Anda di halaman 1dari 8

Retno Puji Astuti : Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum

dengan Seksio Sesarea

Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI terhadap Produksi ASI pada Ibu
Postpartum dengan Seksio Sesarea

Retno Puji Astuti, 1 Kusnandi Rusmil,2 Wiryawan Permadi,3 Johanes C. Mose,4 Jusuf S.
Effendi,5 Dewi M.D. Herawati6
1
Mahasiswa Program Studi Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
2
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
3,4,5
Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
6
Departemen Imu Gizi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Abstrak

Produksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam
pemberian ASI secara dini pada tindakan seksio sesarea. Pengaruh anestesi pada ibu pasca seksio
sesarea menyebabkan terhambatnya pengeluaran hormon oksitosin. Perlu dilakukan stimulasi reflek
oksitosin dengan pijat punggung dan memerah ASI. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
pengaruh pijat punggung dan memerah ASI terhadap produksi ASI pada ibu Postpartum dengan seksio
sesarea. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan rancangan posttest only design
with nonequivalent groups. Populasi penelitian ini adalah ibu Postpartum dengan seksio sesarea di
RSIA Buah Hati Pamulang, Tangerang Selatan. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik
non- random sampling dengan metode consecutive sampling. Jumlah sampel 60 responden yang
dibagi menjadi 30 responden kelompok intervensi dan 30 responden kelompok kontrol. Pengolahan
dan analisis data menggunakan uji chi-Square dan uji exact fisher. Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya pengaruh pijat punggung dan memerah ASI terhadap produksi ASI pada ibu postpartum
dengan seksio sesarea dengan nilai Number Needed to Treat (NNT) = 3,3 dan nilai RR sebesar 2,8
serta nilai p = 0,012 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan produksi ASI antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Besarnya pengaruh pijat punggung dan memerah ASI berdasarkan
karakteristik Ibu, ditinjau dari usia 20-34 tahun pada kelompok intervensi dengan produksi ASI yang
lancar nilai p = 0,011. Paritas dengan multiparitas nilai p = 0,013. Pendidikan dengan tamat SMA nilai
p = 0,016. Pekerjaan dengan status tidak bekerja nilai p = 0,023. Simpulan dalam penelitian ini adalah
tindakan pijat punggung dan memerah ASI berpengaruh baik terhadap produksi ASI yang lancar pada
ibu postpartum dengan seksio sesarea. Selain itu, usia 20 – 34 tahun, paritas dengan multiparitas,
pendidikan tamat SMA dan ibu yang tidak bekerja berpengaruh baik pada produksi ASI yang lancar.
Saran untuk bidan dapat melakukan pijat punggung dan memerah ASI pada ibu postpartum dengan
seksio sesarea maupun spontan dalam meningkatkan produksi ASI.

Kata kunci : ASI, pijat punggung, memerah ASI, seksio sesarea

Korespondensi : Vila Dago Alam Asri 1 Blok H 30/10 RT 007/002 Pamulang Tangerang Selatan, /HP 08129808459, Email:
eno.astuti@gmail.com

IJEMC, Volume 2 No. 1, Maret 2015 | 1


Retno Puji Astuti : Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum dengan Seksio Sesarea

Effect of Back Massage and Expressing Breast Milk on the Milk Production of
Postpartum Mothers with Caesarean Section

Abstract

Milk production slightly in the first days after birth an obstacle to breastfeeding early in action
caesarean section. Effect of anesthesia on maternal post cesarean impede the hormone oxytocin.
Oxytocin reflex stimulation needs to be done with a back massage and express milk. This study was
to analyze the effect of back massage and express milk for milk production in mothers postpartum
caesarean section. This study uses quasy experiment with design posttest only design with non
equivalent groups, conducted during April to July 2014. The population was post partum mothers with
caesarean section in RSIA Buah Hati Pamulang South Tangerang. Sampling was carried out non
random sampling technique with consecutive sampling method, the number of samples of 60
respondents were divided into 30 respondents 30 respondents intervention group and the control
group. Processing and data analysis using chi-square and fisher's exact test. The results of this study
indicated the presence of a back massage and express milk for milk production in mothers postpartum
caesarean section with a value of Number Needed to Treat (NNT) = 3.3 and RR values of 2.8 and p-
value = 0.012 showed no difference milk production significantly between the intervention group and
the control group. The magnitude of the effect of back massage and express milk by Mother
characteristics, in terms of the age of 20-34 years in the intervention group with a smooth milk
production p value = 0.011. Parity with multiparity p = 0.013. Graduating high school education with
p=0.016. Work with status does not work p=0.023. Conclusions this study is the act of expressing milk
back massage and a good influence on the current milk production in mothers postpartum caesarean
section. In addition, age 20-34 years, parity with multiparity, completed high school education and a
mother whodoes not work contributes to a smooth milk production. Suggestions for midwife can
perform a back massage and express milk in mothers postpartum caesarean section or spontaneous in
increasing milk production.

Keywords: Milk, back massage, express milk, caesarean section

Pendahuluan menimbulkan kecemasan, sehingga akan


Air susu ibu (ASI) merupakan makanan menghambat produksi ASI.2
tunggal dan terbaik yang memenuhi semua Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan
kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai berusia Indonesia (SDKI) tahun 2012, cakupan jumlah
6 bulan serta makanan yang kaya akan gizi dan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih
sangat penting untuk pertumbuhan anak. rendah yaitu hanya 27% bayi umur 4-5 bulan
Terganggunya pertumbuhan anak diawali dengan mendapat ASI eksklusif (tanpa tambahan
kekurangan gizi yang dapat diatasi dengan makanan atau minuman lain). Sebanyak 8% bayi
memberikan ASI saja sejak lahir.1 pada umur yang sama diberi susu lain dan 8%
Persalinan dengan tindakan seksio sesarea diberi air putih. Kondisi ini sangat bertentangan
dapat menimbulkan masalah yang berbeda dengan yang terjadi yaitu pemberian susu
dengan ibu yang melahirkan secara normal. formula. Diketahui bayi-bayi yang lahir di
Selain mengalami perubahan secara fisiologis fasilitas kesehatan lebih cenderung untuk tidak
pada masa nifas terutama involusi dan laktasi, mendapatkan ASI secara eksklusif.3, 4
pada ibu dengan tindakan seksio sesarea ketika Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI no. 33
efek anestesi hilang maka akan timbul rasa nyeri tahun 2012 tentang Pemberian ASI eksklusif
disekitar luka sayatan operasi. Nyeri yang timbul menyatakan bahwa setiap ibu yang melahirkan
dapat menimbulkan berbagai masalah pada ibu harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi
misalnya ibu menjadi malas untuk melakukan yang dilahirkannya.5 Semua ibu dapat dengan
mobilisasi dini, apabila rasa nyeri dirasakan hebat sukses menyusui diukur dari permulaan
ibu akan fokus pada dirinya sendiri tanpa pemberian ASI dalam jam pertama kehidupan
memperdulikan bayinya dan juga akan bayi. Menyusui menurunkan risiko infeksi akut

2 | IJEMC, Volume 2 No. 1, Maret 2015


Retno Puji Astuti : Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum dengan Seksio Sesarea

seperti diare, pneumonia, infeksi telinga, memberikan sensasi relaks pada ibu dan
haemophilus influenza, meningitis dan infeksi melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI
saluran kemih. Menyusui juga melindungi bayi kedua payudara.3
dari penyakit kronis masa depan seperti diabetes Teknik memerah ASI yang dianjurkan
tipe 1. Menyusui selama masa bayi berhubungan adalah dengan mempergunakan tangan dan jari
dengan penurunan tekanan darah dan kolesterol karena praktis, efektif dan efisien dibandingkan
serum total, berhubungan dengan prevalensi dengan menggunakan pompa. Cara memerah
diabetes tipe 2 yang lebih rendah, serta kelebihan ASI menggunakan cara Chele Marmet yang
berat badan dan obesitas pada masa remaja dan disebut dengan Teknik Marmet yang merupakan
dewasa.5 perpaduan antara teknik memerah dan memijat.
Masalah dari ibu yang timbul selama Memerah dengan menggunakan tangan dan jari
menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan mempunyai keuntungan selain tekanan negatif
(periode antenatal), pada masa postpartum dini dapat diatur, lebih praktis dan ekonomis karena
dan masa postpartum lanjut. Masalah menyusui cukup mencuci bersih tangan dan jari sebelum
dapat pula diakibatkan karena keadaan khusus memerah ASI. Jika teknik ini dilakukan dengan
yaitu ibu melahirkan dengan seksio sesarea. efektif dan tepat maka tidak akan terjadi masalah
Jumlah kelahiran seksio sesarea tergolong tinggi dalam produksi ASI maupun cara mengeluarkan
di Indonesia. Pada tahun 2011 terdapat 64 Rumah ASI sehingga bayi akan tetap mendapatkan ASI
Sakit di Jakarta didapatkan angka sebanyak 35,7- dan penggunaan susu formula di hari-hari
55,3% dari 17.665 kelahiran.3 Studi pendahuluan pertama kelahiran bayi dapat dikurangi.7,8
pada RSIA Buah Hati Pamulang, Tangerang Produksi ASI merujuk pada volume ASI
Selatan pada tahun 2013 jumlah kelahiran seksio yang dikeluarkan oleh payudara.ASI yang telah
sesarea sebesar 757 kelahiran dari jumlah diproduksi disimpan di dalam gudang ASI.
keseluruhan yaitu 1452 kelahiran atau sekitar Selanjutnya ASI dikeluarkan dari payudara
52,13%. kemudian dialirkan ke bayi, banyaknya ASI yang
Tindakan seksio sesara bukan merupakan dikeluarkan oleh payudara dan diminum oleh
halangan untuk dapat menyusui sesegera bayi, diasumsikan sama dengan produksi ASI.9,10
mungkin bahkan tetap bisa melakukan IMD Penilaian terhadap produksi ASI dapat
walaupun keberhasilannya sekitar 50% daripada menggunakan beberapa kriteria sebagai acuan
persalinan normal. Tindakan seksio sesarea bila untuk mengetahui keluarnya ASI dan jumlahnya
menggunakan anestesi umum, bayi bisa mulai mencukupi bagi bayi pada 2 - 3 hari pertama
disusukan setelah ibu sadar dengan bantuan bidan kelahiran, diantaranya adalah sebelum disusui
atau perawat. Efek anestesi yang diterima bayi payudara ibu terasa tegang, ASI yang banyak
mengakibatkan bayi lemah dan malas menyusu dapat keluar dari puting dengan sendirinya, ASI
sehingga tidak ada rangsangan hisap pada yang kurang dapat dilihat saat stimulasi
payudara ibu sehingga proses laktasi akan pengeluaran ASI, ASI hanya sedikit yang keluar,
terhambat, tetapi hal tersebut tidak berlangsung bayi baru lahir yang cukup mendapatkan ASI
lama apabila ibu dan bayi keadaan umumnya maka BAK-nya selama 24 jam minimal 6-8 kali,
baik tanpa ada komplikasi, maka harus segera warna urine kuning jernih, jika ASI cukup setelah
dilakukan rawat gabung, supaya ibu dapat menyusu maka bayi tertidur atau tenang selama
menyusui setiap kali bayi menginginkannya.2 2- 3 jam.6,2,9
Faktor keberhasilan menyusui dipengaruhi Indikator lain untuk melihat bahwa produksi
oleh gizi ibu yang baik, kelainan endokrin, ASI mencukupi bagi bayi adalah karakteristik
lingkungan sosial, ekonomi, politik maupun dari BAB bayi. Pada 24 jam pertama bayi
psikologis.Tindakan anastesi pada pasien seksio mengeluarkan BAB yang berwarna hijau pekat,
sesarea menyebabkan terhambatnya pengeluaran kental dan lengket, yang dinamakan dengan
hormon oksitosin akibat anestesi lumbal. Hormon mekonium, BAB ini berasal dari saluran
oksitosin ini berdampak pada pengeluaran pencernaan bayi, serta cairan amnion. Pola
hormon prolaktin sebagai stimulasi produksi ASI eliminasi bayi tergantung dari intake yang bayi
pada ibu selama menyusui. Oleh sebab itu, perlu dapatkan, bayi yang meminum ASI, umumnya
dilakukan stimulasi refleks oksitosin sebelum pola BAB-nya 2-5 kali perhari, BAB yang
ASI dikeluarkan atau diperah. Bentuk stimulasi dihasilkan adalah berwarna kuning keemasan,
yang dilakukan pada ibu adalah dengan massase tidak terlalu encer dan tidak terlalu pekat,
rolling (punggung). Tindakan ini dapat sedangkan bayi yang mendapatkan susu formula,

IJEMC, Volume 2 No. 1, Maret 2015 | 3


Retno Puji Astuti : Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum dengan Seksio Sesarea

umumnya pola BAB-nya hanya 1 kali sehari, sampling.


