Anda di halaman 1dari 5

KESETIMBANGAN KIMIA

A. TUJUAN

Praktikum ini bertujuan untuk:

1. Menentukan tetapan kesetimbangan hasil kali kelarutan PbCl2 pada beberapa suhu
2. Menentukan panas pelarutan PbCl2 berdasarkan nilai Ksp terhadap suhu.

B. PENDAHULUAN

Kesetimbangan adalah keadaan reaksi berakhir dengan suatu campuran yang


mengandung baik zat pereaksi maupun hasil reaksi dengan konsentrasi yang tidak
berubah lagi. Hukum kesetimbangan berdasar hukum aksi massa Gulberg dan Waage
adalah: hasil kali konsentrasi setimbang zat yang berada di ruas kanan, masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya dibagi zat yang berada di ruas kiri, Masing-
masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Suatu reaksi dikatakan setimbang
apabila reaksi pembentukan dan reaksi penguraian padareaksi tersebut berlangsung
dengan kecepatan yang sama sehingga tidak ada lagi perubahan “bersih pada sistem
tersebut.

C. DASAR TEORI

Konstanta Kesetimbangan Konsentrasi (Kc)


Konstanta ksetimbangan yang dinyatakan dengan term konsentrasi (Kc) dapat
mempunyai nilai yang sangat besar atau sangat kecil. Bila konstanta kesetimbangan
(Kc) kecil (Kc < 1), berarti bahwa pada keadaan kesetimbangan konsentrasi produk
adalah kecil, sehingga konstanta kesetimbangan yang kecil menunjukkan reaksi bolak-
balik, atau reaksi ke arah produk kecil. Misalnya jika reaksi :
A(g) + B(g) ↔ C(g) + D(g)
Dengan Kc = 10-5 berarti bahwa campuran A dan B tidak banyak menghasilkan C dan D
pada kesetimbangan. Bila konstanta kesetimbangan besar (Kc > 1) berarti bahwa
konsentrasi reaktan yang tinggal pada kesetimbangan adalah kecil, sehingga nilai
konstanta kesetimbangan yang besar menunjukkan bahwa reaksi berlangsung ke
kanan dengan baik. Misalnya untuk reaksi :
E(g) + F(g) ↔ G(g) + H(g)
dengan nilai Kc = 105 berarti campuran E dan F akan berubah hampir sempurna
menjadi G dan H. Nilai konstanta kesetimbangan dapat ditentukan berdasarkan data
eksperimen.

1
Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam sistem
terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi dan sebaliknya. Sebagai contoh:
AB + CD ↔ AC + BD
Dalam keseimbangan ini terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD dan pada saat
yang sama AC dan BD bereaksi menjadi AB dan CD. Akibatnya keempat zat dalam
sistem itu jumlahnya mendekati konstan. Dalam reaksi kimia terdapat hubungan antara
konstanta kesetimbangan dengan persamaan reaksi yang disebut hukum
kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat
hasil reaksi dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksidan masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999).
Dalam proses rekristalisasi, pengendapan senyawa terjadi bila larutan tersebut
mencapai titik jenuh terhadap senyawa tersebut. Dalam pelarutan, pelarut menyerang
zat padat dan mensolvasinya pada tingkat partikel invidual. Dalam pengendapan, terjadi
kebalikannya: tarik-menarik zat terlarut terjadi kembali saat zat terlarutmeninggalkan
larutan. Tarik-menarik zat terlarut-pelarut tetap berlangsung selama proses
pengendapan dan pelarut bergabung sendiri ke dalam zat padat (Oxtoby, 2001).

Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat larut dan zat tak larut.
Pembentukan larutan jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari zat
terlarut yang berlebih. Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut yang
banyaknya tertentu, untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan zat
terlarut. Lazimnya kelarutan dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 cm3 atau 100
gram pelarut pada temperatur yang sudah ditentukan (Keenan, 1991).

Suatu larutan tak jenuh kalah pekat (lebih encer) dari pada larutan jenuh. Dan suatu
larutan lewat jenuh lebih pekat dibandingkan dengan larutan jenuh. Suatu larutan lewat
jenuh biasanya dibuat dengan membuat larutan jenuh pada temperatur yang lebih
tinggi. Zat terlarut haruslah lebih banyak larut dalam pelarut panas daripada dalam
pelarut dingin. Jika tersisa zat terlarut yang belum larut, sisa itu disingkirkan. Larutan
panas itu kemudian didinginkan dengan hati-hati untuk menghindari pengkristalan.
Artinya larutan itu tidak boleh digetarkan atau diguncangkan dan debu maupun materi
asing dilarang masuk. Jika tidak ada zat terlarut yang memisahkan diri selama
pendinginan, maka larutan yang dingin itu bersifat lewat jenuh (Keenan, 1991).

Sejauh ini, larutan jenuh yang mengandung ion-ion berasal dari satu sumber padatan
murni. Namun, bagaimana pengaruhnya pada kesetimbangan larutan jenuh jika ion-ion
dari sumber lain dimasukkan ke dalam larutan pertama. Menurut prinsip Le Chatelier,
sistem pada keadaan setimbang menanggapi peningkatan salah satu pereaksinya
dengan cara menggeser kesetimbangan ke arah dimana pereaksi tersebut dikonsumsi
(Petrucci, 1987). Reaksi pelarut pengendapan seringkali mencapai kesetimbangan
secara perlahan. Terlebih lagi, larutan kadang-kadang menjadi sangat jenuh, sebuah
kondisi dimana konsentrasi zat padat terlarut melebihi nilai kesetimbangannya (Oxtoby,
2001).

2
Kelarutan suatu senyawa dalam suatu pelarut didefinisikan sebagai jumlah terbanyak
yang akan larut dalam kesetimbangan dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu
tertentu. Meskipun pelarut-pelarut selain air digunakan dalam banyak aplikasi, larutan
dalam air adalah yang paling penting dan banyak digunakan. Walaupun semua
senyawa ionik larut sampai tingkat tertentu dalam air, senyawa-senyawa yang
mempunyai kelarutan (pada 25°C) kurang dari 0,1 gL-1 disebut tidak dapat larut.
Senyawa yang mempunyai kelarutan lebih dari 10 gL-1 disebut dapat larut dan nilainya
diantaranya (0,1-10 gL-1) disebut sedikit dapat larut. Dengan mengetahui kelarutan zat
ionik, meskipun dalam bentuk kualitatif, kita dapat memperkirakan jalannya berbagai
reaksi. Sebagai contoh, jika larutan KI ditambah ke Pb (NO3)2. ion-ion K+ dan NO3- akan
berdekatan, demikian juga dengan ion-ion Pb2+ dan I+.
KNO3 adalah garam larut tetapi PbI tidak larut, sehingga pengendapan PbI 2 akan
muncul (Oxtoby, 2001).

Hasil Kali Kelarutan


Telah diinyatakan bahwa senyawa ion bukanlah molekul tunggal (seperti senyawa
kovalen), tetapi berupa molekul raksasa berwujud padat dan dapat larut dalam air.
Bagian yang larut dapat dipecah oleh air menjadi ion yang disebut terdehidrasi,
sedangkan bagian yang tidak larut akan mengendap di dasar bejana sebagai padatan.
Senyawa ion ada yang mudah larut dalam air dan ada yang sukar. Sebenarnya cukup
sulit membedakan kedua kelompok ini, tetapi yang kelarutannya lebih kecil dari 0,1
gram dalam 1000 mL air termasuk yang sukar larut dan di dalam air akan jatuh ke dasar
bejana sebagai padatan. Jika sebutir senyawa yang sukar larut dimasukkan ke dalam
air maka akan jatuh ke dasar bejana dan terlihat tidak larut. Akan tetapi sesungguhnya
ada sebagian kecil yang larut dan membentuk kesetimbangan ion dengan yang tidak
larut.
AgCl (s) ↔ Ag +(aq) + Cl- (aq)

Sehingga : Kc = [Ag+][Cl-]/[AgCl]

Karena AgCl adalah padat dan dapat dianggap konstan, maka

Kc (AgCl) = Ksp (Syukri, 1999).

Ksp disebut konstanta hasil kelarutan (solubility product constan), yaitu hasil kali
konsentrasi tiap ion yang dipangkatkan dengan koefisien masing-masing. Ksp senyawa
dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan mengukur kelarutan (massa
senyawa yang dapat larut dalam tiap liter larutan) sampai keadaan tepat jenuh. Dalam
keadaan itu, kemampuan pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan
zat terlarut.

Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan, apakah
belum jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan membandingkan hasil kali ion dengan hasil
kali kelarutan, kriterianya adalah sebagai berikut.

3
1. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing
kurang dari nilai Ksp maka larutan belum januh daan tidak terjadi endapan.
2. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya masing-masing sama
dengan nilai Ksp maka kelarutannya tepat, tidak terjadi endapan.
3. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai Ksp, maka
larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan .

Hubungan Kelarutan dan Ksp


Kelarutan molal dan tetapan hasil kali kelarutan saling berhubungan, tetapi tidak
berarti identik. Salah satu besaran dapat digunakan sebagai dasar perhitungan besaran
lainnya, nilai numeriknya tak pernah sama. Kita telah menggunakan istilah “zat yang
sedikit larut” dalam perubahan hasil kali kelarutan. Rumus yang sama dapat diterapkan
untuk larutan jenuh dari senyawa ion yang sangat kuat dalam air seperti NaCl, KNO3
dan NaOH. Yang tidak dapat dilakukan ialah menggantikan konsentrasi ion dengan
aktivitas ion. Larutan jenuh dari zat yang kelarutannya tinggi terlalu pekat, sehingga
aktiviitasnya tak dapat dianggap sama dengan konsentrasi molarnya. Tanpa anggapan
ini, konsep hasil kali kelarutan menjadi tidak jelas maknanya. Sekalipun tidak
dinyatakan “sedikit larut” dalam kesetimbangan larutan, apabila dinyatakan nilai Ksp
maka yang dimaksud adalah senyawa ion yang sedikit larut (Petrucci, 1992).

Hubungan antara kelarutan dengan Ksp yaitu Ksp dapat menentukan kelarutan
dan kelarutan dapat pula dihitung dari tabel Ksp. Pengaruh ion senama, sejak ini larutan
jenuh yang mengandung ion-ion yang berasal dari satu sumber padatan murni.
Kelarutan senyawa ion yang sedikit larut semakin renndah kelarutannya dengan
kehadiran yang memberikan ion senama. Pengaruh ion senama dalam kesetimbangan
kelarutan adalah misalnya larutan yang jernih dengan penambahan sedikit larutan yang
mengandung ion senama akan menurunkan kelarutan zat dan kelebihan terlarut
mengendap. Pengaruh ion senama lebih dikenal dengan istilah pengaruh garam.
Kelarutan meningkat apabila terjadi pembentukan pasangan ion dalam larutan. Faktor
yang lebih nyata dari pasangan ion adalah jika ion yang berperan serta dalam
kesetimbangan kelarutan secara bersamaan terlibat dalam kesetimbangan asam basa
atau ion kompleks. Maka nilai Ksp tergantung pada suhu (Underwood, 1998).
Hubungan antara Ksp dengan suhu dapat digunakan untuk menentukan panas
pelarutan berdasar persamaan :

ln Ksp = - ΔH/R (1/T) + C

Dimana :
ΔH : panas pelarutan
R : tetapan gas
C : tetapan integrasi.

Pengendapan dan Hasil Kali Kelarutan

Jika AgCl dilarutkan, jumlah mol ion Ag+(aq) dan ion Cl-(aq) yang dihasilkan sama,
dan jika Ag2SO4 dilarutkan, jumlah mol ion Ag+(aq) sebanyak dua kali dari jumlah ion
SO42-(aq) dihasilkan.

D. TATA KERJA

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.

4
1. Pb (NO3)2 0,075 M
2. NH4Cl 1 M

ALAT
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Buret 7. Tabung reaksi
2. Erlenmeyer 8. Corong
3. Pipet Volum 9. Kaca arloji
4. Gelas Beker 10. waterbath
5. Pipet Tetes 11.Termometer
6. Statif 12. Gelas beker

CARA KERJA/ PROSEDUR PERCOBAAN:

1. Buat larutan Pb (NO3)2 0,075 M


2. Ambil 10 mL larutan Pb (NO3)2 0,075 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 0,5 ml larutan NH4Cl 1M ke dalam tabung reaksi yang telah berisi
10 mL larutan Pb (NO3)2 0,075 M kocok sebentar, amati apakah terjadi
pengendapan, selanjutnya tambahkan lagi 0,5 ml NH4Cl, amati apakah terjadi
pengendapan, Begitu seterusnya sampai terbentuk endapan. Jika sudah terbentuk
endapan gunakan dua titik terakhir dengan interval penambahan larutan NH4Cl 0,1
mL dan catatlah jumlahnya NH4Cl.
4. Untuk menentukan panas pelarutan, isilah tabung reaksi dengan 10 mL larutan Pb
(NO3)2 0,075 M + NH4Cl dalam penangas air gunakan termometer untuk mengaduk
lalu catat suhu ketika endapan larut.
5. Teruskan langkah 4 untuk campuran tabung berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai