Reaksi hidrolisis merupakan reaksi yang lambat dan untuk mempercepat reaksi dibutuhkan katalis. Maka dari itu terdapat dua proses hidrolisis polisakarida yaitu hidrolisis dengan asam dan hidrolisis dengan enzim. Proses hidrolisis menggunakan enzim dianggap mahal oleh sebab itu hidrolisis menggunakan asam menjadi pilihan. (Wicaksono, 2008)
Gambar 4.1 mekanisme hidrolisa pati dengan katalis asam
Ion H+ yang berasal dari HCl (katalisator asam) akan menyerang pati dahulu. Dengan masuknya ion H+ tersebut maka struktur pati menjadi tida stabil sehingga akan memudahkan pati bereaksi dengan air (H2O) dikarenakan perubahan mekanisme reaksi akibat katalisator maka akan berubah juga nilai energy aktivasinya. (Wicaksono, 2008)
4.3 mekanisme penentuan kadar pati dengan metode fehling
Uji kadar pati adalah uji yang berguna untuk menentukan kadar pati dengan menggunakan hidrolisis. Metode fehling adalah metode yang menggunakan fehling A yang merupakan larutan CuSO4 dan fehling B yang merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartat yang merupakan oksidator lemah yang positif ketika menghasilkan warna merah bata setelah dilakukan proses pemanasan. Ketika bereaksi dengan gugus aldehid atau gugus pereduksi. Hal ini menyebabkan dihasilkannya endapan merah bata karena berasal dari fehling A yang memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yng dalam suasana basa akan diendapkan berwarna merh bata. (Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Indonesia, 2018)