Disusun Oleh
KELOMPOK C2-2
Nama Anggota Kelompok:
Dewi Anggraini Nurjanah 131713143047
Defi Lutpiana 131713143048
Yuliati Nur Hidayah 131713143049
Ni Kadek Dwi Kristiani 131713143010
Desy Mustika Anggraini 131713143011
Sri Puastiningsih 131713143050
Novia Ardiyanti 131713143051
Nur Jazilah Hemadiyan, S.Kep 131713143052
Nourma Aulia Ulfa, S.Kep 131713143053
Indah Fatma Sari, S.Kep 131713143054
Febrina Putri Raoef, S.Kep 131713143055
A’ida Fitriyah, S.Kep 131713143056
Febyana Dwi Cahyanti, S.Kep 131713143057
Ratih Pravitasari, S.Kep 131713143012
Yunita Fauziah, S.Kep 131713143058
ini, perilaku kekerasan dapat di lakukan secara verbal di arahkan pada diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam
dua bentuk yaitu perilaku kekrasan saat sedang berlangsung atau perilaku
baik pada diri sendiri orang lain maupun lingkungan secara verbal maupun
nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis
dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang
lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol.
WHO (2013) menyatakan lebih dari 450 juta orang dewasa secara global
diperkirakan mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah itu hanya kurang dari
Indonesia lebih dari 28 juta orang dengan kategori gangguan jiwa ringan
14,3% dan 17% atau 1000 orang menderita gangguan jiwa berat. Di banding
rasio dunia yang hanya satu per mil, masyarakat Indonesia yang telah
mengalami gangguan jiwa ringan sampai berat telah mencapai 18,5% (Depkes
RI, 2009).
kerjasama antara perawat dengan pasien, keluarga dan atau masyarakat untuk
jadwal kegiatan yang telah dibuat dan akan dievaluasi oleh perawat pada
pasien sudah melakukan kegiatan tetapi belum sempurna dan dengan bantuan
pasien dapat melaksanakan dengan baik, tergantung, jika pasien sama sekali
isolasi sosial: menarik diri di Ruang Sejahtera RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
1.2 RumusanMasalah
perilaku kekerasan?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
ini, perilaku kekerasan dapat di lakukan secara verbal di arahkan pada diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan.Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua
baik pada diri sendiri orang lain maupun lingkungan secara verbal maupun
nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis
dimana melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada
dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah
2.2 Penyebab
a. Faktor Predisposisi
yang dijelaskan oleh Towsend (1996 dalam Purba dkk, 2008) adalah:
1) Teori Biologik
terhadap perilaku:
a) Neurobiologik
b) Biokimia
atau flight yang dikenalkan oleh Selye dalam teorinya tentang respons
terhadap stress.
c) Genetik
d) Gangguan Otak
2) Teori Psikologik
a) Teori Psikoanalitik
diri.
b) Teori Pembelajaran
biasanya orang tua mereka sendiri. Contoh peran tersebut ditiru karena
meniru pola perilaku guru, teman, dan orang lain. Individu yang
c) Teori Sosiokultural
b. Faktor Presipitasi
ekonomi.
perubahan tahap
(Keliat, 1997).
b. Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak
orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk
kehilangan kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya
a. Fisik
b. Verbal
verbal atau fisik, mengumpat dengan kata-kata kotor, suara keras, dan
ketus
c. Perilaku
d. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan
e. Intelektual
f. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
g. Sosial
h. Perhatian
stresor eksternal bisa berasal dari lingkungan, ledekan cacian, dan makian.
Hal tersebut akan mengakibatkan gangguan pada sistem individu. Dan hal
2.8 Penatalaksanaan
Menurut Stuart dan Laria (2005) manajemen perilaku kekerasan terdiri dari 3
strategi, diantaranya:
gerak.
