Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PEMANFAATAN MULTI MEDIA PEMBELAJARAN


BERBASIS TIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SMA NEGERI KLAKAH KELAS X, XI, XII
TA 2011/2012

Untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Akhir Semester


Bahasa Indonesia

Oleh :

Pipit Susanti Martalia ( 211131511 )

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

WIDYAGAMA LUMAJANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-
Nyalah sehingga Penyusunan Proposal Penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pemanfaatan Multi Media Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri Klakah
Tahun Pelajaran 2011/2012” telah dapat diselesaikan.
Proposal Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk Mengikuti
Ulangan Semester guna untuk mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Ibu Dra. Mimin Y, MM selaku dosen pembimbing
2. Ibu Dra. Pudji Setyowati, MPd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri
Klakah
3. Rekan-rekan semua di Kelas X SMA Negeri Klakah
4. Teman-teman yang turut serta membantu dalam pembuatan Proposal
Penelitian ini
Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis
banggakan. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis. Penulis menyadari Proposal Penelitian ini masih jauh
dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat
diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga Proposal Penelitian
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.

Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 2

C. Pembatasan Masalah ............................................................. 3

D. Perumusan Masalah .............................................................. 3

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI / KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ............................................................................ 5

A. Landasan Teori ..................................................................... 5

B. Kerangka Berpikir ................................................................. 12

C. Hipotesis Penelitian .............................................................. 13

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 14

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 14

B. Metode dan Desain Penelitian .............................................. 14

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............ 14

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ....................... 14

E. Analisis Data ......................................................................... 15

Daftar Pustaka ............................................................................................ 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya tidak dianggap oleh
siswa sebagai pelajaran yang sukar. Para siswa tidak pernah mengategorikan
sebagai momok seperti halnya Pelajaran Matematika, Fisika, Bahasa
Inggris, dan lain-lain. Tetapi pada kenyataannya nilai hasil belajar siswa
pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak lebih baik dari mata pelajaran
yang dianggap sukar dan sebagai momok bagi siswa. Permasalahan ini
muncul bukan hanya karena kemampuan dan motivasi belajar siswa yang
kurang, tetapi juga faktor lingkungan belajar yang kurang mendukung.
Dalam hal ini kreativitas guru bahasa Indonesia dalam mengelola
pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, guru sebagai
pengelola pembelajaran harus mengemas pembelajaran yang efektif dan
bermakna bagi siswa. Pembelajaran akan memiliki makna, jika
pembelajaran yang dikemas guru dapat dinikmati oleh siswa dan dapat
memotivasi siswa. Setya Yuwana Sudikan (2004: 2) menegaskan, mengajar
adalah menata lingkungan agar pembelajar termotivasi dalam menggali
makna serta menghargai ketidak seragaman.
Pada saat ini di sekolah telah mulai diperkenalkan pemanfatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dalam proses pembelajaran
setidaknya TIK menempati tiga peranan, yakni sebagai konten pembelajaran
(standar kompetensi), sebagai media pembelajaran, dan sebagai alat belajar.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam
pembelajaran menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran.
Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Francis M. Drawer. Hasil
penelitian ini antar lain menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada
umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisan
sebesar 10%, pesan audio 10%, visual 30%, audio visual 50%, dan apabila
ditambah dengan melakukan, maka akan mencapai 80%. Berdasarkan hasil
penelitian ini maka multi media pembelajaran berbasis TIK dapat dikatakan
sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu
proses pembelajaran.
Multi media telah mengalami perkembangan konsep sejalan
dengan perkembangan teknologi pembelajaran. Ketika teknologi komputer
belum dikenal, konsep multi multimedia sudah dikenal yakni dengan
mengintegrasikan berbagai unsur media, seperti: cetak, kaset, audio, video,
dan slide suara. Unsur-unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk
menyampaikan suatu topik materi pelajran tertentu. Pada konsep ini, setiap
unsur media dianggap mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan salah
satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media lainnya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat
telah membawa perubahan besar pada segala bidang, termasuk bidang
pendidikan. Bila dimanfaatkan dengan tepat, maka TIK dapat meningkatkan
mutu pendidikan. Tulisan ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong
para warga sekolah dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK,
khususnya multi media pembelajaran.
Pada hakikatnya tujuan dasar perlunya multi media pembelajaran
adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran.
Indikator yang harus dipenuhi, yakni mencakup aspek desain pembelajaran,
aspek rekayasa perangkat lunak, dan aspek komunikasi visual.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Perlunya pengembangan kreativitas guru bahasa Indonesia dalam
mengelola pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Banyak metode yang dapat digunakan guru bahasa Indonesia dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Perlunya terus-menerus pengayaan wawasan pengetahuan siswa, sebab
pengetahuan yang luas merupakan ”modal” dalam meningkatkan hasil
belajar.
4. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah
satu cara untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik.
5. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
6. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat masalah yang tercakup dalam penelitian ini sangat luas maka
penulis membatasinya sebagai berikut.
1. Objek penelitan ini adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media
pembelajaran berbasis TIK terhadap motivasi belajar siswa.
2. Objek penelitan ini adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media
pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil belajar siswa.
3. Materi pembelajaran bahasa Indonesia yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah pada pembelajaran menulis narasi.
4. Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa STIE Widyagama Lumajang

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah tersebut di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah penelitian
ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis
TIK terhadap motivasi belajar menulis narasi bagi siswa kelas Kelas X
2. Bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis
TIK terhadap hasil belajar menulis narasi bagi siswa kelas X
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis
TIK terhadap motivasi belajar menulis narasi bagi siswa kelas X
2. Mengetahui pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis
TIK terhadap hasil belajar menulis narasi bagi siswa kelas X

F. Manfaat Penelitian
Penulisan proposal penelitian dengan judul ”Pengaruh Pemanfaatan Multi
Media Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMA Negeri Klakah Tahun Pelajaran
2011/2012” ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Menumbuhkan minat dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
sehingga meningkatkan hasil belajar yang diharapkan.
2. Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
3. Mengenalkan kepada para guru dalam memanfaatkan Multi Media
Pembelajaran Berbasis TIK untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran menulis narasi.
4. Memberikan sumbang saran dalam memecahkan persoalan pembelajaran,
khususnya upaya menumbuhkan kemampuan berpikir secara logis
5. Mendorong terlaksananya proses pembelajaran aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan yang dapat mendukung tercapainya tujuan kegiatan
pembelajaran.
6. Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan
bahwa ia mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya,
khususnya pada pelajaran menulis narasi.
7. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan.
8. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan /
kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI / KAJIAN PUSTAKA
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teori
1. Multi Media Pembelajaran
Multi media adalah media yang menggabungkan dua unsur atau
lebih media yang terdiri atas teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan
animasi secara terintegrasi. Multi media terbagi menjadi dua kategori,
yaitu, multi media linier dan multi media interaktif. Multi media linier
adalah suatu multi media yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol
apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multi media ini berjalan
sekuensial (berurutan), contohnya, TV dan film. Multi media interaktif
adalah suatu multi media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang
dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa
yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multi media
interaktif adalah multi media pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan
lain-lain.
Adapun penjelasan makna dari kata media menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen pada
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa belajar.
2. Pendapat Briggs, media adalah segala alat fisik yang menyajikan
pesan serta dapat merangsang siswa untuk belajar.
Pembelajaran adalah suatu upaya bimbingan bagi siswa agar secara
sadar siswa mempunyai keinginan untuk belajar sebaik-baiknya sesuai
dengan tahapan kemampuannya. Jadi pengertian dari Media
Pembelajaran adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan siswa
yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan dalam
proses belajar sehingga siswa teransang minat dan perhatiannya untuk
belajar.
Pada proses pembelajaran, media pembelajaran berguna untuk
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal yang hanya dengan
kata-kata tertulis dan penjelasan lisan, mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu serta daya indera, membuat siswa lebih aktif dan mengurangi sifat
pasifnya, mengakomodir perbedaan individu siswa, dan membuat
pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.
Peranan Media pembelajaran menurut Gerlac dan Ely (1971: 285)
ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media
pembelajaran yaitu:
(1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan
menampilkan kembali suatu objek atau kejadian
(2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau
kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan
(3) Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek
atau kejadian yang mengandung makna.

2. Manfaat Multi Media Pembelajaran


Multi media pembelajaran akan memberikan manfaat yang sangat
besar bagi para guru dan siswa, apabila multi media pembelajaran dipilih,
dikembangkan, dan digunakan secara tepat dan baik. Secara umum
manfaat yang bisa di peroleh adalah proses pembelajaran lebih menarik,
lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar
sisiwa dapat ditingkatkan, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Manfaat tersebut di atas dapat diperoleh mengingat terdapat keunggulan
dari sebuah multi media pembelajaran, yaitu;
(1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata,
seperti kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain.
(2) Memperkecil benda yang besar, yang tidak mungkin didatangkan ke
sekolah.
(3) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan
berlangsung cepat atau lambat.
(4) Menyajikan peristiwa yang tidak mungkin dilaksakan karena akan
memakan biaya yang besar.
(5) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh.
(6) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya.
(7) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Dan masih banyak
lagi.

3. Proses Kreatif dalam Menulis


Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan
cara berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat)
(Supriadi, 1997: 26). Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis
memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Kendatipun secara
teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang akan
dihasilkan itu sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam
mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus di
benaknya sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau
membaca. Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis,
laporan itu terasa amat kering, kurang menggigit, dan membosankan.
Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa yang digunakan monoton,
pilihan katanya (diksi) kurang tepat dan tidak mengena sasaran, serta
variasi kata dan kalimatnya kering.
Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif,
penyusunan sebuah tulisan memuat empat tahap, yaitu :
(1) tahap persiapan (prapenulisan)
(2) tahap inkubasi
(3) tahap iluminasi
(4) tahap verifikasi/evaluasi
Keempat proses ini tidak selalu disadari oleh para pembelajar
bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Jika dilacak lebih jauh lagi,
hampir semua proses menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah, artistik,
atau bahkan masalah politik sekali pun) melalui keempat tahap ini. Harap
diingat, bahwa proses kreatif tidak identik dengan proses atau langkah-
langkah mengembangkan laporan tetapi lebih banyak merupakan proses
kognitif atau bernalar.
Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika
pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan
masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran dan
inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca,
mengamati, dan sebagainya yang memperkaya masukan kognitif yang
akan diproses selanjutnya.
Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses
informasi yang dimilikinya sedemikian rupa sehingga mengantarkannya
pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya.
Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya
sampai telur menetas menjadi anak ayam. Proses ini seringkali terjadi
secara tidak disadari, dan memang berlangsung dalam kawasan bawah
sadar (subconscious) yang pada dasarnya melibatkan proses perluasan
pikiran (expanding of the mind). Proses ini dapat berlangsung beberapa
detik sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika seorang penulis melalui
proses ini seakan-akan ia mengalami kebingungan dan tidak tahu apa
yang harus dilakukan. Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis yang
tidak sabar mengalami frustrasi karena tidak menemukan pemecahan atas
masalah yang dipikirkannya. Seakan-akan melupakan apa yang ada
dalam benak kita. Berekreasi dengan anggota keluarga, melakukan
pekerjaan lain, atau hanya duduk termenung. Kendatipun demikian,
sesungguhnya di bawah sadar sedang mengalami proses pengeraman
yang menanti saatnya untuk segera “menetas”.
Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau
insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari
pikiran. Pada saat ini, apa yang telah lama dipikirkan menemukan
pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi tidak mengenal tempat
atau waktu. Ia bisa datang ketika duduk di kursi, sedang mengendarai
mobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang makan,
sedang mandi, dan sebagainya.
Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat
dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab
momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Tentu saja untuk
peristiwa tertentu, menuliskannya setelah selesai melakukan pekerjaan.
Seringkali orang menganggap iluminasi ini sebagai ilham. Padahal,
sesungguhnya ia telah lama atau pernah memikirkannya. Secara kognitif,
apa yang dikatakan ilham tidak lebih dari proses berpikir kreatif. Ilham
tidak datang dari kevakuman tetapi dari usaha dan ada masukan
sebelumnya terhadap referensi kognitif seseorang.
Keempat, tahap terakhir, yaitu verifikasi, apa yang dituliskan
sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan
disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak
perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain.
Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga
perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa
menghilangkan esensinya. Jadi, pada tahap ini menguji dan
menghadapkan apa yang ditulis itu dengan realitas sosial, budaya, dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

4. Pembelajaran Menulis dengan Baik


Di dalam pembelajaran menulis siswa tidak dapat dibawa langsung
pada kegiatan inti. Pengetahuan tentang ciri-ciri tulisan yang baik perlu
ditanamkan pada siswa terlebih dalam dahulu. Sebuah tulisan selalu
terdiri atas dua unsur penting, yaitu bentuk dan isi. Bentuk berkenaan
dengan bahasa, sedangkan isi berkaitan dengan materi yang dikandung
dalam tulisan, apapun jenis tulisannya.
Ditinjau dari dua aspek tersebut, Nursisto (2000: 47)
mengemukakan beberapa ciri tulisan yang baik, sebagaimana diuraikan
di bawah ini :
a. Berisi hal-hal yang bermanfaat.
Tulisan yang bisa memenuhi kebutuhan pembaca akan mendapat
penghargaan masyarakat. Sangat mungkin tulisan itu tidak begitu
mendalam, tetapi memberikan manfaat langsung bagi pembaca.
b. Pengungkapan jelas
Pengungkapan yang jelas dapat ditandai dengan mudahnya sebuah
tulisan dicerna oleh pembaca. Dengan pengungkapan yang semakin
jelas, sebuah tulisan akan semakin mudah untuk diikuti. Faktor
pendukung utamanya adalah pilihan kata (diksi), ketepatan struktur
kalimat, akuratnya pilihan kata-kata penghubung, pengorganisasian
ide yang padu, kesesuaian menentukan contoh-contoh, ilustrasi, dan
masih banyak lagi. Pengungkapan yang jelas tidak akan
membingungkan pembaca karena permasalahan yang dibicarakan
dalam karangan dapat dipahami oleh pembaca secara tepat dan benar.
c. Penciptaan kesatuan dan pengorganisasian
Tulisan yang mampu menciptakan kesatuan dan sekaligus
terorganisasi dengan baik ditandai oleh mudahnya pembaca
memahami tulisan. Sebaiknya tulisan langsung menjelaskan inti
permasalahan dan tidak berbelit-belit. Perpindahan pembahasan dari
satu masalah ke masalah yang lain berlangsung secara mulus tanpa
menimbulkan kesenjangan. Tiap kalimat dapat mendukung ide utama
paragraf. Setiap kali ditambahkan kalimat baru, kalimat tersebut masih
berdaya dukung terhadap kalimat sebelumnya.
d. Efektif dan efisien
Yang dimaksud dengan efektif dan efisien adalah pengungkapan suatu
maksud dengan mengutamakan efesiensi dan efektifitas, yaitu dalam
menggunakan kalimat dan kata-kata yang ringkas, namun dapat
menjangkau makna yang luas.
e. Ketepatan penggunaan bahasa
Tulisan yang baik juga ditentukan oleh penggunaan bahasa.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan meningkatkan bobot
tulisan. Hal yang tercakup di dalamnya adalah kesanggupan penulis
untuk memnuhi berbagai kaidah berbahasa Indonesia secara tepat.
Pembentukan kata, penyusunan kelompok kata, penyusunan kalimat,
serta penguasaan ejaan dan tanda baca harus memadai.
f. Terdapat variasi kalimat
Variasi yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam tulisan
adalah penyusunan kalimat panjang dan pendek secara berselang-
seling. Untuk menghindari penggunaan kata-kata yang sama secara
berulang-ulang dengan cara mencari sinonimnya, atau menampilkan
kalimat bermajas adalah cara-cara membuat variasi kalimat.
Ditampilkannya kalimat retoris dapat mengundang perhatian
pembaca. Ungkapan, pepatah, dan peribahasa yang ditampilkan secara
tepat juga dapat menghilangkan kejenuhan. Demikian pula bila
sesekali ditampilkan kata-kata bersajak dalam komposisi yang tepat
dan tidak dipaksakan. Harmoni atau nuansa serasi adalah suatu hal
yang di senangi oleh setiap orang.
g. Vitalitas
Tulisan yang baik biasanya penuh tenaga dan kaya dengan potensi.
Kandungan kekuatan dalam tulisan itu menjadikan pembaca merasa
bahwa si penulis hadir di dalam tulisannya. Pembaca merasa seakan-
akan penulis ada di dekatnya sehingga terjadi kontak dan timbul
jalinan yang akrab antara pembaca dengan penulis.
h. Cermat
Tulisan dikatakan baik, tidak terlepas dari kecermatan. Hal-hal kecil,
seperti titik dan koma tidak boleh dianggap remeh dan diabaikan.
Kecermatan juga sangat diperlukan ketika memilih kata maupun
menyusun kalimat. Dengan kecermatan itu, tulisan yang di susun akan
semakin baik dan terhindar dari kekurangan.
i. Objektif
Menulis adalah mengungkapkan sesuatu secara jujur, tidak terdapat
muatan emosi, dan realistis. Pengungkapan harus runtut dan teratur.
Selain itu, uraian harus mencerminkan bahwa penulis benar-benar
menguasai dan menghayati permasalahan yang diuraikannya.
5. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar seseorang ditentukan dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Hasil
belajar terbentuk dari dua kata yaitu „hasil‟ dan „belajar‟ yang masing-
masing kata tersebut mengandung arti. Hasil menunjukan pada suatu
perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang merubah
fungsi awalnya. Dalam suatu input-proses-hasil, hasil dapat jelas
dibedakan dengan input akibat dari perubahan oleh proses. Begitu pun
pada kegiatan belajar mengajar, setelah belajar siswa berubah
perilakunya dibanding sebelumnya.
Adapun makna belajar menurut Grounlund (1985: 25), adalah
proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk
mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Perubahan itu diperoleh
melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang
relatif lama dan merupakan hasil pengalaman. Belajar dilakukan untuk
mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.
Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel, 1999: 51). Aspek perubahan
itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan
oleh Benjamin S. Bloom, E. Simpson dan A. Harrow (Winkel,1999: 244)
yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

B. Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi
tingkat kesulitannya dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan
berbahasa yang lain, yaitu mendengarkan, berbicara, dan membaca. Untuk
itu, penelitian ini menitikberatkan pada keterampilan menulis.
Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran menulis perlu adanya
motivasi yang tinggi. Tindakan kreatif guru bahasa Indonesia dalam
mengemas dan menyajikan materi pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya menulis penting dilakukan, supaya pembelajaran lebih bermakna,
menarik, mudah dipahami, dan dapat membangun kreativitas siswa, dan
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan pemanfaatan Multi Media Pembelajaran
Berbasis TIK.

C. Hipotesis Penelitian
Kegiatan menulis narasi mempunyai peranan penting dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Melalui menulis narasi siswa
tidak semata-mata dilatih menulis, tetapi secara utuh siswa juga belajar
keterampilan berbahasa Indonesia. Siswa dapat menulis narasi dengan baik
jika memiliki wawasan pengetahuan yang luas, kepekaan batin, dan daya
imajinasi yang tinggi. Wawasan itu dapat diperoleh melalui proses
membaca, mendengarkan, maupun melalui komunikasi lisan (berbicara).
Pembelajaran keterampilan menulis mempunyai tujuan praktis. Siswa dapat
menerapkan materi dalam bentuk tulisan, bukan sekadar teori yang mudah
dilupakan. Keterampilan menulis sangat diperlukan untuk mengembangkan
keterampilan berbahasa secara kompleks yang berguna dalam
mengembangkan kecakapan hidup . Oleh karena itu, diharapkan setelah
siswa lulus SMA mempunyai keterampilan menulis yang memadai.
Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
(1) Dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK dapat
bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran
bahasa Indonesia di SMA Negeri Klakah Tahun Pelajaran 2011/2012.
(2) Dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK dapat
bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran
bahasa Indonesia di SMA Negeri Klakah Tahun Pelajaran 2011/2012.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian terhadap pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran
berbasis TIK terhadap hasil belajar siswa ini dilaksanakan di SMA Negei
Klakah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 ,
tepatnya pada bulan Juni 2012.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
penelitian deskriptif. Peneliti melakukan survey ke SMA Negeri Klakah
yang menjadi objek penelitian lalu melakukan analisis terhadap hasil belajar
siswa yang diakibatkan oleh proses pembelajaran. Analisis ini mencakup
observasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar siswa
dan hasil belajar siswa.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel


Populasi dan wilayah generalisasi penelitian ini adalah siswa kelas
X Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini seluruh populasi yang
telah disebutkan akan diteliti seluruhnya atau seluruh populasi akan menjadi
sampel total (sensus). Jadi dalam penelitian ini mengambil sampel semua
siswa kelas X sebanyak 120 siswa.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


Pada penelitian ini, instrumen yang akan digunakan dalam
pengumpulan data adalah penggunaan qoessioner atau angket. Angket ini
berisi pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek penelitian
yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. Angket ini diperlukan
untuk memperoleh data berupa respon siswa terhadap proses pembelajaran
dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasisi TIK.

E. Analisis Data
Dalam penelitian ini kegiatan analisis data dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data di lapangan. Dari data yang terkumpul kemudian
dianalis dengan cara :
(1) mereduksi data
(2) display data
(3) kesimpulan dan verivikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ade Kusnandar dkk. 2007. Panduan Pengembangan Multi Media Pembelajaran.


Jakarta: Depdiknas.

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia. 2008.
Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: IKIP.

Malawi, Ibadullah. 2009. Diktat Kuliah Penelitian Pendidikan. Madiun: IKIP.

Nur Bahdin Tanjung dan Ardial. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
Fajar Interpratama Offset.

Nursisto. 2000. Penuntun Mengarang. Jakarta: Adi Cita Karya Nusa.

Pamungkas. 1997. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang


Disempurnakan. Surabaya: Giri Surya.

Sudjana, Nana. 2006. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Anda mungkin juga menyukai