Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

PARASITOLOGI

Disusun oleh :
DICKY YUDHA KRISTANTO
NIM. P07134117011

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
A. Spesies Trichinella spiralis

Trichinella spiralis atau disebut juga cacing otot adalah hewan dari
anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Nematoda.
Cacing ini menyebabkan penyakit trichinosis pada manusia, babi, atau tikus.
Parasit masuk ke tubuh manusia melalui daging babi yang dimasak kurang
matang. Di dalam usus manusia, larva berkembang menjadi cacing
muda. Cacing muda bergerak ke otot melalui pembuluh limfa atau darah dan
selanjutnya menjadi cacing dewasa. Untuk mencegah terinfeksi oleh cacing ini,
daging harus dimasak sampai matang untuk mematikan cacing muda.

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Adenophorea
Ordo : Trichocephalida
Superfamili: Trichinelloidea
Genus : Trichinella
Spesies : T. spiralis

Nama Binomial
Trichinella spiralis

B. Distribusi Geografik
Cacing ini kosmopolit,tetapi dinegeri beragama islam parasit ini jarang
ditemukan pada manusia. dieropa dan amerika serikat parasit ini banyak
ditemukan karena penduduknya mempunyai kebiasaan makan daging babi yang
kurang matang (sosis).

C. Epidemologi
a. Kejadian pada hewan Umum terdapat pada usus dan jaringan otot babi, tikus,
anjing, kucing, hewan liar dan mamalia.
b. Sapi, domba, kuda dan burung mempunyai kekebalan alami tertentu terhadap
infeksi. Walaupun cacing dewasa terdapat dalam usus tapi larvanya jarang
ditemukan dalam otot, oleh karena itu sapi, domba dan burung tidak berperan
dalam penyebaran penyakit.
c. Induk semang utama adalah babi, manusia dan tikus.
d. Predileksinya bervariasi tergantung spesies induk semang.

D. Struktur Morfologi
1. Cacing jantan panjangnya 1,4 –1,6 mm dan betina 3-4 mm,
2. ukuran telur 30 x 40 mikron, telur akan menetas dalam uterus cacing betina
(viviparosa). Larva seekor cacing betina dapat menghasilkan 1.350-2.000
larva ditemukan dalam kista mikroskopis pada urat daging bergaris melintang.
3. Yang jantan mempunyai anus yang ditonjolkan dan sembulan berbentuk
kerucut disetiap sisi. Tidak mempunyai spikulum dan selubung.Vulva terletak
pertengahan esofagus.

E. Siklus Hidup
Manusia terinfeksi karena memakan daging mentah atau setengah matang
dari hewan yang terinfeksi, terutama babi, babi hutan, dan beruang. Larva lalu
masuk keusus halus, menembus mukosa, dan menjadi dewasadalam 6-8
hari. Cacing betina dewasa melepaskan 1500 larva yang bisa bertahan hidup
sampai 6 minggudari mukosa usus halus, larva tersebut menyebar melalui
pembuluh limfe dan darah menuju ke otot seran lintang dan tumbuh di sana
sebagai kista.Larva yang barulahir bermigrasi melalui aliran darah dan
jaringantubuh, tetapi akhirnya hanya bertahan di selotot
rangka lurik.Larva mengkista (encyst) sepenuhnya dalam 1-2 bulan dan tetap
hidup hingga beberapa tahun sebagai parasit intraselular. Larva yang mati
akhirnya diserap kembali tubuh.
F. Patogenitas
Gejala trikinosis tergantung pada beratnya infeksi yang disebabkan oleh
cacing dewasa dan stadium larva.
 Pada saat cacing dewasa mengadakan invansi ke mukosa usus,timbul
gejala usus seperti sakit perut, diare, mual dan muntah. Masa tunas 1-2
hari sesudah infeksi.
 Larva tersebar diotot 7-28 hari sesudah infeksi.pada saat itu timbul nyeri
otot (mialgia) dan radang otot (miositis) yang disertai demam,easinofilia
dan hipereosinofilia.,biasanya penderita sembuh secara perlahan-lahan
bersamaan dengan dibentuknya kista dalam otot.
 Pada infeksi berat(5000 ekor larva/kg berat badan) penderita mungkin
meninggal dalam waktu 2-3 minggu,tetapi biasanya kematian terjadi
dalam waktu 4-8 minggu sebagai akibat kelainan paru,otak atau kelainan
jantung.

G. Diagnosis
Untuk mendiagnosis terjadinya infeksi oleh Trichinella Spiralis, tidak cukup
hanya dengan melihat tanda dan gejala klinis yang terjadi pada pasien.
 Diagnosis pasti penyakit karena trichinella spiralis adalah dengan melakukan
pemeriksaan laboratorium melalui tes kulit dengan memakai antigen yang
terbuat dari larva Trichinella. Pemeriksaan laboratium tersebut dapat
memberikan memberikan reaksi positif kira-kira pada minggu ke 3 atau
minggu ke-4. Reaksi yang timbul jika penderita memang mengalami infeksi
oleh trichinella spiralis adalah berupa benjolan memutih pada kulit dengan
diamter sebesar 5 mm atau lebih yang dikelilingi daerah eritema [kulit
memerah]
 Pemeriksaan lainnya adalah berupa reaksi imunologi seperti tes ikat
komplemen, dan tes presipitin.
 Diagnosis pasti karena infeksi cacing ini juga dapat ditegakkan dengan
mencari larva yang ada di dalam darah dan cairan otak yang dapat dilakukan
pada hari ke 8-14 sesudah infeksi.
 Diagnosisi pasti juga dapat ditegakkan dengan melakukan biopsi otot, larva
Trichinella dapat ditemukan pada minggu ke-3 atau ke-4 sesudah infeksi

H. Pengobatan
Tidak ada terapi anthelmentik yang spesifik, bahkan setelah diagnosa
definitif. Pengobatan khusus untuk menghilangkan parasit dapat menggunakan
berbagai jenis benzimidazoles (mebendazole atau albendazole). Pemberian
mebendazole pada awal infeksi mungkin dapat mengurangi jumlah larva.
Sebagaimana telah disebutkan, pasien mungkin menyembunyikan cacing dewasa
yang akan menghasilkan bayi larva sela-ma beberapa minggu selama infeksi fase
akut tanpa terdeteksi. Mebendazole (200 mg/hari selama 5 hari) atau albendazole
(400 mg/hari selama 3 hari) harus diberikan untuk orang dewasa (kecuali ibu ha-
mil), dan juga untuk anak-anak (5 mg per kg [berat badan] per hari selama 4 hari)
(Capo ́ dan Despommier, 1996). Prednisolon dengan dosis 40-60 mg/hari untuk
mengurangi demam dan peradang-an yang disebabkan adanya kerusakan sel yang
dihasilkan oleh penetrasi larva ke dalam jaringan. Gejala tersebut biasanya
menghilang dalam hitungan hari setelah dosis awal diberikan. Pengobatan dengan
steroid berkepanjangan tidak dianjurkan, meskipun gejala mungkin terjadi
kembali ketika perawatan telah mereda. Gejala sisa efek jangka panjang harus
diobati secara simptomatik ketika muncul kembali.

I. Pencegahan
 Memakan daging yang dimasak matang.
 Pengolahan daging babi dengan benar.
 Melakukan pendidikan pada ibu rumah tangga dalam cara memasak daging
babi yang baik.
 Larva mati pada suhu ± 60 ºC atau pada suhu jauh di bawah titik beku. Larva
tidak mati dalam daging yang diasin atau diasap.
J. Daftar Pustaka
https://yennisavinda.wordpress.com/2017/03/31/makalah-trichinella-spiralis/
https://www.academia.edu/12720813/PENDAHULUAN_1.1_Latar_Belakang
https://id.wikipedia.org/wiki/Trichinella_spiralis

Anda mungkin juga menyukai