Anda di halaman 1dari 97

DEPARTEMEN PEMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

DIREKTORAT JENDERAL PERUMHAN DAN PERMUKIMAN


Jl. Pattimura No. 29 Keb-Baru, Jakarta, 121100, Telp 72797023, Faks. 7232373

Kepada Yth : Jakarta, 22 September 2004

1. Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri


2. Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan
3. Sekretaris Jenderal Sosial
4. Sekretaris Meneg BUMN
5. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Bapenas
6. Para Gubernur di seluruh Indonesia
7. Para Bupati di seluruh Indonesia
8. Para Walikota di seluruh Indonesia
9. Para Pejabat Eselon II di lingkungan Ditjen Perkim, Dep. Kimpraswil
10. Para Kepala Dinas yang berwenang di bidang permukiman di tingkat
provinsi : di seluruh Indonesia
11. Para kepala Dinas yang berwenang di bidang permukiman di tingkat
kabupaten.
12. Para Kepala Dinas yang berwenang di bidang permukiman di tingkat
kota di seluruh Indonesia.
13. Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi seluruh Indonesia
14. Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten seluruh Indonesia
15. Ketua Asosiasi Pemerintah kota seluruh Indonesia

Perihal : Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Rumah Susun


Sederhana Sewa Pola Unit Pelaksana Teknis (UPT)

SURAT EDARAN
Nomor : 03/SE/DM/04

TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN
SEDERHANA SEWA POLA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, yang berfungsi


dalam mendukung terselenggaranya pendidikan, keluarga, persamaan
budaya, peningkatan kualitas generasi yang akan dating dan berjati diri.
Untuk memenuhi kebutuhan pokok akan rumah tinggal yang sangat
meningkat, khususnya pada daerah-daerah perkotaan dan daerah-
daerah industri, Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
(Rusunawa) menjadi alternative dalam memenuhi kebutuhan tempat
tinggal.
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) salah satunya
dapat dilaksanakan dengan pola Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
didasarkan pada kemampuan atau besarnya penghasilan penghuni, bagi
masyarakat berpenghasilan rendah dengan pendapatan maximum sebesar
upah minimum kabupaten/kota (UMK) diarahkan oleh Pemerintah melalui
APBN/APBD yang tidak mengharapkan pengembalian investasi.

Pembangunan Rusunawa pola Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah


diharapkan dapat mengatasi beberapa permasalahan permukiman yang ada,
dan dapat memberikan peluang dalam peningkatan kualitas masyarakat
dalam penyediaan tempat hunian yang layak sesuai tata ruang daerah,
menanggulangi lingkungan permukiman perkotaan yang berkembang tidak
sehat (kumuh, dan menjembatani masyarakat untuk mendapatkan tempat
hunian yang layak dengan cara menyewa sesuai kondisi/kemampuan
mereka.

Pada tahun 2003 telah di uji coba pembangunan Rusunawa dengan pola
Unit Pelaksana Teknis (UPT) di 8 (delapan) kota di Indonesia meliputi Batam,
Tangerang, Cimahi, Surakarta, Yogyakrta, Surabaya, Gresik dan Makassar
yang dilakukan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
dengan menggunakan dana APBN, diatas tanah yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Pemerintah Porvinsi.

Sejalan dengan perkembangan pembangunan Rusunawa di daerah, rasakan


perlu adanya Pedoman Penyelenggaraan Rumah Susun Sederhana Sewa
(Rusunawa), dengan ini kami sampaikan Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Pola Unit Pelaksana Teknis
(UPT) yang terdiri dari 3 (tiga) Buku Pedoman.

- Buku I : Pedoman Tata Laksana Pembentukan Badan Pengelola


Rumah Susun Sederhana Sewa.
- Buku II : Pedoman Tata Laksana Pengelolaan Rumah Susun
Sederhana Sewa;
- Buku III : Pedoman Tata Laksana Penghunian Rumah Susun
Sederhana Sewa;

Pedoman tersebut diatas diharapkan dapat segera dipergunakan untuk


Pelaksanaan Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa Pola Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dalam rangka mendukung Gerakan Nasional
Pengembangan Sejuta Rumah (GN-PSR).

Untuk operasionalisasi Pedoman Pelaksanaan Rumah Susun Sederhana


Sewa (Rusunawa) Pola Unit Pelaksana Teknis (UPT), diharapkan Pemerintah
Provinsi, Kabupaten/Kota agar menindaklanjuti dengan Pedoman
Pelaksanaan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing melibatkan
unsure-unsur terkait.
Pedoman ini akan menjadi Keputusan Menteri yang sebelumnya akan
dilakukan uji public dahulu selama 1 (satu) tahun, untuk itu diharapkan
Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota serta pihak-pihak yang terkait
dengan mendorong implementasi Pedoman dimaksud untuk memberikan
umpan balik/masukan terhadap penyempurnaan pedoman tersebut.

Mohon perkenan Bapak/Ibu untuk mendorong implementasi pedoman


dimaksud, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

DIREKTUR JENDERAL
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Ir. SJARIFUDDIN AKIL


NIP : 110015764

Tembusan Yth, :
1. Menteri Dalam Negeri;
2. Menteri Dalam Negeri;
3. Menteri Keuangan ;
4. Menteri Sosial;
5. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara;
6. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bapenas
7. Direktur Jenderal Pembangunan Daerah, Dep. Dalam Negeri.
BUKU 1

BADAN PENGELOLA

RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA


KATA PENGANTAR

Sebagai upaya mengatasi permasalahan kesenjangan dan kebutuhan


akan perumahan, Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Nasional
Pengembangan Sejuta Rumah oleh Presider Republik Indonesia pada
Hari Habitat bulan Oktober 2003. Berbagai program telah ditetapkan untuk
mendukung Gerakan tersebut antara lain berupa program
Pengembangan Perumahan dan Permukiman serta Program
Peningkatan Kualitas Permukiman.

Dalam rangka peningkatan penyediaan perumahan khususnya pada


daerah-daerah perkotaan dan daerah-daerah industri, pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) menjadi alternative
pemecahan untuk memenuhi kebututan tempat tinggal di daerah tersebut.
Pembangunan Rusunawa dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) pola
didasarkan pada kemampuan atau besarnya penghasilan Penghuni.
Yakni Pola UPT (Unit Pelaksana Teknis), Pola PMN (Penyertaan Modal
Negara) dan Pola Kemitraan.

Bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan pendapatan maksimum


sebesar Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) diarahkan untuk
mendapatkan fasilitas Rusunawa dengan Pola UPT, investasi dilakukan
oleh Pemerintah melalui APBN/APBD yang tidak mengharapkan
pengembalian investasi. Tanah, bangunan dan fasilitas terbangun
merupakan asset Pemerintah yang di kelola oleh dinas terkait dengan
membentuk UPT (Unit Pelaksana Teknis).

Pembangunan Rusunawa di daerah diharapakn dapat mengatasi


beberapa permasalahan permukiman yang ada, dan dapat memberikan
peluang dalam peningkatan kualitas masyarakat antara lain :
- Penyediaan tempat hunian yang layak sesuai tata ruang daerah;
- Menanggulangi lingkungan permukiman perkotaan yang
berkembang tidak sehat (kumuh)
- Menjembatani masyarakat yang belum mempunai rumah untuk
mendapatkan tempat hunian yang layak huni dengan cara menyewa
sesuai kondisi/kemampuan mereka.

Uji coba Pembangunan Rusunawa dengan Pola UPT dimulai tahun 2003
pada beberapa Kota di Indonesia oleh Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah dengan menggunakan dana Kabupaten/Kota atau
Pemerintah Provinsi.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan Rusunawa di daerah, perlu
disiapkan Pedoman Penyelenggaraan Rusunawa.

Pedoman penyelenggaraan Rusunawa ini terdiri atas :


Buku 1 : Pedoman Umum Badan Pengelola Rumah Susun Sederhana
Sewa.
Buku 2 : Pedoman Umum Tata Laksana Pengelolaan Rumah Susun
Sederhana Sewa.
Buku 3 : Pedoman Umum Tata Laksana Penghunian Rumah Susun
Sederhana Sewa.

Disamping peraturan-peraturan Rumah Susun yang telah ada, Pedoman


Penyelenggaraan Rusunawa ini dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan pengelolaan Rusunawa di daerah, sehingga
penyelenggaraan Rusunawa tersebut diharapkan dapat lebih efektif.

Pedoman Penyelenggaraan Rusunawa ini disampaikan kepada


Pemerintah Daerah dalam rangka melengkapi uji coba pembangunan
Rusunawa oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
dengan Pola UPT, sekaligus sebagai bahan acuan bagi Pemerintah
Daerah dalam menyusun Peraturan Daerah (Perda).

Jakarta, Mei 2004

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Maksud dan Tujuan

BADAN PENGELOLA RUSUNAWA


1. : Ruang Lingkup
2. : Acuan Normatif
3. : Istilah dan Definisi
4. : ketentuan badan Pengelola Rusunawa
4.1. Dasar Hukum Pembentukan Badan Pengelola
4.2. Pemilik Rusunawa
4.3. Pengelola Rusunawa
4.4. Kriteria Personil pengelola Rusunawa
4.4.1 Persyaratan Minimum Badan Pengelola Rusunawa
4.4.2 Persyaratan yang diutamakan bagi Kepala Badan
Pengelola Rusunawa
4.5. Tugas Para Pelaku Rusunawa
4.5.1 Pemerintah Pusat
4.5.2 Pemerintah Kabupaten/Kota
4.5.3 Badan Pengawas
4.5.4 Badan Pengelola
4.5.5 Lembaga Konsultasi
4.5.6 Tim Pendamping
5 : Tata Laksana Serah Terima Aset dan Pembentukan Badan
Pengelola Rusunawa
5.1. Penetapan Status Aset Rusunawa
5.1.1 Penyerahan Proyek Selesai
5.1.2 Penetapan Status Proyek Selesai Sementara
5.1.3 Penetapan Status Tetap Aset Proyek Selesai
5.2. Pembentukan Badan Pengelola Rusunawa
5.2.1 Pembentukan Badan Pengelola sebelum penetapan
Status Proyek Selesai Sementara
5.2.2 Pembentukan Badan Pengelola setelah penetapan
Status Proyek Selesai Sementara
5.2.3 Tata Laksana Pembentukan Badan Pengelola
Rusunawa status tetap
Lampiran

Daftar Pustaka
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumah atau “Papan”, merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.


Disamping itu juga berfungsi untuk mendukung terselenggaranya
pendidikan keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas
generasi yang akand atang dan berjati diri. Visi penyelenggaraan
perumahan dan permukiman diarahkan untuk mengusahakan dan
mendorong terwujudnya kondisi setiap orang atau keluarga di Indonesia
mampu bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang
layak dan terjangkau di dalam lingkungan permukiman yang sehat, aman,
harmonis dan berkelanjutan guna mendukung terwujudnya masyarakat
dan lingkungan yang berjati diri, mandiri dan produktif.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia


telah menetapkan kebijakan nasional dalam penyelenggaraan
perumahan dan permukiman yang dirumuskan sebagai berikut :

• Melembagakan Tata Laksana Penyelenggaraan perumahan dan


permukiman dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama.
• Mewujudkan pemenuhan kebutuhan perumahan (papan) bagi
seluruh lapisan masyarakat, sebagai salah satu kebutuhan dasar
manusia.
• Mewujudkan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan
berkelanjutan guna mendukung pengembangan jati diri, kemandirian
dan produktifitas masyarakat.

Khusus untuk membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah


dengan mendapatkan maksimum sama dengan Upah Minimum
Kabupaten/Kota (UM) dan tinggal di lingkungan padat perkotaan,
Pemerintah telah melakukan uji coba pembangunan Rumah Susun
Sederhana Sewa (Rusunawa) yang tidak pulih modal dengan dana APBN.
Untuk penyelenggaraan Rusunawa di Daerah diperlukan Badan
Pengelola Rusunawa. Badan ini merupakan suatu badan yang ditetapkan
oleh Pemerintah berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku,
untuk melaksanakan tugas pengelolaan Rusunawa sesuai dengan Tata
Laksana yang ditentukan.

Penetapan Badan Pengelola Rusunawa sangat terkait dengan pola


pembiayaan pembangunannya. Pola kelembagaan yang ada dapat
dibedakan antara lain Unit Pengelola Teknis (UPT), Badan usaha Milik
Daerah (BUMD) atau Badan Layanan Umum, Koperasi dan Yayasan.
Masing-masing pola tersebut memiliki nilai lebih dan kekurangan/
kelemahannya. Mengingat sumber pembiayaan dalam uji coba
pembangunan Rusunawa menggunakan dana APBN, maka pola
kelembagaan yang digunakan adalah pola Unit Pengelola Teknis (UPT).

Berdasarkan ketentuan yang ada, pembentukan badan pengelola harus


memenuhi syarat akuntabilitas, sehingga tindakan dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya dapat dipertanggung jawabkan.

Maksud dan Tujuan

Pedoman Umum Badan Pengelola Rusunawa dimaksudkan agar


lembaga/badan yang dibentuk dapat melaksanakan tugas dan fungsi
pengelolaan Rusunawa.

Tujuan dari Pedoman Teknis Badan Pengelola Rusunawa adalah agar


Badan Pengelola Rusunawa dapat melaksanakan pengelolaan dan
mengatur penghunian secara konsisten, sehingga pemeliharaan asset
Rusunawa dan proses penghunian dapat terlaksana dengan baik
berkelanjutan.
BADAN PENGELOLA RUSUNAWA

1. Ruang Lingkup

Pedoman Teknis Pembentukan badan Pengelola Rusunawa dapat


digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam melakukan
pembinaan dibidang kelembagaan Rusunawa, meliputi :

a. Acuan Normatif
b. Ketentuan Badan Pengelola Rusunawa
c. Tata Laksana Pembentukan Badan Pengelola

2. Acuan Normatif

- Undang-undang Nomor. 16 tahun 1985 tentang Rumahan Susun


- Undang-undang Nomor. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman
- Undang-undang Nomor. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3687).
- Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Kolusi dan
Nepotisme;
- Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan Undang-
undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
- Undang-undang Nomor. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
- Undang-undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional Tahun 2000 – 2004.
- Undang-undang Nomor. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
- Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
- Peraturan Pemerintah Nomor. 4 tahun 1988 tentang Rumah Susun.
- Peraturan Pemerintah Nomor. 44 tahun 1994 tentang Penghunian
Rumah oleh Bukan Pemilik.
- Peraturan Pemerintah Nomor 80 tahun 1999 tentang Kawasan Siap
Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;
- Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah.
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195/M Tahun 2003
tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001
tentang Kedudukan Tugas, Fungsi Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Th. 1992 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rumah Susun.
- Peraturan Menteri PU Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan
Teknis Pembangunan Rumah Susun;
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31/KPTS/1986 tentang
Pedoman Penghapusan Barang/Peralatan di Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum.
- Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 01/KPTS/1994
tentang Perubahan Surat Keputusan Nomor 05/KPTS/93 tentang
pengadaan perumahan dan permukiman dengan dukungan fasilitas
kredit pemilikan kapling siap bangun, kredit pemilikan rumah sangat
sederhana, kredit pemilikan rumah sederhana dan kredit pemilikan
rumah susun sederhana.
- Keputusan Menteri Keuangan Nomor 470/KMK.01/1994 tentang Tata
Cara Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik Negara.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 128/KPTS/1995
tentang Petunjuk Pelakasanaan Penyerahan Proyek Selesai di
Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
- Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat selaku Ketua BKP4N
Nomor 06/KPTS/BKP4N/1995 tentang Pedoman Pembuatan Akta
Pendirian AD dan ART Perhimpunan Penghuni Rumah Susun;
- Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman No. 10/
KPTS/M/1999 tentang Kebijaksanaan dan Strategi Pembangunan
Rumah Susun
3. Istilah dan Definisi

3.1 Rumah Susun Sederhana Sewa, yang selanjutnyab disebut


Rusunawa adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun
dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun
vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimanfaatkan dengan Tata Laksana sewa dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama, yang
dibangun dengan menggunakan bahan bangunan dan konstruksi
sederhana akan tetapi masih memenuhi standard kebutuhan
minimal dari aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan,
dengan mempertimbangkan dan memanfaatkan potensi local
meliputi potensi fisik seperti bahan bangunan, geologis, dan iklim
setempat serta potensi social budaya seperti arsitektur local dan
cara hidup.

3.2 Satuan Rumah Susun Sederhana Sewa, yang selanjutnya disebut


Sarusunawa adalah satuan rumah susun sederhana sewa yang
tujuan peruntukkan utamanya digunakan secara terpisah sebagai
tempat hunian yang mempunyai sarana penghubung ke jalan
umum

3.3 Pengelolaan adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi


Rusunawa yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian
Rusunawa;

3.4 Badan Pengelola adalah Badan yang bertugas untuk mengelola


Rusunawa yang ditetapkan berdasarkan SK pimpinan Pemerintah
Daerah;

3.5 Penghuni adalah perseorangan yang bertempat tinggal dalam


Sarusunawa yang ditetapkan oleh badan pengelola dalam
perjanjian sewa yang disetujui bersama;

3.6 Pemilik Rusunawa Pola UPT dengan Dana APBN adalah


Negara yang dikuasakan kepada Departemen Keuangan
sebagai otorisator kekayaan Milik Negara dan selanjutnya
dapat dihibahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku.

3.7 Badan Pengawas adalah Badan yang bertugas sebagai pengawas


penyelenggaraan Rusunawa sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi dalam pengawasan pengelolaan aset milik Pemerintah/
Pemerintah Daerah.

3.8 Forum Komunikasi adalah wadah komunikasi antara Badan


Pengelola dengan Penghuni dalam memecahkan berbagai
persoalan yang terjadi selama proses penyelenggaraan
Rusunawa.

3.9 Lembaga Konsultasi adalah Lembaga di luar Badan Pengelola,


merupakan lembaga pemerintah di daerah dan/atau non
pemerintah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat
membantu Badan Pengelola dalam mengatasi persoalan-
persoalan penyelenggaraan Rusunawa.

3.10 Tim Pendamping adalah Lembaga di luar Badan Pengelola


merupakan lembaga pemerintah di daerah dan/atau non
pemerintah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat
membantu Penghuni dalam proses interaksi social ekonomi dan
budaya di lingkungan Rusunawa.

3.11 Harga Sewa adalah jumlah atau nilai dalam bentuk uang sebagai
pembayaran atas penghunian Rusunawa untuk jangka waktu
tertentu yang besarnya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

4. Ketentuan Badan Pengelola Rusunawa

4.1 Dasar Hukum Pembentukan Badan Pengelola

Pembentukan Badan Pengelola harus mengacu pada acuan normative


serta sesuai dengan :
1) Peraturan Daerah setempat
2) Keputusan walikota/Bupati (Mengacu pada Perda pada butir a di
atas) serta menetapkan instansi daerah sebagai Pembina teknis
dalam pengelolaan Rusunawa.
3) Keputusan Menteri Kimpraswil pada status proyek selesai sementara,
pada saat pembentukan UPT Pusat.

4.2 Pemilik Rusunawa

1) Selama belum dilaksanakan proses serah terima aset tetap kepada


Pemerintah Daerah, unsure pemilik bangunan Departemen
Keuangan sedangkan Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah (Pemerintah Pusat) bertindak selaku pengguna barang.
2) Setalah proses serah terima aset tetap dari Menteri Keuangan
kepada Pemerintah Daerah yang dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, maka pemilik Rusunawa adalah Pemerintah
Kabupaten/Kota.

4.3 Pengelola Rusunawa

1) Pengelola Rusunawa adalah Pengguna Barang Milik Negara dalam


hal ini adalah Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.
Setelah ada penyerahan aset tetap bangunan Rusunawa, dari
Departemen Keuangan selaku Pengatur Pengelolaan Barang ke
Pemerintah Daerah maka Pengguna Barang adalah Pemerintah
Daerah.
2) Sambil menunggu proses serah terima aset tetap Rusunawa,
Pemerintah Daerah dapat menunjuk Instansi/Dinas Daerah sebagai
pengelola Rusunawa
3) Selanjutnya Instansi/Dinas Daerah sebagai pengelola Rusunawa
dapat membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk menjalankan
tugas dan fungsi pengelolaan Rusunawa
4) Apabila dipandang perlu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) dapat bekerja
sama dengan mitra usaha dalam mengelola Rusunawa.

4.4 Kriteria Personil Pengelola Rusunawa

4.4.1 Persyaratan Minimum Badan Pengelola RUSUNAWA

1) Untuk Kepala Badan Pengelola yang bertugas sebagai


pengelola Keuangan Negara, disyaratkan seorang PNS
dengan pangkat/golongan minimal Penata Muda/III-a,
berpendidikan minimal SLTA.
2) Untuk Bendahara/Bagian Keuangan, disyaratkan seorang PNS
yang pernah menjabat Bendahara/pengalaman bidang
keuangan atau yang telah mempunyai brevet Bendaharawan
(telah lulus kursus bendaharawan)
3) Selain Kepala Badan Pengelola dan Bendahara dapat ditunjuk
personil non PNS.

4.4.2 Persyaratan yang diutamakan bagi Kepala Badan Pengelola


RUSUNAWA

a) Mempunyai kemampuan manajerial dasar (perencanaan dan


penganggaran, organisasi, melaksanakan rencana dan
mengendalikan pelaksanaan, mengevaluasi hasil)
b) Memiliki kemampuan mengelola konflik, berkomunikasi dan
negosiasi dengan stakeholder/instansi terkait Rusunawa yang
dikelola
c) Profesional, tegas, meyakinkan, enerjik serta sehat jasmani
dan rohani
d) Memiliki kemampuan kewirausahaan, kereatif dan kemampuan
bekerja secara konsisten dalam struktur yang ada.
e) Memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai berbagai
peraturan dan ketentuan tentang pengelolaan Rusunawa
f) Mempunyai daya/kemampuan analitik yang baik
g) Mempunyai pengetahuan tentang jenis pengeluaran seperti
untuk asuransi, pajak, security, overhead dan jenis pengeluaran
lainnya
h) Berpendidikan D3/Sarjana.

4.5 Tugas Para Pelaku Rusunawa

Para pelaku Rusunawa meliputi unsur Pemerintah Pusat,


Pemerintah Kabupaten/Kota, Badan Pengawas, Penghuni, Lembaga
Konsultasi, Badan Pengelola dan Tim Pendamping dengan tugas masing-
masing antara lain sebagai berikut :

4.5.1 Pemerintah Pusat

Pemerintah Pusat yang terkait dengan pengelolaan Rusunawa terdiri


dari : Menteri Keuangan, Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah,
Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP), Direktur Jenderal
Perumahan dan Permukiman, Pemimpin proyek dan Pemimpin Bagian
proyek dengan tugas sebagai berikut :

1) Menteri Keuangan mengatur pengelolaan Barang Milik Negara

2) Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah selaku pengguna


barang mengelola dan menatausahakan Barang Milik Negara di
Lingkungan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

3) Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman membantu Menteri


Permukiman dan Prasarana Wilayah mengelola dan
menatausahakan Barang Milik Negara di lingkungan Direktorat
Jenderal Perumahan dan Permukiman.

4) Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) melakukan audit


terhadap nilai proyek selesai yang akan diserahterimakan kepada
Pemerintah Daerah.

5) Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek bertanggung jawab baik


dari segi keuangan dan segi fisik atas pelaksanaan proyek/bagian
proyek sebagaimana ditetapkan dalam Daftar Isian Proyek (DIP)

4.5.2 Pemerintah Kabupaten/Kota

Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai tugas antara lain sebagai


berikut :
1) Mengembangkan pola kelembagaan dalam pembiayaan,
pengelolaan dan peraturan pendukung
2) Menyusun buku Juklak dan Juknis untuk Pedoman Pengelolaan
Rusunawa bersama Badan Konsultasi dan Badan Pengawas.
3) Melakukan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian
terhadap badan usaha dibidang Rusunawa
4) Memfasilitasi dalam bentuk subsidi biaya operasi dan pemeliharaan
untuk menyelenggarakan Rusunawa.
5) Menunjuk instansi daerah yang sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya untuk melakukan pengaturan, pembinaan, pengawasan
dan pengendalian terhadap Badan Pengelola Rusunawa antara lain
mencakup :
a) Penetapan standar pelayanan minimal bagi penghuni/
penyewa Rusunawa
b) Penetapan standar harga sewa per-unit menurut tipe, luas,
letak dan fasilitas sesuai dengan Peraturan Daerah

4.5.3 Badan Pengawas

Badan Pengawas Rusunawa mempunyai tugas antara lain sebagai


berikut :
1) Membantu Kepala Daerah dan pemilik aset dalam melakukan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
pengelolaan Rusunawa.
2) Melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan dan pengelolaan
bangunan gedung, serta bangunan pelayanan umum
3) Melakukan pemeriksaan dan memonitor pelaksanaan fisik
pengelolaan rusunawa yang dilaksanakan, baik secara swakelola
maupun kepada pihak ke tiga.
4) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Daerah, dan
Pemilik Aset.
5) Menyusun dan menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada
Kepala Daerah dan Pemilik Aset

4.5.4 Badan Pengelola

Badan Pengelola mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :


1) Menyusun perencanaan dan program pengelolaan meliputi teknis
operasi dan pemeliharaan, sebagai acuan dalam melaksanakan
tugas;
2) Menyusun rencana anggaran operasi dan pemeliharaan untuk
kegiatan pengelolaan tahunan dalam bentuk Daftar Isian Kegiatan
(DIK) Suplemen yang disampaikan kepada Pemerintah Daerah;
3) Melaksanakan kegiatan rutin perawatan dan perbaikan fisik gedung
serta sarana dan prasarana lingkungan.
4) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan, penyempurnaan,
penyediaan utilitas (listrik, gas, air bersih)
5) Melaksanakan kegiatan penyewaan, penanganan pelanggan,
pembinaan penghuni, keamanan dan ketertiban lingkungan.
6) Melakukan kerjasama kemitraan dengan pihak ke tiga untuk
melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan gedung dan
prasarana, apabila diperlukan;
7) Melaksanakan kegiatan administrasi penghunian dan pengelolaan,
8) Menerima uang sewa dan penerimaan lainnya, serta menyetorkan
ke Kas Umum Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9) Melaksanakan pemasaran dan promosi untuk tercapainya tingkat
hunian Rusunawa
10) Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia dalam lingkup
tugas dan tanggung jawabnya
11) Melaporkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemilik Aset dan
Badan Pengawas secara rutin mengenai posisi keuangan,
administrasi, dan permasalahan yang dihadapi serta upaya
penyelesaiannya.

4.5.5 Lembaga Konsultasi

Lembaga Konsultasi mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :


1) Membantu Badan Pengelola dalam melakukan koordinasi antar lintas
sektoral dalam pengemban tugas penyelenggaraan Rusunawa.
2) Memberikan saran dan pertimbangan yang berkaitan dengan
permasalahan dalam penyelenggaraan Rusunawa, atas permintaan
Badan Pengelola,

4.5.6 Tim Pendamping

Tim pendamping mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :


1) Mendampingi penghuni dalam proses kehidupan dan penghidupan
di Rusunawa serta bertindak selaku mediator antara Penghuni
dengan Badan Pengelola apabila diperlukan;
2) Melakukan pendampingan kepada penghuni termasuk memberikan
sarana dan pertimbangan kepada para penghuni dalam menjalankan
usahanya;
3) Membantu Penghuni dalam mengembangkan pola pembiayaan dan
pengelolaan usaha bersama agar diperoleh pola yang paling
menguntungkan dan efisien dalam pelaksanaannya.

5. Tata Laksana Penetapan Status Aset dan Pembentukan Badan


Pengelola Rusunawa

Tata laksana penetapan status aset bangunan dan sarana prasarana


pendukung, serta Pembentukan Badan Pengelola Rusunawa mengikuti
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 128/KPTS/1995 tentang
Petunjuk pelaksanan Proyek selesai di Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2002 tentang pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, serta Keputusan Menteri Keuangan Nomor 470/KMK.01/
1994 tentang Tata Cara Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik
Negara sebagai berikut :

5.1 Penetapan Status Aset Rusunawa

5.1.1 Penyerahan Proyek Selesai


Proses pelaksanaan penyerahan Proyek Selesai adalah sebagai
berikut :
1) Pemimpin Bagian Proyek membuat Laporan umum proyek selesai
(sesuai formulir PPS-1 pada lampiran 1)

2) Pemimpin Bagian Proyek membuat usulan penyerahan proyek


selesai kepada Pemimpin Proyek (sesuai formulir PPS-2 pada
lampiran 2),

3) Pemimpin Proyek menyampaikan usulan penyerahan proyek selesai


kepada atasan pemimpin proyek/Dirjen Perumahan dan
Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
(sesuai formulir PPS-5, lampiran 3),

4) Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman memberikan


persetujuan usulan penyerahan proyek selesai dari Pemimpin
Proyek.

5.1.2 Penetapan Status Proyek Selesai Sementara

Proses penatapan status Proyek Selesai sementara adalah sebagai


berikut :
1) Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman mengusulkan
penetapan proyek selesai kepada Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah (sesuai formulir PPS-6 pada lampiran 4)

2) Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah menetapkan status


proyek selesai sementara (sesuai formulir PPS – 7, pada lampiran
5), ditindak lanjuti dengan :
a) Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Sementara Proyek
Selesai dari Menteri Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah kepada Pemerintah Daerah sambil menunggu
proses penetapan status tetap oleh Menteri Keuangan (sesuai
formulir PPS – 8, pada lampiran 6)
b) Surat Perintah Alih Kepengurusan Barang dari Pengurus
Lama (Proyek) dengan Pengurus Baru (Rutin) (sesuai formulir
PPS – 9, pada lampiran 7)
c) Berita Acara Serah Terima Barang Inventaris dari Pengurus
Lama (Proyek) kepada Pengurus Baru (Rutin) sesuai formulir
PPS – 10, pada lampiran 8)
5.1.3 Penetapan Status Tetap Aset Proyek Selesai

Proses penetapan status proyek tetap aset proyek selesai adalah sebagai
berikut :
1) Permohonan audit terhadap aset proyek selesai dari Direktur
Jenderal Perumahan dan Permukiman kepada Badan Pemeriksa
Keuangan Pembangunan (BPKP).

2) Usulan status tetap aset proyek selesai dari menteri permukiman


dan prasarana wilayah kepada menteri keuangan.

3) Persetujuan/penetapan status tetap aset proyek selesai oleh


Menteri Keuangan.

4) Penerbitan surat Keputusan penghapusan dan penyerahan hibah


kekayaan proyek selesai oleh Menteri Permukiman dan Prasarana
wilayah berdasarkan penetapan status tetap dari Menteri
Keuangan.

5) Penyerahan aset Rusunawa dari Eselon I (Direktur Jenderal


Perumahan dan Permukiman) Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah kepada Bupati/Walikota.

5.2 Pembentukan Badan Pengelola Rusunawa

5.2.1 Pembentukan Badan Pengelola sebelum penetapan Status


proyek Selesai Sementara

Setelah pembangunan Rusunawa selesai dilaksanakan, dan belum ada


penetapan status proyek selesai sementara oleh Menteri Permukiman
dan Prasarana Wilayah pengelolaan aset Rusunawa dapat dilakukan
sebagai berikut :

1) Pemimpin Bagian Proyek atau Pemimpin Proyek yang prasarana


dan sarana penunjangnya bertanggung jawab pengelolaan atas
aset yang telah dibangun.

2) Pemimpin Bagian Proyek atau Pemimpin Proyek selaku


pengurus barang perlu membentuk Unit Pengelola Barang
dari unsur Bagian Proyek atau Proyek yang ada, bertugas
mengoperasikan dan memelihara aset sesuai dengan aturan
yang ditetapkan.

3) Pemimpin Bagian proyek dapat mengajukan usulan kepada


atasan proyek (Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman)
untuk menunjuk Kuasa Pengelola aset Rusunawa dari unsur
Pemerintah Daerah dalam rangka pengoperasian dan
pemeliharaan aset Rusunawa.

4) Pemimpin Bagian Proyek atau Pemimpin Proyek dapat menunjuk


Kuasa Pengelola Rusunawa dari unsur Pemerintah Daerah
disertai berita acara kuasa pengelolaan dalam rangka
pengoperasian dan pemeliharaan aset Rusunawa setelah
mendapatkan persetujuan dari atasan proyek.

5) Kuasa pengelola aset Rusunawa dari Unsur Pemerintah Daerah


adalah Dinas Teknis yang menangani perumahan dan
Permukiman, ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

6) Dinas Teknis Kabupaten/Kota dapat membentuk Unit Pelaksana


Teknis (UPT) untuk penyelenggaraan pengelolaan Rusunawa.

5.2.2 Pembentukan Badan Pengelola setelah Penetapan Status


Proyek Selesai Sementara

Setelah status proyek selesai sementara ditetapkan oleh menteri


permukikan dan prasarana wilayah, maka pengelolaan aset Rusunawa
dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Menteri, Permukiman dan Prasarana wilayah mengusulkan


kepada Menteri Keuangan untuk menetapkan pengelolaan
sementara berupa Unit Swadana/Penerimaan Negara Bukan
Pajak berbentuk Unit Pelaksana Teknis Pusat di Daerah.

2) Kuasa Pengelola aset Rusunawa dari unsur bagian Proyek/Proyek


yang telah melaksanakan penyelenggaraan pengelolaan
rusunawa, dapat diusulkan oleh Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah sebagai Unit Pengelola Teknis Pusat di
Daerah.
3) Menteri Keuangan Menetapkan Unit Pelaksana Teknis Pusat di
Daerah sebagai Unit Swadana/Penerimaan Negara Bukan Pajak
untuk pengelolaan sementara Rusunawa.

5.2.3 Tata Laksana Pembentukan Badan Pengelola Rusunawa


status tetap

1) Setelah Menteri Keuangan memberikan persetujuan / penetapan


status tetap aset proyek selesai dan ditindaklanjuti dengan
penerbitan Surat Keputusan penghapusan dan penyerahan hibah
kekayaan proyek selesai oleh Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah.
2) Bupati/Walikota dapat menentukan bentuk Badan Penagelola
sesuai dengan kebututahan daerah setempat yang ditetapkan oleh
Peraturan Daerah.
Lampiran -1

LAPORAN UMUM PR
PROOYEK SELESAI

I. PENDAHULUAN

1. Sejarah lahirnya Proyek


2. Ruang Lingkup Proyek

II. PENJELASAN

1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Desain
3. Tahap Konstruksi
4. E&P

III. PEMBIAYAAN

1. Yang bersumber dari APBN (Rupiah Murni/BLN)

IV. HASIL KEGIATAN PROYEK

V. PERHITUNGAN AKHIR PROYEK

VI. LAIN-LAIN YANG DIANGGAP PERLU

Supaya dilampiri hal-hal selengkap-lengkapnya disesuaikan


bidangnya antara lain untuk penyelesaiannya.

1. Manual Pemeliharaan & Operasional


2. Gambar Skematika Bangunan
3. Peta Lokasi Proyek Selesai
4. Bukti Hak Tanah
5. Kartu Investaris Barang
Bentuk Surat Usulan Penyerahan Proyek Selesai
Dari Pemimpin Bagian Proyek Kepada Pemimpin Proyek
(Formulir PPS – 2 )

Nomor : ......................
Lampiran : ......................

Kepada Yth.
Pemimpin Proyek
...........................
di........................

Perihal : Usulan Penyerahan Sebagian Proyek Selesai/Seluruh Proyek Selesai.

Sehubungan dengan telah selesainya sebagian/seluruh Bagian Proyek yang kami


laksanakan, serta sesuai dengan pasal 81 Keppres No. 16 Tahun 1994.

Bersama ini kami sampaikan dengan hormat usulan penyerahan sebagian/seluruh


Proyek Selesai tersebut dibawah ini :

1. Nama Proyek : ........................................


2. Nama Bagian Proyek : ........................................
3. Nama Pekerjaan : ........................................
4. Lokasi Pekerjaan : ........................................
5. DIP Nomor : ........................................
6. Sumber Biaya : ........................................
7. Realisasi Anggaran : ........................................
8. Nilai Asset : ........................................
9. Kelompok Barang : ........................................
10. Alasan Permohonan : ........................................
11. Kelengkapan : ........................................

Demikian atas persetujuan usulan penyerahan sebagian/seluruh bagian Proyek


Selesai kami ucapkan terima kasih.
.....................tgl..................
Mengetahui Pemimpin Bagian Proyek
Atasan Langsung

........................... ........................................

Tembusan :
1. Pejabat Eselon 1 bersangkutan (selaku atasan)
2. Pembina Teknis
3. Ka. Kanwil PU Setempat
4. Pertinggi
Bentuk Surat Usulan Penyerahan Proyek Selesai
Dari Pemimpin Proyek Kepada Atasan Pemimpin Proyek
(Formulir PPS – 5 )

Nomor : ......................
Lampiran : ......................

Kepada Yth.
Atasan Pemimpin Proyek (Pejabat Eselon I yang bersangkutan)

Perihal : Usulan Penyerahan Sebagai/Seluruh Proyek Selesai

Sehubungan dengan telah selesainya sebagian/seluruh Bagian Proyek Selesai


pada Bagian Proyek...................... dan memperhatikan usulan penyerahan
sebagian/seluruh*) Proyek Selesai oleh Pemimpin Bagian Proyek
..............No........tanggal .............dan Persetujuan Kepala Kantor Wilayah
Departemen Pekerjaan Umum No. .......tanggal ........serta sesuai dengan Pasal
81 Keppres No. 16 Tahun 1994, bersama ini kami sampaikan dengan hormat
usulan penyerahan sebagian/seluruh Proyek Selesai tersebut di bawah ini :

1. Nama Proyek : ........................................


2. Nama Bagian Proyek : ........................................
3. Nama Pekerjaan : ........................................
4. Lokasi Pekerjaan : ........................................
5. DIP Nomor : ........................................
6. Sumber Biaya : ........................................
7. Realisasi Anggaran : ........................................
8. Nilai Asset : ........................................
9. Kelompok Barang : ........................................
10. Alasan Permohonan : ........................................
11. Kelengkapan : ........................................

Demikian atas persetujuan usulan penyerahan sebagian/seluruh bagian Proyek


Selesai kami ucapkan terima kasih.
.....................tgl................
Mengetahui Pemimpin Proyek
Atasan Langsung

........................................
Tembusan :
1. Pembina Teknis
2. Ka. Kanwil PU Setempat
3. Pertinggi

*) Coret yang tidak perlu


Bentuk Surat Usulan Penetapan Status Sementara Dari
Eselon I Kepada Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
(Formulir PPS – 6 )

Nomor : ......................
Lampiran : ......................

Kepada Yth.
Bapak Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

Perihal : Usulan Penetapan Status Sementara Proyek Selesai

Sehubungan dengan telah selesainya sebagian/seluruh*) Proyek ........serta sesuai


usulan Pemimpin Proyek .........No. .....tanggal ......dan mempelajari hasil laporan
Panitia Penilai dengan hormat kami ajukan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengusulkan Proyek / Bagian Proyek .....................sebagai Proyek Selesai


dengan status sementara

2. Menunjuk satuan organisasi sebagai unit pengelola dengan kewajiban :


..............................................................................................
..............................................................................................

3. Kekayaan Proyek Selesai tetap dimiliki/dikuasai Departemen Permukiman


dan Prasarana Wilayah dan menunjuk status
organisasi.......................menjadi instansi Pengurus Barang.

4. (Lain-lain yang diperlukan)

Demikian usulan untuk mendapatkan status sementara, dan atas perhatiannya


kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, tanggal : ................


Pejabat Eselon I

......................................
NIP. ..............

Tembusan :
1. Pembina Teknis
2. Biro Perlengkapan
3. Biro Keuangan
4. Kepala Kantor Wilayah PU Setempat
5. AtasanLangsung
6. Calon Pengelola
7. Proyek
8. Arsip
Bentuk Surat Usulan Penetapan Status Sementara
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
(Formulir PPS – 7)

Nomor : ......................
Lampiran : ......................

Kepada Yth.
Saudara Pejabat Eselon I

Perihal : Penetapan Status Sementara Proyek Selesai

berdasarkan Keppress 16 Pasal 81 Tahun 1994 dan memperhatikan serta mempelajari


Surat Saudara No. .......tanggal ........., dengan ini menyatakan :
1. Proyek/Bagian Proyek...........................ditetapkan pengelola dengan kewajiban
untuk menyediakan biaya pemeliharaan dan biaya operasional serta
melaksanakan pengelolaannya.
2. Menujuk........................sebagai pengelola dengan kewajiban untuk menyediakan
biaya pemeliharaan dan biaya operasional serta melaksanakan pengelolaannya.
3. Kekayaan Proyek Selesai tetap dimiliki/dikuasai Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah dan sebagai instansi Pengurus Barang ditunjuk ..................
4. Untuk Tertib Administrasi Saudara Dirjen/Pejabat Eselon I agar mengatur :
1. Penyerahan pengelolaan Proyek Selesai tersebut butir dua yang dituangkan
dalam Berita Acara Serah Terima Pengelolaan (PPS – 8)
2. Penyerahan Kekayaan Proyek Selesai butir tiga yang dituangkan dalam Berita
Acara Serah Terima Alih Kepengurusan Barang (PPS – 9)
5. (Lain-lain yang dianggap perlu)

Demikian penetapan ini dibuat untuk dilaksanakan.

Jakarta, tanggal : ................


Sekretaris Jenderal a/n
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

...............................
NIP

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Menteri Keuangan 3/n Dirjen Anggaan
2. Pembina Teknis
3. Biro Perlengkapan
4. Biro Keuangan
5. Biro Perencanaan
6. Kepala Kantor Wilayah ................
7. Pemimpin Proyek / Bagian Proyek
8. Unit Pengelola yang bersangkutan
Bentuk Berita Acara Serah Terima Pengelolaan
Sebagian/Seluruh Proyek Selesai
(Formulir PPS – 8)

BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN

Berdasarkan Surat Penetapan Status Sementara Menteri Permukiman dan Prasarana


Wilayah No.........., tanggal........., pada hari ini tanggal.........tahun ......bertempat di
kantor................

Yang bertanda tangan di bawah ini :

............................... : .......................................Menteri
Permukaan dan Prasarana
Wilayah yang diangkat dengan
Surat Keputusan
....................................berkedudukan
di ..........................selanjutnya disebut
PIHAK KESATU.

............................... : ...............................yang diangkat dengan


Surat Keputusan
..................................berkedudukan
di ............................selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.

Setelah melakukan penelitian dan penilaian atas barang inventaris serta dokumen
pendukungnya terhadap bagian/seluruh Proyek Selesai pada bagian proyek-
proyek...............yang dibuat PIHAK KESATU, kedua belah pihak setuju dan sepakat
untuk mengadakan serah terima pengelolaan barang milik kekayaan pada proyek selesai
tersebut, sesuai Keppres 16 Tahun 1994 Pasal 81 dengan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1

PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menyatakan
menerima dari PIHAK KESATU atas pengelolaan barang inventaris dari sebagian/seluruh
Proyek Selesai pada Bagian Proyek/Proyek.........

Pasal 2

Penyerahan pengelolaan yang dimaksud dalam pasal i berupa kelompok barang sebagai
berikut :

1. Kelompok : .....................................

2. Kelompok : .....................................
3. Kelompok : .....................................

Pasal 3

Sebagai kelengkapan dari Berita Acara Serah Terima ini dilampirkan :

1. Daftar perincian barang inventaris golongan barang bergerak


(Form PPS-14)

2. Daftar perincian barang inventaris bidang jalan (Form PPS-16)

3. Daftar perincian barang inventaris bidang jalan (Form PPS-16)

4. Daftar Rekapitulasi Barang Inventaris (Form PPS-17)

5. Daftar Perincian Bahasa Sisa (Form PPS-18)

6. Daftar serta Dokumen Pendukung lainnya antara lain :

As Built Drawing, Bukti Tanah

Pasal 4

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyediakan biaya pemeliharaan dan biaya


operasional serta melaksanakan pengelolaannya. Dalam rangka pengalihan
pengelolaan proyek selesai dalam status sementara ini Departemen Pekerjaan
Umum membantu penyediaan dananya paling lama dalam waktu satu tahun.

Kepengurusan barang inventaris yang dikelola tersebut tetap berada di


lingkungan Departemen pekerjaan Umum pada unit kerja..................................

Berita Acara ini dibuat dalam rangkap.......................................................asli dan


tembusannya mempunyai kekuatan yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

(...........................) (...........................)
Pasal 3

Sebagai kelengkapan dari Berita Acara serah terima ini dilampirkan :

1. Daftar perincian barang inventaris golongan barang tidak bergerak


(Form PPS-14)

2. Daftar perincian barang inventaris golongan barang bergerak (Form


PPS-15)

3. Daftar perincian barang inventaris bidang jalan (Form PPS-16)

4. Daftar Rekapitulasi Barang Inventaris (Form PPS-18)

5. Daftar Perincian Bahan Sisa (Form PPS-18)

6. Daftar serta Dokumen Pendukung lainnya antara lain :


As Built Drawing, Bukti Tanah, KIB, Manual E & P, Manual Peralatan

Pasal 5

PIHAK KESATU berkewajiban untuk menyediakan biaya pemeliharaan


dan biaya operasional serta melaksanakan pengelolaannya. Dengan
dilaksanakannya serah terima pengelolaan sebagai mana dimaksud dalam
pasal-pasal tersebut diatas, maka tanggung jawab pengelola berakhir
kepada pihak KEDUA.

Kepengurusan barang inventaris yang dikelola tersebut tetap berada


dilingkungan Departemen pekerjaan Umum pada unit
kerja..................................

Berita Acara ini dibuat dalam rangkap.......................................................asli


dan tembusannya mempunyai kekuatan yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

(......................) (......................)
Bentuk Surat Perintah Alih Kepengurusan Barang
(Formulir PPS – 9)

SURAT PERINTAH.........................................1)
.........................................
.............................................1)

Menimbang :

a. Bahwa dengan selesainya dengan selesainya sebagian/seluruh proyek selesai


pada ......................., serta sesuai ketetapan status sementara Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah No...............tanggal...............(diisi alasan-
alasan Alih Kepengurusan Barang)

b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu dilakukan Alih kepengurusan
barang inventaris dari ............(instansi yang akan menyerahkan barang) kepada
................(instansi yang akan menerima barang);

c. Bahwa untuk maksud tersebut huruf a dan b diatas perlu ditetapkan dengan Surat
perintah.

Mengingat :

1. Keputusan Presiden No. 16 tahun 1994 (tentang.....................)

2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 128/KPTS/1995 (tentang proyek


selesai)

3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/KPTS/1986 tentang Pelaksanaan


Inventarisasi Barang Kekayaan/Milik Negara di lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum.

MEMERINTAHKAN :

KEPADA : 1.
.....................................................................................
Yang selanjutnya disebut TERSEBUT SATU;
(yang menyerahkan)

2.
.....................................................................................
Yang selanjutnya disebut TERSEBUT DUA;
(yang menyerahkan)

UNTUK : TERSEBUT SATU menyerahkan kepada TERSEBUT DUA dan


TERSEBUT DUA menerima dari TERSEBUT SATU barang-barang
sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Perintah ini, dengan
ketentuan :
a. Penyerahan tersebut merupakan serah terima kepengurusan
barang dan dalam pelaksanaan harus dibuatkan Berita Acara
Serah Terima Barang;

b. TERSEBUT dan TERSEBUT DUA melaporkan pelaksanaan


serah terima barang tersebut kepada........................

c. Sejak Berita Acara Serah Terima Barang inventaris tersebut


ditanda tangani, maka kepengurusan barang selanjutnya
dialihkan dari TERSEBUT SATU kepada TERSEBUT DUA;

d. TERSEBUT SATU mencoret catatan barang tersebut dari buku


Inventaris barang (BIB) dan selanjutnya melaporkan barang
tersebut dalam laporan Mutasi Barang Triwulan Kurang
(LMB-K);

e. TERSEBUT DUA mencatat barang tersebut dalam Buku


Inventaris Barang (BIB) dan selanjutnya melaporkan barang
Triwulan Tambah (LMB-T);

g. Surat Perintah ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan agar


dilaksanakan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung
jawab.

TURUNNYA : Surat Perintah ini disampaokan kepada Yth :

1. Bapak Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (sebagai Laporan)

2. Kepala Biro Perlengkapan Departemen Permukiman dan Prasarana


Wilayah.

3. .....................(pelaksana IKMN tingkat Penguasa Barang)

4. .....................(instansi lain yang dianggap perlu)

DITETAPKAN DI : ...........................
PADA TANGGAL : ...........................
.........................................................
.........................................................
NIP...............................

Keterangan :
*) diisi nama jabatan pemberi perintah
Bentuk Berita Acara Serah Terima Barang Inventaris
(Formulir PPS – 10)

BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG

Berdasarkan Surat Perintah ..............................(Pembina Barang/


Penguasa/Sub Penguasa Barang), No. ...............................
Tanggal ...................yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
Jabatan :
........................................
......................................
dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama
............................................
yang selanjutnya disebut
PIHAK KESATU

2. Nama : ...............................................
Jabatan :
.....................................
..................................
dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama
............................................
yang selanjutnya 65disebut
PIHAK KEDUA

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melakukan Serah


Terima Barang Inventaris dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1

PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA,


menerima dari PIHAK KESATU barang inventaris sebagaimana tercantum
dalam lampiran Berita Acara ini.

Pasal 2

Sejak Berita Acara ini ditandatangani maka tanggung jawab pengurusan


barang inventaris tersebut sebagai kekayaan Negara beralih dari PIHAK
KESATU kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 3
Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya dalam rangkap
………………………1) satu lembar/berkas dipegang oleh PIHAK KESATU dan
satu lembar/berkas dipegang oleh PIHAK KEDUA yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan selebihnya untuk tembusan.

…………………, …………200…..

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

(……………………...) (……………………...)

MENGETAHUI/MENYETUJUI
(atasan pejabat yang melakukan serah terima)

Tembusan disampaikan kepada Yth :

1. Bapak Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (sebagai laporan)

2. Kepala Biro Perlengkapan Permukiman dan Prasarana Wilayah

3. ……………………….(Pelaksana IKMN) tingkat Pengusaha Barang)

4. ……………………….(instansi lain yang dianggap perlu)

Keterangan :
1)
disesuaikan dengan kebutuhan
2)
bila dianggap perlu
BUKU 2

TATA LAKSANA PENGELOLAAN

RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA


KATA PENGANTAR

Sebagai upaya mengatasi permasalahan kesenjangan dan kebutuhan


akan perumahan, Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Nasional
Pengembangan Sejuta Rumah oleh Presiden Republik Indonesia pada
Hari Habitat bulan Oktober 2003. berbagai program telah ditetapkan untuk
mendukung Gerakan tersebut antara lain berupa program
Pengembangan Perumahan dan Permukiman serta Program
Peningkatan Kualitas Permukiman.

Dalam rangka peningkatan penyediaan perumahan khususnya pada


daerah-daerah perkotaan dan daerah-daerah industri, pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) menjadi alternatif
pemecahan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal di daerah
tersebut. Pembangunan Rusunawa dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
pola didasarkan pada kemampuan atau besarnya penghasilan Penghuni.
Yakni Pola UPT (Unit Pelaksana Teknis), pola PMN (Pernyataan Modal
Negara) dan Pola Kemitraan.

Bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan pendapatan maksimum


sebesar Upah Minimum Kabupaten/Kota UPT, investasi dilakukan oleh
Pemerintah melalui APBN/APBD yang tidak mengharapkan
pengembalian investasi. Tanah, bangunan dan fasilitas terbangun
merupakan aset Pemerintah yang di kelola oleh dinas terkait dengan
membentuk UPT (Unit Pelaksana Tugas).

Pembangunan Rusunawa di daerah diharapkan dapat mengatasi


beberapa permasalahan permukiman yang ada, dan dapat memberikan
peluang dalam peningkatan kualitas masyarakat antara lain :

- Penyediaan tempat hunian yang layak sesuai tata ruang daerah;


- Menanggulangi lingkungan permukiman perkotaan yang
berkembangn tidak sehat (kumuh)
- Menjembatani masyarakat yang belum mempunyai rumah untuk
mendapatkan tempat hunian yang layak huni dengan cara menyewa
sesuai kondisi/kemampuan mereka.

Uji coba Pembangunan Rusunawa dengan Pola UPT dimulai


tahun 2003 pada beberapa Kota di Indonesia oleh Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah dengan menggunakan dana APBN,
diatas tanah yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
atau Pemerintah Provinsi.
Sejaraln dengan perkembangan pembangunan Rusunawa di daerah,
perlu disiapkan Pedoman Penyelenggaraan Rusunawa.

Pedoman Penyelenggaraan Rusunawa ini terdiri atas :


Buku 1 : Pedoman Umum Badan Pengelola Rumah Susun Sederhana
Sewa;
Buku 2 : Pedoman Umum Tata Laksana Pengelolaan Rumah Susun
Sederhana Sewa;
Buku 3 : Pedoman Umum Tata Laksana Penghunian Rumah Susun
Sederhana Sewa.

Disamping peraturan-peraturan Rumah Susun yang telah ada, Pedoman


Penyelenggaraan Rusunawa ini dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan pengelolaan Rusunawa di daerah, sehingga
penyelenggaraan Rusunawa tersebut diharapkan dapat lebih efektif.

Pedoman. Penyelenggaraan Rusunawa ini disamping kepada Pemerintah


Daerah dalam rangka melengkapi uji coba pengembangan Rusunawa
oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah dengan Pola UPT,
sekaligus sebagai bagan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam
menyusun Peraturan Daerah (Perda)

Jakarta, Mei 2004

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

PENDAHULUAN iv
Latar Belakang iv
Maksu dan Tujuan v

TATA LAKSANA PENGELOLAAN RUSUNAWA


1. : Ruang Lingkup 1

2. : Acuan Normatif 1

3. : Istilah dan Definisi 2

4. : Ketentuan Pengelolaan Rusunawa 3


4.1. Pemasaran Rusunawa 3
4.2. Penetapan Penghuni Rusunawa 3
4.2.1 Kriteria Penghuni Rusunawa 3
4.2.2 Proses Seleksi Calon Penghuni 4
4.3. Pembayaran Sewa Rusunawa 4
4.3.1. Besarnya Harga Sewa 4
4.3.2. Sistem Pembayaran Sewa 4
4.3.3. Waktu Pembayaran 4
4.4. Hak dan Kewenangan Pengelola 4
4.4.1 Hak Pengelola 4
4.4.2 Kewenangan Pengelola 5
4.5. Kewajiban Pengelola 5
4.6. Sanksi Pengelola 5
4.7. Operasi dan Pemeliharaan Rusunawa 6
4.7.1 Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan 6
4.7.2 Biaya Operasi dan Pemeliharaan 6
4.8. Administrasi dan Keuangan 6
4.9. Konsultasi dan Komunikasi 6
4.10.Sistem Pengelolaan 7

5. : Tata Laksana Pengelolaan Rusunawa 7


5.1. Pemasaran 7
5.2. Penetapan Penghuni Rusunawa 7
5.2.1 Pendaftaran Calon Penghuni Rusunawa
5.2.2 Penetapan Penghuni

5.3. Operasi dan Pemeliharaan


5.3.1 Penyusunan Program
5.3.2 Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan

5.3.3 Pelaporan Operasi dan Pemeliharaan


5.4. Administrasi dan Keuangan
5.4.1 Administrasi penghunian Rusunawa
5.4.2 Administrasi keuangan Rusunawa
5.4.3 Penetapan Harga Sewa
5.4.4 Pelaporan Administrasi dan Keuangan
5.5. Konsultasi dan Komunikasi
5.5.1 Konsultasi
5.5.2 Komunikasi

Lampiran

Daftar Pustaka
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumah atau “Papan”, merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.


Disamping itu juga berfungsi untuk mendukung terselenggaranya
pendidikan keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas
generasi yang akan dating dan permukiman diarahkan untuk
mengusahakan dan mendorong terwujudnya kondisi setiap orang atau
keluarga di Indonesia mampu bertanggung jawab dalam memenuhi
kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau di dalam lingkungan
permukiman yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan guna
mendukung terwujudnya masyarakat dan lingkungan yang berjati diri,
mandiri dan produktif.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia,


telah menetapkan kebijakan nasional dalam penyelenggaraan
perumahan dan permukiman yang dirumuskan sebagai berikut :

• Melembagakan system penyelenggaraan perumahan dan


permukiman dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku
utama.

• Mewujudkan pemenuhan kebutuhan perumahan (papan) bagi


seluruh lapisan masyarakat, sebagai salah satu kebutuhan dasar
manusia.

• Mewujudkan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan


berkelanjutan guna mendukung pengembangan jati diri,
kemandirian dan produktifitas masyarakat.

Pedoman Tata Laksana Pengelolaan Rusunawa ini disusun berdasarkan


ketentuan-ketentuan dan pengalaman-pengalaman yang terkait dengan
tugas dan fungsi pengelolaan, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai
ketentuan pelaksanaan tugas oleh organisasi atau Badan Pengelola
Rusunawa.
Beberapa aspek yang melandasi Tata Laksana Pengelolaan Rusunawa
antara lain :
• Aspek penghunian yang meliputi penentuan kelompok sasaran
dan penetapan penghunian, administrasi dan keuangan, serta hal-
hal lain yang terkait dengan penghunian agar tercipta tata laksana
penghunian yang diharapkan.
• Aspek keamanan dan kenyamanan bagi penghuni yang meliputi
hal-hal yang terkait dengan perlindungan dan pelayanan bagi
penghuni sehingga Rusunawa tersebut tetap layak huni
• Aspek fisik bangunan yang meliputi pemeliharaan dan perbaikan
bangunan.

Pedoman Umum Tata Laksana Pengelolaan Rusunawa ini disusun untuk


melengkapi pelaksanaan uji coba pembangunan Rusunawa dengan pola
UPT dari Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

Maksud dan Tujuan

Pedoman Umum Tata Laksana Pengelolaan Rusunawa dimaksudkan


untuk memberikan pedoman kepad Badan Pengelola agar dapat
memenuhi tugas dan fungsinya dalam melaksanakan pengelolaan
Rusunawa.

Tujuan dari Pedoman Umum Tata Laksana Pengelolaan Rusunawa


adalah agar penyelenggaraan Rusunawa berjalan secara konsisten dan
betul-betul dapat terlaksana tepat kepada kelompok sasaran,
pemeliharaan asset Rusunawa dapat terlaksana dengan baik, sehingga
penyelenggaraan Rusunawa menjadi berkelanjutan.
TATA LAKSANA PENGELOLAAN RUSUNAWA

1. Ruang Lingkup

Pedoman Umum Tata Laksana Pengelolaan Rusunawa, dapat


digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam melakukan pembinaan dibidang Pengelolaan Rusunawa meliputi
:

a. Acuan Normatif
b. Ketentuan pengelolaan Rusunawa
c. Ketentuan Tata Laksana Pengelolaan Rusunawa

2. Acuan Normatif

- Undang-undang Nomor. 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun


- Undang-undang Nomor. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman.
- Undang-undang Nomor. 20 Tahun 1997 tentang penerimaan
Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3687)
- Undang-undang nomor. 22 tahun 1999 tentang Pemeliharaan
Daerah.
- Undang-undang Nomor 34 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
- Undang-undang Nomor 3 tahun 2000 tentang Perubahan Undang-
undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
- Undang-undang Nomor. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
- Undang-undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004
- Undang-undang Nomor. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
- Undang-undang Nomor. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
- Peraturan Pemerintah Nomor. 4 tahun 1988 tentang Rumah Susun
- Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1994 tentang Penghunian
Rumah oleh Bukan Pemilik.
- Peraturan Pemerintah Nomor 80 tahun 1999 tentang Kawasan Siap
Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;
- Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah.
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195/M Tahun 2003
tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah.
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatn dan Belanja Negara.
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001
tentang Kedudukan Tugas, Fungsi Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen.
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Th. 1992 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rumah Susun.
- Peraturan Menteri PU Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan
Teknis Pembangunan Rumah Susun;
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31/KPTS/1986 tentang
Pedoman Penghapusan Barang/Peralatan di Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum.
- Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 01/KPTS/1994
tentang Perubahan Surat Keputusan Nomor 05/KPTS/93 tentang
pengadaan perumahan dan permukiman kredit pemilikan rumah
sangat sederhana, kredit pemilikan rumah sederhana dan kredit
pemilikan rumah susun sederhana.
- Keputusan Menteri Keuangan Nomor 470/KMK.01/1994 tentang Tata
Cara Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik Negara.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 128/KPTS/1995
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyerahan Proyek Selesai di
Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
- Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat selaku Ketua BKP4N
Nomor 06/KPTS/BKP4N/1995 tentang Pedoman Pembuatan Akta
Pendirian AD dan ART Perhimpunan Penghuni Rumah Susun;
- Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman No. 10/
KPTS/1999 tentang kebijaksanaan dan Strategi Pembangunan
Rumah Susun.
3. Istilah dan Definisi

31. Rumah Susun Sederhana Sewa, yang selanjutnya disebut


Rusunawa adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun
dalam suatu lingkungan, yang terbagi dlam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun
vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimanfaatkan dengan satuan yang masing-masing dapat
dimanfaatkan dengan Tata Laksana sewa dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama, yang
dibangun dengan menggunakan bahan bangunan dan konstruksi
sederhana akan tetapi masing memenuhi standard kebutuhan
minimal dari aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamaan, dengan
mempertimbangkan dan memanfaatkan potensi local meliputi
potensi fisik seperti bahan bangunan, geologis, dan iklim setempat
serta potensi social budaya seperti asritektur lokal dan cara hidup.

3.2 Satuan Rumah Susun Sederhana Sewa, yang selanjutnya disebut


Sarusunawa adalah satuan rumah susun sederhana sewa yang
tujuan peruntukkan utamanya digunakan secara terpisah sebagai
tempat hunian, yang mempunyai sarana penghubung ke jalan
umum.

3.3 Pengelolaan adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi


Rusunawa yang meliputi kebijakan penataan pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian
Rusunawa;

3.4 Badan Pengelola adalah Badan yang bertugas untuk mengelola


Rusunawa yang ditetapkan berdasarkan SK pimpinan Pemerintah
Daerah;

3.5 Penghuni adalah perseorangan yang bertempat tinggal dalam


Sarusunawa yang ditetapkan oleh Badan pengelola dalam
perjanjian sewa yang disetujui bersama;

3.6 Pemilik Rusunawa Pola UPT dengan Dana APBN adalah Negara
yang dikuasakan kepad Departemen Keuangan sebagai otorisator
kekayaan Milik Negara dan selanjutnya dapat dihibahkan kepada
Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan perundangan yang
berlaku.
3.7 Badan Pengawas adalah Badan yang bertugas sebagai pengawas
penyelenggaraan Rusunawa sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi dalam pengawasan pengelolaan asset milik Pemerintah/
Pemerintah Daerah.

3.8 Forum Komunikasi adalah wadah komunikasi antara Badan


Pengelola dengan Penghuni dalam memecahkan berbagai
persoalan yang terjadi selama proses penyelenggaraan
Rusunawa.

3.9 Lembaga Konsultasi adalah Lembaga di luar Badan Pengelola,


merupakan lembaga pemerintah di daerah dan/atau non
pemerintah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat
membantu Badan Pengelola dalam mengatasi persoalan-
persoalan penyelenggaaan Rusunawa.

3.10 Tim Pendamping adalah Lembaga di luar Badan Pengelola,


merupakan lembaga pemerintah di daerah dan/atau non
pemerintah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat
membantu Penghuni dalam proses interaksi social ekonomi dan
budaya di lingkungan Rusunawa.

3.11 Harga Sewa adalah jumlah atau nilai dalam bentuk uang sebagai
pembayaran atas penghunian Rusunawa untuk jangka waktu
tertentu.

4. Ketentuan Pengelolaan Rusunawa

Ketentuan Tata Laksana Pengelola Rusunawa dapat dilakukan dengan


cara :

4.1 Pemasaran Rusunawa

Pemasaran Rusunawa dilaksanakan dengan memperlihatkan ketentuan


sebagai berikut :

1) Penetapan target penghuni dan strategi pemasaran dilaksanakan


sesuai dengan misi pembangunan Rusunawa.

2) Penentuan atarif sewa dan penghuni dilaksanakan sesuai kondisi


social ekonomi masyarakat dan daya tarik Rusunawa itu sendiri.
3) Penyesuaian dan peningkatan kapasitas pengelolaan Rusunawa
disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan pasar.

4) Penetapan strategi promosi dan criteria seleksi calon penghuni.

4.2 Penetapan Penghuni Rusunawa

4.2.1. Kriteria Penghuni Rusunawa

Ditetapkan dan dipilih melalui Tata Laksana dan prosedur yang layak
dan adil sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

4.2.2. Proses Seleksi Calon Penghuni

Pendaftaran dan penetapan penghuni ditetapkan berdasarkan kondisi &


situasi spesifik yang berkembang / terjadi disuatu lokasi dengan ketentuan
sebagai berikut :

1) Pendaftaran dilakukan di Kantor Badan Pengelola Rusunawa


setempat.
2) Penetapan penghuni disesuaikan dengan ketentuan
peruntukkan Rusunawa.

4.3 Pembayaran Sewa Rusunawa

4.3.1 Besarnya Harga Sewa

1) Harga Sewa Rusunawa hanya untuk biaya hunian


Rusunawa, tidak termasuk biaya pemakaian listrik, air, gas,
dan biaya-biaya lainnya.
2) Besarnya harga sewa Rusunawa diperhitungkan untuk
menutup biaya Operasi dan Pemeliharaan Rusunawa.

3) Besarnya harga sewa tidak boleh melebihi sepertiga dari


pendapatan penghuni.

4.3.2 Sistem Pembayaran Sewa

Pembayaran sewa menggunakan system terpisah antara hunian


Rusunawa dan sarana pendukung hunian, mengingat penggunaan air
listrik masing-masing penghuni akan berbeda.
4.3.3 Waktu Pembayaran

Batas akhir pembayran ditetapkan secara tegas sesuai dengan jadwal


pembayaran lain yang terkait.

4.4 Hak dan Kewenangan Pengelola

4.4.1 Hak Pengelola

Pengelola berhak untuk menerapkan hal-hal yang dipandang perlu sesuai


dengan peraturan pengelolaan Rusunawa untuk masing-masing daerah
antara lain :

1) Menarik uang sewa, rekening air, listrik dan lainnya dari penghuni

2) Mengenakan sanksi atas pelanggaran penghunian oleh penghuni

3) Melaksanakan penertiban penghunian

4) Melaksanakan pemutusan aliran listrik dan air bersih apabila


penghuni menunggak kewajiban uang sewa pemakaian listrik atau
air bersih.

5) Melaksanakan sangsi denda atas keterlambatan pembayaran


yang menjadi kewajiban penghuni sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan.

6) Melaksanakan tidakan persuasi/peneliti kepada penghuni atas


pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

4.4.2 Kewenangan Pengelola

Pengelola mempunyai kewenangan yang cukup dalam pengelolaan


Rusunawa agar dapat berjalan secara baik sesuai peraturan yang
berlaku, meliputi :

1) Melakukan seleksi, kontrak kerja, dan pengawasan dengan mitra


kerja.

2) Menyusun rencana operasi dan pemeliharaan secara terpadu

3) Inspeksi regular dan insidentil

4) Menetapkan calon penghuni dan pemutusan kontrak penghunian


4.5 Kewajiban Pengelola

Pengelola berkewajiban untuk :


1) Menyediakan fasilitas Rusunawa antara lain : listrik, air bersih dan
pengelolaan sampah.

2) Melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan secara teratur


terhadap seluruh elemen dan komponen satuan rusunawa.

3) Menjaga keamanan lingkungan, menempatkan tenaga Satpam di


komplek Rusunawa, dan menjalin kerjasama dengan aparat
keamanan.

4) Mewujudkan lingkungan yang bersih dan teratur serta lestari


disampaikan oleh penghuni

5) Menanggapi permintaan/keluhan atas laporan yang disampaikan


oleh penghuni.

6) Menyetorlam biaya utilities dari penghuni kepada instansi yang terkait


antara lain PLN, PDM, PD Kebersihan.

7) Memberikan penjelasan pelatihan dan bimbingan tentang


pencegahan, pengamanan, penyelamatan terhadap bahaya
kebakaran dan keadaan darurat lainnya kepada penghuni.

8) Memberikan layanan ibadah untuk mayoritas penghuni

9) Memberikan tempat layanan duka cita apabila ada yang meninggal


dunia.

10) Menyediakan 1 unit hunian untuk hunian darurat apabila terjadi


sesuatu pada unit yang ditempati penghuni.

11) Mengembalikan uang jaminan dari penghuni, apabila terjadi putus


kontrak sewa penghunian antara Badan Pengelola dan Penghuni
sesuai peraturan yang ditetapkan.

4.6 Sanksi Pengelola

Sanksi dikenakan pada pengelola apabila kinerja tidak sesuai dengan


perencanaan, meliputi :

1) Perencanaan operasional (penerapan Tata Laksana dan prosedur


serta kewajiban),
2) Perencanaan teknis (kelayakan hasil pemeliharaan gedung, sarana
dan prasarana pendukungnya).

Apabila pengelolaan dilakukan oleh Aparat Pemerintah Daerah, maka


sanksi dikenakan sesuai dengan peraturan dan per-undangan yang
berlaku.

4.7 Operasi dan Pemeliharaan Rusunawa

4.7.1 Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan

Kegiatan operasi dan pemeliharaan Rusunawa dilaksanakan secara


efektif dan efisien agar Rusunawa beserta perlengkapannya dapat
dimanfaatkan dengan layak, sesuai dengan target umur teknis
penggunaan bangunan serta keamanan dan kenyamanan penghuni
dapat terpelihara. Kegiatan operasi dan pemeliharaan harus dilaporkan
secara berkala oleh Badan Pengelola kepad Pemilik Aset Rusunawa
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

4.7.2 Biaya Operasi dan Pemeliharaan

Ketentuan biaya operasi dan pemeliharaan Rusunawa adalah sebagai


berikut :
1) Sebelum penetapan status proyek selesai dan pengelolaan
sementara, Proyek/Kuasa Pelaksana Pengelolaan di Daerah
dapat menggunakan hasil sewa untuk biaya Operasi dan
Pemeliharaan. Apabila biaya operasi dan pemeliharaan sudah
disediakan melalui DIP tahun berjalan, maka hasil sewa harus
disetor ke Kas Negara.

2) Pada status pengelolaan sementara, Badan Pengelola merupakan


Unit Pelaksana Teknis/Unit Swadana PNBP Pusat yang ada di
Daerah, maka biaya operasi dan pemeliharaan melalui
mekanisme Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIK-S), dimana
pendapatan sewa harus disetor ke Kas Negara dan sebagai Unit
PNBP dapat memperoleh ke Kas Negara dan sebagai Uunit PNBP
dapat memperoleh biaya operasi dan pemeliharaan sesuai
anggaran yang disetujui melalui Bendahara Pengeluaran.

3) Pada status pengelolaan tetap, Badan Pengelola sudah


ditentukan oleh Pemerintah Daerah melalui suatu Peraturan
Daerah. Uang hasil sewa akan disetor ke Kas Daerah dan
Unit Pelaksana Teknis akan mendapat biaya operasi dan
pemeliharaan Rusunawa melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah UPT sebagai bagian Dinas Daerah akan
mendapat Anggaran Pendapatan dan Belanja UPT setiap tahun.

4.8 Administrasi dan Keuangan

Penata usahaan dan pertanggung jawaban keuangan mengikuti Undang-


undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
sedangkan piñata usahaan administrasi lainnya mengikuti peraturan
daerah setempat.

4.9 Konsultasi dan Komunikasi

Konsultasi dan komunikasi dilakukan dengan prinsip kesetaraan antara


Badan Pengelola dengan Penghuni melalui Forum Komunikasi.

4.10 Sistem Pengelolaan

Sistem pengelolaan Rusunawa dapat dilakukan secara swakelola dan


atau kontrak. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat dilakukan secara
swakelola dapat diselenggarakan secara kontrak dengan mengacu pada
peraturan perundangan mengenai pengadaan barang dan jasa
Pemerintah

5. Tata Laksana Pengelolaan Rusunawa

5.1 Pemasaran

Hal-hal yang perlu dilakukan oleh Badan Pengelola dalam kegiatan


pemasaran, antara lain :
1) Menetapkan strategi serta melakukan berbagai kegiatan promosi
secara teratur dan sistematis meliputi :
a) Kerjasama dengan Pengusaha/Koperasi
b) Koordinasi dengan Instansi terkait
c) Sosialisasi ke kelompok sasaran

2) Menyusun Program Promosi yang meliputi :


a) Menyusun Program Kegiatan
b) Menyusun jadwal kegiatan
c) Menyusun materi/bahan
d) Menyusun anggaran biaya
e) Menunjuk Pelaksana
5.2 Penetapan Penghuni Rusunawa

5.2.1 Pendaftaran Calon Penghuni Rusunawa

Badan Pengelola menyelenggarakan pendaftaran dengan proses sebagai


berikut :
1) Menyampaikan persyaratan pendaftaran kepada calon penghuni
Rusunawa.

2) Mengumumkan rencana penghunian kepada kelompok sasaran

3) Menentukan lokasi dan waktu pendaftaran

4) Menyiapkan materi/bahan yang diperlukan

5) Menyiapkan petugas pendaftaran

6) Menyiapkan formulir daftar calon penghuni seperti pada


Lampiran -1

5.2.2 Penetapan Penghuni

Penetapan penghuni dilakukan melalui prosedur


1) Menyeleksi daftar calon penghuni yang telah mendaftar

2) Menetapkan penghuni sesuai dengan daftar pada Lampiran -2

3) Mengumumkan penetapan penghuni

4) Mendaftar penghuni dengan syarat membayar uang sewa sesuai


dengan Lampiran -3

5) Membayar uang jaminan sebesar 3 (tiga) bulan uang sewa

6) Menandatangani perjanjian sewa dan pernyataan penghunian

7) Menyampaikan surat pengantar penghunian Rusunawa kepada


ketua lingkungan sesuai Lampiran – 4

8) Memberikan Berita Acara Pembatalan penghunian kepada calon


penghuni yang tidak memenuhi syarat sesuai Lampiran -5

5.3 Penetapan Penghuni Rusunawa


5.3.1 Penyusunan Program

Lingkup penyusuan program terdiri dari pemeliharaan, perbaikan


penyempurnaan dan inspeksi, dengan mempertimbangkan :
1) Sasaran yang harus dipenuhi
2) Ketentuan pelaksanaan,
3) Prosedur yang harus diikuti,
4) Standar yang telah ditetapkan,
5) Jadwal/waktu yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan,
6) Menetapkan/menunjuk konsultan apabila diperlukan.

5.3.2 Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan

Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan dilaksanakan sebagai berikut :


1) Menyusun daftar komponen gedung Rusunawa yang harus
dioperasikan dan dipelihara, seperti : Instalasi air bersih, air
buangan, listrik, gas, telephon, antenna televise, dan lain-lain.

2) Menyusun daftar periksa (check list) atas komponen gedung


Rusunawa sesuai table pada Lampiran -6

3) Membuat jadwal rencana operasi dan pemeliharaan sesuai table


pada Lampiran – 7

4) Melakukan pemeriksaan secara periodic dan melaporkan hasilnya


sesuai dengan table pada lampiran -8.

5) Melakukan sosialisasi kepada penghuni tentang rencana


pemeliharaan dan perbaikan.

6) Melakukan pemeliharaan dan perbaikan apabila ada kerusakan


dan melaporkan hasilnya sesuai table pada

5.3.3 Pelaporan Operasi dan Pemeliharaan

Pelaporan dilaksanakan oleh Badan Pengelola dengan uraian sebagai


berikut :
1) Membuat laporan operasi dan pemeliharaan disampaikan minimal
satu kali setiap bulannya dengan menyatakan
Lampiran -6 s/d Lampiran -9 dan sekurang-kurangnya berisi
tentang :
a) Rencana kegiatan dan biaya
b) Hasil pelaksanaan kegiatan
c) Realisasi biaya pelaksanaan

2) Menyampaikan laporan kepada pemilik aset dan Pemerintah Daerah


Kabupaten/Kota

5.4 Administrasi dan Keuangan

5.4.1 Administrasi penghunian Rusunawa

Administrasi penghunian Rusunawa meliputi :

1) Mengadimistrasikan jumlah penghuni (jumlah KK dan anggota


keluarganya) sesuai dengan table pada Lampiran -3
2) Meodata dan menetapkan perubahan anggota keluarga penghuni
berdasarkan laporan dan pernyataan tertulis perkembangan
penghunian dari kepala keluarga penghuni.
3) Meregistrasi penghunian untuk mendapatkan data penghuni dan
kondisi unit hunian terakhir dilakukan dalam periode tahunan.

5.4.2 Administrasi keuangan Rusunawa

Administrasi keuanan Rusunawa mengikuti status pengelolaan


Rusunawa, yaitu :

1) Pengelolaan Rusunawa oleh Proyek/Kuasa Pengelola di Daerah :


a) Proyek/Kuasa Pengelola di Daerah menyusun Rencana
Anggaran Belanja dan Pendapatan untuk operasi dan
pemeliharaan Rusunawa dalam 1 (satu) tahun diajukan kepada
atasan Pemimpin Proyek/Eselon I (Direktur Jenderal Perumahan
dan Permukiman) untuk disetujui.

b) Atasan Pemimpin Proyek (Direktorat Jenderal Perumahan dan


Permukiman mengusulkan kepada Direktorat Jenderal
Anggaran, Departemen Keuangan agar Anggaran Operasi dan
Pemeliharaan Rusunawa tersebut masuk ke dalam DIP tahun
berjalan atau ABT/revisi.
2) Pengelolaan Rusunawa oleh UPT Pusat yang ada di Daerah :
a) UPT pengelola Rusunawa menyusun Rencana Anggaran
Belanja dan Pendapatan UPT berupa DIK Suplemen. Rencana
anggaran belanja dan pendapatan tersebut diajukan ke
Direktorat Jenderal Anggaran cq. Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Anggaran) untuk disetujui.

b) Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah menetapkan


Bendaharawan Penerima Rusunawa di daerah berdasarkan
usulan dan rekomendasi dari Bupati/Walikota yang bertugas
menerima pembayaran dari seluruh penghuni baik uang sewa
maupun penerimaan lain dan menyetorkannya ke Kas Umum
Daerah.

c) Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah menetapkan


Bendaharawan Pengeluaran Rusunawa di daerah berdasarkan
usulan dan rekomendasi dari Bupati/Walikota yang bertugas
mengajukan SPP ke Kas Umum Daerah sesuai anggaran
belanja yang telah disetujui untuk keperluan Operasi dan
Pemeliharaan Rusunawa.

d) Melakukan pembukuan keuangan setiap bulan meliputi


penerimaan pembayaran sewa, penerimaan kas dan
pembiayaan kegiaan

3) Pengelolaan Rusunawa oleh Badan Pengelola yang telah ditetapkan


oleh Pemerintah Daerah melalui Peraturan Daerah, prosedur
administrasi dan keuangan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam
pelaksanaan APBD

5.4.3 Penetapan Harga Sewa Rusunawa

Proses penetapan harga sewa Rusunawa sesuai dengan status


pengelolaan Rusunawa sebagai berikut :

1) Pengelolaan oleh Proyek/Kuasa Pelaksana Pengelolaan di Daerah


dilakukan sebagai berikut :
a) Penetapan harga sewa dilakukan berdasarkan
rencana dan perhitungan Biaya Operasi dan Pemeliharaan,
yang tidak boleh melebihi 30% Upah Minimum Kabupaten/
Kota.

b) Apabila uang sewa yang diterima tidak dapat mencukupi biaya


operasi dan pemeliharaan, maka Pemerintah Pusat
memberikan subsidi melalui APBN.

2) Pengelolaan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat di Daerah,


dilakukan sebagai berikut :
a) Unit Pelaksana Teknis sebagai Badan Pengelola mengusulkan
harga sewa kepada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Anggaran) bersamaan
dengan pengajuan Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIK-S)
yang besarnya sesuai dengan perhitungan kebutuhan operasi
dan pemeliharaan Rusunawa.
b) Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Anggaran) memberikan persetujuan
tentang Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIK-S) dan besaran
harga sewa Rusunawa.

3) Setelah penyerahan aset tetap dari Menteri Keuangan sebagai


Pemilik dan Pengatur Pengelolaan Kekayaan Milik Negara kepada
Pemerintah Daerah, maka penetapan harga sewa dapat dilakukan
oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerah.

5.4.4 Pelaporan Administrasi dan Keuangan

Pelaporan dilaksanakan oleh Badan pengelola dengan uraian sebagai


berikut :
1) Membuat Laporan bulanan administrasi penghunian meliputi
a) Data penghuni yang terdiri dari jumlah kepala keluarga dan
anggota keluarga, dengan menyertakan Lampiran 8.
b) Perubahan anggota keluarga penghuni berdasarkan laporan
dan pernyataan tertulis perkembangan penghunian dari kepala
keluarga penghuni.
c) Kondisi Unit Hunian terakhir

2) Membuat Laporan Bulanan dan Tahunan Adminitrasi Keuangan


meliputi
a) Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan UPT berupa DIK
Suplemen, setiap tahun
b) Penerimaan pembayaran sewa, penerimaan kas dan
pembiayaan kegiatan, setiap bulan
3) Membuat Laporan Besarnya harga sewa

4) Menyampaikan laporan kepada Pemilik Aset dan Pemerintah Daerah


Kabupaten/Kota.

5.5 Konsultasi dan Komunikasi

5.5.1 Konsultasi

Konsultasi antara Badan Pengelola dengan Penghuni dilakukan secara


timbal balik melalui rapat konsultasi dalam forum komunikasi antara
pengelola Rusunawa, Penghuni Rusunawa & pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya agar Rusunawa tetap dalam kondisi yang
kondusif sesuai dengan kebutuhan.

5.5.2 Komunikasi

Badan Pengelola melakukan komunikasi dengan para pelaku sebagai


berikut :
1) Melakukan komunikasi secara periodic dengan penghuni

2) Melakukan komunikasi dengan pemilik aset

3) Melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota

4) Melakukan komunikasi dengan RT/RW dan masyarakat sekitar


Rusunawa untuk mengatasi masalah lingkungan

5) Membentuk paguyuban masyarakat Rusunawa, yang didahului


pendataan dan identifiaksi penghunian selengkap mungkin atas
penghuni Rusunawa oleh Badan Pengelola, antara lain : nama
Kepala Keluarga dan anggota pekerjaan, keahlian, penghasilan, usia,
agama, pendidikan dan lain-lain, dengan pola pembinaan sebagai
berikut :
a) Paguyuban Penghuni Rusunawa yang dipimpin oleh Ketua
Paguyuban, yang bertanggung jawab kepada Pengelola
Rusunawa, dan bertugas melakukan Koordinasi dengan
Koordinator Blok/Gedung dalam pembinaan penghuni yang
berfungsi sebagai pengganti lembaga RT (Rukun Tetangga) dan
RW (Rukun Warga).
b) Koordinator Blok/Gedung Rusunawa bertanggung jawab kepada
Ketua Paguyuban yang dipimpin oleh Ketua Koordinator blok
yang bertugas melakukan koordinasi dengan Koordinator Lantai
dalam pembinaan Penghuni.
c) Koordinasi lantai Rusunawa dipimpin oleh Ketua Koordinator
yang berhubungan langsung dengan Penghuni agar mudah
dipantau oleh Pengelola dan Instansi Kelurahan

6) Melakukan konsultasi dengan Pemerintah Daerah melalui :

a) Sosialisasi maksud dan tujuan Paguyuban masyarakat Penghuni


Rusunawa dengan penjelasan-penjelasan tentang perlunya,
mengapa, untuk apa dsb.
b) Mengadakan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, tokoh agama didalam lingkungan hunian Rusunawa.
c) Membentuk Panitia Pelaksana untuk melaksanakan Rapat
konsultasi/forum komunikasi Penghuni Rusunawa, dengan membuat
anggaran, tata tertib, dan lain-lain.
d) Di dalam paguyuban dibentuk pengurus yang terdiri Ketua, Sekretaris
dan Bendahara, masing-masing pesertanya terdiri dari wakil antar
Blok Hunian.

7) Melakukan pembinaan kepada penghuni di lingkungan Rusunawa


melalui rapat konsultan/forum komunikasi diantara para pelaku untuk
menjaga ketertiban dan kenyamanan hunian untuk menciptakan rasa
memiliki dalam menjaga aset Rusunawa.
Lampiran -1

DAFTAR CALON PENGHUNI

No. No. Keterangan


Nama Alamat Telepon Penghasilan/Gaji
Pendaftaran Persyaratan Calon Penghuni
Lampiran -2

FORM -
DAFTAR PENETAPAN PENGHUNI

Nomor Nomor
Nama Tipe Lantai Blok Keterangan
Urut Pendaftaran
Lampiran -3

FORM -
DAFTAR PENGHUNI
Periode : .......................:.......................

Nomor Alamat
Nama Pekerjaan Jumlah Penghuni Keterangan
Urut Blok Lantai No.
Lampiran -4

SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Ketua Lingkungan. ...................

Dengan ini menerangkan bahwa


Nama : ...............................
Umur : ...............................
Agama : ...............................
Pekerjaan : ...............................

Adalah benar bersangkutan sebagai penyewa Rumah Susun Sederhana Sewa lokasi........ ....... lantai .......No.

No. Nama Umur Hubungan dengan Penyewa Keterangan

Mohon yang bersangkutan dicatat sebagai warga Saudara

Demikian keterangan ini kami sampaikan untuk diketahui, atas perhatian dan kerjsamanya diucapkan terima kasih.

Jakarta, ..............200........
Mengetahui : Pengelola
Ketua Lingkungan ..........

(................................)
Lampiran -5

No. Formulir

BERITA ACARA
PEMBATALAN CALON PENGHUNI RUMAH SUSUN

Pada hari ini...................tanggal................Tahun Dua ribu .......................

Kami Petugas Rusunawa unit : ....................


1) Nama : ..........................................
Jabatan : ..........................................

2) Nama : ..........................................
Jabatan : ..........................................

Telah melakukan proses pembatalan sepihak kepada Calon Penghuni :

Nama : .............................................
Jabata/Pekerjaan : .............................................
No. Formulir Pendaftaran : .............................................
No. S.I.P : .............................................
No. Penunjukkan : .............................................
Tanggal : .............................................

Karena yang bersangkutan tidak mengindahkan surat-surat kami :

1) Nomor : ......................................Tanggal................................
Perihal : ...................................................................................

2) Nomor : ......................................Tanggal................................
Perihal : ...................................................................................

3) Nomor : ......................................Tanggal................................
Perihal : ...................................................................................65

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya dan penuh rasa tanggung jawab

....................................200....

Diperiksa : Dibuat

Ka. Urusan 1. ..........................(Tanda tangan)

2. ..........................(Tanda tangan)

DIKETAHUI/DISYAHKAN
Kepala Unit

.....................................

Tembusan :
1. Untuk yang bersangkutan
2. Ka. Biro
Lampiran -8

Form No :

PENGELOLA RUSUNAWA HASIL PEMERIKSAAN


UNIT ......................................... RENCANA PENANGGULANGAN KERUSAKAN/GANGGUAN
ESTIMASI BIAYA

Dari : Kepala Unit

Kepada : Kaur ...........


Kaur ...........
Kaur ...........
Kaur ...........

Tanggal : ( ................. ) Tanggal : ( ................. )


Lampiran -9

Form No :

PENGELOLA RUSUNAWA
LAPORAN PERBAIKAN KERUSAKAN / GANGGUAN
UNIT .........................................

Dari : Kepala Unit


(Diisi oleh Kepala Urusan........................................)

Dikirimkan/disampaikan
Kepada :
Kaur ...........
Kaur ...........
Kaur ........... Tanggal : ( ................. )
Kaur ...........

Dibuat oleh : Diperiksa oleh : DIKETAHUI OLEH :


Staf Urusan Staf Urusan Ka. Urusan
.......................... .......................... ..........................

Tanggal : ( ........................ )
( ......................) ( ......................) ( ......................)
Tembusan : ......................(sebagai laporan)
KATA PENGANTAR

Sebagai upaya mengatasi permasalah kesenjangan dan kebutuhan akan


perumahan, Pemerintah telah mencanangkan gerakan Nasional
Pengembangan Sejuta Rumah oleh Presiden Republik Indonesia pada
Hari Habitat bulan Oktober 2003. Berbagai program telah ditetapkan untuk
mendukung Gerakan tersebut antara lain berupa program peningkatan
kualitas permukiman.

Dalam rangka peningkatan penyediaan perumahan khususnya pada


daerah-daerah perkotaan dan daerah-daerah industri, pembanguan
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) menjadi alternative
pemecahan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal di daerah
tersebut. Pembangunan Rusunawa dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
pola didasarkan pada kemampuan atau besarnya penghasilan Penghuni.
Yakni pola UPT (Unit Pelaksana Teknis), pola PMN (Pernyataan Modal
Negara) dan Pola Kemitraan.

Bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan pendapatan maximum


sebesar upah minimum Kabupaten/Kota (UMK) diarahkan untuk
mendapatkan fasilitas Rusunawa dengan Pola UPT, investasi dilakukan
oleh Pemerintah melalui APBN/APBD yang tidak mengharapkan
pengembalian investasi. Tanah, bangunan dan fasilitas terbangun
merupakan aset pemerintah yang di kelola oleh dinas terkait dengan
membentuk UPT (Unit Pelaksana Tugas).

Pembangunan Rusunawa di daerah diharapkan dapat mengatasi


beberapa permasalahan permukiman yang ada dan dapat memberikan
peluang dalam peningkatan kualitas masyarakat antara lain :

- Penyediaan tempat hunian yang layak sesuai tata ruang daerah;


- Menanggulangi lingkungan permukiman perkotaan yang
berkembang tidak sehat (kumuh)
- Menjembatani masyarakat yang belum mempunyai rumah untuk
mendapatkan tempat hunian yang layak huni dengan cara menyewa
sesuai kondisi/kemampuan mereka.
Uji coba pembangunan Rusunawa dengan Pola UPT dimulai tahun 2003
pada beberapa Kota di Indonesia oleh Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah dengan menggunakan dana APBN, diatas tanah yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Pemerintah
Provinsi.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan Rusunawa di daerah perlu
disiapkan Pedoman Penyelenggaraan Rusunawa.

Pedoman Penyelenggaraan Rusunawa ini terdiri atas :


Buku 1 : Pedoman Umum Badan Pengelola Rumah Susun
Sederhana Swa;
Buku 2 : Pedoman Umum Tata Laksana Pengelolaan Rumah Susun
Sederhana Sewa;
Buku 3 : Pedoman Umum Tata Laksana Penghunian Rumah Susun
Sederhana Sewa.

Disamping peraturan-praturan Rumah Susun yang telah ada, Pedoman


Penyelenggaraan Rusunawa ini dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan pengelolaan Rusunawa di derah, sehinga
penyelenggaraan Rusunawa tersebut diharapkan dapat lebih efektif.

Pedoman Penyelengaraan Rusunawa ini disampaikan kepada


Pemerintah Daerah dalam rangka melengkapi uji coba pembangunan
Rusunawa oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
dengan Pola URT, sekaligus sebagai bahan acuan bagi Pemerintah
Daerah dalam menyusun Peraturan Daerah (Perda)

Jakarta, 2004

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
PENDAHUUAN iv
Latar Belakang iv
Maksud dan Tujuan v

TATA LAKSANA PENGHUNIAN RUSUNAWA


1. : Ruang Lingkup 1

2. : Acuan dan Definisi 1

3. : Isilah dan Definisi 2

4. : Ketentuan Penghunian Rusunawa 3


4.1 Status Penghunian 3
4.2. Persyaratan Penghuni 3
4.3. Hak Penghuni 4
4.4. Kewajiban Penghuni 4
4.5. Tata Tertib Penhunian 5
4.6. Larangan bagi Penghuni 5
4.6.1 Administrasi 5
4.6.2 Faslitas Sarusunawa 6
4.6.3 Kebersihan dan Keamanan 6
4.6.4 Konstruksi 6
4.7. Sanksi bagi Penghuni 6

5. : Tata Laksana Penghunian Rusunawa 7


5.1 Prosedur Penghunian Rusunawa 7
5.2 Tata Tertib Penghunian 7
5.3 Pemanfaatan Ruang 8

Lampiran

Daftar Pustaka
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumah atau “Papan”, merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.


Disamping itu juga berfungsi untuk mendukung terselenggaranaya
pendidikan keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas
generasi yang akan datang dan berjati diri. Visi penyelenggara
perumahan dan permukiman diarahkan untuk mengusahakan dan
mendorong terwujudnya kondisi setiap orang atau keluarga di Indonesia
mampu bertanggung jawab dalam memenuhi permukian yang sehat,
aman, harmonis dan berkelanjutan guna mendukung terwujudnya
masyarakat dan lingkungan yang berjati diri, mandiri dan produktif.

Dalam rangka tersebut, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah


Republik Indonesia, menetapkan kebijakan nasional dalam
penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang dirumuskan sebagai
berikut :

• Melembagakan sistem penyelenggaraan perumahan dan permukiman


dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama.

• Mewujudkan pemenuhan kebutuhan perumahan (papan) bagi seluruh


lapisan masyarakat, sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia.

• Mewujudkan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan


berkelanjutan guna mendukung pengembangan jati diri, kemandirian
dan produktifitas masyarakat

Berbagai permasalahan penghunian di rumah susun sederhana yang


ada saat ini pada umumnya disebabkan karena :
• Kurang lengkapnya peraturan tata laksana penghunian
• Kurangnya komunikasi antara pengelola dan penghuni
• Tidak diterapkannya peraturan yang ada secara konsisten
• Kurangnya kesadaran para penghuni dalam mentaati peraturan
penghunian
Penghunian Rusunawa umumnya sangat beragam sehingga aturan-
aturan yang diterapkan harus jelas dan tegas agar dapat dihindari
kesalahan pahaman dalam pengertian peraturan tersebut. Sikap saling
menghormati dan menghargai antar penghuni harus ditumbuhkan agar
tercipta suasana dan kondisi yang harmonis di lingkungan Rusunawa.

Pedoman Umum Tata Laksana Penghunian Rusunawa ini disusun untuk


melengkapi pelaksanaan uji coba pembangunan Rusunawa dengan pola
UPT. Dari Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, khususnya
untuk mempertegas dan memperjelas kewenangan penghuni dalam
mendapatkan hak-haknya dan sekaligus melaksanakan kewajibannya.

Maksud dan Tujuan

Pedoman Umum Tata Laksana Penghunian Rusunawa ini dimaksudkan


untuk memberikan pedoman kepada Badan Pengelola dan Penghuni
agar dapat memenuhi tugas dan fungsinya masing-masing dalam
penyelenggaraan penghunian Rusunawa.

Tujuan dari Pedoman Umum Tata Laksana Penghunian Rusunawa adalah


agar dapat berjalan secara konsisten dan betul-betul dapat terlaksana
tepat kepada kelompok sasaran, sehingga penyelenggaraan Rusunawa
menjadi berkelanjutan.
TATA LAKSANA PENGHUNIAN RUSUNAWA

1. Ruang Lingkup

Pedoman Umum Tata Laksana Penghunian Rusunawa digunakan


sebagai acuan bagi pemerintah daerah melakukan pembinaan dan
pengaturan tentang penghunian Rusunawa meliputi :
1) Acuan Normatif
2) Ketentuan Penghunian Rusunawa
3) Tata Laksana Penghunian Rusunawa

2. Acuan Normatif

- Undang-undang Nomor. 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun;


- Undang-undang Nomor. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman.
- Undang-undang Nomor. 20 Tahuhn 1997 tentang penerimaan Negara
Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3687).
- Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
- Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
- Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan Undang-
undang nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
- Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
- Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
- Undang-undang Nomor. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
- Peraturan Pemerintah Nomor. 4 tahun 1988 tentang Rumah Susun.
- Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1994 tentang Penghunian
Rumah oleh Bukan Pemilik
- Peraturan Pemerintah Nomor 80 tahun 1999 tentang Kawasan Siap
Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;
- Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah.
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195/M Tahun 2003
tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah.
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001
tentang Kedudukan Tugas, Fungsi Kewenangan, Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Departemen.
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Th. 1992 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rumah Susun.
- Peraturan Menteri PU nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis
Pembangunan Rumah Susun;
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31/KPTS/1986 tentang
Pedoman Penghapusan Barang/Peralatyan di Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum.
- Keputusan Menteri Negara Peruahan Rakyat No. 01/KPTS/1994
tentang Perubahan Surat Keputusan Nomor 05/KPTS/93 tentang
pengadaan perumahan dan permukiman dengan dukungan fasilitas
kredit pemilikan kapling siap bangun, kredit pemilikan rumah sangat
sederhana, kredit pemilikan rumah sederhana dan kredit pemilikan
rumah susun sederhana.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 128/KPTS/1995 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyerahan Proyek Selesai di Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum
- Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat selaku Ketua BPP4N
Nomor 06/KPTS/BKP4N/1995 tentang Pedoman Pembuatan Akta
Pendirian AD dan ART Perhimpunan Penghuni Rumah Susun;
- Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman No. 10/
KPTS/M/1999 tentang Kebijaksanaan dan Strategi Pembangunan
Rumah Susun.

3. Istilah dan Definisi

3.1 Rumah Susun Sederhana Sewa, yang selanjutnya disebut


Rusunawa adalah bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian
- bagian yang di strukturkan secara fungsional dalam arah
horizontal maupun bertikal dan merupakan satuan-satuan yang
masing-masing dapat dimanfaatkan dengan Tata Laksana sewa
dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian,
yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan
tanah bersama, yang dibangun dengan menggunakan bahan
bangunan dan konstruksi sederhana akan tetapi masih memenuhi
standard kebutuhan minimal dari aspek kesehatan, keamanan,
dan kenyamanan, dengan mempertimbangkan dan
memanfaatkan fotensi lokal meliputi potensi fisik seperti bahan
bangunan, geologis, dan iklim setempat serta potensi sosial
budaya seperti arsitektue local danc ara hidup.

3.2 Satuan Rumah Susun Sederhana, yang selanjutnya disebut


Sarusunawa adalah satuan rumah susun sederhana sewqa yang
tujuan peruntukkan utamanya digunakan secara terpisah sebagai
tempat hunian, yang mempunyai sarana penghubung ke jalan
umum.

3.3 Pengelolaan adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi


Rusunawa yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian
Rusunawa;

3.4 Badan pengelola adalah Badan yang bertugas untuk mengelola


Rusunawa yang ditetapkan berdasarkan SK pimpinan Pemerintah
Daerah;

3.5 Penghuni adalah perseorangan yang bertempat tinggal dalam


Sarusunawa yang ditetapkan oleh badan pengelola dalam
perjanjian sewa yang disetujui bersama;

3.6 Pemilik Rusunawa Pola UPT dengan Dana APBN adalah Negara
yang dikuasakan kepada Departemen Keuangan sebagai
otorisator kekayaan Milik Negara dan selanjutnya dapat
dihibahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku.

3.7 Badan Pengawas adalah Badan yang bertugas sebagai


pengawas penyelenggaraan Rusunawa sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi dalam pengawasan pengelolaan asset milik
Pemerintah/Pemerintah Daerah.

3.8 Forum Komunikasi adalah wadah komunikasi antara Badan


Pengelola dengan Penghuni dalam memecahkan berbagai
persoalan yang terjadi selama proses penyelenggaraan
Rusunawa.

3.9 Lembaga Konsultasi adalah Lembaga di luar Badan Pengelola,


merupakan lembaga pemerintah di daerah dan.atau non
pemerintah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat
membantu Badan Pengelola dalam mengatasi persoalan-
persoaan penyelenggaraan Rusunawa.

3.10 Tim Pendamping adalah Lembaga di luar Badan Pengelola,


merupakan lembaga pemerintah di daerah dan/atau non
pemerintah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat
membantu Penghuni daam proses interaksi sosial ekonomi dan
budaya di lingkungan Rusunawa.

3.11 Harga Sewa adalah jumlah atau nilai dalam bentuk uang sebagai
pembayaran atas penghuni Rusunawa untuk jangka waktu
tertentu.

4. Ketentuan Penghunian Rusunawa

4.1 Status Penghunian

Status penghunian Rusunawa adalah sewa yang ketentuannya diatur


dengan peraturan perundang yang berlaku.

4.2 Persyaratan Penghunian

Penghuni harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1) Status penghuni adalah :

a. Warga Negara Indonesia

b. Belum memiliki rumah / tempat tinggal dibuktikan dengan


surat keterangan dari Pemerintah / Lurah setempat
dan/atau Pimpinan Perusahaan dimana penghuni bekerja.

c. Penduduk musiman yang dibuktikan dengan Kartu Penduduk


Musiman

d. Pekerja yangb berpenghasilan maksimum sebesar Upah


Minimum Kota/Kabupaten (UMK)

2) Sanggup memenuhi kewajiban pembayaran Tata Tertib/ketentuan


penghunian serta sanksi yang diberikan.
3) Bersedia mentaati dan memenuhi Tata Tertib/ketentuan penghunian
serta sanksi yang diberikan.

4.3 Hak Penghuni

Penghuni diberikan hak dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Menempati 1 (satu) unit hunian untuk tempat tinggal

2) Menggunakan/memakai fasilitas barang dan benda bersama

3) Mendapat layanan kamanan dan kenyamanan tempat dalam


lingkungan hunian antara lain penempatan Satpam dikomplek
Rusunawa

4) Menyampaikan keberatan / laporan atas layanan kondisi, tempat


dan lingkungan hunian yang kurang baik.

5) Menyampaikan fasilitas air bersih, penerangan, gas apabila ada


jaringan gas dan jasa kebersihan.

6) Mendapat laynan perbaikan atas kerusakan fasilitas yang ada.

7) Mendapat penjelasan, pelatihan dan bimbingan tentang pencegahan,


pengamanan, penyelamatan terhadap bahaya kebakaran dan
keadaan darurat lainnya.

8) Mempunyai hak berusaha seperti mendirikan koperasi dan kegiatan


ekonomi lainnya dilingkungan Rusunawa sesuai lokasi dengan lokasi
yang telah ditetapkan serta peraturan yang berlaku.

9) Menerima kembali uang jaminan pada saat penghunian berakhir


dan atau bila terjadi putus kontrak penghunian yang bukan karena
pembatalan sepihak
10) Mempunyai tempat mushola

11) Pelayanan tempat duka cita apabila ada yang meninggal dunia

12) Menempati ruang/Unit Hunian cadangan yang disiapkan oleh Badan


Pengelola apabila karena sesuatu hal Unit Hunian yang ditempati
dinyatakan oleh Penghuni dan Badan Pelaksana tidak dapat
digunakan.

13) Membentuk kelompok hunian (RT/RW) yang dapat dimanfaatkan


sebagai wadah komunikasi/sosialisasi tentang kepentingan bersama.

4.4 Kewajiban Penghuni

Penghuni diwajibkan untuk mentaati ketentuan-ketentuan sebagai berikut


:
1) Membayar uang jaminan sebesar 3 (tiga) bulan uang sewa atau
sesuai dengan ketentuan Badan Pengelola.

2) Membayar uang sewa dan segala iuran yang ditetapkan sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.

3) Membayar rekening listrik, air bersih, dan rekening lainnya sesuai


ketentuan yang berlaku.

4) Membuang sampai ditempat yang teah ditentukan secara rapih dan


teratur sesuai petunjuk badan pengelola

5) Memelihara tempat hunian, benda serta fasilitas bersama sebaik-


baiknya.

6) Melaporkan kejadian, kejanggalan, kerusakan bangunan dan


perlengkapan lainnya yang dapat membahayakan penghuni

7) Membayar ganti rugi setiap kerusakan akibat kelalaian penghuni

8) Bersedia mematuhi ketentuan tata tertib yang ditetapkan oleh


pengelola

9) Mengosongkan/menyerahkan tempat hunian dalam keadaan baik


kepada pengelola pada saat perjanjian penghunian berakhir dan
atau bila terjadi putus kontrak.

10) Menciptakan lingkungan kehidupan yang harmonis


11) Melaporkan tamu peghuni yang akan menginap, kepada pengelola
dalam waktu 1 x 24 jam

12) Mengikuti pelatihan dan bimbingan yang dilaksanakan pengelola


secara sukarela

13) Mengatur parker bagi penghunian yang meletakkan kendaraannya


di area Rusunawa yang telah ditetapkan.

4.5 Tata Tertib Penghunian

Penghunian harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :

1) Tempat hunian luas 21m2, maksimum dapat dihuni 4 orang

2) Calon penghuni yang telah menanda tangani kontrak selambat-


lambatnya satu bulan harus sudah menghuni/bertempat tinggal di
Rusunawa.

3) Perjanjian penghunian dibuat jangka waktu 1 tahun dan bisa


diperpanjang sampai 3 kali atau lebih dengan alas an yang dapat
diterima sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di Daerah.

4.6 Larangan Bagi Penghuni

4.6.1 Administrasi

Penghuni dilarang untuk melakukan hal-hal


1) Memindahkan hak sewa kepada Pihak ke-3 dengan alasan apapun
2) Menyewa lebih dari satu unit hunian
3) Menggunakan unit hunian sebagai tempat usaha/gudang
4) Mengisi unit hunian melebihi ketentuan tata tertib

4.6.2 Fasilitas Sarusunaa

Penghuni dilarang untuk :


1) Merusak fasilitas bersama yang ada dilingkungan Rusunawa
2) Menambah / merubah instalasi listrik, air dan sarana lainnya (seperti
AC, Online Rig, Radio CB, dan sebagainya) tanpa ijin tertulis dari
pengelola.

3) Menggunakan lift (bila ada) pada saat terjadi kebakaran

4) Menjamur di luar tempat yang telah ditentukan

5) Memelihara binatang peliharaan kecuali ikan hias di dalam aquarium

6) Mengganggu keamanan, kenyamanan, ketertiban dan kesusilaan


seperti berjudi, menjual/memakai narkoba, minuman keras, membuat
maksiat, kegiatan yang menimbulkan suara keras/bising, bau
menyengat dan membuang sampah tidak pada tempatnya.

7) Menyimpan atau meletakkan barang / benda dikoridor, tangga/


tempat-tempat yang mengganggu / menghalangi kepentingan
bersama.

8) Menjemur kain atau pakaian selain di tempat yang telah disediakan

9) Mengadakan kegiatan organisasi yang tidak sesuai dengan


Peraturan Perundangan di dalam lingkungan Sarusunawa.

4.6.3 Kebersihan dan Keamanan

Penghuni dilarang untuk :

1) Memasak dengan menggunakan kayu, arang, atau bahan lain yang


mengotori dan dapat menimbulkan bahaya kebakaran.

2) Membuang tisu, pembalut atau benda lain ke dalam saluran air kamar
mandi/WC

3) Menempatkan barang ditepi bangunan yang membahayakan


penghuni lain

4) Menyimpan segala jenis bahan peledak, bahan kimia, bahan baker


atau bahan terlarang lainnya yang dapat menimbulkan kebakaran
atau bahaya lain.
4.6.4 Konstruksi

Penghuni dilarang untuk :

1) Merubah bentuk bangunan Rusunawa tanpa ijin tertulis pengelola


seperti : mamaku, melubangi dinding, membongkar langit-langit.

2) Meletakkan barang-barang melampaui batas/kekuatan daya


dukung lantai yang ditentukan

4.7 Sanksi Bagi Penghuni

Bagi penghuni yang tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan


dikenakan sanksi sebagai berikut :

1) Apabila penghuni melanggar ketentuan/larangan dan kewajiban


maka perjanjian sewa dapat dibatalkan secara sepihak dan uang
jaminan penghuni menjadi hak pengelola

2) Penyewa dalam waktu 1 (satu) bulan belum menempati huniannya,


maka uang jaminan dipotong oleh pengelola sebesar 20% per bulan,
apabila dalam waktu 3 bulan belum menempati juga kontrak dapat
dibatalkan

3) Kelalaian penghuni yang menimbulkan kerugian menjadi tanggung


jawab penghuni.

4) Tidak membayar uang sewa unit hunian selama 3 bulan berturut


harus keluar dari Rusunawa.

5) Tidak membayar rekening listrik dan air bersih, gas, sampai pada
tanggal yang ditetapkan setiap bulannya dilakukan pemutusan
sementara oleh pengelola.

6) Penghuni yang telah melanggar perjanjian sewa –menyewa dan tidak


bersedia mengosongkan tempat hunian, pengelola dapat meminta
bantuan Instansi yang berwenang untuk menyelesaikannya.

5. Tata Laksana Penghunian Rusunawa

5.1 Prosedur penghunian Rusunawa

Prosedur penghunian Rusunawa dilakukan sebagai berikut :


1) mengajukan permohonan tertulis kepada Pemerintah cq Badan
Pengelola sesuai formulir pada lampiran –1, Lampiran –2, Lampiran
–3, dan Lampiran –4 dengan menyertakan photo copy :

a) Kartu Tanda Pengenal (KTP)

b) Surat Nikah

c) Phasfoto ukuran 4 x 6 dua lembar

d) Kartu Kepala Keluarga

e) Surat Keterangan Berpenghasilan

2) Memenuhi panggilan wawancara dengan badna pengelola mengisi


surat perjanjian sewa sesuai dengan lampiran –5

3) Mengisi surat perjanjian sewa sesuai dengan lampiran –5

4) Menyatakan sanggup memenuhi Tata Tertib/ketentuan penghunian


serta sanksi yang diberikan sesuai lampiran –6

5) Menerima surat ijin penghunian Rusunawa dari Badan Pengelola


sesuai Lampiran –7

5.2 Tata Tertib Penghunian

Penghuni harus mengikuti tata tertib penghunian sebagai berikut :


1) Melaporkan perubahan anggota penghuni (pindah/masuk) dalam
waktu maksimum 2 x 24 jam

2) Menciptakan keamanan, kenyamanan dan estetika (kebersihan dan


kerapihan) tempat dan lingkungan hunian masing-masing

3) Memadamkan listrik, menutup kran air dan gas, apabila


meninggalkan tempat.

4) Menjaga suara radio dan televise jangan sampai mengganggu


tetangga
5) Melaporkan kepada ketua lingkungan dan pengelola apabila
penghuni meninggalkan/mengosongkan tempat hunian untuk
sementara.

6) Menjalin hubungan kekeluargaan antar sesame penghuni.


7) Meminta ijin kepada tetangga/penghuni lain dan badan pengelola
apabila akan menggunakan peralatan, perbaikan/renovasi yang
bersifat umum.

8) Mencegah kegiatan transaksi, baik sebagai pemakai, pengedar,


Bandar obat-obat terlarang NAPZA, dan melaporkan kepada BP/
Ketua RT.

9) Menempatkan kendaraan Penghuni/Tamu penghuni pada tempat


parker/lokasi yang telah ditetapkan

5.3 Pemanfaatan Ruang

Dalam memanfaatkan ruang Rusunawa sebaiknya mengindahkan hal-


hal sebagai berikut :

1) Pemindahan dan perubahan lokasi benda bersama hanya dapat


dilakukan oleh pengelola.

2) Memanfaatkan kolong perabotan/furniture menjadi tempat


penyimpan dengan membuat laci-laci sehingga menjadi perabot multi
fungsi,

3) Penataan barang atau perabotan/furniture jangan menghalangi


bukaan jendela/menghambat masuknya cahaya dan udara,

4) Pilihlah tanaman dalam pot yang tinggi tidak lebih dari 75 cm, yang
bukan merupakan tanaman rambat/berduri.

5) Disarankan adanya pemisahan ruang/sekat antara ruang tidur orang


tua dan anak.

6) Ruang lantai dasar dapat digunakan untuk Usaha, tempat beribadah


dan ruang serba guna.
Lampiran -1
No. Formulir

FORMULIR PENDAFTARAN
Permohonan Menghuni Rusunawa

Yang bertanda tanga dibawah ini :

Nama : ..............................
Alamat : ............................................................
............................................................

Tempat Tanggal Lahir : ..............................


Nomor KTP : ..............................
Status tempat tinggal : sewa kontrak numpang

Fasilitas Perusahaan Lain-lain

Jumlah Keluarga/Pengikut : ............. orang


Pekerjaan : ................................. Gaji : Rp.................../Bln
Alamat Pekerjaan : ..........................................................................
..........................................................................

Berita ini kami mengajukan permohonan menyewa Rusunan Tipe ..........Lantai........


dengan cara pembayaran bulanan.

Kami telah melengkapi permohonan ini berupa : 1 Surat pernyataan


2 Data permohonan & kependudukan
3 Surat keterangan bekerja dan
belum memiliki rumah

Diketahui :
Kelurahan atau Kantor Tempat Bekerja Pemohon

.................... ....................
No. Formulir
BUKTI PENDAFTARAN & PERMOHONAN
MENYEWA UNIT HUNIAN RUSUNAWA

Nama Pemohon : .............................


Alamat : ......................................................
......................................................
Petugas Pendaftaran

..........................
SURAT PERNYATAAN

Pada hari ini, hari.....................Tanggal, ..............bulan ................Tahun ...................

Saya yang bertanda tangan di bwah ini :

Nama : ......................................................................

Nomor KTP/Tanggal : ......................................................................

Tempat/Tgl. Lahir : ......................................................................

Pekerjaan : ......................................................................

Status : ......................................................................

Alamat : ......................................................................

......................................................................

Selaku pemohon/Calon penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa


....................................dengan ini menyatakan sebagai berikut :

1. a. Bahwa saya memohon menyewa unit hunian type 21, lantai ...........
b. Bahwa saya sanggup dan bersedia membayar sewa unit dimaksud sesuai
ketentuan yang berlaku sebesar Rp.............

c. Bahwa saya sanggup membayar uang jaminan sewa sebesar Rp...............


Uang jaminan tersebut dapat diiambi setelah dipotong tunggakan-tunggakan
yang apabila unit hunian saya kembalikan dalam keadaan kosong dan baik,
atau bila mana Hak Sewa saya tidak diperpanjang lagi.

d. Bahwa saya sanggup dan bersedia mematuhi segala ketentuan-ketentuan dan


tata cara penghunian di Rusunawa.

2. Bahwa saya setuju jangka waktu sewa ruang hunian dimaksud selama 12 (dua belas)
bulan, terhitung mulai tanggal .........sampai dengan tanggal..........

3. Pernyataan dan keterangan ini kami sanggupi dan patuhi, selama kami sebagai
penyewa Rusunawa.

4. Bahwa Unit hunian tersebut akan dihuni sebanyak maksimal 4 (empat) orang yang
seluruhnya menjadi tanggung jawab dan nama-nama penghuni serta sebagai berikut
:
Hubungan
No Nama Umur Keterangan
dengan Penyera
1. ......................... ................ ...................................

2. ......................... ................ ...................................

3. ......................... ................ ...................................

4. ......................... ................ ...................................

5. ......................... ................ ...................................

5. Apabila ada hal-hal yang tidak benar atau tidak kami sanggupi tikemudian hari, maka
pengelola mempunyai hak untuk setiap saat melaksanakan

6. Bahwa selama menjadi penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa saya beserta
seluruh keluarga / penghuni yang menjadi tanggung jawab saya tersebut butir 2 diatas
akan selalu mematuhi segala ketentuan Tata Tertib yang telah ditetapkan.

