ABORTUS
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
………………… Direktur
Definisi : Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan
digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
badan anak kurang dari 1000 gram.
Abortus komplit:
Abortus inkomplit:
Abortus insipiens:
Abortus imminens:
Missed Abortion :
Adalah abortus dimana embrio atau fetus telah meninggal
dalam kandungan sebelum kehamilan 0 minggu, akan hasil
konsep seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama
8 minggu atau lebih.
Abortus habitualis:
Abortus Infeksiosus:
b. Pemeriksaan darah
c. Tokolitik
e. Antiprostaglandin 3x500mg
Amoxycicillin 4×500 5 hr
1. Perbaiki KU
2. Kosongkan uterus
4. Amoxycicillin 4×500 5 hr
V. Missed abortion
a. Anemia
b. Infeksi
c. Perforasi
Pemberian uterotonik
………………… Direktur
Definisi : Adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplikasi
dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
a. kehamilan abdominasi
e. kehamilan ovarialal
g. kehamilan komu
h. kehamilan serviks
Kriteria Diagnosa : Anamnesis
Pemeriksaan fisik:
a. Tanda-tanda syok
Hipotensi
Takikardi
Pucat, ekstremiktas dingin
b. Abdomen akuta
dinding perut
Pemeriksaan Ginekologi:
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan Kuldosentesis
d. Pemeriksaan Laparoskopi
Kehamilan Abdominal:
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
………………… Direktur
Definisi : Adalah keadaan dimana penderita muntah-muntah yang
berlebihan lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,
sehingga mengganggu kesehatan penderita
Kriteria Diagnosa : Muntah-muntah yang sering sekali
Perasaan tenggorokan kering dan halus
Kulit dapat menjadi kering ( tanda dehidrasi)
Berat badan turun dengan cepat
Spesialis Saraf
Lama Perawatan Ringan : 7 hari
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Abortus insipiens:
Abortus imminens:
Missed Abortion :
Abortus habitualis:
V. Missed abortion
d. Anemia
e. Infeksi
f. Perforasi
Pemberian uterotonik
PERSALINAN PRETERM
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
………………… Direktur
Definisi : Persalinan neonatus pada usia kehamilan antara 22 dan 37
minggu lengkap, atau antara 140 dan 259 hari, dihitung dari
hari pertama haid terakhir.
Mayor :
- Kehamilan multiple
- Hidramnion
- Anomaly uterus
- Iritabilitas uterus
Minor :
- riwayat pielonefritis
1. Golongan beta-mimatik :
o Salbutamol (Salbron, Salbuven):
1.
o Terbutalin (Bricasma)
1. Magnesium sulfat
1.
o Mutlak : gawat janin, korioamnionitis,
perdarahan antepartum yang banyak
o Relatif : gestosis, diabetes melitus,
pertumbuhan janin terhambat, pembukaan
serviks lebih dari 4 cm.
- Janin sungsang
- perdarahan intracranial
- trauma persalinan
- sepsis
- gangguan neurology
Informed Consent Perlu, tertulis
Konsultasi - Dokter Spesialis Anak
ANTE PARTUM
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
………………… Direktur
Definisi : Pendarahan per vaginam pada usia kehamilan 20 minggu
atau lebih.
Kriteria Diagnosa : Anamnesis
Pemeriksaan:
Obstetrik :
Periksa luar :
persalinan.
