Anda di halaman 1dari 10

ACCOUNTING MANAGEMENT

“GRAHAM, INC.”

Disusun oleh :
KELOMPOK 2

BARUNA TIARAPAKSI 73 17 30660


CANDRA TRI UTARI 73 17 30667
CRESCENTIANO AGUNG WICAKSONO 73 16 29633
DEFAKI INDRIYANI 73 16 29644
DHENAYU TRESNADYA HENDRIK 73 17 30663
DIBA OCTA AULIYA 73 16 29647

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YKPN
YOGYAKARTA
2017
GRAHAM, INC.

Graham Inc. adalah sebuah perusahaan manufaktur. Tom Graham adalah presiden
dari perusahaan Graham Inc. Permasalahan terjadi saat Tom Graham melihat laporan
keuangan pada bulan Agustus. Pada bulan Agustus, Tom Graham mendapati bahwa
penjualan naik $200,000 lebih banyak dari pada bulan Juli, Graham berharap laporan laba
rugi menunjukkan peningkatan yang sehat atas laba Juli tentang 14.036. Ketika laporan
Agustus masuk menunjukkan hilangnya 22,928 Graham sangat terkejut.

Derrow yang menjabat sebagai controller dari Graham Inc. Berpendapat bahwa
kerugian yang terjadi pada bulan agustus disebabkan karena perusahaan berproduksi di
bawah kapasitas normal sehingga selisih volume BOP tetap yang dibebankan tidak dapat
mengimbangi kenaikkan penjualan bulan tersebut. (contoh produksi kapasitas normal adalah
bulan juli)

Derrow membuat usulan perubahan laporan keuangan dari yang sebelumnya


menggunakan absorption costing dengan menggunakan direct costing sehingga dapat
memunculkan laba pada bulan agustus. Hal ini untuk sementara disenangi oleh Tom Graham
sampai dia mengerti bahwa dengan naiknya laba maka tuntutan kenaikkan jumlah pajak dan
upah yang harus dibayar juga meningkat.

Tom Graham masih bertanya-tanya apakah dengan perubahan metode baru ini (direct
costing) akan berdampak pada pengendalian biaya serta usaha pemasarannya. Tetapi yang
pasti dengan menggunakan direct costing, kos produk akan menjadi lebih kecil karena tidak
adanya BOP tetap yang langsung dibebankan pada setiap kos produknya
PEMBAHASAN :

1. Kira-kira seberapa sibuk pabrik (dibandingkan dengan bulan normal) pada bulan
Agustus?
Pada bulan Agustus, perusahaan telah mengurangi tingkat produksi jauh di bawah
tingkat produksi normal. Ini menyebabkan kegiatan pabrik tidak sesibuk di
bandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

2. Dapatkah Anda membuat laporan laba rugi untuk bulan "normal" dengan
menggunakan absorption costing dan direct costing? analisis varians
keuntungan untuk Agustus dibandingkan bulan normal.

Graham, Inc.
Laporan Laba Rugi
Untuk bulan Juli 1993
(Bulan Normal)

Absorption Costing Direct Costing

Penjualan $1,132,112
Harga pokok penjualan 610,416 418,648
Laba Kotor/Margin
Kontribusi 521,696 713,464
Selisih pabrik:
Tenaga Kerja (21,704) (21,704)
Bahan 20,324 20,324
Overhead
Volume (1,788)
Spending 8,692 8,692
Total selisih (5524) (7312)
Biaya overhead pabrik tetap (263,448)
Laba sebelum biaya
administrasi
dan penjualan 516,172 442,704
Total biaya penjualan 341,928 (341,928)
Total biaya administrasi 160,208 (160,208)
Laba/Rugi sebelum pajak $14,036 (59,432)
Graham, Inc.
Laporan Laba Rugi
Untuk bulan Agustus 1993

Absorption Costing Direct Costing

Penjualan $1,347,000 $1,347,000


Harga pokok penjualan (712,000) (492,000)
Laba Kotor/Margin Kontribusi 635,000 855,000
Selisih pabrik:
Tenaga Kerja (17,200) (17,200)
Bahan 15,800 15,800
Overhead
Volume 107,480
Spending 5,380 5,380
Total selisih (111,460) (3,980)
Biaya overhead pabrik
tetap (270,280)
Laba sebelum biaya administrasi
dan penjualan 523,540 580,570
Total biaya penjualan (380,736) (380,736)
Total biaya administrasi (165,732) (165,732)
Laba/Rugi sebelum pajak (22,928) 34,272

Analisi Selisih Laba :

 ABSORPTION COSTING
HPP bulan Agustus terdapat pembebanan biaya tetap dari bulan Juli, hal itu
terjadi karena persediaan awal bulan Agustus merupakan persediaan akhir pada
bulan Juli. Sedangkan metode absorption costing, biaya tetap dimasukkan di kos
produk.
Banyaknya selisih biaya overhead dikarenakan biaya overhead yang
sesungguhnya lebih banyak dari pada biaya overhead yang dibebankan pada
produk hal ini terjadi karena tidak semua produk bulan Juli habis terjual sekaligus
pada bulan tersebut. Selisih volume tersebut digunakan sebagai pengurang kos
produk, hal ini akan menambah laba.
Sedangkan bulan Agustus, adanya persediaan awal yang berasal dari bulan Juli hal
ini mengakibatkan overhead yang dibebankan pada produk lebih tinggi dari pada
overhead sesungguhnya, hal ini tentunya akan menambah kos produk sehingga
mengurangi laba.

