Jinayah
Jinayah
JARIMAH QADZAF
1. Ma’rifah (S20181025)
2. Silvia Yulianti (S20181027)
3. Nimas Habibah F.H (S20181030)
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Shalawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menuntun kita pada jalan kebaikan dan kebenaran berupa agama yang sempurna serta menjadi
rahmat bagi seluruh alam.
Makalah berjudul “Jarimah Qadzaf” ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Fiqih Jinayah dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan pembelajaran untuk menambah
ilmu serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan dan semaksimal mungkin dengan
dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu
kami ucapkan terimakasih pada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
tentu belum sempurna dan masih banyak kesahalan serta kekurangan. Maka dari itu kami
sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca
makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Fiqih Jinayah yang kami harapkan sebagai bahan
koreksi untuk kami kedepannya.
Tim Penyusun
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Persoalan menuduh seorang sebagai pemerkosa atau pezina adalah kesalahan yang
serius dalam Islam. Islam membuat kehormatan pada salah satu dari lima kebutuhan
dasar yang mesti dijaga dalam Islam. Manakala sesuatu tuduhan zina pada seseorang
tanpa barang bukti adalah salah satu dari tujuh dosa besar . Hal ini disebutkan dalam Al-
ع ِظي ٌم
َ ب َ اواأل َ ِخ َر ِة َولَ ُه ْم
ٌ َعذ ِ َت ا ْل ُمؤْ ِمن
َ ت لُ ِعنُ ْوافِى ال ُّد ْن َي ِ ت ا ْلغَ ِف َل َ ْأِنَّ الَّ ِذ ْينَ يَ ْر ُم ْونَ ا ْل ُمح
ِ َصن
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik , yang lengah lagi
beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat , dan bagi mereka
azab yang besar”.
Berkaitan dengan perbuatan ini , Nabi Muhammad SAW bersabdsa dalam hadits dari
Abu Hurairahyang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim juga agar kaum muslimin
sangat berhati-hati dalam melemparkan tuduhan keji atau tuduhan zina.Sehingga hukum
hududpun seharusnya ditinggalkan tanpa adanya bukti dan saksi yang sahih.
أدرؤالحدودبالشبهات
"Tinggalkanlah perkara hudud karena perkara-perkara yang syubhat atau yang masih
samar-samar”.
Oleh karena itu tidak ada siapapun yang boleh menuduh zina pada orang lain tanpa
mengemukakan 4 orang saksi laki-laki yang adil yang melihat dengan jelas kejadian zina
yang telah dilakukan , seperti ibarat mereka melihat bagaimana sebuah pena dimasukkan
kedalam tutupnya atau seperti sebuah timba yang jatuh dalam sumur. Barulah mereka
boleh dianggap saksi. Jika sekiranya hanya “berbaring diatas” tanpa dapat melihat yang
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
tidak benar.
Bila seseorang melemparkan tuduhan kepada seseorang melakukan zina dan dia yakin
akan tuduhannya itu dan untuk itu dia mampu mendatangkan empat orang saksi, maka
tuduhan itu tidak disebut qadzaf karena yang demikian berarti melaporkan terjadinya
perzinahan. Namun bila dia tidak mampu mendatangkan saksi yang dkehendaki tetapi
dia mengemukakan secara terbuka perzinahan itu, ucapannya itu adalah suatu
kebohongan atau yang disebut fitnah. Bila fitnah itu berkenaan dengan perbuatan lainnya,
tidak disebut qadzaf. Dengan begitu qadzaf itu lebih tepat disebut fitnah berbuat zina.
Perzinahan merupakan perbuatan yang memalukan dan termasuk dosa besar. Bila
perzinahan itu dilemparkan kepada seseorang secara fitnah berarti mendatangkan malu
besar atau penghinaan kepada seseorang yang dituduh.Perbuatan itu disebut merusak
harga diri seseorang yang dituduh. Harga diri itu termasuk sendi kehidupan manusia. Hal
itu disebut kejahatan yang dilarang Allah dan termasuk perbuatan maksiat yang diancam
Fitnah berarti menyampaikan ucapan yang tidak benar atau bohong yang dalam istilh
Al-Qur’an disebut قواللزول. Karena yang diucapkan itu berkenaan dengan perzinahan
yang memerlukan kesaksian , maka ucapan yang dilemparkan di sini berarti kesaksian
bohong, yang dalam istilah Al-Qur’an disebut شهادةالزول. Keduanya adalah perbuatan
yang dilarang yang tegas dan diancam pelakunya dengan ancaman tertentu. Oleh karena
3
Larangan mengucapkan ucapan bohong dapat dilihat dalam perintah Allah untuk
Ketidaksenangan Allah akan kesaksian palsu dapat dipahami dari pujian Allah
terhadap orang yang tidak pernah melakukan kesaksian palsu, sebagaimana terdapat
Segala bentuk ucapan palsu dan kesaksian palsu tentang orang lain termasuk
perbuatan maksiat. Khusus mengenai kesaksian palsu dan ucapan palsu berkenaan
dengan perbuatan zina termasuk maksiat yang lebih besar dan diancam dengan hukuman
Suatu tuduhan yang dilemparkan kepada seseorang disebut dengan qadzaf yang
a. Tuduhan yang dilemparkan kepada seseorang itu adalah perbuatan zina atau
meniadakan nasab atau hubungan keturunan. Hal ini mengandung arti bahwa tuduhan
selain dari berbuat zina atau tidak berkaitan dengan meniadakan nasab, tidak disebut
qadzaf. Yang disebut dengan meniadakan nasab disini ialah menolak adanya
hubungan nasab (keturunan) dengan seseorang seperti ucapan :”dia bukan ayahmu”.
Ucapan ini sama dengan ucapan “dia berbuat zina”. Ucapan yang dikemukakan itu
menggunakan lafadz yang jelas yang tidak dapat dipahami daripadanya kecuali
b. Orang yang dituduh berzina adalah seseorang yang muhson, dalam arti seseorang
muslim yang dewasa, berakal sehat dalam kehidupannya tidak pernah tersentuh oleh
4
perbuatan zina atau yang berdekatan dengan itu atau dalam istilah tidak pernah terlibat
dalam skandal seks. Hal ini mengandung arti bila yang dituduh adalah orang yang
biasanya terlibat dalam perzinahan atau biasa berbuat maksiat lainnya, ucapan ini
c. Adanya kesengajaan berbuat qadzaf ; yang ia tahu bahwa yang dituduhnya tidak
berbuat zina dan dia mengetahui pula bahwa apa yang diucapkannya itu adalah tidak
benar dan dengan ucapannya itu dia sengaja untuk mempermalukan orang yang
dituduh. Bila ucapan itu terlontar karena kesalahan ucapan , tidak disebut qadzaf.1
Syarat-syarat yang harus dipenuhi penuduh ada tiga, yaitu: berakal, baligh, dan atas
kemauan sendiri.Maka apabila ada orang gila , anak kecil atau terpaksa , menuduh zina
kepada seseorang maka ia tidak dikenakan had, karena Nabi SAW bersabda :
“Diangkat pena dari tiga (golongan) : Orang yang tidur sampai bangun, anak-anak
sampai baligh, dan orang gila sampai sembuh.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi pihak tertuduh:Ahli fiqih memberikan lima syarat
bagi pihak tertuduh, sebagai berikut:1) Islam ,2) Berakal, 3)Baligh, 4)Merdeka, 5) dan
1
Prof.Dr.Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta:Prenanda Media,2003),284.
5
Yang tegas (sharih) yaitu si penuduh secra tegas menggunakan kata “zina” seperti :
Hai orang yang berzina atau Hei anak orang yang berzina! Atau seperti orang yang tidak
ayahmu !.” Inipin termasuk kata-kata tegas menurut kesepakan Ulama’; bahwa
Adapun bentuk sindiran (kinayah) yaitu seperti seseorang berkata :Hai orang yang
fasik !Hai orang yang menyeleweng! Hai orang yang keji ! atau dikatakan: ia adalah
perempuan yang tidak pernah menolak tangan penyentuh. Kata-kata seperti ini tidak bisa
digolongkan sebagai menuduh berzina kecuali kalau dinyatakan juga bahwa maksudnya
adalah menuduh.
Kemudian bentuk yang semacam sindiran yang agak jauh (ta’ridh) yaitu seperti
seseorang berkata yang ditujukan seseorang: Aku bukan pezina ! Dalam hal ini ulama’
berbeda pendapat, apakah termasuk menuduh atau tidak, Menurut Imam Malik, termasuk
menuduh, sedang menurut Imam Syafi’i dan Abu Hanifah, tidak termasuk, kecuali
dituduh . Dengan semata adanya tuduhan dari pihak yang dikenai qadzaf tidak berarti
bahwa kejahatan qadzaf telah terbukti kebenarannya. Oleh karena sanksi yang akan
diberikan kepada pelaku qadzaf begitu berat, maka diperlukan usaha pembuktian.
a. Kesaksian dua orang saksi yang muslim, laki-laki dewasa dan berakal sehat, adil, kuat
orang yang disaksikan. Kesemua saksi secara langsung menyaksikan ucapan yang
2
Mu’mal Hamidy dan Imron A.Manan,Tafsir Ayat Ahkam Ash-Shabbuni, (Surabaya: PT Bina Ilmu,1993,139.
6
b. Pengakuan sendiri dari orang yang menuduh bahwa ia telah melemparkan tuduhannya
berbuat zina itu kepada yang dituduh dan ia sadar penuh dengan apa yang diakuinya
itu.
Penolakan sumpah toidak pernah melakukan penuduhan itu menjadi bukti bahwa dia
1. Hukuman pokok : yaitu dera sebanyak 80 kali dengan alat yang ditetapkan untuk itu
yaitu cambuk. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat an-Nur ayat 4:
2. Hukuman tambahan yaitu tidak dapat diterima kesaksiannya untuk selamanya dan
terhadap siapa saja .Hal ini berdasarkan kepada firman Allah sebagai lanjutan dari
hukumannya termasuk dalam dalam lingkup hudud, atau ancamannya telah ditetapkan
secara jelas dan pasti oleh Allah. Sebagaimana sifatnya kejahatan atas umum, maka
3
Prof.Dr.Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta:Prenanda Media,2003),287.
4
Prof.Dr.Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta:Prenanda Media,2003),289.
7
hukuman yang telah dinyatakan Allah tidak dapat diubah atau ditidakan oleh siapa saja.
Meskipun demikian ada pendapat mengatakan bahwa hukuman dapat ditiadakan dengan
adanya maaf dari pihak yang dituduh.Hal ini didasarkan kepada keadaan bahwa qadzaf
itu suatu kejahatan yang berkumpul padanya hak Allah dengan hak hamba dan hak
Meskipun kejahatan qadzaf tidak menerima maaf dalam pendapat kebanyakan ulama,
namun sebagaimana sifat umum dari suatu kejahatan yang dikategorikan kepada hudud,
hukuman dapat dihindarkan bila padanya dapat ditemukan unsur syubhat atau kesamaran.
Syubhat yang dapat menghindarkan hukuman terhadap pelaku qadzaf adalah sebagai
berikut:
a. Salah seorang atau kedua saksi yang dikemukakan dalam pembuktian hukuman zina
itu mencabut kembali kesaksiannya.Dalam arti bila kesaksiannya dicabut maka tidak
b. Yang dituduh berbuat zina telah mengakui sendiri perbuatannya. Dengan adanya
pengakuan ini berarti bahwa apa yang diucapkan oleh pelaku qadzaf adalah benar
dengan begitu dia tidak melakukan kejahatan qadzaf. Si pelaku bebas dari hukuman
dera dan sebaliknya orang yang dituduh dijatuhi hukuman dera atas perzinaan kalau
dia belum muhson atau rajam sampai mati kalau dia sudah berstatus muhsan ,
c. Pernyataan pihak yang yang dituduh bahwa saksi yang dikemukakannya adalah
bohong. Dengan begitu kesaksian tidak sah dan dan ancaman kejahatan qadzaf tidak
mungkin diberlakukan.
dikemukakan tidak memenuhi syarat sebagai saksi , dalam arti kesaksian batal.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Yang dimaksud dengan qadzaf ialah tuduhan kepada seseorang baik-baik, dengan
melekukan zina dan ia yakin dengan tuduhannya itu maka ia harus mendatangkan saksi
empat orang. Ada tiga syarat tuduhan yang tuduhannya dapat dikenakan hukuman yaitu:
Meskipun demikian ada pendapat mengatakan bahwa hukuman dapat ditiadakan dengan
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami sampaikan. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari
kata sempurna, kedepannya penuis akan lebih fokus dan detail dalam mejelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan.
9
Daftar Pustaka
10