Merupakan proses evolusioner yang terjadi dalam penerapan sistem atau sub sistem
informasi berbasis computer.
c. Menetapkan tujuan
d. Identifikasi keterbatasan
f. Menyiapkan proposal
g. Disetujui/tidaknya usulan
Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian telah berjalan, tim proyek
beralih pada analisis sistem yang telah ada. Analisis sistem adalah penelitian atas
sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui.
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Agar proyek
berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif daripada berperan pasif. Banyak
perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemimpin proyek dan
bukannya spesialis informasi.
b. Dapat meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis maupun
pihak pemakai.
Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram aliran data (data flow diagram), dan
grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data. Istilah kamus proyek sering
digunakan untuk menggambarkan semua dokumentasi yang menjelaskan suatu
sistem.
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai
oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,
a. Laporan harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan komputer;
b. Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan
apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin
diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali atau mungkin proyek
ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke tahap rancangan.
3. Design Phase
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem
baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi
jenis peralatann yang akan digunakan. Langkah-langkah tahapan rancangan yaitu :
Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru
dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan
analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down, dimulai dengan gambaran
besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top-down ini merupakan
ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat
sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu diagram arus
data (data flow diagram), diagram hubungan entitas (entity relationship duagram),
kamus data (data dictionary), flowchart, model hubungan objek, dan spesifikasi kelas.
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan
sangat meningkatkan jumlah orang yang telibat. Jika keuntungan yang diharapkan
dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.
Merencanakan penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang
diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem dan untuk mengembangkan rencana
penerapan yang sangat rinci.
Mengumumkan penerapan;
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama pada
penelitian sistem. Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai
mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.
Mendapatkan sumber daya perangkat keras;
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat keras yang
terdapat pada konfigurasi sistem yang disetujui. Setiap pemasok diberikan request for
proposal (RFP), yang berisi antara lain :
d. Jadual pemasangan
Menyiapkan database;
Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu
dilakukan konstruksi baru atau perombakan. Sehingga pembangunan fasilitas tersebut
merupakan tugas berat dan harus dijadualkan sehingga sesuai dengan keseluruhan
rencana proyek.
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang
akan membuat sistem bekerja. Mereka disebut dengan peserta, yang meliputi operator
entry data, pegawai coding, dan pegawai administrasi lainnya. Semuanya harus
dididik tentang peran mereka dalam sistem. Pendidikan harus dijadualkan jauh setelah
siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak
rekomendasi tersebut. Bila manajemen menyetujui maka manajemen menentukan
tanggal cutover. Namun, bila manajemen menolak maka manajemen menentukan
tindakan yang harus diambil dan tugas yang harus diselesaikan sebelum cutover akan
dipertimbangkan kembali, kemudian manajemen menjadualkan tanggal baru.
a. Percontohan (pilot) yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu
subset dari keseluruhan operasi.
b. Serentak (immediate) merupakan pendekatan yang paling sederhana yakni
beralih dari sistem lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan.
c. Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada
suatu waktu.
1. Model Waterfall
a. Metode ini merupakan proses yang berlanjut, jika ada revisi dipertengahan
membuat kurang fleksibel.
2. Model Spiral
Kelebihan
Kelemahan
4. Politycal Approach
5. Prototyping Approach
Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan prototype
(prototyping).
b. Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
a. Bersifat tergesa-gesa.
a. Risiko tinggi
Metodologi RAD akan memberi respon yang cepat terhadap kebutuhan pemakai,
tetapi dengan lingkup yang lebih luas.
b. Manusia, dibentuk beberapa Tim yang terspesialisasi yang dikenal dengan istilah
SWAT (Skilled with advanced tools).
c. Metodologi, yaitu siklus hidup RAD yang terdiri dari perencanaan kebutuhan,
rancangan pemakai, konstruksi, dan cutover.
d. Peralatan, terdiri dari bahasa pemrograman generasi ke-4 dan peralatan CASE
(computer aided software engineering)
Kelebihan
b. Adanya prototype
c. Pengurangan penulisan kode yang kompleks, dikarenakan reuse code yang sudah
ada.
Kelemahan
7. Agile Development
Kelebihan
Kelemahan
Terkadang suatu sistem dibagun tanpa prosedur yang baik dan tanpa dokumentasi
yang baik pula, sehingga dapat menimbulkan masalah bagi semuap pihak yang terkait,
termasuk para pengguna ataupun para auditornya. Mungkin saja suatu sistem didesain
tanpa mengindahkan accounting polices dan berakibat pada sistem yang menghasilkan
pembukuan yang tidak akurat. Kasus lain mungkin saja sistem akan memberi peluang
adanya kesalahan, penyalahgunaan ataupun kasus-kasus lainnya yang dapat terjadi.
Sebenarnya risiko tersebut dapat di hindari apabila sistem tersebut didesain dengan
prosedur dan didokumentasikan dengan baik. System reliability akan ditingkatkan
dengan mengindari hal-hal berikut:
2. Pengembangan aplikasi yang tidak memenuhi tujuan manajemen atau tidak beroperasi
sesuai dengan spesifikasi asli;
1. Standarisasi praktik dan prosedur pengembangan sistem aplikasi. Hal ini nantinya
tidak saja memudahkan auditor dalam mereview proses pengembangan sistem, tetapi
juga dalam memeriksa aspek teknis dalam sistem aplikasinya;
2. Dokumentasi yang memadai, karena akan tersedia audit trail dari proses
pengembangan stau pemeliharaan sistem aplikasi.
Tujuan dari kontrol pengembangan sistem dan aplikasi dan dokumentasinya adalah untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif (dalam hal ini baik, disiplin aturan, serta kegiatan
yang terdokumentasi) yang pada akhirnya akan menjamin keyakinan efektivitas dan
efisiensi sistem tersebut. ketersediaan dan dijalankannya dengan sungguh-sungguh
kontrol internal sistem merupakan salah satu bukti penting ketaatan (evidence of
compliance).
Peranan Auditor
Dari sudut pandanga audit, pengembangan dan dokumentasi sistem adalah penting
sekali untuk mendapatkan perhatian, ataupun perlunya mekanisme didalamnya, dan audit
diharapkan dapat menjaga compliance terhadap prosedur yang ada. Oleh karena itu
perusahaan perlu menetapkan standard metodologi dan dokumentasi yang baik dan
membangun ketaatan prosedur yang ada dari awal pelaksanaan. Sebab, akan lebih mudah
jika kesalahan dapat kita temukan lebih awal. Jika ternyata memang ada kelemahan
dalam sistem, mungkin perlu adanya penambahan pengendalian internal dalam sistem
aplikasi yang akan lebih baik juga dipersiapkan dari awal. Berdasarkan alasan tersebut
maka pada organisasi besar selalu didalam struktur systems development team disertakan
auditor atau quality assurance member. Keikutsertaan auditor ini penting dan merupakan
salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh auditor internal.
Pilihan antara dua pandangan bukan hanya pilihan pada waktu peninjauan auditor.
Dalam ulasan ex post, peran auditor pasif, review dari mereka dapat mengarah pada
perbaikan kontrol. Kemudian auditor aktif, mereka menjadi kontrol umum yang
berkontribusi pada operasi sistem yang andal. Kontribusi ini akan menjadi signifikan
khususnya ketika perusahaan tidak memiliki departemen audit internal yang sesuai,
sebaiknya menyertakan keterlibatan auditor dalam desain dan pengujian kontrol sebagai
kontrol pengembangan sistem yang direkomendasikan.
a. Jika sering terjadi gangguan maka asset safeguarding, data integrity, systems
effectiveness dan systems efficiency beresiko tinggi.
b. Proses konversi dapat merupakan waktu bagi timbulnya pertentangan dan user
menjadi kecewa dengan sistem ini.
c. Terkadang pertukaran haeus dilakukan antara data integrity yang diambil pada
sistem baru dan kebutuhan untuk menjalankan sistem baru.
d. Perencanaan aktivitas yang baik harus dilakukan selama tahap konversi.
13. Operasional dan pemeliharaan (operational and maintenance)
Pada tahap ini, sistem yang dijalankan secara oprasional, secara periodeik mungkin
perlu dilakukan modofikasi terhadap sistem untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Evaluasi akan menunjukkan apakah sistem masih harus disesuaikan atau di update.
Terdapat tiga tipe perubahan yang dapat dilakukan pada sistem ini, yaitu:
a. Repair maintenance; merupakan perawatan yang bersifat perbaikan atas kesalahan
sistem yang bersifat minor, contohnya kesalahan logic.
b. Adaptive maintenance; merupakan perawatan yang bersifat penyesuaian atas suatu
fungsi sistem yang perlu di perbaharui, misalnya perubahan pada lingkungan user
mungkin memerlukan sedikit modofikasi sistem.
c. Perfective maintenance; merupakan perawatan yang bersifat pengembangan,
penyempurnaan atau perubahan sistem yang bersifat minor, artinya tidak
memerlukan dokumen input baru, dan sebagainya. Perubahan dilakukan untuk
efisiensi proses dapat lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Gondodiyoto, S. 2007. Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
McLeod, Raymond, Management Information System, 7th ed., Prentice Hall, New Jersey,
1998.
McNurlin, Barbara C,; Sparague, Ralph H Jr., Information Systems Management in Practice,
4th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.
https://medium.com/@purwanto.dev/metodologi-system-development-life-cycle-sdlc-
2f0349df1364 diakses tanggal 13 Mei 2019