Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

HASIL OBSERVASI LAPANGAN


SMK DARUL KAMAL
Dosen Pengampu: kaharudin

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata
kuliah Mana

Oleh:

Sulastri Muliana (NIM: 2017.199.20.0031)


Hipzul Watoni (NIM: 2017.199.20.0022)
Ziadatul Khaer (NIM: 2017.199.20.0035)
Sri Wahyuni (NIM: 2017.199.20.0030)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL KAMAL
NAHDLATUL WATHAN KEMBANG KERANG
LOMBOK TIMUR 2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh


Puji syukur kehadirat Alllah SWT yang telah melimpahkan
rakmat, dan karunia-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan observasi yang berjudul “OBSERVASI saeana dan
prasarana ”. tugas ini disusun dalam rangka menjalankan
kewajiban penulis yaitu tugas yang telah diberikan oleh dosen
yang bersangkutan dalam mata kuliah MANAJEMEN PUSAT
SUMBER BELAJAR.
Dalam laporan ini, Penulis telah melakukan observasi
lapangan tentang manajemen pusat sumber belajar di sekolah
MAN 2 LOMBOK TIMUR. Manajemen pusat sumber belajar
merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan proses belajar
mengajar. Laporan observasi yang penulis lakukan disini adalah
salah satunya pusat sumber belajar seperti perpustakaan dimana
perpustakaan disini merupakan bagian atau hal yang sangat
penting dalam lembaga sekolah dan harus ada dalam sekolah
manapun, Untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
Dapat terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari
dukungan bantuan dan motivasi yang sifanya spiritual dan
materil dari banyak pihak. sehingga penulis mengucapkan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1 Prof. Dr. H. Lukmanul Hakim, M.M selaku rektor STAI
Darul Kamal NW kembang kerang.
2 H. Ismail, M.Pd selaku ketua prodi manajemen pendidikan
islam.
3 Muhammad Alwan, M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah manajemen pusat sumber belajar yang selalu setia
mengajarkan dan membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan hasil observasi ini.
4 H. Shulhi, S.Pd selaku kepala sekolah MAN 2 lombok
timur yang telah memberikan kami izin umtuk
melaksanakan observasi di sekolah tersebut.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demi tercapainya suatu negara yang sejahtera, salah satunya
dapat diukur dari kualitas pendidikan. Pendididkan merupakan
suatu sistem yang bertujuan untuk mensejahterakan bangsa
melalui cara mendidik atau mengajarkan suatu ilmu kepada
seseorang agar terjadi perubahan pada dirinya. Selama proses
pendidikan juga perlu beberapa faktor pendukung, salah satunya
ialah sarana dan prasarana. Sarana dan prasana sangatlah penting
bagi berjalannya suatu proses belajar dan mengajar. Oleh sebab
itu, dalam lingkup ini sarana dan prasarana sangatlah menarik
untuk dibahas.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
untuk mencapai tujuan tertentu dalam sebuah instansi maupun
organisasi. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggarakannya suatu proses
baik itu usaha, pembangunan, maupun proyek. Namun terdapat
perbedaan antara sarana dan prasarana. Sarana merupakan fasilitas
yang dipakai secara langsung atau utama, sedangkan prasarana
merupakan fasilitas yang menunjang dari sarana.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu objek penunjang
yang sangat penting untuk taercapainya tujuan dari pendidikan. Di
era saat ini, berbagai macam cara dilakukan pihak instansi
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu cara
yang dilakukan ialah meningkatkan mutu sarana dan prasarana
baik dalam memilih dan mengelolanya.
Sarana dan prasana yang baik juga akan berdampak bagi mutu
pendidikan. Hal ini sangatlah menarik untuk dikaji lebih
mendalam. Oleh karena itu, kami mempunyai inisiatif untuk
melakukan observasi mengenai bagaimana pengelolaan sarana
dan prasarana yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Trunjoyo
Jember.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di SMK Darul
Kamal NW Kembang Kerang?
2. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana tersebut?
3. Apa yang menjadi kendala dalam mengelola sarana dan
prasarana?
4. Dana untuk sarana dan prasarana diperoleh dari mana?
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaharui
sarana dan prasarana?
6. Apa saja sarana dan prasarana yang kurang di SMK darul
kamal NW kembang kerang?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada di SMK
Darul Kamal NW Kembang Kerang.
2. Untuk mengetahui bagaimana mengelola sarana dan
prasarana yang baik.
3. ebagai bahan untuk belajar baik bagi mahasiswa atau
masyarakat umum.
4. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
5. Untuk menambah pengalaman social education.
6. Untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Sarana
Dan Prasarana Pendidikan.
D. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan observasi dilaksanakan senin 14 Mei 2019.
Adapun tempat pelaksanaan observasi dilakukan di SMK Darul
Kamal NW Kembang Kerang.

BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Sejarah Singkat
SMK Darul Kamal NW Kembang Kerang beralamatkan Jln.
SegaraAnak Km.03 Kembang Kerang Daya Kec. Aikmel Kab.
Lombok Timur NTB, yang merupakan salah satu dari lembaga
pendidikan dari YAYASAN DARUL KAMAL AN-NUR
PONDOK PESANTREN DARUL KAMAL NW KEMBANG
KERANG di bawah asuhan TGH. MUH. RUSLAN ZAIN .
SMK Darul Kamal NW Kembang Kerang berdiri pada tahun
2007 dengan jumlah siswa pertama 27 orang dan kepla sekolah
pertama adalah M. JUNAIDI, ST.MM, sekaligus sebagai perintis
dari SMK DARUL KAMAL NW KEMBANG KERANG.
Pada taun 2007 SMK Darul Kamal belum memiliki gedung
sendiri dan oleh yayasan proses belajar mengajar sementara di MI
01 Kembang Kerang yang juga salah satu lembaga pendidikan
dibawah naungan yayasan, pada awal tahun 2008 pihakk yayasan
mulai membangunkan gedung sekolah untuk SMK dan pada taun
itu juga proses belajar mengajar di pindahhkan ke tempat yang
lebih dekat dengan gedung baru yaitu MTS 1 Kembang Kerang.
Pertengahan Tahun 2008 Kepala Sekolah M. JUNAIDI, ST.MM
karena kesibukan yang teramat bayak dan untuk menyelesaikan
study S3 mengundurkan diri dan di ganti oleh FATHURROZI
SYAMSURI,SE dalam rapat dewan guru dan yayasan sampai
sekarang.
Pada tahun 2009 gedung SMK selesai di bangun dengan
gedung berlantai 2 dengan pasilitas laboratorium dan fasilitas
internet sebagai media belajar mengajar.
B. Tinjauan Teori
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Secara etimologi, dalam bahasa inggris pendidikan
disebut dengan education, bahasa latin disebut educatum yang
terdiri dari dua kata yaitu E yang berarti sebuah
perkembangan dari sedikit ke banyak dan Duco berarti
sedang berkembang. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa pendidikan adalah proses mengembangkan
kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Adapun
pengertian pendidikan menurut beberapa ahli:
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntutan
di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksydnya adalah
pendidikan merupakan suatu yang menuntun segala kekuatan
yang ada pada anak itu sehingga mereka sebagai manusia
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
tingginya.
Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah
bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan
jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama. Menurut H.H.Horne, pendidikan adalah alat
dimana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya dalam
mempengaruhi diri sendiri serta menjaga idealismenya.
Menurut Martinus Jan Langeveld, pendidikan adalah
upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya
secara mandiri supaya dapat bertanggung jawab secara susila.
Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam
membimbing manusia yang belum dewasa menuju
kedewasaan.
Menurut Carter.V.Good, pendidikan adalah proses
perkembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilaku
bermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi
oleh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah atau
sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan
kecakapan nasional.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003: pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
2. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
a. Sarana Pendidikan
Menurut Depdiknas, sarana pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Menurut Bernawi dan Arifin (2012:40), sarana
pendidikan mencakup semua peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung menunjang proses pendidikan.
