Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG

FAKULTAS HUKUM
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2017

MATA KULIAH : Hak Kekayaan Intelektual


HARI/TANGGAL : 21 Mei 2019
SIFAT UJIAN : Take home (dikumpulkan tgl 21 Mei 2019/waktu ujian)

Berikan pendapat hukum Saudara dalam perspektif HKI yang telah Saudara
pelajari dari kuliah (Paten, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkit Terpadu,
Rahasia Dagang dan PVT) terhadap kasus di bawah ini dengan menggunakan
kata-kata sendiri. Tidak saja mengadili pihak-pihak yang terlibat di dalam kasus
ini dengan menunjuk siapa yang benar dan siapa yang salah, akan tetapi
membangun dan memberikan argumentasi hukumnya kepada pihak-pihak yang
terlibat. Akan lebih baik kalau diberikan pasal-pasal yang berkaitan.
Pilih 2 diantara 3 Kasus yang diuraikan di bawah ini.

Kasus 1.
Publik Protes 'Mendoan' Jadi Hak Paten Pengusaha Purwokerto
Reporter : Dwi Fantya Aquina | 3 hari yang lalu

Tempe Mendoan (Wordpress)


Bagaimana nasib para pedagang yang menggunakan nama 'Mendoan'?
Money.id - Publik dikejutkan dengan langkah seorang pengusaha asal Purwokerto
bernama Fudji Wong. Pria ini mendaftarkan hak eksklusif untuk mendoan (tempe
yang digoreng menggunakan tepung).
Fudji mengungkap, dia telah mendaftarkan merek "Mendoan" pada 15 Mei 2008 dan
berhasil mendapatkan sertifikatnya dua tahun kemudian. Bahkan, ia sempat
mengatakan proses yang dilaluinya cukup mudah.
Ia mengaku, untuk mendapatkan hak privatisasi tersebut cukup mudah, ia hanya
fotokopi KTP dan mendaftarkannya ke Kemenkum HAM.
"Isi surat pendaftaran, tanda tangan, sudah selesai," kata dia beberapa waktu lalu
kepada wartawan.

1
Fudji saat ini memegang kepemilikan "Mendoan" dengan sertifikat IDM000237714
yang terdaftar pada 23 Februari 2010 dan berlaku hingga 15 Mei 2018. Jika
mengacu pada sertifikat tersebut, maka nama makanan itu sudah tidak bisa
digunakan secara sembarangan.
Menurut Fudji, ia mengambil langkah itu karena takut "Mendoan" diklaim oleh
pihak lain. Sebagai orang asli Purwokerto, ia ingin menjaga agar makanan ini tidak
keluar dari wilayah tersebut.
"Sekarang misal pertanyaan saya, kalau yang mematenkan merek ini orang
Malaysia, kan lebih tidak terima. Orang aku wong Purwokerto, lahir di sini,"
tuturnya.
Langkah ini kemudian menuai gelombang protes dari masyarakat, termasuk
Pemkab Banyumas. Pihaknya akan mengajukan protes pada Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual Kemenkumham untuk mencabut hak eksklusif atas nama
"Mendoan".
Meskipun Ditjen Kekayaan Intelektual (KI) Kemenkum HAM telah meminta
masyarakat tidak usah risau dengan merek 'mendoan' yang dimiliki Fudji Wong.
Petisi menolak privatisasi "Mendoan" ini pun muncul. Beberapa menit setelah
diterbitkannya petisi, beberapa komentar bermunculan, dan sebagian besar
mendukung petisi. Eko Priyadi, salah seorang pendukung petisi dalam komentarnya
menulis, “Mendoan merupakan budaya milik masyakat Banyumas. Bukan milik
perorangan, apalagi untuk komersialisasi yang orang lain gak boleh pakai.”
Lain halnya dengan Novi Trihastuti, dalam komentarnya yang mendukung
penghapusan privatisasi nama ‘Mendoan’ mengungkapkan, “Nama organik kenapa
diprivatisasi. Yang jelas Mendoan pun bukan dia yang menciptakan pertama kali.”
Berikut isi petisi tolak privatisasi 'Mendoan' yang ramai di dunia maya itu.
Hentikan privatisasi Mendoan dan nama-nama generik.
Sejak kasus Kopitiam beberapa tahun lalu dan sekarang kasus Mendoan, makanan
dari tempe asli Banyumas yang telah diprivatisasi oleh pengusaha dari
Purwokerto, telah menunjukkan kejanggalan dalam hal pengurusan sebuah merek.
Nama-nama generik apalagi nama makanan khas seharusnya tidak boleh
diprivatisasi.
Bagaimana dengan nasib makanan dari daerah lain seperti Gudeg, Pempek, Soto
Madura, Sate, Nasi Goreng, bubur ayam dan lain-lain jika nantinya juga ada yang
berusaha memprivatisasi sebagai merek sehingga orang lain tidak punya hak lagi
memakai kata-kata tersebut ? bukankah akan menjadi peristiwa yang menyedihkan
bila nama-nama generik itu akhirnya hanya menjadi milik segelintir orang.
Semoga pihak-pihak yang berwenang terutama dari Kemenkum HAM dapat
mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi hal-hal ini terjadi lagi. Bila
mana perlu pemerintah melalui departemen terkait bisa segera mengambil
langkah untuk menyelamatkan aset-aset budaya kuliner yang sangat beragam di
Indonesia.
Dengan muncul banyaknya reaksi dari masyarakat Banyumas akibat merek
'mendoan' yang dimohonkan pendaftarannya ke Ditjen Kekayaan Intelektual (KI)
oleh Fudji Wong, sehingga masyarakat Banyumas bermaksud membatalkan merek

2
‘mendoan’ yang telah didaftarkan oleh Fudji Wong, sehingga membuat Fudji Wong
mengubah pikirannya, dan kini bermaksud mengajukan permohonan hak Paten.