 DIRECT COSTING
Di dalam metode ini, overhead tetap tidak dimasukkan ke dalam kos produk.
Overhead tetap dianggap sebagai biaya periodik. Hal ini mengakibatkan biaya
lebih banyak dari pada penjualan yang terjadi di bulan Juli, sehingga muncul rugi.
Sedangkan di bulan Agustus produksi lebih rendah apabila dibandingkan dengan
produksi bulan Juli. Nilai penjualan bulan Juli lebih besar karena terdapat nilai
persediaan awal dari bulan Juli. Nilai penjualan bulan agustus lebih besar
mengakibatkan kontribusi margin juga besar. Nilai laba tetap walaupun margin
kontribusi lebih besar karena biaya tetap dimasukkan biaya periodic.
3. Jelaskan perbedaan laba yang ditampilkan dalam exhibit 1 dan 2 ($ - 22.928 vs $
34.272) dan exhibit 3 ($ 14036 $ vs $ -59.432)

Graham, Inc.
Laporan Laba Rugi
Untuk bulan Agustus 1993

Absorption
Costing Direct Costing

Penjualan 1.347.000 1.347.000

Harga Pokok Penjualan (712.000) (492.000)


Laba kotor/Laba
Kontribusi 635.000 855.000
Pengurangan Varians
Pabrik:

Tenaga Kerja (17.200) (17.200)

Bahan 15.800 15.800


Overhead

Volume 107.480

Spending 5.380 5.380

Total Selisih (111.460) (3.980)


Biaya Overhead Pabrik
Tetap (270.280)
Laba sebelum biaya administrasi

dan penjualan 523.540 580.740

Total biaya penjualan (380.736) (380.736)

Total biaya administrasi (165.732) (165.732)


Laba/Rugi sebelum
pajak (22.928) 34.272
a) Perbedaan Laba Rugi yang ditunjukkan pada peraga 1 dan 2 (-22.928 vs
34.272) :
 Dalam pendekatan atau metode absorption costing atau full costing,
perhitungan harga pokok produksi dan penyajian laporan laba rugi
didasarkan pada pendekatan “fungsi”. Sehingga apa yang disebut sebagai
biaya produksi adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi, baik langsung maupun tidak langsung, tetap maupun variabel.
Sedangkan pendekatan atau metode direct costing atau variabel costing
menggunakan pendekatan “tingkah laku”, artinya perhitungan harga
pokok dan penyajian dalam laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya.
Biaya produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya tetap dianggap
bukan biaya produksi.
 Dalam metode absorption costing, biaya periode diartikan sebagai biaya
yang tidak berhubungan dengan produksi, dan biaya ini dikeluarkan dalam
rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan akan dicapai
perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi. dalam
metode direct cost, yang dimaksud dengan biaya periode adalah biaya
yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau dibebankan tanpa
dipengaruhi perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya periode
adalah biaya tetap, baik produksi maupun operasi.
 Menurut metode absorption costing, biaya overhead tetap diperhitungkan
dalam harga pokok, sedangkan dalam direct cost biaya tersebut
diperlakukan sebagai biaya periodik. Oleh karena itu saat produk atau jasa
bersangkutan terjual, biaya tersebut masih melekat pada persediaan
produk atau jasa. Sedangkan dalam direct costing, biaya tersebut langsung
diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.
 Dalam metode absorption costing, perhitungan laba rugi menggunakan
istilah laba kotor (gross profit), yaitu kelebihan penjualan atas harga
pokok penjualan. Sedangkan direct costing menggunakan istilah margin
kontribusi (cobtribution margin), yaitu kelebihan penjualan dari biaya-
biaya variabel.
 Pada peraga 1, metode absorption costing BOP dibebankan terlalu rendah
yang menyebabkan nilai kos produk bertambah dan nilai laba kotor
berkurang, sehingga pada kondisi ini dimungkinkan terjadi kerugian.
Sedangkan pada peraga 2, direct costing BOP tidak dibebankan sehingga
tidak muncul sebagai selisih pada laporan Laba Rugi perusahaan.
 Pada peraga 1 Graham,Inc menggunakan metode Absorption Costing.
Pada laporan laba rugi yang ditunjukkan pada peraga 1 tersebut terlihat
bahwa Graham,Inc mengalami kerugian sebesar $22.928. Product Cost ini
terdiri atas direct material, direct labors, variable manufacturing
overhead( ada varians pengeluaran spending dan efisiensi), fixed
manufacturing overhead ( ada varians anggaran dan volume), biaya
periode terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi.
 Metode variable costing, menunjukkan bahwa terjadi laba sebesar $
34,272 . Product cost terdiri dari direct cost, direct labors, variable
manufacturing (varians pengeluaran dan efisiensi ) tidak mengkui
manufacturing overhead ( varians volume dan anggaran ). Biaya periode
terdiri selling cost dan administrative cost dan alokasi fixed manufacturing
overhead ( volume dan anggaran ) yaitu tidak menetapkan fixed
manufacturing untuk produk tetapi dibebankan pada laporan laba rugi pada
periode berjalan.
 Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan pada bulan Agustus (tahun
berjalan), persediaan awal diambil dari produksi bulan sebelumnya ( bulan
Juli). Jika diasumsikan bahwa Graham, Inc menggunakan metode
absorption costing, maka nilai persediaan awal tersebut membawa nilai
BOP tetap bulan sebelumnya, menyebabkan kos bulan Agustus menjadi
lebih tinggi. Sedangkan jika Graham, Inc menerapkan metode direct
costing, maka kos produk akan terlihat lebih rendah, karena hanya
menggunakan unsur biaya variabel saja.
b) Pada bulan juli, selisih volume overhead yang terjadi jika menggunakan
metode absorption costing menjadi kurang signifikan karena perusahaan
berproduksi pada kapasitas normal. Tetapi jika menggunakan metode direct
costing selisih volume overhead tidak muncul karena tidak terjadi
pembebanan BOP tetap pada kos produk, namun langsung diakui sebagai
biaya periodik pada periode yang bersangkutan.
Produk yang dijual di bulan juli tidak seluruhnya terjual sehingga jika
menggunakan absorption costing, nilai HPP tidak mengandung secara
keseluruhan dari BOP tetap. Tetapi jika menggunakan direct costing, BOP
tetap dibebankan seluruhnya sehingga biaya tetap nya menjadi lebih besar dan
menyebabkan rugi.

4. Bisakah masalah dalam kasus tersebut muncul berkenaan dengan laporan laba
rugi tahunan?
Tergantung pendekatan yang digunakan oleh perusahaan. Selama perusahaan
tersebut masih menggunakan metode full costing maka dimungkinkan akan terjadi
masalah pada laporan laba rugi tahunan. Masalah pokok absorption costing adalah
bahwa biaya overhead pabrik tetap tampak seperti bervariabel dengan unit yang
terjual padahal sesungguhnya tidak. Kesalahan persepsi biaya produksi per unit
dengan absorption costing dapat mengakibatkan munculnya masalah manajerial,
termasuk keputusan penentuan harga dan keputusan untuk menghentikan produksi
produk tertentu yang sesungguhnya menguntungkan Jika perusahaan tidak
menginginkan masalah terjadi, seharusnya menggunakan metode direct costing,
karena laba pada direct costing tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi dan hanya
dipengaruhi oleh tingkat penjualan.

5. Dari perspektif manajerial, bagaimana Graham, Inc. menghasilkan laba? Sistem


biaya mana yang paling mencerminkan dasar ekonomi dari bisnis?
Menurut kelompok kami Graham lebih bagus menggunakan Direct Costing
karena:
- Jika mengelompokkan biaya ke dalam perilakunya lebih bisa digunakan untuk
tujuan pengendalian biaya, misalnya untuk Break Even Analysis dan Flexible
Budget.
- Direct costing memfokuskan perhatian pada product dan biaya-biaya yang
secara langsung dapat ditelusuri terhadap perubahan dalam aktivitas produksi.
- Laporan laba-rugi metode direct costing akan menghasilkan dua ukuran
penting dalam perencanaan jangka pendek yaitu laba kontribusi dan operating
leverage. Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen pada
saat penyusunan anggaran yang berkepentingan untuk menguji dampak setiap
alternative yang akan dipilih terhadap laba perusahaan.
- Biaya produksi per unit bulanan tidak mengandung biaya tetap. Hal ini akan
menghindarkan manajer dari kesalahan asumsi bahwa biaya produksi per unit
merupakan biaya variabel, padahal sebagian diantaranya mengandung biaya
tetap.

6. Apa yang Anda rekomendasikan?


Penggunaan metode yang akan digunakan tergantung dengan kebutuhan perusahaan. Untuk
kebutuhan pihak eksternal lebih baik perusahaan menggunakan metode absorption costing :
Karena kos produk sudah mencakup semua biaya. Juga bisa menunjukkan sebenarnya
perusahaan tersebut. Biaya variabel bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, sedangkan
biaya tetap biaya yang harus dipenuhi secara periodik, jika tidak dapat menutup biaya tetap,
maka akan dilikuidasi.
sedangkan untuk pihak internal lebih baik menggunakan metode direct costing :
karena dengan metode ini tidak perlu terus menerus membuat perhitungan kos setiap ada
penambahan volume produksi. Terlebih jika ada item produk baru. Di samping itu direct
costing juga merupakan metode paling ideal saat dipakai untuk menentukan harga termurah
yang bisa ditawarkan, dengan harapan dapat menjual lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai