Asesmen
Asesmen
PRINSIP-PRINSIP
ASESMEN DAN PEMANFAATANNYA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Daftar Isi
Judul ..........................................................................................................................................
Rangkuman ……………………………………………………………………………….
Latihan ……………………………………………………………………………………
1. Latihan Pengembangan Asesmen Pembelajaran ……………………………………….
2. Evaluasi …………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………
Lampiran-lampiran …………………………………………………………………………..
Lampiran 1: Kunci jawaban ………………………………………………………………..
Kegiatan Belajar 1
Pengantar, Kompetensi dan Tujuan Asesmen
1. Pengantar
Asesmen merupakan suatu proses yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pembelajaran.
Asesmen merupakan kegiatan guru yangberkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa yang mengikuti
proses pembeljaran. Untuk itu diperlukan data dan informasi yang akurat sebagai dasar
pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama proses pembelajaran dikumpulkan
menggunakan instrumen dan prosedur penilaian kompetensi atau indikator yang akan dinilia.
Asesmen dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan instrumen, pengumpulan
informasi yang menunjukkan sejumlah bukti pencapaian kompetensi, pengolahan data, dan
pengguaan informasi hasil belajar siswa. Asesemen dilakukan secara komprehensif baik dari
alat, teknik/cara, maupun substansi kompetensi yang dicapai siswa.
Materi pembelajaran yang disajikan dalam modul ini adalah: (1) prinsip-prinsip asesmen
dan pemanfaatannya; (2) asesmen respon pilihan ganda yang meliputi rambu-rambu penyusunan
soal pilihan ganda, tingkatan ranah, aplikasi penyusunan soal, telaah soal, dan analisis butir soal
pilihan ganda; (3) asesmen respon uraian yang meliputi rambu-rambu penyusunan soal uraian,
tingkatan ranah, aplikasi penyusunan soal, telaah soal, dan analisis butir soal uraian; (4) asesmen
otentik yang meliputi pengertian, langkah-langkah, dan aplikasi penyusunan asesmen otentik; (5)
asesmen portofolio yang meliputi pengertian dan langkah-langkah menyusunan asesmen
portofolio. Penyajian dilengkapi dengan latihan pengembangan asesmen pembelajaran, evaluasi,
dan praktik pengembangan asesmen pembelajaran.
3. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dari masing-masing kegiatan belajar dalam modul ini diuraikan
sebagai berikut.
1.1 Memahami prinsip-prinsip asesmen dan pemanfaatannya
2.1 Mengembangkan test pilihan ganda pada ranah C1, C2, C3, C4, dan C5.
2.2 Menganalisis butir test pilhan ganda berdasarkan taraf kesukaran, daya pembeda,
distraktor, dan distribusi distraktor
3.1 Menyusun test uraian pada tingkatan ranah C1, C2, C3, C4, dan C5.
3.2 Menelaah dan menganalisis tes uraian berdasar tingkat kesulitan dan daya pembeda
4.1 Menyusun asesmen otentik
5.1 Menyusun asesmen Portofolio
5.2 Menyusun Rubrik
1. Pendahuluan
Asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang kondisi siswa yang
dilakukan selama proses pembelajaran maupun hasil belajarnya. Informasi yang dikumpulkan
tersebut selanjutnya dianalisis dan hasil analisis tersebut digunakan sebagai balikan terhadap
pembelajaran, maupun sebagai bahan pengambilan keputusan terhadap status siswa (evaluasi).
Agar diperoleh informasi yang relevan, objektif dan komprehensif tentang kondisi
siswa, dalam KTSP diamanatkan digunakannya asesmen berbasis kelas (ABK). ABK menunjuk
pada penggunaan berbagai metode dan prosedur asesmen yang disesuaikan dengan kondisi rill di
sekolah dalam mencapai SK dan KD. Dalam rangka memperoleh informasi yang akurat
mengenai kompetensi yang telah dicapai anak, maka perlu digunakan berbagai alat asesmen,
baik tes maupun non-tes.
Asesmen dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar dinyatakan
dengan kompetensi, yaitu seperangkat tindakan cerdas penuh tanggungjawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-
tugas dibidang pekerjaan tertentu. Kompetensi berisi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pencapaian kompetensi dasar
ditandai dengan pencapaian kompetensi (ketuntasan belajar), yaitu perubahan perilaku yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
matapelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, karakteristik peserta didik. Indikator
dirumuskan dalam katakerja operasional terukur dan atau dapat diobservasi. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat asesmen.
Pelaksanaan asesmen dilandaskan pada amanat Undang Undang No 20 tahun 2006
tentang Sisdiknas, dan Sesuai Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan
yang terkait dengan tugas utama guru professional adalah melakukan perencanaan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan melaksanakan asesmen.
2. Prinsip-prinsip Asesmen
Asesmen dalam pembelajaran mempunyai prinsip-prinsip (1) merupakan bagian tak
terpisahkan dari proses pembelajaran, (2) mencerminkan masalah dunia nyata, (3) menggunakan
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
3
berbagai ukuran, metode, teknik dan kriteria sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman
belajar, dan (4) bersifat holistik, mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran. Selain itu
kualitas intrumen soal didasarkan pada validitas dan reliabilitasnya.
Pemilihan metode asesmen harus didasarkan pada target informasi yang ingin
dicapai. Informasi yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Menurut Stiggins
(1994:3,67) lima kategori target hasil belajar yang layak dijadikan dasar dalam menentukan jenis
asesmen yang akan digunakan oleh pengajar. Kelima hasil belajar tersebut adalah: (1) knowledge
outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi pengetahuan suatu mata pelajaran;
(2) reasoning outcomes, yang menunjukkan kemampuan siswa dalam menggunakan
pengetahuannya dalam melakukan nalar (reason) dan memecahkan suatu masalah; (3) skill
outcomes, kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang berhubungan dengan
keterampilan yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan; (4) product outcomes, kemampuan
untuk membuat suatu produk tertentu yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan; dan (5)
affective outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari dan mengaplikasikan
pengetahuan.
Stiggins (1994: 83) menawarkan empat jenis metode asesmen dasar. Keempat metode
tersebut adalah pertama, selected response assessment, termasuk ke dalamnya pilihan ganda
(multiplechoice items), benar-salah (true-false items), menjodohkan atau mencocokkan
(matching exercises), dan isian singkat (short answer fill-in items). Kedua, essay assessment,
dalam asesmen ini siswa diberikan beberapa persoalan kompleks yang menuntut jawaban tertulis
berupa paparan dari solusi terhadap persoalan tersebut. Ketiga, performance assessment,
merupakan pengukuran langsung terhadap prestasi yang ditunjukkan siswa dalam proses
pembelajaran. Asesmen ini terutama didasarkan pada kegiatan observasi dan evaluasi terhadap
proses dimana suatu keterampilan, sikap, dan produk ditunjukkan oleh siswa. Kempat, personal
communication assessment, termasuk ke dalamnya adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
guru selama pembelajaran, wawancara, perbincangan, percakapan, dan diskusi yang menuntut
munculnya keterampilan siswa dalam mengemukakan jawaban/gagasan. Oleh karena itu untuk
keperluan ini akan dibahas asesmen respon pilihan ganda, asesmen respon uraian, asesmen
otentik, dan asesmen portofolio.
1. Uraian Materi
Pilihan ganda adalah pertanyaan atau soal yang telah dilengkapi dengan beberapa
pilihan jawaban dengan satu jawaban yang paling benar. Bobot skor pada setiap soal
biasanya adalah sama. Kelebihan soal pilihan ganda antara lain bisa mencakup banyak
materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan cepat (pakai komputer).
Kelemahan soal pilihan ganda antara lain membuat soal yang berkualitas cukup sulit, perlu
pengawasan ujian yang serius, dan tidak mudah digunakan untuk mengukur tingkat berpikir
tinggi. Beberapa bentuk pilihan ganda adalah pilihan langsung, pilihan dengan jawaban
benar lebih dari satu, dan pilihan model sebab-akibat.
Tingkatan ranah yang paling rendah adalah remembering (C1), yaitu kemampuan
untuk mengingat atau menghafal. Kata kunci yang dapat digunakan antara lain mengingat
kembali, mengenali, mendata, mengutarakan kembali, menamai, atau menemukan.
Tingkatan di atasnya adalah understanding (C2), yaitu kemampu-an untuk memahami. Kata
kunci yang dapat digunakan antara lain menjelaskan gagasan dan konsep menggunakan
kata-kata sendiri, menginterpretasikan, menyarikan, mendefinisikan, atau memaparkan.
Tingkatan berikutnya adalah applying (C3), yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan
konsep, model, formula, aturan pada kondisi baru. Kata kunci yang dapat digunakan antara
lain menggunakan informasi pada situasi lain, mengimplementasikan suatu formula,
melakukan berdasar teori, merancang berdasar ketentuan, atau berbuat berdasar suatu
1) Soal tingkat C1. Kata yang dapat digunakan antara lain kata menyebutkan,
menuliskan, menamakan, atau mengutarakan. Sebagai contoh jenis soal ini seperti
berikut.
□ Mesin perkakas yang paling tepat untuk membuat roda gigi adalah ……………
A. Mesin sekrap C. Mesin bubut
B. Mesin gerinda D. Mesin frais
2) Soal tingkat C2. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata menjelaskan,
memberikan contoh, mendefinisikan, menguraikan, memaparkan,
menginterpretasikan, atau menyarikan. Sebagai contoh jenis soal ini seperti berikut.
□ Untuk mengatasi gaya geser yang besar pada balok tangga perlu dipasang ……..
4) Soal tingkat C4. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata menemukan unsur-
unsurnya, menemukan pola, menemukan hubungan, menemukan perbedaan,
menemukan bentuk asalnya, atau menemukan sumbernya berdasarkan data yang ada.
Sebagai contoh jenis soal ini seperti berikut.
□ Data pendidikan orangtua dan prestasi belajar siswa sbb:
SMA = 80 SMA = 85 SD = 60 SMP = 75
SD = 70 SMP = 80 SMA = 80 SMA = 90
SD = 50 SMP = 70 SD = 50 SMA = 85
SMP = 70 SD = 60 SMP = 60 SD = 60
Pola yang dapat ditemukan adalah:
A. Rata-rata pendidikan orang tua adalah SD dan prestasi siswa rata-rata 70,31
B. Makin tinggi prestasi siswa makin tinggi pendidikan orangtua
C. Makin tinggi pendidikan orangtua makin tinggi prestasi siswa
D. Prestasi siswa yang pendidikan ortu SD = 58,33, SMP = 71, SMA = 84.
5) Soal Tingkat C5. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain membuat keputusan,
membuat kebijakan, menentukan arah tindakan, memberikan pertimbangan.
Melakukan peninjauan, mengevaluasi, membangun hipotesis, mengkritik, atau ber-
eksperimen. Sebagai contoh jenis soal ini seperti berikut.
Setelah nilai siswa dilakukan rekap, untuk dapat naik kelas siswa ini kurang sedikit
dari standar yang ditetapkan. Oleh karena itu masalah ini diserahkan kapada kepala
sekolah. Berdasarkan catatan, siswa ini agak mengalami kesulitan dalam belajar, orang
tua siswa kesibukannya banyak dan sebagai ketua BP3. Ujian tambahan mungkin bisa
dilakukan tetapi mungkin bisa tidak tergantung dinas pendidikan nasional. Sementara
A. Siswa dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi dengan menambah nilai karena orang
tuannya baik dan ketua BP3
B. Siswa dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi dengan menambah nilai dan ada
penanganan khusus di kelas berikutnya
C. Siswa dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi dengan catatan setelah dapat dilakukan
ujian tambahan dengan nilai di atas 6
D. Siswa lebih baik tinggal kelas karena walaupun kurang sedikit dari standar nilai
kenaikan kelas tetapi masih belum memenuhi standar.
6) Soal Tingkat C6. Kata kunci yang dapat digunakan antara lain menghasilkan gagasan
baru, produk, atau cara-cara baru. Merancang, mengkonstruksi, merencanakan,
menghasilkan, dan menemukan hal yang baru. Salah satu kelemahan soal pilihan
ganda adalah untuk mengukur ranah tingkat tinggi. Oleh karena itu bagian ini tidak
diberikan contoh.
C1 C1 C1 C1 C1
Tingkatan ranah C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3 C3
Rambu-rambu penyusunan C4 C4 C4 C4 C4
Nomor soal 1 2 3 4 5
(a) Pokok soal sesuai indikator √
(b) Menanyakan hal yang lebih bermanfaat √
(c) Hanya berisi satu gagasan √
(d) Tidak ada petunjuk jawaban pada soal lain √
(e) Tidak terlalu mudah atau sulit √
(f) Bahasa yang digunakan baku √
(g) Bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan siswa √
(h) Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama √
(i) Hindari penggunaan kata-kata yang dapat dijadikan √
petunjuk dalam menjawab
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
10
C1 C1 C1 C1 C1
Tingkatan ranah C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3 C3
Rambu-rambu penyusunan C4 C4 C4 C4 C4
Nomor soal 1 2 3 4 5
(j) Hindari penggunaan kata-kata: biasanya, umumnya, √
seringkali, mungkin
(k) Pernyataan negatif diberi tanda khusus: cetak miring, tebal, √
atau huruf besar
(l) Tidak menggunakan pernyataan negatif ganda √
(m) Pilihan jawaban homogen dalam arti isi √
(n) Semua pilihan jawaban memungkinkan untuk berfungsi √
dengan baik
(o) Pilihan jawaban angka sebaiknya diurutkan √
(p) Tersedian kunci jawaban √
(q) Letak jawaban benar secara acak √
Tingkat ranah yang diukur diberi tanda tertentu (dilingkari atau tanda lain), sedang yang
telah memenuhi rambu-rambu penyusunan diberi tanda cek. Selanjutnya direkap rambu-
rambu mana yang belum terpenuhi untuk diperbaiki.
Di mana
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
Contoh: Dari data hasil coba tes tulis, yang dilakukan terhadap 30 siswa dengan 20 butir,
nilai taraf kesukaran (kemudahan) dan klasifikasi dari beberapa butir soal seperti pada
tabel.
peserta kelompok atas yang menjawab benar, Low = jumlah peserta kelompok bawah
yang menjawab benar, dan n = Jumlah kelompok atas atau bawah (27%).
Contoh: Lakukanlah uji daya pembeda dari hasil uji coba soal di atas.
3) Distraktor
Kehadiran distraktor pada suatu butir hendaknya dapat menjebak jawaban subjek
(siswa) yang tidak belajar atau kurang memahami terhadap hal-hal yang diujikan. Oleh
karena itu distraktor harus berkemungkinan untuk dipilih sebagai jawaban oleh subjek.
Distraktor dikatakan dapat berfungsi bila bisa menjaring minimal 2% dari jawaban
subjek (ada yang menyebutkan minimal 5%). Sebaliknya bila distraktor yang dipilih
kurang dari 2% dari jumlah subjek maka dikatakan distraktor tidak dapat berfungsi.
Contoh: Lakukanlah uji terhadap keberfungsian distraktor dari instrumen tes yang
menggunakan 20 butir dengan 4 pilihan jawaban (option). Untuk melakukan uji ini,
maka terlebih dulu ditabelkan pilihan jawaban setiap nomor soal masing-masing siswa.
Selanjutnya masing-masing nomor soal dicari persentase pilihan jawaban. Hasil
keberfungsian distraktor dari beberapa butir soal seperti pada tabel berikut.
Tabel Distraktor
Butir soal a b c d Keterangan
1 33% 10% 50% 7% Semua berfungsi baik
2 27% 30% 13% 30% Semua berfungsi baik
3 37% 3% 53% 7% Semua berfungsi baik
4 27% 60% 13% 0% d tidak berfungsi
5 37% 0% 60% 3% b tidak berfungsi
Hasil analisis distribusi distraktor dari butir soal nomo 1 dan 2, seperti terlihat pada tabel
berikut.
1 . Uraian Materi
Asesmen respon uraian adalah pertanyaan atau soal yang jawabannya tidak tersedia dan
berbentuk uraian atau karangan. Asesmen uraian ini dapat dibagi menjadi tipe uraian objektif
dan tipe uraian bebas.
Contoh, butir soal: Bus mula-mula diam kemudian bergerak dengan percepatan tetap 2 m/s 2
selama 8 sekon, setelah itu bergerak dengan kecepatan konstan selama 10 sekon. Karena di
depan tiba-tiba muncul seorang menyeberang maka bus mengerem dengan perlambatan 2 m/s 2
selama 3 sekon sampai berhenti. Tentukan jarak yang ditempuh oleh bus tersebut selama 3
sekon pengeremannya. ? (Skor maksimal 20).
b. Tingkatan Ranah
Tingkatan ranah diuraikan seperti pada tingkatan ranah kognitif yang meliputi tingkatan
C1, tingkatan C2, tingkatan C3, tingkatan C4, tingkatan C5, dan tingkatan C6.
■ Soal Tingkat C1
Siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana. Kata
yang dapat digunakan antara lain kata: mendifinisikan, mendeskripsikan,
mengidentifikasikan, menyebutkan, menuliskan, menamakan, menyatakan.
Contoh: Motor empat langkah adalah……..
a. b. c.
■ Soal Tingkat C3
Untuk penerapan atau aplikasi siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau
memilih suatu konsep, hokum, dalil, aturan, gagasan dan cara.
Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata-kata: menghitung, mendemontrasikan,
mengoperasikan, mengimplementasikan, merancang, menggunakan berdasarkan konsep,
menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menyiapkan.
Contoh: untuk menyelesaikan hitungan 51 x 40 = n, maka paling tepat kita gunakan:
a. hukum asosiatif, b. hukum komutatif, c. hukum distributif.
■ Soal Tingkat C4
Tugas analisis ini siswa diminta untuk mengalisis suatu hubungan atau situasi yang
komplek atas konsep-konsep dasar. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata-kata:
membedakan, memerinci, menyusun diagram, mengidentifikasikan, mengilustrasikan,
menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan.
Contoh: Siswa disuruh menerangkan mesin jet tidak dapat digunakan untuk mesin pesawat
luar angkasa.
■ Soal Tingkat C5
Siswa diminta untuk menggabungkan atau menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar
dapat mengembangkan suatu struktur baru. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain:
membuat keputusan, membuat kebijakan, menentukan arah tindakan, memberikan
pertimbangan, melakukan peninjauan, mengevaluasi, membangun hipotesis, mengkritik,
atau bereksperimen.
■ Soal Tingkat C6
Kata kunci yang dapat digunakan antara lain menghasilkan: menilai, membandingkan,
mengarang, mempertentangkan, mengkritik, mendiskrisikan, menerangkan, memutuskan,
menafsirkan, menghubungkan.
Contoh: Kursi siswa sekolah saat ini banyak yang tidak sesuai dengan usia anak sekolah
dasar (tidak ergonomis), sehingga siswa cepah lelah saat belajar, kurang fleksibel untuk
pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok. Rancanglah tempat duduk siswa yang
nyaman, aman , dan ekonomis.
1) Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Taraf kesukaran soal uraian
sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2009)
P=
Di mana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Besarnay indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Indeks kesukaran menunjukkan taraf
kesukaran soal.
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
21
0,0 1,0
sukar mudah
2) Daya Pembeda
Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai dengan siswa yang bodoh. Berdasarkan (analog) rumus daya pembeda pada soal
pilihan ganda, maka dapat disusun rumus daya pembeda (index discrimination) sebagai berikut.
D= = PA - PB
Di mana
D = daya pembeda
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar yang menjawab benar (P sebagai
indeks kesukaran)
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar yang menjawab benar (P sebagai
indeks kesukaran)
1. Uraian Materi
Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks
“dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang
memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam
pemecahan. Dengan kata lain, assessment otentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa
dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau
konteks dunia nyata. Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor
dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan
psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun
berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses
pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Format penilaian ini dapat berupa : a) tes yang
menghadirkan benda atau kejadian asli ke hadapan siswa (hands-on penilaian), b) tugas (tugas
ketrampilan, tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi terintegrasi), c) format rekaman
kegiatan belajar siswa (misalnya : portfolio, interview, daftar cek, presentasi oral dan debat).
Beberapa pembaharuan yang tampak pada penilaian otentik adalah : a) melibatkan siswa
dalam tugas yang penting, menarik, berfaedah dan relevan dengan kehidupan nyata siswa, b)
tampak dan terasa sebagai kegiatan belajar, bukan tes tradisional, c) melibatkan ketrampilan
berpikir tingkat tinggi dan mencakup pengetahuan yang luas, d) menyadarkan siswa tentang apa
yang harus dikerjakannya akan dinilai, e) merupakan alat penilaian dengan latar standar
(standard setting), bukan alat penilaian yang distandarisasikan, f) berpusat pada siswa (student
centered) dan g) dapat menilai siswa yang berbeda kemampuan, gaya belajar dan latar belakang
kulturalnya.
Kegiatan pembelajaran dalam asesmen otentik dilakukan dengan merubah menjadi
bentuk kinerja. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas, antara lain tugas melakukan
percobaan, tugas proyek, merancang, problem solving, membuat ilustrasi, demontrasi, simulai,
presentasi, dan observasi (Custer dalam Aloysius, 2010).
1. Uraian Materi
Menurut Marhaeni (2008) asesmen portofolio adalah suatu prosedur pengumpulan
informasi mengenai perkembangan dan kemampuan siswa, dimana pengumpulan informasi
tersebut dilakukan secara formal dengan menggunakan kriteria tertentu, untuk tujuan
pengambilan keputusan terhadap status siswa. Hal ini menunjukkan bahwa portofolio adalah
pengumpulan informasi tentang usaha, kemajuan, dan prestasi siswa pada jangka waktu tertentu
melalui dokumentasi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.
Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan
kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Penilaian fortofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu
periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan
dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Dengan demikian, portofolio dapat memperhatikan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi,
gambar/tulisan, peta/denah, desain, paper, laporan observasi, laporan penyelidikan, laporan
penelitian, laporan eksperimen, synopsis, naskah pidato/kotbah, naskah drama, komposisi music,
teks lagu.
Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas
pertanyaan guru, catatan hasil obsevasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa,
laporan kegiatan siswa dan karangan yang dibuat siswa.
Rusoni (2009) data yang diperlukan dalam asesmen portofolio diantaranya sebagai
berikut. Pertama catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk
kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman
kejadiaannya. Kedua, ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
26
perkembangan yang hendak dicapai siswa. Ketiga skala penilaian yang mencatat isyarat
kemajuan perkembangan siswa. Keempat, respon-respon siswa terhadap pertanyaan. Kelima
hasil tes dan tugas yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran
dilakukan, misalnya tes hasil belajar, PR, LKS, atau dan laporan kegiatan lapangan. Pernyataan
ini menunjukkan bahwa portofolio disusun oleh guru atas perkembangan siswa berdasarkan
tujuan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
Oleh karena itu asesmen portofolio dapat disusun oleh siswa (sebagai evaluasi diri siswa)
atau disusun oleh guru atau bahkan gabungan antara yang disusun oleh siswa dengan yang
disusun oleh guru. Dengan portofolio gabungan ini akan menjadi lengkap, siswa melakukan
pengumpulan terhadap hasil karya terbaiknya, sedang guru melakukan pengumpulan terhadap
proses perkembangan siswa.
Kriteria
Standar kompetensi/
No. Periode Tata Kosa Kelengkapan Sistematika Ket
Kompetensi dasar
bahasa kata gagasan penulisan
1 Menulis karangan 30/7
deskriptif 10/8
Dtsnya
2 Membuat resensi 1/9
buku 30/9
10/10
dst
Diadaptasi dari Asep Jihad .(2009). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Press.
Skor untuk setiap criteria menggunakan skala penilaian 0 – 10, atau 0 -100. Semakin baik hasil
yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan
diisi dengan catatan dari guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai.
Asesmen merupakan suatu proses yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pembelajaran.
