ID Pengaruh Kadar Air Terhadap Kuat Geser T PDF
ID Pengaruh Kadar Air Terhadap Kuat Geser T PDF
JURNAL
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh:
IKA MEISY PUTRI RAHMAWATI
115060113111002
ABSTRAK
Tanah lempung ekspansif memiliki daya dukung rendah dan sifat kembang susut yang tinggi, tanah
lempung ekspansif salah satunya berada di Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Tanah
tipe ini perlu dilakukan stabilisasi, pada penelitian ini stabilisasi dilakukan dengan penambahan 15% fly ash
dengan metode deep soil mix untuk mengetahui kuat geser tanah dan pengembangannya. Untuk kuat geser tanah
sampel dibedakan kadar air di sekitar deep soil mix yaitu OMC, OMC±3% dan OMC±6% dengan uji kuat tekan
bebas dan uji triaksial. Sedangkan untuk pengembangan (swelling) sampel dibedakan jumlah deep soil mix. Dari
hasil penelitian uji kuat tekan bebas (unconfined compression test) didapatkan semakin besar kadar air pada
daerah sekitar deep soil mix nilai qu, tegangan dan Cu semakin kecil. Untuk sudut geser (ф) yang diuji dengan
uji triaksial (triaxial test) didapatkan semakin besar kadar air sudut geser (ф) semakin kecil. Sedangkan untuk
nilai kohesi (c) dari sampel didapatkan bahwa nilai kohesi (c) terbesar berada pada sekitar daerah OMC. Jumlah
deep soil mix (DSM) juga mempengaruhi pengembangan tanah lempung ekspansif, semakin banyak jumlah deep
soil mix pengembangan (swelling) tanah akan menurun.
Kata-kata kunci: Lempung Ekspansif, Stabilisasi Tanah, Fly Ash, Deep Soil Mix, Kuat Tekan Bebas, Triaksial ,
Swelling.
metode DSM untuk mengetahui kuat geser
Pendahuluan tanah dan pengembangan tanah.
Tanah lempung ekspansif Adapun tujuan dari penelitian ini
mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi adalah sebagai berikut:
terhadap perubahan kadar air dan juga 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh
memiliki sifat yang kurang baik seperti kadar air terhadap tegangan dan
plastisitas tinggi, kekuatan geser yang regangan pada tanah lempung ekspansif
rendah, kemampatan atau perubahan Bojonegoro yang telah dicampur 15% fly
volume yang tinggi, dan potensi kembang ash dengan metode DSM.
susut yang besar. Hal ini dapat 2. Untuk mengetahui adanya pengaruh
menyebabkan kegagalan pada struktur di kadar air terhadap kohesi (c) dan sudut
atasnya karena di sisi lain Indonesia juga geser (ф) pada tanah lempung ekspansif
mempunyai musim kemarau dan hujan Bojonegoro yang telah dicampur 15% fly
yang berjangka lama. ash dengan metode DSM.
Beberapa penelitian telah dilakukan 3. Untuk mengetahui adanya pengaruh
untuk mengatasi masalah tanah lempung jumlah DSM terhadap kembang susut
ekspansif ini agar lebih stabil dengan zat (swelling) pada tanah lempung ekspansif
aditif. Zat aditif yang digunakan untuk Bojonegoro yang telah dicampur zat
stabilisasi tanah ekspansif dapat berupa aditif 15% fly ash.
bahan industrial maupun dari limbah
produksi, salah satunya adalah fly ash. Tinjauan Pustaka
Adapun metode yang digunakan untuk Pengertian tanah lempung
stabilisasi tanah menggunakan deep soil Lempung terdiri dari partikel yang
mix (DSM) yaitu perbaikan tanah dalam. berbentuk lempeng pipih dan merupakan
Penelitian ini menggunakan zat partikel-partikel dari mika, mineral
aditif fly ash dengan kadar 15% yang akan lempung dan mineral lainnya. Faktor utama
dicampurkan dengan tanah lempung yang digunakan untuk mengontrol ukuran,
ekspansif. Pembuatan sampel dengan bentuk, sifat fisik, sifat kimia dan partikel
tanah adalah mineralogi. Tiga jenis mineral
1
lempung utama yang sudah dikenal yaitu kekuatan dan mengurangi kompresibilitas.
kaolinite, illite, montmorillonite. Metode ini termasuk metode mekanis yang
Dari kelompok mineral dilakukan dengan cara pencampuran tanah
pembentuknya, tanah lempung dapat dibagi asli dengan bahan aditif yaitu fly ash dengan
menjadi lempung ekspansif dan non kadar 15%.
ekspansif. Tanah lempung ekspansif Deep Soil Mix (DSM) merupakan
merupakan proses kembang susut tanah metode pencampuran tanah dengan bahan
secara luar biasa disebabkan oleh aditif dengan kedalaman melebihi 30 m.
kandungan mineral ekspansif sehingga
memiliki kapasitas pertukatan ion yang Uji kembang susut (Swelling)
tinggi dan biasanya tanah jenis lempung Swelling adalah bertambahnya
ekspansif ini bersifat sangat terpengaruh volume tanah secara perlahan-lahan akibat
oleh kadar air. tekanan air pori berlebih negatif.
Uji swelling dilakukan di silinder
Tabel 1 Klasifikasi potensi didasarkan berbahan logam. Waktu yang dibutuhkan
pada atterberg limit. air untuk pengujian dipertimbangkan
Batas susut Susut Derajat terhadap waktu yang dibutuhkan air untuk
Atterberg linear mengembang masuk ke dalam tanah, karena tanah
(%) (%) ekspansif tidak segera mengembang ketika
<10 >8 Kritis berinteraksi dengan air. Beberapa penelitian
10-12 5-8 Sedang melakukan pengujian ini selama dua jam
>12 0-8 Tidak kritis dan menunggu sampai kecepatan
Sumber: Chen (1975). mengembang mencapai kecepatan tertentu
(0,001”/jam), sehingga memerlukan waktu
Skempton (1953), mendefinisikan beberapa hari.
sebuah parameter yang disebut aktivitas
dalam rumus sebagai berikut: Uji kuat tekan bebas (Unconfined
PI Compression Test)
Activity (A) = C (1)
Uji kuat tekan bebas merupakan uji
kekuatan tanah dengan tekanan satu arah.
Dimana: Kuat tekan bebas (qu) adalah besarnya
A = Aktivitas beban aksial persatuan luas pada saat benda
PI = indeks plastisitas uji mengalami keruntuhan atau pada saat
C = Prosentase lempung <0,002 mm regangan aksial mencapai 15%.
Sensibility merupakan
perbandingan antara kekuatan tanah asli
(undisturbed) dengan kekuatan setelah
tekan (remolded). Semakin besar kekuatan
yang hilang semakin tinggi sensitivity tanah
tersebut. Sensivity (ST) dapat dihitung
dengan rumus:
qu (𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑)
Sensivity (ST) = qu (𝑟𝑒𝑚𝑜𝑙𝑑𝑒𝑑) (2)
5
Tabel 5 Peningkatan nilai Cu dari tanah asli Pada tabel 7 adalah hasil sudut geser
akibat perubahan kadar air untuk tanah (ф) dan kohesi (c) dari tanah asli
perbaikan dan tanpa perbaikan. (undisturbed), benda uji tanpa perbaikan
dan benda uji yang sudah dilakukan
perbaikan menggunakan 15% fly ash
dengan metode deep soil mix terhadap
variasi kadar air.
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa Sudut geser untuk variasi kadar air
nilai sudut geser dan kohesi pada tanah yang yaitu semakin tinggi kadar air disekitar deep
dipadatkan dengan kadar air optimum soil mix sudut gesernya menjadi semakin
(OMC) memiliki nilai yang lebih besar kecil seperti terlihat pada gambar 10. Sudut
yaitu dibandingkan dengan tanah asli geser terbesar terjadi ketika keadaan tanah
(undisturbed). Hal tersebut terjadi kerana dengan kadar air (OMC-6%) dengan nilai
kondisi tanah asli (undisturbed) memiliki sudut geser (ф) sebesar 26,38°.
kadar air yang lebih tinggi karena sampel Sedangkan untuk variasi kadar air
diambil ketika musim penghujan sehingga nilai kohesi dapat juga dilihat pada gambar
mengurangi sudut geser dan kohesi tanah. 11 bahwa nilai kohesi (c) maksimum berada
pada titik sekitar kadar air optimum (OMC)
sebesar 0,77, nilai kohesi (c) ini meningkat
Tabel 7 Hasil sudut geser (ф) dan kohesi (c)
206% dari nilai kohesi (c) tanah asli
variasi kadar air.
(undisturbed) seperti terlihat pada tabel 7.
Untuk kohesi dalam keadaan optimum
kering yaitu nilai kohesinya lebih kecil
dibandingkan dengan kedaan OMC, hal ini
dikarenakan tanah belum mencapai keadaan
optimum atau pada keadaan ini memiliki
gaya tarik menarik antarpartikel rendah.
6
Untuk keadaan tanah OMC Kesimpulan dan Saran
memiliki nilai kohesi yang paling tinggi Berdasarkan analisa dan pembahasan
dikarenakan kerapatan atau kepadatan yang hasil penelitian, maka didapatkan
paling maksimum. kesimpulan sebagai berikut:
Pada tanah keadaan optimum basah 1. Kadar air pada tanah asli
nilai kohesi kembali terjadi penurunan. berpengaruh terhadap kuat geser
Penurunan nilai kohesi ini disebabkan oleh tanah. Semakin besar kadar air, nilai
adanya pergerakan partikel-partikel tanah qu, tegangan dan Cu semakin kecil.
yang saling menjauhi satu sama lain akibat 2. Semakin besar kadar air pada tanah,
dari pori-pori tanah terisi terlalu banyak air nilai sudut geser dalam (ф) semakin
sehingga terjadi pelemahan ikatan kecil. Berbeda dengan nilai kohesi,
antarpartikel dalam tanah. nilai kohesi maksimum berada pada
daerah sekitar OMC (kadar air
Pengembangan (Swelling) optimum).
Uji pengembangan (swelling) ini 3. Volume deep soil mix berpengaruh
dilakukan dengan kadar air optimum terhadap pengembangan (swelling),
(OMC) dengan perbedaan pada jumlah semakin besar rasio volume
deep soil mix. Hasil uji swelling dapat perbaikan deep soil mix, maka
dilihat pada gambar 12 dan tabel 8. pengembangan (swelling) semakin
kecil.
Setelah melakukan analisa dan
pembahasan terhadap hasil penilitian ini,
maka muncul saran-saran untuk
pengembangan penelitian ini lebih lanjut.
Saran-saran yang dapat diberikan adalah:
1. Perlu diadakan penelitian lanjutan
dengan bahan limbah yang lebih
bervariasi untuk mengurangi
Gambar 12 Perbandingan hasil swelling pencemaran dan masalah
terhadap rasio volume deep soil mix dan lingkungan.
volume total. 2. Perlu diadakan penelitian lanjutan
dengan menggunakan benda uji dari
jenis tanah yang berbeda selain
Tabel 8 Hasil uji pengembangan (swelling)
tanah lempung ekspasif.
untuk sampel tanpa DSM dan sampel
3. Perlu diadakan perulangan dari
dengan deep soil mix.
setiap perlakuan agar hasil yang
didapat lebih maksimal.
4. Perlu adanya peralatan praktikum
yang lebih memadai, agar hasil dari
penelitian lebih baik dan akurat.
Daftar Pustaka
Pada gambar 12 menunjukkan Abadi, Taufan Candra. 1998. Perbandingan
bahwa semakin besar volume perbaikan Hasil Stabilisasi dengan Fly Ash dan
dengan metode deep soil mix Semen pada Tanah Ekspansif
pengembangan (swelling) semakin kecil. Cikampek. Jurnal. Program Studi
Pengembangan terbesar terjadi pada sampel Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan
dengan perbaikan 6 deep soil mix atau Perencanaan Institut Teknologi
dengan volume 22,477% dari volume tanah Nasional.
asli nilai pengembangan sebesar 2,965%.
7
Anggoro, Rio. 2013. Pengaruh Teknik Sipil Volume 1 Nomer 1/ rekat/
Penambahan Fly Ash pada Tanah 15. Universitas Negeri Surabaya.
Lempung Ekspansif Bojonegoro Munawir, As’ad. 2014. Buku Ajar
terhadap Nilai CBR dan Swelling. Perbaikan Tanah. Hand Out: Teknik
Skripsi Program Studi Sarjana pada Sipil Fakultas Teknik Universitas
Teknik Sipil Fakultas Teknik Brawijaya.
Universitas Brawijaya. Santosa, Budi, et al. 1998. Dasar Mekanika
Bowles, Joseph E. 1986. Analisis dan Tanah. Jakarta: Gunadarma.
Desain Pondasi. Jakarta: Erlangga. Seed, H. B., et al. 1962. Prediction of
Bowles, joseph E. 1989. Sifat-sifat Fisis Swelling Potential of Compacted
dan Geoteknis Tanah. Jakarta: Clays.
Erlangga. Sulistyowati, Tri. 2006. Pengaruh
Bruce, Marry Ellen C, et al. 2013. “Deep Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif
Mixing for Embankment and dengan Fly Ash Terhadap Nilai Daya
Fondation Support” dalam Federal Dukung CBR. Jurnal Volume 2 Nomor
Highway Administration Design 1. Teknik Sipil Fakultas Teknik
Manual. Washington, DC: Federal Universitas Mataram.
Highway Administration. Tobing, Benny Christian L. 2014. Pengaruh
Budi, et al. 2003. Pengaruh Fly Ash Lama Waktu Curing Terhadap Nilai
terhadap Sifat Pengembangan Tanah CBR dan Swelling pada Tanah
Ekspansif. Journal of Civil Lempung Ekspansif di Bojonegoro dengan
Engineering Dimension Volume 5 Campuran 15% Fly Ash. Skripsi Program
Nomor 1. Teknik Sipil dan Studi Sarjana pada Jurusan Teknik Sipil
Perencanaan Universitas Kristen Petra. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Chen, F. H. 1975. Foundation on Expansive Yuliet, Rina, dkk. 2011. Uji Potensi
Soil. Mengembang pada Tanah Lempung
dengan Metoda Free Swelling Test. Jurnal
Hardiyatmo, Hary Christady. 2010. Rekayasa Sipil Volume 7 Nomor 1. Teknik
Mekanika Tanah 1. Yogyakarta: Sipil Universitas Andalas.
Gadjah Mada University Press.
Hartosukma, Endang Widorowati. 2005.
Perilaku Tanah Lempung Ekspansif
Karangawen Demak Akibat
Penambahan Semen dan Fly Ash
sebagai Stabilizing Agents. Tesis
Terpublikasi: Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro, Semarang.
Herman. 2013. Pengaruh Abu Batubara
PLTU Sijantang terhadap Parameter
Geser Tanah Lempung. Jurnal
Momentum Volume 14 Nomor 1.
Teknik Sipil Fakultas Teknik dan
Perencanaan Institut Teknologi
Padang.
Kitazume, et al. 2013. The Deep Mixing
Method. London: CRC Press.
Leliana, Arinda dan Nur Andajani. 2015.
Pengaruh Penambahan Fly Ash
terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas pada
Tanah Lempung Ekspansif di Daerah
Magetan Jawa Timur. Jurnal Rekayasa