Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemanan dan keselamatan bagi pengguna jasa ( customer ) menjadi prioritas
Penyelenggaraan usaha dewasa ini. Penyelenggaraan lingkungan kerja yang aman juga
merupakan kewajiban perusahaan yang tertuang dalam undang undang nomer 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja. Pelayanan dan operasional rumah sakit hendaknya juga tidak
mengabaikan aspek keamanan dan keselamatan diwujudkan salah satunya melalui kegiatan
manajemen resiko . Manajemen resiko menekankan pda keamanan dan keselamatan pasien,
pengunjung, dan kariawan yang pada hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama, baik
direksi, managemen, higga staff. Adanya jaminan keamanan dan keselamatan mencerminkan
kualitas pelayanan yang profesional sesuai dengan motto rumah sakit. Adapun jaminan
keselamatan dalam bekerja memastikan kelancaran operasional pelayanan rumah sakit dan
memudahkan karyawan dalam bekerja. Memproitaskan keamanan dan keselamatan berarti
mempertahankan loyalitas baik customer maupun karyawan yang harapanya akan
mempertahankan pula income yang continus bagi eksistensi rumah sakit.

Pelaksanaan monitoring yang selama ini dijalankan di rumah sakit berupa kegiatan
sporadic yang dilakukan unit unit tertentu. Karena kurangnya koordinasi unit unit pelaksana
monitoring tersebut maka sulit melakukan analisis kebutuhan maupun penentuan anggaran
yang sistematis. Sudah saatny rumah sakit membangun sistem monitoring dan evaluasi
keamanan dan keselamatan yang terintergasi dengan melibatkan unit kerja yang ada . sistem
monitoring dan evaluasi umumnya membutuhkan kordinasi agar dapat segara dilakukan
tindak lanjut juga untuk menjaga kesinambungan progam kerja antar unit. Adanya koordinasi
meminimalisir terjadinya over-lapping pekerjaan sehingga dengan demikian mendukung
perencanaan angaran yang sistematis. Penyelenggaraan monitoring lingkugan kerja selain
menjadi bagiandari proses managemen resiko untuk menjalankan fungsi pengawasan juga
diharapkan meningkatkan awareness ataunkewaspadaan karyawan pada umumnya
mengenai arti penting keamanan serta keslamatan.
B Definisi

1. Keamanan

Keadaan bebas dari bahaya yang berhubungan dengan kejahatan, segala bentuk
kecelakaan, dan lain lain.

2. Keselamatan

Kondisi atau kegiatan yang diselenggarakan untuk menghindari cedera ( injury),


penyakit ( disease), maupun kecelakaan ( accident),

3. Manajemen Resiko

Suatu proses dan struktur mengelola resiko yang ada di setiap kegiatan.
Manajemen resiko terkait erat dengan budaya, proses, dan struktur dalam
mengelola suattu resiko secara efektif dan terencana dalam suatu sistem
manajemen yang baik

4. Konsep Siklus Deming atau Siklus Plan-Do-Check-Action ( PDCA )

Siklus PDCA merupakan metode pendekatan managemen yang menitikberatkan


pada pekembangan berkesinambungan ( continous improvent ) dengan melibatkan
4 fase yaitu Plan ( perencanaan ), Do ( pelalaksanaan), Check ( pengawasan ),
Action ( tindakan lanjut ).

5. Fungsi Pengawasan

Upaya sistematis dalam bentuk pengamatan terus menerus untuk menetapkan


kinerja sesuai dengan perencanaan, merancang sistem umpan balik,
Membandingkan kinerja respon dengan standar yang telah di tentukan, dan
mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan

6. Monitoring lingkungan kerja

Satu atau sekelompok personel yang di tunjuk untuk melakukan pengawasan di


lingkungan sekitarnya dengan berjalan berkeliling serta memiliki kewenangan
untuk menerapkan tindakan korektif yang dibutuhkan saat itu

7. Petugas Patrol

Petugas yang ditunjuk melakukan patroli. Petugas patrol bertanggung jawab


melakukan tindakan primer berupa pencegahan , perlindungan, pemberian,
instruksi atau arahan, hingga pengamanan.
A. Tujuan

1 Tujuan umum

Sebagai implementasi progam manjemen resiko terutama fungsi pengawasan


( monitoring ) dan pemantauan kondisi keamanan dan keselamatan bagi
pasien, pengunjung, maupun karyawan

2 Tujuan Khusus

a. Mendeteksi dan mengidentifikasi dini adanya kondisi dan beresiko


dan berbahaya
b. Melakukan koordinasi antar unit kerja dalam upaya menerapkan
pengendalian resiko
c. Memberika rekomendasi keamanan dan keselamatan fasilitas,
pekerjaan lingkungan kepada direksi berdasarkan hasil pengendalian
dan penilaian resiko
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Upaya Keselamatan dan keamanan

Rumah sakit memastikan seluruh komponen rumah sakit baik pasien, staff dan
pengunjung terproteksi dan kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau akses
serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang dengan :

a. Menjamin keamanan, semua staf, pengunjung, vendor / perdagangan dan


lainya dirumah sakit diidentifikasi dan diberi tanda pengenal ( badge ) yang
sementara atau tetap atau langkah identifikasi Lin, juga seluruh area yang
seharusnya aman, seperti ruang perawatan bayi baru lahir, yang aman dan
di pantau..
b. Melaksanakan sosialisasi keselamatan dan keamanan kerja pad seluruh
karyawan dalam bentuk pelatihan, leaflet, poster, penyuluhan, dan lain-lain
c. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajibmematuhi ketentuan
dalam k3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ), dan termasuk penggunaan
alat pelindung diri ( APD ), serta selalu mengacu pada pencegahan dan
pengendalian infeksi

B. Konsep Manajemen Resiko

Resiko adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya peristiwa berbahaya pada


jangka waktu tertentu atau dalam keadaan tertentu dengan tingkat keparahan
cedera, kerusakan, dampak terhadap kesehatan manusia, responsi, lingkungan
atau kombinasi dari ini disebabkan oleh proses produksi

Manajemen resiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui menganalisis serta


mengendalikan resiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Manajemen resiko adalah
suatu pendekatan tersruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman dalam suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk : penilaian
resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan
pengelolaan sumber daya, tujuan utama manajemen resiko adalah menjamin
keamanan dan keselamatan.
Ada 3 elemen dasar pelaksanaan manajemen resiko, yaitu

a. Identifikasi hazard atau bahaya

Tujuan dari identifikasi bahaya adalah untuk menyoroti proses kerja


menimbulkan dampak signifikan terhadap kesehatan dan keselamatan
karyawan serta meyoroti bahaya yang berkaitan dengan peralatan, sumber
respon, kondisi atau kegiatan terntentu
b. Penilaian resiko ( risk asessment )
Penilaian resiko adalah penentuan kemungkinan dan keparahan kejadian
untuk menetukan besarnya dan prioritas bahaya yang sudah diidentifikasi. hal
ini dapat dilakukan dengan metode analisis kuantitatif kuantitatif , semi –
kuantitatif atau kualitatif- kuantitatif
c.

Anda mungkin juga menyukai