Anda di halaman 1dari 47

MODUL

PRINSIP-PRINSIP
ASESMEN DAN PEMANFAATANNYA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Disiapkan untuk Modul pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru


Rayon115 Universitas Negeri Malang

Dr. H. Ahmad Dardiri, M.Pd


Dr. Tuwoso, M.P.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PANITIA SERTIFIKASI GURU (PSG) RAYON 115
2012
DAFTAR ISI

Daftar Isi
Judul ..........................................................................................................................................

Kegiatan Belajar 1, Pengantar, Kompetensi dan Tujuan Esesmen …….………………….


1. Pengantar ……………………………………………………………………………..
2. Kompetensi …………………………………………………………………………..
3. Tujuan Pembelajaran …………………………………………………………………

Kegiatan Belajar 2 Prinsip-prinsip Asesmen dan Pemanfaatannya…………………………..


1. Pendahuluan …………………………………………………………………………
2. Prinsip-prinsip Asesmen …………………………………………………………….
3. Pemanfaatan Asesmen ……………………………………………………………….

Kegiatan Belajar 3, Asesmen Respon Pilihan Ganda (Multiple-choice Response Assessment)


1. Uraian Materi ………………………………………………………………………..
2. Rambu-rambu Penyusunan Soal Pilihan Ganda …………………………………….
3. Tingkatan Ranah ……………………………………………………………………..
4. Aplikasi Penyusunan Soal Pilihan Ganda …………………………………………….
5. Telaah Soal Pilihan Ganda …………………………………………………………..
6. Analisis Butir Soal Pilihan Ganda ……………………………………………………

Kegiatan Belajar 4, Asesmen Respon Uraian (Essay Response Assessment)…………………...


1. Uraian Materi …………………………………………………………………………
2. Tes Uraian Objektif……………………………………………………………………
3. Tes Uraian Bebas ……………………………………………………………………..

Kegiatan Belajar 5, Asesmen Otentik (Authentic Assessment)


1. Uraian Materi …………………………………………………………………………...
2. Langkah-langkah Penyusunan Asesmen Otentik ………………………………………
3. Aplikasi Asesmen Otentik ……………………………………………………………..
Kegiatan Belajar 5, Asesmen Portofolio (Portfolio Assessments)
1. Uraian Materi ……………………………………………………………………..
2. Pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah……………………..

Rangkuman ……………………………………………………………………………….
Latihan ……………………………………………………………………………………
1. Latihan Pengembangan Asesmen Pembelajaran ……………………………………….
2. Evaluasi …………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………
Lampiran-lampiran …………………………………………………………………………..
Lampiran 1: Kunci jawaban ………………………………………………………………..
Kegiatan Belajar 1
Pengantar, Kompetensi dan Tujuan Asesmen

1. Pengantar
Asesmen merupakan suatu proses yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pembelajaran.
Asesmen merupakan kegiatan guru yangberkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa yang mengikuti
proses pembeljaran. Untuk itu diperlukan data dan informasi yang akurat sebagai dasar
pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama proses pembelajaran dikumpulkan
menggunakan instrumen dan prosedur penilaian kompetensi atau indikator yang akan dinilia.
Asesmen dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan instrumen, pengumpulan
informasi yang menunjukkan sejumlah bukti pencapaian kompetensi, pengolahan data, dan
pengguaan informasi hasil belajar siswa. Asesemen dilakukan secara komprehensif baik dari
alat, teknik/cara, maupun substansi kompetensi yang dicapai siswa.
Materi pembelajaran yang disajikan dalam modul ini adalah: (1) prinsip-prinsip asesmen
dan pemanfaatannya; (2) asesmen respon pilihan ganda yang meliputi rambu-rambu penyusunan
soal pilihan ganda, tingkatan ranah, aplikasi penyusunan soal, telaah soal, dan analisis butir soal
pilihan ganda; (3) asesmen respon uraian yang meliputi rambu-rambu penyusunan soal uraian,
tingkatan ranah, aplikasi penyusunan soal, telaah soal, dan analisis butir soal uraian; (4) asesmen
otentik yang meliputi pengertian, langkah-langkah, dan aplikasi penyusunan asesmen otentik; (5)
asesmen portofolio yang meliputi pengertian dan langkah-langkah menyusunan asesmen
portofolio. Penyajian dilengkapi dengan latihan pengembangan asesmen pembelajaran, evaluasi,
dan praktik pengembangan asesmen pembelajaran.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


1
2. Kompetensi
Setelah mempelajari materi prinsip-prinsip dan pemanfaatan asesmen ini diharapkan
peserta didik (peserta PLPG) dapat:
a. Menyusun tes pilihan ganda pada tingkatan ranah: mengenal ( C1), pemahaman (C2),
penerapan (C3), analisis/ sintesis (C4), evaluasi (C 5), dan menciptakan (creating) (C6).
b. Menelaah dan menganalisis butir tes pilihan ganda dengan benar;
c. Menyusun tes uraian pada tingkatan ranah C1, C2, C3, C4, C5, dan C6 dengan benar;
d. Menelaah dan menganalisis tes uraian dengan benar;
e. Menyusun asesmen otentik
f. Menyusun instrumen asesmen model rubrik
g. Menyusunan asesmen portofolio

3. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dari masing-masing kegiatan belajar dalam modul ini diuraikan
sebagai berikut.
1.1 Memahami prinsip-prinsip asesmen dan pemanfaatannya
2.1 Mengembangkan test pilihan ganda pada ranah C1, C2, C3, C4, dan C5.
2.2 Menganalisis butir test pilhan ganda berdasarkan taraf kesukaran, daya pembeda,
distraktor, dan distribusi distraktor
3.1 Menyusun test uraian pada tingkatan ranah C1, C2, C3, C4, dan C5.
3.2 Menelaah dan menganalisis tes uraian berdasar tingkat kesulitan dan daya pembeda
4.1 Menyusun asesmen otentik
5.1 Menyusun asesmen Portofolio
5.2 Menyusun Rubrik

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


2
Kegiatan Pembelajran 2
Prinsip-prinsip Asesmen dan Pemanfaatannya

1. Pendahuluan
Asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang kondisi siswa yang
dilakukan selama proses pembelajaran maupun hasil belajarnya. Informasi yang dikumpulkan
tersebut selanjutnya dianalisis dan hasil analisis tersebut digunakan sebagai balikan terhadap
pembelajaran, maupun sebagai bahan pengambilan keputusan terhadap status siswa (evaluasi).
Agar diperoleh informasi yang relevan, objektif dan komprehensif tentang kondisi
siswa, dalam KTSP diamanatkan digunakannya asesmen berbasis kelas (ABK). ABK menunjuk
pada penggunaan berbagai metode dan prosedur asesmen yang disesuaikan dengan kondisi rill di
sekolah dalam mencapai SK dan KD. Dalam rangka memperoleh informasi yang akurat
mengenai kompetensi yang telah dicapai anak, maka perlu digunakan berbagai alat asesmen,
baik tes maupun non-tes.
Asesmen dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar dinyatakan
dengan kompetensi, yaitu seperangkat tindakan cerdas penuh tanggungjawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-
tugas dibidang pekerjaan tertentu. Kompetensi berisi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pencapaian kompetensi dasar
ditandai dengan pencapaian kompetensi (ketuntasan belajar), yaitu perubahan perilaku yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
matapelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, karakteristik peserta didik. Indikator
dirumuskan dalam katakerja operasional terukur dan atau dapat diobservasi. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat asesmen.
Pelaksanaan asesmen dilandaskan pada amanat Undang Undang No 20 tahun 2006
tentang Sisdiknas, dan Sesuai Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan
yang terkait dengan tugas utama guru professional adalah melakukan perencanaan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan melaksanakan asesmen.

