Devy Octaviany
SMAN 85 JAKARTA BARAT XII IPA 2
8/6/2014
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Sifat-Sifat Koligatif Larutan. Makalah ini saya buat untuk memenuhi
tugas pertama saya di kelas duabelas. Saya akan membahas dua sifat koligatif larutan yaitu
penurunan titik beku dan tekanan osmosis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan serta dapat meningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
1
Daftar Isi
2
Sifat-Sifat Koligatif Larutan
Adalah sifat larutan encer yang tidak mudah menguap dan hanya tergantung pada jumlah
partikel zat terlarut, tidak tergantung pada jenis zat terlarut.
Adalah sifat dari larutan yang bergantung pada jumlah volume pelarut dan bukan pada
massa partikel.
Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat
koligatif larutan non elektrolit. Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut
(Gambar 6.1)
3
Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Sifat koligatif larutan non elektrolit sangat berbeda dengan Sifat koligatif larutan
elektrolit, disebabkan larutan non elektolit tidak dapat mengurai menjadi ion – ion nya. Maka
Sifat koligatif larutan non elektrolit dapat di hitung dengan menghitung tekanan uap, titik
didih, titik beku, dan tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap,
titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut
murninya, berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa
memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati
ideal hanya jika sangat encer.
Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada
interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut
yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
Keterangan:
n = jumlah seluruh ion zat elektrolit (baik yang + maupun -)
α = derajat ionisasi larutan elektrolit (untuk elektrolit kuat α = 1)
4
Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga i semakin besar, yaitu semakin
mendekati jumlah ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa elektrolitnya. Untuk larutan
encer, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang dari 0,001 m, harga i dianggap sama dengan
jumlah ion.
Sifat –sifat tersebut adalah:
1. Tekanan Uap Larutan
Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya. Pada larutan ideal,
menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu larutan melakukan tekanan yang sama
dengan fraksi mol kali tekanan uap dari pelarut murni.
0
PA = XA . P A
Dalam larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak mudah menguap (tak-atsiri atau
nonvolatile), tekanan uap hanya disebabkan oleh pelarut, sehingga P dapat dianggap sebagai
A
5
3. Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antar partikel
sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antar molekul yang
sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan menghasilkan proses pergerakan
molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk mendekatkan jarak antar molekul diperlukan
suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan
titik beku. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi penurunan
titik beku larutan tersebut.
Seperti halnya kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali
molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf) dinyatakan dengan
persamaan:
ΔTf = Kf . m untuk sifat koligatif larutan elektrolit: ΔTf = Kf . m.i
𝟏𝟎𝟎𝟎
Tf = Kf ( n x )
𝒑
6
pelarut turun dan titik beku, yaitu suhu ketika kristal pertama pelarut murni mulai muncul, turun.
Selisih dengan demikian bertanda negatif dan penurunan titik beku dapat diamati.
Tetapan titik beku molal (Kf)
Pelarut Titik beku (oC) Kf (oC)
Air 0 1,86
Benzena 5,4 5,1
Fenol 39 7,3
Naftalena 80 7
Asam asetat 16,5 3,82
Kamfer 180 40
Nitrobenzena 5,6 6,9
7
Antibeku pada Radiator Mobil
Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di
daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator
kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan
titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku.
Antibeku dalam Tubuh Hewan
Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub,
memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah
ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga
0,8oC.
Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan
di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC
karena zat antibeku yang dikandungnya dapat
mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan
dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya
mengandung zat antibeku antara lain serangga ,
ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga
mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi
mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose.
Antibeku untuk Mencairkan Salju
Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es
salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan
bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2.
Penaburan garam tersebut dapat
mencairkan salju. Semakin banyak garam
yang ditaburkan, akan semakin banyak pula
salju yang mencair.
8
Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul
relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat
terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka
massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari tekanan osmosis, maka pelarut
murni akan keluar dari larutan melewati membran semipermeabel. Peristiwa ini disebut osmosis
balik (reverse osmosis), misalnya pada proses pengolahan untuk memperoleh air tawar dari air
laut.
9
Tekanan osmosis
Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan
Hipotonis.
Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya
mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai
jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
10
Mesin Cuci Darah
Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah.
Terapi menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan
molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran semipermeabel
dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat
ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap
berada di dalam darah.
Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan
makanan ditemukan, garam dapur digunakan untuk
mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh
mikroba penyebab makanan busuk yang berada di
permukaan makanan.
Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang
ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga
lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
11
Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik
Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih
pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan
yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air
murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada
permukaan air laut yang lebih besar daripada
tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes
dari air asin ke dalam air murni melalui selaput
yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-
ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup
besar, air secara spontan akan merembes dari air
murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air
limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
12
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_koligatif_larutan
http://wahyu-apriliyanto.blogspot.com/2011/09/penerapan-sifat-koligatif-
larutan-dalam.html
http://www.ilmukimia.org/2012/12/sifat-koligatif-larutan.html
13