7. Bahwa saya dan seluruh keluarga/penghuni yang menjadi tanggung jawab saya adalah
benar dan sesungguhnya bekelakuan baik serta tidak pernah tersangkut perkara
kriminal dan tidak pernah menjadi anggota organisasi terlarang.

8. Bahwa bilamana dikemudian ternyata saya dan anggota keluarga yang menjadi
tanggung jawab saya, ternyata :

a. Melanggar ketentuan tata tertib penghunian dan atau


b. Tidak mentaati kewajiban membayar uang sewa (menunggak dan atau)
c. Terbukti terdapat hal-hal yang bertentangan terhadap isi pernyataan saya tersebut
di atas.

9. Dengan tidak mengurangi isi ketentuan perjanjian sewa menyewa rumah apabila
kami menunggak sewa maupun kewajiban lainnya, maka kami memberi kuasa kepada
bendaharawan/pembayaran gaji kami pada instansi/Perusahaan..........................untuk
memotong gaji sewa sebesar tunggakan dan kewajiban lainnya selanjutnya akan
disetorkan kepada Pengelola di tempat.

Demikian pernyataan ini saya buat di atas kertas bermaterai cukup dan kemudian untuk itu,
saya bubuhi tandatangan pada hari dan tanggal tersebut di atas.

Yang Membuat Pernyataan


Materai Rp. 6.000

..........................................
Lampiran -3

SURAT KETERANGAN
BEKERJA DAN BELUM MEMILIKI RUMAH

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Nama : ........................................................

Umur/Tanggal Lahir : ........................................................

KTP No. : ........................................................


Alamat Rumah : ........................................................
........................................................

Pekerjaan : ........................................................

Nama Tempat Bekerja : ........................................................

Alamat Tempat Bekerja : ........................................................

Adalah benar :
1. Bekerja pada kantor/perusahaan seperti tertera di atas dengan status
: .........Gaji/honor
Rp. ..................... (...............................................................)
2. per Bulan
Rp. ..................... (...............................................................)
3. Tinggal di Alamat di atas dengan status :

Mengontrak

Menyewa

Menumpang

Surat keterangan ini digunakan untuk permohonan menyewa RUSUNAWA..

DIKETAHUI DIKETAHUI

LURAH PIMPINAN TEMPAT KERJA


Cap Kantor Cap Kantor

Nama : Nama :

Jabatan : Jabatan :
Lampiran -4

DATA PERMOHONAN DAN KEPENDUDUKAN


(DPK)
FORM

01 Nama Lengkap : ..................................

02 Tempat & Tanggal Lahir : ..................................

03. Warga Negara : ..................................

04. Agama/Kepercayaan : ..................................

05. Menikah/Belum Menikah : ..................................

06. Alamat/Tempat Tinggal : ..................................

07 Status Tempat Tinggal : ..................................

08. Pekerjaan Permohonan : ..................................

09. Alamat Tempat Kerja : ..................................

10. Penghasilan Rata-rata per Bulan : Tetap Rp.


Tambahan . Rp ..........
11. Pekerjaan Istri/Suami Pemohon : ..................................

12. Penghasilan Istri/Suami Pemohon : ..................................

13. Alamat Pekerjaan Istri/Suami Pemohon : .......................................

14. No. KTP Pemohon : ..................................

15. No. KTP Suami/Istri Pemohon : ..................................

Lampiran : Foto Copy KTP .........200


PEMOHON

Foto Cop
....................
PERJANJIAN SEWA MENYEWA
RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
Nomor : .....................................

Pada hari ini ...................................tanggal........................Tahun dua ribu empat, yang


bertanda tangan dibawah ini :

1. Tuan ................................., Jabatan Kepala Unit. Pelaksana Teknis Rusunawa,


dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Dinas Perumahan dan Permukiman,
yang berkedudukan di .............selanjutnya disebut PIHAK PETAMA

2. Tuan ................................., Pekerjaan .................... bertempat tinggal di


........................................, Kartu Tanda Penduduk
Nomor ..................................., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pribadi selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;

Para pihak dahulu menerangkan :

1. Bahwa PIHAK KEDUA telah sepakat kepada PIHAK PERTAMA untuk menyewa
rumah susun sederhana sewa, sebagaimana PIHAK KEDUA telah mengajukan
pendaftaran dan permohonan Nomor formulir.......................................,
tanggal ..........................

2. Bahwa PIHAK PERTAMA telah menyetujui permohonan PIHAK KEDUA


sebagaimana surat penunjukkan penghunian, Nomor............tanggal ..............,
Surat izin Penghunian Rumah Susun sederhana Sewa
Nomor.....................Tanggal.............................

3. PIHAK KEDUA sepakat dan tunduk kepada seluruh tata tertib serta ketentuan-
ketentuan yang berkaitan dengan sistem dan prosedur penyewaan Rusunawa,
serta seluruh ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam wilayah
Republik Indonesia.

4. PIHAK KEDUA sepakat kepada PIHAK PERTAMA bahwa selama jangka


waktu ............................, tidak boleh menyewakan kembali kepada pihak lain
tanpa persetujuan tertulis dari pengelola Rusunawa.

MAKA kedua belah pihak dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas bersepakat


untuk mengadakan perjanjian sewa menyewa dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :

Pasal 1
KETENTUAN UMUM
Kata-kata yang tercantum dalam perjanjian ini harus diartikan :

1. Perjanjian Sewa menyewa Rumah susun sederhana sewa berarti perjanjian


antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA, dan tidak mengenal adanya
pihak lain dalam perjanjian ini merupakan pengalihan sewa menyewa kepada
pihak lain.

2. Sewa Menyewa Rusunawa berarti perjanjian ini termasuk senya perubahan,


penambahan dan atau semua lampiran-lampirannya yang semuanya merupakan
bagian dan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

3. Biaya rumah susun sewa semua rekening listerik, rekening PDAM, rekening
pemakaian Gas Negara, iuran Keamanan & iuran pengelolaan yang harus
dibayar oleh Penyewa/penghuni.

4. Penyewa adalah penghuni/penyewa yang membayar biaya sewa dan telah


mendapat persetujuan tertulis dari Pengelola Rusunawa untuk dapat menempati
dan bertempat tinggal sementara untuk jangka waktu didalam perjanjian ini.

Pasal 2
BIAYA SEWA

1. PIHAK KEDUA wajib membayar sewa rumah sebagaimana dimaksud pada Pasal
1 ayat (3) perjanjian ini kepada PIHAK PERTAMA sebesar Rp. .........................
( ...........................) per ................. yang harus dibayar pada bulan jatuh tempo,
serta uang jaminan sewa sebesar Rp. ...........(...................) pada saat perjanjian
sewa menyewa ditanda tangani oleh penyewa.

2. Seluruh transaksi pembayaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA kepada


PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA wajib memberikan bukti kuitansi
pembayaran kepada PIHAK KEDUA sebagai bukti pembayaran sah atas
perbuatan sewa yang telah dilaksanakan.

3. Apabila pembayaran Sewa-menyewa mengalami keterlambatan 7 (tujuh) hari


setelah jatuh tempo yang wajib dibayar oleh PIHAK KEDUA, aka PIHAK KEDUA
wajib membayar denda keterlambatan sebesar 10% (sepuluh persen) dari total
sewa kepada PIHAK PERTAMA.

4. Bahwa PIHAK PERTAMA berhak untuk meninjau kembali biaya sewa pada saat
perpanjangan sewa berikutnya kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

Bahwa selama jangka waktu berlakunya perjanjian sewa menyewa ini berlangsung maka
PIHAK PERTAMA berhak dan berkewajiban :

1. PIHAK PERTAMA berkewajiban melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara


teratur dan mendadak terhadap saluran air hujan, saluran air limbah, saluran
limbah tinja, saluran listrik, dinding luar dan penerangan jalan / tangga menuju
ruangan penyewa/penghuni, pipa-pipa plumping, pipa gas.

2. PIHAK PERTAMA berkewajiban menjaga keamanan dilingkungan rumah susun


sederhana sewa, menjaga kualitas lingkungan yang bersih hujau dan asri.

3. PIHAK PERTAMA berkewajiban menegur PIHAK KEDUA bila dianggap perlu


apabila PIHAK KEDUA membuat kegaduhan/kerusuhan dan atau pengrusakan
fasilitas rumah susun.

4. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan sanksi-sanksi pelanggaran tata tertib


rumah susun kepada PIHAK KEDUA bila hal itu terjadi.

5. PIHAK PERTAMA berhak melakukan pemungutan iuran-iuran lain, pemeliharaan,


keamanan dan uang sewa serta denda.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

Bahwa selama jangka waktu berlakunya perjanjian sewa menyewa ini berlangsung maka
PIHAK KEDUA berhak dan berkewajiban :

1. Menempati satuan rumah susun sewa yang dimaksud untuk keperluan tempat tinggal
sebagaimana dimaksud Pasal 1 akta Perjanjian ini.

2. Berhak untuk menggunakan fasilitas umum di lingkungan kompleks rumah susun sewa.

3. Membayar sewa dan segala iuran yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

4. Membayar rekening listrik, air bersih (PDAM dan Gas sesuai dengan pemakaian PIHAK
KEDUA dan ketentuan berlaku.

5. Membuang sampah setiap hari pada tempat yang disediakan untuk itu, dengan
membungkusnya kedalam plastik secara rapih dan tidak berantakan.
6. Wajib melaporkan kepada PIHAK PERTAMA apabila kedatangan tamu dari luar
yang akan menginap di ruangan PIHAK KEDUA dalam waktu 1 x 24 jam.

Pasal 5
LARANGAN-LARANGAN

Bahwa selama jangka waktu berlakunya perjanjian sewa menyewa ini berlangsung
maka PIHAK KEDUA dilarang :

1. Menyewakan atau memindah tangankan rumah sewa dimaksud kepada pihak


lain dengan alasan apapun.

2. Melakukan perubahan/perombakan bangunan rumah sewa dimaksud dalam


bentuk apapun.

3. Menyimpan/mengijinkan penyimpanan segala bahan bersifat eksplosive, segala


bahan kimia yang mudah terbakar atau bahan lainnya yang dapat menyebabkan
bahaya terhadap rumah susun sederhana sewa atau penghuni lainnya.

4. Melakukan perbuatan perjudian atau bermain dengan menggunakan taruhan


uang atau barang, perbuatan meminum minuman keras.

5. Membawa minuman keras, mengajak orang lain untuk minum-minuman keras.

6. Melakukan perbuatan maksiat yang melanggar kesusilaan umum dan agama.

7. Mengadakan pertemuan untuk berbuat pelanggaran kriminal, terorisme dan


politik.

8. Melakukan perbuatan onar, berkelahi dengan penghuni lain dilingkungan


kompleks rumah susun sewa.

9. Memelihara hewan peliharaan anjing, kucung binatang primata binatang liar


lainnya, kecuali burung dalam sangkar, ikan aquarium.

10. Membawa, meletakkan, menaruh benda barang yang beratnya melampaui batas
yang telah ditentukan sehingga dapat membahayakan konstruksi bangunan
rumah susun sewa.

11. Membuang barang atau segala sesuatu secara sembarangan lebih-lebih dari
tingkat atas ke bawah.
12. Mengganggu dan segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada saat perbaikan/pemeliharaan ruangan
rumah susun.

13. Menghalangi, menutup atau meletakkan barang di ruang umum, tangga dan tempat
fasilitas bersama lainnya.

14. Melakukan kegiatan transaksi atau memakai dan atau menyalahgunakan Narkotika
dan obat-obatan keras yang dilarang oleh Undang-undangh Narkotika dan
penyalahgunaan obat bius.

Pasal 6
PENGALIHAN

Perjanjian Sewa Menyewa ini tidak dapat dialihkan baik untuk sebagian maupun untuk
keseluruhannya dengan alasan apapun.

Pasal 7
SANKSI-SANKSI

1. PIHAK KEDUA sepakat apabila PIHAK KEDUA lalai atau disengaja melakukan
pelanggaran Pasal (4) dan Pasal (5), maka seketika itu juga Perjanjian Sewa
Menyewa ini menjadi batal demi hukum, dan PIHAK KEDUA bersedia memberi
penggantian kerugian kepada PIHAK PERTAMA sebesar jaminan Sewa.

2. Apabila dalam jangka waktu satu bulan sejak ditanda-tanganan perjanjian ini PIHAK
KEDUA tidak atau belum melaksanakan hunian, maka PIHAK PERTAMA secara
sepihan dapat membatalkan Akta Perjanjian Sewa menyewa ini, dan uang sewa
berikut jaminan sewa yang telah disetorkan dan diterima PIHAK PERTAMA akan
dikembalikan kepada PIHAK KEDUA setelah dipotong biaya administrasi sebesar
50%.

3. PIHAK KEDUA sepakat dan segera meninggalkan ruangan satuan rumah susun
dengan seluruh barang-barang miliknya dalam jangka waktu 7 (tujuh) dan setelah
memutuskan sewa dan menyerahkan kuncu beserta seluruh perlengkapan rumah
kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 8

PIHAK KEDUA sepakat untuk menyampingkan Pasal 1266 Pasal 1267 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata dalam rangka pembatalan sepihak oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA dalam perjanjian sewa menyewa rumah susun sewa.
Pasal 9
DOMISILI

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk memilih domisili yang tetap dan tidak
berubah kepada Kantor Kepanititeraan Pengadilan Negeri Kota..................dimana lokasi
rumah susun didirikan.

Pasal 10
PERSELISIHAN

Setiap sengketa, perbedaan pendapat ataupun tuntutan salah satu pihak terhadap hal-hal
yang timbul berkenaan dengan kesepakatan ini, akan diselesaikan dengan musyawarah.

Demikian Akta Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup dan masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA KEPALA UNIT PELAKSANA
TEKNIS PENGELOLA
RUSUNAWA

(___________) (___________)
TATA TERTIB PENGHUNI
RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA)

1) Penghuni adalah penyewa yang ditetapkan berdasarkan


perjanjian sewa
2) Tempat penghunian luas 18 m2, hanya diperkenankan dihuni
maksimum 3 orang dewasa atau 2 orang dewasa dan 2 anak
dibawah umum 9 tahun
3) Tempat hunian luas 21 m2, hanya diperkenankan maksimum 4
orang dewasa atau 2 orang dewasa dan 3 anak dibawah umum 9
tahun.
4) Melaporkan perubahan anggota penghuni (pindah/masuk) dalam
waktu maksimum 2 x 24 jam
5) Menciptakan keamanan dan estetika (kebersihan dan kerapihan)
tempat dan lingkungan hunian
6) Apabila meninggalkan tempat, listrik sebaiknya dipadamkan,
pastikan kran air dan gas tertutup.
7) Menjaga suara radio dan televisi jangan sampai mengganggu
tetangga.
8) Yang meninggalkan/mengosongkan tempat hunian untuk
sementara harus melaporkan kepada Ketua Lingkungan dan
Pengelola
9) Menjalin hubungan kekeluargaan antar sesama penghuni
10) Pengerjaan peralatan, perbaikan/renovasi yang bersifat umum,
harus seijin tetangga/penghuni lain dan pengelola
11) Saling menjaga dan memenuhi kegiatan transaksi atau memakai
dan/atau penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang, yang
dilarang oleh Undang-undang
12) Perjanjian penghunian dibuat jangka waktu satu tahun dan bisa
diperpanjang sebanyak-banyaknya tiga kali
13) Menghuni/tamu penghuni yang membawa kendaraan
menempatkan pada tempat parkir/lokasi yang telah ditetapkan.
14) Ketentuan-ketentuan lain yang diatur dalam Perjanjian Sewa
Menyewa Rusunawa dan diberlakukan oleh pengelola setempat.

.......................................,........200...
Menyetujui
Pemohon

......................................
Lampiran

SURAT IJIN PENGHUNIAN RUSUNAWA


No. Formulir

Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa No. :

Maka kepada yang tersebut dibawah ini :

Nama : .......................................

Pekerjaan : .......................................

Alamat : .......................................

(sebelumnya) : .......................................

Telah diserahkan 1 (satu) set kunci rumah No : .......................Lantai :


...................Blok : .................dalam keadaan baik, sehingga karena itu
yang bersangkutan berhak dan diijinkan menempati/menghuni rumah
tersebut terhitung sejak tanggal surat iini penghunian ini dikeluarkan.

Penghunian rumah adalah sesuai daftar keluarga/pengikut terlampir.

........................20........
Pimpinan Kantor Pengelola

....................................

Catatan :

Surat ijin penghunian (SIP) ini agar disimpan dengan baik dan diperlihatkan apabila
petugas atau pihak yang berwajib mendatangi unit hunian saudara

Anda mungkin juga menyukai