2. Prinsip-prinsip Asesmen
Asesmen dalam pembelajaran mempunyai prinsip-prinsip (1) merupakan bagian tak
terpisahkan dari proses pembelajaran, (2) mencerminkan masalah dunia nyata, (3) menggunakan
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
3
berbagai ukuran, metode, teknik dan kriteria sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman
belajar, dan (4) bersifat holistik, mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran. Selain itu
kualitas intrumen soal didasarkan pada validitas dan reliabilitasnya.
Pemilihan metode asesmen harus didasarkan pada target informasi yang ingin
dicapai. Informasi yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Menurut Stiggins
(1994:3,67) lima kategori target hasil belajar yang layak dijadikan dasar dalam menentukan jenis
asesmen yang akan digunakan oleh pengajar. Kelima hasil belajar tersebut adalah: (1) knowledge
outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi pengetahuan suatu mata pelajaran;
(2) reasoning outcomes, yang menunjukkan kemampuan siswa dalam menggunakan
pengetahuannya dalam melakukan nalar (reason) dan memecahkan suatu masalah; (3) skill
outcomes, kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang berhubungan dengan
keterampilan yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan; (4) product outcomes, kemampuan
untuk membuat suatu produk tertentu yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan; dan (5)
affective outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari dan mengaplikasikan
pengetahuan.
Stiggins (1994: 83) menawarkan empat jenis metode asesmen dasar. Keempat metode
tersebut adalah pertama, selected response assessment, termasuk ke dalamnya pilihan ganda
(multiplechoice items), benar-salah (true-false items), menjodohkan atau mencocokkan
(matching exercises), dan isian singkat (short answer fill-in items). Kedua, essay assessment,
dalam asesmen ini siswa diberikan beberapa persoalan kompleks yang menuntut jawaban tertulis
berupa paparan dari solusi terhadap persoalan tersebut. Ketiga, performance assessment,
merupakan pengukuran langsung terhadap prestasi yang ditunjukkan siswa dalam proses
pembelajaran. Asesmen ini terutama didasarkan pada kegiatan observasi dan evaluasi terhadap
proses dimana suatu keterampilan, sikap, dan produk ditunjukkan oleh siswa. Kempat, personal
communication assessment, termasuk ke dalamnya adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
guru selama pembelajaran, wawancara, perbincangan, percakapan, dan diskusi yang menuntut
munculnya keterampilan siswa dalam mengemukakan jawaban/gagasan. Oleh karena itu untuk
keperluan ini akan dibahas asesmen respon pilihan ganda, asesmen respon uraian, asesmen
otentik, dan asesmen portofolio.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


4
3. Pemanfaatan Asesmen
Sebagaiman diuraikan di atas bahwa asesmen dimaksudkan untuk mengetahui informasi
yang akurat kondisi siswa dalam penyelenggaraan pendidikan. Hasil asesmen akan
dimanfaatkan oleh guru sebagai bahan merencanakan perbaikan (remidial) bagi siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar serta menysun pengayaan bagi siswa yang memiliki
ketuntasan lebih cepat. Selain itu hasil asesmen juga digunakan guru bahan refleksi untuk
melakukan perbaikan dan inovasi pembelajaran.
Bagi kepala sekolah hasil asesmen dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengembangkan program-program perbaikan proses pembelajaran, pengambilan kebijakan
penentuan kenaikan kelas, serta sebagai bahan untuk laporan kepada orangtua siswa dan
masyarakat tentang kinerja sekolah. Informasi hasil asesmen merupakan pertanggungjawaban
sekolah kepada stakeholdersnya.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


5
Kegiatan Belajar 3
Asesmen Respon Pilihan Ganda (Multiple-choice Response Assessment)

1. Uraian Materi
Pilihan ganda adalah pertanyaan atau soal yang telah dilengkapi dengan beberapa
pilihan jawaban dengan satu jawaban yang paling benar. Bobot skor pada setiap soal
biasanya adalah sama. Kelebihan soal pilihan ganda antara lain bisa mencakup banyak
materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan cepat (pakai komputer).
Kelemahan soal pilihan ganda antara lain membuat soal yang berkualitas cukup sulit, perlu
pengawasan ujian yang serius, dan tidak mudah digunakan untuk mengukur tingkat berpikir
tinggi. Beberapa bentuk pilihan ganda adalah pilihan langsung, pilihan dengan jawaban
benar lebih dari satu, dan pilihan model sebab-akibat.

2. Rambu-rambu Penyusunan Soal Pilihan Ganda


Ada beberapa rambu-rambu dalam penyusunan soal pilihan ganda agar dihasilkan
kualitas soal yang baik yang mampu mengukur hasil belajar siswa. Rambu-rambu penulisan
soal pilihan ganda tersebut disajikan sebagai berikut: (a) pokok soal sesuai indicator, (b)
menanyakan hal yang lebih bermanfaat, (c) hanya berisi satu gagasan, (d) tidak ada
petunjuk jawaban yang benar pada soal lain, (e) tidak terlalu mudah atau sulit, (f) bahasa
yang digunakan baku, (f) bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (h) panjang
kalimat pilihan jawaban relatif sama, (i) hindari penggunaan kata-kata yang dapat dijadikan
petunjuk dalam menjawab, (j) hindari penggunaan kata-kata: biasanya, umumnya,
seringkali, mungkin, (k) pernyataan negatif diberi tanda khusus: cetak miring, tebal, atau
huruf besar, (l) tidak menggunakan pernyataan negatif ganda, (m) pilihan jawaban
homogen dalam arti isi, (n) semua pilihan jawaban memungkinkan untuk berfungsi dengan
baik, (o) pilihan jawaban angka sebaiknya diurutkan, (p) tersedian kunci jawaban, dan (q)
letak jawaban benar secara acak (tidak beraturan).

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


6
3. Tingkatan Ranah
Tes respon tertulis umumnya digunakan untuk menggali informasi prestasi siswa pada
mata pelajaran teori atau ranah kognitif. Oleh karena itu dalam pengembangan asesmen
respon tertulis ini selain didasarkan pada rambu-rambu penyusunan juga didasarkan pada
tingkatan ranah yang akan diukur.
Bloom menyusun konsep ranah kognitif kedalam enam jenjang atau tingkatan
yang kompleksitasnya bertingkat, seperti terlihat berikut (Sutadji, 2010). Ada sedikit
perbedaan umum antara pola lama (Original Terms) dengan pola baru (New Terms), yaitu
pada ranah tingkat tinggi C5 dan C6. Selanjutnya yang akan dibahas untuk pengembangan
asesmen prestasi kognitif ini adalah tingkatan ranah Bloom pola baru (New Terms).

Tingkatan ranah yang paling rendah adalah remembering (C1), yaitu kemampuan
untuk mengingat atau menghafal. Kata kunci yang dapat digunakan antara lain mengingat
kembali, mengenali, mendata, mengutarakan kembali, menamai, atau menemukan.
Tingkatan di atasnya adalah understanding (C2), yaitu kemampu-an untuk memahami. Kata
kunci yang dapat digunakan antara lain menjelaskan gagasan dan konsep menggunakan
kata-kata sendiri, menginterpretasikan, menyarikan, mendefinisikan, atau memaparkan.
Tingkatan berikutnya adalah applying (C3), yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan
konsep, model, formula, aturan pada kondisi baru. Kata kunci yang dapat digunakan antara
lain menggunakan informasi pada situasi lain, mengimplementasikan suatu formula,
melakukan berdasar teori, merancang berdasar ketentuan, atau berbuat berdasar suatu

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


7
konsep/model/formula/aturan. Tingkatan di atasnya adalah analysing (C4), yaitu
kemampuan untuk menganalisis. Kata kunci yang dapat digunakan antara lain menjabarkan
menjadi unsur atau elemen, membuat diagram berdasar data, mencari pola berdasar data,
mencari hubungan berdasar data, membandingkan berdasar data, mengorganisasikan,
mengkonstruksi kembali, atau menemukan. Tingkatan berikutnya adalah evaluating (C5),
yaitu kemampuan untuk mengevaluasi dan mengsintesis. Kata kunci yang dapat digunakan
antara lain membuat keputusan, membuat kebijakan, menentukan arah tindakan,
memberikan pertimbangan. Melakukan peninjauan, mengevaluasi, membangun hipotesis,
mengkritik, atau bereksperimen. Tingkatan tertinggi adalah creating (C6), yaitu kemampuan
untuk menciptakan atau menemukan hal baru. Kata kunci yang dapat digunakan antara lain
menghasilkan gagasan baru, produk, atau cara-cara baru. Merancang, mengkonstruksi,
merencanakan, menghasilkan, dan menemukan hal baru.
Makin tinggi tingkat sekolah makin tinggi tingkat ranah yang perlu dicapai. Untuk siswa
tingkat SMK hendaknya yang dominan untuk dicapai adalah tingkat ranah applying (C3) dan
sedapat mungkin sudah meninggalkan tingkat ranah remembering (C1).

4. Aplikasi Penyusunan Soal Pilihan Ganda


Berdasarkan rambu-rambu penyusunan soal pilihan ganda dan tingkatan ranah kognitif,
selanjutnya dapat diaplikasikan dalam penyusunan soal seperti berikut.

1) Soal tingkat C1. Kata yang dapat digunakan antara lain kata menyebutkan,
menuliskan, menamakan, atau mengutarakan. Sebagai contoh jenis soal ini seperti
berikut.
□ Mesin perkakas yang paling tepat untuk membuat roda gigi adalah ……………
A. Mesin sekrap C. Mesin bubut
B. Mesin gerinda D. Mesin frais

2) Soal tingkat C2. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata menjelaskan,
memberikan contoh, mendefinisikan, menguraikan, memaparkan,
menginterpretasikan, atau menyarikan. Sebagai contoh jenis soal ini seperti berikut.
□ Untuk mengatasi gaya geser yang besar pada balok tangga perlu dipasang ……..

A. Tulangan positif C. Tulangan sengkang


B. Tulangan negatif D. Jawaban A, B, dan C benar

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


8
3) Soal tingkat C3. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata menghitung,
menyelesaikan, mengerjakan, merancang, mengimplementasikan, atau mengunakan
berdasar konsep, model, formula, ketentuan. Sebagai contoh jenis soal ini seperti
berikut.
Suatu ruang kelas bangunan SMP mempunyai ukuran panjang 10 m dan lebar 8 m.
Menurut ketentuan setiap siswa memerlukan ruang bernafas dalam aktivitas belajar
sebesar 9 m3. Bila yang diinginkan ruang kelas tersebut dapat diisi dengan 40 siswa,
berapa minimal ukuran tinggi plafon?
A. 4,00 m C. 5,00 m
B. 4,50 m D. 5,50 m

4) Soal tingkat C4. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata menemukan unsur-
unsurnya, menemukan pola, menemukan hubungan, menemukan perbedaan,
menemukan bentuk asalnya, atau menemukan sumbernya berdasarkan data yang ada.
Sebagai contoh jenis soal ini seperti berikut.
□ Data pendidikan orangtua dan prestasi belajar siswa sbb:
SMA = 80 SMA = 85 SD = 60 SMP = 75
SD = 70 SMP = 80 SMA = 80 SMA = 90
SD = 50 SMP = 70 SD = 50 SMA = 85
SMP = 70 SD = 60 SMP = 60 SD = 60
Pola yang dapat ditemukan adalah:
A. Rata-rata pendidikan orang tua adalah SD dan prestasi siswa rata-rata 70,31
B. Makin tinggi prestasi siswa makin tinggi pendidikan orangtua
C. Makin tinggi pendidikan orangtua makin tinggi prestasi siswa
D. Prestasi siswa yang pendidikan ortu SD = 58,33, SMP = 71, SMA = 84.

5) Soal Tingkat C5. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain membuat keputusan,
membuat kebijakan, menentukan arah tindakan, memberikan pertimbangan.
Melakukan peninjauan, mengevaluasi, membangun hipotesis, mengkritik, atau ber-
eksperimen. Sebagai contoh jenis soal ini seperti berikut.
Setelah nilai siswa dilakukan rekap, untuk dapat naik kelas siswa ini kurang sedikit
dari standar yang ditetapkan. Oleh karena itu masalah ini diserahkan kapada kepala
sekolah. Berdasarkan catatan, siswa ini agak mengalami kesulitan dalam belajar, orang
tua siswa kesibukannya banyak dan sebagai ketua BP3. Ujian tambahan mungkin bisa
dilakukan tetapi mungkin bisa tidak tergantung dinas pendidikan nasional. Sementara

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


9
guru akan patuh terhadap kebijakan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kebijakan
apa yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah tersebut?

A. Siswa dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi dengan menambah nilai karena orang
tuannya baik dan ketua BP3
B. Siswa dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi dengan menambah nilai dan ada
penanganan khusus di kelas berikutnya
C. Siswa dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi dengan catatan setelah dapat dilakukan
ujian tambahan dengan nilai di atas 6
D. Siswa lebih baik tinggal kelas karena walaupun kurang sedikit dari standar nilai
kenaikan kelas tetapi masih belum memenuhi standar.

6) Soal Tingkat C6. Kata kunci yang dapat digunakan antara lain menghasilkan gagasan
baru, produk, atau cara-cara baru. Merancang, mengkonstruksi, merencanakan,
menghasilkan, dan menemukan hal yang baru. Salah satu kelemahan soal pilihan
ganda adalah untuk mengukur ranah tingkat tinggi. Oleh karena itu bagian ini tidak
diberikan contoh.

5. Telaah Soal Pilihan Ganda


Telaah soal pilihan ganda dilakukan dengan cara meminta kepada pakar atau paling tidak
teman sejawat yang sebidang untuk melakukan koreksi terhadap soal yang telah dibuat
berdasarkan rambu-rambu penulisan pilihan ganda dan tingkatan ranah yang akan diukur.
Untuk keperluan tersebut dapat digunakan lembar telaah soal pilihan ganda seperti
lembar berikut.

C1 C1 C1 C1 C1
Tingkatan ranah C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3 C3
Rambu-rambu penyusunan C4 C4 C4 C4 C4
Nomor soal 1 2 3 4 5
(a) Pokok soal sesuai indikator √
(b) Menanyakan hal yang lebih bermanfaat √
(c) Hanya berisi satu gagasan √
(d) Tidak ada petunjuk jawaban pada soal lain √
(e) Tidak terlalu mudah atau sulit √
(f) Bahasa yang digunakan baku √
(g) Bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan siswa √
(h) Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama √
(i) Hindari penggunaan kata-kata yang dapat dijadikan √
petunjuk dalam menjawab
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
10
C1 C1 C1 C1 C1
Tingkatan ranah C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3 C3
Rambu-rambu penyusunan C4 C4 C4 C4 C4
Nomor soal 1 2 3 4 5
(j) Hindari penggunaan kata-kata: biasanya, umumnya, √
seringkali, mungkin
(k) Pernyataan negatif diberi tanda khusus: cetak miring, tebal, √
atau huruf besar
(l) Tidak menggunakan pernyataan negatif ganda √
(m) Pilihan jawaban homogen dalam arti isi √
(n) Semua pilihan jawaban memungkinkan untuk berfungsi √
dengan baik
(o) Pilihan jawaban angka sebaiknya diurutkan √
(p) Tersedian kunci jawaban √
(q) Letak jawaban benar secara acak √

Tingkat ranah yang diukur diberi tanda tertentu (dilingkari atau tanda lain), sedang yang
telah memenuhi rambu-rambu penyusunan diberi tanda cek. Selanjutnya direkap rambu-
rambu mana yang belum terpenuhi untuk diperbaiki.

6. Analisis Butir Soal Pilihan Ganda


Butir soal yang telah disusun selanjutnya dilakukan ujicoba kepada siswa, dan hasil
ujicoba dianalisis untuk mengetahui kualitas butir soal yang disusun. Analisis butir soal
pilihan ganda yang dilakukan meliputi analisis taraf kesukaran, daya pembeda, distraktor,
dan distribusi distraktor.

1) Taraf Kesukaran (Difficulty index)


Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Taraf kesukaran soal uraian
sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2009)

P=


Di mana
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


11
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Besarnay indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Indeks kesukaran menunjukkan taraf
kesukaran soal.
0,0 1,0
sukar mudah

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah sukar


Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah mudah

Contoh: Dari data hasil coba tes tulis, yang dilakukan terhadap 30 siswa dengan 20 butir,
nilai taraf kesukaran (kemudahan) dan klasifikasi dari beberapa butir soal seperti pada
tabel.

Tabel Taraf Kesukaran


Butir soal JS B TK Klasifikasi
6 30 20 0,67 Baik
7 30 10 0,33 Baik
8 30 27 0,90 Mudah
9 30 2 0,07 Sukar
10 30 6 0,02 Sukar
Diadaptasi dari: Sutrisno, 2011.

2) Daya Pembeda (Discrimination index)


Tes yang baik antara lain bila dapat membedakan antara siswa yang belajar dan siswa
yang tidak belajar. Perbedaan hasil tes siswa yang belajar dengan yang tidak belajar
ditandai dengan daya pembeda. Untuk menghitung daya pembeda, data hasil uji coba
perlu dicari kelompok siswa belajar (kelompok atas) dan kelompok siswa tidak belajar
(kelompok bawah). Kelompok atas adalah 27% dari urutan nilai tertinggi siswa, sedang
kelompok bawah adalah 27% dari nilai urutan terendah siswa. Dengan demikian
terlebih dulu skor total pada setiap siswa diurutkan dari yang paling tinggi sampai yang
paling rendah. Berikutnya baru diambil 27 % dari skor tertinggi (atas) dan 27% dari
skor terendah (bawah).

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


12

Rumus daya pembeda: DP = dimana DP = daya pembeda, Up = jumlah

peserta kelompok atas yang menjawab benar, Low = jumlah peserta kelompok bawah
yang menjawab benar, dan n = Jumlah kelompok atas atau bawah (27%).
Contoh: Lakukanlah uji daya pembeda dari hasil uji coba soal di atas.