USG
Diagnosa Banding : Solusio plasenta
a. Ringan:
b. Sedang:
Pendarahan lebih dari 200 cc, uterus tegang, terdpt tanda pra
renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan
plasenta ¼ – 2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen 120-
150 mg%
c. Berat:
Plasenta Previa:
Batasan :
Vasa Previa :
Batasan:
b. Kardiotokografi
c. USG
I. Solusi Plasenta
A. Ringan :
Ekspektatif
- Tirah baring
- Atasi anemia
Aktif
B. Sedang/ Berat:
Resusitasi cairan
Atasi anemia ( transfusi darah)
PDMO:
- resusitasi cairan
- Atasi anemia
- PDMO
A. Solusio Plasentae
Ringan / sedang/ berat:
B. Plasenta Previa
C. Vasa Previa
2. Terdapat Renjatan
1. Solusio plasenta
1. Plasenta previa
Pada ibu:
Renjatan
Gagal ginjal akut/akut tubular nekrosis
DIC ( Disseminated Intra vascular Coagulation)
Plasenta acreta
Atonia uteri Uterus coubelaire
Pada Janin:
Asfiksia
BLLR
RDS
B. Karena Tindakan/terapi
Pada Ibu :
Reaksi tranfusi
Kelebihan cairan
Renjatan
Infeksi
Pada Janin :
Asfiksia
Infeksi
Informed Consent Diperlukan secara tertulis saat pasien masuk
Konsultasi Spesialis Anak, Spesialis Anestesi, Spesialis Penyakit
Dalam.
Lama Perawatan 7 hari (tanpa komplikasi)
Masa Pemulihan 6 Minggu setelah tindakan / melahirkan
Output Komplikasi : diharapkan minimal/tidak ada
………………… Direktur
Definisi : Robeknya dinding uterus, pada saat kehamilan atau dalam
persalinan dengan atau tanpa robeknya peritoneum visceral.
Kriteria Diagnosa : - Sakit perut mendadak
- Perdarahan pervaginam
- Renjatan Irreversibel
Informed Consent Perlu
Konsultasi -
Lama Perawatan 1 minggu
Masa Pemulihan 3 bulan
Output - sembuh total
- sembuh parsial
- Fistula vesiko-vagina.
PA Jaringan uterus yang diangkat
Otopsi -
Referensi .1. Cunninghan, Mac Donald, Cant. William. Obstetrics.
Eigteenth Ed. Appleton & lange, 1989.
………………… Direktur
Definisi : Abses Tubo-ovarial (ATO) adalah radang bernanah yang
terjadi pada ovarium dan atau tuba fallopii pada satu sisi
atau kedua sisi adneksa.
Kriteria Diagnosa : - Berdasarkan gejala klinis dan anamnesis pernah
infeksi daerah panggul dengan umur antara 30-40 tahun,
dimana 25-50% nya adalah nulipara.
- abses peri-apendikuler.
- mioma uteri.
- hidrosalping.
- perforasi apendik.
LETAK SUNGSANG
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
a. letak bokong
c. letak kaki
Kriteria :Pemeriksaan fisik.
Diagnosa
1. Palpasi
2. Ultrasonografi
Dipertahankan untuk :
2. Persalinan
2.1. Pada kasus dimana versi luar berhasil, maka penatalaksanaan persalinan
seperti pada letak kepala. ,
2.2. Pada kasus dimana versi luar gagai / janin tetap letak, sungsang, maka
penetalaksanaan persalinan lebih waspada.
- primigravida
- multigravida ( Kala I )
3. Pada dasarnya oksitosin drip pada letak sungsang tidak dianjurkan oleh
karena deteksi kemungkinan adanya CPD / FPD sulit
Stasion < -3 –2 4
Dilatasi 2 3 4
Syarat : Z.A. skor hanya berlaku untuk kehamilan aterm atau EFW diatas
2500 gram. Skor kurang dari 3 : persalinan perabdominan.
VAGINOSIS BAKTERIAL
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
……………. 1 dari 2
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
STANDAR PELAYANAN
MEDIS ………………… Direktur
Definisi : Infeksi vagin yang disebabkan oleh berkembangbiaknya
flora normal akibat hilangnya kuman laktobasilus yang
memproduksi hidrogen peroksida.
Kriteria Diagnosa : Gx Keputihan berbau terutama post co, kumat kumatan .
keputihan bau amis, putih abu-abu, menempel dinding
vagina, ph vagina> 4.5. ditemukan clue cel, pemberian
KOH pada fluor akan memberi bau amis seperti ikan
Diagnosa Banding : Vaginosis trikomoniasis
Vulvovaginal kandidiasis
Pemeriksaan : Pemeriksaan mikrobiologi, KOH, pH
penunjang
Standar tenaga : Dokter umum dan spesialis kandungan
Perawatan RS : MRS bila ada penyulit
Terapi Metronidazole : d o c 500mg tiap 12 jam/po selama 7 hari
Penyulit 1.
1. Pada kehamilan resiko abortus, partus
prematurus, khorioamnionitis
2. Endometritis
3. Adnexitis
Informed Consent -
Konsultasi -
Lama Perawatan 3-5 hari
Masa Pemulihan Seminggu
Output Baik
PA -
Otopsi -
Referensi 1. Soper David E Novaks Gynecologi edisi XIIp 429-
445
2. Carter James E, Pelvic Inflamatory disease , pelvic
pain diagnosis and management. Lippincot William
8c Wilkin. Edisi tahun 2000 bab IX
VAGINITIS TRICHOMONIASIS
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
………………… Direktur
Definisi : Infeksi vagina yang disebabkan oleh parasit trichomonas
vaginalis, merupakan penyakit yang ditularkan melalui
hubungan sex (STD)
Kriteria Diagnosa : Sebagian besar asimtomatis, fluor berlebihan , purulen, bau,
pruritus, parah dinding vagina kemerahan dengan bercak
putih , cerviks seperti strawberi (colpitis macularis), ph>5
ditemukan trikomonas dapat pula clue cel
Diagnosa Banding : Vaginosis bacterial
Vulvovaginal kandidiasis
Pemeriksaan : Pemeriksaan parasit, pH
penunjang
Standar tenaga : Dokter umum dan dokter spesialis kandungan
Perawatan RS : Bila ditemukan penyulit
Terapi Metronidazole : d o c 500mg tiap 12 jam/po selama 7 hari
………………… Direktur
Definisi : Infeksi vagina yang disebabkan oleh candida albicans atau
specialis C glabrata, C tropicalis
Kriteria Diagnosa : Keputihan seperti susu, gatal, pruritus,di daerah vulva, nyeri
dansaat koitus
Diagnosa Banding : Vaginosis trikomoniasis
Vaginosis bakterial
Pemeriksaan : KOH
penunjang
Standar tenaga : Dokter umum dan dokter spesialis kandungan
Perawatan RS : Bila ada penyulit
Terapi 1.
1. Ringan –Fluconazole 150 mg/oral dosis
tunggal, bila tidak membaik 3 hr diberi
penambahan.
2. Berat :
1.
1. Krim hidrokortison 1% menghilangkan gatal
dan perih
2. Kasus kronis
PROLAP UTERI
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
………………… Direktur
Definisi : Turun atau keluarnya sebagian atau seluruh uterus dari
tempat asalnya melalui vagina sampai mencapai atau
melewati introitus vagina
1. Derajat I : berdiri atau mengejan posisi cx distal 1
cm diatas ring hymen
2. Derajat II : berdiri atau mengejan posisi cx 1 cm
diatas atau di bawah ring himen
3. Derajat III : berdiri atau mengejan posisi cx distal
lebih 1 cm ring hymen tetapi penojolannya tidak
lebih panjang vagina dikurangi 2 cm
4. Seluruh uterus diluar vagina
- Kontipasi
Enterokele
Rektokele
Pemeriksaan : -
penunjang
Standar tenaga : Dokter umum dan dokter spesialis kandungan
Perawatan RS : Bila operatif
Terapi - tanpa keluhan tidak perlu pengobatan
- estrogen
………………… Direktur
Definisi : Ketidakmampuan pasangan suami istri mewujudkan
konsepsi, hamil, melahirkan, meskipun senggama teratur (2-
3 kali seminggu) selama minimal 12 bulan tanpa proteksi
Kriteria Diagnosa : Belum punya putra 12 bulan
Abortus berulang
Diagnosa Banding : -
Pemeriksaan : Analisis sperma
penunjang
Laparaskopi-histeroskopi
Histerosalfingogrfi (HSG)
Biopsi endometrium
DISTOSIA
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
………………… Direktur
Definisi : Persalinan abnormal yang ditandai oleh kelambatan atau
tidaknya kemajuan proses persalinan dalam ukuran satusan
waktu tertentu
Kriteria Diagnosa : Distosia terjadi dalam kala I dan II
Multigravida 1 jam
Kelainan tenaga
Kelainan janin
Pemeriksaan : USG
penunjang
Akselerasi persalinan
Ekstraksi
Sc
Penyulit Ibu : partus lama, infeksi intrapartum, ruptura uteri,
fistula, perlukaan jalan lahir
6-7 hari sc
Masa Pemulihan 42 hari untuk persalinan pervaginam
3 bulan untuk sc
Output Ibu bayi sehat tanpa komplikasi
PA -
Otopsi -
KANKER SERVIKS
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
………………… Direktur
Definisi : Keganasan pada mulut rahim atau serviks
Kriteria Diagnosa : Gejala klinis perdarahan sesudah senggama yang kemudian
berubah menjadi metrorragi, fluor yang berbau, nyeri,
odema, gx penjalaran organ
Ca ovarium
Pemeriksaan : Pap smear
penunjang
Kolposkopi
Biopsi
Konisasi
Labortorium
Radologi
Usg
Endoskopi
MIOMA UTERI
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
………………… Direktur
Definisi : Tumor jinak lapisan miometrium rahim dengan sifat
konsistensi padat kenyal, berbatas jelas dan memiliki
pseudokapsul bisa soliter atau multiple dengan ukuran mulai
mikroskopis samapi > 50kg
Kehamilan
Neoplasma ovarium
Endometriosis
Kanker Uterus
v Tes kehamilan
- operatif
1. konservatif
- diit TKTP
1. operatif
Infertilitas
Informed Consent Sebelum pembedahan , penjelasan tentang semua tindakan
yang akan dilakukan, resiko, dll Khusus pada tindakan
miomektomi perlu dijelaskan kemungkinan berulangnya
penyakit atau pengangkatan uterus pada saat pembedahan
Konsultasi Tidak ada
Lama Perawatan 1 hari pasca D/K
6 hari pasca histerektomi, miomektomi
………………… Direktur
Kelainan hematology
Pemeriksaan : Biopsi D/C bila tidak ada kontra indikasi
penunjang Pemeriksaan USG
Pemeriksaan hematologi
1. sudah menikah
2. life saving untuk belum menikah.
Pengobatan hormonal:
1. PUD ovulasi
Kuret medisinalis:
1. Anovulasi – stimulasi CC
2. Hiperprolakstin – bromokriptin
a. Anovulasi – stimulasi CC
b. Hiperprolaktin – bromokriptin
Anemia berat
Informed Consent Perlu untuk tindakan D/C
Konsultasi Dokter Spesialis Hematologi
2 – 3 hari.
Masa Pemulihan 1 minggu setelah perawatan
Output Baik
PA Bahan hasil kuretase
Otopsi Tidak ada
RADANG PANGGUL
………………… Direktur
2. Abortus septikus
5. Apendisitis
1. Penyakit segera
a. Infeksi berulang.
Radang panggul yang timbul kembali setelah 6 minggu
pengobatan terakhir. Wanita yang pernah mengalami radang
panggul mempunyai resiko 6-10 kali timbulnya episode
radang panggul.
b. Infertilitas.
c. Kehamilan ektopik.
Perlu
Konsultasi Peyakit dalam, bedah
ASUHAN ANTENATAL
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
Ditetapkan
ASUHAN ANTENATAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
partus.
2.1. Pada KRR diperiksa pada karnar KRR dan KRT pada
kamar KRT.
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
Ditetapkan
1.2. Jelly
2. Pelaksanaan
1/2
Ditetapkan
1.4. Bengkok.
1.5. Timba.
1.6. Bahan dekontaminasi (larutan lysol 0,5 %).
2. Pelaksanaan
2/2
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2008
2.8. Membiarkan kepala bayi melakukan putar paksi luar, bila perlu
membantu putar paksi luar.
2.11. Meletakkan badan bayi pada duk steril di atas perut ibu.
(MELAHIRKAN PLASENTA)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
½
Ditetapkan
Pengertian Pertolongan persal.inan yang dimulai saat bayi lahir dan berakhir
1.3. Bengkok.
1.5. Timba.
2. Pelaksanaan
(MELAHIRKAN PLASENTA)
No. Revisi Halaman
No. Dokume
2/2
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2.5. Melakukan observasi tanda pelepasan plasenta dengan memperhatikan
parameter sebagai berikut 2.5.1 Perut ibu Glubuler/cembung
2.5.2 Tali pusat menjulur sedikit
2.6 Melakukan tes separasi dengan cara merenggangkan tali pusat dengan
tangan kanan, menekan fundud uteri dengan tangan kiri, bila tali pusat tidak
tertarik ke dalam artinya plasenta sudah lepas atau separasi.
2.7. Bila plasenta sudah separasi, lahirlah plasenta dengan menekan fundus
uteri ke arah bawah. Tali pusar ditarik pelan sampai plasenta lahir.
PADA PERSALINAN
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
1/3
Ditetapkan
Tanggal terbit
PROSEDUR
Direktur
TETAP
Pengertian Suatu tindakan pada ibu hamil baik yang sudah inpartu maupun
Yang belum inpartu dengan memasukkan Inf. D 5% dan oksitosin.
2. Pelaksanaan
2.1. Oksigen drip hanya diberikan bila tidak ada kontra indikasi
pemberiannya, dan bila his memang tidak adekuat.
PADA PERSALINAN
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
1 2/3
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2.5. Yang dimaksud dengan his yang adekuat dalam Minis adalah his yang
mempunyai sifat sebagai berikut:
2.6. Evaluasi dari kemajuan persalinan dimulai pada his yang adekuat.
2.7.1. Dengan tetesan 40 tetes/menit dan sudah 2 kolf dextrose habis tidak
didapatkan his yang adekuat.
2.7.2. Sesudah 2 jam dinilai dari permulaan his yang adekuat, tidak terjadi
kemajuan persalinan. Juga tennasuk bila dalam 2 jam tersebut, his yang
semula sudah adekuat menjadi tidak adekuat lagi.
2.7.3. Pada waktu dilakukan drip timbul komplikasi yaitu fetal distress,
tetania uteri, ruptura uteri irroninens dan lain-lain. Bila terjadi penyulit-
penyulit seperti di atas, oxytosin drip tidak boleh diulang kembali.
2.8. Penentuan jumlah tetesan pada ositosin drip harus dilakukart oleh
dokter jaga sendiri.
PADA PERSALINAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 3/3
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01/MED/15 1 1/5
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
Tanggal terbit
TETAP
Suatu tindakan persalinan buatan dimana janin dilahirkan pada suatu tarikan
cunam yang dipasang pada kepalanya
Pengertian
Untuk segera melahirkan janin sehingga dapat menyelamatkan jiwa ibu
1.2.1. Indikasi De Lee. Ekstraksi cunam dengan syarat kepala sudah di dasar
panggul, putaran paksi dalam sudah sempurna, levator ani sudah terenggang,
dan syaratsyarat ekstrasksi cunam lainnya sudah dipenuhi. Ekstraksi cunam
atas indikasi elektif, di negara-negara Barat sekarang banyak dikerjakan,
karena dinegara-negara tersebut banyak dipakai anestesia atau conduction
analgesia guna mengurangi nyeri dalam persalinan. Anestesia atau
conduction analgesia menghilangkan tenaga mengejan, sehingga persalinan
harus diakhiri dengan ekstraksi cunam.