2.9 Fase
a. Triggering incidents
Beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu agresi antara laian: provokasi,
harapan yang tidak terpenuhi. Pada fase ini klien dan keluarga baru
datang.
b. Escalation phase
c. Crisis point
escalation gagal mencapai tujuannya. Pada fase ini klien sudah melakukan
tindakan kekerasan.
d. Settling phase
Mungkin masih ada rasa cemas dan marah dan berisiko kembali ke fase
awal.
Klien pada fase ini mungkin mengalami kecemasan dan depresi dan
2) Pandangan tajam
4) Mengepalkan tangan
5) Jalan mondar-mandir
6) Bicara kasar
b. Diagnosa keperawatan
lingkungan
2) Tujuan khusus:
dilakukan
dilakukan
perilaku kekerasan
d. Intervensi
marah, tanda dan gejala yang dirasakan, apa yang dilakukan, akibat
kekerasan secara fisik dan verbal atau sosial). Latihan beribadah dan
dengan obat (bantu klien minum obat secara teratur dengan prinsip 5
2) Tindakan keperawatan:
GAMBARAN KASUS
Aniaya Fisik √ 23 th - - - -
Aniaya Seksual - - - - - -
Penolakan - - - - - -
Kekerasan dalam - - - - - -
Keluarga
Tindakan criminal - - - - - -
Jelaskan no 1,2,3 :
- pasien pernah mengalami gangguan jiwa pada saat SMA kelas 3 usia
16 tahun karena tidak bisa mengerjakan ujian nasional Commented [L1]: Jelaskan gejala yang muncul saat itu
- Pasien pertama kali sakit saat SMA, karena tidak bias mengerjakan
ujian nasional, saat itu MRS di BDH lalu kontrol tidak sampai setahun
karena merasa sudah sembuh.
- pasien pernah memukul ibu dan suami jika ytidak menuruti
keinginannya
- √ Commented [L2]: Tambahkan pengobatan pasien
3.4 FISIK
1. Tanda vital : TD:120/80 Nadi:82x/menit Suhu:36,4oC
RR:18x/menit
2. Ukur : TB:155 BB : 60 kg
3. Keluhan fisik: Ya √ Tidak
Jelaskan : Tidak ada kelainan pada kepala, leher, dada, ekstremitas
atas dan bawah
Keterangan
: Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Serumah
: Pasien
: Dekat dengan pasien
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : pasien mengatakan mensyukuri dengan semua anggota
tubuhnya
b. Identitas : pasien sudah menikah
c. Peran : pasien mengatakan sebagai istri dan sebagai anak ke 2 dari
orang tuanya
d. Ideal diri : pasien mengatakan ingin mempunyai anak
e. Harga diri :pasien mengatakan tidak berguna karena gagal mempunyai
seorang anak yang dinginkan Commented [L3]: Tambahkan repsonny
Masalah Keperawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : pasien mengatakan paling dekat dengan ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: pasien mengatakan
setip hari harus selalu bersama ibunya dan jarang bersama orang sekitar
rumahnya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: pasien selalu tidak sabar
dalam hal apapun, keinginan selalu harus terpenuhi
4. Spiritual:
a. Nilai dan keyakinan : pasien mengatakan tidak ada kendala dalam
beribadah
b. Kegiatan beribadah : pasien melakukan tidak melakukan ibadah
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan Commented [L4]: Tambahkan jika todak beribadah knp tdak
ada masalah?
Biasanya
Jelaskan: penampilan pasien rapi, rambut disisir setiap hari, pakaian yang
digunakan sesuai dan rapi pasien juga memakai sandal ketika jalan
Memulai
pembicaraan
3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Jelaskan : pasien tidak ada masalah motorik, pasien selalu aktif mengikuti
kegiatan tetapi harus didampingi oleh ibunya atau oleh suaminya
4. Alam Perasaan:
5. Afek:
Waham:
Masalah keperawatan: Resiko terapi rejimen terapetik tidak efektif Commented [L5]: Tidak nyambung
Makanan √ Pakaian √
Keamanan √ Transportasi √
Perawatan kesehatan √
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan Commented [L6]: Semua ya tpi kok tdak ada masalah?
2. Kegiatan sehari-hari
a. Perawatan diri
Bantuan minimal Bantuan Total
Mandi √
BAB/BAK √
Kebersihan √
Ganti Pakaian √
Makan
√
b. Nutrisi
Apakah klien puas dengan pola makan klien √ Ya Tidak
Jika ya, jelaskan alasannya: klien makan selalu dikamar bersama ibunya
c. Tidur
Ya Tidak
Jelaskan: klien sering kali marah bila apa yang diinginkan tidak dituruti
Koping Obat-obatan
Perilaku Kekerasan
POHON MASALAH
Perilaku Kekerasan
Core problem (CP)
Resiko
Penatalaksanaan rejimen
terapeutik inefektif
Causa
Kurang Pengetahuan
1. Perilaku Kekerasan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR
RSUD DR SOETOMO SURABAYA
PEMBAHASAN
Pada tanggal 06 januari 2018, Ny. P datang bersama ibu dan suami, pasien
tampak gelisah, tidak bisa menahan keinginan bila sudah terlintas dipikirannya.
Bila tidak dituruti Ny. P memukul ibu, suami dan pamannya, marah-marah dan
teriak-teriak. Pada saat di wawancara Ny. P berkali-berkali keluar masuk ruangan,
dirumah tidak ada perubahan satu minggu ini. Dengan informed consent ibu,
pasien di fiksasi mekanik dan injeksi haloperidol 1 amp im, keluarga setuju untuk
MRS. Fiksasi mekanik dan kimiawi dilakukan karena Ny. P menunjukkan gejala-
gejala perilaku kekerasan.
Pada saat pengkajian tanggal 9 Januari 2018 Ny. P tidak banyak bicara,
menjawab seperlunya dan kontak mata kurang. Ny. P menunjukkan gejala-gejala
seperti merasa tidak aman berada bersama orang lain, menjawab pertanyaan
dengan pelan dan singkat (hanya "ya" dan "tidak"), berpikir sesuatu menurut
pikirannya sendiri, apatis, tidak merawat diri dan kontak mata klien kurang. Klien
sering terlihat memukul ibunya bila keinginannya tidak dituruti, emosi klien
terlihat sering berubah-ubah. Hal-hal tersebut menunjukkan terjadinya perilaku
kekerasan yang dialami Ny.P. Faktor predisposisi perilaku kekerasan pada Ny. P
salah satunya disebabkan oleh stressor psikologi berupa kecemasan menghadapi
ujian nasional yang dialami klien saat SMA. Saat itu pasien berteriak-teriak
sehingga keluarga membawa pasien MRS di BDH. Selain itu terdapat faktor
presipitasi eksternal berupa kehilangan orang yang dicintai karena pasien pernah
mengalami keguguran anak pertama (meninggal di dalam kandungan) pada bulan
Desember 2017.
PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari pembahasan
kasus Ny.P dengan diagnosa keperawatan perilaku kekerasan di ruang Jiwa
Sejahtera RSUD.Dr. Soetomo Surabaya.
5.1 Kesimpulan
Perilaku kekerasan merupakan respon dan perilaku manusia untuk
merusak dan berkonotasi sebagai agresi fisik yang dilakukan seseorang
terhadap orang lain atau sesuatu (Vinick, 2011). Respon ini dipengaruhi oleh
penilaian terhadap situasi, penerimaan lingkungan, kognisi dan komunikasi
stress, sehingga apabila lingkungan diinterpretasikan sebagai bermusuhan
maka akan berespon bermusuhan dan menyebabkan timbulnya perilaku
agresif kekerasan (Hidayati, 2011).
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
SETIAP HARI
I. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien : (Penampilan, pakaian, apa yang dilakukan klien)
Pasien berpenampilan rapi, dengan mengenakan baju lengan pendek
dan celana selutut, saat ini pasien sedang duduk didepan ruangannya
bersama dengan ibunya.
b. Diagnosa keperawatan : resiko perilaku kekerasan
c. Tujuan khusus : membina hubungan saling percaya
d. Tindakan keperawatan :
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Menyebutkan nama perawat
3. Menjelaskan maksud dan tujuan interaksi
4. Membuat kontrak (topik, waktu dan tempat) dengan klien
II. PROSES TINDAKAN KEPERAWATAN
A. ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “selamat siang mbak, saya boleh duduk
disini?”
2. Evaluasi
3. Kontrak :
a. Topik : “Apakah mbak tidak keberatan mengobrol dengan
saya?”
b. Waktu : “kita mengobrol kurang lebih 10 menit”
c. Tempat : “biar enak ngobrolnya, mbak mau dimana
tempatnya?”
B. KERJA
1. “perkenalkan nama Nurjazilan Hemadiyan, biasanya dipanggil
Diyan”
2. “saya mahasiswa dari unair, magang disini selama 2 minggu”
3. “kalau boleh tau nama lengkap mbak siapa? Dan biasanya
dipanggil siapa?”
4. “mbak P, apakah hari ini ada yang dikeluhkan? Badan ada yang
sakit?”
5. “mbak P, tau ini berada dimana? Siapa yang membawa mbak P
kesini?”
6. “disini ditemani oleh siapa saja mbak P? Mbak P asli dari mana?”
7. “mbak P berapa bersaudara? Tinggal serumah dengan siapa?”
C. TERMINASI
1. Evaluasi (evaluasiresponsklienterhadaptindakankeperawatan)
Subyektif : “setelah bercakap-cakap dengan saya, bagaimana
perasaan mbak P?”
Obyektif : “tadi kan sudah berkenalan dengan saya, coba mbak P
sebutkan lagi siapa nama saya?
2. Tindaklanjut (PR untukklien)
“baiklah karena waktunya sudah habis, kita sudahi pertemuan kali
ini ya mbak P”
3. Kontrak yang akandatang :
a. Topik : “ besok kita akan mengobrol tentang alasan mbak
P dirawat disini”
b. Waktu: “ tidak lama cukup 10 menit seperti hari ini, jam 3
sore ya?”
c. Tempat: “mbak P ingin mengobrol dimana besok?
Bagaimana kalau di gazebo? Baik mbak sampai bertemu
besok, saya permisi dulu”
Lampiran 2
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
SETIAP HARI
I. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien : (Penampilan, pakaian, apa yang dilakukan klien)
Pasien berpenampilan rapi, tampak baru saja selesai mandi dan
mengenakan kaos pendek dan celana panjang tipis , saat ini pasien
sedang duduk didekat gazebo
b. Diagnosa keperawatan : resiko perilaku kekerasan
c. Tujuan khusus : membina hubungan saling percaya
d. Tindakan keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Beri kesempatan klien untuk menceritakan mbakalahnya
3. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaanya
4. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
II. PROSES TINDAKAN KEPERAWATAN
A. ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “selamat sore mbak, saya boleh duduk
disini?”
2. Evaluasi (Pertemuansebelumnya):“ bagaimana perasaan mbak
P hari ini? apakah mbak P sore ini sudah mandi dan sholat?
Kemaren tidur berapa jam?
3. Kontrak :
a. Topik : “hari ini kita akan mengobrol tentang alasan mbak
P di rawat disini?”
b. Waktu : “ sama seperti kemarin kita mengobrol kurang
lebih 10 menit”
c. Tempat : “biar enak ngobrolnya, mbak mau dimana
tempatnya?”
B. KERJA
1. Mbak P apakah masih ingat nama saya?
2. Apakah mbak masih ingat mengapa mbak sampai dirawat
disini?
3. Jadi penyebabnya mengapa mbak sampai dirawat disini ya?
4. Apakah selama disini perasaan marah itu kembail muncul?
C. TERMINASI
1. Evaluasi (evaluasi respons klien terhadap tindakan
keperawatan)
Subyektif : “saya senang karena mbak P mau menceritakan
mengapa mbak P sampai dirawat disini, bagaimana perasaan
mbak P setelah kita bercakap-cakap tadi?”
Obyektif : “coba sebutkan lagi penyebab mbak dirawat
disini?”
2. Tindak lanjut (PR untuk klien)
“baiklah waktu kita sudah habis, kita sudahi pertemuan kali ini
ya mbak P, jangan lupa diingat penyebab mbak P sampai
dirawat disini”
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : “ besok kita akan mengobrol tentang penyebab
perasaan marah mbak P”
b. Waktu: “ tidak lama cukup 10 menit seperti hari ini, jam 10
pagi ya?”
c. Tempat: “mbak P ingin mengobrol dimana besok?
Bagaimana kalau di gazebo? Baik mbak sampai bertemu
besok, saya permisi dulu”
Lampiran 3
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
SETIAP HARI
I. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien : (Penampilan, pakaian, apa yang dilakukan klien)
Pasien berpenampilan rapi, tampak berkeringat, pasien
mengenakan kaos pendek dan trining, pasien selesai melakukan
senam pagi kemudian duduk di ruang makan
b. Diagnosa keperawatan : resiko perilaku kekerasan
c. Tujuan khusus : mendiskusikan bersama pasien penyebab
perilaku kekerasaan
d. Tindakan keperawatan :
1. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaanya
2. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan
marah
II. PROSES TINDAKAN KEPERAWATAN
A. ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “selamat pagi mbak P, habis olahraga ya
mbak kok berkeringat gitu?”
2. Evaluasi (Pertemuan sebelumnya):“ bagaimana perasaan mbak
P hari ini? Masih ingat kenapa mbak P dirawat disini? Tolong
ceritakan kembali.
3. Kontrak :
d. Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan
tantang hal-hal penyebab mbak P marah?”
e. Waktu : “waktunya seperti biasa 10 menit ya mbak P?
Bagaimana?”
f. Tempat : “Dimana tempat yang menurut mbak P cocok
untuk berbincang-bincang?”
B. KERJA
1. Apakah yang membuat mbak P marah-marah?
2. Apakah ada yang membuat mbak P kesal?
3. Apakah mbak P sebelumnya pernah marah?
4. Apa penyebabnya? Apa sama dengan yang sekarang?
5. Baiklah jadi ada 2 penyebab mbak P marah ya?
C. TERMINASI
1. Evaluasi (evaluasi respons klien terhadap tindakan
keperawatan)
Subyektif : “saya senang karena mbak P mau menceritakan
mengapa penyebab mbak P marah, bagaimana perasaan mbak P
setelah kita bercakap-cakap tadi??”
Obyektif : “coba sebutkan lagi penyebab yang membuat mbak
P marah?”
2. Tindak lanjut (PR untuk klien)
“baiklah waktu kita sudah habis, nanti coba mbak P ingat lagi
penyebab marah yang belum kita bicarakan”
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : “ besok kita berbincang-bincang lagi ya mbak P,
nanti kita akan membicarakan tanda dan gejala marah yang
dialami mbak P.”
b. Waktu: “ Jam berapa besok? Bagaimana kalau jam 10:00
selama 15 menit, mbak P setuju?”
c. Tempat: “Bagaimana kalau besok berbincang-bincang di
kursi depan ruangan mbak P?”
Lampiran 4
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
SETIAP HARI
Hari/ Tanggal : Jumat/ 12 Januari 2018
Waktu : 10:00
Pertemuan ke- : 4 (TUK 3,4,5)
I. PROSES KEPERAWATAN.
a. Kondisi klien : (Penampilan, pakaian, apa yang dilakukanklien)
Pasien berpenampilan rapi, tampak berkeringat, pasien
mengenakan kaos pendek dan trining, pasien sedang duduk
b. Diagnosa keperawatan : resiko perilaku kekerasan
c. Tujuan khusus :
TUK 3: klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku
kekerasan
TUK4: klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
TUK5: klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
d. Tindakan keperawatan :
TUK 3:
1. Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
2. Mendiskusikan tanda dan gejala perilakukekerasan secara
psikologis
3. Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
sosial
TUK 4: diskusikan bersama klien perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan pada saat marah secara:
1. Verbal
2. Terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
TUK 5: mendiskusikan dengan klien akibat dari perilakunya
I. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien : (Penampilan, pakaian, apa yang dilakukan klien)
Pasien berpenampilan rapi, pasien mengenakan babydol, saat ini
pasien sedang duduk di ruang makan.
