PENDAHULUAN
rupiah tidak dapat terlepas dari kesalahan konsepsi pembangunan ekonomi masa lalu.
Kebijakan yang berorientasi pada pengembangan usaha skala besar justru semakin
impor dan modal asing menyebabkan mereka rentan terhadap fluktasi nilai tukar.
Para ahli, pada umumnya tidak memperkirakan krisis ekonomi ini akan terjadi
begitu dasyat. Dalam waktu singkat, ekonomi kita kempes seperti terkena tusukan
(PHK). Menurut BPS sampai akhir 2003 tercatat 11,4 juta pengangguran (11,63%
dari jumlah angkatan kerja) dengan pertumbuhan sektor industri hanya mencapai
Banyak orang mengatakan bahwa ekonomi kita dalam keadaan kritis. Namun,
ini tidak dapat dibanding sama rata. Di beberapa wilayah Indonesia seperti Sulawesi,
Kalimantan, Sumatera dan Maluku, banyak usaha kecil dan menengah yang tidak
terkena dampak kritis. Justru banyak dari mereka yang menikmati hasil dari
Di sinilah suatu pandangan masa lalu yang mengatakan bahwa UKM penuh
dengan resiko tidak terbukti kebenarannya. UKM mampu bertahan di tengah krisis
turunnya permintahan terhadap barang kecil, (2) mayoritas UKM mengandalkan pada
non banking financial dalam aspek pendanaan. Maka ketika perbankan juga
tangguh dalam menghadapi masa kritis. Kontribusi sektor ini pada ekonomi nasional
pun cukup signifikan. Menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM (Menegkop &
UKM) mengatakan jumlah populasi UKM pada 2006 mencapai 48,9 juta unit usaha
atau 99,98% terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya
mencapai 85,4 juta orang atau 96,18% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia.
Jumlah itu naik 2,2 juta pekerja setara 2,6% bila dibanding tahun 2005 dimana
jumlah tenaga pekerja UKM 83,2 juta, Usaha Kecil 79 juta pekerja dan Usaha
Menengah 4,2 juta pekerja. Menegkop & UKM juga mengatakan bahwa UKM
menyumbang 53,3% atau sebesar Rp1.778,7 triliun dari total Produk Domestik Bruto
20 Maret 2008).
memperhatikan sektor UKM . Pada waktu itu, dana dan daya yang dimiliki
ternyata sebagaian besar dari kelompok konglomerat mengalami pukulan berat dan
pada saat yang sama justru sektor UKM relatif mampu bertahan. Banyak pengusaha
konglomerat bangkrut akibat usaha yang dibangun begitu besar dengan hutang,
sehingga saat krisis terjadi tidak mampu mengembalikan hutang-hutang yang sudah
jatuh tempo, apalagi hutang dan bahan baku yang digunakan berbasis mata uang
asing. Situasi lain saat krisis adalah harga bahan baku yang tinggi sedangkan
kemampuan daya beli masyarakat yang cenderung terus menurun. Ini merupakan
situasi yang sulit dihindarkan pada saat itu. Berbeda dengan yang dialami oleh para
UKM yang dianggap sebagai salah satu alternatif penting yang mampu mengurangi
beban berat yang dihadapi perekonomian nasional dan daerah. Hal ini karena UKM
merupakan kegiatan usaha dominan yang dimiliki bangsa Indonesia. Selain itu
pengembangan kegiatan UKM relatif tidak memerlukan modal yang besar dan dalam
priode krisis selama ini UKM relatif “survive”. Sejalan dengan otonomi daerah,
menjawab dan merespon kebutuhan masyarakat. Melalui upaya ini, UKM sedikit
Di tingkat daerah, khususnya Kota Medan, kita dapat melihat bahwa secara
umum pertumbuhan perekonomian Kota Medan tidak terlepas dari kontribusi UKM.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah pertumbuhan UKM yang ada di Kota Medan, yaitu
terdapat 12.997 unit usaha, baik yang bergerak di sektor industri maupun yang
tenaga kerja sebanyak 102.421 orang. Walaupun UKM mempunyai jumlah yang
besar, namun UKM hanya mampu memberikan 39,8% saja terhadap PDRB,
kontibusi UKM terhadap PDRB, maka pemerintah dan pihak yang terkait merasa
Namun usaha tersebut terkendala dari pihak UKM itu sendiri. Adapaun serangkain
1. Modal terbatas
terhadap berbagai informasi, layanan dan fasilitas keuangan yang disediakan oleh
sulit ditemukan, antara lain karena pengetahuan dan managerial skil pengusaha
kecil dan menengah belum mampu menyusun strstegi bisnis yang tepat.
sehingga terjadi pembagian kerja yang tidak jelas dan sering kali pengusaha harus
3. Pemasaran yang relatif sulit karena dihadapkan pada struktur pasar yang sangat
kompotitif. Bukan saja antara industri kecil melainkan ada kalanya juga dengan
industri besar. Disamping itu, kesulitan pemasaran juga disebabkan oleh berbagai
yang terkait dengan iklim usaha seperti: (a) besarnya biaya transaksi, panjangnya
proses perizinan dan timbulnya berbagai pungutan; dan (b) praktik usaha yang tidak
sehat. Selain itu, otonomi daerah yang diharapkan mampu mempercepat tumbuhnya
iklim usaha yang kondusif bagi UKM ternyata belum menunjukkan kemajuan yang
merata.
perlu melakukan pengembangan terhadap usaha kecil dan menengah. Dinas Koperasi
Kota Medan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota yang memiliki tugas
menengah sudah menjadi salah satu tugas pokok dalam program kerja dinas koperasi.
pengembangan program kemitraan, dan juga melakukan evaluasi terhadap hasil dari
program tersebut.
apabila :
1. Tujuan atau sasaran dari program tersebut dapat teracapai sesuai dengan apa yang
telah direncanakan
ditetapkan
pengembangan UKM tersebut akan mampu meningkatkan daya saing UKM dengan
produk dari negara lain dan meningkatkan kondisinya dari segi kualitas dan juga
dengan apa yang benar-benar terjadi. Masalah-masalah dapat diketahui atau dicari
2005: 32 )
Adapun tujuan yang penulis harapkan dapat dicapai melalui penelitian ini
adalah :
Manfaat penelitian merupakan hal yang diharapkan dari hasil penelitian yang
dilakukan. Manfaat penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup hal-hal
sebagai berikut :
UKM
4. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini sebagai bahan masukan
mendatang.
terlebih dahulu teori-teori yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
Sebagi upaya untuk lebih mengarahkan penelitian mencapai tujuan yang hendak
dicapai.
meliputi :
ahli manajemen, terdapat berbagai pendekatan yang dilakukan serta pemikiran yang
antara dua orang atau lebih yang berkerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan
terikat secara formal dalam satu ikatan hierarki dimana selalu terdapat hubungan
antara seseorang atau kelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau
every human association for the attainment of common purpose” (organisasi adalah
Pada dasarnya, organisasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling kait
tempat menjalin kerja sama diantara pelaksananya atau juga sebagai sistem kerja
sama, sistem hubungan dan sistem sosial. Dalam defenisi ini organisasi merupakan
satu sistem, yang berarti adanya kesatuan dari berbagai faktor manusia yang
kesatuannya oleh kelompok yang melihat bahwa ada manfaat untuk bekerja sama ke
arah sasaran yang sama. Jadi elemen yang sangat mendasar dalam organisasi apapun
adalah “sasaran atau tujuan”. Tanpa adanya suatu sasaran dan tujuan yang ingin
Secara umum organisasi sebagai rangkaian kerja sama antar manusia dapat
Tabel 1.1
penelitian ini organisasi yang dilihat adalah organisasi pemerintahan, yaitu Dinas
Koperasi Kota Medan yang memiliki tugas melaksanakan sebagian urusan rumah
tangga daerah dalam bidang pengkoperasian pengusaha kecil dan menengah serta
melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya termasuk juga dalam
tangan) dan agere (berarti melakukan). Setelah digabung menjadi kata manager
(bahasa Inggeris) yang berarti mengurus atau managiere (bahasa latin) yang berarti
melatih.
Menurut George Terry (Syafiie, 2003 : 117) manajemen adalah suatu proses
yang dilakukan untuk menentukan serta menacapai sasaran yang telah ditentukan
manusia, baik dalam skala pekerjaan yang kecil hingga penentuan tujuan dalam
pekerjaan yang besar sekalipun. Manajemen memiliki tujuan tertentu yang tidak
diagambarkan sebagai sesuatu yang tidak nyata, karena ia tidak dapat dilihat, tetapi
hanya terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya (out put ) atau hasil kerja yang
memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik.
organisasi untuk mencapai tujuan yang tekah ditetapkan sebelumnya melalui proses
1.5.3 Efektivitas
mencapai tujuan atau sasaran yang telah di tetapkan sebelumnya. Dengan kata lain
secara umum diartikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan oleh suatu
organisasi dengan kemampuan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara obyektif.
merupakan atribut yang diinginkan dalam organisasi, tetapi anehnya hanya ada
sedikit usaha yang dilakukan untuk menerangkan konsep itu sendiri sehingga orang
selalu saja memiliki sudut pandang teoritis maupun sudut pandang kepemimpinan
sebenarnya merupakan sebuah konsep yang samar. Hal ini karena efektivitas hanya
lebih sering disebut-sebut dari pada diteliti, baik di dalam teori-teori maupun
kepustakaan organisasi. Oleh sebab itu konsep efektivitas dalam suatu organisasi
tidak selalu baku, dalam arti dapat saja menggunakan ukuran yang berbeda-beda.
Pendekatan ini menekankan pada aspek internal organisasi publik, yaitu dengan
Pendekatan ini merupakan gabungan dari ketiga pendekatan diatas yang muncul
1999 : 193). Hal ini senada dengan pendapat T. Hani Handoko (1993 :7) yang
tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tingkat
pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat merupakan salah satu ukuran efektivitas.
Ukuran ini tidak mempertimbangkan berapa biaya, tenaga dan waktu yang digunakan
Bila ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka efektivitas adalah tercapainya
berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya tepat pada waktunya dengan
tersebut tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dan suatu kegiatan dikatakan tidak
efektif apabila penyelesaian atau penacapaian tujuan tidak sesuai dengan waktu yang
Selanjutnya bila ditinjau dari aspek manfaat, maka Steers (Zainun, 1991 : 14)
manfaat dalam organisasi dengan segala cara. Ia menekankan bahwa semakin besar
keuntungan yang diperoleh organisasi, maka organisasi itu semakin efektif. Dengan
1. Pencapaian tujuan, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai
2. Ketepatan waktu, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian atau
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan memberikan manfaat
konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh hasil dari suatu kebijakan.
Oleh sebab itu, tidak terlalu salah jika dikatakan implementasi kebijakan
merupakan aspek yang penting dalam keseluruhan dari proses kebijakan. Bahkan
“pelaksanaan kebijakan adalah suatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih
atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan”
merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk
diseleksi”.
yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Program akan menunjang
implementasi karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek, antara lain:
harus dilalui
3. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui
Dengan adanya program, maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir
Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi yaitu adanya
akan menerima manfaat dari program yang dijalankan serta terjadinya perubahan dan
unsur pelaksananya yang merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan memiliki arti penting
karena pelaksanaan, baik itu organisasi maupun perorangan bertanggung jawab dalam
yang telah direkomendasikan untuk dipilih oleh policy makers bukanlah jaminan
bahwa kebijakan tersebut pasti berhasil dalam pelaksanaannya. Ada banyak faktor
pejabat-pejabat terhadap suatu obyek atau sasaran yang diarahkan untuk mencapai
1. UsahaKecil
b. Memiliki kekayaan (aset) bersih Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah
koperasi.
1.b. Sedangkan menurut badan pusat statistik (BPS, 2003), usaha kecil
adalah :
tetap kurang dari Rp. 200 juta dan omset per tahun kurang dari
Rp. 1 milyar
2. Usaha Menengah
menengah adalah :
usaha
sampai 99 orang.
warganegara Indonesia, memiliki kekayaan bersih antara Rp. 200 Juta sampai
Rp. 10 Milyar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan omset
tahunan atau hasil penjualan sebanyak Rp. 1 Milyar sampai 5 Milyar (tidak
termasuk tanah dan bangunan), serta memiliki tenaga kerja sebanyak 1 sampai
99 orang.
itu sangat berbeda-beda, tergantung pada fokus permasalahan yang dituju dan
instasi yang berkaitan dengan sektor ini (Anoraga, 2002 : 225). Sedangkan di
negara-negara lain, kriteria yang ada akhirnya turut menentukan ciri sektor
UKM, yang antara lain ditentukan oleh karyawan yang dimiliki perusahaan
yang bersangkutan.
tinggi
3. Modal terbatas
terbatas
terbatas
1. Sektor Pertanian
pada pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan bercocok tanam
2. Sektor Pertambangan
alam, baik merupakan benda padat, cair maupun gas untuk tujuan
produksi yang terletak pada pada suatu tempat tertentu yang melakukan
setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya,sehingga lebih dekat
a. Sub sektor listrik adalah sub sektor suatu unit (kesatuan) produksi
b. Sub sektor air adalah sub sektor suatu unit (kesatuan) produksi yang
tujuan komersil
c. Sub sektor gas adalah sub sektor suatu unit (kesatuan) produksi yang
yang terletak pada pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan
tujuan komersil
jasa angkutan penumpang atau barang jadi / ternak dari suatu tempat
maupun tidak bermotor baik milik sendiri maupun milik orang lain
tujuan komersil
Sektor jasa adalah sektor dari suatu kegiatan serta ada seseorang atau lebih
memiliki dua unsur, yaitu : (1) pengembangan itu sendiri bisa berupa suatu
tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan, (2) pengembangan itu bisa
teknologi, pasar, dan tantangan yang baru serta perputaran yang cepat dari
kondisi UKM ke arah yang lebih baik, sehinga UKM dapat lebih baik
mandiri
produk jadi, bahan baku baik untuk pasar dalam negeri maupun ekpor.
adanya sumber daya manusia yang bermutu, maka UKM akan dapat tumbuh
kemiskinan.
UKM dapat dilihat dari dua sisi, yaitu faktor dari dalam perusahaan (faktor
internal) dan faktor dari luar perusahaan (faktor eksteral), sebagai berikut
Faktor Internal
Faktor Eksternal
produksi
lain :
Tabel 1.2
dan peningkatan ekspor non-migas. Selama ini telah banyak usaha-usaha yang
lamban. Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan
Masalah Internal
b. Kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga
yang terjangkau
internasional
Masalah Eksternal
d. Suku bunga masih relatif tinggi. Dengan masih tingginya suku bunga,
menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1999 : 33). Melalui konsep peneliti diharapkan
diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan defenisi dari konsep yang
dipergunakan, yaitu :
1. Efektifitas, yaitu nilai atau ukuran keberhasilan dan keberdayaan Dinas Koperasi
Kota Medan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam setiap
3. Usaha Kecil dan Menengah, yaitu suatu usaha atau kegiatan ekonomi yang
tempat usaha) dan omset tahunan atau hasil penjualan sebanyak Rp. 1 Milyar
sampai 5 Milyar (tidak termasuk tanah dan bangunan), serta memiliki tenaga
Untuk memperjelas kerangka konsep yang dipakai dalam penelitian ini, dapat
- Tercapainya Tujuan
- Ketepatan Waktu
- Manfaat
OUT-PUT OUT-COME
a. Meningkatkan pemasaran a. Bertambahnya jumlah UKM
prodak b. Meningkatnya kesejahteraan
b. Meningkatkan modal usaha UKM dari segi ekonomi,
c. Meningkatkan kualitas SDM, pendidikan dan kesehatan
terutama dalam penggunaan c. Meningkatnya modal usaha
teknologi d. Bertambahnya saluran
d. Meningkatkan jumlah dan pemasaran
mutu produksi e. Meningkatnya produksi dari
e. Meningkatkan omset segi kualitas maupun
penjualan kuantitas
bagaimana cara mengukur suatu variabel sehingga dalam pengukuran ini dapat
1. Pencapaian tujuan
e. Terlaksananya kemitraan antara UKM dengan UKM atau UKM dengan usaha
besar
2. Ketepatan waktu
telah ditetapkan
d. Peningkatan omset/penjualan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan metode penelitian, populasi dan sampel serta teknik
lokasi penelitian
BAB VI PENUTUP
yang dilakukan.