Tugas Mahasiswa :

Berikan pendapat hukum Saudara terhadap permasalahan Fudji Wong bilamana ia


ingin mengubah niatnya yang semula mendaftarkan produknya dengan
perlindungan hak Merek yang beresiko dapat dibatalkan, dan ingin mendaftar
supaya memperoleh hak paten (apakah paten atau paten sederhana), apabila Fudji
Wong konsultasi hukum (Kekayaan Intelektual) kepada Saudara.

Kasus 2
Desain Industri.
Pada kasus ini, PT. NC yang berkedudukan di Jakarta mengajukan
gugatan Desain Industri atas sajadah dengan motif Pilar dan motif Masjid yang
telah didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual di Jakarta oleh
PT. UC and R yang berkedudukan di Surabaya.
Pada awalnya PT. UC and R, (melalui Lawyernya) mengirimkan somasi
kepada PT. NC yang meminta agar PT. NC menghentikan produksi
sajadah dengan motif Pilar dan motif Masjid, juga meminta PT. NC
menarik seluruh produknya tersebut di atas dari pasar dengan alasan Hak
Desain Industri atas sajadah dengan motif Pilar dan motif Masjid telah dimiliki
oleh PT. UC and R.
Bahwa sudah barang tentu somasi tersebut membuat PT. NC panik karena
apabila somasi tersebut diikuti akan berakibat PT. NC bisa bangkrut dan
membahayakan kehidupan seluruh karyawannya.
Dasar gugatan PT. NC adalah Desain Industri atas sajadah dengan motif
Pilar dan Masjid yang keduanya didaftarkan atas nama PT. UC and R
adalah tidak baru, dan motif pilar dan masjid tidak dapat diklaim oleh
seseorang sebagai hak desain industri nya (public domain). Alasan lain
yang diajukan oleh PT. NC karena pada saat diajukan permohonan
pendaftarannya, yaitu masing-masing pada tanggal 4 Juli 2003 dan 8 Juli 2003,
Desain Industri yang sama dengan Desain Industri sajadah dengan motif Pilar dan
motif Masjid telah digunakan di Indonesia oleh PT. NC sejak tahun 1995. Tuntutan
PT. NC adalah agar PT. UC and R dinyatakan beritikad tidak baik pada waktu
pengajuan permohonan pendaftaran Desain Industri yang terdaftar dengan No.
ID 0 005 420 dengan sajadah motif Pilar dan Desain Industri dengan No. ID 0 005
425 dengan judul sajadah dengan motif masjid, dan tuntutan agar Desain
Industri No. ID 0 005 420 dengan judul sajadah dengan motif Pilar dan Desain
Industri No. ID 0 005 425 dengan judul sajadah dengan motif masjid untuk
dibatalkan.

Tugas Mahasiswa :

Berikan pendapat hukum Saudara terhadap permasalahan antara PT. NC dan PT.
UC and R siapa diantara keduanya yang berhak atas hak Desain Industri dan

3
bagaimana kemungkinannya keberhasilan gugatan PT. NC kepada PT. UC and R.
Padahal kedua desain tersebut sama-sama menggunakan desain Pilar dan Masjid
yang mana itu sudah menjadi ciri khas umat islam sholat di atas sajadah, begitu
juga gambar pilar dan masjid.

Kasus 3
PVT.
Kasus beras Basmati? RiceTec, sebuah perusahaan benih di Amerika mencoba
memasarkan produknya ke pasaran internasional dengan merek “Kasmati” dan
“Texmati” yang mirip dengan Basmati, dan memberi label Basmati bagi seluruh
ekspor padinya.
Hal ini mengancam ekspor Beras Basmati dari India dan mendorong India untuk
membatalkan PVT Basmati yang dihasilkan oleh RiceTec. Amerika menganut system
perlindungan ganda untuk varietas baru tanaman, dengan paten dan Plant
Breeder’s Rights (Pemuliaan tanaman), sehingga varietas baru tanaman dapat
dilindungi dengan Plant Breeder’s Rights dan paten.
Pemerintah India memiliki basis data tentang sejarah dan pemanfaatan padi
Basmati. Padi Basmati merupakan varietas padi yang unik di wilayah lereng Gunung
Himalaya di India dan Pakistan dan memiliki kualitas yang sangat spesifik dan
hanya menghasilkan kualitas seperti itu apabila ditanam di tempat tersebut.
Dengan karakter kualitas seperti itu sesungguhnya beras Basmati dapat dilindungi
dengan Perlindungan Indikasi Geografis. Dan ternyata India memiliki basis data
tentang padi Basmati.
SOAL :

1. Asumsikan beras Basmati adalah beras Indonesia (bukan India). Syarat2 apa
yang diperlukan agar supaya memenuhi persyaratan standar PVT di Indonesia?
2. Apabila (asumsinya) beras Basmati telah mendapatkan perlindungan PVT di
Indonesia karena pemulia tanamannya orang Indonesia, apa yang bisa
dilakukan oleh pemegang hak PVT tersebut dalam rangka mencegah beras
produk perusahaan benih di Amerika tersebut memasarkan produknya ke
Indonesia (misalnya) melalui PT. Beras Bikin Ribut yang ternyata merupakan
perusahaan milik pengusaha Amerika yang didirikan di Indonesia dan tunduk
dengan hukum Indonesia.

Catatan
Jawaban cukup pada pokok-pokoknya saja (bukan membuat karya ilmiah),
diketik dan diprint pada kertas HVS-A4, dengan menggunakan huruf Tahoma
12.

Gunakan bahasa sendiri dan Selamat Bekerja

SELAMAT BEKERJA & SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai