Anda di halaman 1dari 8

BAB VII

RENCANA PENJADWALAN PEKERJAAN

Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan yang


dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam
hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek.
A. Manfaat-manfaat penjadwalan proyek sebagai berikut :
 Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai
batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas
 Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara
sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap
sumber daya dan waktu
 Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan
 Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan
harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan
 Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan
 Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas penjadwalan proyek :
 Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master
schedule.
 Dana yang di perlukan dan dana yang tersedia.
 Waktu yang di perlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu
yang hilang dan hari-hari libur.
 Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan di antaranya.
 Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek.
 Sumber daya yang di perlukan dan sumber daya yang tersedia.
 Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.
 Kondisi alam dan lokasi proyek.

Jika semakin besar skala proyek, maka semakin kompleks pula


pengelolaan penjadwalan. Karena dana yang di kelola sangat besar, sehingga
kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga besar. Kegiatan yang dilakukan
sangat beragam serta durasi proyek menjadi sangat panjang.
Oleh karena itu, agar penjadwalan dapat diimplementasikan, digunakan
cara-cara atau metode teknis yang sudah digunakan seperti metode penjadwalan
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

proyek. Kemampuan scheduler yang memadai dan bantuan software komputer


untuk penjadwalan dapat membantu memberikan hasil yang optimal.
7.1. Task Analysis
A. Penguraian Pekerjaan
Dalam penjadwalan proyek diperlukan adanya penguraian
pekerjaan. Penguraian pekerjaan ini berupa item-item yang akan berguna
dalam perencanaan proyek. Dengan adanya penguraian pekerjan akan
memudahkan dalam perencanaan proyek konstruksi. Penguraian pekerjaan
disusun berdasarkan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan. Setelah
penguraian pekerjaan selesai maka akan mempermudah untuk penjadwalan
suatu proyek.
B. Durasi Pekerjaan
Durasi proyek adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan proyek (Maharany dan Fajarwati, 2006).
(Maharany dan Fajarwati, 2006) menjelaskan bahwa faktor yang berpengaruh
dalam menentukan durasi pekerjaan adalah volume pekerjaan, metode kerja
(construction method), keadaan lapangan, serta keterampilan tenaga kerja
yang melaksanakan pekerjaan proyek.
Tujuan membuat durasi pekerjaaan ini adalah:
 Untuk menentukan urutan pekerjaan agar sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan yang ada, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan
dengan lancar dan tercapainya efisiensi sumber daya dengan mutu
pekerjaan yang mencapai persyaratan teknis.
 Untuk mendeteksi terjadinya keterlambatan pekerjaan, bila terjadi
keterlambatan dapat dicegah sedini mungkin atau diambil kebijakan
lain. Sehingga tidak perlu mengganggu pekerjaan lain.

C. Urutan Pekerjaan Bersyarat (Predesessor dan Successor)


Suatu pekerjaan harus memenuhi beberapa persyaratan agar
pekerjaan tersebut memiliki spesifikasi teknis untuk dikerjakan. Urutan
pekerjaan bersyarat sangat penting dalam perencanaan suatu pekerjaan.

SA’ADAH KHAIRUNNISAK 1610922035


LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

Predessesor merupakan pekerjaan yang telah dilakukan


sebelumnya, sedangkan successor adalah pekerjaan berikutnya.
7.2. Network Planning
Network planning (Jaringan Kerja) pada prinsipnya adalah
hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang
digambarkan/divisualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian
dapat dikemukakan bagian-bagian pekerjaan yang harus didahulukan,
sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan pekerjaan selanjutnya dan
dapat dilihat pula bahwa suatu pekerjaan belum bisa dimulai apabila
kegiatan sebelumnya belum selesai dikerjakan.
Network planning merupakan teknik perencanaan yang dapat
mengevaluasi interaksi antara kegiatan-kegiatan. Manfaat yang dapat
dirasakan dari pemakaian analisis network adalah sebagai berikut :
 Dapat mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dalam hal ini
adalah jalur elemen yaitu kegiatan yang kritis dalam skala waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
 Dapat diketahui dengan pasti kesukaran yang akan timbul jauh
sebelum terjadinya sehingga dapat diambil tindakan yang
presentatif.
 Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber
daya dan memperhatikan efek terhadap waktu selesainya proyek.
 Sebagai alat komunikatif yang efektif.
 Memungkinkan tercapainya penyelenggaraan proyek yang lebih
ekenomis dipandang dari sudut biaya langsung dan penggunaan
sumber daya yang optimum.
 Dapat dipergunakan untuk memperkirakan efek-efek dari hasil yang
dicapai suatu kegiatan terhadap keseluruhan rencana.

Network juga sering disebut diagram panah, apabila hasil-hasil


perkiraan dan perhitungan waktu telah dibubuhkan pada network maka ini
dapat dipakai sebagai jadwal proyek (project schedulle). Untuk membentuk
gambar dari rencana network tersebut perlu digunakan simbol-simbol, antar
lain:

SA’ADAH KHAIRUNNISAK 1610922035


LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

a. (Arrow / anak panah)

Arrow / anak panah yang menyatakan aktivitas / kegiatan yaitu


suatu kegiatan atau pekerjaan dimana penyelesaiannya membutuhkan
durasi (jangka waktu tertentu) dan resources (tenaga, alat, material dan
biaya). Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan, dimana
panjang dan kemiringan tidak berpengaruh.

b. (Lingkaran Kecil / Simpul / Node / Event)

Node / event, yang merupakan lingkaran bulat yang artinya saat


peristiwa atau kejadian yaitu pertemuan dari permulaan dan akhir
kegiatan.
c. (Anak panah terputus-putus)

Dummy /anak panah terputus-putus yang menyatakan kegiatan


semu yaitu aktivitas yang tidak membutuhkan durasi dan resources.

7.3 Penjadwalan
Jadwal adalah durasi waktu kerja dari serangkaian aktivitas kerja
yang harus dilakukan dalam kegiatan konstruksi. Fungsi jadwal adalah
untuk mengetahui kapan suatu pekerjaan/kegiatan harus dimulai, berapa
lama dikerjakan dan kapan harus selesai. Jadwal digunakan untuk
mengetahui posisi kegiatan dalam kaitannya dengan kegiatan-kegiatan lain.
Penjadwalan merupakan aktivitas yang mendistribusikan usaha
estimasi pada durasi proyek yang direncanakan dengan mengalokasikan
usaha untuk rekayasa. Penjadwalan dapat dilihat dari dua perspektif yang
berbeda yaitu:
1. Tanggal akhir yang telah dibuat sebelumnya dan tidak dapat
dibatalkan.
2. Tanggal akhir ditentukan oleh tim rekayasa, usaha didistribusikan dan
tanggal akhir ditentukan setelah melalui proses yang cermat.

7.3.1. Bar Chart

SA’ADAH KHAIRUNNISAK 1610922035


LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

Merupakan sebuah metode network planning yang cukup banyak


digunakan. Pada Gantt Chart ini mengkombinasikan dua hal, yaitu
penjadwalan dan fungsi perencanaan. Gantt chart ini lebih dikenal karena
penggunaannya yang mudah dan sederhana.
Sebuah Gantt chart digunakan dengan mudah karena pelaksanaan
sebuah pekerjaan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya yang benar-benar
dikerjakan sesuai dengan urutan pekerjaan tanpa mendahului atau melewati
waktu perencanaan. Milestone chart juga merupakan bagian dari Gantt
chart ini.
Dengan menggunakan Gantt chart dapat diperoleh berbagai
keuntungan seperti pada pelaksanaan pekerjaan, sebuah aktivitas mudah
untuk dipahami urutan pekerjaannya. Dengan bar chart sebuah urutan
pelaksanaan mudah dibuat dan diperbaiki. Namun, akibat dari
ketidaktergantungnya pekerjaan yang satu dengan yang lain, maka
pelaksanaan pekerjaan akan menjadi lebih lama. Juga dengan menggunakan
metode ini, urutan kegiatan sebuah pekerjaan menjadi sulit untuk
dilaksanakan.

7.3.2. Kurva S
Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T.
Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal
hingga akhir proyek. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek
berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan
sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Kurva S terbagi
menjadi 2 macam yaitu :
 Kurva S Rencana
 Kurva S Realisasi

Visualisasi Kurva S dapat memberikan informasi mengenai


kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari
sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek.
Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan

SA’ADAH KHAIRUNNISAK 1610922035


LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi tersebut tidak


detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek.
Perbaikan lebih lanjut dapat menggunakan metode lain yang
dikombinasikan, misal dengan metode bagan balok yang dapat digeser –
geser dan network planing dengan memperbaharui sumber daya maupun
waktu pada masing – masing kegiatan.
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot
masing-masing kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek
diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan
dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk S demikian terjadi karena
volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada
pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek
volume kegiatan kembali mengecil.
Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan
dapat berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan /
kegiatan dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk
persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.

7.4. Critical Path Method


Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan
kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka
memprediksi durasi total dengan menonjolkan jalur kritisnya.
Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang
menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan.
Critical path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan
mempunyai kesalahan paling sedikit.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan jalur kritis


ini:
 Tertundanya pekerjaan di jalur kritis akan menunda penyelesaian
jalur proyek ini secara keseluruhan.

SA’ADAH KHAIRUNNISAK 1610922035


LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

 Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan


mempercepat penyelesaian pekerajaan – pekerjaan di jalur kritis.
 Slack pekerjaan jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini
memungkinkan relokasi sumber daya dari pekerjaan non kritis ke
pekerjaan kritis.
CRITICAL PATH METHOD (CPM)

7.5 Precedence Diagram Method (PDM)


Metode pembuatan diagram jaringan kerja proyek menggunakan
simbol kotak sebagai representasi aktivitas proyek. Metode ini lebih
memperlihatkan hubungan waktu. Pada PDM, aktivitas dinyatakan dalam
bentuk kotak atau disebut node, dan hubungan antar aktivitas dinyatakan
dengan anak panah.
Pada diagram precedence dapat digambarkan adanya empat
hubungan aktivitas yaitu hubungan Awal – Awal (Start to Start), Awal – Akhir
(Start to Finish), Akhir – Awal (Finish to Start), Akhir – Akhir (Finish to
Finish). Selain itu pada diagram precedence aktivitas dummy juga tidak
diperlukan lagi sehingga diagram menjadi bersih (Soeharto, 1995).
Ciri-ciri diagram precedence adalah sebagai berikut:
 Aktivitas tidak dinyatakan sebagai panah melainkan divisualisasikan
sebagai node, lingkaran atau kotak.
 Anak panah/garis penghubung tidak mempunyai durasi, sehingga pada
diagram precedence tidak diperlukan adanya aktivitas dummy.
 Anak panah dari satu node ke node yang lain menunjukkan hubungan
ketergantungan dan urutan aktivitas-aktivitas tersebut.

SA’ADAH KHAIRUNNISAK 1610922035


LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

PRESEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

Tahapan Penjadwalan Aktivitas Proyek dengan PDM


Pada proses penjadwalan PDM, apabila terjadi kondisi
keterbatasan sumber daya akan dilakukan penjadwalan ulang yang meliputi
proses alokasi sumber daya dengan metode Resource Scheduling Method.
Terdapat tiga aturan dalam proses alokasi sumber daya ini yaitu (Siswojo,
1981):
 Pengalokasian sumber-sumber menurut waktunya, yaitu dimulai pada
hari pertama dan semua pekerjaan yang mungkin dijadwalkan, ini
kemudian dilakukan pula untuk seterusnya.
 Bila beberapa pekerjaan berkompetisi untuk sumber-sumber yang sama
maka prioritas diberikan pada pekerjaan yang mempunyai slack paling
sedikit.
 Bila mungkin, pekerjaan yang tidak kritis dijadwalkan kembali, agar
dapat membebaskan sumber-sumber untuk keperluan penjadwalan
pekerjaan yang kritis (nonslack jobs).

SA’ADAH KHAIRUNNISAK 1610922035

Anda mungkin juga menyukai