Tabel Skor Kelompok Belajar (27% Atas)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ∑x
1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 14
2 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 14
3 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 14
4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 14
5 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 14
6 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 13
7 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13
8 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
9 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 12
∑ 6 2 6 7 5 9 4 5 1 8 9 5 5 5 7 8 9 7 8 5 121

Sumber : Sutrisno, 2011


Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :
DP = 0,00 sampai dengan 0,20 : jelek lebih baik dibuang
DP = 0,21 sampai dengan 0,30 : perlu perbaikan
DP = 0,31 sampai dengan 0,40 : baik
DP = 0,41 sampai dengan 1,00 : baik sekali
DP = negatif (terbalik): sangat jelek, yang belajar menjawab salah dan yang tidak
belajar menjawab benar (diadaptasi dari Ebel dalam Azwar, 2009).

Tabel Skor Kelompok Tidak Belajar (27% Bawah)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ∑x
1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 8
2 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 8
3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 8
4 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 8
5 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 8
6 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 7
7 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6
8 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 6
9 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6
∑ 2 2 0 3 6 6 1 4 0 3 4 3 8 3 5 2 3 1 6 3 65
Sumber : Sutrisno, 2011
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
13
Hasil perhitungan dan klasifikasi daya pembeda dari beberapa butir soal seperti berikut.

Tabel Daya Pembeda dan Klasifikasinya


Up − Low
Butir soal Up Low DP = Klasifikasi
n
11 9 4 0,56 Baik sekali
12 5 3 0,22 Perlu perbaikan
13 5 8 -0,33 Jelek sekali
14 5 3 0,22 Perlu perbaikan
15 7 5 0,22 Perlu perbaikan

3) Distraktor
Kehadiran distraktor pada suatu butir hendaknya dapat menjebak jawaban subjek
(siswa) yang tidak belajar atau kurang memahami terhadap hal-hal yang diujikan. Oleh
karena itu distraktor harus berkemungkinan untuk dipilih sebagai jawaban oleh subjek.
Distraktor dikatakan dapat berfungsi bila bisa menjaring minimal 2% dari jawaban
subjek (ada yang menyebutkan minimal 5%). Sebaliknya bila distraktor yang dipilih
kurang dari 2% dari jumlah subjek maka dikatakan distraktor tidak dapat berfungsi.

Contoh: Lakukanlah uji terhadap keberfungsian distraktor dari instrumen tes yang
menggunakan 20 butir dengan 4 pilihan jawaban (option). Untuk melakukan uji ini,
maka terlebih dulu ditabelkan pilihan jawaban setiap nomor soal masing-masing siswa.
Selanjutnya masing-masing nomor soal dicari persentase pilihan jawaban. Hasil
keberfungsian distraktor dari beberapa butir soal seperti pada tabel berikut.

Tabel Distraktor
Butir soal a b c d Keterangan
1 33% 10% 50% 7% Semua berfungsi baik
2 27% 30% 13% 30% Semua berfungsi baik
3 37% 3% 53% 7% Semua berfungsi baik
4 27% 60% 13% 0% d tidak berfungsi
5 37% 0% 60% 3% b tidak berfungsi

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


14
4) Distribusi Distraktor
Pada bagian ini akan dilihat bagaimana distribusi jawaban, terutama jawaban yang tidak
benar (distraktor). Dengan memperhatikan distribusi jawaban yang tidak benar maka
akan diketahui:
□ Distraktor mana yang terlalu mencolok terlihat kesalahannya, sehingga tidak dipilih
oleh siswa yang tidak belajar atau dapat dikatakan mempunyai daya pengecoh yang
jelek.
□ Distraktor mana dapat menyesatkan bagi kelompok siswa yang belajar, yaitu siswa
yang belajar memilih alternatif jawaban yang salah (Masrun, 1979: 30).
Kondisi idealnya dalam distribusi distraktor adalah (1) pilihan terbanyak kelompok
yang belajar adalah pada jawaban yang benar, (2) pilihan jawaban salah (jebakan)
dipilih kelompok belajar lebih sedikit daripada kelompok tidak belajar, (3) semua
pilihan jawaban salah (jebakan) pernah dipilih oleh kelompok tidak belajar.
Contoh: Lakukan analisis distribusi distraktor dari data hasil uji coba di atas. Langkah
pertama yang perlu dilakukan adalah membuat tabel pilihan jawaban kelompok siswa
belajar (atas) dan siswa tidak belajar (bawah). Jumlahkan masing-masing alternative
jawaban baik pada kelompok siswa belajar maupun kelompok siswa tidak belajar.
Selanjutnya buatlah tabel perbandingan jumlah alternatif pilihan pada kelompok belajar
dan tidak belajar untuk masing-masing butir soal.

Jawaban Kelompok Belajar (27% Atas)


No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 a c a b c d d d d c a a b c d d c a a d
2 c d a a c d a c c c a b c c d d c a c b
3 c d a b a d a c c c a b c c d d c a c b
4 c b c b c d d d b c a a b a c d c d c c
5 c d a b c d a c c c a b c c d d c a c a
6 c b c b a d d d d c a a b d d d c c c d
7 d d a b a d a c c c a b c c d d c a c b
8 c a a a a d d d c b a a b b d d c a c d
9 a a c b c d d d d c a a b a c c c a c a
∑a 2 2 6 2 4 - 4 - - - 9 5 - 2 - - - 7 1 7
∑b - 2 - 7 - - - - 1 1 - 4 5 1 - - - - - 4
∑c 6 1 3 - 5 - - 4 5 8 - - 4 5 2 1 9 1 8 1
∑d 1 4 - - - 9 5 5 3 - - - - 1 7 8 - 1 - 3
Sumber : Sutrisno, 2011

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


15
Jawaban Kelompok Tidak Belajar (27% Bawah)
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 A a c a c d d d d a c a b c c b d d c b
2 C b c a c d d b d c a c b a b c d b c c
3 A d c a c d d b a a d a b b d c a a c b
4 A d c b a d d b d d b d a a d d c c c
5 A a c c a d d d d c a b b a d d a d a b
6 B a c a a d c a a a c a b c b a c d c c
7 B c b c c a a d a a d b b d d a a d a d
8 C a c a c a c d d c d c b a c b c d c c
9 A b c b c c d c a d a d a c d a d c a d
∑a 5 4 - 5 3 2 1 - 4 5 4 3 1 3 - 3 3 1 3 -
∑b 2 2 1 3 - - - 3 - - - 3 8 1 2 2 - 1 - 3
∑c 2 1 8 1 6 1 1 2 - 3 2 2 - 3 2 2 3 1 6 4
∑d - 2 - - - 6 7 4 5 1 3 1 - 2 5 2 3 5 - 2
Sumber : Sutrisno, 2011

Hasil analisis distribusi distraktor dari butir soal nomo 1 dan 2, seperti terlihat pada tabel
berikut.

Butir Option * Jawaban yang benar (kunci jawaban


No 1 a b *c d ● Option d, tidak berfungsi sebagai
Upper 2 0 6 1 pengecoh karena tidak dipilih oleh
Lower 5 2 2 0 siswa yang tidak belajar.
Jumlah 7 2 8 1 * Jawaban benar
Butir Option ● Option d menyesatkan kelompok yang
No 2 a *b c d
belajar, karena siswa yang belajar
Upper 2 2 1 4
banyak memilih option ini dan lebih
Lower 4 2 1 2
banyak dibanding yang tidak belajar
Jumlah 6 4 2 6

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


16
Kegiatan Belajar 4
Asesmen Respon Uraian (Essay Response Assessment)

1 . Uraian Materi
Asesmen respon uraian adalah pertanyaan atau soal yang jawabannya tidak tersedia dan
berbentuk uraian atau karangan. Asesmen uraian ini dapat dibagi menjadi tipe uraian objektif
dan tipe uraian bebas.

2. Tes Uraian Objektif


Bentuk soal uraian objektif sangat tepat digunakan untuk bidang matematika, dan IPA,
karena kunci jawabannya hanya satu. Pengerjaan soal ini melalui suatu prosedur atau langkah-
langkah tertentu. Setiap langkah ada skornya. Objektif di sini dalam arti apabila diperiksa oleh
beberapa guru dalam bidang studi tersebut hasil penskorannya akan sama. Pertanyaan pada
bentuk soal ini diataranya adalah: hitunglah, tafsirkan, buat kesimpulan.
Soal berbentuk uraian objektif ini jawaban benar hanya satu. Soal tipe uraian objektif ini:
(1) cocok digunakan untuk asesmen pada mata pelajaran yang batasnya jelas (eksakta); (2)
bobot skor tiap butir soal bisa tidak sama; dan (3) bisa digunakan untuk mengukur berpikir
tingkat tinggi, diperlukan pedoman penskoran secara analitik, yaitu tiap langkah diberi skor
yang besarnya bisa tidak sama.

Contoh, butir soal: Bus mula-mula diam kemudian bergerak dengan percepatan tetap 2 m/s 2
selama 8 sekon, setelah itu bergerak dengan kecepatan konstan selama 10 sekon. Karena di
depan tiba-tiba muncul seorang menyeberang maka bus mengerem dengan perlambatan 2 m/s 2
selama 3 sekon sampai berhenti. Tentukan jarak yang ditempuh oleh bus tersebut selama 3
sekon pengeremannya. ? (Skor maksimal 20).

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


17
Langkah Kunci Jawaban Skor
1 Gerakan I : vt1 = v01+ a1t1 5
= 0 + 2 x 8 = 16 m/s (diperlambat)
2 Gerakan II : S1 = vt1 .t2 5
= 16 x 10 = 160 m (kecepatan konstan)
4 Gerakan III : vt1 = v02 5
= 16 m/s (diperlambat), vt2 = 0 = (berhenti) → diperlambat
5 − (16) 2 256 5
2 a3 S2 = vt22- v022 → S2 = = = 64 m
2(−2) 4
Skor maksimum 20

3. Tes Uraian Bebas


Tes bentu uraian bebas (esai) adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan
jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Tes esai dapat digunakan untuk
mengukur tujuan-tujuan khusus yang berupa pengertian, sikap, perhatian dan ekspresi verbal.
Bila dihubungkan dengan kemampuan kognitif Blomm, maka tes tersebut sangat berguna sekali
untuk mengukur kemampuan: aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. Soal-soal bentuk uraian
bebas biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5 -10 buah soal dalam waktu kira-kira 90
– 120 menit. Soal-soal bentuk esai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat
mengorganisasi, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki.
Soal berbentuk uraian dengan jawaban benar lebih dari satu. Soal tipe uraian bebas ini
(1) cocok untuk bidang studi ilmu-ilmu sosial, yang jawaban benar bisa lebih dari satu atau
bervariasi, (2) bisa menggali kemampuan penalaran, (3) tingkat berpikir yang diukur bisa
tinggi, dan (4) agar penyekoran menjadi objektif diperlukan pedoman penskoran yang jelas.
Bila jawaban yang benar lebih dari satu, maka kunci jawaban dibuat bersifat umum (berupa
pokok-pokok pikiran).

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


18
Contoh: Peserta didik dapat mendiskrisikan alasan warga negara Indonesia bangga menjadi
bangsa Indonesia. Butir soal: Tuliskan alasan yang membuat anda berbaga menjadi sebagai
bangsa Indonesia.

Kriteria jawaban Rentang Skor


Kebanggaan yang berkaitan dengan kekayaan alam 0-2
Kebanggaan yang berkaitan dengan keindahan tanah air Idonesia (pemandangan
0-2
alamnya, geografisnya, dll)
Kebanggaan yang berkaitan dengan keaneragaman budaya, suku, adat istiadat tetapi 0-2
tetap bersatu
Kebanggaan yang berkaitan dengan keramah-tamahan masyarakat Indonesia 0-2
Skor maksimum 8

a. Rambu-rambu Penyusunan Soal Uraian


Begitu pula ada beberapa rambu-rambu dalam penyusunan soal uraian agar dihasilkan
kualitas soal yang baik yang mampu mengukur hasil belajar siswa. Rambu-rambu penulisan soal
uraian tersebut antara lain disajikan sebagai berikut: (1) soal sesuai dengan indikator, (2) materi
yang ditanyakan adalah yang bermakna atau bermanfaat bagi siswa, (3) arah pertanyaan
memberikan jawaban yang pasti, (4) tidak terlalu mudah atau sulit, (5) tersedia kunci jawaban
dan pedoman penyekoran, (6) disertai dengan pembobotan tiap nomor bila perlu, (7)
menggunakan bahasa Indonesia yang baku, (8) menggunakan perintah yang operasional, (9)
menggunakan kata-kata sesuai dengan tingkatan ranah, dan (10) hindari penggunaan kata-kata
bermakna ganda.

b. Tingkatan Ranah
Tingkatan ranah diuraikan seperti pada tingkatan ranah kognitif yang meliputi tingkatan
C1, tingkatan C2, tingkatan C3, tingkatan C4, tingkatan C5, dan tingkatan C6.

c. Aplikasi Penyusunan Soal Uraian

■ Soal Tingkat C1
Siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana. Kata
yang dapat digunakan antara lain kata: mendifinisikan, mendeskripsikan,
mengidentifikasikan, menyebutkan, menuliskan, menamakan, menyatakan.
Contoh: Motor empat langkah adalah……..

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


19
■ Soal Tingkat C2
Siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia diminta memahami hubungan yang sederhana
di antara fakta-fakta atau konsep. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata-kata:
menjelaskan, memberikan contoh, membedakan, menyimpulkan, menerangkan,
memperikirakan, menguraikan, memaparkan, menginterpretasikan, menuliskan kembali.
Contoh: Diantara gambar dibawah yang dapat disebut sebagai segitiga siku-siku adalah:

a. b. c.
■ Soal Tingkat C3
Untuk penerapan atau aplikasi siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau
memilih suatu konsep, hokum, dalil, aturan, gagasan dan cara.
Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata-kata: menghitung, mendemontrasikan,
mengoperasikan, mengimplementasikan, merancang, menggunakan berdasarkan konsep,
menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menyiapkan.
Contoh: untuk menyelesaikan hitungan 51 x 40 = n, maka paling tepat kita gunakan:
a. hukum asosiatif, b. hukum komutatif, c. hukum distributif.

■ Soal Tingkat C4
Tugas analisis ini siswa diminta untuk mengalisis suatu hubungan atau situasi yang
komplek atas konsep-konsep dasar. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata-kata:
membedakan, memerinci, menyusun diagram, mengidentifikasikan, mengilustrasikan,
menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan.
Contoh: Siswa disuruh menerangkan mesin jet tidak dapat digunakan untuk mesin pesawat
luar angkasa.

■ Soal Tingkat C5
Siswa diminta untuk menggabungkan atau menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar
dapat mengembangkan suatu struktur baru. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain:
membuat keputusan, membuat kebijakan, menentukan arah tindakan, memberikan
pertimbangan, melakukan peninjauan, mengevaluasi, membangun hipotesis, mengkritik,
atau bereksperimen.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


20
Contoh: Dengan mengetahui situasi daerah dan milik dalam hal kekayaan bahan mentah
serta semangat penduduk di suatu daerah yang kini dapat berkembang pesat menjadi kota
pelabuhan yang besar maka kota-kota kecil di tepi pantai mana yang mempunyai poetensi
untuk dikembangkan menjadi sebuah kota pelabuhan yang besar?

■ Soal Tingkat C6
Kata kunci yang dapat digunakan antara lain menghasilkan: menilai, membandingkan,
mengarang, mempertentangkan, mengkritik, mendiskrisikan, menerangkan, memutuskan,
menafsirkan, menghubungkan.
Contoh: Kursi siswa sekolah saat ini banyak yang tidak sesuai dengan usia anak sekolah
dasar (tidak ergonomis), sehingga siswa cepah lelah saat belajar, kurang fleksibel untuk
pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok. Rancanglah tempat duduk siswa yang
nyaman, aman , dan ekonomis.

b. Analisis Butir Soal Uraian


Ada dua analisis butir soal uraian yang disajikan pada bagian ini, yaitu analisis taraf
kesukaran dan daya pembeda.

1) Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Taraf kesukaran soal uraian
sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2009)

P=


Di mana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Besarnay indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Indeks kesukaran menunjukkan taraf
kesukaran soal.
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
21
0,0 1,0
sukar mudah

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah sukar


Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah mudah

2) Daya Pembeda
Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai dengan siswa yang bodoh. Berdasarkan (analog) rumus daya pembeda pada soal
pilihan ganda, maka dapat disusun rumus daya pembeda (index discrimination) sebagai berikut.

  
D= = PA - PB
 

Di mana
D = daya pembeda
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar yang menjawab benar (P sebagai
indeks kesukaran)
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar yang menjawab benar (P sebagai
indeks kesukaran)

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


22
Kegiatan Belajar 5
Asesmen Otentik (Authentic Assessment)

1. Uraian Materi
Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks
“dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang
memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam
pemecahan. Dengan kata lain, assessment otentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa
dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau
konteks dunia nyata. Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor
dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan
psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun
berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses
pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Format penilaian ini dapat berupa : a) tes yang
menghadirkan benda atau kejadian asli ke hadapan siswa (hands-on penilaian), b) tugas (tugas
ketrampilan, tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi terintegrasi), c) format rekaman
kegiatan belajar siswa (misalnya : portfolio, interview, daftar cek, presentasi oral dan debat).
Beberapa pembaharuan yang tampak pada penilaian otentik adalah : a) melibatkan siswa
dalam tugas yang penting, menarik, berfaedah dan relevan dengan kehidupan nyata siswa, b)
tampak dan terasa sebagai kegiatan belajar, bukan tes tradisional, c) melibatkan ketrampilan
berpikir tingkat tinggi dan mencakup pengetahuan yang luas, d) menyadarkan siswa tentang apa
yang harus dikerjakannya akan dinilai, e) merupakan alat penilaian dengan latar standar
(standard setting), bukan alat penilaian yang distandarisasikan, f) berpusat pada siswa (student
centered) dan g) dapat menilai siswa yang berbeda kemampuan, gaya belajar dan latar belakang
kulturalnya.
Kegiatan pembelajaran dalam asesmen otentik dilakukan dengan merubah menjadi
bentuk kinerja. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas, antara lain tugas melakukan
percobaan, tugas proyek, merancang, problem solving, membuat ilustrasi, demontrasi, simulai,
presentasi, dan observasi (Custer dalam Aloysius, 2010).

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


23
2. Langkah-langkah Penyusunan Asesmen Otentik
Secara garis besar ada tiga langkah yang dapat dilakukan dalam melaksanakan asesmen
otentik, yaitu:
1. Memperjelas kinerja yang akan dinilai. Untuk itu diperlukan beberapa pertanyaan, antara
lain tujuan belajar apa yang akan dinilai, apa saja dimensi tujuan yang akan dinilai,
apakah menilai proses, hasil, atau keduannya. Semua itu harus jelas sebelum melakukan
asesmen.
2. Menetapkan bagian atau tugas yang dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran. Untuk itu perlu dikemukakan beberapa pertanyaan yang relevan,
yaitu tugas apa yang cocok diberikan kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, apakah tugas tersebut bermakna bagi siswa, bagaimana langkah-
langkah dalam mengerjakannya, apakah tugas tersebut jelas bagi siswa, dan bagaimana
cara melakukan asesmennya.
3. Mengembangkan rubrik penyekoran atau rubrik penilaian. Untuk itu, dapat dikemukakan
beberapa pertanyaan, kriteria yang perlu ada untuk menilai tujuan pembelajaran, pada
tingkatan apa yang paling tepat digunakan pada tiap kriteria, jenis penyekoran yang
bagaimana yang paling tepat digunakan, dan bagaimana melakukan penilaian secara
efektif dan efisien. Rubrik adalah salah satu komponen dari asesmen autentik

3. Aplikasi Asesmen Otentik


Aplikasi asesmen otentik dilakukan bersamaan dengan rancangan pembelajarannya yang
berupa pembelajaran kinerja (antara lain tugas percobaan, simulasi, atau dan persentasi).
Langkah-langkah asesmen otentik dapat dilakukan sebagai berikut.
• Kemukakan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai (sesuaikan dengan kompetensi).
• Kemukakan kegiatan pembelajaran atau tugas yang paling tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran (misalnya melalui tugas percobaan, simulasi, observasi, diskusi, atau dan
persentasi).
• Uraikan langkah-langkah pembelajaran inti dan tugas yang harus dikerjakan siswa. Misalnya
dengan urutan (1) guru menyajikan materi pelajaran kepada siswa; (2) guru memberi tugas
kepada masing-masing siswa untuk melakukan kegiatan dan melaporkan hasilnya; (3) dengan
dipandu oleh guru, siswa melakukan kegiatan yang telah ditentukan dan melaporkan hasilnya;

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


24
(4) guru bersama siswa membahas laporan dan menyimpulkan yang benar; dan (5) guru
memberikan asesmen atas kegiatan atau dan hasil kerja siswa.
• Sebutkan komponen apa saja yang akan dinilai untuk mencapai tujuan pembelajaran (proses
atau hasil, atau keduanya) (misal: proses kerja di laboratorium, kemampuan presentasi,
kualitas laporan, kualitas produk), dan bagaimana cara asesmennya (menggunakan rubrik).
• Bagaimana bentuk asesmen yang digunakan, asesmen yang digunakan, cara melakukan
asesmen, dan cara penyekoran.

Deskriptor Skor Melakukan Percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan

Kemampuan Indikator Skor


A. Mengopasikan alat pada percobaan gerak lurus beraturan • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
B. Mengukur panjang pita hasil dari percobaan gerak lurus beraturan • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
C. Menghitung waktu berdasarkan panjang pita dari hasil percobaan. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
D. Membuat grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) dan jarak terhadap • Sangat mampu 4
waktu (S-t) • Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
E. Ketepatan memasukkan data pada 25able • Sangat tepat 4
• Tepat 3
• Kurang tepat 2
• Sangat tepat 1

Skor Indikator Komponen


4 Sangat mampu • Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dikerjakan dengan baik, benar
dan cepat.
3 Mampu • Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dikerjakan dengan baik dan
benar tetapi memerlukan waktu yang lama.
2 Kurang mampu • Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dikerjakan dengan baik dan
benar, tetapi masih memerlukan bantuan dari kelompok lain.
1 Tidak mampu • Semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa masih memerlukan
bantuan dari kelompok lain dan guru.
 
 
Skor akhir =  
 100
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
25
Kegiatan Belajar 5
Asesmen Portofolio (Portfolio Assessments)

1. Uraian Materi
Menurut Marhaeni (2008) asesmen portofolio adalah suatu prosedur pengumpulan
informasi mengenai perkembangan dan kemampuan siswa, dimana pengumpulan informasi
tersebut dilakukan secara formal dengan menggunakan kriteria tertentu, untuk tujuan
pengambilan keputusan terhadap status siswa. Hal ini menunjukkan bahwa portofolio adalah
pengumpulan informasi tentang usaha, kemajuan, dan prestasi siswa pada jangka waktu tertentu
melalui dokumentasi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.
Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan
kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Penilaian fortofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu
periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan
dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Dengan demikian, portofolio dapat memperhatikan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi,
gambar/tulisan, peta/denah, desain, paper, laporan observasi, laporan penyelidikan, laporan
penelitian, laporan eksperimen, synopsis, naskah pidato/kotbah, naskah drama, komposisi music,
teks lagu.
Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas
pertanyaan guru, catatan hasil obsevasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa,
laporan kegiatan siswa dan karangan yang dibuat siswa.
Rusoni (2009) data yang diperlukan dalam asesmen portofolio diantaranya sebagai
berikut. Pertama catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk
kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman
kejadiaannya. Kedua, ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
26
perkembangan yang hendak dicapai siswa. Ketiga skala penilaian yang mencatat isyarat
kemajuan perkembangan siswa. Keempat, respon-respon siswa terhadap pertanyaan. Kelima
hasil tes dan tugas yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran
dilakukan, misalnya tes hasil belajar, PR, LKS, atau dan laporan kegiatan lapangan. Pernyataan
ini menunjukkan bahwa portofolio disusun oleh guru atas perkembangan siswa berdasarkan
tujuan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
Oleh karena itu asesmen portofolio dapat disusun oleh siswa (sebagai evaluasi diri siswa)
atau disusun oleh guru atau bahkan gabungan antara yang disusun oleh siswa dengan yang
disusun oleh guru. Dengan portofolio gabungan ini akan menjadi lengkap, siswa melakukan
pengumpulan terhadap hasil karya terbaiknya, sedang guru melakukan pengumpulan terhadap
proses perkembangan siswa.

2. Pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah.


Menurut Asep Jihad (2009), hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman
dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara laian:
1) Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri. Guru melakukan penelitian
atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut
merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.
2) Saling percaya antara guru dan peserta didik.
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling
memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan
baik.
3) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik.
Keberhasilan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan
baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi
dampak negatif.
4) Milik bersama antara guru dan peserta didik.
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta
didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus
meningkatkan kemampuannnya.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


27
5) Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan
peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
6) Keseuaian, hasil karya yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi
yang tercantum dalam kurikulum.
7) Penilaian proses dan hasil.
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya
diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
8) Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat
utama penilaian ini sebagai diagnostic yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan
dan kekurangan peserta didik.
3. Teknik Penilaian Portofolio
Menurut Asep Jihad (2009), teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Jelaskan kepada peserat didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan
kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi
digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat
mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat.
Portofolio antara peserta didik yang satu dengan yang lain bisa sama bisa berbeda.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga
dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5) Tentukan criteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik
sebelum mereka membuat karyanya.
6) Meminta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing
peserta didik, bagaimana cara menilai dengam memberi keterangan tentang kelebihan dan
kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


28
7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi
kesempatan untuk memperbaikinya.
8) Jawalkan pertemuan untuk membahas portofolio.