BAB berwarna putih pucat.6,9 Kriteria inklusi yaitu Ibu postpartum seksio
Tujuan penelitian ini adalah untuk meng- sesarea hari ke-2 yang bersedia untuk menjadi
analisis pengaruh pijat punggung dan memerah responden, Ibu yang mempunyai bayi dengan
ASI terhadap produksi ASI pada ibu postpartum refleks hisap baik, Ibu yang melahirkan bayi
dengan seksio sesarea. Penelitian ini diharapkan dengan BB ≥ 2500 gram, Ibu dan bayi rawat
secara praktis dapat sebagai bahan masukan bagi gabung dan bentuk puting kedua payudara ibu
pengelola pelayanan kesehatan terutama dalam normal. Kriteria eksklusi yaitu Ibu yang
asuhan kebidanan ibu nifas dan sebagai asuhan melahirkan bayinya meninggal, ibu mengalami
berbukti penelitian untuk dapat disebarluaskan demam tinggi, payudara ibu mengalami kelainan
serta dapat menjadi informasi bagi ibu misalnya mastitis.
postpartum baik dengan seksio sesarea maupun Kelompok perlakuan diberikan treatment
postpartum spontan tentang produksi ASI. pijat punggung dan memerah ASI. Treatment
pijat punggung ini dilakukan oleh bidan saat
Metode berada di RSIA selanjutnya sampai hari ke dua
Penelitian ini menggunakan quasi puluh delapan (4 minggu) dilakukan atau dibantu
experiment dengan rancangan posttest only oleh suami atau keluarga responden, sedangkan
design with nonequivalent groups, yang memerah ASI diajarkan oleh bidan selanjutnya
dilakukan pada 60 responden yaitu ibu-ibu dilakukan oleh responden. Penelitian dilak-
postpartum dengan seksio sesarea di Rumah sanakan pada bulan April sampai dengan Juli
Sakit Buah Hati Pamulang, Tangerang Selatan 2014. Pengolahan dan analisis data menggunakan
(kelompok perlakuan 30 responden dan uji chi kuadrat untuk menganalisis hubungan 2
kelompok kontrol 30 responden). Pengambilan variabel kategorik. Jika ada ekspektasi sel kurang
sampel pada penelitian ini dilakukan teknik dari 5 digunakan uji exact Fisher. Kemaknaan
nonrandom sampling dengan metode consecutive hasil uji ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05.

Hasil
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
Perlakuan pijat punggung Kontrol
Karakteristik & memerah ASI Nilai p*
Responden n=30 % n =30 %
Usia (tahun)
20 – 34 27 90 25 83,3
≥35 3 10 5 16,7 0,448
Pendidikan Terakhir
Tamat SMA/ sederajat 17 56,7 19 63,3
Tamat Perguruan tinggi 13 43,3 11 37,7 0,472
Paritas
Primipara 8 26,7 12 40,0
Multipara 22 73,3 18 60,0 0,273
Pekerjaan
Bekerja 7 23,3 10 33,3
Tidak bekerja 23 76,7 30 66,7 0,390

Keterangan : *) uji Chi-Kuadrat

Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat usia terbanyak adalah multipara. Pekerjaan dilihat
responden prosentase terbanyak pada usia 20-34 paling banyak yang tidak bekerja dibandingkan
tahun baik untuk kelompok perlakuan maupun dengan yang bekerja.
kelompok kontrol. Tingkat pendidikan responden Berdasarkan hasil uji statistik karakteristik
terbanyak yaitu SMA dan terendah lulus responden diatas baik pada usia, pendidikan,
perguruan tinggi. Paritas atau banyaknya anak paritas dan pekerjaan, menunjukkan perbedaan

4 | IJEMC, Volume 2 No. 1, Maret 2015


Retno Puji Astuti : Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum dengan Seksio Sesarea

yang tidak bermakna dengan nilai (p > 0,05) homogen sehingga variabel tersebut di atas layak
antara kedua kelompok perlakuan dan kelompok diperbandingkan.
kontrol. Karakteristik kedua kelompok penelitian

Tabel 2. Pengaruh Intervensi Terhadap Produksi ASI


Kelompok Produksi ASI Total RR (IK 95 %) Nilai p*
Tidak Lancar Lancar
Kontrol 14 (46,7%) 16 (53,3 %) 30 (100%) 2,80 0,012
Perlakuan 5 (16,7%) 25 (83,3 %) 30 (100%) (1,15 – 6,80)
Total 19 (31,7 %) 41 (68,3 %) 60 (100%)
Keterangan : *) uji chi kuadrat

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat besarnya = Nilai kejadian dalam grup perlakuan dikurang
pengaruh kelompok kontrol terhadap produksi dengan nilai kejadian dalam grup kontrol. (ARR
ASI dengan RR = 2,8 artinya risiko terjadinya = 0,833 – 0,533 = 0,3). Besarnya nilai NNT =
produksi ASI yang tidak lancar pada kelompok 1/0,3 = 3,3 artinya memberikan intervensi (pijat
kontrol adalah 2,8 kali bila dibandingkan dengan punggung dan memerah ASI) kepada 3 orang
kelompok perlakuan (pijat punggung dan akan mendapatkan 1 orang yang produksi
memerah ASI). NNT (Number Needed to Treat) ASInya lancar, dan nilai x2 Pearson = 6,239 serta
= 1 dibagi ARR (Absolute Risk Reduction). ARR p = 0,012.