Menurut E. Mulyasa, sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang
kelas, meja kursi, serta alat-alat media pengajaran.
Menurut Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media
Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif,
dan efisien.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan
adalah suatu alat yang secara langsung menunjang
berjalannya proses pendidikan, terutama dalam proses
belajar mengajar agar tercapainya tujuan pendidikan yang
efektif.
b. Prasarana Pendidikan
Menurut Depdiknas, prasarana adalah seluruh
perangkat kelengkapan yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Menurut Bernawi dan Arifin (2012:40), prasarana
pendidikan mencakup semua perlengkapan dan peralatan
yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan.
Menurut Ibrahim Bafadal, prasarana pendidikan
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan
di sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa prasarana pendidikan
adalah seluruh alat yang menjadi pelengkap yang bersifat
tidak langsung untuk menunjang berjalannya proses
pendidikan demi mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Prasarana bersifat tidak langsung akan tetapi
penggunaannya bersifat tidak langsung, contohnya seperti
taman sekolah yang dapat digunakan sebagai objek
pembelajaran biologi atau pembelajaran lingkungan hidup.
3. Jenis-Jenis Sarana dan Prasarana
Menurut Bernawi dan Arifin (2012:49), sarana dan
prasarana dapat diklafikasikan sebagai berikut:
a. Sarana Pendidikan
Berdasarkan habis tidaknya, berdasarkan klasifikasi
ini juga dibagi menjadi dua macam yaitu sarana
pendidikan yang habis dipakai dan sarana yang tahan
lama.
Berdasarkan bergerak tidaknya, sarana pendidikan
berdasarkan bergerak tidaknya juga dibagi menjadi dua
macam yaitu sarana yang dapat bergerak dan sarana yang
tidak dapat bergerak.
Berdasarkan hubungan sarana tersebut proses
pembelajaran dibagi menjadi tiga macam yaitu alat peraga,
alat pelajaran, dan media pembelajaran.
b. Prasarana Pendidikan
Prasarana langsung adalah prasarana yang secara
langsung digunakan dalam proses pembelajaran.
· Prasarana tidak langsung adalah prasarana yang
tidak digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi sangat
menunjang proses pembelajaran.
4. Peranan Sarana dan Prasarana
Rahmawati dalam Barnawi dan Arifin (2013:44),
mengatakan bahwa untuk mencapai derajat pembelajaran
yang berkualitas, perlu dikembangkan berbagai fasilitas
kelembagaan dalam membangun sikap, semangat dan
budaya perubahan. Sekolah yang berkualitas identik
dengan sekolah yang telah memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana dan memadai, sebab harus ada
keseimbangan antara kebutuhan dan ketersedian sarana
dan prasarana. Sarana dan prasarana sangatlah penting
untuk dikelola dengan baik. Apabila terjadi kesenjangan,
maka akan berdampak bagi berlangsungnya proses
pendidikan yaitu belajar dan mengajar. Hal ini juga akan
berdampak kepada kualitas hasil yang diperoleh.
Menurut Barnawi dan Arifin (2013:46), fungsi dari
sarana yaitu untuk memudahkan proses pembelajaran,
menyampaikan materi pelajaran. Sedangkan fungsi
prasarana yaitu untuk memudahkan penyelenggaraan
pendidikan. Dari uraian tersebut, sarana dan prasarana
sangatlah penting demi berjalannya suatu proses
pembelajaran. Sarana dan prasarana juga berfungsi sebagai
komponen untuk mempermudah proses pendidikan. Oleh
sebab itu, sarana dan prasarana harus terlaksana di setiap
proses pendidikan agar tercapainya pendidikan yang
optimal dan efektif. Hal ini telah tertera dalam standar
pendidikan yang telah dirangkai oleh pemerintah.
5. Standar Sarana dan Prasarana
Menurut Barnawi dan Arifin (2012:47), sarana dan
prasarana sangatlah penting untuk dipenuhi oleh setiap
lembaga pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah
memerlukan dukungan sarana dan prasarana pendidikan.
Sarana dan prasarana pendidikan adalah material
pendidikan yang sangat penting.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 45
mengenal sarana dan prasarana yaitu:
a) Setiap satuan pendidikan formal dan non formal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan, intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik.
b) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.
Hal tersebut sebagaimana telah ditegaskan dalam
peraturan pemerintah, Dalam Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 bahwa standar sarana prasarana adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimum tentang ruang belajar, tempat bermain, tempat
berekreasi, serta sumber belajar lain yang menunjang
proses pembelajaran. Dari uraian diatas menunjukkan
bahwa sarana dan prasarana sangatlah penting adanya,
karena sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor
penunjang berhasilnya proses pendidikan. Apabila sarana
dan prasarana tidak dipenuhi, maka akan mengganggu dan
tidak akan berhasilnya proses pendidikan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. SURVEI
Survei merupakan salah satu tekhnik yang digunakan dalam
rangka untuk memperoleh dan mendapatkan informasi mengenai
suatu lembaga, dimana survei ini bertujuan untuk memberikan
gambaran secara umum tentang sarana dan prasarana yang ada di
smk dk nw kembang kerang. Hal ini merupakan informasi penting
karena dengan adanya kegiatan ini, setidaknya dapat menjadi
landasan dan pedoman dalam mengembangkan dan mengelola
sedemikian mungkin sarana prasarana..
Dari paparan di atas, maka untuk memperoleh data yang
detail serta yang akurat, maka ada beberapa kegiatan yang akan
digunakan untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat
digunakan tiga cara, yaitu:
B. Wawancara
Wawancara merupakan metode utama yang digunakan dalam
kegiatan survei ini, dimana dalam kegiatan wawancara akan
diperoleh data-data serta gambaran real yang ada dalam suatu
organisasi. Dalam kesempatan tersebut, narasumber yang kami
wawancarai adalah bagian kepala sekolah dan bagian waka sapras
yaitu Bapak FATHURRAZI SYAMSURI, SE selaku bagian
Kepala sekolah dan bapak HAMZAN WADI, SPD selaku waka
sapras yang ada di SEKOLAH SMK DK NW AIKMEL.
C. Observasi/ pengamatan langsung
Setelah melakukan wawancara kami kemudian keliling
melihat- lihat sarana prasarana dan memotret apa-apa yang kami
anggap penting yang dapat dijadikan sebagai dokumen, sambil
berkeliling melihat-melihat kondisi masing-masing dari sarana
prasarana yang ada di SMK DK NW KEMBANG KERANG.
Observer pun masuk ke dalam masing-masing ruangan sarana
prasarana yang ada untuk melihat secara langsung saran prasarana
apa saja yang ada dalam ruangan tersebut. berdasarkan hasil
observasi tersebut, ternyata masih mengalami keterbatasan dalam
sarana prasarana, karna untuk sekolah ini masih di bawah yayasan
dan untuk masalah tempat, dapat di katakan memenuhi syarat. Di
dalam pengamatan ini kami memperoleh informasi bahwa untuk
sarana prasarana cukup mendukung dalam proses pembelajaran.
Diantara sarana prasarananya yaitu:
1. Ruangan lap ada 1 berisi 20 komputer
2. Ruangan kelas: 8 yang terisi ada 2
3. Ruangan perpustakaan 1
4. Kamar mandi/ tempat whudu ada 2
5. Ruangan kantor 1 dan ruangan kepala sekolah:1
6. Ruangan BP: 1
7. Sarana Ibadah: 1
Catatan: fasilitas di smk dk nw kembang kerang tidak
seperti fasilitas yang ada di sekolah negeri.
D. Dokumentasi
Dalam kegiatan survei ini, dokumentasi yang dimaksud
adalah foto-foto kegiatan serta beberapa foto yang merupakan
gambaran dari beberapa sarana dan prasarana yang ada di SMK
DK NW KEMBANG KERANG.
Seperti:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Hasil Observasi
Berikut beberapa paparan bapak Fathullah selaku wakil ketua
bagian sarana dan prasarana di Sekolah Menengah Kejuruan
Trunojoyo Jember:
1. Sarana dan prasarana yang ada di SMK Trunojoyo Jember
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, diantaranya :
a. Gedung
Gedung merupakan bangunan yang dibuat oleh
manusia atau dapat juga disebut sebagai ruangan.
Ruangan yang terdapat di SMK Trunojoyo Jember antara
lain:
 Ruang kelas
 Ruang kepala sekolah
 Ruang guru
 Perpustakaan
 Aula
 Musholla
 Lapangan
Lapangan yang terdapat di SMK Trunojoyo Jember
merupakan lapangan olahraga, antara lain:
a) Lapangan bola
b) Lapangan bulu tangkis
c) Lapangan futsall
d) Lapangan basket
e) Taman kecil

· Perlengkapan
Perlengkapan yang dimaksud merupakan perlengkapan yang
digunakan untuk menunjang proses pendidikan. Perlengkapan dibagi
berdasarkan subjek yang akan memakainya, antaralain :
a) Perlengkapan kelas merupakan perlengkapan yang digunakan
siswa untuk melakukan proses pendidikan. Perlengkapan tersebut
terdiri meja, kursi, komputer, layar proyektor, papan tulis, alat tulis,
kipas angin, dan alat kebersihan
b) Perlengkapan kantor merupakan perlengkapan yang digunakan
staff pengajar atau guru untuk melaksanakan proses pendidikan.
Perlengkapan tersebut terdiri dari meja, kursi, komputer, dan kipas
angin.
2. Pengelolaan sarana dan prasarana.
Wakil sarana dan prasarana mengelolanya tidak dilakukan
sendiri, melainkan dibantu oleh beberapa staff yaitu dengan sistem
pembagian kerja. Pembagian tersebut dibagi berdasarkan bagian-
bagiannya, seperti pada bagian gedung telah ada yang mengelolanya
sendiri, bagian lapangan, dan bagian perlengkapan. Waka sarana dan
prasarana hanya mengkoordiner setiap anggota untuk mengelola
sarana dan prasarana tersebut. Namun, waka sarana dan prasarana
juga memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam mengelola
sarana dan prasarana tersebut.
Tanggung jawab waka sarana dan prasarana langsung kepada
kepala sekolah. Waka sarana dan prasarana berusaha
mengoptimalkan kerjanya agar sarana dan prasarana benar-benar
berjalan sesuai dengan hakikatnya yaitu sebagai penunjang dari
proses pendidikan. Pendidikan yang berkualitas juga diukur dari
sarana dan prasarana yang memadai. Oleh sebab itu, waka sarana dan
prasarana berusaha seoptimal mungkin dalam mengelola sarana dan
prasarana yang ada agar berjalannya proses pendidikan secara
efektif.
3. Kendala dalam pengelolaan sarana dan prasarana
Selama pegelolaan sarana dan prasarana masih tidak ada
kendala. Dalam pengelolaan sarana dan prasarana berjalan dengan
optimal dan sesuai fungsinya. Waka sarana dan prasarana beserta
staff-staffnya bekerja seoptimal mungkin agar tidak terjadi sesuatu
yang tidak diinginan. Kendala memang tidak ada seorang pun yang
menginginkan. Oleh sebab itu, waka sarana dan prasarana berusaha
seoptimal mungkin dalam mengelolanya.
Untuk saat ini, mungkin yang menjadi kendala bukan
pengelolaan sarana dan prasarana tersebut melainkan persediaan dari
sarana dan prasarana tersebut. Ketersediaan komputer yang masih
kurang menyebabkan tidak efektifnya pembagiaan waktu
pemakaiannya. Apalagi tidak lama kemudian akan dilaksanakan
Ujian Akhir Nasional untuk siswa kelas akhir. Pemakaian komputer
untuk ujian tersebut dibagi menjadi tiga gelombang, yaitu waktu
pagi, siang, dan sore. Hal tersebut yang menyebabkan tidak
efektifnya proses pendidikan. Oleh sebab itu, pihak sekolah dan
waka sarana dan prasarana berusaha seoptimal mungkin mengatur
pemakaian komputer tersebut walaupun jumlahnya terbatas.
4. Dana untuk sarana dan prasarana
Dana yang digunakan untuk membeli dan mengelola
diperoleh dari dua sumber, yaitu dana dari pemerintah dan dana dari
sekolah. Dana dari pemerintah memang telah menjadi salah satu
anggaran pemerintah untuk pendidikan. Sedangkan yang dimaksud
dana dari sekolah ialah dari para siswa (biaya SPP sekolah), donatur
yayasan, dan sumbangan masyarakat luar kepada sekolah.
Dominasi dana yang diperoleh SMK Trunojoyo ialah dari
biaya sendiri, yaitu dari biaya SPP siswa dan donatur yayasan. SMK
Trunojoyo dapat dikatakan sekolah swasta dan mandiri karena
dominasi dana diperoleh dari sekolah sendiri. Oleh sebab itu, SMK
Trunojoyo sangat optimal dalam memanfaatkan seluruh sarana dan
prasana yang ada.
Penggunaan dana itu berbeda. Dana yang diperoleh dari
pemerintah digunakan untuk membeli sarana dan prasarana yang
essensial atau penting. Sedangkan dana yang diperoleh dari sekolah
sendiri digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana yang
belum lengkap.
5. Waktu untuk memperbaharui sarana dan prasarana
Waktu yang diperlukan untuk memperbaharui sarana dan
prasarana tidak menentu atau kondisional. Ketahanan dari sarana dan
prasarana sesuai dengan bagaimana pemakaian dari setiap sarana dan
prasarana tersebut. Apabila pemakaian sarana dan prasarana
dilakukan dengan sembarangan dan tidak sesuai dengan peraturan
dari sarana dan prasarana tersebut, maka ketahanan dari sarana dan
prasarana tidak akan berlangsung lama.
Waktu untuk memperbaharui sarana dan prasarana dapat
dikatakan lumayan lama karena sangat jarang sarana dan prasarana
mengalami kerusakan. Hanya saja untuk perbaikan ulang dilakukan
secara teratur setiap tahunnya. Misalkan komputer dilakukan
pengservisan agar jaringan di dalamnya tidak terdapat virus yang
nantinya dapat menyebabkan komputer mengalami kerusakan.
Perbaikan ulang juga dilakukan pada tembok yang dilakukan cat
ulang terutama menjelang Ujian Nasional. Selain itu, untuk
perbaikan meja dan kursi juga dilakukan cat ulang apabila menjelang
Ujian Nasional.
Untuk mengantisipasi agar selama penggunaan sarana dan
prasarana tidak menyimpang, maka waka sarana dan prasarana
membuat peraturan. Peraturan ini ditujukan baik untuk siswa maupun
guru atau seluruh staff yang berada di instansi pendidikan SMK
Trunojoyo. Kerusakan dapat terjadi dan disebabkan oleh dua
kemungkinan, yaitu dapat disebabkan dari sarana dan prasarana
sendiri dan dapat disebabkan oleh individu yang memakai. Apabila
kerusakan tejadi akibat dari sarana dan prasarana, maka biaya untuk
memperbaiki atau mengganti dari pihak sekolah sendiri. Sedangkan
kerusakan timbul akibat individu yang memakai, maka biaya untuk
memperbaiki atau mengganti dari pihak individu sendiri.
6. Sarana dan prasarana yang masih kurang di SMK Trunojoyo
Saat ini dari keseluruhan masih belum terdapat sarana dan
prasarana yang kurang atau masih belum terfikirkan oleh pihak
sekolah maupun waka sarana dan prasarana. Karena seluruh
komponen sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses
pendidikan telah terpenuhi.
Berhubungan dengan sistem Ujian Nasional yang
menggunakan komputer (CBT), maka untuk saat ini ketersediaan
komputer masih kurang. Komputer yang tersedia hanya berkapasitas
satu kelas. Sedangkan untuk siswa yang akan melakukan Ujian
Nasionl lumayan banyak. Oleh sebab itu, solusi yang direncanakan
pihak sekolah dilakukan pembagian waktu untuk Ujian Nasional.
Pembagian waktu dibagi menjadi tiga bagian yaitu pagi, siang, dan
sore hari selama proses Ujian Nasional.
2.3 Hasil Diskusi
Menurut hasil diskusi kelompok kami, Sekolah Menengah
Kejuruan Trunojoyo Jember telah memberlakukan proses pendidikan
yang sesuai dengan standar. Sarana dan prasarana yang tersedia telah
sesuai dengan standar yang harus ada pada saat proses pendidikan.
Misalkan sarana dan prasarana yang langsung dilakukan untuk
pendidikan sendiri yaitu ruangan, meja, kursi, papan tulis, buku ajar
yang tersedia di pepustakaan, dan media atau alat ajar. Selain itu,
sarana dan prasarana yang menjadi pelengkap telah tersedia seperti
lapangan, aula, musholla, perpustakaan, komputer, layar proyektor,
maupun tempat untuk bersantai.
Pengklasifikasian sarana dan prasarana yang tersedia di SMK
Trunojoyo Jember juga telah sesuai. Pihak waka sarana dan
prasarana telah menggolongkan seluruh sarana dan prasarana sesuai
pada bagiannya masing-masing. Hal ini dibuktikan pada sistem
pembagian kerja waka sarana dan prasarana beserta staffnya yang
sesuai pada bagiannya masing-masing. Waka sarana dan prasarana
merencanakan sistem seperti ini agar tidak terlalu berat untuk
mengatur seluruh sarana dan prasarana yang ada di SMK Trunojoyo
Jember. Namun, yang mengkoordiner seluruh bagian sarana dan
prasarana tetap dari waka sarana dan prasarana. Menurut kelompok
kami, cara yang dilakukan oleh waka sarana dan prasarana tidak
begitu efektif. Apabila suatu sistem dijalankan oleh beberapa orang,
maka pelaksanaannya tidak efektif karena terlalu banyak kapasitas
orang yang akan menjalankan.
Peranan dari sarana dan prasarana di SMK Trunojoyo Jember
telah sesuai dengan fungsi dan peran yang sesungguhnya. Setiap
sarana dan prasarana yang tersedia di SMK Trunojoyo Jember
berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini berkemungkinan besar
terhadap berhasilnya dari proses pendidikan SMK Trunojoyo Jember.
Dapat disimpulkan bahwa SMK Trunojoyo Jember telah
memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan. Instansi
pendidikan yang sesuai standar harus memenuhi beberapa sarana dan
prasarana yang mendukung, diantaranya ruang belajar, media
pembelajaran, serta tempat relaksasi saat penjedaan waktu
pendidikan. SMK Trunojoyo Jember telah memenuhi semua kriteria
tersebut.
Hanya saja ada sarana dan prasarana yang masih kurang yaitu
ketersediaan yang kurang memadai bagi seluruh siswa SMK
Trunojoyo. Ketersediaan komputer pada saat ini hanya mampu
menampung beberapa siswa. Siswa maupun pihak sekolah merasa
kurang efektif dalam pembelajaran berlangsung karena kurangnya
ketersediaan komputer tersebut. Oleh sebab itu, pembelajaran
mengenai teknologi informasi pencapaiannya tidak terlalu optimal
karena keterbatasan komputer tersebut. Hal ini juga berpengaruh
pada keterampilan siswa terhadap teknologi informasi.
Pihak sekolah atau waka sarana dan prasarana melakukan
sistem pergantian terhadap penggunaan komputer tersebut. Apalagi
menjelang Ujian Nasional yang menggunakan sistem berbasis
komputer atau CBT menyebabkan pihak sekolah harus membagi
waktu untuk melaksanakan Ujian Sekolah siswa kelas XII SMK
Trunojoyo Jember.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sekolah adalah suatu instansi dengan sistemnya yang
bertujuan untuk merubah diri seseorang menjadi lebih baik. Sistem
yang dimaksud ialah proses pembelajaran. Dimana dalam proses
pembelajaran terdapat beberapa komponen yang harus terpenuhi.
Salah satu komponen tersebut ialah sarana dan prasarana sebagai
penunjang berlangsungnya proses pembelajaran agar mencapai
tujuan.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
untuk mencapai tujuan tertentu dalam sebuah instansi maupun
organisasi. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggarakannya suatu proses baik
itu usaha, pembangunan, maupun proyek. Pada hakikatnya, setiap
proses pendidikan tentu memiliki sistem sarana dan prasarana.
Dalam makalah ini, mengulas mengenai sarana dan prasarana
yang tedapat pada Sekolah Menengah Kejuruan Trunojoyo Jember.
Sarana dan prasarana yang ada di SMK Trunojoyo Jember telah
sesuai dengan standar sarana dan prasarana yang harus ada pada
proses pembelajaran. Selain itu, fungsi dan peran dari sarana dan
prasarana tersebut juga berjalan dengan sesuai. SMK Trunojoyo
Jember baik pihak waka sarana dan prasarana maupun siswanya
berusaha secara optimal dalam pengelolaan sarana dan prasarana
yang ada.
Waka sarana dan prasarana dalam mengelola sarana dan
prasarana menggunakan sistem pembagian kerja. Sistem pembagian
kerja maksudnya ialah waka sarana dan prasarana membagi menjadi
beberapa bagian dan pada setiap bagian tersebut ada seorang staff
yang yang menjalankan tugasnya. Koordiner dalam pengelolaannya
tetap diambil alih oleh waka sarana dan prasarana. Jadi, para bagian
staff memiliki tanggung jawab kepada waka sarana dan prasarana.
Selain itu, waka sarana dan prasarana juga membuat
peraturan yang berlaku bagi siswa maupun guru dalam menggunakan
sarana dan prasarana yang ada. Hal ini dilakukan agar setiap anggota
yang berada di instansi tersebut memiliki rasa kehati-hatian dalam
menggunakan sarana dan prasarana yang ada. Peraturan tersebut juga
bermanfaat agar tidak ada yang semena-mena dalam menggunakan
sarana dan prasarana sehingga sarana dan prasarana tidak akan
mudah mengalami kerusakan.
Sarana dan prasarana yang ada di SMK Trunojoyo Jember
memang dapat dikatakan lengkap. Akan tetapi, ada sarana dan
prasarana yang kurang yaitu ketersediaan komputer. Komputer yang
terdapat di SMK Trunojoyo Jember memang dikatakan sangat
minimun karena tidak sebanding dengan kapasitas siswa dan
komputer tersebut. Oleh sebab itu, siswa harus rela bergantian untuk
menggunakan komputer tersebut.
3.2 Saran
Menurut kelompok kami, SMK Trunojoyo Jember harus lebih
bersih keras dalam mengelola sarana dan prasarana. Hal ini tidak
hanya fokus pada bagian waka sarana dan prasarana, melainkan
seluruh anggota yang berada pada instansi tersebut. Apabila seluruh
anggota yang berada di instansi tersebut dalam mengaplikasikan
sarana dan prasarana secara optimal, maka besar kemungkinan
proses pembelajaran akan memberikan hasil yang optimal pula.
SMK Trunojoyo Jember juga harus menjadi sekolah yang
lebih mandiri. Mandiri disini dalam artian harus bisa mengelola
sumber daya yang ada secara optimal agar mencapai tujuan
pendidikan yang efektif. Pihak sekolah juga harus pintar dalam
mencari dan mengelola sumber dana karena dana yang diperoleh
lebih dominan dari sekolah sendiri daripada dana yang diperoleh dari
pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,


2000, Cet. II
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta:
Ciputra Pers, 2002.
Bafadal, Ibrahim, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan
Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Perkembangan, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Bahasa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet. I

Anda mungkin juga menyukai