net/publication/321527001
CITATIONS READS
0 7,714
1 author:
Miftah Syarif
Universitas Islam Riau
20 PUBLICATIONS 13 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Analisis Tingkat Pengetahuan Desa Sei Petai Kec. Kampar Kiri Hilir Kab. Kampar terhadap Penyelenggaraan Jenazah. View project
All content following this page was uploaded by Miftah Syarif on 05 December 2017.
41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-
banyaknya.
42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.
BERKAH adalah salah satu kata --selain salam dan rahmat-- yang terkandung
dalam salam Islam --Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh. Semoga
keselamatan, rahmat Allah, dan keberkahan selalu menyertai Anda (kalian).
Kata berkah juga termasuk dalam doa kita kepada yang menikah: baarokalloohu
lakuma.... Semoga keberkahan Allah untuk kalian berdua (pasangan pengantin).
Pengertian Berkah
Menurut bahasa, berkah --berasal dari bahasa Arab: barokah ()البركة,
artinya nikmat (Kamus Al-Munawwir, 1997:78). Istilah lain berkah dalam bahasa
Arab adalah mubarak dan tabaruk.
Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah memiliki
dua arti: (1) tumbuh, berkembang, atau bertambah; dan (2) kebaikan yang
berkesinambungan. Menurut Imam Nawawi, asal makna berkah ialah “kebaikan
yang banyak dan abadi”.
1
Dalam Al-Qur`an kata berkah (barakah) hadir dengan beberapa makna, di
antaranya: kelanggengan kebaikan, banyak, dan bertambahnya kebaikan. Al-
Quran sendiri merupakan berkah bagi manusia sebagaimana firman-Nya:
"Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang
mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” (QS. Shaad: 29).
Berkah dalam arti kebaikan, keselamatan, dan kesejahteraan tercantum dalam ayat berikut
ini:
"Berkumpullah kalian atas makanan dan sebutlah nama Allah, maka Allah akan
memberikan keberkahan pada kalian di dalamnya." (HR. Abu Daud)
"Ya Allah, berkahilah umatku yang (bersemangat ) di pagi harinya." (HR. Abu Daud).
“Penjual dan pembeli itu diberi pilihan selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya
jujur dan menjelaskan (kondisi barangnya), maka keduanya diberkahi dalam jual belinya.
Namun bila keduanya menyembunyikan dan berdusta, maka akan dihilangkan keberkahan
jual beli keduanya.” (HR. Bukhari-Muslim).
2
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
3
rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan
organ kewanitaan.
Manfaat pada gerakan lain, tentu juga tidak kalah baiknya bagi kesehatan tubuh.
Logikanya, semakin sering shalat dilakukan semakin baik kesehatan kita. Dengan
kata lain, kewajiban shalat ini sejatinya adalah perintah yang Allah berikan kepada
kita untuk memenuhi kebutuhan jiwa raga manusia itu sendiri. Dengan kata lain,
siapa enggan shalat apalagi tidak mau shalat, maka kerugiannya sangat luar
biasa.
Sedekah. Sedekah ini empirisnya terkesan mengurangi aset atau harta. Tapi,
hakikatnya tidak. Contoh, seorang ibu yang merelakan 100 persen daya potensi
dan waktunya untuk mendidik anak-anaknya, hampir pasti akan memiliki anak
yang cerdas, kuat dan insha Allah sholeh dan sholehah. Bandingkan dengan
seorang ibu yang tidak memberikan 100 persen daya potensi dan waktunya
kepada putra-putrinya.
Demikian pula dengan sedekah. Sedekah itu mengurangi nominal atau angka,
tetapi menambah pada sisi lainnya, yang pada akhirnya akan berimbas pada
penambahan nominal itu sendiri. Abdurrahman bin Auf memang banyak
mengeluarkan sedekah, tetapi sedekah itu pula yang membuatnya kwalahan
menerima keuntungan dalam bisnis yang dijalaninya.
Oleh karena itu, tidak salah jika belakangan muncul istilah Giving is
Receiving (memberi itu hakikatnya menerima). Toh, dalam Al-Qur‟an, satu
sedekah atau infaq Allah janjikan balasan hingga 700 kali lipat (QS. Al-Baqarah
[2]: 261). Tentu semua mensyaratkan keikhlasan dan kebeningan hati dan
keseuaian dengan tuntunan Nabi.
Memberi Maaf. Terluka, sakit hati, setiap orang rasanya pasti pernah mengalami
ini. Tetapi, memelihara dendam ilustrasinya sama dengan orang yang menyimpan
bau busuk di lemari pribadinya. Mustahil kan orang mau melakukan itu?
Tetapi, dendam tidak sama dengan bau busuk. Kebanyakan orang yang enggan
berpikir dan mengedepankan egonya, lebih memilih dendam daripada iman.
Akhirnya tidak mau memaafkan, bahkan kalau bisa cari cara gimana caranya bisa
balas dendam.
Tetapi, bagaimanapun Islam tidak menghendaki umatnya menjadi pendendam.
Dalam soal ini, kita patut bercermin kepada Nabi Yusuf Alayhissalam. Beliau
mengalami derita luar biasa karena sifat iri, dengki dan hasad saudara-
saudaranya. Tetapi, kala Nabi Yusuf menjadi orang dan saudara-saudaranya
datang dalam kondisi tak berdaya, beliau memaafkan mereka yang pernah
menganiaya dan menyengsarakan kehidupan beliau.
Dia (Yusuf) berkata: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan
Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para
penyayang” (QS. Yusuf [12]: 92).
Kita bisa lihat, apa pengakuan Allah terhadap sikap Nabi Yusuf yang jantan
memberi maaf itu? Allah menyebut kisah beliau sebagai sebaik-baik kisah dari
sejarah kehidupan umat manusia yang pernah ada di muka bumi ini.
Tentu, masih banyak amalan lain yang penting yang juga merupakan bagian dari
manivestasi takwa dalam kehidupan dan keseharian kita, yang jika diamalkan
tidak saja akan mendatangkan manfaat baik bagi jiwa dan raga, tetapi juga
4
pengakuan dari Allah Ta‟ala sendiri yang mencptakan kita ini. Oleh karena itu,
selayaknya hidup ini kita orientasikan untuk menjadi pribadi yang membangun
keluarga dan masyarakat yang bertakwa.*
Hakikat ibadah
Ibnu At-Taimiyah berkata: “Ma‟na ashal dari kata ibadah adalah tunduk.
Sedangkan ibadah yang diperintahkan oleh syari‟at adalah perpaduan antara
ketaatan sempurna dan kecintaan yang penuh.”
Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah bekata: “Ibadah adalah gabungan antara ketaatan
yang penuh dan cinta yang sempurna.”
Maka yang taat kepada Allah swt. tapi tidak cinta kepada-Nya maka ia belum
dikatakan beribadah.
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik.” (At-Taubah :24).
Dan yang mencintai Allah tapi tidak taat kepada-Nya, maka ia belum dikatakan
beribadah kepada Allah. swt.
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Ali „Imran:31).