Anda di halaman 1dari 3

JULI DAN KOSEKHANUDNAS III

Aliandi Purba,S.Pd

Sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaanya kepad

a Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar (UUD) 1945), dalam upaya mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan negara adalah defenisi yang dapat ditarik dari
“Bela Negara”. Seperti yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (3)
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Berangkat dari pasal di atas, maka dalam Program
Pendidikan Profesi Guru, Unimed mengadak kegiatan Bela Negara yang wajib
diikuti oleh seluruh peserta PPG 2018. Kegiatan Bela negara ini diadakan di
KOSEKHANUDNAS III (Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional III ) Medan
Polonia. Pelatihan bela negara tersebut bertujuan untuk menumbuhkan rasa
Nasionalisme setiap calon guru profesional.

Jadi ceritanya berawal dari sini, kami (peserta PPG SM3-T Unimed
angkatan VI) pada tanggal 6-8 juli 2018 diwajibkan mengikuti kegiatan bela
negara seperti yang telah dijelaskan pada paragraf pertama tulisan ini. Kegiatan
ini tentunya mengingatkan kami semua dengan pelatihan militer yang kami
dapatkan selama lebih kurang 14 hari pada saat prakondisi dulu. Dan kali ini
kami akan mengikutinya lagi dalam waktu 3 hari. Kami dilatih oleh TNI-AU di
KOSEKHANUDNAS III.

Di hari pertama kami sangat antusias menyambut penjemputan di depan gedung


Biro Rektor Unimed. Panglima Dari KOSEKHANUDNAS III beserta perwira-
perwiranya menjemput kami langsung untuk dibawa ke tempat pelatihan.
Kegiatan hari pertama adalah penyerahan kepada pelatih KOSEKHANUDNAS III
dari pihak kampus. Kemudian upacara pembukaan di KOSEKHANUDNAS III
yang dihadiri langsung oleh Bapak rektor UNIMED beserta pejabat-pejabat
lainnya. Kemudian kami diberikan materi baris-berbaris yang bertujuan untuk
melatih kami dalam hal baris berbaris yang nantinya akan kami ajarkan kepada
peserta dididk kami. Kami diajarakan bagaimana cara melaksanakan apel pagi,
malam dan laporan-laporan lain sebagainya tentunya dengan versi kemiliteran.
Di hari pertama kami juga belajar di dalam kelas, kami mendapat materi sistem
pertahanan semesta, Tujuan Bela Negara, Radikalisme, Terorisme dan masih
banyak lagi. Stelah itu kami kembali ke tenda militer untuk beristirahat (Setelah
jam 11 malam) Banyak pelajaran baru yang saya dapatkan di hari pertama. Dan
ada satu pesan luar biasa yang disampaikan oleh panglima KOSEKHANUDNAS
III ketika memberi wejangan kepada kami, Ia mengatakan “Guru yang hebat
bukanlah guru yang muridnya pintar-pintar semua, tetapi Ia yang dapat
melakukan Elaborasi.

Kegiatan di hari ke dua tentunya tidak kalah menarik, di hari ke dua


pelatihan tepatnya pada pukul 04.00 dini hari kami dibangunkan dengan suara
sirene beserta suara tembakan yang membuat sport jantung. Tentunya kami
semua seperti orang yang ketakutan, bergegas tanpa menghiraukan sekitar,
mengambil apa yang perlu dibawa , lalu keluar dari dalam tenda, dan tiarap di
lapangan menghadap ke luar pagar. Kami ketakutan, kebingungan, hiruk pikuk,
cemas, lucu, dan saya bingung mau menjelaskan yang saya rasa pada saat itu.
Suara tembakan itu menggetarkan jantung seolah-olah saya sedang berada
dalam war siatuation yang sangat menegangkan. Para pelatih mengatakan
bahwa tujuan kami diperlakukan seperti itu agar apabila suatu saat berada dalam
kondisi darurat perang ataupun bencana alam dan musibah-musibah lainnya,
kami dapat menyelamatkan diri, membawa barang-barang berharga (dokumen
dan arsip-arsip) dengan cepat dan selamat. Karena di dunia ini tidak ada yang
dapat menjamin kita akan berada dalam hal-hal baik dan nyaman selamanya.
Maka diperlukan kemampuan untuk menyelamatkan yang perlu diselamatkan.

Kemuadian masih di hari kedua, kami berjalan kurang lebih 3 km menuju


markas lain yaitu PASKHAS. Di sana kami mendapat materi Survival. Mulai dari
cara bertahan hidup di hutan, menjerat hewan liar, serta makanan yang dapat
dikonsumsi ketika tersesat. Kegiatan ini bertujuan agar jika suatu ketika di tempat
pengabdian nanti kami tersesat dan tak tahu arah jalan pulang, kami sudah
memiliki bekal yang dapat dilakukan. Contohnya ialah mengikuti arah sinar
matahari dan aliran sungai untuk menemukan arah jalan keluar ketika tersesat
dihutan, memotong pohon pisang, bambu, dam memeras lumut untuk
mendapatakan air dan juga Memasang jerat untuk menangkap hewan-hewan
buas sekaligus mengulitnya.

Ceritanya tidak berakhir sampai disitu, kami kembali mendapat


pembekalan materi di kelas. Materi kali ini sangant menarik walaupun masih
seputar Kenegaraan, Narkoba dan Masalah-masalah sosial liannya. Tetapi ada
seorang pemateri yang berhasil menumbuhkan rasa cinta saya terhadapa negeri
ini beratu-ratus kali lipat. Pak Sugeng, adalah seorang pemateri yang juga
sebagai TNI-AU di Pangkalan Udara Lanud Suwondo, Medan Polonia. Beliau
sangat inspiratif, persuatif dan sangat ear catching (menarik didengar). Beliau
mampu mnyadarkan kami bahwa negara ini sangat patut dibanggakan dan
dipertahankan. Setiap yang dikatakan beliau sangat menarik untuk didengar,
cerita hidupnya juga sangat luar biasa. Aku mengaguminya banyak sekali yang
dapat diambil darinya, disiplin dan menerima adalah kuncinya. Ada beberapa hal
yang saya ingat dari banyak nasehat yang diberikannya. Seperti : “ kita tidak bisa
membantu semua orang, tetapi setiap orang dapat membantu semua orang”,
“Semua orang berhak menilai saya (itu tidak masalah) tetapi yang harus saya
lakukan adalah tetap menjalankan yang telah menjadi tugas saya”

Tibalah malam di hari kedua pelatihan, sepertinya kali ini kondisi cuaca
tidak mendukung untuk menyalakan api unggun sebagai malam puncak dari
kegiatan ini. Tidak masalah, yang terpenting adalah suasana yang meriah dan
kebeersamaan. Jadi malam puncak atau malam terakhir pelatihan kami diadakan
di KOSEKHANUDNAS III. Pada malam itu kami bersuka ria, bernyanyi bersama,
bercerita pengalaman selama SM3-T dahulu, dan juga menari bersama.
Kegiatan malam itu dihadiri oleh beberapa perwakilan pejabat tinggi rektorat
UNIMED dan tentunya seluruh panitian Bela Negara TNI-AU
KOSEKHANUDNAS III. Acaranya sangat hangat dan gembira. Sepertinya
walaupun hanya 3 hari berada disana, ini adalah sesuatu yang sangat
memorable (layak diingat) bagi kami semua. Acara dan rangkaian Kegiatan
Pelatihan berakhir.

Di hari ke tiga pada pukul 07:10 WIB kami mengadakan upacara pelepasan
sebagai tanda telah selesainya pelatihan bela negara. Upacara tersebut dihadiri
oleh seluruh Panitia Bela Negara KOSEKHANUDNAS III beserta panglima dan
Rektor UNIMED beserta jajarannya. Kesimpulan yang dapat ditarik dari cerita
refleksi diatas adalah, setiap orang memiliki tingkat nasionalisme yang berbeda.
Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme setiap orang berbeda pula, ada yang
melalui kegiatan-kegiatan nasionalisme, ada juga yang melalui diskusi dan
pemaparan tentang materi kenegaraan masalah sosial dan lainnya. Setiap kita
tidak sama. Dan aku sudah mencintainya (Indonesia-ku).

Anda mungkin juga menyukai