BERENCANA
MENJADI
ORANGTUA
POSITIF
BERENCANA
MENJADI
ORANGTUA
POSITIF
Drs. Danny I. Yatim, M.A., Ed.M.
Laurike Moeliono, M.A., M.Si.
Agatha N. Ardhiati, M.Psi.
Berencana Menjadi Orangtua Positif
SERI GENRE - Buku 4
Tim Penulis:
Drs. Danny I. Yatim, M.A., Ed.M.
Laurike Moeliono, M.A., M.Si.
Agatha N. Ardhiati, M.Psi.
Diterbitkan oleh:
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur
(+62-21) 800 9029, 800 8548
ceria.bkkbn.go.id
Daftar Isi
Bab 1.
Menjadi Orangtua 6
Bab 2.
Memahami Remaja 12
Bab 3.
Kekhawatiran & Tantangan Remaja 30
Bab 4.
Membantu Remaja Hadapi Tantangan 40
Referensi
64
5
Bab 1.
Menjadi
Orangtua
Orangtua memiliki peran
penting dalam menciptakan
orang-orang dewasa yang
baik, dengan memberikan pen-
gajaran dan pendampingan
yang baik pula.
6
Menjadi orangtua bagi
Anak-anak membutuh-
remaja bukan hanya
kan orangtua untuk menyenangkan teta-
membekali mereka pi juga menantang.
dengan pengetahuan Menyenangkan kare-
dan keterampilan yang na mengamati mere-
cukup. ka berkembang ada-
lah suatu keasyikan
Keduanya diharapkan tersendiri, tetapi juga
dapat membantu mere- menantang karena men-
ka agar lebih siap meng- dampingi perkemban-
hadapi hidup mereka gan mereka bukan hal
yang mudah.
sendiri di kemudian
hari.
7
Masa Remaja
= Penuh Badai?
Menurut sejumlah teori, masa remaja
(usia 10-24 tahun) seperti badai. Remaja
yang sedang penuh gejolak, emosi yang
naik turun atau tidak stabil, moody,
sikap memberontak, dan sebagainya.
Yang dimaksudkan
dengan badai
sebenarnya hanya
sikap uring-
uringan, yang
berlaku semen-
tara akibat berbagai
perubahan dras-
tis yang dialami.
Perubahan fisik,
psikis, maupun
hubungan dengan
orang lain.
8
Menemukan sikap remaja yang seperti ini, kadang membuat
orangtua kemudian menyalahkan anak mereka.
9
Orangtua perlu
bertanya kepada
diri sendiri,
10
Pahami kehidupan remaja.
* Baca buku tentang remaja
* Baca panduan bagi orangtua yang memiliki
anak remaja
* Ikuti hati nurani, niatkan untuk melakukan
yang terbaik bagi remaja
Buku ini merupakan satu dari enam seri buku yang dapat
digunakan oleh orangtua untuk meRENCANAkan pendam-
pingan bagi anak remaja mereka secara positif.
11
Bab 2.
Memahami
Remaja
Pada masanya, orangtua juga
pernah menjadi remaja. Tetapi
ketika berperan sebagai orang-
tua, pengalaman terdahulu
tidak cukup untuk membantu
memahami anak mereka.
12
Tumbuh
Bersama Di balik setiap rema-
Orangtua ja “baik-baik” ada
orangtua yang berperan,
demikian sebaliknya,
Setiap orangtua pasti
hal yang sama berlaku
mengharapkan anak-nya di balik setiap remaja
menjadi orang dewasa “tidak baik-baik”.
yang “baik-baik,” mandi-
ri, dan bertanggung
jawab.
13
Suasana rumah yang nyaman, di mana mereka mera-
sa senang berada di rumah, tidak perlu sering pergi keluar
rumah, akan membuat mereka merasa betah.
14
Perasaan nyaman dan aman untuk menyampaikan
pikiran dan perasaannya tanpa takut, bisa mengajak
teman-temannya berkunjung tanpa merasa selalu diawasi
dan khawatir akan ditegur oleh orangtua, juga membuat
mereka merasa senang berada di rumah.
15
Perubahan yang Normal
Salah satu cara bagi orangtua untuk memahami remaja
adalah dengan melakukan introspeksi dan
berefleksi mengenai masa-masa ketika
orangtua masih remaja.
16
Pada masa ini, remaja justru sedang me-
ngalami kebingungan dengan berbagai
perubahan yang mereka alami dan seringka-
li terjadi dalam waktu yang relatif cepat.
17
Setiap Remaja Unik
18
Orangtua perlu mempersiapkan anak remaja mereka untuk
menghadapi perubahan yang menyertai masa pubertas.
19
Perubahan yang terjadi pada fisik, produksi minyak tubuh
dan keringat akan meningkat. Hal ini mengakibatkan aro-
ma tubuh yang terasa tidak enak. Pola makan dan asupan
juga berpengaruh terhadap aroma tubuh.
Bila belum,
ini saat yang
tepat untuk
memulai.
20
Sikap dan temperamen tidak hanya dipengaruhi oleh hor-
mon saja tetapi dengan belajar dari lingkungan ter-
dekatnya, terutama keluarga sendiri.
21
Seksualitas
pada Remaja
Seks adalah topik yang menarik bagi
remaja. Pada masa remaja awal, orang
tua hendaknya sudah mulai mengajar-
kan anak remaja mereka cara me-
ngontrol diri terkait seksualitas.
Perkembangan hormon di
usia remaja juga mendorong ke-
matangan seksual serta kegaira-
han seksual yang lebih tinggi,
sehingga ketertarikan
mereka terhadap seksu-
alitas adalah hal yang
wajar.
22
Dorongan itu didasari oleh berbagai alasan.
23
Penyaluran dorongan seksual secara alamiah adalah antara
lain melalui mimpi basah atau berolahraga.
Terdengar klise?
Tidak!
24
Orangtua justru harus berlomba dengan pengaruh
dari teman dan media untuk memberikan informasi yang
benar mengenai seks.
Keinginan orangtua
untuk memberikan
pemahaman bah-
wa anak remaja
mereka tidak
boleh melakukan
hubungan seksual
sebelum menikah
adalah hal yang
normal.
25
Bila merasa kesulitan menjelaskan, orangtua bisa menye-
diakan di rumah buku-buku yang baik, benar, mudah
dibaca, tidak menggurui, dan faktual bagi remaja.
26
Potensi Remaja
Pada usia 10 sampai 24
tahun, remaja tum-
buh dengan pesat.
Pada usia 10-24 ta- Perkembangan otak dan
hun, remaja mulai
otot pun terjadi secara
berpikir kritis, te-
rampil menggu- pesat.
nakan teknologi
komunikasi dan Potensi remaja secara
teknologi informa- fisik, psikologis, maupun
si serta menjuarai sosial dapat berkem-
bidang-bidang ilmu bang optimal di masa
dan olahraga. tersebut.
27
Hargai dan pujilah presta-
si-prestasi dan jangan
mengabaikan capaian atau
prestasi yang dibanggakan
anak.
28
Pertanyaannnya adalah apakah anak rema-
ja diberi kesempatan atau peluang untuk
mengembangkan potensi optimalnya itu?
29
Bab 3.
Kekhawatiran
& Tantangan
Remaja
Kekhawatiran remaja kadang
terkesan sepele bagi orangtua,
tetapi tidak demikian halnya
dengan remaja.
30
Setiap tahap dalam perkembangan seseorang mengandung
gejolak. Pada remaja, gejolak itu terasa lebih besar
dan sering muncul.
31
Citra Tubuh
Masa pubertas mengakibatkan ban-
yak perubahan pada tubuh remaja.
Hal ini berdampak pada muncul-
nya rasa khawatir terhadap
bentuk tubuh dan penampilan
mereka. Dengan kata lain, kekhawati-
ran mereka sebenarnya terkait dengan
citra tubuh mereka.
32
Kekhawatiran terhadap citra tubuh yang dialami
remaja dapat berakibat buruk bila tidak dia-
tasi dengan baik.
