Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENANGANAN PERTAMA PADA


KORBAN KERACUNAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :- HERLINA HAERUDDIN
- MERLIN BERLIANTY
- SARI
- ST AISYAH HUMAIRAH MUSLIM

KEGAWAT DARURATAN

SMK YAPIKA MAKASSAR


2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
beserta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
KERACUNAN ”. Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu tugas pelajaran kegawat
daruratan.

Tidak lupa kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan dan pembuatan makalah ini. Semoga segala bantuan yang
telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun
sistematika. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih apabila ada saran dan kritik untuk
perbaikan makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dalam
upaya peningkatan wawasan wacana kesehatan.
Akhir kata kami hanya dapat mengucapkan terimakasih dan semoga Allah selalu
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 1 Pendahuluan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i. Latar belakang. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii. Rumsan masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii. Tujuan penulis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 2 Pembahasan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .
i. Pngertian racun. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
ii. Etiologi atau penyebab . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii. Manifestasi klinis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iv. Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penatalaksanaan medis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 3 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii. Saran ………………………………………………………………………
iii. Daftar pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keracunan adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi organ tubuh yang
terjadi karena kontak dengan bahan kimia atau masuknya zat racun kedalam tubuh baik
melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang
menimbulkan gejala klinis sesuai dengan macam, dosis dan cara pemberiannya.
Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meskipun
banyak dilaporkan kejadian-kejadian keracunan dibeberapa rumah sakit tetapi angka ini
tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya didalam masyarakat. Lebih kurang 60%
dari paparan keracunan yang dilaporkan terjadi pada anak berumur < 6 tahun, dengan
kematian < 4%.Di RSCM/FK UI Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang mengalami
keracunan setiap tahunnya, sedang di RS dr. Soetomo Surabaya 15 - 30 penderita anak yang
datang untuk mendapatkan pengobatan karena keracunan setiap tahun,yang sebagian besar
karena keracunan hidrokarbon ( 45 - 60%), keracunan makanan, keracunan obat-obatan,
detergen dan bahan-bahan rumah tangga yang lain. Meskipun keracunan dapat terjadi
melalui saluran cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parenteral tetapi yang terbanyak
racun masuk melalui saluran cerna ( 75 % ) dan inhalasi ( 14% ).

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian racun?
2) Apa saja penyebab dari keracunan?
3) Apa saja tanda dan gejala keracunan ?
4) Bagaimana cara menangani keracunan ?

C. TUJUAN PENULIS
1) Tujuan umum : Mengetahui konsep medis dari KERACUNAN dan bisa
menginformasikan kepada masyarakat tentang KERACUNAN.
2) Tujuan khusus : Mengetahui Penanganan dan Askep dari Keracun
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian keracunan
Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki definisi yang
berbeda antara yang satu dengan lainnya. Kata "toksin" didefinisi sebagai racun yang
dihasilkan dari proses biologi, atau sering disebut sebagai biotoksin. Sementara, bisa
didefinisikan sebagai cairan mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan oleh
hewan selama proses pertahanan diri atau menyerang hewan lain dengan gigitan maupun
sengatan.

Jadi, Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit
atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera dari
tubuh dengan adanya reaksi kimia
Adapun beberapa pengertian keracunan antara lain yaitu

a. Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh
manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena
kesengajaan, merupakan kondisi bahaya kesehatan.
b. Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan
tidak sehat dan bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk, 2012:87).
c. Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu
kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
d. Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau
makanan kedalam tubuh melalui berbagai cara, seperti melalui saluran pencernaan,
saluran pernafasan, atau melalui kulit (Iskandar Junaidi, 2011:55).

2. Etiologi / penyebab
Bahan penyebab keracunan dapat diklasifikasikan menjadi :

 Obat-obatan
 Bahan kimia industri dan rumah tangga ( bahan korosif, hidrokarbon, alkohol dan
glikol, logam, gas beracun, dan lain-lain)
 Pestisida (organososfat dan karbamat, organklorin, pestisida yang mengandung
arsen)
 Racun alam ( racun tanaman dan sengatan binatang berbisa)
3. Macam – macam keracunan dan gejalanya
a. Keracunan makanan

Makanan adalah sesuatu yang mengandung zat-zat (nutrient) yang digunakan untuk
kelangsungan hidup manusia. Makanan mengandung zat yang dibutuhkan manusia dan
secara kontinu dibutuhkan setiap hari. Berbagai bahaya dapat terjadi berhubungan dengan
makanan. Bahaya itu mungkin karena proses yang terjadi pada makanan itu atau merupakan
sifat yang sudah ada atau zat yang berbahaya dari luar masuk dan mengotori makanan itu.
Bahaya yang dapat terjadi dari makanan adalah keracunan. Racun yang terdapat dalam
makanan mungkin merupakan racun alam yang sudah ada dalam makanan itu yang baik di
sengaja atau tidak tercampur dalam makanan. Racun dalam makanan dapat berasal dari :

racun alami, berbagai bahan makanan baik nabati maupun hewani yang mengandung
racun yang pada umumnya sudah di kenal oleh masyarakat, yaitu : Singkong yang
mengandung HCN, cendawan dapat mengandung muskarin, biji bengkuang mengandung
pakpakrizida, jengkol mengandung asam jengkol. racun yang berasal dari luar makanan,
misalnya sayuran yang terkontaminasi oleh insektisida racun yang berbentuk bubuk di
sangka tepung. racun yang disebabkan karena mikro organisme yang terdapat pada
makanan, misalnya Clostridium botulium, mengeluarkan toxin yang menyerang saraf,
Streptococcus, menyebabkan diarrhea, Trichinella spiralis pada daging sapi dan babi yang
sakit.

Keracunan makanan merupakan satu penyakit Gastroenteritis Akut. Penyakit ini terjadi
karena kontaminasi bakteri hidup atau toksin yang di hasilkannya pada makanan atau
karena kontaminasi zat-zat organic dan racun yang berasal dari tanaman dan binatang.

Di Indonesia ada beberapa makanan yang sering dikonsumsi namun jika tidak hati-hati
bisa mengakibatkan keracunan diantaranya sebagai berikut:
1. Keracunan botulinum

Botulism atau botulisme merupakan penyakit Gastroenteristi akut yang di


sebabkan oleh Eksotoksin yang di produksi Crostiridium Botulinum. Organisme
anaerobic ini banyak di temukan di dalam debu, tanah, dan dalam saluran usus
hewan. Dalam makanan kaleng, organisme ini akan membentuk spora. Masa
inkubasi botulisme cepat sekitar 12-36 jam.

Gejala keracuanan batulinum biasanya muncul secara mendadak, antara 18-36


jam setelah mangkonsumsi makanan yang tercemar kuman ini. Gejalanya berupa
badan lemas yang kemudian diikuti penglihatan yang kabur dan ganda (bendanya
satu tapi seperti dua). Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf
otak lainnya sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah
menelan.
2. Keracunan jamur
Terdapat ratusan jamur terkenal dan dapat di konsumsi, seperti jamur merang,
jamur sampinyo dan sebagainya. Namun, tidak semua jenis jamur dapat di
konsumsi karena ada beberapa jenis yang mengandung racun. Jenis racun biasa
yang di temukan adalah Amanitin dan muskarin.

Gejala mengkonsumsi jamur beracun, racun jamur itu akan bekerja sangat cepat
dan mengakibatkan rasa mual, muntah, sakit perut, berkeringat , mencret, rasa
haus , kekacauan mental, pingsan dan bahkan konvulsi (kejang-kejang).
3. Keracunan jengkol
Jengkol merupakan salah satu sayur lalapan yang mengandung asam jengkolat.
Apabila di konsumsi secara berlebihan, akan terjadi penumpukan dan
pembentukan Kristal asam jengkolat di dalam ginjal. cara memproses dan
menghidangkan yang dapat mengurangi kadar asam jengkol adalah dengan
menanamnya sebelum memasak, dibakar, atau dibuat keripik.

Gejala kercunan jengkol antara lain sakit pinggang yang disertai sakit perut,
nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkolat nampak keluar bersama
air kencing. Kadang-kadang juga diserti darah akibat gesekan kristal jengkol saat
keluar dan melukai saluran kemih. Bau khas jengkol pada napas, mulut, dan air
kencing penderita. Keracunan yang lebih berat dapat mengakibatkan
berkurangnya air kencing atau tidak dapat kencing sama sekali.
4. Keracunan makanan laut

Makanan dari laut seperti kepiting, rajungan, cumi-cumi, udang, lobster, ikan,
dan lainya dapat menyebabkan keracunan, diduga racun tersebut dibawa dari
gangganh yang dimakan oleh binatang laut itu.

Gejala keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit


setelah menyantapnya. Penderita akan mengalami mual, muntah, kesemutan
disekitar mulut, badan lemas, dan suli tbernapas.
5. Keracunan singkong

Racun yang terdapat dalam singkong berupakan unsur senyawa sianida.


Singkok beracun ini biasanya ditanam hanya untuk pembatas pagar kebun karena
binatangpun tidak mau memakan daunnya. Racun sianida tersebut bekerja sangat
cepat bahkan hanya dalam beberapa menit setelah mengkonsumsi racun singkong
gejala-gejala mulai timbul dalam dosis besar racun itu dapat menyebabkan
kematian.

Gejala keracunan sianida adalah muntah, mencret, sakit kepala, pusing, sesak
napas, badan lemah, mata melotot, mulut berbusa, pingsan, dan kejang-kejang.
Bau napas keracunan singkong khas yaitu berbau kenari pahit.
6. Keracunan tempe/oncom/bongkrek

Keracunan tempe ditimbulkan oleh dua hal, pertama, oleh jamur beracun yang
ikut tumbuh dalam tempe tersebut. Kedua, oleh minyak goreng yang
dipergunakan untuk menggoreng tempe. Minyak goreng dapat tercemar racun
arena disimpan dalam kaleng bekas racun pembasmi serangga. Bentuk kaleng
racun pembasmi serangga tersebut memang menarik dan ideal untuk dijadikan
tempat penyimpanan minyak. Meskipun sudah dicuci berulang kali dengan
menggunakan air, kaleng tersebut masih berbahaya. Ha tersebut karena racun
pembasmi serangga lebih mudah larut dalam minyak daripada dalam air.

Gejala keracunan muncul dalam beberapa menit setelahnya mengkonsumsi


tempe/oncom/bongkrek yang terkontaminasi oleh jamur beracun. Gejalanya
berupa mual, muntah, badan lemas, nyeri perut, dan pusing.
b. Keracunan gas

Gas yaitu suatu keadaaan zat dalam hal ini molekul-molekulnya dapat bergerak
sangat bebas, dan dapat mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya. Kondisi gas
ditentukan oleh tiga factor yaitu : tekanan, suhu dan volume.

Keracunan gas merupakan keracunan yang paling berbahaya karena keracunan


gas dapat menghambat proses respirasi. Sehingga proses pembentukan energi menjadi
tidak efektif yang pada akhirnya gas tersebut berikatan secara langsung dengan sel otot
jantung serta sel-sel tulang.
1. Keracunan gas carbon monoksida (CO)

Carbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak mengiritasi namun karbonmonoksida mudah terbakar dan
sangat beracun sehingga dapat terjadi keracunan karbon monoksida jika gas ini
dihirup oleh manusia. Karbon monoksida akan muncul ketika terjadi proses
pembakaran tidak sempurna dari sebuah kendaraan bermotor. Bisa juga muncul dari
pembakaran alat pemanasan, tumpu kayu, dan asap tembakau yang dihasilkan oleh
rokok.

Adanya gas CO di dalam sistem peredaran darah manusia akan menggantikan


posisi oksigen dalam darah. Gas CO akan dengan mudah mengalir ke dalam
jantung, otak, serta organ – organ vital yang lain pada manusia, ini lah sebabnya
mengapa keracunan gas monoksida sangat berbahaya. Adanya gas karbon
monoksida yang berada dalam darah akan membuat oksigen kalah bersaing yang
artinya kadar oksigen dalam darah akan jauh lebih berkurang. Pada hal gas oksigen
sangat diperlukan oleh sel, jaringan maupun organ di dalam tubuh manusia. Dengan
keberadaan karbon monoksida di dalam darah maka akan menghambat fungsi
metabolisme tubuh manusia.

Gas karbon monoksida akan menghambat proses respirasi sehingga proses


pembentukan energi tidak efektif akhirnya, Karbon monoksida berikatan secara
langsung dengan sel otot jantung serta sel – sel tulang akibatnya terjadi keracunan
monoksida terhadap sel – sel tersebut dan berakibat pada gangguan sistem saraf
manusia dan uga bisa mengakibat kematian.
Gejala keracunan karbon monoksida diawali dengan sakit kepala, rasa mual dan
muntah. Gejala keracunan karbon monoksida ini ditambah dengan beratnya rasa
lelah, banyak mengeluarkan keringat, pola pernapasan meningkat, rasa gugup yang
berlebih hingga gangguan penglihatan. Puncak dari gangguan ini adalah kehilangan
kesadaran dan sakit dada yang mendadak. Hal ini berarti karbon monoksida telah
menyerang organ jantung. Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon
monoksida karena sukar bernapas. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya oksigen pada
sel karena sel darah tidak mengikat oksigen melainkan mengikat karbon
monoksida.
2. Keracunan gas karbon dioksida (CO2)

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Karbon Dioksida adalah senyawa


karbon dengan oksigen yang berupa gas tanpa warna, lebih berat dari udara, tidak
terbakar, dan larut dalam air (digunakan dalam alat pemadam kebakaran).

Karbon dioksida atau dalam ilmu kimianya CO2 adalah zat asam arang sejenis
senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang saling terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan
standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di
atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa
bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah
kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan
terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan
efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan
peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun kepada
jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga
persen berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan dan menyebabkan
peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan daya
dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, ia menyebabkan
stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesulitan pernapasan
yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, ia
menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan
kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit.

Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para


penambang biasanya akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka
sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapai
tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar
CO2 mencapai tingkat yang berbahaya untuk manusia.
c. Keracunan zat kimia

Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu. Sebagai
contoh, suatu cuplikan air memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap
oksigen yang sama baik jika cuplikan tersebut diambil dari sungai maupun dibuat di
laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat dipisahkan menjadi zat lain dengan proses
mekanis apapun. Zat kimia yang umum ditemukan sehari-hari antara lain adalah air,
garam (natrium klorida), dan gula (sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk
padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami perubahan fase zat sesuai dengan perubahan
temperatur atau tekanan.
Keracunan zat kimia juga sering terjadi di dalam kehidupan manusia, berikut
ini beberapa zat kimia yang bisa menyebabkan keracunan :
1. Keracunan Formalin

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk dan
khas. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya
ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet.

Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama ( desinfektan ) dan


banyak digunakan dalam industri. Sejauh ini, pemanfaatannya tidak dilarang namun
setiap pekerja yang terlibat dalam pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus
ekstra hati-hati mengingat risiko yang berkaitan dengan bahan ini cukup besar.

Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda


antara lain: Formol , Morbicid , Methanal , Formic aldehyde, Methyl oxide,
Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan,
Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform,
Tetraoxymethylene, Trioxane.

Gelaja dan tanda keracunan akut formalin


· Jika terhirup mengakibatkan iritasi, reaksi alergi, mual, muntah, sulit
bernafas, asma, sakit kepala
· Jika kontak dengan kulit, terjadi reaksi alergi, luka bakar
· Jika kontak dengan mata; iritasi ,gatal, mata berair dan dapat menyebabkan
kebutaan
· Jika tertelan; luka bakar, mual, muntah, diare, sakit perut, sakit kepala,
kejang-kejang, dan koma
Gejala dan tanda keracunan kronik formalin
· Jika terhirup,mengantuk,ganguan menstruasi,steril dan kangker.
· Jika kontak dengan mata;iritasi,gatal,mata berair dan buta.
· Jika kontak dengan kulit;gatal dankerusakan hati.
· Jika tertelan;gataldan ganguan pencernaan
· Pada kaeadan yg berat dapat menimb shock ,hipotermia, takhipea dan
metabolik asidosis.
2. Pestisida

Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/PERMENTAN/SR.140/2/2007


mendefinisikan bahwa pestisida adalah zat kimia atau bahan lain dan jasad renik
serta virus yang digunakan untuk:
· Memberantas atau mencegah hama hama tanaman, bagian-bagian tanaman
atau hasil-hasil pertanian.
· Memberantas rerumputan.
· Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak
diinginkan.
· Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian
tanaman, tidak termasuk pupuk.
· Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan
dan ternak.
· Memberantas dan mencegah hama-hama air.
· Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
· Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman, tanah atau air.

Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama,baik insekta,jamur maupun


gulma,Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi : Insektisida (pembunuh
insekta), Fungisida ( pembunuh jamur), dan Herbisida (pembunuh tanaman
pengganggu/gulma).

Gejala keracunan pestisida adalah pusing, perut mual-mual, mata berkunang-


kunang dan perasaan letih, muntah-muntah, gemetar, muka pucat pasi,
sempoyongan jalan tidak seimbang dan lain-lain.
Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan
a. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau
diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.
b. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali
berturut-turut dalam setia jamnya.
c. Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat
menjadi alternative jika norit tidak tersedia.
d. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara
memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala
untuk memudahkan kontraksi
e. Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa egera ke rumah sakit atau dokter
terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Keracunan adalah kondisi atau keadaan fisik yang terjadi jika suatu zat, dalam
jumlah relatif sedikit, terkena zat tersebut pada permukaan tubuh, termakan, terinjeksi,
terhisap, atau terserap dan selanjutnya menyebabkan kerusakan struktual atau gangguan
fungsi.Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa
banyak bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan
keracunaan adalah : Obat-obatan, Gas toksin, zat kimia industri, zat kimia pertanian,
makanan, bisa ular atau serangga.

2. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca sebagai calon perawat profesional dapat
memberikan penatalaksanaan pada pasien keracunan dengan baik dan benar sehingga
makalah kami bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, dkk 2000, Kapita Selekta Kedokteran ed. 3, jilid 2, Medika Aesculapius, Jakarta.

Kisanti,Annia. 2012. Panduan Lengkap Pertolongan Pertama Pada Darurat Klinis. Jilid-1.
Araska : Yogyakarta
Marylin. D. 2000 , Rencana Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta.
Smeltzer, Suzzane. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah volume 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai