil mesti melalui berbagai macam berjudul Psychology For Effective Teaching,
aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. dalam Trianto (2008: 12) mengatakan bahwa
Semakin banyak siswa melakukan aktivitas “belajar pada dasarnya adalah proses
pembelajaran akan lebih mudah tercapai. adanya pengalaman,” (2) Kimble dan
Namun tentunya segala aktivitas tersebut Garmezi, dalam Tianto (2008: 12)
harus tetap dalam arahan guru dan tidak menyatakan bahwa “belajar adalah
aktivitas yang menjadi penyebab proses pengalaman.” (3) Garry dan Kingsley,
pembelajaran yaitu: (1) siswa tidak memiliki dalam Trianto (2008: 13) menyatakan bahwa
(2) siswa kurang memiliki keberagaman laku yang orisinil melalui pengalaman dan
kesimpulan bahwa inti belajar adalah sebagai sains yang berarti Ilmu
adanya perubahan tingkah laku berupa Pengetahuan Alam (IPA) saja, walaupun
karena adanya suatu pengalaman belajar Laksmi Prihantoro (1986: 13), (dalam
berupa interaksi antara individu dengan Trianto 2008: 60) “IPA adalah pengetahuan
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains kebendaan dan didasarkan terutama atas
semula timbul dari rasa ingin tahu manusia, pengamatan dan dedukasi.
manusia selalu mengamati terhadap gejala- 2008: 61) mengatakan bahwa “IPA adalah
gejala alam yang ada dan mencoba suatu kumpulan pengetahuan yang
memahaminya. Hasrat ingin tahu manusia tersusun secara sistematik, dan dalam
diinginkanya adalah pengetahuan yang tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap
dicapai manusia, baik melalui pendekatan pengertian IPA di atas, maka dapat
(dalam Trianto, 2008: 60) sains berasal dari mempelajari tentang gejala alam dan
bahasa asing “science” dari kata latin kebendaan yang bersifat sistematis dan
“scientia” yang berarti saya tahu. Kata dilakukan dengan cara mengamati
pengetahuan yang terdiri dari social sciences kehidupan sehari-hari yang dialami oleh
Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran belajar, media, dan lain sebagainya, yang
dengan pendekatan CTL menurut Trianto memang baik secara langsung maupun
(2008: 10), adalah konsep belajar yang tidak diupayakan terkait atau ada
membantu guru mengaitkan antara materi hubungan dengan pengalaman hidup nyata
nyata siswa dan mendorong siswa membuat Dalam setiap metode maupun
kehidupan mereka sehari-hari, dengan memiliki sisi positif dan negatif. Begitu
dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, inkuiri adalah: 1) siswa aktif dalam kegiatan
bidang apa saja dan kelas yang bagaimana belajar, sebab ia berfikir bagaimana cara
pun keadaanya. Namun, yang paling tepat memecahkan masalah dan menggunakan
sains, alasannya karena materi dalam sains perkembangan cara berfikir ilmiah, seperti
merupakan dunia nyata atau kontekstual menggali pertanyaan, mencari jawaban dan
bagi siswa yang mereka alami sehari-hari. menyimpulkan atau memproses keterangan
Dengan demikian, inti dari pendekatan CTL dengan pendekatan inkuiri dapat
pembelajaran dengan kehidupan nyata. melatih anak untuk belajar sendiri dengan
masalah yang muncul dalam kehidupan pada diri sendiri, (4) Administrator, yang
pembelajaran baik dalam suatu kelompok pembelajaran dan cara berpikir siswa agar
inquiri ini adalah 1) pembelajaran dengan yang mengelola segala sumber belajar,
pendekatan inkuiri memerlukan kecerdasan waktu, dan organisasi kelas. (7) Rewarder,
anak yang tinggi, sebab apabila anak kurang yang memberi penghargaan pada prestasi
cerdas hasilnya akan kurang efektif, dan 2) yang dicapai oleh siswa dalam proses
pendekatan ini tidak cocok diterapkan pada pembelajaran demi peningkatan semangat
yang berpusat pada siswa. Guru tidak lagi menjadi beberapa siklus yang terdiri dari:
berperan sebagai pemberi informasi dan (1) Observasi (Observation). (2) Bertanya
sekalipun hal itu sangat diperlukan. (Hyphotesis). (4) Pengumpulan data (Data
kondisi inkuiri adalah sebagai berikut: (1) Rusman dalam bukunya dengan judul
lebih aktif dan lebih bergairah dalam merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui
jalan keluar jika ada hambatan dalam proses penegasan bahwa pengetahuan dan
menyadarkan siswa dari kekeliruan yang kemampuan lain yang diperlukan bukan
Penerapan Pendekatan Inkuiri pada Mata Pelajaran IPA..., Oleh:Purniadi Putra: 28-47 36
hasil data tulisan, gambar, laporan, bagan, jenjang, termasuk pendidikan dasar (MI/SD)
tabel dan karya lainya, dan (4) harus diselenggarakan secara sistematis.
karya pada pembaca, teman sekelas, guru sehingga mampu bersaing, beretika,
atau audien yang lain secara kelompok bermoral, sopan santun dan berinteraksi
kepribadian atau karakter siswa memburuk. oleh Character Education Partnership, ternyata
Hal ini dapat dilihat dari perilaku atau etika kesuksesan seseorang tidak ditentukan
siswa dalam belajar; mudah putus asa jika semata-mata oleh pengetahuan dan
belum bisa, tidak jujur dalam belajar, kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi
kurang dapat menghargai pendapat teman, lebih oleh kemampuan mengelola diri dan
kurang demokratis, tidak disiplin dalam orang lain (soft skill). Penelitian ini
juga kurang kreatif. Pada pembelajaran ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan
Agama Islam misalnya, siswa kurang biasa sisanya 80% oleh soft skill. Bahkan orang-
membaca tetapi tidak memahami makna kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal
pendidikan karakter peserta didik sangat masyarakat sangat banyak masalah yang
karakter adalah kata benda yang memiliki learning science is an active process. Learning
arti: (1) kualitas-kualitas pembeda; (2) science is something student to do, not
kualitas-kualitas posistif; (3) reputasi; (4) something that is done to them”. Proses
seseorang dalam buku atau film; (5) orang pembelajaran IPA memberikan kesempatan
yang luar biasa; (6) individu dalam kepada siswa untuk melibatkan segala
kaitannya dengan kepribadian, tingkah laku keterampilan proses yang dimiliki. Sebagai
atau tampilan; (7) huruf atau simbol; (8) unit contohnya ketika siswa sedang melakukan
data komputer. Arti pada nomor (7) dan (8) eksperimen/ percobaan, siswa menempuh
Pendidikan karakter yang data anak harus jujur terhadap data yang
pengalaman yang bermakna bagi murid- yang diperoleh tidak sesuai dengan teori.
melalui poses pembelajaran. Dengan Apabila siswa memaknai sikap ini, maka
demikian, nilai-nilai tersebut dapat terserap jujur akan senantiasa melandasi sikapnya
secara alami lewat kegiatan seharihari. dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya
Apabila nilai-nilai tersebut juga dibawa sampai pada masa dewasa yang
dikembangan melalui kultur sekolah, maka akan membentuk karakter siswa. Dengan
menjadi prioritas utama karena sudah yang lebih luas, dengan adanya sikap jujur
mengulang percobaan untuk meyakinkan teori yang digunakan para saintis, dan
dirinya bahwa apa yang dilakukan sesuai masalah-mamasalah sains dan sosial.
dengan prosedur yang ditentukan. (Putra, Kedua, exploring and discovering (process of
Pembelajaran IPA di MIN Pemangkat proses sains untuk belajar bagaimana para
Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, 2017). saintis berpikir dan bekerja (Rezba, dkk.,
dan negara telah menjadi perhatian para kemampuan penting manusia dalam
negara, misalnya Amerika Serikat dan beberapa objek dan ide melalui cara-cara
pengembangan karakter warga masyarakat yang luar biasa. Keempat, feeling and valuing
dan negara karena kemajuan produk sains (attitudinal domain). Ranah ini mencakup:
yang amat pesat, keampuhan proses sains pengembangan sikap positif terhadap sains
yang dapat ditransfer pada berbagai bidang secara umum, sains di sekolah, dan para
lain, dan kekentalan muatan nilai, sikap, guru sains; pengembangan sikap positip
dan moral di dalam sains (Rutherford & terhadap diri sendiri, misalnya ungkapan
Yager (Prasetyo, 1998: 146-151) sejak tahun penghargaan, terhadap perasaan orang lain;
ranah tersebut seperti berikut. Pertama, Kelima, using and applying (application and
39 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 3, Nomor 1, Oktober 2017
konsep-konsep sains dalam kehidupan baru atau cara pendekatan baru dan untuk
dan keterampilan-keterampilan sains yang langsung di dunia kerja atau dunia aktual
untuk diri sendiri yang berkaitan dengan pengertian PTK di antaranya: (1) menurut
kesehatan, gizi, dan gaya hidup Suhardjono (2008: 58) “Penelitian Tindakan
berdasarkan apa yang ”didengar” dan yang yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki
”dikatakan” atau emosi; serta memadukan mutu praktik pembelajaran di kelasnya.” (2)
sains dengan subjek-subjek lain. (Darmiyati Dalam bukunya yang berjudul Action
siswa melalui potensi yang dimiliki melalui prestasi belajar, pengembangan keahlian
berfikir ilmiah. Hal ini tentunya mengajar dan sebagainya.” (3) Menurut
pembelajaran IPA di SD/MI dengan Wijaya Kusumah, (2010: 9), PTK adalah
pendidikan karakter di kelas V SDN 01 Kota sebagai observer. Pada waktu observasi
kelas V SDN 01 Kota Bangun Kabupaten yang sudah tersedia pada lembar IPKG I,
Sambas, dengan subjek penelitian sebanyak lembar IPKG II dan Lembar observasi
yang peneliti gunakan dalam penelitian terjadi pada peneliti, aktifitas siswa serta
untuk memperoleh data tentang aktivitas gunakan dalam penelitian ini adalah
belajar siswa. Observasi dilakukan terhadap berbentuk analisa kualitatif. Faktor analisis
aktivitas belajar siswa selama proses meliputi: (1) tingkat partisipasi atau
dengan menggunakan seluruh alat indera. aktif, kerja sama, dan inovatif dengan
Observasi sangat sesuai digunakan dalam kategori sangat aktif, aktif dan tidak aktif,
dengan kondisi dan interaksi antara belajar- dengan kategori berhasil, kurang berhasil
Sedangkan alat pengumpul data yang Secara garis besar, kegiatan analisis
peneliti gunakan dalam penelitian tindakan data meliputi tiga langkah yaitu: (1)
kelas ini adalah dengan menggunakan kegiatan dalam langkah persiapan ini antara
lembar IPKG I untuk menilai perencanaan lain; mengecek nama dan kelengkapan
observasi untuk menilai aktivitas siswa pengumpul data, serta mengecek macam
selama proses pembelajaran. Disilah peneliti isian data. (2) tabulasi dan (3) penerapan
perlu berkolaborasi dengan teman sejawat data sesuai dengan pendekatan penelitian.
41 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 3, Nomor 1, Oktober 2017
Maksudnya adalah pengolahan data yang mendapatkan alat dan bahan kemudian
rumus atau aturan yang ada, sesuai dengan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada
pendekatan inkuiri dalam penelitian yang pengamatan. Setelah itu guru meminta
mencatat jawaban sementara yang diajukan dan mengarahkan siswa dalam membuat
oleh siswa yang lain. Kemudian siswa kesimpulan dan memberikan data yang
benda konduktor panas. Pada langkah Pada kegiatan Akhir, guru meminta
Elaborasi yaitu Mengumpulkan Data guru siswa mengemukakan hal-hal apa saja yang
guru meminta siswa untuk memperhatikan meminta siswa mencatat hal-hal yang dirasa
dengan langkah-langkah yang ada dalam terlihat bahwa setelah pertemuan pertama
LKS di dalam kelompok siswa secara dan kedua dalam siklus I terjadi
dapat memotivasi dalam menguji hipotesis. pertemuan 3x35 menit. Dalam pelaksanaan
Membimbing siswa dalam menguji hipotesa dilakukan pengamatan terhadap siswa dan
kemudian mengarahkan siswa dalam guru. Hasil penilaian kegiatan guru pada
diskusi. Pada langkah Konfirmasi yaitu skor 42 % dan mengalami peningkatan pada
Merumuskan Kesimpulan. Pada langkah ini pertemuan kedua dengan skor 52%. Jadi
memudahkan siswa dalam membuat siklus I adalah 46% dan termasuk dalam
deskriptor dalam aspek guru sudah dengan materi. Terutama dalam kelompok
persentase sebesar 73%. dengan kriteria adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri
cukup dan meningkat pada pertemuan II yang dilakukan oleh para pelaku
menjadi 79%. dengan kriteria baik. Jadi rata- pendidikan dalam suatu situasi
rata penilaian aspek siswa pada siklus I ini kependidikan untuk memperbaiki
memperoleh skor rata-rata 76% dan masuk rasionalitas dan keadilan tentang: (a)
dikarenakan guru dan siswa sudah tersebut, dan (c) situasi dimana praktik–
muncul pada siklus I pertemuan I pada penelitian ini dibagi dalam dua siklus
format penilaian aspek guru dan siswa terdiri dari empat tahap, yaitu:
aktivitas, maka jelaslah bahwa penggunaan alokasi waktu 3 x 35 menit. Dari hasil
IPA dalam membina pendidikan karakter di pada siklus II telah terlaksana dengan baik
kelas V SDN 01 Kota Bangun Kabupaten dan sesuai dengan perencanaan yang telah
belajar siswa dilihat pada tiga aspek yaitu aktivitas guru diperoleh persentase
tersebut dapat peneliti lebih perjelas sebagai baik. Jadi rata-rata penilaian aspek siswa
berikut: (a) siswa bersikap kritis Selama pada siklus I ini memperoleh skor rata-rata
proses pelaksanaan pembelajaran di kelas, 76% dan masuk dalam kriteria baik.
mengambil data awal hasil belajar siswa. pertanyaan. Aktivitas siswa dalam
Dari hasil observasi tersebut peneliti menjawab pertanyaan baik dari guru
penilitian dengan mengambil materi gaya sangat terlihat interaktif. Siswa tidak lagi
pada mata pelajaran IPA dengan tujuan menjawab beberapa pertanyaan, (b)
untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa aktivitas terlibat aktif artinya pembinaan
Berdasarkan pada hasil observasi ketika siswa diminta untuk belajar secara
dan diskusi yang telah dilakuakn peneliti kelompok. Antara siswa yang satu dengan
dengan guru kelas V ditemukan bahwa siswa yang lain terlibat langsung dalam
pembelajaran dan dari data hasil ulangan Terlebih lagi siswa terlihat sibuk dan
belajar IPA siswa kelas V, adapun yang kerja sama juga sangat nampak dalam kerja,
pendekatan inkuiri. Metode inkuiri adalah dan saran serta bahu membahu dalam
metode dimana siswa disorong untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
prinsip dan guru mendorong siswa untuk dengan pendekatan yang diterapkan
memiliki pengalaman dan melakukan peneliti dalam penelitian ini, unsur inovatif
menemukan prinsip-prinsip untuk diri Hal ini terbukti sangat berhasil dengan
inkuri dalam pembelajaran IPA antara lain siswa dalam kegiatan kerja kelompok.
ditingkatkan lagi. Beberapa aspek yang Teaching and Learning (CTL) dalam
aktivitas kerja sama (31%), (c) aktivitas karakter di kelas V SDN 01 Kota Bangun
yang sudah baik dan perlu dipertahankan b. Penerapan pendekatan inkuiri pada
dan ditingkatkan lagi adalah: (a) aktivitas Siswa kelas V SDN 1 Kota Bangun
pelaksanaan penelitian pada siklus II ini dan inovatif, hal ini pendidikan karakter
tantang aktivitas menjawab pertanyaan, rata aktivitas belajar siswa. Yakni pada