Anda di halaman 1dari 2

Profil PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

PT Indocement Tunggal Prakarsa pertama kali didirikan pada tahun 1975, berupa
sebuah pabrik semen Indocement di kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Pada awalnya,
Indocement memiliki total 8 pabrik yang dioperasikan oleh 6 perusahaan yang berbeda dan
PT Indocement Tunggal Prakarsa didirikan untuk melebur keenam perusahaan tersebut di
bawah satu manajemen terpadu. Dengan demikian, semua saham ekuitas perusahaan akan
diakuisi oleh Indocement melalui penerbitan sahamnya sendiri. PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. mulai pertama kali mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode INTP pada
tahun 1989. Hingga saat ini, entitas induk terakhir Perseroan adalah HeidelbergCement AG di
Jerman.
Dalam perkembangannya, untuk terus mengantisipasi pertumbuhan pasar, Indocement
menambah jumlah pabriknya hingga berjumlah 13 pabrik dengan total kapasitas produksi
tahunan sebesar 24,9 juta ton semen. Secara struktur korporasi, saat ini Perseroan mempunyai
lima entitas anak pemilikan langsung dan 12 entitas anak pemilikan tidak langsung.
Keseluruhan struktur ini bergerak dalam berbagai bidang usaha, meliputi pabrikasi dan
penjualan semen sebagai usaha inti, beton siap-pakai, tambang agregat dan trass. Selain itu
juga Perseroan juga memiliki pendukung kegiatan usaha (seperti pelayaran, investasi,
penyediaan tenaga kerja, dan pengelola aset non-produktif) dan entitas asosiasi lain, yaitu
pengelolaan Kawasan Industri di Kompleks Pabrik Citeureup dan penambangan tanah liat
dan batu kapur.

(Referensi: http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/, diakses 8


Maret 2019)

Pembahasan MVA
Berdasarkan perhitungan, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. menghasilkan nilai
MVA yang positif pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp 30.552.265,16 juta. Nilai MVA yang
positif berarti nilai perusahaan lebih besar daripada modal yang diinvestikan.
Hal ini kemungkinan bisa disebabkan oleh:
1. Nilai pasar perusahaan yang lebih besar daripada nilai bukunya
2. Perusahaan memiliki banyak jumlah saham beredar.
3. Pasar menghargai saham perusahaan yang beredar lebih tinggi, sehingga terdapat
kenaikan harga di pasar dari harga yang sebenarnya.

Pembahasan EVA
Berdasarkan perhitungan, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. menghasilkan nilai
EVA yang positif pada tahun 2016, yaitu sebesar Rp 953.997,97 juta. Hal ini kemungkinan
dikarenakan laba yang diperoleh perusahaan dari kegiatan operasi lebih besar daripada modal
operasi dan biaya modal perusahaan setelah dipotong pajak. Dalam kondisi ini, pemegang
saham bisa mendapatkan pengembalian yang lebih besar daripada yang telah ditanamkan
untuk pendekatan bagi penciptaan nilai setiap tahunnya.

Hubungan MVA dan EVA


Perusahaan dengan nilai EVA yang positif akan juga menghasilkan nilai MVA yang
positif. Hal ini karena nilai EVA yang naik akan menjadikan naiknya nilai MVA. Nilai MVA
menggambarkan kinerja keuangan perusahaan secara eksternal, yang dapat dengan mudah
berubah apabila terjadi penjualan saham baru. Sementara, nilai riil perusahaan maupun
kinerja manajemen tidak dapat dinilai secara langsung dari semua hal tersebut. Untuk itu,
dibutuhkan nilai lain yang dapat menggambarkan seberapa besar peranan manajemen yang
sebenarnya dalam kenaikan nilai perusahaan, yang dinilai dengan EVA. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa dengan naiknya kinerja manajemen secara langsung (dinilai dengan
EVA) akan meningkatkan penilaian kinerja perusahaan di pasar (yang dinilai dengan MVA).
Perusahaan yang berhasil menciptakan nilai tambah bagi pemilik modal menunjukkan
bahwa perusahaan dapat konsisten dengan tujuan manajemen yaitu menambah kekayaan
pemilik modal.

Anda mungkin juga menyukai