Contoh penilaian Portofolio diadaptasi dari Asep Jihad (2009)


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu : 1 semester
Nama siswa : ………………….. Kelas : X/I

Kriteria
Standar kompetensi/
No. Periode Tata Kosa Kelengkapan Sistematika Ket
Kompetensi dasar
bahasa kata gagasan penulisan
1 Menulis karangan 30/7
deskriptif 10/8
Dtsnya
2 Membuat resensi 1/9
buku 30/9
10/10
dst
Diadaptasi dari Asep Jihad .(2009). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Press.

Skor untuk setiap criteria menggunakan skala penilaian 0 – 10, atau 0 -100. Semakin baik hasil
yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan
diisi dengan catatan dari guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


29
Rangkuman

Asesmen merupakan suatu proses yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pembelajaran.
Asesmen merupakan kegiatan guru yangberkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa yang mengikuti
proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan data dan informasi yang akurat sebagai dasar
pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama proses pembelajaran dikumpulkan
menggunakan instrumen dan prosedur penilaian kompetensi atau indikator yang akan dinilia.
Asesmen dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan instrumen, pengumpulan
informasi yang menunjukkan sejumlah bukti pencapaian kompetensi, pengolahan data, dan
pengguaan informasi hasil belajar siswa. Asesemen dilakukan secara komprehensif baik dari
alat, teknik/cara, maupun substansi kompetensi yang dicapai siswa.
Ada beberapa metode asesmen dalam pembelajaran yang dapat digunakan, antara lain
asesmen respon soal pilihan ganda, asesmen respon soal uraian, asesmen otentik, dan asesmen
portofolio. Beberapa langkah dalam penyusunan asesmen respon pilihan ganda dan uraian antara
lain penyusunan soal, telaah, ujicoba, analisis, dan perbaikan. Penyusunan soal perlu didasarkan
pada rambu-rambu dan tingkat ranah yang akan dicapai. Tingkat ranah untuk siswa SMK
hendaknya porsi terbesar pada tingkat ranah C4 dan perlu segera ditinggalkan tingkat ranah C5
dalam asesmen. Agar penguasaan siswa dapat ditingkatkan dan memberi hasil yang lebih
bermakna bagi siswa, maka dapat digunakan model asesmen otentik. Asesmen portofolio dapat
memberi informasi lebih lengkap tentang perkembangan dan kinerja siswa dalam jangka waktu
tertentu.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


30
Latihan

1. Latihan Pengembangan Asesmen Pembelajaran


Sebagai latihan dalam pengembangan asesmen pembelajaran, berikut ini diberikan tugas
untuk membuat soal pilihan ganda dan merancang asesmen otentik.
a. Buatlah satu soal pilihan ganda (4 alternatif pilihan) tingkat C3 berdasar rambu-rambu
penyusunan soal pilihan ganda, untuk mata pelajaran (diklat) yang Saudara ampu.
b. Buatlah satu soal uraian tingkat ranah C4 berdasar rambu-rambu penyusunan soal uraian,
untuk mata pelajaran (diklat) yang Saudara ampu.
c. Rancanglah asesmen otentik dan rubrik penilaian untuk mata pelajaran yang Saudara
ampu!

2. Evaluasi
Evalusi dilakukan untuk mengetahui penguasaan peserta didik atas materi yang telah
disajikan, sekaligus untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran
dilakukan melalui dua cara, yaitu (1) kuis lesan (jawaban singkat lesan); dan (2) hasil
pengembangan asesmen pembelajaran.
Pertanyaan kuis lesan adalah (a) apa yang dimasud dengan asesmen?, (b) apa manfaat
asesmen dalam pembelajaran bagi siswa?, (c) apa manfaat asesmen dalam pembelajaran bagi
guru?, (d) sebutkan jenis asesmen nontes?, (e) alat dan cara asesmen yang baik yang
bagaimana?, (f) apa yang dimaksud dengan ranah kognitif tingkat C2?, (g) apa yang dimaksud
dengan ranah kognitif tingkat C3?, (h) bilamana soal pilihan ganda lebih tepat digunakan?, (i)
bilamana soal uraian lebih tepat digunakan?, (j) sebutkan ketentuan penyusunan soal pilihan
ganda?, (k) dilihat dari taraf kesukaran, soal yang baik yang bagaimana?, (l) alternatif pilihan
ganda yang menyesatkan yang bagaimana?, (m) apa yang dimaksud dengan asesmen otentik?,
(n) apa kelebihan asesmen otentik dari asesmen tradisional?, dan (o) apa yang dimaksud dengan
asesmen portofolio?

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


31
Tugas pengembangan asesmen disajikan pada bagian praktik pengembangan asesmen
pembelajaran.

a. Praktik Pengembangan Asesmen Pembelajaran


Peserta didik secara individu diminta untuk mengerjakan tugas berikut ini dan setelah
selesai hasilnya dikumpulkan untuk diperiksa dan diberi balikan. Tugas tidak boleh disengaja
sama, bila diketahui sama dinggap salah. Untuk mengerjakan tugas ini gunakanlah lembar kerja
pengembangan asesmen yang telah disediakan pada bagian akhir buku ini. Adapun tugasnya
sebagai berikut.
1. Buatlah masing-masing satu soal pilihan ganda (4 alternatif pilihan) tingkat ranah (C3),
berdasar rambu-rambu penyusunan instrumen soal pilihan ganda, untuk mata pelajaran
(diklat) yang Saudara ampu! (bobot 25%)
2. Buatlah masing-masing satu soal uraian disertai dengan kunci jawaban, untuk soal tingkat
ranah (C4), berdasar rambu-rambu penyusunan instrumen soal uraian, untuk mata pelajaran
(diklat) yang Saudara ampu! (bobot 25%)
3. Rancanglah asesmen otentik untuk mata pelajaran yang Saudara ampu yang mengalami kasus
kesulitan dalam penguasaan, disertai dengan rubrik asesmennya. (bobot 50%)

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


32
Daftar Pustaka

Aloysius, D.C.A. 2010. Asesmen Autentik. Malang: Kementerian Pendidikan Nasional,


Universitas Negeri Malang, Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 15.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan:Edisi revisi. Jakata: Bumi Aksara

Asep Jihad, Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakara: Multi Pressindo.

Marhaeni, A. A. I. N. 2008. Asesmen Otentik dalam Pembelajaran Tematik di SD Kelas Awal.


Makalah Disampaikan pada Pelatihan Pembelajaran Tematik bagi Guru SD di Kabupaten
Karangasem Tanggal 10--12 Desember 2008.

Rusoni, E. 2009. Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika. (Online)(
http://new325.blogspot.com/2009/05/portofolio-dan-paradigma-baru-dalam.html) diakses
12 April 2011.

Sutrisno. 2011. Modul Pengembangan Asesmen Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri


Malang, Panitian Sertifikasi Guru PSG Rayon 15.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


33
Lampiran-lampiran

Lampiran 1: KUNCI JAWABAN


a. Kunci Jawaban Kuis Lisan
Kunci jawabannya adalah (a) proses pengumpulan informasi tentang hasil pembelajaran; (b)
mengetahui kompetensi dan prestasi, serta meningkatkan motivasi belajar siswa; (c)
mengetahui hasil dan kesulitan belajar siswa, kualitas pembelajaran, dan ketercapaian
kurikulum; (d) pemberian tugas dan observasi; (e) valid dan reliable; (f) menjelaskan
menggunakan kata-kata sendiri; (g) mengaplikasikan konsep, model, formula pada kondisi
baru; (h) bila pesertanya banyak, diperlukan koreksi cepat, waktu menyusun soal tersedia
lama; (i) bila jumlah peserta sedikit, waktu koreksi tersedia lama, waktu menyusun soal
sempit; (j) tidak ada petunjuk jawaban benar dari soal lain dan semua pilihan jawaban
memungkinkan untuk berfungsi dengan baik; (k) mempunyai taraf kesukaran sedang; (l)
jumlah kelompok siswa yang belajar memilih alternatif yang salah lebih besar daripada yang
tidak belajar; (m) asesmen melalui kinerja yang bermakna bagi siswa; (n) Menggunakan
berpikir tingkat tinggi, terbuka, penerapan pengetahuan, dan lebih bermakna bagi siswa; dan
(o) pengumpulan informasi mengenai perkembangan dan kemampuan siswa melalui dokumen
jangka waktu tertentu

b. Kunci jawaban latihan pengembangan asesmen pembelajaran


Nama peserta : …………….
Mata pelajaran yang diampu: Konstruksi Baja/Kelas : XI
1) Soal Pilihan Pilihan Ganda Tingkat Ranah C3
Suatu batang baja mendapat mendapat beban seperti gambar berikut.

Bila penampang potongan I-I = tinggi 20 cm dan tebal 2 cm,


5 ton maka tegangan yang terjadi pada potongan I-I adalah:
25 cm A. 125 kg/cm2 D. 1250 kg/cm2
B. 12,5 kg/cm2 E. 125 kg/mm2

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


34
2) Soal Uraian Tingkat ranah C4
Dalam era global saat ini antar SMK terjadi persaingan untuk meningkatkan daya saing
lulusannya memasuki dunia kerja, beberapa fakta yang muncul menunjukkan beberapa
persoalan masih rendahnya kompetensi lulusan. Saudara sebagai kepala SMK, buatlah
analisis untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Jawaban: Sekolah perlu mengadakana perbaikan pembelajaran dan peningkatan jumlah sarana
pembelajaran, perlu jaringan kerja sama dengan dunia usaha dan industri untuk magang
siswa.

3) Rancangan Asesmen Otentik


Contoh kasus: Penguasaan siswa SMK Kelompok Teknologi terhadap kemampuan fisika
rendah. Menurut Joko Sutrisno direktur SMK, kesadaran akan pentingnya fisika bagi siswa
SMK memang sedikit terlambat. Banyak dunia industri yang mengeluhkan penguasaan fisika
peserta didik SMK lemah. Pembelajaran yang dilakukan selama ini dengan metode ceramah,
tanya-jawab dan asesmen menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian berkisar pada
ranah tingkat ingatan. Lakukanlah rencana perbaikan pembelajaran dan asesmen agar
penguasaan siswa lebih baik.

Penyelesaian kasus dapat dilakukan sebagai berikut.


a. Kegiatan pembelajaran berbasis konstruktivistik yang dipilih untuk mencapai tujuan
tujuan pembelajaran, yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subyek
pembelajaran.
b. Langkah-langkah pembelajaran: (1) guru menyajikan materi pembelajaran siswa; (2)
guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk melakukan melakukan
eksperimen dan melaporkan hasil observasi; (3) dengan bantuan minimal dari guru,
siswa melakukan siswa percobaan; (4) siswa secara berkelompok melakukan presentasi
hasil percobaanya; dan (5) guru memberikan asesmen atas kegiatan presentasi siswa.
c. Komponen yang akan dinilai untuk mencapai tujuan adalah kognitif. Instrumen yang
digunakan dalam asesmen adalah bentuk rubrik dengan empat tingkatan.
d. Bentuk rubrik yang digunakan adalah rubrik asesmen proses observasi dan rubrik hasil
laporan, sebagai berikut.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


35
Sekolah : SMK ……………….. Kelas/smt : …….
Materi :

Skor Jumlah
No. Kel Nama Nilai
A B C D skor
1. I
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

jumlahskor
Nilai = x100
16

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


36
Rubrik Penilaian Kognifif

Kemapuan Indikator Skor

A. Mampu memformulasikan jarak (S) pada GLB • Sangat mampu 4


sesuai grafik. • Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
B. Menjelaskan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
C. Menjelaskan grafik kecepatan terhadap waktu (S-t) • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
D. Menjelaskan kesimpulan dari hasil percobaan • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1

Rubrik Penilaian Kognitif

Skor Indikator Komponen


4 Sangat mampu • Siswa dapat menjelaskan indikator-indikator di atas
dengan benar dan tepat.
3 Mampu • Siswa dapat menjelaskan indikator-indikator di atas
dengan benar dan tepat, tetapi masih perlu bantuan
penjelasan dari siswa lain.
2 Kurang mampu • Siswa kurang dapat menjelaskan indikator-indikator
di atas secara benar, sehingga perlu bantuan
penjelasan dari siswa lain dan guru.
1 Tidak mampu • Siswa tidak dapat menjelaskan sama sekali
menjelaskan indikator-indikator di atas. Sehingga
perlu bantuan penjelasan dari siswa lain dan guru.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


37
Rubrik Penilaian Praktikum

Kemampuan Indikator Skor


A. Mengopasikan alat pada percobaan gerak lurus • Sangat mampu 4
beraturan • Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
B. Mengukur panjang pita hasil dari percobaan • Sangat mampu 4
gerak lurus beraturan • Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
C. Menghitung waktu berdasarkan panjang pita • Sangat mampu 4
dari hasil percobaan. • Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
D. Membuat grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) • Sangat mampu 4
dan jarak terhadap waktu (S-t) • Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1

Rubrik Penilaian Psikomotorik

Skor Indikator Komponen

4 Sangat mampu • Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dikerjakan


dengan baik, benar dan cepat.
3 Mampu • Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dikerjakan
dengan baik dan benar tetapi memerlukan waktu yang
lama.
2 Kurang • Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dikerjakan
mampu dengan baik dan benar, tetapi masih memerlukan
bantuan dari kelompok lain.
1 Tidak mampu • Semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa masih
memerlukan bantuan dari kelompok lain dan guru.

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


38
Lampiarn 2: LEMBAR KERJA PRINSIP-PRINSIP ASESMEN DAN PEMANFATAANYA

Nama Peserta: ……………………… Nomor: …………………….. …. Rombel: ………………


Mata pelajaran yang diampu: ……………………………………………………………………..

A. Soal Pilihan Ganda


Buatlah masing-masing satu soal pilihan ganda (5 alternatif pilihan) pada tingkat ranah (C2),
dan (C3), untuk mata pelajaran (diklat) yang Saudara ampu!

1. Soal Tingkat C2
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

2. Soal Tingkat C3
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


39
B. Soal Uraian
Buatlah masing-masing satu soal uraian disertai dengan kunci jawaban pada tingkat ranah a(C3)
dan (C4), untuk mata pelajaran (diklat) yang Saudara ampu!

1. Soal Tingkat C3
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
2. Soal Tingkat C4
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


40
C. Asesmen Otentik
Rancanglah asesmen otentik untuk mata pelajaran yang sulit untuk dikuasai siswa yang
Saudara ampu dan disertai rubrik penilaianya.

1. Nama mata pelajaran dan kelas:


………………………………………………………………..
2. Deskripsi kasus capaian kompetensi/penguasaan siswa rendah:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
4. Kegiatan pembelajaran berbasis kinerja yang dipilih untuk mencapai tujuan:
………………………………………………………………………………………………
5. Langkah-langkah pembelajaran:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
6. Komponen yang akan dinilai untuk mencapai tujuan:
………………………………………………………………………………………………
Instrumen yang digunakan dalam asesmen adalah model rubrik dengan empat tingkatan .

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


41
7. Bentuk rubrik yang digunakan adalah rubrik asesmen proses dan rubrik asesmen hasil,
sebagai berikut.

Sekolah : SMK ……………….. Kelas/smt : …….


Materi :

Skor Jumlah
No. Kel Nama Nilai
A B C D skor

jumlahskor
Nilai = x100
16

Rubrik Penilaian Kognifif


PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
42
Kemapuan Indikator Skor

A. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
B. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
C. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
D. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1

Rubrik Penilaian Kognitif

Skor Indikator Komponen

4 Sangat mampu •

3 Mampu •

2 Kurang mampu •

1 Tidak mampu •

Rubrik Penilaian Praktikum

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


43
Kemampuan Indikator Skor

A. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
B. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
C. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1
D. • Sangat mampu 4
• Mampu 3
• Kurang mampu 2
• Tidak mampu 1

Rubrik Penilaian Praktikum

Skor Indikator Komponen

4 Sangat mampu •

3 Mampu •

2 Kurang mampu •

1 Tidak mampu •

Penyekoran Praktik Pengembangan Asesmen


No Komponen Bobot (%) Skor No Komponen Bobot (%) Skor
1 Soal Pilihan ganda 3 Asesmen Otentik
Tingkat C2 10 Kasus dan langkah- 20
Tingkat C3 15 langkah
2 Soal Uraian Rubrik proses 20
Tingkat C3 10 Rubrik hasil 10
Tingkat C4 15 Jumlah skor nomor 1, 2, 3 100

PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang


44

Anda mungkin juga menyukai