Anda di halaman 1dari 6

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TERHADAP

PENCEGAHAN ANEMIA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SMA FILIAL


NEGERI 1 GUBUG

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF ADOLESCENT GIRLS TO CLASS XI


ANEMIA PREVENTION BEFORE AND AFTER STATE EXTENSION IN SMA FILIAL NEGERI
1 GUBUG

Zela Ubaidillah1), Budi Santosa2), Agustin Rahmawati3)


Program Studi Diploma Kebidanan Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
Email: bidanunimus@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Menurut Moore (1997) yang dikutip oleh Tarwito dkk (2009) anemia pada remaja dapat
berdampak pada menurunnya produktifitas kerja ataupun kemampuan akademis di sekolah karna tidak adanya
gairah belajar dan konsentrasi. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Nursari (2009) pada remaja putri SMP N
18 Bogor, seluruh informasi mengalami anemia tingkat sedang dengan kadar Hb antara 8,7 gr% sampai 10,8 gr%
memiliki beberapa gejala dan tanda anemia yaitu 5L, pusing, mudah ngantuk, pucat pada kuku, bibir dan kelopak
mata. Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap pencegahan anemia sebelum dan
sesudah penyuluhan pada siswi kelas XI di SMA Filial Negeri 1 Gubug. Metode: Jenis penelitian ini adalah
penelitian diskriptif. Variabel yang digunakan adalah pengetahuan dan sikap tentang pencegahan anemia sebelum
dan sesudah penyuluhan. Populasi dalam penelitian ini remaja putri kelas XI di SMA Filial Negeri 1 Gubug yang
berjumlah 49 orang. Pengumpulan data dengan kuesioner. Hasil : Tingkat pengetahuan responden yang
berpengetahuan kurang sebelum di lakukan penyuluhan sebanyak 32 orang (65,3 %) dan setelah di lakukan
penyuluhan yang berpengetahuan baik sebanyak 28 orang (57,1%). Sikap terhadap pencegahan anemia dengan
tingkat pengetahuan positif sebanyak 25 orang (51,0%) setelah dilakukan penyuluhan sikap terhadap pencegahan
anemia dengan tingkat positif sebanyak 35 orang (71,4%). Simpulan : Jumlah responden yang memiliki
pengetahuan baik adalah 57% dan yang memiliki sikap positif adalah 71,4% setelah dilakukan penyuluhan.

Kata Kunci : pengetahuan, sikap dan anemia

ABSTRACT

Background: According to Moore (1997) cited by Tarwito et al (2009) anemia in adolescents may result in
decreased productivity at work or school because of academic ability lack the passion to learn and concentration.
According to the results of research conducted Nursari (2009) in adolescent girls SMP N 18 Bogor, the entire
information of moderate anemic with hemoglobin levels between 8.7 gr% to 10.8 gr% have some symptoms and
signs of anemia that is 5L, dizziness, easy sleepy, pale nails, lips and eyelids. Purpose : To determine the
knowledge and attitudes of adolescent girls on the prevention of anemia before and after counseling at the XI grade
student at SMA Negeri 1 Gubug Filial. Method : This research is a descriptive study. The variables used are the
knowledge and attitudes about prevention of anemia before and after counseling. The population in this study of
adolescent girls in the class XI SMA Negeri 1 Gubug Filial totaling 49 people. Data collection by questionnaire.
Result: The level of knowledge respondents were less knowledgeable before doing outreach in 32 people (65.3%)
and after counseling both knowledgeable as many as 28 people (57.1%). Attitudes toward the prevention of anemia
with positive knowledge level by 25 people (51.0%) after counseling attitudes towards prevention of anemia with
positive rate were 35 (71.4%). Conclusion : The number of respondents who have a good knowledge was 57% and
that having a positive attitude is 71.4% after counseling.

Keywords: knowledge, attitude and anemia

25
PENDAHULUAN putri SMP N 18 Bogor, seluruh informasi
mengalami anemia tingkat sedang dengan
Menurut Soetjiningsih (2004), masa kadar Hb antara 8,7gr% sampai 10,8gr%
remaja merupakan masa peralihan dari masa memiliki beberapa gejala dan tanda anemia,
anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering yaitu 5L pusing, mudah mengantuk, pucat
disebut dengan masa pubertas. Namun pada kuku, bibir dan kelopak mata.
demikian, menurut beberapa ahli, selain Hasil studi pendahuluan yang
istilah pubertas digunakan juga istilah dilakukan di SMA Filial Negeri 1 Gubug
adolesens (dalam bahasa inggris : pada tanggal 5 Agustus 2014 kepada 10
adolescence). Para ahli merumuskan bahwa remaja putri, 7 diantaranya mengalami tanda
istilah pubertas digunakan untuk dan gejala anemia yaitu 5L, gangguan
menyatakan perubahan biologis baikbentuk belajar, mudah mengantuk, susah
maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat berkonsentrasi serta pusing dan 7 orang
dari masa anak-anak ke masa dewasa, tersebut tidak mengetahui pengertian dan
terutama perubahan alat reproduksi. cara pencegahan anemia, 3 orang remaja
Sedangkan istilah adolesens lebih putri tahu tentang anemia tetapi tidak tahu
ditekankan pada perubahan psikososial atau cara pencegahannya dengan benar.
kematangan yang menyertai masa pubertas
Anemia adalah kekurangan kadar METODE PENELITIAN
hemoglobin (Hb) dalam darah yang Jenis penelitian ini adalah penelitian
disebabkan kekurangan zat gizi yang deskriptif dengan pendekatan cross
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. sectional. Metode yang digunakan adalahh
Pada umumnya, anemia lebih sering terjadi melalui pendekatan kuantitatif dengan alat
pada wanita dan remaja putri dibandingkan berupa kuesioner dengan wawancara yang
dengan pria. Sangat disayangkan ditunjukkan untuk mengetahui gambaran
kebanyakan penderita tidak tahu atau tidak pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap
menyadarinya. Bahkan ketika tahupun pencegahan anemia remaja sebelum dan
masih menganggap anemia sebagai masalah sesudah penyuluhan. Sampel dalam
sepele. Remaja putri mudah terserang penelitian ini adalah Remaja Putri sebayak
anemia karena pada umumnya masyarakat 49 orang yang ada di SMA Filial Negeri 1
indonesia (termasuk remaja puutri) lebih Gubug. Pengetahuan diukur sebelum dan
banyak mengkonsumsi makanan nabati yang sesudah penyuluhan. pengetahuan tentang
kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan pencegahan anemia. Penelitian di
dengan makanan hewani, sehingga laksanakan bulan September-Oktober 2014.
kebutuhan tubuh akan zat besi tidak
terpenuhi. Remaja putri biasanya ingin HASIL DAN PEMBAHASAN
tampil langsing, sehingga membatasi asupan Penelitian mengenai gambaran
makanan. Setiap hari manusia kehilangan pengetahuan dan sikap remaja putri ini telah
zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya dilakukan di Kecamatan Tegowanu
melalui feses (tinja), remaja putri mengalami Kabupaten Grobogan memiliki jumlah
haid setiap bulan, dimana kehilangan zat penduduk 50,112 jiwa, kecamatan ini
besi ± 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan mempunyai luas 51,67 km², Kecamatan
zat besi lebih banyak daripada pria. Tegowanu terletak dibagian paling bart dan
Anemia pada remaja dapat merupakan perbatasan antara kabupaten
berdampak pada menurunnya produktivitas Grobogan, Kabupaten Semarang dan
kerja ataupun kemampuan akademis di Demak, terdiri dari 18 desa, memiliki 1
sekolah karena tidak adanya gairah belajar Puskesmas dan 3 Puskesmas Pembantu,
dan konsentrasi. Menurut hasil penelitian Distribusi penduduk bermata pencaharian
yang dilakukan Nursari (2009) pada remaja petani, perikanan dan industri rumah tangga.

26
bahwa pengetahuan adalah hasil tahu,
dan ini terjadi setelah seseorang
1. Pengetahuan Sebelum Penyuluhan memperoleh sesuatu dari hasil
Tabel 1 distribusi frekuensi pengetahuan pengindraannya seperti mata, hidung ,
tentang pencegahan anemia sebelum telinga dan sebagainya seperti yang
penyuluhan diungkapkan oleh Notoatmodjo (2007).
No Tingkat Frekuensi Presentase
Pengetahuan (%) 2. Pengetahuan Sesudah Penyuluhan
Tabel 2 Distribusi frekuensi pengetahuan
1 Kurang 32 65,3 tentang pencegahan anemia sesudah
2 Cukup 13 26,5 penyuluhan
3 Baik 4 8,2 No Tingkat Frekuensi Presentase
Jumlah 49 100 Pengetahuan (%)
1 Kurang 6 12,2
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat 2 Cukup 15 30,6
bahwa distribusi frekuensi tingkat 3 Baik 28 57,1
pengetahuan orang tua tentang Jumlah 49 100
pencegahan anemia yang
berpengetahuan kurang sebanyak 32
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat
orang (65,3%), pengetahuan cukup
bahwa distribusi frekuensi tingkat
sebanyak 13 orang (26,5%) dan yang
pengetahuan orang tua tentang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 4
pencegahan anemia yang
orang.
berpengetahuan kurang sebanyak 6
Pengetahuan remaja mayoritas
orang (12,2%), pengetahuan cukup
kurang , terbukti dengan banyaknya
sebanyak 15 orang (30,6%) dan yang
pertanyaan pengetahuan yang tidak
memiliki pengetahuan baik sebanyak 28
dijawab dengan benar oleh remaja
orang (57,1).
karena kurangnya informasi yang
Berdasarkan hasil diatas
mereka dapat dari tenaga kesehatan,
menunjukkan adanya peningkatan
maupun kesadaran diri sendiri untuk
pengetahuan tentang pencegahan
mendapat atau mencari informasi dari
anemia, pertanyaan-pertanyaan yang
media informasi seperti tv, radio, koran,
sebelum dilakukan penyuluhan dijawab
majalah, dan media informasi lainnya
salah oleh remaja, ternyata setelah
tentang pentingnya perawatan genetalia.
diberikan penyuluhan banyak yang
Pengetahuan adalah merupakan
menjawab dengan benar.
hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
Tingkat pengetahuan pada
orang melakukan penginderaan terhadap
seseorang di pengaruhi banyak faktor
suatu objek tertentu. Penginderaan
menurut Notoatmodjo (2007) yang
terhadap objek terjadi melalui panca
pertama diantaranya lingkungan sosial
indera manusia, yakni penglihatan,
akan mendukung tingginya pengetahuan
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba
seseorang, sedang ekonomi dikaitkan
dengan sendiri (Notoatmodjo, S 2003).
dengan pendidikan, ekonomi baik
Pada waktu penginderaan sampai
tingkat pendidikan, ekonomi baik tingkat
menghasilkan pengetahuan tersebut
pendidikan akan tinggi sehingga tingkat
sangat dipengaruhi oleh intensitas
pengetahuan akan tinggi juga. Budaya
perhatian persepsi terhadap objek.
sangat berpengaruh terhadap tingkat
Sebagian besar pengetahuan manusia
pengetahuan seseorang, karena informasi
diperoleh melalui mata dan telinga.
yang baru akan disaring kira-kira sesuai
Hal itu sesuai teori yang
tidak dengan budaya yang ada dan
dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007)
agama yang dianut. Pendidikan, semakin
27
tinggi pendidikan maka ia akan mudah sikap.Sikaprelatif lebih menetap atau
menerima hal-hal baru dan mudah jarang mengalami perubahan.
menyesuaikan dengan hal yang baru
tersebut. Pengalaman, berkaitan dengan 4. Sikap Sesudah Penyuluhan
umur dan pendidikan individu, bahwa Tabel 4 Distribusi sikap tentang
pendidikan yang tinggi maka pencegahan anemia sesudah penyuluhan
pengalaman akan semakin banyak. No Tingkat Frekuensi Presentase
Oleh karena itu sangat di Pengetahuan (%)
perlukan penyuluhan tentang 1 Positif 35 71,4
pencegahan anemia untuk mencegah 2 Negative 14 28,6
secara dini kejadian anemia pada remaja.
Seperti pada penelitian Aprilia Hidayati Jumlah 49 100
(2011) yang terbukti bahwa penyuluhan Dari data 4 diatas dapat dilihat
dapat meningkatkan pengetahuan bahwa distribusi frekuensi sikap
tentang kangker paudara. terhadap pencegahan anemia dengan
tingkat pengetahuan positif sebanyak
3. Sikap Sebelum Penyuluhan 35 orang (71,4%), sikap danpengetahuan
Tabel 3. Distribusi sikap tentang Negative sebanyak 14 orang (28,6%).
pencegahan anemia sebelum penyuluhan Sikap adalah merupakan reaksi
No Tingkat Frekuensi Presentase atau respon seseorang yang masih
Pengetahuan (%) tertutup terhadap suatu stimulus atau
1 Positif 25 51.0 objek (Notoatmodjo, S 2003).
2 Negative 24 49.0 Sedangkan menurut Thomas dan
Znaniecki (1920) yang dikutip Wawan,
Jumlah 49 100 A dan Dewi. M (2010) menegaskan
Dari tabel 3 diatas dapat bahwa sikap adalah predisposisi untuk
dilihat bahwa distribusi frekuensi sikap melakukan atau tidak melakukan suatu
terhadap pencegahan anemia dengan perilaku tertentu, sehingga sikap bukan
tingkat pengetahuan positif sebanyak hanya kondisi internal psikologis yang
25 orang (51,0%), sikap dan murni dari individu (purely physic inner
pengetahuan negative sebanyak 24 orang state), tetapi sikap lebih merupakan
(49,0%). proses kesadaran yang sifatnya
Sikap (Notoatmodjo, 2007) individual. Artinya, proses ini terjadi
merupakan reaksi atau respon seseorang secara subyektif dan unik pada diri
yang masih tertutup terhadap suatu setiap individu. Keunikan ini dapat
stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap terjadi oleh adanya perbedaan individual
itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi yang berasal dari nilai-nilai dan norma
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu yang ingin dipertahankan dan dikelola
dari perilaku yang tertutup.Sikap itu oleh individu.
merupakan kesiapan atau kesediaan Sikap secara nyata menunjukkan
untuk bertindak dan bukan merupakan konotasi adanya kesesuaian reaksi
pelaksana motif tertentu.Dapat diartikan terhadap stimulus tertentu yang dalam
juga sikap adalah kecenderungan kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
bertindak, berpikir, berpersepsi, dan yang bersifat emosional terhadap
merasa dalam menghadapi objek, ide, stimulus sosial.
situasi, atau nilai. Sikap bukanlah Sikap dapat berubah-ubah,
perilaku, tetapi merupakan karena itu sikap dapat berubah pada
kecenderungan untuk berperilaku orang-orang bila terdapat keadaan-
dengan cara tertentu terhadap objek keadaan dan syarat-syarat tertentu yang
mempermudah sikap pada orang itu.
28
Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi Departemen Kesehatan. 2007. Pelayanan
senantiasa mempunyai hubungan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar.
tertentu terhadap suatu objek. Dengan Jakarta: ISBN
kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari,
atau berubah senantiasa berkenaan Departemen Kesehatan. 2011. Profil
dengan suatu objek tertentu yang dapat Kesehatan Jateng. Jateng: Dinkes
dirumuskan dengan jelas.\
Dalam pemberitaan surat kabar . 2011. Profil
maupun radio atau media komunikasi Kesehatan Semarang. Semarang: Dinkes
lainnya, berita yang seharusnya faktual
disampaikan secara objektif cenderung Feryanto, Achmad. 2011. Asuhan
dipengaruhi oleh sikap penulisnya, Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba
akibatnya berpengaruh terhadap sikap Medika
konsumennya.
Lalega, Zarlena. 2013. Menghadapi
SIMPULAN Kehamilan Berisiko Tinggi. Klaten:
Abata Press
Berdasarkan analisis hasil penelitian
dan pembahasan pada penelitian ini, maka Kusmiyati, Yuli. 2008. Perawatan Ibu
dapat disimpulkan : Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
1. Pengetahuan remaja putri terhadap
pencegahan anemia sesudah Machfoedz, Ircham. 2008. Metodologi
penyuluhan pada siswi kelas XI di Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya
SMA Filial Negeri 1 Gubug mayoritas
mempunyai pengetahuan baik (57%). Manuaba. 2008. Gawat Darurat Obstetri
2. Sikap remaja putri terhadap pencegahan Ginekologi & Obstetri-Ginekologi
anemia sesudah penyuluhan pada siswi Sosial untuk Profesi Bidan.Jakarta:
kelas XI di SMA Filial Negeri 1 Gubug EGC
mayoritas mempunyai sikap positif
(71,4%). Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi
Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
DAFTAR PUSTAKA
Muslihatun, Nur Wafi. 2009. Dokumentasi
Astuti, Maya. 2010. Buku Pintar Kehamilan. Kebidanan.Yogyakarta: Fitramaya
Jakarta: EGC
Ningrum Eka. 2011. Tingkat Pengetahuan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Ibu Hamil tentang Tanda Bahaya
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Kehamilan TM III di Wilayah
Jakarta: Rineka Cipta Puskesmas Kedungmundu. Universitas
Muhammadiyah Semarang. Karya
Astuti, Puji. 2010. Buku Ajar Asuhan Tulis
Kebidanan Ibu Kehamilan.
Yogyakarta: Rohima Press Nirmala, Dkk. 2010. Asuhan Kebidanan
Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha
Azwar, S. 2005. Sikap Manusia dan Teori Ilmu
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis
29
dan Instrumen Penelitian Yulifah, Dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada
keperawatan. Jakarta: Salemba Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Medika Salemba Medika

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi


Kesehatan dan perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu


kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka

Putri Erni. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu


Hamil Primigravida tentang Tanda
bahaya Kehamilan di RB Puji Lestari
Klaten. Poltekes Surakarta. Karya
Tulis Ilmiah

Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Dalam


Penelitian. Bandung: ALFABETA

Saifudin. 2004. Acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo

Setiawan, Saryono. 2011. Metodologi


Penelitian Kebidanan DIII, D IV, S1
dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: ALFABETA

Sujiyatini, Dkk. 2008. Perawatan Ibu


Hamil. Yogyakarta: Fitramaya

Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan


pada Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika

Tiran. 2007. Kehamilan dan


Permasalahannya. Jakarta: EGC

Wawan A dan Dewi A. 2006. Pengetahuan,


Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika

30

Anda mungkin juga menyukai