Tabel 3 Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI Berdasarkan Karakteristik Ibu
Postpartum dengan Seksio Sesarea terhadap Produksi ASI
Produksi ASI
Variabel Kelompok Lancar Tidak Lancar Nilai p*
N = 30 N = 30
Usia (tahun)
20 – 34 Perlakuan 22 (81,5 %) 5 (18,5 %) 0,011*
Kontrol 12 (48 %) 13 (52 %)

≥ 35 Perlakuan 2 (66,67 %) 1 (33,33) 1,0**


Kontrol 4 (80 %) 1 (20 %)
Paritas
Primipara Perlakuan 3 (37,5 %) 5 (62,5 %) 0,642*
Kontrol 3 (25 %) 9 (75 %)

Multiparitas Perlakuan 20 (90,9 %) 2 (9,1) 0,013**


Kontrol 13 (72,2 %) 5 (27,8 %)
Pendidikan
SMA Perlakuan 13 (76,5 %) 4 (23,5 %) 0,016*
Kontrol 7 (36,8 %) 12 (63,2 %)

PT Perlakuan 12 (92,3 %) 1 (7,7 %) 0,576**


Kontrol 9 ( 80 %) 2 (20 %)
Pekerjaan
Bekerja 1 (14,3 %)
Perlakuan 6 (85,7 %) 0,602*
3 (30 %)
Kontrol 7 (70 %)
Produksi ASI Nilai p*
Variabel Kelompok Lancar Tidak Lancar Nilai p
N = 30 N = 30
Tidak Bekerja Perlakuan 19 (82,6 %) 4 (17,4 %)
0,023**
Kontrol 9 (45 %) 11 (55 %)
Keterangan : *) berdasarkan uji Chi Kuadrat dan **) dengan uji Exact Fisher

IJEMC, Volume 2 No. 1, Maret 2015 | 5


Retno Puji Astuti : Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum dengan Seksio Sesarea

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada
besarnya pengaruh pijat punggung dan memerah ibu adalah dengan massase rolling (punggung).
ASI berdasarkan karakteristik ibu, ditinjau dari Tindakan ini dapat memberikan sensasi relaks
usia 20-34 tahun pada kelompok perlakuan pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta
dengan produksi ASI lancar, setelah dilakukan uji saluran ASI kedua payudara. Massasse rolling
statistik dengan nilai p = 0,011 sehingga dapat (punggung) akan memberikan kenyamanan dan
dikatakan bahwa usia 20-34 tahun berpengaruh membuat rileks ibu karena massase dapat
terhadap produksi ASI. Ditinjau dari variabel merangsang pengeluaran hormon endorphin serta
paritas dengan multiparitas pada kelompok dapat menstimulasi refleks oksitosin.6
multiparitas dengan produksi ASI lancar, setelah Teknik pemijatan pada titik tertentu dapat
dilakukan uji statistik dengan nilai p = 0,013 menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga
sehingga dapat dikatakan bahwa paritas dengan aliran darah dan energi di dalam tubuh akan
multiparitas berpengaruh terhadap produksi ASI. kembali lancar. Punggung adalah daerah dimana
Dilihat dari pendidikan dengan tamat SMA pada wanita paling sering mengalami ketegangan.
kelompok perlakuan dengan produksi ASI Punggung merupakan titik akupresur untuk
lancar, setelah dilakukan uji statistik dengan nilai memperlancar proses laktasi. Selain itu syaraf
p = 0,016 sehingga dapat dikatakan bahwa pada payudara dipersyarafi oleh syaraf punggung
pendidikan dengan tamat SMA berpengaruh atau dorsal yang menyebar di sepanjang tulang
terhadap produksi ASI. Ditinjau dari pekerjaan belakang.3 Penelitian oleh Mulyati (2009)
dengan status tidak bekerja pada kelompok massase merupakan salah satu terapi pendukung
perlakuan dengan produksi ASI lancar, setelah yang efektif untuk mengurangi ketidaknyamanan
dilakukan uji statistik dengan nilai p = 0,023 fisik serta memperbaiki gangguan mood.
sehingga dapat dikatakan bahwa status tidak Pengurangan ketidaknyamanan pada ibu menyu-
bekerja berpengaruh pada produksi ASI. sui akan membantu lancarnya pengeluaran ASI.
Hasil penelitian Endah (2011), dengan uji
Pembahasan statistik didapatkan P = 0,009 terlihat terdapat
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat pengaruh pengaruh pijat oksitosin terhadap jumlah
kelompok pada pemberian intervensi Pijat kolostrum yang dikeluarkan ibu postpartum.42
punggung dan memerah ASI terhadap produksi Melalui pijatan atau rangsangan pada tulang
ASI dengan nilai NNT = 3,3 artinya memberikan belakang, neurotransmitter akan merangsang
intervensi 3 orang untuk menghasilkan 1 orang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke
yang produksi ASInya lancar, dan nilai hypothalamus di hipofise posterior untuk
x2 Pearson = 6,239 dan p = 0,012. Dari tabel 2 mengeluarkan oksitosin, menyebabkan payudara
dapat dilihat besarnya pengaruh kelompok mengeluarkan ASI. Dengan pijatan di daerah
kontrol terhadap produksi ASI dengan RR = 2,8 tulang belakang ini juga akan mereklasasi
artinya resiko terjadinya produksi ASI yang tidak ketegangan dan menghilangkan stres dan dengan
lancar pada kelompok kontrol adalah 2,8 kali bila begitu hormon oksitosin keluar dan akan
dibandingkan dengan kelompok perlakuan. membantu pengeluaran ASI, dibantu dengan
Hasil penelitian Maliha (2011), produksi isapan bayi pada putting pada saat segera setelah
ASI sesudah diberikan intervensi massase rolling bayi lahir dengan keadaaan bayi normal.1
(punggung) pada kelompok kontrol dan Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat besarnya
intervensi di dapatkan nilai rata-rata produksi pengaruh intervensi yaitu Pijat Punggung dan
ASI pengukuran post pada kelompok intervensi Memerah ASI berdasarkan karakteristik Ibu,
adalah 13,31 dengan standar deviasi 2,522, ditinjau dari usia 20 – 34 tahun pada kelompok
sedangkan pada kelompok kontrol didapat nilai perlakuan dengan produksi ASI lancar, setelah
produksi ASI pengukuran post 9,81 dengan dilakukan uji statistik dengan nilai p=0,011
standar deviasi 2,971. Hasil uji statistik dida- sehingga dapat dikatakan bahwa usia 20-34 tahun
patkan nilai p= 0,001. Jadi ada perbedaan yang berpengaruh terhadap produksi ASI. Variabel
signifikan rata-rata produksi ASI ibu post SC paritas dengan multiparitas pada kelompok
sesudah dilakukan massase rolling (punggung) perlakuan dengan produksi ASI lancar, setelah
pada kelompok intervensi dan kontrol.3 Hal ini dilakukan uji statistik dengan nilai p=0,013
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh sehingga dapat dikatakan bahwa paritas dengan
Perinasia (2004) bahwa perlu dilakukan stimulasi multiparitas berpengaruh terhadap produksi ASI.
refleks oksitosin sebelum ASI di keluarkan atau Ibu multipara pada penelitian ini mempunyai

6 | IJEMC, Volume 2 No. 1, Maret 2015


Retno Puji Astuti : Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum dengan Seksio Sesarea

proporsi produksi ASI lancar lebih banyak Ditinjau dari tabel 3 pekerjaan dengan status
dibandingkan ibu primipara. tidak bekerja pada kelompok perlakuan dengan
Penelitian Moore menyatakan bahwa ibu produksi ASI lancar dengan nilai p=0,023
multipara menunjukkan produksi ASI yang lebih sehingga dapat dikatakan bahwa status tidak
banyak dibandingkan dengan primipara pada hari bekerja berpengaruh pada produksi ASI.
keempat Postpartum. Kenaikan jumlah paritas Penelitian yang dilakukan oleh Indriyani tentang
menyebabkan perubahan produksi ASI walaupun pengaruh menyusui dini dan teratur terhadap
tidak bermakna. Produksi ASI pada anak pertama produksi ASI pada ibu Postpartum dengan Sectio
580 ml/24 jam, anak kedua 654 ml/24 jam, anak Caesarea di RSUD Dr. Soebandi Jember dan Dr.
ketiga 602 ml/24 jam, anak keempat 600 ml/24 H. Koesnadi Bondowoso menunjukkan bahwa
jam, anak kelima 506 ml/24 jam. Hal ini sesuai proporsi ibu yang produksi ASI optimal lebih
dengan pendapat Engram bahwa ibu yang besar dibandingkan dengan kelompok kontrol
mengalami laktasi kedua dan seterusnya akan yaitu sebesar 80,6% pada kelompok intervensi
lebih baik produksi ASI nya daripada yang sedangkan pada kelompok kontrol hanya 18,8%
pertama. Pendapat Engram didukung oleh yang mempunyai produksi ASI optimal. Produksi
Ebrahim, bahwa ibu-ibu yang paritasnya lebih ASI diukur pada hari ke-14 post section caesarea
dari satu akan memiliki rata-rata pemberian ASI dengan cara observasi dan menggunakan
pertama lebih cepat dibandingkan ibu yang kuesioner yang meliputi indikator ibu dan bayi.
memiliki paritas pertama.12 Hasil analisis juga menunjukkan bahwa ada
Dilihat dari tabel 3 pendidikan dengan perbedaan antara kecukupan produksi ASI antara
tamat SMA pada kelompok perlakuan dengan kelompok yang diberikan intervensi menyusui
produksi ASI lancar dengan nilai p = 0,016 dini dan teratur terhadap produksi ASI ibu
sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan Postpartum dengan Sectio caesarea dengan
dengan tamat SMA berpengaruh terhadap OR=18,6 (95% CI: 5,13-63,51). Hal ini berarti
produksi ASI. Keinginan kuat ibu post-seksio ibu Postpartum dengan sectio caesarea yang
sesarea untuk mempelajari teknik ini karena ibu menyusui dini dan teratur berpeluang 18,6 kali
ingin produksi ASI nya lancar sehingga bayinya lebih besar produksi ASI optimal dibandingkan
sehat dan hal ini tidak dipengaruhi oleh latar kelompok kontrol.13
belakang pendidikan ibu. Pernyataan yang Fenomena yang ditemukan di lapangan
berbeda diungkapkan oleh Friedman dalam menunjukkan bahwa produksi ASI dan ejeksi
Mardiyaningsih bahwa pendidikan dapat ASI yang sedikit pada hari-hari pertama setelah
mempengaruhi kemampuan dan upaya orang tua melahirkan menjadi kendala dalam pemberian
dalam melakukan perawatan dan memelihara ASI secara dini. Penurunan produksi ASI pada
kesehatan anak dan beradaptasi terhadap peran hari-hari pertama setelah melahirkan dapat
sebagai orang tua sehingga dapat lebih mudah disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon
mencapai sesuatu.7 Pendapat Friedman didukung prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan
oleh Worthington-Roberts dalam Nurliawati yang dalam kelancaran produksi ASI. Kondisi ini
menyatakan bahwa ibu yang berpendidikan dialami juga oleh ibu yang melahirkan dengan
rendah kurang dalam memberikan ASI secara seksio sesarea. Hal ini disebabkan karena
eksklusif.2 penggunaan obat-obatan yang digunakan pada
Tingkat pendidikan seseorang tidak dapat saat operasi maupun sesudah operasi.
dijadikan pedoman bahwa seseorang akan Pada penelitian ini, memiliki keterbatasan
berhasil pada saat proses menyusui. Akan tetapi hanya mencari pengaruh pijat punggung dan
informasi yang benar dan diterima tentang proses memerah ASI terhadap produksi ASI sehingga
menyusui sebelumnya akan menentukan kemungkinan adanya variabel lain diantaranya
keberhasilan proses menyusui. Seseorang yang faktor ibu, faktor bayi dan faktor lain yang
mempunyai pendidikan rendah akan tetapi dia berpengaruh terhadap produksi ASI. Subjek
memperoleh informasi yang benar tentang penelitian karena dilakukan di ruang lingkup
menyusui maka dia akan berhasil dalam proses rumah sakit ibu dan anak adapun jumlah sampel
menyusui sehingga pendidikan kesehatan tentang dalam penelitian ini sudah sesuai dengan jumlah
menyusui perlu diberikan kepada ibu pada saat minimal sampel yang dibutuhkan, namun
masa kehamilan sehingga ibu mempunyai penelitian ini akan menghasilkan data yang lebih
keyakinan bahwa dia akan berhasil dalam proses baik jika dilakukan pada populasi dan sampel
menyusui. yang lebih besar.

IJEMC, Volume 2 No. 1, Maret 2015 | 7


Retno Puji Astuti : Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum dengan Seksio Sesarea

Simpulan dari penelitian ini tindakan pijat Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Jakarta :
punggung dan memerah ASI berpengaruh baik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI; 2012.
terhadap produksi ASI yang lancar pada ibu 5. Peraturan pemerintah RI no 33 tahun 2012 tentang
Postpartum dengan seksio sesarea. Usia ibu pemberian ASI Eksklusif.
Postpartum seksio sesarea antara 20 – 34 tahun 6. Suradi R. Manajemen Laktasi. Jakarta : Perinasia; 2004.
berpengaruh baik terhadap produksi ASI yang 7. Mardiyaningsih, Eko. Efektivitas kombinasi Teknik
Marmet dan Pijat Oksitosin terhadap produksi ASI pada
lancar. Paritas ibu postpartum seksio sesarea Ibu post seksio di Rumah Sakit Wilayah Jawa Tengah.
dengan multiparitas berpengaruh baik terhadap 8. Roesli Utami. (2005). Mengenal ASI ekslusif. Jakarta :
produksi ASI yang lancar. Pendidikan ibu Trubus Agriwidya.Chele Marmet.
postpartum seksio sesarea dengan tingkat SMA 9. Nichol.K.P. (2005). Panduan menyusui. (Wilujeng T.A.,
berpengaruh baik terhadap produksi ASI yang Penerjemah).Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
10. Biasa.M, Nurbaeti.I, dan Mardiah.W.2005. Hubungan
lancar. Ibu Postpartum seksio sesarea yang tidak menyusui bayi pada 30 menit pertama setelah kelahiran
bekerja berpengaruh baik terhadap produksi ASI dengan waktu keluarnya air susu ibu di ruang bersalin
yang lancar. Nilai RR 2,8 yaitu resiko terjadinya RSUD Sumedang. Majalah Keperawatan, Nursing
produksi ASI yang tidak lancar pada kelompok Journal of Padjadjaran University, 6(XII), 117- 123.
11. Endah, Siti Nur.Pengaruh pijat oksitosin terhadap
kontrol 2,8 kali dibandingkan dengan kelompok pengeluaran kolostrum pada ibu Postpartum di ruang
perlakuan. Nilai NNT 3,3 artinya memberikan kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.
intervensi (pijat punggung dan memerah ASI) Tahun 2011.
kepada 3 orang akan mendapatkan 1 orang yang 12. Roesli Utami. (2012) Panduan Konseling Menyusui.
produksi ASInya lancar. Jakarta: Sentra Laktasi Indonesia
13. Indriyani, Diyan. Pengaruh menyusui ASI dini dan
Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan teratur terhadap produksi ASI pada ibu Postpartum
dengan jumlah sample yang lebih banyak serta dengan sectio caesarea (SC) di RSUD Dr Soebandi
responden dapat melibatkan ibu postpartum Jember dan Dr H Koesnadi Bondowoso
dengan spontan dan dengan seksio sesarea. 14. Blair, T. Suckling of lactation mother.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/pubmed/abstract.20
03 (diperoleh 2013 November 15)
Daftar Pustaka 15. Tri Budiarti. Peningkatan Produksi ASI Ibu nifas Seksio
Sesarea melalui pemberian paket “Sukses ASI” :
1. Depkes, Paket Modul Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini www.ejournal.ui.ac.id (diperoleh 15 Februari 2014)
dan ASI Eksklusif. Jakarta; Depkes RI; 2008 16. Anthony D, et al. The Use and Interpretation of Quasi-
2. Nurliawati, Enok dkk. Faktor-faktor yang berhubungan Experimental Studies in medical Informatics :
dengan produksi ASI pada Ibu pasca seksio sesarea di www.ncbi.nlm.nih.gov (diperoleh 15 Februari 2014)
wilayah kota dan kabupaten Tasikmalaya: 17. J. Morton, et al. Combining hand techniques with
http://lontar.ui.ac.id./opac/themes/libri2/ electric pumping increase milk production in mother of
detail.jsp?id=20282685 (diperoleh 25 September 2013). preterm infant. Journal of Perinatology (2009) 29 757 -
3. Maliha Amin, dkk. Efektivitas massase rolling 764
(punggung) terhadap produksi ASI pada Ibu post operasi 18. Endah, Siti Nur.Pengaruh pijat oksitosin terhadap
Sectio Caesarea di RS Muhammadiyah Palembang pengeluaran kolostrum pada ibu post partum di ruang
tahun 2011 kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.
4. Balitbangkes. Laporan Pendahuluan Survey Demografi 2011.

8 | IJEMC, Volume 2 No. 1, Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai