Disusun oleh :
2016.010.29
2018
BAB I
PENDAHULUAN
anak dan orang dewasa. Asma di bagi menjadi 2 golongan yaitu ekstrinsik
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-
obatan, dan intrinsik yang ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang
bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti
udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi ( Lyndon,2010 ).
2016 sekitar 235 juta dengan angka kematian lebih dari 80% di negara-negara
sebesar 7,4% pada dewasa dan 8,6% pada anak-anak, berdasarkan jenis
kelamin 6,3% laki-laki dan 9,0% perempuan, dan berdasarkan ras sebesar
7,6% ras kulit putih dan 9,9% ras kulit hitam (NCHS, 2016).
sebanyak 4.265 penderita yang di dapat dari Dinas Kesehatan Jawa Timur
2007 Data pasien di Poli Klinik Paru RSUD Dr. Hardjono sebanyak 160
berdenyut lebih kuat, dan peningkatan tekanan darah. Jika aliran darah ke
jumlah waktu istirahat klien ), ajarkan klien untuk tekhnik bernafas dalam dan
relaksasi
Aspek kasus yang dibatasi untuk diangkat dalam topik studi kasus ‘’
1.4 Tujuan
tahun 2018
2018
1.5 Manfaat
Bronkhiale.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
berlebihan jalan napas terhadap iritan atau stimulasi lain. Pada paru –
( Marlene, 2016 ).
sesak napas yang menimbulkan rasa nyeri pada dada ( Sholeh, 2012 ).
2.2 Etiologi
1. Faktor predisposisi
a. Genetik
2. Faktor presipitasi
a. Alergen
b. Perubahan cuaca
c. Stress
d. Lingkungan kerja
aktifitas tersebut.
4. Diaforesis
8. Takikardia
9. Takipnea
2.4 Klasifikasi
1. Ekstrinsik (alergik)
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-
obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin
atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan
emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan
2.5 Komplikasi
1. Status asmatikus
2. Atelektasis
3. Hipoksemia
4. Pneumothoraks
5. Emfisema
2.6 Patofisiologi
yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut :
reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody
ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast
dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar
dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat
ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest ( Dudut, 2003 )
1. Pemeriksaan sputum
kristal eosinopil.
b. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari
cabang bronkus.
mucus plug.
2. Pemeriksaan darah
a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
1. Pemeriksaan radiologi
3. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat
terdapatnya RBB
4. Scanning paru
udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru ( Dudut, 2003 )
2.9 Woc asma bronkhial
faktor pencetus
respon radang
hiper reaktivitas
saluran napas
asma bronkhial
Mk : resiko infeksi
Pada sal. Napas terdapat mukus edema inflamasi dinding bronkus
spasme otot
bronkis alveolus tertutup
mukus obstruksi sal
nafas
bronkus menyempit
penyempitan sal
ventilasi terganggu nafas
dalam waktu
lama udara terjebak sal. Nafas sal. Nafas besar
besar
asidosis ↓ asidosis volume residu ↑ batuk/sesak
gagal napas respiratori kkr ↑ mengi produksi sekkret↑
hiper iritasi mual, muntah
MK : bersihan
pengguna otot bantu nafas anoreksia
jalan nafas tidak
MK : kerusakan efektif
pertukaran gas
kelemahan
MK : gangguan
nutrisi kurang
MK : intoleransi
dari kebutuhan
evaluasi.
2.10.1 Pengkajian
1) Pengumpulan data
1. Identitas klien/biodata
3 Keluhan utama
Clark, 2013)
4 Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan pada klien dengan asma meliputi hal-
kekerapan
d) Genogram
5 Pola kebiasaan
hilang.
kebersihan badannya.
6 Pemeriksaan fisik
takikardia.
ukuran normal
7 Pemeriksaan fisik
7.1 Kepala
kepala.
7.2 Mata
7.3 Hidung
cuping hidung
7.4 Mulut
7.5 Telinga
Periksa penempatan dan posisi telinga, amati
7.6 Leher
kelenjar tiroid
h. Dada
lapang paru
i. Abdomen
j. Ekstremitas
2. Analisa Data
2010)
8 Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
suplai O2
adekuatnya imunitas
dilakukan.
Intervensi Rasional
suplai O2
Intervensi Rasional
jantung cairan/udara
memburuknya hipoksia
c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
makan
Intervensi Rasional
meningkatkan masukan
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
dengan kemampuannya
Intervensi Rasional
yang tenang
imunitas
Kriteria hasil:
- Pasien/keluarga dapat mengidentifikasikan intervensi
Intervensi Rasional
anti microbial
5. Implementasi
6. Evaluasi Keperawatan
antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
1. Evaluasi Formatif
(perencanaan).
2. Evaluasi Sumatif
pelayanan.
RENCANA PENGAMBILAN DATA
Naga, sholeh S. ( 2012 ). Buku panduan lengkap ilmu penyakit dalam. DIVA
press : yogyakarta
Saputra, lyndon & Joan M. Robinson. ( 2010 ). Visual nursing ( keperawatan
medikal bedah ). Binarupa aksara : Padang