b. Diagnosa keperawatan : resiko perilaku kekerasan
c. Tujuan khusus : klien mengetahui cara mengontrol marah
yang sehat.
d. Tindakan keperawatan :
1. Secara fisik, misalnya pukul kasur dan bantal, tarik napas
dalam
2. Sosial/verbal, yaitu dengan menyampaikan marah dengan
cara berbicara yang baik
3. Secara spiritual, misalnya sholat atau berdoa sesuai dengan
keyakinan.
II. PROSES TINDAKAN KEPERAWATAN
A. ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “selamat pagi mbak P, dari pagi melakukan
kegiatan apa saja?”
2. Evaluasi (Pertemuan sebelumnya):“ bagaimana perasaan mbak
P hari ini? bagaimana dengan tanda dan gejala, cara marah dan
akibat marah mbak P ada tambahan?.
a. Kontrak :
b. Topik : “mbak P ingat apa yang akan kita bicarakan hari
ini? Benar kita akan membahas cara mengontrol marah”
c. Waktu : “mau berapa lama mbak? 15 menit ya?
d. Tempat : “mau berbincang dimana mbak? Iya disini saja?
B. KERJA
1. Mbak P tau ada berapa cara marah yang sehat? Hari ini kita
pelajari 3 cara
2. Kita mulai bicarakan cara mengontrol marah sehat secara
fisik seperti nafas dalam atau dengan cara memukul bantal.
3. Cara mengontrol marah yang sehat kedua adalah secara
sosial/verbal yaitu dengan menyampaikan marah dengan
cara berbicara yang baik.
4. Cara marah yang sehat yang ketiga adalah secara spiritual
yaitu dengan sholat atau berdoa sesuai dengan keyakinan
5. Apakah mbak P sudah paham?
6. Coba sebutkan lagi cara marah yang sehat yang sudah kita
pelajari bersama tadi.
C. TERMINASI
1. Evaluasi (evaluasi respons klien terhadap tindakan
keperawatan)
Subyektif : “bagaimana perasaan mbak P setelah kita pelajari
cara marah yang sehat?”
Obyektif : “coba sebutkan apa yang sudah kita pelajari tadi
2. Tindak lanjut (PR untuk klien)
“baiklah waktu kita sudah habis, nanti coba mbak P ingat lagi
cara marah yang sehat ya?”
3. Kontrak yang akandatang :
a. Topik : “ besok kita akan belajar cara mengontrol marah
ya?.”
b. Waktu: “ Jam berapa besok? Bagaimana kalau jam
11?selama 15 menit ya?”
c. Tempat: “di gazoba ya mbak? Sampai besok
Lampiran 6
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
SETIAP HARI
I. PROSES KEPERAWATAN
a) Kondisi klien : (Penampilan, pakaian, apa yang dilakukan klien)
Pasien berpenampilan rapi, tidak berbau, baju sesuai, pasien sedang
duduk bersama dengan ibunya
K: Selamat Siang.
P: Tetap tersenyum
kemudian duduk
disamping K
K:menatap P dengan
sinis
P: Perkenalkan nama P: Kontak mata K mulai mempercayai P P merasa bahwa K harus Perkenalan diharapkan
sayaNurjazilan bersahabat, dan dengan mau berkenalan diberikan penjelasan dapat meningkatkan
Hemadian mengulurkan tangan tentang kedatangan P hubungan saling percaya
biasadipanggil Diyan, untuk berjabat tangan.
saya mahasiswa
K: menoleh seedikit ke
Fakultas Keperawatan
arah P dan menjabat
Universitas Airlangga,
tangan P.
selama 2 minggu
kedepan saya praktek
disini, kalau mbak
siapa namanya?
P: Kontak mata,
memperhatikan K.
K: Nama saya P.
K: menjawab dengan
suara yang pelan dan
tatapan mata mengarah
ke tembok.
P: mbak P, kalau tidak P: tetap tersenyum, K menunjukkan P memulai pembecaraan Kontrak awal sangat
keberatan bisakah kita memperhatikan K, kesediaannya untuk dengan K disertai penting dalam interaksi
cerita-cerita sebentar dengan sikap terbuka terbuka dan berinteraksi kontrak terlebih dahulu untuk menunjang
sekitar 10 menit? hubungan saling percaya
K: iya.
K: menatap ke arah P
K: menundukkan kepala
K: disini saja.
P: tersenyum dan
menatap K
P: jadi hari ini kita akan
membicarakan apa
yang di rasakan oleh
mbak P.
P: mas P, saya praktek P: tersenyum dan K Tidak merasa keberatan Perawat berusaha Menjelaskan tujuan
disini setiap hari selama menggunakan nada dengan permintaan P menjelaskan tujuan sangat penting untuk
2 minggu dari jam suara sedang tapi kedatangannya. mendapat persetujuan
07:00-14:00. Nanti kita jelas dari K
akan sama-sama
K: mendengarkan dan
membahas masalah
menatap ke arah
yang mbak P rasakan.
tembok
Mudah-mudahan saya
dapat membantu
mengatasi masalahnya,
untuk itu saya sangat
berharap mbak P mau
menceritakan masalah
dan apa yang dirasakan
atau dipikirkan
sekarang ini, biar saya
tahu. Saya akan
menjaga kerahasiaan.
Apakah mas A setuju?
K: iya.
P: menoleh kearah K
sambil tersenyum
K: menatap tembok.
P: mbak P, bagaimana P: tetap tersenyum dan K mau mengungkapkan Perawat berusaha Eksplorasi perasaan klien
perasaanya hari ini, mempertahankan apa yang ia rasakan mengeksplorasi apa penting untuk
apakah semalam tidurnya kontak mata kepada P. yang dirasakan K. mengetahui apa yang
nyenyak atau tidak? dirasakan klien.
K: menoleh ke arah P
K: iya.
P: memperhatikan K
P: bisakah mbak P cerita, P: sikap terbuka, dan K tampak terbuka dan mau P menggali alasan Daya ingat pasien dapat
mulanya kenapa sampai sambil mengungkapkan kronologi masuk K dan menggali dikaji dengan
mbak P dibawa ke rumah memperhatikan K K masuk ke RS daya ingat K menanyakan data-data
sakit? pasien yang sederhana
K: mendengarkan P dan
menoleh sedikit ke
arah P
K: saya marah2. P: mempertahankan
kontak mata dan
mendengarkan apa
yang di alami K
K: ekspresi datar
P: Jadi sebab mbak P P: tersenyum dan Klien memahami apa yang P menyadari bahwa K Klien sepakat untuk
sampai kerumah sakit mempertahankan disampaikan perawat dan mulai lelah dan kontrak selanjutnya , hal
karena marah-marah kontak mata berespon untuk mengahiri kontrak, ini menunjukkan adanya
dirumah. Baiklah mungkin mengakhiri interaksi kemudian membuat hubungan saling percaya.
K: tampak lelah dan
mbak P mau beristirahat dengan baik. kontrak baru untuk
mengantuk
dan makan, pertemuan kita pertemuan selanjutnya
cukup dulu, besok kita
lanjutkan pembicaraan kita
sekitar jam 10:00, tentang
mengapa sampai mbak P
bisa marah-marah.
P: mendengarkan
Bagaimana apakah mbak jawaban K dan
setuju? melihat ke arah K
K: menganganggukan
kepala
K: iya sus.
P: tersenyum sambil
menjabat tangan K dan
mulai berdiri