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 2/5
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
1.2.2. Indikasi Pinard Ekstraksi cunam yang mempunyai syarat sama dengan
indikasi de lee, hanya di sini Pasien harus sudah mengejan selama 2 jam.
3. Indikasi Kontra
4. Syarat
1 3/5
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
5. Persiapan
5.1.10. Uterotonika.
5.2.3. Oksigen.
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 4/5
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
6. Teknik
Ditinjau dari posisi daun cunam terhadap kcpala janin dan panggul ibu pada
waktu cunam tersebut dipasang, maka pemasangan cunam dibagi :
Jadi pemasangan cunam yang baik ialah, bila cunam terpasang bilateral
kepala dan melintang panggul. Hal ini hanya terjadi bila kepala janin sudah
dipintu bawah panggul dan ubun-ubun kecil berada di depan di bawah
simfisis.
Oleh karena itu kriteria pemasangan cunam yang sempurna (ideal) ialah
bila :
1 5/5
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 ¼
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tujuan jiwa ibu maupun janin. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau
ventouse.
1. Mangkuk (cup)
1.2. Botol
2. Indikasi
2.1. Ibu
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/4
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2.2. Janin.
3. INDIKASI KONTRA
3.1. Ibu
3.2. Janin
4. SYARAT
Teknik
Ditinjau dari posisi daun cunam terhadap kcpala janin dan panggul ibu pada
waktu cunam tersebut dipasang, maka pemasangan cunam dibagi :
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 ¾
Jadi pemasangan cunam yang baik ialah, bila cunam terpasang bilateral
kepala dan melintang panggul. Hal ini hanya terjadi bila kepala janin sudah
dipintu bawah panggul dan ubun-ubun kecil berada di depan di bawah
simfisis.
Oleh karena itu kriteria pemasangan cunam yang sempurna (ideal) ialah
bila :
cunam
4/4
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap
TINDAKAN OPERATIF
¼
Ditetapkan
Prosedur 1.1. Perasat crede’ bermaksud melahirkan plasenta yang belum lahir secara
ekspresi.
2. Syarat
3. Pelaksanaan
TINDAKAN OPERATIF
1 2/4
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
3.2. Perasat crede’ memang banyak menimbulkan kontroversi. Ada
4.1. Indikasi
4.1.1. Retensio plasenta dan pendaralian banyak pada kala uri yang tidak
dapat diberhentikan dengan uterotonika dan masase.
4.2. Pelaksanaan
4.2.3. Supaya tali pusat mudah teraba, dapat diregangkan oleh asisten.
Setelah tangan dalam sampai ke plasenta maka tangan tersebut pergi ke
pinggir plasenta dan mencari bagian plasenta yang sudah lepas untuk
menentukan bidang pelepasan yang tetap. Kemudian dengan sisi tangan
sebelah kelingking plasenta dilepaskan pada bidang antara bagian plasenta
yang sudah terlepas dan dinding ralrim dengan gerakan yang sejajar dengan
dinding
01/MED/17 1 ¾
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2008
Walaupun orang takut bahwa pelepasan plasenta meningkatkan insidensi
infeksi tidak boleh dilupakan bahwa perasat ini justru bermaksud
menghemat darah dan menangguhkan kejadian melahirkan plasenta paling
lama 30 menit setelah anak lahir.
5.1. Indikasi
4/4
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
5.2. Penatalaksanaan
5.2.1. Tangan masuk secara obstetrik seperti pada pelepasan plasenta secara
manual dan mencari sisa plasenta yang seterusnya dilepaskan atau meraba
apakah ada kerusakan dinding uterus. Untuk menentukan robekan dinding
rahim eksplorasi dapat dilakukan sebelum plasenta lahir dan sambil
melepaskan plasenta secara manual
½
Ditetapkan
Pengertian nifas dini yaitu perdaralran lebilr dari 500 cc setelah plasenta
Tujuan nifas dini yaitu perdaralran lebih dari 500 cc setelah plasenta lahir
sampai 24 jam pertama setelah persalinan.
Prosedur 1.1. Terjadi perdarahan kala nifas (lebih atau diduga lebih 500 cc sejak
plasenta lahir.
2. Petunjuk :
2.1 Perhitungan secara visual (sulit karena sering sudah menggumpal atau
meresap dalam kain)
2.2 Atau dengan monitoring tanda vital dan menghitung dalam formula
Giesecke
3. Penatalaksanaan
3.3. Pemasangan kateter tetap den mengukur produksi urine secara berkala.
PENCEGAHAN PENDARAHAN
2/2
PROSEDUR
Tanggal terbit
TETAP
3.9. Apabila usaha di atas juga gagal maka dapat dipertimbangkan tindakan
operatif yang ligasi arteria hypogastrika pada wanita yang masih ingin anak
atau histerektomi bila sudah tidak menginginkan.
½
Ditetapkan
Pengertian Memperbaiki robekan perineum dengan jalan menjahir lapis demi lapis.
2. JENIS/TINGKAT
2.1.1. Tingkat I : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan
atau tanpa mengenai kulit perineum sedikit.
2.1.2. Tingkat Il : Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selain mengenai
selanput lendir vagina juga mengenai muskulus perinei transversalis, tapi
tidak mengenai sphinter ani.
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2.2.2. Tingkat II : Sebelum dilakukan penjahitan pada robekan perineum
tingkat lt maupun tingkat III, jika dijumpai pinggir robekan yang tidak rata
atau bergerigi, maka pinggir yang bergerigi tersebut yang diratakan terlebih
dahulu, kemudian digunting. Setelah pinggir robekan rata, baru dilakukan
penjahitan luka robekan.
2.2.3. Mula mula otot dijahit dengan catgut, kemudian selaput lendir vagina
dijahit dengan catgut secara terputus-putus atau jelujur, penjahitan selaput
lendir vagina dimulai dari puncak robekan. Terakhir kulit perineum dijahit
dengan benang sutera secara terputus-putus.
3.1. Antibiotik
3.2. Analgesik
3.3. Roborantia
3.4. Laxantia
1 ½
Ditetapkan
2/2
½
Ditetapkan
.
Sebagai pedoman untuk pelaksanaan menyusui bayi secara benar.
Tujuan
1.2. Berbaring
1.3. Berdiri
2. Cara memegang bayi, posisi perut bayi menempel pada perut ibu.
3. Cara memegang bayi, posisi perut bayi menempel pada perut ibu.
2/2
PEMERIKSAAN VAGINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
½
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal terbit Direktur
TETAP
Pengertian Suatu tindakan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah ke dalam
.
Sebagai pedoman untu.k pemeriksaan vaginal dibidang Ginekologi, agar
Prosedur 1.1. Menerangkan maksud dan tujuan petneriksaan vaginal pada pasien.
2. Persiapan Tindakan
2.1. Syarat :
2.2. Indikasi
ASUHAN NIFAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
½
Ditetapkan
.
Sebagai pedoman untu.k perawatan nifas dibidang , agar
- Laboratorium.
• Antibiotik
• Drainase
• Laparotomi
• Kuretase
• Laparotomi
• Antibiotik
• Obat Antikoagulan
• Antibiotik
• Ambulasi dini
1. Konseling
2. Persiapan Tindakan
2.1. Syarat :
2.2. Indikasi
PEMERIKSAAN VAGINAL
Halaman No. Revisi Halaman
2/2
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal terbit Direktur
TETAP
3.11. Pada saat tangan menekan forniks posterior, diraba pula keadaan
ligarnen sakrouterium dan rongga douglas menonjol.
3.13. Untuk meraba lebih jelas bagian belakang rahim dan rongga douglas,
kadangkala dilakukan pula pemeriksaan rektovaginal. Jari telunjuk
dimasukkan vagina dan jari tengah dimasukkan rectum.
4. Tindak Lanjut
½
Ditetapkan
.
Sebagai pedoman untuk pelaksanaan induksi /terminasi kehamilan dengan
misprostol
Tujuan