33
Penilaian dan harga diri yang tinggi terhadap diri
sendiri akan membantu remaja supaya tidak memiliki citra
tubuh yang terlalu negatif. Dengan demikian, mereka dapat
menjalani kehidupan sehari-hari dengan bahagia.
34
Konflik Keluarga
Konflik terjadi di setiap keluarga.
35
Tips untuk OrangTua:
36
Perilaku Berisiko
Perilaku berisiko bisa bermacam-macam. Perilaku yang
sering dianggap berisiko pada remaja antara lain begadang,
pergi dan pulang malam, merokok, menggunakan narko-
ba, perilaku seksual pra-nikah, “ugal-ugalan” mengendarai
kendaraan, dan sebagainya.
Kebanyakan perilaku
berisiko itu ha-
nya berumur
pendek, tetapi
dapat mengaki-
batkan masalah
yang serius dan
memiliki dampak
yang bersifat jang-
ka panjang.
37
Salah satu topik yang sulit untuk dibicarakan dengan anak
remaja mengenai perilaku berisiko adalah tentang hubu-
ngan seksual pranikah.
38
Tips untuk OrangTua:
39
Bab 4.
Membantu
Remaja Hadapi
Tantangan
Di tengah kebingungan atas
berbagai tantangan yang dih-
adapi remaja, orangtua justru
bisa menjadi pihak pertama
dan utama yang mengulurkan
tangan kepada mereka.
40
Pahami Tantangan Remaja
Tantangan remaja dulu dan sekarang mungkin berbeda,
mungkin juga sama. Membandingkan jaman dulu dan
sekarang boleh saja selama bertujuan
positif dan bukan dimaksudkan
untuk menyindir atau me-
rendahkan remaja saat ini.
41
Tantangan Internal:
1. Pergeseran hubungan dengan orangtua,
yang sebelumnya bergantung penuh pada
orangtua, sekarang menuju kemandirian
2. Pencarian peran-peran baru, baik secara sek-
sual maupun sosial
3. Pengalaman–pengalaman intim dengan
teman atau pacar
4. Proses pembentukan identitas, baik di tingkat
personal maupun sosial
5. Memperoleh berbagai keterampilan hidup
dan nilai yang diperlukan dalam proses tran-
sisi menjadi orang dewasa (pekerjaan, per-
nikahan, menjadi orang tua, kegiatan kemas-
yarakatan)
42
Tantangan Eksternal:
1. Menghadapi dan menyikapi perubahan dunia
yang cepat, termasuk media
2. Dorongan dan tekanan untuk melakukan
hubungan seks beserta risiko-risikonya (IMS,
HIV, kehamilan tak diharapkan)
3. Penyalahgunaan narkoba di sekolah atau
lingkungan bergaul
4. Orangtua yang sibuk dan kurang waktu bagi
anak mereka
5. Orangtua yang malu atau kesulitan untuk
berbicara mengenai masalah-masalah remaja
dengan anak mereka
6. Kejahatan, kriminalitas, dan pengangguran
43
Bila remaja berhasil
melewati dan mengha-
dapi berbagai tantangan
internal dan eksternal
dengan baik, mereka
akan menjadi pribadi
dewasa yang tang-
guh.
44
Erik Erikson, seorang psikolog yang mengem-
bangkan salah satu teori perkembangan, menya-
takan bahwa remaja pada usia 12 sampai 18 tahun,
seseorang memasuki tahap Identity vs. Role
Confusion, yaitu tahap pembentukan identitas.
45
Pada masa ini lah orangtua perlu lebih serius membantu
remaja menemukan nilai-nilai hidup yang baik dan benar
untuk pembentukan identitasnya.
46
Tantangan terbesar bagi
remaja dalam proses
pembentukan iden-
titas ini seringkali
justru berasal
Keberhasilan me-
menuhi tahap ini akan
dari orangtua,
membantu remaja
keluarga dan menyesuaikan diri de-
lingkungan. ngan standar dan hara-
pan masyarakat.
Membentuk identitas
yang jelas dan stabil di
tengah perubahan dan
keberagaman nilai, ideologi,
dan budaya tidaklah mudah.
47
Masih menurut Erik Erikson, setelah usia 19 tahun remaja
memasuki tahap intimacy vs isolation yaitu sebuah
tahap di mana remaja perlu mengembangkan hubungan
yang dekat dan berkomitmen dengan orang lain.
48
Apa yang dilihat remaja pada kedua orang tua dan orang-
orang lain di lingkungan mereka dapat memengaruhi
dalam proses membangun hubungan dekat yang sehat dan
bertanggung jawab.
49
Berkomunikasi dengan Benar
Terdengar klise, tetapi komunikasi yang baik memang
merupakan hal terpenting yang dapat dilakukan
orangtua selama mendampingi anak mereka
dalam menghadapi berbagai tantangan
di masa remaja.
50
Bagi orangtua, mendengarkan anak remaja akan mem-
bantu remaja untuk berbicara mengenai isu penting yang
mereka alami atau hadapi dalam perkembangannya.
51
Komunikasi yang baik, harus dijalin sejak dini, ketika
anak-anak masih kecil dan terus dipelihara. Komunikasi
tidak dapat diciptakan secara tiba-tiba ketika anak itu sudah
remaja.
52
Penghambat komunikasi antara
orangtua dan anak remaja:
53
Tips untuk orangtuA:
54
Menjaga dan Merawat
Hubungan dengan Remaja
Pada masa remaja, biasanya terjadi pergeseran hubungan
antara remaja dengan orangtua mereka. Remaja seolah-olah
beralih pada temannya. Hal ini normal.
55
Tips untuk Orangtua:
Upayakan hubungan
yang positif dengan
anak remaja dan
teman-teman mer-
eka. Hubungan ini
akan meningkatkan
rasa percaya anak
pada orangtua.
56
Dengarkan perasaan anak remaja
Anda. Bila mereka mau berbicara,
maka berhentilah mengerjakan apa
yang sedang Anda kerjakan, dan den-
garkan mereka dengan sepenuh hati.
57
Gunakan kesempatan yang baik untuk membicarakan berb-
agai isu sulit seperti pacaran, cinta, seks, dan isu lainnya.
Bicaralah dengan santai tetapi serius. Cari tau apa yang su-
dah diketahui dan koreksilah pengetahuan yang salah.
“Kamu suka film dengan tema percintaan seperti
yang baru saja kamu tonton? Apa yang menarik
buat kamu dari film itu?”
58
Menentukan Aturan
dan Batasan
Walaupun di usia ini remaja sering terlihat menentang
aturan dan batasan, termasuk yang diberikan oleh orang tua,
bukan berarti mereka tidak membutuhkannya.
59
Mempertahankan Hubungan
Orangtua – Anak
Banyak tulisan yang menyatakan bahwa hubungan
orangtua dan anak terancam menjauh bahkan putus
ketika anak memasuki masa remaja. Remaja akan mening-
galkan orang tua dan beralih pada teman-temannya. Hubun-
gan orang tua dengan anak seolah-olah sedang diper-
taruhkan.
60
Orangtua justru jangan
sampai “membiarkan”
anak remaja mereka
Mempertahan-
kan hubungan yang menjalani kehidupan
sudah baik, sekaligus sendiri karena orangtua
mengembangkan hubu- merasa putus asa dengan
ngan dengan cara yang sikap dan perilaku yang
lebih sesuai menjadi dianggap aneh atau tidak
sangat penting. sesuai dengan harapan.
61
Ketika mengalami kebingungan orientasi, yang sebenarnya
wajar dialami, remaja tidak dapat mengandalkan
teman-teman sebaya yang sama bingungnya.
62
Hubungan yang terjaga baik antara orangtua dengan anak
sejak anak masih kecil, menjadi modal yang penting
ketika mereka beranjak remaja.
63
Referensi
Inter-departmental group on positive parenting. Your
guide to positive parenting. Top tips for parents of teen-
agers. Family Policy Unit DHSSPS, Belfast
64
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Direktorat Bina Ketahanan Remaja