Asesmen merupakan kegiatan guru yangberkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa yang mengikuti
proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan data dan informasi yang akurat sebagai dasar
pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama proses pembelajaran dikumpulkan
menggunakan instrumen dan prosedur penilaian kompetensi atau indikator yang akan dinilia.
Asesmen dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan instrumen, pengumpulan
informasi yang menunjukkan sejumlah bukti pencapaian kompetensi, pengolahan data, dan
pengguaan informasi hasil belajar siswa. Asesemen dilakukan secara komprehensif baik dari
alat, teknik/cara, maupun substansi kompetensi yang dicapai siswa.
Ada beberapa metode asesmen dalam pembelajaran yang dapat digunakan, antara lain
asesmen respon soal pilihan ganda, asesmen respon soal uraian, asesmen otentik, dan asesmen
portofolio. Beberapa langkah dalam penyusunan asesmen respon pilihan ganda dan uraian antara
lain penyusunan soal, telaah, ujicoba, analisis, dan perbaikan. Penyusunan soal perlu didasarkan
pada rambu-rambu dan tingkat ranah yang akan dicapai. Tingkat ranah untuk siswa SMK
hendaknya porsi terbesar pada tingkat ranah C4 dan perlu segera ditinggalkan tingkat ranah C5
dalam asesmen. Agar penguasaan siswa dapat ditingkatkan dan memberi hasil yang lebih
bermakna bagi siswa, maka dapat digunakan model asesmen otentik. Asesmen portofolio dapat
memberi informasi lebih lengkap tentang perkembangan dan kinerja siswa dalam jangka waktu
tertentu.
2. Evaluasi
Evalusi dilakukan untuk mengetahui penguasaan peserta didik atas materi yang telah
disajikan, sekaligus untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran
dilakukan melalui dua cara, yaitu (1) kuis lesan (jawaban singkat lesan); dan (2) hasil
pengembangan asesmen pembelajaran.
Pertanyaan kuis lesan adalah (a) apa yang dimasud dengan asesmen?, (b) apa manfaat
asesmen dalam pembelajaran bagi siswa?, (c) apa manfaat asesmen dalam pembelajaran bagi
guru?, (d) sebutkan jenis asesmen nontes?, (e) alat dan cara asesmen yang baik yang
bagaimana?, (f) apa yang dimaksud dengan ranah kognitif tingkat C2?, (g) apa yang dimaksud
dengan ranah kognitif tingkat C3?, (h) bilamana soal pilihan ganda lebih tepat digunakan?, (i)
bilamana soal uraian lebih tepat digunakan?, (j) sebutkan ketentuan penyusunan soal pilihan
ganda?, (k) dilihat dari taraf kesukaran, soal yang baik yang bagaimana?, (l) alternatif pilihan
ganda yang menyesatkan yang bagaimana?, (m) apa yang dimaksud dengan asesmen otentik?,
(n) apa kelebihan asesmen otentik dari asesmen tradisional?, dan (o) apa yang dimaksud dengan
asesmen portofolio?
Asep Jihad, Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakara: Multi Pressindo.
Rusoni, E. 2009. Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika. (Online)(
http://new325.blogspot.com/2009/05/portofolio-dan-paradigma-baru-dalam.html) diakses
12 April 2011.
Jawaban: Sekolah perlu mengadakana perbaikan pembelajaran dan peningkatan jumlah sarana
pembelajaran, perlu jaringan kerja sama dengan dunia usaha dan industri untuk magang
siswa.
Skor Jumlah
No. Kel Nama Nilai
A B C D skor
1. I
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
jumlahskor
Nilai = x100
16
1. Soal Tingkat C2
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
2. Soal Tingkat C3
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
1. Soal Tingkat C3
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
2. Soal Tingkat C4
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Skor Jumlah
No. Kel Nama Nilai
A B C D skor
jumlahskor
Nilai = x100
16
A. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
B. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
C. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
D. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
4 Sangat mampu •
3 Mampu •
2 Kurang mampu •
1 Tidak mampu •
A. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
B. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
C. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
D. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
4 Sangat mampu •
3 Mampu •
2 Kurang mampu •
1 Tidak mampu •